Anda di halaman 1dari 17

PEDAGOGIK TRANSFORMATIF

“MULTIPLE INTELLENGENCE”

MAKALAH

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pedagogik Transformatif

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dosen Pengampu : Yurdayanti M.Pd

Disusun oleh :

KELOMPOK 7

No Nama NIM
1 Jodi 180141434
2 Enno Dwi Putri 180141421
3 Agus somat 180141453

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis hanturkan kehadirat Allah SWT, sang
pemilik hati dan penguasa atas segala sesuatu, karena atas rahmat dan hidayah – nya jualah
makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang teramat mulia dan tetap
istiqomah. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pedagogik Transformatif.
Penulis sangat menyadari bahwa tanpa dukungan, bantuan serta dorongan dari berbagai
pihak baik dukungan moril maupun materil, makalah ini tidak akan pernah terwujud. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd selaku Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Muhammadiyah Bangka Belitung.
2. Ibu Yuanita, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Ibu Yurdayanti, M.pd Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pedagogik Transformatif.

Saya selaku penyusun sadar akan ketidak sempurnaan dan kekurangan dalam makalah
ini baik dalam hal sistem penyusunan maupun penyampaiannya. Oleh sebab itu saya sangat
berharap atas kritik dan saran yang membangun guna mengembangkan pengetahuan saya
sendiri dan penunjang lebih baik lagi untuk makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat untuk kita semua.

Pangkalanbaru, 8 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Masalah...................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Definisi Multiple Intellegences.............................................................3
B. Aspek Multiple Intellegences................................................................3
C. Ciri-Ciri Multiple Intelegensi................................................................6
D. Pembelajaran Yang Berbasis Mutiple Intelegences..............................7
E. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Multiple Intelegensi.....................9
F. Cara Mengembangkan Multiple Intellegences Pada Anak...................10
G. Program Pembelajaran Yang Mengakomodasi Perkembangan Multiple Intelegences
..............................................................................................................10
H. Pengaruh Intelengensi Terhadap Keberhasilan Peserta Didik..............11
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................13
B. Saran....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu.
Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi.
Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu
tugas atau pekerjaan. Menurut Dr. Thomas Amstrong, setiap anak dilahirkan dengan
membawa potensi yang memungkinkan mereka untuk menjadi cerdas. Sifat yang menjadi
bawaan itu antara lain : keingintahuan, daya eksplorasi terhadap lingkungan, spontanitas,
Teori kecerdasan ganda (multiple intelligences) memandang kecerdasan tidak hanya
berdasarkan kemampuan logika atau bahasa saja, namun memiliki kecerdasan-kecerdasan
lain yang selama ini tidak menjadi perhatian. Kecerdasan tidak dilihat sebagai berhasil
dengan baik mengerjakan tes atau mengingat sejumlah tugas tertentu, namun sebagai
kemampuan untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang berharga dalam
lingkungannya. Hal ini terjadi karena seperti yang diungkapkan oleh Kuhn (1962) bahwa : (a)
inteligensi bukanlah harga mati atau secara statis terberi saat lahir; (b) inteligensi dapat
dipelajari, diajarkan, dan ditingkatkan; serta (c) inteligensi merupakan suatu fenomena yang
bersifat multidimensional dan dapat muncul dalam berbagai tingkat dalam otak/ pikiran atau
sistem kebutuhan kita.
Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih
banyak dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan
siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman pendidik tentang karakteristik
individu. Muncul keluhan dari pendidik atau guru bahwa mereka merasa bahwa menjelakan
sejelas jelasnya tetapi ada saja anak didik yang tidak dapat memhami pelajaran dengan baik.
Setiap kali orang belajar pasti melibatkan pikirannya dan didalam pikiran tersebut ada
kecerdasan. Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa setiap individu
memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple
intelligences atau kecerdasan ganda. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahasnya di
dalam makalah ini yaitu tentang “kecerdasan ganda (multiple intelligences)”.

1
B . Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Multiple Intellegences ?
2. Bagaiamana Aspek Multiple Intellegences ?
3. Apa Saja Ciri-Ciri Multiple Intelegensi ?
4. Bagaimana Pembelajaran Yang Berbasis Mutiple Intelegences
5. Apa Saja Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Multiple Intelegensi ?
6. Bagaimana Cara Mengembangkan Multiple Intellegences Pada Anak ?
7. Apa Saja Program Pembelajaran Yang Mengakomodasi Perkembangan Multiple
Intelegences ?
8. Bagaimana Pengaruh Intelengensi Terhadap Keberhasilan Peserta Didik ?

C . Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Definisi Multiple Intellegences
2. Untuk Mengetahui Aspek Multiple Intellegences
3. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Multiple Intellegences
4. Untuk Mengetahui Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegences
5. Untuk Mengetahui Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Multiple Intelengences
6. Untuk Mengetahui Mengembangkan Multiple Intellegences Anak
7. Untuk Mengetahui Program Pembelajaran Yang Mengakomodasikan Perkembangan
Multiple Intellegences
8. Untuk Mengetahui Pengaruh Intelegensi Terhadap Keberhasilan Peserta Didik

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Multiple Intellegences
Kecerdasan anak dapat diperlihatkan lewat banyak cara baik itu melalui kata-kata,
angka, musik, gambar, kegiatan fisik (kemampuan motorik) atau lewat cara sosial-emosional.
Multiple Intellegence adalah teori kecerdasan majemuk yang dipaparkan oleh Howard
Gardner. Multiple Intellegence pada dasarnya adlaah sebuah konsep yang menujukan pada
kita bahwa potensi anak-anak khususnya jika dikaitkan dengan kecerdasan, ternyata banyak
sekali. Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir
logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru.
Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yaitu kecerdasan sebagai
suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran.
Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang
kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun
bertambah. Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi kita untuk
mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efisien.
Istilah multipel intelegensi atau multiple intelligences sering juga disebut kecerdasan
majemuk, atau kecerdasan ganda. Multiple intelegensi adalah kemampuan untuk
memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang efektif atau bernilai dalam satu
latar belakang budaya tertentu. Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada satu masalah, ia
memiliki sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai dengan
konteksnya. Sama seperti Ornstein, Gardner menyebutkan bahwa intelegensi seseorang
terdiri dari intelegensi bahasa atau linguistic, logis matematis, visual spasial, kinestetik,
interpersonal, intrapersonal, musical, dan naturalis. (Purwanto. 1990)

B. Aspek Multiple Intellegence


Menurut Sterberg (1996) Gardner mengajukan 9 inteligensi yang masing-masing
intelegensi berdiri sendiri, bukan sebagai satu kesatuan tunggal. Gardner (dalam Flanagan et
al (1997) mengejukan 9 intelegensi, meliputi:
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik (Verbal-Linguistik Intelligence)
Gardner (1983) mengemukakan bahwa kecerdasan verbal-linguistik adalah
kemempuan menggunakan bahasa untuk menyatakan gagasan tentang dirinya dan
memehami orang lain serta untuk mempelajari kata-kata baru atau bahasa lain.
Seseorang yang memiliki kecerdasan verbal-linguistik yang menonjol memiliki

