Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI KETERGANTUNGAN INTERASIONAL

“Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ekonomi Pembangunan”

Dosen Pengampu:

1. Dr. Sukidi, M.Pd.


2. Irmadatus Sholekhah, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

1. Nuril Zelika (210210301108)


2. Cindy Eka Puspita Sari (210210301109)
3. Defan Rahmat Wicaksono (210210301132)

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN EKONOMI

2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur mari kita panjatkan Tuhan yang masa esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan Makalah dengan judul “Teori
Ketergantungan Internasional”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah Ekonomi Pembangunan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tentunya banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak
yang terkait. Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah ini dengan sebaik
baiknya. Sebagai pemula tentunya penulis juga menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan juga saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

Jember, 14 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Sejarah Teori Ketergantungan ..................................................................... 3
2.2 Pengertian Teori Ketergantungan .................................................................. 3
2.3 Sistem Pembangunan Indonesia..................................................................... 4
2.4 Faktor Penghambat Lepasnya Teori Ketergantungan Di Indonesia .............. 5
2.5 Revolusi Ketergantungan Internasional ......................................................... 5
BAB III ................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10
3.2 Saran............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, globalisasi memiliki keterkaitan dan ketergatungan antar bangsa dan
manusia yang ada di dunia melalui jalur perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
yang terkenal serta bentuk interaksi lain, sehingga menyebabkan batas antar negara
tidak diketahui. Teknologi yang jauh juga menjadi pendukung globalisasi, hal ini
dibuktikan dengan informasi yang mudah tersebar diberbagai penjuru dunia. Hal
yang seperti inilah yang menjadi pengaruh globalisasi.
Di zaman globalisasi seperti ini akan mempersulit duatu negara untuk
melepaskan diri dengan negara lain. Hubungan antar negara menjadi suatu
keharusan. Seperti yang dikatakan oleh Andre Gunder Frunk tentang teori
ketergantungan depensi tidak akan bisa dipraktekkan dalam kondisi negara yang
seperti sekarang ini. Negara berkembang dan terbelakang harus memutuskan
hubungan dengan negara maju agar bisa maju.
Indonesia yang merupakan bagian dari dunia internasional juga akan
mendapatkan pengaruh dari luar. Pada zaman Bung Karno di awal kemerdekaan
menyampaikan bahwa Indonesia harus menjadi negara yang berdikari, negara yang
mampu mengolah dan memajukan NKRI dengan tidak bergantung pada orang luar
(asing).
Tetapi saat Soekarno digantikan oleh Soeharto ada perubahan orientasi yaitu
membuka peuang asing untuk bisa berinvestasi ke Indonesia. Itulah yang menjadi
latar belakang awal masuknya perusahaan asing ke Indonesia.
Indonesia ini bisa dikatakan sebagai negara yang mempunyai ikatan yang
strategis dengan negara lain. Indonesia mengikuti banyak organisasi dunia, seperti
PBB, APEC, dan ASEAN. Dengan masuknya Indonesia ke bidang organisasi
tersebut maka Indonesia dianggap sudah menjadi bagian dari mereka.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah adanya teori ketergantungan?
2. Apa yang dimaksud dengan teori ketergantungan?
3. Bagaimana sistem pembangunan di Indonesia?
4. Faktor apakah yang menjadi penghambat lepasnya teori ketergantungan di
Indonesia?
5. Bagaimana revolusi dalam ketergantungan internasional?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah adanya teori ketergantungan.
2. Untuk mengetahui definisi tentang teori ketergantungan.
3. Untuk mengetahui sistem pembangunan di Indonesia.
4. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat lepasnya teori
ketergantungan di Indonesia.
5. Untuk mengetahui revolusi dalam ketergantungan internasional .

