Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ HAKIKAT MULTIPLE INTELEGENSI ”

Dosen Pengampu :

Dwi Herlindawati, S.Pd., M.Pd.


Dr. Retna Ngesti Sedyati, M.P

DISUSUN OLEH :

Kelompok 10 :

1. Dwi Ardita Izarotun (210210301092)


2. Nuril Zelika (210210301108)
3. Cristanti Putri Arista (210210301124)

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN EKONOMI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul E-
marketing dengan sebaik mungkin.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan


tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang dibimbing Oleh Dwi
Herlindawati, S.Pd., M.Pd. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan pada teknis penulisan maupun materi mengingat kepampuan
yang kami miliki. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik ataupun saran
yang memnbangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar kami bisa
menjadi lebih baik.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan


bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jember, 05 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II .......................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

A. Pengertian dan Latar Belakang Multiple Intelegensi ...................................... 3


B. Kecerdasan Dalam Multiple Intelegensi ......................................................... 6
C. Peran Multiple Intelegensi Terhadap Kegiatan Pengembangan Anak ............ 10
D. Peran Multiple Intelegensi Terhadap Keberhasilan Belajar Anak ................... 13
E. Kegiatan Pengembangan Berbasis Multiple Intelegensi ................................. 14

BAB III ........................................................................................................................ 16

PENUTUP .................................................................................................................... 16

A. Kesimpulan .................................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Multiple intelligences merupakan teori dalam kajian tentang ilmu


kecerdasan yang memiliki arti “kecerdasan ganda” atau “kecerdasan majemuk”.
Keceradasan merupakan salah satu penentu atau faktor utama sukses dan gagalnya
anak dalam belajar di sekolah. Temuan kecerdasan menurut paradigma multiple
intelligences,telah mengalami perkembangan mulai pertama kali ditemukan.
Pada buku Frame of The Mind (1983) Howard Gardner awalnya
menemukan tujuh kecerdasan. kemudian, berdasarkan kriteria kecerdasan di atas,
Gardner kembali menemukan kecerdasan yang ke-8, yakni naturalis. Dan terakhir
Howard Gardner memunculkan adanya kecerdasan yang ke-9, yaitu kecerdasan
eksistensial. Menurut Gardner kecerdasan dalam multiple intelligences meliputi
kecerdasan verbal-lingustik (cerdas kata), kecerdasan logis-matematis (cerdas
angka), kecerdasan visual-spasial (cerdas gambar-warna), kecerdasan
musikal (cerdas musik-lagu), kecerdasan kinestetik (cerdas gerak), kecerdasan
interpersonal (cerdas sosial), kecerdasan intrapersonal (cerdas diri), kecerdasan
naturalis (cerdas alam), kecerdasan eksistensial (cerdas hakikat). Setiap
kecerdasan dalam multiple intelligences memiliki indikator tertentu. Melalui
pendidikan, potensi yang dimiliki oleh masing-masing individu dapat diubah
menjadi kompetesi. Pendidikan yang berbasis multiple intelligences, dapat
memberikan peluang pengalaman hidup yang menyenangkan bagi anak dan
memantik kecerdasan mereka.Mereka akan memperoleh kesempatan berkembang
sehingga setiap indikator dari kecerdasan berkembang optimal, dan muncul dalam
bentuk keterampilan yang menakjubkan.

Teori multiple intelligences juga membuka kemungkinan bagi setiap anak


untuk belajar dan mencapai tugas perkembangan. Multiple intelligences
dapat menghindarkan anak dari kegagalan tugas perkembangan, seperti rasa
rendah diri dan tidak bahagia, rasa ketidaksetujuan dan penolakan sosial, yang
akan menyulitkan penguasaan tugas perkembangan baru. Oleh karena itu, multiple

1
intelligences memberi kesempatan pada anak untuk mendapatkan dukungan untuk
pencapaian tugas perkembangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan multiple intelegensi dan bagaimana latar


belakangnya?