3
kepekaan pada buny, struktur, makna, fungs kata, dan bahasa. Mereka memiliki
kemempuan yang baik dalam membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, atau
berdebat ( Slavin, 2000). Siswa yang memiliki inteligensi linguistik tinggi senang
mengekspresikan diri dengan bahasa, biasanya nilai bahasanya lebih baik
dibandingkan dengan teman-temannya yang lain.
2. Kecerdasan Logika Matematis ( logical mathematical intelligence)
Kecerdasan logika matematis adalah kemempuan untuk memehami dasar-
dasar operasional yang berhubungan dengan angka dan prinsip-prinsip serta kepekaan
melihat pla dan hubungan sebab akibat serta pengaruh (Gardner, 1983). Kecerdasan
logika matematis berkatan erat dengan cara berfikir deduktif dan induktif, numerasi,
dan pola-pola berfikr abstrak. Anak yang dominan pada kecerdasan logika metematis
memiliki kecenderungan untuk menyukai segala hal yang berhubungan dengan pola
fikir menggunakan logika dan analisis serta hal-hal yang berkatan dengan matematika
seperti angka, pola-pola, mengklasifikasikan dan lain-lain.
3. Kecerdasan Spasial-Visual (Spatial Intelligence)
Gardner (1983) menyatakan bahwa kecerdasan spasial adalah kemampuan untuk
membentuk suatu gambaran mental tentang tata ruang atau menghadirkan dunia
mengenai ruang secara internal dalam pikirannya (mind). Orang yang memiliki
kecerdasan jenis ini cenderung berfikir dalam atau dengan gambar dan cenderung
mudah belajar melalu sajian-sajian visual seperti flm, gambar, video, dan peragaan
yang menggunakan model dan slide. Mereka gemar menggambar, melukis, atau
mengukir gagasan-gagasan yang ada di kepala dan sering menyajkan suasana serta
perasaan hatinya melalui seni.
4. Kecerdasan Kinestetis Jasmani ( Bodily Kinesthetic Intelligence)
Kecerdasan kinestetis jasmani adalah kemempuan menggunakan seluruh
tubuh dan kmpnennya untuk memecahkan permasalahan, membuat suasana atau
menggunakan beberapa macam produksi, dan kordinasi anggota tubuhdan fikran
untuk menyempurnakan penampilan fisik (Gardner, 1983). Siswa yang mempunyai
inteligens gerak-badani biasanya suka menari, olahraga, dan suka bergerak.
5. Kecerdasan Musikal ( Musical Intelligence)
Kecerdasan musikal merupakan kemepuan untuk mendengar dan mengenali
pola, mengingat dan bereaksi sesuai dengan musik yang didengar, serta menghasilkan
musik dengan intonasi suara, irama, dan warna nada. Kecerdasan musikal mencakup
kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempresepsi ( misal

4
penikmat musik), membedakan (kritikus musik), mengubah ( komposer), dan
mengekspresikan (penyanyi).
6. Kecerdasan Intrapersonal ( Intrapersonal Intelligence)
Inteligensi Intrapersonal adalah pengnalan diri. Kecerdasan intrapersonal
menurut Gardner merupakan kemampuan memahami hal-hal yang berkaitan dengan
perasaan-perasaan yang ada pada diri sendiri, seperti perasaan senang ataupun sedih,
apa yang dapat ia lakukan, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana ia bereaksi terhadap
hal-hal tertentu, hal-hal yang mana perlu dihindari, dan hal-hal yang mana yang
didekati.
7. Kecerdasan Interpersonal (Naturalis Intelligence)
Kecerdasan interpersnal merupakan kemampuan melihat dan memaham
perbedaan mood, temperamen, motivasi, dan hasrat rang lan dan bekerjasama dengan
mereka. Orang yang memiliki jenis kecerdasan berinteraksi dan bekerjasama juga
senang bertindak sebagai mediator perselisihan baik di sekolah maupun dirumah dan
lingkungannya orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang kuat lebih suka
bekerja dalam berbagai situasi dimana mereka dapat menjadi sosial, merencanakan
secara bersama, dan bekerja dengan orang lain demi keuntungan timbal-balik.
8. Kecerdasan Naturalis (Naturalis Intellegence)
Kecerdasan ini dikenal dengan istilah Nature Smart .Gardner (1983)
mengemukakan bahwa kecerdasan naturalis merupakan kemampuan memahami alam
sekitar, mengenali binatang dan tumbuhan di lingkungan ,sensitive terhadap corak
yang berkaitan dengan dunia alami seperti awan, formasi batu untuk mengenali dan
mengklasifikasi sejumlah spesies flora dan fauna serta lingkungan. Kecerdasan
naturalis meliputi kemampuan seseorang untuk membedakan dam mengelompokkam
benda atau fenomena alam . Kemampuan yang mereka miliki adalah meneliti,
mengklasifikasi, dan mengidentifikasi gejala-gejala alam (Slavin,2000)
9. Kecerdasan Eksistensial (Existential Intellegence)
Kecerdasan ini juga dikenal dengan istilah Existent smart. Gadner
merumuskan nti intellegensi eksistensial kedalam dua bagian yakni menempatkan diri
sendiri dalam jangkauan wilayah kosmos yang terjauh (yang tak terbatas maupun
yang amat kecil dan menempatkan diri sendiri dalam ciri manusiawi yang paling
eksistensial) , maknahidup ,makna kematian , keberadaan akhir dari dunia jasmani
dan psikologi pengalaman batin seperti kasih kepada manusia lain atau terjun secara
total kedalam suatu karya seni ( Amstrong ,2002 ) Amstrong (dalam Putrayasa,2012)

5
seorang psikologi pendidik Ameriak serikat, hubungan antarkecerdasan tersebut. Dia
memberikan tiga gambaran atas hubungan kecerdasan-kecerdasan tersebut
1. Setiap orang memiliki kecerdasan-kecerdasan itu .Ada satu atau beberapa
kecerdsan yang menonjol ,yang lain biasanya.
2. Setiap orang dapat atau berpeluang mengembangkan kecerdasan –kecerdasan itu
sampai pada tatarn tertentu.
3. Kecerdasan-kecerdsan itu bekerja sama atau simultan dengan cara yang kompleks
dan unik.

