Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI PEMBANGUNAN

OLEH

BEATRIX DA SILVA SAMBI SETO


2020430558

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS FLORES

ENDE

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan ilmu pengetahuan selalu diikuti dengan kemajuan teknologi. Hal

ini terbuktidengan banyaknya penemuan dalam bidang teknologi guna memenuhi

kebutuhan hidupmanusia dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia melibatkan Negara-

negara lain. Dalam banyak proyek pengembangan ilmu pengetahuan seperti

penelitian-penelitian, beasiswa, dan institusi pendidikan. Negara-negara lain

banyak terlibat baik dari segi pembiayaan maupun segi pengadaan fasilitas.

Modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe

sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat

dan Amerika Utara pada abad ke-15sampai 16. Sistem sosial yang baru ini

kemudian menyebar ke negara-negara Eropa lainnya serta juga ke negara-negara

Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.

Dewasa ini, Indonesia berada di era globalisasi. Globalisasi merupakan

keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia

melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer dan bentuk-bentuk

interaksi yang lain, sehingga sepertinya batas antara negara tidak ada. Globalisasi

ini juga didukung dengan teknologi yang semakin canggih, bisa kita lihat

bagaimana informasi di penjuru dunia yang satu dengan lainnya sangat cepat

diketahui. Inilah pengaruh dari adanya tehnologi.


Di era globalisasi ini sepertinya sangat sulit bagi suatu negara untuk

melepaskan diri dengan negara lain. Hubungan antar negara sepertinya menjadi

keharusan. Sehingga apa yang dikatakan oleh Andre Gunder Frunk mengenai

teori ketergantungan depensi tidak akan bisa diaplikasikan dalam keadaan negara

saat ini. Andre Gunder Frunk mengatakan bahwa negara berkembang dan

terbelakang harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya bisa maju.

Dewasa ini kehidupan ekonomi di Negara Indonesia sangatlah buruk, sebab

hal ini timbulnya perusahaan asing sehingga bangsa Indonesia ini tetap menjadi

negara berkembang saja dan tidak mengalami perubahan (kemajuan). Yang

dimana rakyat Indonesia hanya sebagai tenaga kerja, sedangkan orang asing

sebagai pemimpin dan berkuasa. Hal ini dinamakan sebagai Teori

Ketergantungan. Munculnya Teori Pasca Ketergantungan adalah karena adanya

kelemahan-kelemahan dari Teori Ketergantungan. Sehingga Teori ini memberi

perspektif baru pada teori-teori pembangunan pada umumnya.

Salah satu Perspektif penting yang diberikan adalah bahwa aspek eksternal

dari penbangunan menjadi penting. Sebelumnya, aspek tersebut dianggap

berperan. Negara-negara lain hanya dianggap sebagai mitra dagang, yang sering

kali sangat membantu proses pembangunan yang terjadi disuatu negara. Atau,

kalupun dianggap menghambat, paling-paling karena negara itu sangat besar

kekuatan ekonominya, sehingga negara yang sedang membangun tidak bisa

bersaing melawan mereka.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Siapa yang menemukan teori modernisasi, teori ketergantungan dan teori

pasca ketergantungan?

2. Bagaimana Masalah Dari Ketiga teori tersebut?

3. Bagaimana cara implementasi dari teori-teori tersebut?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tokoh yang Menemukan Teori Modernisasi,Teori

Ketergantungan dan Pasca Ketergantungan

1. Teori Modernisasi

Modernisasi berasal dari bahasa latin, yaitu kata “modo” yang berarti “cara”

dan “ernus” yang bermakna “menunjuk pada periode masa kini”. Modernisasi

kadang disamakan dengan westernisasi padahal keduanya adalah dua hal yang

berbeda. Jika westernisasi adalah proses meniru budaya dan aspek kehidupan

masyarakat barat sedangkan modernisasi dapat diartikan sebagai perubahan aspek

kehidupan yang tadinya dalam keadaan masih tradisional menjadi masyarakat

modern

Teori modernisasi diartikan sebagai pandangan terhadap perubahan sosial

budaya di lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan perubahan kehidupan

dari tradisional menuju modern.

Tokoh Yang menemukan adalah Alex Inkeles. Alex memunculkan teori

modernisasi yang dilatarbelakangi atas pandangan terhadap pekerjaan serta aspek

lingkungan material masyarakat. Oleh sebab itu, pembangunan merupakan ciri

utama dari teorinya. Guna meraih kemajuan yang cepat tanpa adanya gesekan

terhadap kebutuhan utama masyarakat.


Harrod-Domar Bependapat bahwa masalah pembangunan pada dasarnya

merupakan masalah menambahkan investasi modal. Prinsip dasar : kekurangan

modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan.