2. Kecerdasan apa saja yang termasuk ke dalam multiple intelegensi?

3. Bagaimana peran multiple intelegensi terhadap kegiatan pengembangan anak?

4. Bagaimana peran multiple intelegensi terhadap keberhasilan belajar anak?

5. Kegiatan pengembangan apa saja yang berbasis multiple intelegensi?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui definisi dan latar belakang multiple intellegences

2. Dapat mengetahui kecerdasan dalam multiple intellegences

3. Dapat mengetahui peran multiple intelegensi terhadap kegiatan pengembangan


anak

4. Dapat mengetahui peran multiple intelegensi terhadap keberhasilan belajar anak

5. Dapat mengetahui beberapa kegiatan pengembangan yang berbasis multiple


intelegensi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG MULTIPLE INTELEGENSI


(KECERDASAN MAJEMUK)
1. Pengertian
Seorang ahli pendidikan asal Harvard University bernama Howard
Gardner berpendapat bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas.
Paradigma ini menentang teori dikotomi cerdas-tidak cerdas. Gardner
juga menentang asumsi “cerdas” dari sisi IQ (intelectual quotion),
yang menurutnya hanya mengacu pada tiga jenis kecerdasan, yakni
logiko-matematik, linguistik, dan spasial.
Kemudian, Howard Gardner memunculkan istilah multiple
intelligences yang kemudian dikembangkan menjadi teori melalui
penelitian yang rumit, melibatkan antropologi, psikologi kognitif,
psikologi perkembangan, psikometri, studi biografi, fisiologi hewan,
dan neuroanatomi.
Bagi para pendidik dan implikasinya bagi pendidikan, teori
multiple intelligences melihat anak sebagai individu yang unik.
Pendidik akan melihat berbagai macam variasi dalam belajar, di mana
setiap variasi menimbulkan konsekuensi dalam cara pandang dan
evaluasinya.
Kecerdasan, dari paradigma multiple intelligences (Gardner, 1993),
bisa didefinisikan menjadi kemampuan yg memiliki 3 komponen
utama, yakni:

Kecerdasan, menurut paradigma multiple intelligences (Gardner,


1993), dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang mempunyai tiga
komponen utama, yakni:
1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam
kehidupan nyata sehari-hari.

3
2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan baru yang dihadapi
untuk diselesaikan.
3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa
yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.
Kecerdasan anak juga didasarkan pada pandangan pokok teori
multiple intelligences (Armstrongs, 1993) sebagai berikut :
1. Setiap anak memiliki kapasitas untuk memiliki sembilan
kecerdasan.
2. Pada umumnya, semua anak bisa mengembangkan setiap
kecerdasan hingga tingkat penguasaan yang memadai
3. Kecerdasan bekerja bersamaan dalam kegiatan sehari-hari.
4. Anak memiliki banyak cara untuk menunjukkan kecerdasannya
dalam setiap kategori.
2. Latar Belakang
Dikotomi anak cerdas dan tidak cerdas, serta pemberian label
hiperaktif, gangguan belajar, dan prestasi di bawah kemampuan,
mendorong para pendidik untuk mempelajari teori Multiple
Intelligences. Setelah menemukan delapan bukti dari teorinya, Seorang
Gardner menyusun kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap
kategori kecerdasan. Kriteria tersebut didasarkan pada bukti-bukti
berikut.
1. Ditemukannya potensi yang terisolasi akibat kerusakan. Artinya
setiap kecerdasan memiliki sistem otak yang relatif otonom.
2. Ditemukannya orang-orang genius dan idiot savant. Ini berarti,
ada kecerdasan yang sangat tinggi sementara kecerdasan lain hanya
berfungsi pada tingkat rendah.
3. Ditemukannya riwayat perkembangan khusus dan kinerja
kondisi puncak bertaraf ahli yang khas. Maksudnya, kecerdasan
terbentuk melalui keterlibatan anak dalam kegiatan dan setiap
kecerdasan memiliki waktu kemunculan tertentu.