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Teori Ketergantungan


Teori ketergantungan (Dependency Theory) berkembang sejak akhir 1950-an
oleh Raul Presibich (Directur Economic Comission For Latin America, ECLA).
Pada saat itu Raul dan rekannya bingung terhadap pertumbuhan ekonomi di negara
maju yang tumbuh pesat, tetapi tidak ada perkembangan yang sama terhadap
pertumbuhan ekonomi di negara miskin. Bahkan pada saat itu negara-negara kaya
selalu membawa masalah ekonomi di negara-negara miskin.
Adanya teori ketergantungan atau teori dependensi ini juga disebabkan adanya
krisis teori Marx ortdoks di Amerika Latin. Menurutnya, Amerika Latin harus
memperhatikan tahap revolusi industri “borjuis” sebelum melintasi revolusi
sosialisasi proletar. Namun saat itu kaum cendekiawan oleh revolusi Republik
Rakyat Cina (RRC) tahun 1949 dan revolusi Kuba tahun 1950 diajak untuk tidak
harus mengikuti tahap perkembangan tersebut. Sehinggan banyak intelektual
radikal di Amerika Latin berpendapat bahwa negara di Amerika Latin bisa
langsung kepada tahapan revolusi sosialis.
Teori ketergantungan ini langsung tersebar secara cepat di Amerika Utara pada
tahun 1990-an oleh Andre Gunder Frunk, yang saat itu beliau ada di Amerika
Utara. Amerika Serikat pun menyambut hangat akan teori ini, karena
kedatangannya hampir bersamaan dengan lahirnya kelopok intelektual radikal yang
tumbuh dan berkembang subur pada masa revolusi kampus di Amerika Serikat.
2.2 Pengertian Teori Ketergantungan
Teori ketergantungan atau dikenal dengan teori dependensi merupakan salah
satu teori yang melihat suatu permasalahan pembangunan dari sudut negara dunia
ketiga. Theoni Dos Santos mengatakan bahwa ketergantungan merupakan suatu
kondisi dimana perekonomian negara-negara tertentu terpengaruh oleh
perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara lain. Ketergantungan
ini terjadi saat negara yang dominan bisa memperluas dan mempertahankan diri.
Secara umum teori ketergantungan dibagi menjadi dua, diantaranya yaitu :
1. Teori dependensi klasik. Teori ini dikemukakan oleh Andre Gunder
Frunk, dimana kapitalisme global akan membuat ketergantungan masa

3
lalu dan sekarang. Negara pinggiran atau negara satelit mucul akibat
terjadinya pembangunan di negara pusat. Menurut Andre Gunder Frunk
ciri-ciri dari perkembangan kapitalis satelit ini yaitu terjadinya
ketimpangan antara yang kaya dan yang miskin di negara satelit. Dnegan
begitu negara yang tidak maju dan berkembang harus lepas hubungan
dengan negara maju agara negara berkembang ini bisa maju.
2. Teori dependensi modern. Teori ini dikemukakan oleh Fernando
Henrigue Cardoso yang mengatakan bahwa gejala pembangunan dan
ketergantungan masih seiring berjalan. Gejala ini disebabkan oleh
berubahnya bentuk ketergantungan. Ketergantungan yang klasik
berdasarkan pada eksploitasi bahan mentah. Dengan berkembangnya
teknologi, produksi bisa dilakukan dimana saja, termasuk di negara-
negara pinggiran. Intinya teori dependensi modern ini membutuhkan
kerja sama antara negara yang satu dengan lainnya.
Teori ketergantungan ini mempunyai kelemahan dan kekuatan.
Kelemahannya yaitu :
1. Menyalahkan kapitalis sebagai penyebab ketergantungan.
2. Hanya didefinisikan sebagai konsep dikotomi.
3. Tidak banyak membicarakan tentang proses yang memungkinkan suatu
negara bisa lepas dari teori tersebut.
4. Dianggap sebagai sesuatu yang negative.
Kekuatannya yaitu :
1. Menitikberatkan pada aspek internasional.
2. Membahas tentang akibat dari politik luar negeri.
3. Menitikberatkan pada kegiatan sektor swasta dalam hubungannya dengan
kegiatan perusahaan multinasional.
4. Mempersoalkan bagaimana kekayaan nasional dibagikan antar kelas
social, antar daerah, dan antar negara.
2.3 Sistem Pembangunan di Indonesia
Pada awal kemerdekaan, dibawah pimpinan Ir. Soekarno system yang dianut
adalah system pembangunan yang berdikari. Berdikari yang dimaksud ini adalah
Indonesia tidak boleh terlalu bergantung dengan negara lain apalagi dengan