Walt .W. Rostow Teori Pertumbuhan Tahapan Linear ( linear-stages-of

growth- models) proses pembangunan bergerak dalam sebuah garis lurus yakni

masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju

2. Teori Ketergantungan

Teori ketergantungan (dependency theory) adalah teori yang beragumen

bahwa keterbelakangan pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara-negara

dunia ketiga, dan senyatanya timpang dengan negara-negara industri, karena

faktor “ketergantungannya” atau keikutsertaannya terhadap sistem integrasi

ekonomi kapitalisme global. Hal yang patut diingat, teori dependensi merupakan

salah satu pendekatan yang mencuat, khususnya dari sudut pandang negara-negara

dunia ketiga terhadap konsekuensi modernitas yang bercirikan perkembangan

industri kapitalisme. Teori dependensi (dependency theory) berupaya untuk

memberikan jawaban alternatif dari pertanyaan, “mengapa negara-negara

berkembang atau negara dunia ketiga tidak kunjung mampu menutup gap dalam

pertumbuhan ekonominya dengan negara-negara industri?”.

Tokoh yang menemukan teori ketergantungan adalah Theotonio Dos Santos

dan Andre Gunder Frank. Theotonio Dos Santos sendiri mendefinisikan bahwa

ketergantungan adalah hubungan relasional yang tidak imbang antara negara maju

dan negara miskin dalam pembangunan di kedua kelompok negara tersebut.


3. Teori pasca ketergantungan

Teori pasca ketergantungan. Kelompok teori ini merupakan reaksi atau

menolak teori ketergantungan yang dianggap terlalu menyederhanakan persoalan,

padahal dalam kenyataannya gejala pembangunan khususnya di negara-negara

sedang berkembang jauh lebih kompleks. Teori Pasca Ketergantungan merupakan

reaksi terhadap TeoriKetergantungan, tetapi belum memiliki nama sendiri sebagai

satu kelompok. Teoriini bisa disebut sebagai Teori tentang Pembangunan, yang

dimana muncul setelahadanya Teori Ketergantungan.

Tokoh yang menemukan teori pasca ketergantungan adalah oleh antropolog

Perancis, seperti Claude Meillassoux dan Pierre Phillippe Rey.

B. Masalah Dari Ketiga Teori Pembangunan

1. Teori Modernisasi

Teori pembagian kerja yang didasarkan pada keuntungan komparatif dapat

mengakibatkan terjadinya spesialisasi produksi sesuai dengan keuntungan yang

dimiliki. Secara umum, ada 2 negara yaitu negara yang memproduksi hasil dan

industri, dan ketika ada hubungan dagang, mereka saling diuntungkan. Namun

sebagian besar negara industri menjadi negara kaya sebaliknya negara pertanian

menjadi negara miskin, ada 2 teori yang mengulas yaitu:Teori modernisasi yang

menjelaskan bahwa kemisikinan disebabkan faktor internal dalam negeri.

Teori struktural yang menjelaskan bahwa kemisikinan disebabkan faktor

eksternal, karena adanya kekuatan yang menyebabkan negara gagal melakukan

pembangunan. Dampak positif modernisasi, sebagai berikut: Adanya transfer

teknologi dari negara maju kepada negara berkembang sehingga berdampak pada
kemajuan pembangunan. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi. Adanya modernisasi membuat cara berpikir masyarakat berubah,

semula irasional menjadi rasional ada pun dan negatif Modernisasi biasanya

ditandai dengan pembangunan sejumlah industri di berbagai bidang. Industri ini

dapat memicu permasalahan baru dalam lingkungan seperti pencemaran sungai

akibat limbah industri, pembebasan hutan dan juga pengalihfungsian dari tanah

pertanian.

Pengaruh modernisasi dapat merubah perilaku sosial budaya masyarakat.

Perubahan pada sosial merupakan perubahan pada struktruk, sistem, dan fungsi

sosial masyarakat. Di samping itu, ada pula perubahan budaya yaitu perubahan

yang terjadi pada unsur budaya masyarakat, baik berupa artefak, ide gagasan

ataupun benda.