4
4. Ditemukannya bukti-bukti sejarah dan kenyataan logis
evolusioner. Hal ini berarti, kecerdasan ada pada setiap kurun waktu,
meskipun peran dari setiap kecerdasan tidak sama.
5. Ditemukannya dukungan dari temuan psikometri atau tes
pengujian, seperti tes verbal IQ dan TPA (verbal-linguistik), penalaran
IQ dan TPA (logiko-matematik), tes bakat seni dan tes memori visual
(visual-spasial), tes kebugaran fisik (kinestetik), sosiogram
(interpersonal), tes proyeksi (intrapersonal) untuk mengenali
kecerdasan anak.
6. Ditemukannya dukungan riset psikologi eksperimental, seperti
studi kemampuan mengingat, persepsi, dan atensi.
7. Ditemukannya cara kerja dasar yang teridentifikasi. Setiap
kecerdasan memerlukan cara kerja dasar yang berperan menggerakkan
kegiatan yang spesifik pada setiap kecerdasan. Cara kerja dasar
kinestetik, misalnya adalah kemampuan meniru dan menguasai gerak.
8. Ditemukannya penyandian kecerdasan dalam sistem simbol.
Seperti bunyi bahasa (verbal linguistik), simbol matematika (logiko-
matematik), kanji (visualspasial), braille (kinestetik), notasi (musikal),
mimik wajah (interpersonal), dan simbol diri terhadap karya seni
(intrapersonal), klasifikasi spesies (naturalis), dan simbol nurani
(eksistensial)
Howard Gardner, berpendapat bahwa multiple intelligences
memiliki karakteristik konsep yang berbeda dengan karakteristik
konsep kecerdasan terdahulu. Karakteristik yang dimaksud adalah :
1. Semua inteligensi itu berbeda-beda, tetapi sederajat.
2. Semua kecerdasan dimiliki manusia dalam kadar yang tidak
sama.
3. Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap
kecerdasan.
4. Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut akan saling
bekerja sama untuk mewujudkan aktivitas yang diperbuat manusia.
5. Kecerdasan ditemukan di seluruh dunia dan kelompok usia.

5
6. Tahap alami dari setiap kecerdasan dimulai dengan kemampuan
membuat pola dasar.
7. Kecerdasan diekspresikan melalui rentang pengejaran profesi
dan hobi.
8. Ada kemungkinan seorang anak berada pada kondisi “berisiko”.
B. KECERDASAN DALAM MULTIPLE INTELEGENSI
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada
bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Cenderung menyukai
dan efektif dalam hal berkomunikasi verbal dan tulisan mengarang
cerita, diskusi dan mengikuti debat suatu persoalan.
Kecerdasan verbal-linguistik anak dapat diketahui melalui
kegiatan:
a. Mengobservasi kemauan dan kemampuan berbicara.
b. Mengamati kemampuan anak-anak melucu dengan kata-kata dan
menangkap kelucuan
c. Mengamati kegiatan di kelas dan mengamati bagaimana anak-
anak bermain dengan huruf-huruf
d. Mengamati kesenangan mereka terhadap buku serta kemampuan
mereka membaca dan menulis
2. Kecerdasan Logis-Matematis
Ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki
kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta
mampu mengolah alur pemikiran yang panjang. Cenderung menyukai
dan efektif dalam hal menghitung dan menganalisis hitungan,
menemukan fungsi-fungsi dan hubungan, memperkirakan,
memprediksi, bereksperimen, mencari jalan keluar yang logis. Untuk
mengetahui kecerdasan logis-matematis anak-anak dapat diperoleh
melalui observasi terhadap:
a. Kesenangan mereka terhadap angka-angka, mampu membaca
angka, dan berhitung.
b. Kemahiran mereka berpikir dan menggunakan logika.

6
c. Kesukaan mereka bertanya dan selalu ingin tahu.
d. Kecenderungan mereka untuk memanipulasi lingkungan dan
menggunakan strategi coba-ralat, serta menduga-duga dan mengujinya.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia visual-spasial secara
akurat serta mentransformasi persepsi awal. Cenderung menyukai
arsitektur, bangunan, dekorasi, apresiasi seni, desain, atau denah.
Mereka juga menyukai dan efektif dalam membuat dan membaca
chart, peta, koordinasi warna, membuat bentuk, patung dan desain tiga
dimensi lainnya.Kecerdasan visual-spasial pada anak dapat diperoleh
dengan cara :
a. Kemampuan menangkap warna serta mampu memadukan
warna-warna saat mewarnai, dan mendekorasi.
b. Kesenangan mereka mencoret-coret, menggambar, berkhayal,
membuat desain sederhana.
c. Kemampuan anak dalam memahami arah dan bentuk
d. Kemampuan anak mencipta suatu bentuk
4. Kecerdasan Musikal
Ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi
irama pola titi nada, dan warna nada juga kemampuan mengapresiasi
bentuk-bentuk ekspresi musikal. Cenderung menyukai dan efektif
dalam hal menyusun/mengarang melodi dan lirik, bernyanyi kecil,
menyanyi dan bersiul. Kecerdasan musikal pada anak dapat dilihat
dengan cara :
a. Kesenangan dan kemampuan mereka menyanyi dan menghafal
lagu-lagu.
b. Kepekaan dan kemampuan mereka menangkap nada-nada dan
irama.
c. Kemerduan suara mereka pada saat menyanyi.
d. Kesenangan dan kemampuan mereka memainkan alat music.
5. Kecerdasan Kinestetik