C. Ciri-ciri Multiple Intelegensi


1. Kecerdasan Linguistik
Umumnya memiliki ciri antara lain, suka menulis kreatif, suka mengarang kisah
khayal atau menceritakan lelucon, sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil,
membaca di waktu senggang, mengeja kata dengan tepat dan mudah, suka mengisi teka-teki
silang, menikmati dengan cara mendengarkan, dan unggul dalam mata pelajaran bahasa
(membaca, menulis dan berkomunikasi).
2. Kecerdasan Matematika-Logis
Cirinya yaitu menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, suka
mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, ahli dalam
permainan catur, halma dsb, mampu menjelaskan masalah secara logis, suka merancang
eksperimen untuk membuktikan sesuatu, menghabiskan waktu dengan permainan logika
seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA.
3. Kecerdasan spasial
Cirinya yaitu memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, mudah
membaca peta atau diagram, menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, senang melihat
film, slide, foto, atau karya seni lainnya, sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau
sejenisnya, suka melamun dan berfantasi, mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah,
lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian, menonjol dalam mata
pelajaran seni.
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Cirinya yaitu banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu, aktif dalam
kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, perlu menyentuh sesuatu
yang sedang dipelajarinya, menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik
lainnya, memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir,

6
menjahit, memahat, pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, bereaksi
secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, suka membongkar berbagai benda
kemudian menyusunnya lagi, berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat
kompetitif.
5. Kecerdasan Musikal
Cirinya yaitu suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, mudah mengingat
melodi suatu lagu, lebih bisa belajar dengan iringan musik, bernyanyi atau bersenandung
untuk diri sendiri atau orang lain, mudah mengikuti irama musik, mempunyai suara bagus
untuk bernyanyi, berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.
6. Kecerdasan Interpersonal
Cirinya yaitu mempunyai banyak teman, suka bersosialisasi di sekolah atau di
lingkungan tempat tinggalnya, banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah,
berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antartemannya, berempati besar terhadap
perasaan atau penderitaan orang lain, sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain,
berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Cirinya yaitu memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, bekerja atau
belajar dengan baik seorang diri, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, banyak belajar dari
kesalahan masa lalu, berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, banyak terlibat
dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.
8. Kecerdasan Naturalis
Cirinya yaitu suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan, sangat menikmati
berjalan-jalan di alam terbuka, suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara
binatang, menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam, suka
membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, berprestasi dalam mata
pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup. (Anonim. 2011)
D. Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegences
Teori Multiple Intellegences adalah validasi tertinggi, gagasan bahwa perbedaan
individu adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung dalam
pengenalan, pengakuan,dan perhargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa (pelajar)
belajar, disamping pengenalan, pengakuan dan perhargaan terhadap setiap minat dan bakat
masing-masing pembelajar . Suparno (2012) mengemukakan beberapa cara yang dapat
ditempuh untuk mengetahui kecerdasan yang dimiliki siwa .Cara tersebut antara lain melalui
tes ,mencoba mengajar dengan intellegensi ganda,observasi siswa dikelas ,observasi siswa