4
negara maju seperti Amerika Serikat atau Uni Soviet. Namun setelah Ir.
Soekarno digantikan oleh Soeharto terdapat pergeseran yang awalnya anti
terhadap dunia luar berubah menjadi sangat pro. Pergeseran ini diperlihatkan
dengan membuka peluang bagi asing untuk berinvestasi menanamkan modal di
Indonesia. Banyak persekutuan yang diikuti Indonesia seperti
PBB,APEC,ASEAN dan lain sebagainya. Sebenarnya pembangunan nasional
Indonesia merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan
yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat,bangsa dan negara untuk
mewujudkan tujuan negara yang tertuang dalam UUD 1945. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembangunan Indonesia adalah pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya dengan Pancasila
sebagai dasar,tujuan, dan pedoman pembangunan nasional.
2.4 Faktor Penghambat Penerapan Teori Ketergantungan di Indonesia
a. ASEAN : Suatu perkumpulan dari negara-negara di Asia Tenggara. ASEAN
dibentuk dengan tujuan untuk memperkuat hubungan internasional antar
negara di region Asia Tenggara sehingga pertumbuhan ekonomi,kemajuan
social dan kebudayaan semakin cepat.
b. PBB : Suatu organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara
di dunia. PBB ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum
internasional,keamanan internasional,pengembangan ekonomi, perlindungan
social,hak asasi dan pencapaian perdamaian dunia.
c. APEC : Kerjasama antar negara-negara Kawasan Asia-Pasifik yang bertujuan
untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara
Asia-Pasifik.

2.5 Revolusi Ketergantungan Internasional


Sepanjang kurun waktu 1970-an, model-model ketergantungan internasional
mendapat dukungan yang cukup besar di kalangan intelektual negara-negara
dunia ketiga, sebagai akibat dari tidak kunjung terwujudnya prediksi model-
model pertumbuhan ekonomi tahapan- linier dan perubahan struktural,
sementara ini model ketergantungan internasional kurang berjaya selama dekade
1980-an sampai dekade 1990-an. Namun berbagai versi dari teori tersebut
kembali menikmati kebangkitan pada awal-awal tahun abad 21 ketika beberapa

5
pandangan dari teori itu diadopsi oleh para teoritisi dan pemimpin gerakan
antiglobalisasi, walaupun dengan bentuk yang sudah dimodifikasikan. Pada
intinya, model ketergantungan internasional memandang negara-negara dunia
ketiga sebagai korban kekakuan aneka faktor kelembagaan,politik, dan ekonomi,
baik yang berskala domestik maupun internasional. Mereka semua telah terjebak
ke dalam perangkap ketergantungan (dependence) dan dominasi (dominance)
negara-negara kaya. Di dalam pendekatan ini, terdapat tiga aliran pemikiran
yang utama, yaitu: model ketergantungan neokolonial (neocolonial dependence
model), model paradigma palsu (false-paradigm model), serta tesis
pembangunan-dualistik (dualistic-development thesis).
a. Model ketergantungan neokolonial
Aliran pemikiran yang pertama, yang kita sebut sebagai model
ketergantungan neokolonial (neocolonial dependence model), secara tidak
langsungan adalah suatu pengembangan pemikiran kaum marxis. Model
ini menghubungkan keberadaan dan kelanggengan negara-negara
terbelakangan kepada evolusi sejarah hubungan internasional yang sama
sekali tidak seimbang antara negara-negara kaya dengan negara-negara
miskin dalam suatu sistem kapitalis internasional. Terlepas dari sengaja
atau tidaknya sikap dan praktek eksploitatif negara-negara kaya terhadap
negara-negara berkembang koeksistensi negara miskin dan kaya dalam
suatu sistem internasional tidak bisa dipungkiri. Koeksistensi ini
digambarkan sebagai hubungan kekuasaan yang sangat tidak berimbang
antara pusat (center,core) yang terdiri dari negara-negara maju, serta
pinggiran (periphery), yakni kelompok negara yang sedang berkembang.
sampai batas tertentu pemikiran radikal ini telah mendorong negara-negara
miskin untuk mencoba lebih mandiri dan independen dalam upaya-upaya
pembangunan mereka, meskipun dalam prakteknya hal itu sangat sulit,
atau bahkan kadang-kadang mustahil untuk dilakukan.
b. Model paradigma palsu
Cabang atau aliran yang kedua dari teori ketergantungan internasional
terhadap topik pembangunan ini relatif tidak begitu radikal. Aliran ini
biasa disebut sebagai model paradigma palsu (false-paradigm model). Ia