7
Ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan
kemahiran mengelola objek. Cenderung menyukai dan efektif dalam
hal mengekspresikan dalam mimik atau gaya, atletik, menari, terampil
dalam motorik halus, koordinasi tangan dan mata, motorik kasar dan
daya tahan. Kecerdasan kinestetik pada anak dapat ditinjau dengan :
a. Frekuensi gerak anak yang tinggi serta kekuatan dan kelincahan
tubuh.
b. Kemampuan koordinasi mata-tangan dan mata-kaki.
c. Kemampuan, keluwesan, dan kelenturan gerak lokomotor.
d. kemampuan mereka mengontrol dan mengatur tubuh.
6. Kecerdasan Interpersonal
Ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespons secara tepat
suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.
Cenderung menyukai dan efektif dalam hal mengasuh dan mendidik
orang lain, berkomunikasi, berinteraksi, berempati dan bersimpati,
memimpin dan mengorganisasikan kelompok, berteman,
menyelesaikan dan menjadi mediator konflik. Indikator kecerdasan
interpersonal dapat diketahui dengan cara :
a. Kepekaan anak terhadap perasaan, kebutuhan, dan peristiwa
yang dialami teman sebayanya.
b. Kemampuan anak mengorganisasi teman-teman sebayanya.
c. Kemampuan anak memotivasi dan mendorong orang lain untuk
bertindak.
d. Sikap yang ramah, senang menjalin kontak, menerima teman
baru, dan cepat bersosialisasi di lingkungan baru.
7. Kecerdasan Naturalis
Ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu
spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan korelasi
antara beberapa spesies, baik secara formal maupun informal.
Cenderung menyukai dan efektif dalam menganalisis persamaan dan
perbedaan, menyukai tumbuhan dan hewan, mengklasifikasi flora dan
fauna, mengidentifikasi pola dalam alam, melihat sesuatu dalam alam

8
secara detil, menjaga lingkungan. Kecerdasan mereka dapat
diidentifikasi melalui :
a. Kesenangan mereka terhadap tumbuhan, bunga-bungaan, dan
kecenderungan untuk merawat.
b. Sikap mereka yang sayang terhadap hewan piaraan.
c. Kemampuan mereka dalam mengenal dan menghafal nama-
nama/jenis binatang dan tumbuhan.
d. Kesukaan anak melihat gambar binatang dan hewan, serta sering
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentangnya.
8. Kecerdasan Intrapersonal
Ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan
kemampuan membedakan emosi, serta pengetahuan tentang kekuatan
dan kelemahan diri. Cenderung menyukai dan efektif dalam hal
berfantasi, “bermimpi”, menjelaskan tata nilai dan kepercayaan,
mengontrol perasaan, mengembangkan keyakinan dan opini yang
berbeda, menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung.
Kecerdasan intrapersonal anak dapat diketahui dengan cara :
a. Kecenderungan anak untuk diam (pendiam), tetapi mampu
melaksanakan tugas dengan baik.
b. Sikap dan kemauan yang kuat, tidak mudah putus asa, kadang-
kadang terlihat keras
c. Sikap percaya diri, tidak takut tantangan, tidak pemalu
d. Kecenderungan anak untuk bekerja sendiri, mandiri, senang
melaksanakan kegiatan seorang diri.
9. Kecerdasan Eksistensial
Ditandai dengan kemampuan berpikir sesuatu yang hakiki,
menyangkut eksistensi berbagai hal, termasuk kehidupankematian,
kebaikan-kejahatan. Cenderung mempertanyakan hakikat kehidupan,
mencari inti dari setiap permasalahan, merenungkan berbagai hal atau
peristiwa yang dialami, memikirkan hikmah atau makna di balik
peristiwa atau masalah, dan mengkaji ulang setiap pendapat dan
pemikiran. Kecerdasan Eksistensial dapat dipandang melalui :