2. Teori ketergantungan

Teori Dependensi lahir sebagai tanggapan atas gagalnya program

KEPBBAL (Komisi ekonomi PBB untuk Amerika Latin) atau ECLA (United

nation Economic Commission for Latin America) dan merupakan kritik terhadap

Marxisme Ortodoks di negara-negara Amerika latin pada awal tahun 1960-

an.Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan

di mana kehidupan ekonomi negara–negara tertentu dipengaruhi oleh

perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–negara lain, di mana

negara–negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja.Hal ini

terjadi karena lemahnya penguasaan teknologi dalam mengolah bahan baku

menjadi barang jadi. Akibatnya, negara berkembang banyak mengekspor bahan


baku ke negara maju yang kemudian di negara maju diolah menjadi barang jadi

yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Menurut Robert A. Packenham kelemahan dari teori dependensi yaitu:

Menyalahkan hanya kapitalisme sebagai penyebab dari ketergantungan. Konsep-

konsep inti, termasuk konsep ketergantungan itu sendiri kurang didefinisikan

secara jelas. Hanya didefinisikan sebagai konsep dikotomi

3. Teori Pasca Ketergantungan

Pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori ketergantungan, teori

liberal tetap berjalan seperti sebelumnya yakni mengikuti asumsi-asumsi bahwa

model dan investasi adalah masalah utama dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi. Teori yang dianut oleh para ahli ekonomi ini lebih mengembangkan diri

pada keterampilan teknisnya, yakni bagaimana membuat table input-output yang

baik, bagaimana mengukur keterkaitan diantara berbagai sector ekonomi dan

sebagainya. Tentu saja bukan tidak berguna. Tetapi, yang kurang dipersoalkan

adalah bagaimana faktor politik bisa dimasukkan ke dalam model mereka.

Teori pasca-ketergantunga ini muncul sebagai alternatif dari teori

sebelumnya, teori ketergantungan dan memberi perspektif baru pada teori-teori

pembangunan pada umumnya. Salah satu perspektif penting yang diberikan

adalah bahwa aspek eksternal dari pembangunan menjadi penting. sebelumnya

aspek tersebut kurang dianggap berperan. Negara-negara lain hanya dianggap sbg

mitra dagang, yg sering kali sangat membantu proses pembangunan yang terjadi

di suatu negara. Ataupun dianggap menghambat, karena negara itu sangat besar
kekuatan ekonominya, sehingga negara yang sedang membangun tidak bisa

bersaing dengan mereka.

C. Implementasi Dari Ketiga Teori Pembangunan

1. Teori Modernisasi

Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa negara Dunia Ketiga

merupakan negara terbelakang dengan masyarakat tradisionalnya. Sementara

negara-negara Barat dilihat sebagai negara modern. aliran modernisasi memiliki

ciri-ciri dasar antara lain: ”Sumber perubahan adalah dari dalam atau dari budaya

masyarakat itu sendiri (internal resources) bukan ditentukan unsur luar”.

Modernisasi diartikan sebagai proses transformasi. Dalam rangka mencapai status

modern, struktur dan nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat

struktur dan nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik.

Modernisasi melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial,

termasuk di dalamnya industrialisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dsb.

Ciri-ciri pokok teori modernisasi:

1) Modernisasi merupakan proses bertahap.

2) Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi.

3) Modernisasi terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses

Eropanisasi dan Amerikanisasi, atau modernisasi sama dengan Barat.

4) Modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.

5) Modernisasi merupakan perubahan progresif

6) Modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai

proses evolusioner, dan bukan perubahan revolusioner.


2. Teori Ketergantungan

Istilah Pembangunan selama ini dimaknai sebagai kemajuan yang dicapai

oleh sebuah masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Kemajuan yang

dimaksud terutama diukur dari keberhasilan material dan seringkali terdistorsi

dengan parameter ekonomi untuk mengukur tingkat keberhasilan.

Pilihan pembangunan dilakukan berdasarkan asumsi-asumsi pertumbuhan

ekonomi linier dan pentahapan model Rostownian, dan hal tersebut telah menjadi

pilihan tunggal yang disebarluaskan untuk merumuskan pembangunan ekonomi.

Meski berhasil mendongkrak angka pertumbuhan, adaptasi dan integrasi yang

dilakukan oleh negara-negara dunia ketiga dalam mengimpor paradigma

modernisasi mengalami sejumlah kegagalan.

Ketika pembangunan mengacu pada pertumbuhan ekonomi, sebuah

masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan, bila pertumbuhan

ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Dan yang diukur berdasarkan tingkat

produktivitas masyarakat setiap tahunnya, dalam bahasa teknis ekonominya

produktivitas ini diukur oleh Produk nasional Bruto (PNB) dan produk Domestik

Bruto (PDB). Karena PNB dan PDB mengukur hasil keseluruhan dari sebuah

negara, padahal besar negara (dalam arti jumlah penduduknya) berlainan, untuk

bisa memperbandingkan setting ekonomi negara lain.