6
mencoba menghubungkan keterbelakangan negara-negara dunia
ketiga dengan kesalahan dan ketidaktepatan saran yang diberikan oleh
para pengamat atau “pakar” internasional, meskipun saran-saran tersebut
baik tetapi sering tidak diinformasikan secara tepat; bias; dan hanya
didasarkan pada suatu kebudayaan tertentu saja yang bernaung di bawah
lembaga-lembaga bantuan negara-negara maju dan organisasi-organisasi
donor multinasional. Para pakar ini menawarkan konsep-konsep yang
serba canggih, struktur teori yang bagus, dan model-model ekonometri
yang serba rumit tentang pembangunan yang dalam prakteknya seringkali
hanya menjurus kepada terciptanya kebijakan-kebijakan yang tidak tepat
guna atau bahkan melenceng sama sekali. Faktor-faktor kelembagaan di
negara-negara dunia ketiga, seperti masih pentingnya struktur sosial
tradisional (yakni, kesukuan, kasta, kelas, dan sebagainya); sangat tidak
meratanya hak kepemilikan tanah dan kekayaan lainnya; tidak
memadainya kontrol kalangan elit terhadap aset-aset keuangan domestik
dan internasional; serta sangat timpangnya kesempatan ataupun
kemudahan dalam rangka mendapatkan kredit usaha; selama ini tidak
dipahami dan diperhitungkan secara memadai, sehingga tidak
mengherankan apabila kebijakan-kebijakan yang ditawarkan oleh para ahli
internasional tadi, yang biasanya mereka dasarkan pada model-model
surplus tenaga kerja dari lewis atau perubahan struktural dari chenery,
dalam banyak hal hanya melayani kepentingan sepihak kelompok-
kelompok domestik maupun internasional yang sedang berkuasa.
c. Tesis pembangunan dualistik
Unsur pemikiran pokok yang secara implisit terkandung di dalam
teori-teori perubahan struktural dan secara eksplisit telah dinyatakan
dalam teori ketergantungan internasional adalah gagasan akan adanya
sebuah dunia bermasyarakat ganda (a world of dual societies). Secara
garis besar, pandangan ini melihat dunia terbagi ke dalam dua kelompok
besar, yakni negara-negara kaya dan miskin dan di negara-negara
berkembang terdapat segelintir penduduk yang kaya di antara begitu
banyak penduduk yang miskin. Dualisme (dualism) adalah sebuah