9
a. Kecenderungan anak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mendasar tentang hakikat sesuatu, tujuan sesuatu, dan manfaat sesuatu.
b. Kepekaan anak untuk merasakan keberadaan diri dan sesuatu
sebagai bagian dari komposisi yang lebih besar.
c. Kemampuan anak untuk menjabarkan penilaian dan reaksi
tentang sesuatu.
d. Reaksi anak yang relatif terkendali terhadap peristiwa yang
dialaminya, belajar mengambil hikmah dari suatu peristiwa.
C. PERAN MULTIPLE INTELEGENSI TEHADAP KEGIATAN
PENGEMBANGAN ANAK
Dengan menerapkan konsep MI dalam kegiatan pengembangan
anak, sebenarnya hal itu sudah tercakup kesemuanya. Pada pendidik turut
bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didiknya. Sebagai wujud
tanggung jawabnya, pendidik hendaknya menyusun planning dan
melaksanakan kegiatan pengembangan anak. Dalam menyusun rencana
kegiatan tersebut, pendidik hendaknya mengimplementasikan konsep-
konsep kecerdasan majemuk. Berikut adalah uraian mengenai kaitan MI
dengan aspek-aspek perkembangan anak usia dini.
1. MI dan Pengembangan Fisik Motorik
Dalam perkembangan ini, kapasitas fisik baru yang dihasilkan dari
pertumbuhan aktual sang anak saling mempengaruhi dengan
keterampilan-keterampilan yang berkembang dari pengalaman dan
latihan yang diberikan oleh orang dewasa. Salah satu jenis kecerdasan
yang berkaitan dengan perkembangan fisik adalah kecerdasan
kinestetik. Perkembangan fisik yang normal menjadi syarat utama
perkembangan kecerdasan kinestetik secara optimal. Demikian juga
stimulasi kecerdasan kinestetik akan meningkatkan perkembangan
fisik motorik.
Selain untuk pengembangan motorik kasar, stimulasi kecerdasan
kinestetik juga dapat menunjang pengembangan motorik halus.
Caranya, anak dilibatkan dalam kegiatan, seperti menghadapi objek-
objek kecil yang harus mereka hitung, papan bongkar-pasang

10
(pegboard), menggambar dan menulis beberapa materi , serta
kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan-keterampilan
fungsional.
2. MI dan Pengembangan Kemampuan Bahasa
Kecerdasan linguistik merupakan kecerdasan yang paling berkaitan
dengan perkembangan bahasa (dan komunikasi). Anak yang cerdas
secara linguistik akan berkembang dengan baik kemampuan bahasa
dan komunikasinya.
Konsep multiple intelligences yang sangat memperhatikan
kekhasan individu anak, mendorong pendidik untuk membangun
situasi yang mendukung bagi anak-anak yang enggan berbicara di
depan sebuah kelompok kecil. Kegiatan dalam kelompok-besar ini
memberikan kesempatan bagi semua anak untuk terlibat atau
berpartisipasi secara aktif. Pendidik diharapkan mampu menyiapkan
semua materi dan setting atau perlengkapan yang bisa memacu
perkembangan bahasa, perpustakaan kelas dan sebuah sudut berbagi-
buku, dan banyak lagi yang lainnya.
3. MI dan Pengembangan Kognitif
Pengembangan kognitif bergayut erat dengan kecerdasan logis-
matematis dan naturalis. Stimulasi kecerdasan logis-matematis akan
mendorong perkembangan kognitif, terutama dalam hal kemampuan
berpikir logis, mengolah informasi, penalaran, klasifikasi, pemecahan
masalah, dan pemusatan perhatian.
Konsep multiple intelligences merangsang kemampuan kognitif
secara lebih adil. Pengembangan kognitif didasarkan pada tahap
perkembangan anak. Pada usia 3 sampai 5 tahun, misalnya anak
semakin menampakkan ketertarikan terhadap angka dan kuantitas
(kegiatan menghitung, mengukur, dan membandingkan).
4. MI dan Pengembangan Sosial-Emosional
Kecerdasan intrapersonal dan interpersonal bergayut kuat dengan
kegiatan pengembangan sosial-emosi anak. Perkembangan sosial
dimulai sejak dini pada masa kanak-kanak dengan munculnya