7
diluar kelas dan mengumpulkan dokumen siswa . Suparno (2004) mengungkapkan beberapa
prinsip umum pembelajaran untuk membantu mengembangkan Multiple Intellegences pada
siswa antara lain :
1. Pembelajaran harus memperhatikan semua kemampuan intelektual.
2. Pembelajaran seharusnya individual.
3. Pembelajaran harus menyemangati siswa untuk dapat menentukan tujuan dan
program belajar mereka
4. Sekolah harus dapat menyediakan fasilitas yang dapat dipergunakan siswa untuk
melatih kemampuan intelektual mereka berdasarkan multiple intellegences.
5. Evaluasi belajar harus lebih konstektual.
6. Pembelajaran sebaiknya tidak dibatasi dalam ruangan atau gedung sekolah.
Cara-cara penyampaian materi pelajaran yang dapat digunakan oleh guru sebagai
berikut :
a. Kata-kata (Linguistic Inttelligence)
b. logika (Logical –Mathematical Intelligence)
c. Gambar (Visual- Spatial Intellegence)
d. Musik (Musical Intellegence)
e. Pengalaman fisik (Bodily - Kinesthetic Intellegence)
f. Pengalaman sosial (Interpersonal Intellegence)
g. Refleksi diri (Intrapersonal Intellegence)
h. Pengalaman di lapangan (Naturalist Intellegence)
i. Peristiwa (Existence Intellegence)

8
E. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Multiple Intelegences
Intelegensi setiap individu cenderung berbeda-beda. Hal ini dikarenakan terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Intelegensi. Berikut ini merupakan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:
1. Faktor Bawaan atau Keturunan
Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau
kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, cukup pintar dan
sangat pintar, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama. Penelitian
membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara
2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada
anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 - 0,50 dengan ayah dan ibu yang
sebenarnya, dan hanya 0,10 - 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada
anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi,
walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
2. Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
Faktor minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan
bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat
memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Intelegensi bekerja dalam
situasi yang berlain-lainan tingkat kesukarannya. Sulit tidaknya mengatasi persoalan
ditentukan pula oleh pembawaan.
3. Faktor Pembentukan atau Lingkungan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan,
seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh
alam sekitarnya. Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir,
ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi
tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang
dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari
lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.

9
4. Faktor Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap
organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh
atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu mengerjakan atau
memecahkan soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar, Karena soal soal itu masih
terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk
menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umur.
Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi cepat tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan
berkembangnya intelegensi sedikit banyak sejalan dengan perkembangan jasmani, umur dan
kemampuan-kemampuan yang telah dicapai (kematangannya).
5. Faktor Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah
yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah
yang sesuai dengan kebutuhannya. Kelima faktor di atas saling mempengaruhi dan saling
terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat
hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.
F. Mengembangkan Multiple Intellegences Anak
Gardner telah mengajukan teori kecerdasan majemuk (multiple Intellegences),teori
kecerdasan yang sama sekali berbeda dengan teori kecerdasan tunggal (IQ).Melalui teori
yang dimajukan Gardner tersebut,dapat diketahui bahwa setiap pembelajar memiliki
kecerdasan yang majemuk serta memiliki ‘cara mengetahui’ yang unik untuk mencerap
pengetahuan. Perkembangan multiple intellegences biasanya dikembangkan pada periode
awal masa anak anak,karena pada masa ini dianggap sebagai saat belajar intuk mencapai
bebagai keterampilan. Teori multiple intelligences menyarankan kepada kitanuntuk
mempromosikan kemampuan atau kelebihan dan mengubur kelemahan kita.aproses
menemukan inilah yang menjai sumber kecerdasan seorang anak.Dalam menemukan
kecerdasan,seorang anak harus dibantu oleh lingkungan,orang tua,guru,sekolah,maupun
sistem pendidikan yang diimplementasikan si suatu negara (Chatib,2013).
G. Program Pembelajaran yang Mengakomodasi Perkembangan Multiple
Intelegensi
Untuk menerapkan teori multiple intelegensi dalam program pembelajaran diperlukan
usaha yang serius dari guru. Guru harus membiasakan diri mengembangkan program
pelajaran yang berorientasi pada siswa bukan pada materi atau dirinya sendiri. Tujuannya