Memang pilihan pembangunan seringkali memakai acuan dari argumen-

argumen diatas, tetapi permasalahannya mengapa pembangunan yang ada

seringkali merupakan paradoks “pembangunan”, pembangunan yang ada bukan

malah menciptakan kesejahteraan tetapi harus dibayar dengan korban rakyat


miskin, yang menjadi tumbal dari pembangunan itu sendiri, padahal sesuai dengan

tujuan awalnya bahwa pembangunan untuk semua rakyat dan meningkatkan

kualitas hidup kita (“hidup” dalam hal ini dimaknai seluas-luasnya bukan secara

ekonomi).

Salah satu kekeliruan yang lakukan adalah kita diajari untuk percaya bahwa

setiap problem dapat diukur dalam istilah perekonomian, tetapi sarana pokok

masyarakat adalah pemahaman, bukan ukuran. Produk nasional bruto merupakan

indeks resmi yang dipergunakan untuk menilai kemakmuran, tetapi PNB hanya

mengukur aktivitas bukan kemakmuran maupun kesejahteraan.

Pembangunan bisa dikatakan berhasil dinegara-negara maju, tetapi

dinegara-negara dunia ketiga mengalami kegagalan, keberhasilan yang

didambakan malah merupakan keterpurukan atas pilihan pembangunan yang

diadopsi dari negara-negara maju.

3. Teori Pasca Ketergantungan

Teori liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori

ketergantungan,teori liberal tetap berjalan seperti sebelumnya yakni mengukuti

asumsi-asumsibahwa modal dan investasi adalah masalah utama dalam

mendorong pertumbuhanekonomi. Kritik terhadap teori liberal pada umumnya

berkisar pada ketajamandefinisi dari teori ketergantungan. Definisi yang ada

dianggap terlalu kabur, sulitdijadikan sesuatu yang operasional. Tanpa kejelasan

dan ketajaman konsep-konsepdasarnya, teori ketergantungan lebih merupakan

sebuah retorika belaka. Agarkonsep ketergantungan dapat di pakai untuk

menyusun teori, maka ada dua kriteriayang harus dipenuhinya, yaitu: Gejala
ketergantungan ini harus hanya ada di negara-negara yangekonominya mengalami

ketergantungan dan tidak di negara yang tidak tergantungdengan negara lain.

Gejala ini mempengaruhi perkembangan dan pola pembangunan di negara-

negarayang tergantung. Dari penelitiannya terhadap aspek ekonomi dan

sosiopolitik dari gejalaketergantungan, Lall melihat bahwa gejala ini juga terdapat

di negara-negara yangdianggap tidak tergantung. Misalnya tentang dominasi

modal asing. Dalam hal ini,Kanada dan Belgia akan lebih tergantung daripada

India atau Pakistan. Tetapi sulitsekali memasukkan Kanada dan Belgia ke dalam

kelompok negara-negara yangtergantung, karena tingkat kemakmurannya yang

tinggi. Baik dominasi maupunketergantungan merupakan gejala yang umum yang

ada di negara-negara pusatmaupun pinggiran. Teori liberal pada dasarnya tidak

banyak dipengaruhi oleh teori ketergantungan.Teori liberal tetap berjalan seperti

sebelumnya, yakni mengikuti asumsi-asumsibahwa modal dan investasi adalah

masalah utama dalam mendorong pertumbuhanekonomi. Teori yang dianut oleh

para ahli ekonomi ini lebih mengembangkan diripada keterampilan teknisnya,

yakni bagaimana membuat table input-output yangbaik, bagaimana mengukur

keterkaitan diantara berbagai sector ekonomi dansebagainya. Tentu saja bukan

tidak berguna. Tetapi, yang kurang dipersoalkanadalah bagaimana faktor politik

bisa dimasukkan ke dalam model mereka.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Modernisasi merupakan transformasi kehidupan yang panjang dari pola

yang bercirikan tradisional menuju modern. Nah, adanya kondisi modernisasi ini

juga tidak terlepas dari teori-teori yang mendasari terciptanya suatu konsep

modernisasi itu sendiri.

Menurut Teori Dependensi, ketergantungan dianggap sebagai gejala yang

sangat umum ditemui pada negara-negara dunia ketiga yang miskin akibat sumber

daya ekonominya didominasi oleh negara-negara maju. Sebagai hasilnya, negara

miskin ini menjadi terbelakang, miskin, dan kondisi politik ekonominya tidak

stabil.

Teori sistem ilmiah berlainan dengan teori artikulasi yang lebih

mementingkan analisi pada kondisi internal yang ada di negari-negara yang di

teliti. Teori Artikulasi dan teori sistem dunia merupakan dua teori baru dalam

kelompok teori-teori baru yang mencoba memecahkan masalah-masalah yang

terdapat pada teori ketergantungan. Tetapi sambil memecahkan persoalan-

persoalan yang ada, teori-teori ini juga menciptakan persoalan-persoalan baru.

Anda mungkin juga menyukai