7
konsep yang dibahas secara luas dalam ilmu ekonomi pembangunan.
Konsep ini menunjukkan adanya jurang pemisah yang kian lama terus
melebar antara negara-negara kaya dan miskin serta antara orang-orang
kaya dan miskin pada berbagai tingkatan di setiap negara. Pada dasarnya
konsep dualisme ini terdiri dari empat elemen kunci sebagai berikut:
1) Beberapa kondisi yang berbeda, terdiri dari elemen “superior” dan
“inferior”, hadir secara berkesamaan (atau berkoeksistensi) dalam
waktu dan tempat yang sama. Inilah hakekat dari konsep dualisme.
2) Koeksistensi tersebut bukanlah suatu hal yang bersifat sementara
atau transisional, melainkan sesuatu yang bersifat baku, permanen
atau kronis. Koeksistensi ini juga bukan merupakan fenomena sesaat
yang akan mengikis seiring dengan berlalunya waktu. Artinya,
elemen yang superior tidaklah mudah untuk meningkatkan
posisinya. Dalam kalimat lain, koeksistensi internasional antara kaya
dan miskin bukanlah hanya merupakan suatu fenomena sejarah yang
akan membaik dengan sendirinya bila saatnya sudah tiba. Meskipun
teori tahapan pertumbuhan ekonomi dan model perubahan struktural
secara implisit dilandaskan pada asumsi yang demikian, namun fakta
bahwa ketimpangan internasional semakin membesar secara jelas
membuktikan kekeliruan asumsi tersebut.
3) Kadar superioritas serta inferioritas dari masing-masing elemen
tersebut bukan hanya tidak menunjukkan tanda-tanda akan
berkurang, melainkan bahkan cenderung meningkat.
4) Hubungan saling keterkaitan antara elemen-elemen yang superior
dengan elemen-elemen yang inferior tersebut terbentuk dan
berlangsung sedemikian rupa sehingga keberadaan elemen-elemen
superior sangat sedikit atau sama sekali tidak membawa manfaat
untuk meningkatkan kedudukan elemen-elemen yang inferior.
Dengan demikian apa yang disebut sebagai prinsip “ penetesan
kemakmuran ke bawah “ ( trickle down effect ) itu sesungguhnya
sulit diterima. Bahkan di dalam kenyataannya, elemen-elemen
superior tersebut justru tidak jarang memanfaatkan, memanipulasi,

8
mengekploitasi ataupun menggencet elemen-elemen yang inferior.
Jadi yang mereka kembangkan justru keterbelakangannya.

9
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Teori ketergantungan (Dependency Theory) berkembang sejak akhir 1950-an
oleh Raul Presibich (Directur Economic Comission For Latin America, ECLA).
Adanya teori ketergantungan disebabkan adanya krisis teori Marx ortdoks di
Amerika Latin. ketergantungan merupakan suatu kondisi dimana perekonomian
negara terpengaruh oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi
negara lain.
Di bawah pimpinan Ir. Soekarno sistem yang dianut adalah sistem pembangunan
yang berdikari, maksudnya Indonesia tidak boleh terlalu bergantung dengan negara
lain. Adapun faktor yang menghambat penerapan teori ketergantungan di Indonesia
yaitu ASEAN, PBB, dan APEC.

Dalam revolusi ketergantungan internasional terdapat tiga aliran pemikiran yang


utama, yaitu: model ketergantungan neokolonial (neocolonial dependence model),
model paradigma palsu (false-paradigm model), serta tesis pembangunan-
dualistik (dualistic-development thesis).
1.2 Saran
Indonesia yang mempunyai banyak kekayaan alam harus bisa untuk tidak
terlalu bergantung pada negara lain. Indonesia akan menjadi lebih terpuruk jika
masih bergantung pada negara lain. Harusnya Indonesia menerapkan teori Cardoso
yang dalam melakukan hubungan harus melihat histori. Dengan begitu Indonesia
tidak dengan mudah masuk ke dalam suatu organisasi dunia. Seperti yang
dikatakan Soekarno, Indonesia harus bisa berdikari dalam semua bidang dan
masyarakat Indonesia harus paham akan hal ini agar Indonesia tidak selalu dikeruk
oleh investor asing.

10
DAFTAR PUSTAKA

Michael P. Todaro, S. C. (2006). Economic Development. Pearson Adission Wesley.

Nopitasari, N. (t.thn.). Diambil kembali dari


https://id.scribd.com/doc/281719657/TEORI-KETERGANTUNGAN

11

Anda mungkin juga menyukai