11
senyuman sosial. Pada masa kanak-kanak awal, anak belajar
menyesuaikan diri dengan kelompok teman sebaya dan
mengembangkan pola perilaku yang sesuai dengan harapan sosial,
sedangkan pada masa kanak-kanak akhir, perkembangan sosial
mengarah kepada pembentukan konsep diri. Disinilah peranan penting
pendidik dalam pengembangan sosial anak. Kecerdasan intrapersonal,
interpersonal, serta eksistensial harus dirangsang agar pendidik mampu
merangsang perkembangan sosial dan emosional anak.
5. MI dan Pengembangan Moral
Kecerdasan eksistensial, intrapersonal, dan interpersonal
merupakan kecerdasan yang paling berkaitan dengan perkembangan
moral. Sebelum anak masuk sekolah, mereka diharapkan mampu
membedakan yang benar dan yang salah dalam situasi sederhana dan
meletakkan dasar bagi perkembangan hati nurani. Sebelum masa
kanak-kanak berakhir, anak diharapkan mengembangkan skala nilai
dan hati nurani untuk membimbing mereka bila harus mengambil
keputusan moral.
Perkembangan moral terjadi dalam dua fase yang berbeda namun
saling berhubungan yaitu perkembangan perilaku moral dan
perkembangan konsep moral (Hurlock, 1978). Hal ini menunjukkan
bahwa pendidik hendaknya menstimulasi kecerdasan intrapersonal,
interpersonal, dan eksistensial anak demi menunjang proses belajar
anak terhadap perilaku, sikap, dan hakikat moral.
6. MI dan Pengembangan Seni
Pengembangan seni pada anak meliputi musik, tari, seni rupa dan
seni kriya terkait erat dengan stimulasi visual-spasial, musikal,
kinestetik, dan naturalistik. Hal ini berarti stimulasi kecerdasan dalam
multiple intelligences akan menjadi kegiatan pengembangan seni pada
anak. Stimulasi kecerdasan visual-spasial dan kinestetik mendorong
pengembangan seni rupa dan seni kriya. Stimulasi musikal dapat
berfungsi sebagai pengembangan seni musik, dan stimulasi kinestetik
pun dapat berfungsi kegiatan pengembangan seni tari.

12
7. MI dan Pengembangan Pengertian dan Kreativitas
Pengertian dicapai dengan menerapkan pengetahuan yang didapat
sebelumnya ke pengalaman atau situasi baru (Hurlock, 1978). Konsep
MI sangat penting dimiliki oleh pendidik dalam pengembangan
pengertian. Pendidik hendaknya melatih anak agar mampu melakukan
interkoneksi berbagai pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
dengan berbagai hal baru yang merupakan aspek-aspek kecerdasan
yang menonjol pada seorang anak.
Mengenai kreativitas, Drevdahl (dalam Hurlock, 1978)
mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada
dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Seluruh
aspek MI berperan penting dalam kegiatan pengembangan anak.
Pendidik yang memperhatikan MI dalam pengembangan anak, akan
lebih mudah dalam mengembangkan kreativitas anak karena pendidik
tidak hanya fokus di salah satu aspek kecerdasan saja, namun lebih
leluasa dan fleksibel sesuai dengan minat dan potensi anak.
D. PERAN MI TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR ANAK
Kegiatan pengembangan berdasarkan multiple intelligences
memberikan peluang keberhasilan yang lebih besar karena anak
mendapatkan kesempatan untuk belajar melalui cara-cara yang lebih
bervariasi. Jeannette Vos (2003) menguraikan pendapat para ahli tentang
13 cara anak belajar berikut ini :
1. Anak belajar melalui pengalaman melakukan aktivitas (learning
by doing).
2. Anak belajar melalui apa yang dilihat dan didengar (reinforce
with picture and sounds).
3. Belajar harus menyenangkan bagi anak (learning should be fun).
4. Anak belajar harus berada pada situasi yang santai tetapi
menantang (learn in a relaxed but challenging situation).
5. Belajar melalui musik dan ritme (learn with music and rhythm).