10
adalah untuk memudahkan guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat yang
dapat mengembangkan intelegensi siswa maksimal. Mengingat multiple intelegensi belum
pada saat menyusun program pembelajaran. Program pembelajaran pengertiannya lebih luas
dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terbatas pada aktivitas guru dan siswa di
kelas saja, sedangkan pengertian program pembelajaran adalah menyeluruh mulai dari
rencana pembelajaran, kegiatan pembelajaran sampai dengan produk hasil dari
pengembangan program pembelajaran. Program pembelajaran berbentuk produk ini dapat
berupa kegiatan pemebelajaran langsung atau tatap muka, tetapi dapat juga berbentuk
program vidio, audio, dan sebagainya.
Garner menjelaskan bahwa setiap intelegensi bekerja dalam sistem otak yang relatif
otonom, artinya setiap intelegensi mengelola informasi secara parsial, namun pada saat
mengeluarkannya memproduksi kembali kedelapan intelegensi yang ada, intelegensi tersebut
bekerja sama secara unik untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Di sekolah, guru
adalah orang yang berkepentingan dalam mengembangkan program-program pembelajaran
dikelasnya. Dalam mengembangkannya guru dimungkinkan untuk mengembangkan strategi
pembelajran yang inovatif dan kreatif dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah dengan
menggunakan strategi pembelajaran yang berbasis multiple intelegensi.
H. Pengaruh Intelegensi Terhadap Keberhasilan Peserta Didik
Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang
dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasanya berkolerasi searah dengan
tingkat intelegensi. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin
tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Bahkan menurut sebagian besar ahli, intelegensi
merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal. Anak yang
memiliki skor IQ dibawah 70 tidak mungkin dapat belajar dan mencapai hasil belajar seperti
anak-anak dengan skor IQ normal, apalagi dengan anak-anak jenius. (Pidarta. 1997)
Kenyataan menunjukkan bahwa setiap anak memiliki tingkat intelegensi yang
berbeda-beda. Perbedaan tersebut tampak memberikan warna di dalam kelas. Selama
menerima pelajaran yang diberikan guru, disampaikan oleh guru dan ada pula anak yang
lamban. Perbedaan individu dalam intelegensi ini perlu diketahui dan dipahami oleh guru,
terutama dalam hubungannya dengan pengelompokkan siswa. Selain itu, guru harus
menyesuaikan tujuan pembelajarannya dengan kapasitas intelegensi siswa. Perbedaan
intelegensi yang dimiliki oleh siswa bukan berarti membuat guru harus memandang rendah
pada siswa yang kurang, tetapi guru harus mengupayakan agar pembelajaran yang diberikan
dapat membantu semua siswa, tentu saja dengan perlakuan metode yang beragam.

11
Selain itu, perbedaan tersebut juga tampak dari hasil belajar yang dicapai. Tinggi
rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa bergantung pada tinggi rendahnya intelegensi
yang dimiliki. Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Seperti telah dikemukakan bahwa banyak
sekali faktor yang dapat mempengaruhinya. Yang terpenting dalam hal ini adalah guru harus
bijaksana dalam menyingkapi perbedaan tersebut. (Budianingsih. 2004)

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecerdasan adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang.
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang tidak akan semuanya sama dengan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang lain, karena kemampuan banyak
jenisnya (beranekaragam), dan keanekaragaman dari kemampuan-kemampuan itu
disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelegensi). Setiap individu memiliki
tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple
intelligences atau kecerdasan ganda. Kecerdasan adalah sehimpunan kemampuan dan
ketrampilan. Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan cara belajar yang
mengembangkan kemampuannya secara penuh. Menurut Gardner kecerdasan atau
intelegensi ada 10 macam yaitu kecerdasan linguistic (Linguistik intelligence),
Intelegensi logis-matematis (Logical matematich), Intelegensi Musik (Musical
intelegence), Intelegensi kinestetik, Intelegensi Visual-Spasial, Intelegensi
Interpersonal, Intelegensi Intrapersonal, Intelegensi Naturalis, Intelagensi Emosional,
Intelegensi Spiritual. Faktor–faktor yang mempengaruhi intelegensi adalah faktor
bawaan atau keturunan, faktor minat dan pembawaan yang khas, faktor pembentukan
atau lingkungan, faktor kematangan, faktor kebebasan.
B. Saran
Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini pasti terdapat banyak
kesalahan, kekeliruan dan kekurangan, baik itu dari segi tulisannya, bahasanya
ataupun yang lain, oleh karena itu kami mengharapkan kepada teman-teman sekalian
serta segenap pihak yang bersangkutan, untuk dapat memberikan kritik dan sarannya,
agar dapat kita benari bersama dan dapat kita ambil manfaatnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Budianingsih, Asri. 2004. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Husamah, dkk. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang

14

Anda mungkin juga menyukai