13
6. Belajar melalui penyatuan gerak tubuh dan aktivitas otak (learn
with lots of movement-use the body and the mind together).
7. Belajar dengan saling berbicara dengan yang lain atau
berkomunikasi (learning by talking to each other).
8. Belajar dengan refleksi (learn by reflecting).
9. Belajar melalui integrasi angka dan kata secara menyenangkan
(link numbers and words in a playful way).
10. Belajar dengan menyentuh (learn by touching).
11. Belajar dengan mengecap (learn by tasting).
12. Belajar dengan membaui (learn by smelling).
13. Belajar dengan memanfaatkan seluruh alam (use the whole
world).
Berdasarkan gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa anak
belajar dengan berbagai cara. Teori multiple intelligences membuka
kemungkinan bagi setiap anak untuk belajar dan mencapai tugas
perkembangan. Tugas perkembangan akan terganggu jika anak tidak
memperoleh kesempatan untuk belajar apa yang diharapkan oleh
kelompok sekolah, tidak memperoleh bimbingan dalam belajar, dan tidak
memiliki motivasi untuk belajar.
E. KEGIATAN PENGEMBANGAN BERBASIS MULTIPLE
INTELEGENSI
Kegiatan pengembangan Multiple Intelligences difokuskan pada
muncul dan mencuatnya setiap indikator kecerdasan. Berikut ini adalah
beberapa rincian uraian kegiatan pengembangan berbasis MI.
1. Tujuan Pengembangan Kegiatan. Pengembangan berbasis MI
dirancang untuk merangsang tumbuh dan berkembangnya indikator 9
kecerdasan, mencakup kecerdasan verbal-linguistik, logis-matematis,
visual-spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, natural, intrapersonal,
dan eksistensial, serta mengembangkan cara-cara menemukan kecerdasan
setiap anak. Kegiatan tersebut didesain untuk membantu anak menemukan
cara belajar yang paling tepat dan menunjukkan kecerdasan mereka dalam
setiap aktivitas belajar.

14
2. Strategi Pengembangan. Strategi pengembangan dibuat berbeda
dari waktu ke waktu demi mewadahi perbedaan kecenderungan anak.
Strategi ini dilaksanakan agar setiap indikator kecerdasan timbul secara
kuat dan aktif. Strategi dibuat seumum mungkin (dapat diterapkan di
setiap satuan pendidikan) dan sekaligus khusus (berfokus pada satu
indikator kecerdasan). Strategi multiple intelligences diterapkan juga
untuk menangani perilaku, seperti anak yang agresif, anak yang menarik
diri, dan anak yang hiperaktif. Pendidik bisa merencanakan strategi
pengembangan kecerdasan dengan merancang dan menerapkan berbagai
kegiatan yang dapat dipilih sendiri oleh anak sesuai dengan indikator
kecerdasan yang dimilikinya.
3. Integrasi Pengembangan. Setiap tema kegiatan menyediakan
sembilan kegiatan yang dilaksanakan oleh anak-anak sesuai
kecenderungan kecerdasan mereka. Berikut Contoh pemaduan kegiatan
dan indikator kecerdasan diantaranya yaitu menari sambil memberi aba-
aba, menghitung gerakan, menikmati gerak tubuh, membayangkan
gerakan alam, atau sambil menyanyi anak diarahkan untuk melakukan
berbagai kegiatan yang sesuai dengan program pengembangan..

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Makna terpenting yang perlu kita afirmasi adalah menyadari dan


mengembangkan semua ragam inteligensi peserta didik dan kombinasi-
kombinasinya. Kita berbeda karena memiliki kombinasi inteligensi yang
berlainan. Apabila kita menyadari dan mentoleransi hal ini, setidaknya kita
punya peluang menangani berbagai masalah yang kita hadapi di dunia ini
dengan baik. Betapa pentingnya ,memahami kehendak dan maksud orang
lain. Betapa pentingnya membuka diri. Betapa indahnya perbedaan yang
melahirkan kebersamaan, mengetahui kelemahan dan kelebihan seseorang,
dan benar-benar tahu akan makna saling tolong menolong yang dilakukan
secara tulus.

B. Saran

Penulis sadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini


masih ditemukan banyak kesalahan. Saran konstruktif pembaca sangat
kami harapkan. Namun, terlepas dari kekurangan yang ada, kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat

16
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.ut.ac.id/4713/1/PAUD4404-M1.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai