Anda di halaman 1dari 7

Teori ketergantungan

Mas Saif Musthofa Abdillah

Universitas Negeri Islam Sunan Ampel

05020523019@uinsby.ac.id

Abstrak

Dalam kajian ini terdapat suatu teori yang memecahkan masalah politik ekonomi,
menjelaskan keterbelakangan negara karena pengekploitasian. Yakni teori dependensi yang
mana telah menjadi sebuah kritikan terhadap paradigma pembangunan.pengelompokan dari teori
ini antara lain yaitu negara core (pusat) dan negara pheripery (pinggiran). Kajian ini bertujuan
untuk dapat mengetahui apa dan kenapa ada suatu teori dependensi serta apa saja yang berkaitan
dengan teori tersebut. Dengan proses membaca dan memahami kemudian menerapkan maka
terjawablah masalah-masalah yang terumuskan yaitu teori dependensi ada kaitannya juga dengan
teori struktural dikarenakan menjadi dasar dari teori ketergantungan, teori dependensi terjadi
dikalangan manusia dalam berkomunikasi dan cara orang mengambil tindakan. Seperti contoh
keputusan negara maju terhadap suatu permasalahan dan cara negara itu mengambil keputusan.
Berbeda cara menanggapi dan memutuskannya suatu tindakan jika masalah itu menghadapi
negara pinggiran. Dampaknya segala sesuatu juga ada hubungannya dengan ekonomi dan negara
pinggiran merupakan pelengkapnya negara pusat begitu juga sebaliknya keduanya saling
bergantung karena tidak bisa dua peran dimainkannya dalam satu negara.

Key words: teori dependensi

Pendahuluan

Teori dependensi atau ketergantungan itu tidak membosankan, cukup menarik. Ada
banyak keterkaitan baik dengan urusan politik ekonomi, sistem kapitalis dan sebagainya. Teori
ini akan terpecah menjadi dua bagian yang pertama yakni di gagas oleh paul baran dan andre
gunder frank, dan yang kedua yakni di gagas oleh Immanuel Wallerstein.

Perlu difahami tecetusnya teori ini ada karena adanya teori modernisasi yang dianggap
merugikan Negara-negara berkembang serta dalam proses pembangunannya tidak sama dengan
proses yang lalui oleh Negara-negara maju dengan konsep kapitalis yang dampaknya menjadikan
keterbelakangan (underdevelopment) di Negara pinggiran.1 Dari artikel-artikel yang ada banyak
yang memaparkan tentang teori ini pada salah satu dari sekian artikel ada yang beda tentang teori
ini seperti ada yang menyatakan bahwa Immanuel Wallerstein itu meupakan dari pencetus teori
dependesi tetapi ada juga yang menyatakan bahwa Immanuel wallerstein itu pencetus teori
sistem dunia. Oleh karena itu perlu adanya faktual dalam pernyataan yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.

Dengan dibuatnya kajian ilmiah ini kita dapat mengetahui apa yang dinamakan teori
ketergantungan ini, sejarahnya bagaimana, dan apa yang terkandung dalam teori ini. Diharapkan
dengan sajian ini dapat lebih mudah dalam mengetahui teori ketergantungan beserta seluk
beluknya. Metode yang diterapkan dalam penyajian ini dengan konsep membaca, mendengarkan,
memahami, dan menerapkan.

Sejarah tercetusnya teori ketergantungan

Teori ini lahir pada awal tahun 60-an yang berawal dari kritik terhadap UN economic
Commission for Latin America (ECLA) oleh partai komunis Amerika Latin karena kurangnya
perkembangan kapitalis dan keburukan kaum feodal yang terus menerus 2. Teori dependensi lahir
karena turunnya kepercayaan terhadap teori modernisasi dan menyebar luas ke amerika utara
pada akhir tahun1960-an dan berkembang sebagai paradigma baru yang menjadi sebuah jawaban
alternatif dari modernisasi berupa kegagalan program bantuan amerika serikat dan Negara-
negara eropa barat terhadap Negara amerika latin.

Kegagalan terhadap teori modernisasi membuat sikap kritis bagi kebanyakan ilmuwan
sosial dikarenakan banyaknya kelemahan teori modernisasi. Mulanya Frank menyerang pendapat
Rostow. Frank menganggap pendapat Rostow telah mengabaikan sejarah. Sejarah mencatat
bagaimana perkembangan dunia ketiga yang tatanan ekonominya telah dihancurkan oleh negara
dunia pertama selama masa kolonial.3

1
Subhilhar, “Etika Pembangunan: Kajian Alternatif dalam Studi Pembangunan,” Langgas: Jurnal
Studi Pembangunan 1, no. 1 (14 September 2022): 4 dan 5,
https://doi.org/10.32734/ljsp.v1i1.8622.
2
Calvin Panangian, “Teori Dependensi Neo-Marxisme dalam Hubungan Sri Lanka dengan
Tiongkok,” 20 Juni 2023, 3.
3
“IPEM4542-M1.pdf,” 41, diakses 18 September 2023,
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/IPEM4542-M1.pdf.
Andre Gunder Frank yang dianggap sebagai salah seorang tokoh pencetus teori
dependensi mengatakan bahwa keterbelakangan justru merupakan hasil kontak yang diadakan
oleh Negara-negara berkembang dengan Negara-negara maju. 4 Banyak juga asumsi yang
mendasari teori ini antara lain yakni faktor keterbelakangan disebabkan oleh pihak eksternal,
pembangunan yang dilalui oleh Negara maju berbeda dengan pembangunan yang dilalui oleh
Negara berkembang, proses pembangunan yang dilalui Negara maju (kapitalisme) berdampak
keterbelakagan terhadap Negara berkembang dan masih banyak lagi. Seperti halnya tiongkok
yang menyuplai bantuan terhadap Negara sri lanka atau dalih kerja sama yang dilontarkan
tiongkok, pada tahun 2010 negara sri lanka mengalami ketidakstabilan ekonomi dan ingin
membangun pelabuhan hambantota dinilai strategis serta kaya akan sumber daya alam. dengan
latar belakangan ini tiongkok berinisiatif meminjami karna dapat dianggap sebagai investasi
jangka panjang yang juga bisa menguntungkan kedua belah pihak, kemudian tiongkok juga
membuat program BRI (Belt road initiative), program ini dijalankan guna menambah relasi,
potongan biaya perdagangan, dan mengurangi kemiskinan di Negara-negara yang mengikuti
program tersebut.5

Teori ketergantungan

Sebuah atau salah satu dari beberapa teori yang mengarah pada hubungan antar Negara.
Yang membedakan antara Negara maju dan Negara berkembang. Ada juga istilah lain dari
Negara maju dan berkembang antara lain yakni Negara industri dan Negara pertanian, dan
Negara pusat dan negara pinggiran. Ada juga istilah yang dikembangkan oleh Andre Gunder
Frank yakni Negara metropolis maju dan Negara satelit terbelakang. 6 Teori ini mengacu pada
teori struktural yang didalamnya menjelaskan tentang tingkah laku manusia dan proses sosial
yang terjadi dengan cara mencari faktor-faktor lingkungan material manusia sebagai
penyebabnya.

4
Panangian, “Teori Dependensi Neo-Marxisme dalam Hubungan Sri Lanka dengan Tiongkok,” 4.
5
Panangian, 4.
6
Ferdi Gultom dan Sugeng Harianto, “Revolusi Hijau Merubah Sosial-Ekonomi Masyarakat
Petani,” TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial 4, no. 2 (9 September 2021): 4,
https://doi.org/10.15575/jt.v4i2.12579.
Konsep yang diterapkan dalam teori ini yakni berlagak simboisis mutualisme yang
ternyata sebaliknya. Kenapa penulis mengatakan ini, karena ada beberapa contoh salah satunya
hubungan tiongkok dengan sri lanka, konsep dari teori ketergantungan yakni seperti semacam
konsep daur dalam ilmu tauhid. Seperti contoh Negara A memiliki batu bara dan
memproduksinya sedangkan juga ada Negara B yang memproduksi gawai dan itu membutuhkan
bahan-bahan salah satunya batu bara, kemudian di ekspor lagi kekonsumen-konsumen salah
satunya Negara A dengan nilai jual yang lumayan. Peran yang dimainkan oleh Negara A yakni
Negara berkembang atau dalam teori ketergantungan ini dijuluki Negara dunia ketiga dan peran
Negara B yakni Negara maju. Dan maksud dalam teori ketergantungan pengeksploitasiannya
terdapat dalam dunia perindustrian Negara yang mempunyai bahan pangan kemudian diekspor
dengan harga murah dan dikelola oleh industri luar kemudian didistibusikan lagi dalam bentuk
yang unik dan menarik dengan harga yang tinggi. Tanpa disadari selama ini Negara maju telah
menghegemoni kekuasaan dalam masalah ekonomi, politik, sosial, dan budaya terhadap Negara
dunia ketiga.7 Teori ini mempuyai kelemahan yakni hanya mengkaitkan faktor eksternal tanpa
mengkaitkan internalnya, kurangnya pembahasan kolonialisme yang pernah tumbuh di
kebanyakan negara pinggiran.

Dalam pandangan Immanuel Wallerstein, dia menganggap bahwa teori ketergantungan


hanya menjelaskan keterbelakangannya Negara dunia ketiga tetapi tidak bisa menjelaskan gejala
pembangunannya maka muncul teori sistem dunia, adapun dalam sistem dunia itu terbagi
menjadi tiga kelompok, antara lain yakni pusat, pinggiran, dan semi pinggiran.yang mana
kedudukan teratas ialah kelompok pusat. Kolompok teratas bisa saja semena-mena merekayasa
untuk keuntungan diri sendiri Menurut wallerstein pula Negara-negara “bisa naik atau turun
kelas,” seperti dari Negara pusat turun ke negara semi penggiran kemudian turun ke Negara
pinggiran ataupun sebaliknya. Dikarenakan dinamika sistem dunia yang diterapkan dalam tiga
kelompok negara itu. Bagi Wallerstein, “semua sistem sosial harus dilihat sebagai sebuah
keseluruhan; negara kebangsaan, dalam sebuah dunia yang modern, bukan lagi sebuah sistem
yang tertutup dan karena itu tidak bisa dianalisis seakan-akan mereka berdiri sendiri.’’ 8

Sedangkan menurut Andre Gunder Frank teori ketergantungan itu terbagi menjadi dua
kelompok negara yakni negara Metropolis dan negara Satelit. Dimana tidaklah berkembang

7
Gultom dan Harianto, 3 dan 4.
8
“IPEM4542-M1.pdf,” 48.
negara pheripery karena surplus ekonomi negara dunia ketiga yang dapat menyebabkan
pembangunan bagi negara-negara maju tidak dengan negara pinggiran. Seperti halnya suatu
negara yang menginginkan pembangunan entah dari segi teknologi, industry dan lain-lain dengan
menghutang kepada negara lain ternyata tidak sesuai dengan angan-angan akan menjadi negara
maju malahan menjadi bergantung dengan aspek tidak bisa mengelola dengan baik, tidak bisa
menggunakan teknologi yang dipakai dari negara core yang ujung-ujungnya mengeksplor bahan-
bahan baku untuk dikelola oleh industri luar dan nilai tukar rupiah karena tetapnya nilai jual
bahan baku dan meningkatnya nilai jual barang jadi hasil pengelolaan bahan baku yang diekspor
dari negara pheripery.a andre gunder frank menyatakan bahwa Perkembangan yang terjadi di
negara satelit hanya semu dan rapuh karena ketergantungan tersebut.9

Teori yang berkaitan dengan teori dependensi

Ketika membahas teori ketergantungan tidak luput dengan teori modernisasi, strukutral,
dan sistem dunia teori modernisasi beranggapan keterbelakangan suatu negara disebabkan karena
negara itu sendiri yang tidak mengikuti zaman. Seperti contoh perubahan cara bertani dari yang
tradisional menjadi modern. Inilah perbedaannya yakni terletak dari aspek luar, jika teori
modernisasi harus mengikuti negara-negara maju agar bisa maju, sedangkan teori
ketergantungan beranggapan bahwa keterbelakangan suatu negara diakibatkan oleh negara maju.
Teori modernisasi melihat persoalan kemiskinan dan keterbelakangan disebabkan oleh faktor-
faktor internal (misalnya manusia, nilai-nilai budaya, atau struktur sosial) yang terdapat dalam
masyarakat atau negara tersebut. Faktor pendorong dan penghambat pembangunan ada di dalam
negara itu sendiri.10

Teori struktural meurpakan dasar dari teori dependensi, dimana didalamnya terdapat
aspek-aspek yang menyebabkan bergantungnya negara-negara pheripery. struktur perekonomian
dunia yang eksploitatif sehingga surplus negara pinggiran beralih ke negara industry-industri
maju menyebabkan Kemiskinan yang terjadi dalam negara dunia ketiga. Teori Struktural
berpendapat bahwa kemiskinan yang terdapat pada negara-negara Dunia Ketiga yang
mengkhususkan pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang
bersifat eksploitatif, dimana yang kuat melakukan eksploitasi terhadap yang lemah. 11
9
Gultom dan Harianto, “Revolusi Hijau Merubah Sosial-Ekonomi Masyarakat Petani,” 4.
10
Subhilhar, “Etika Pembangunan,” 3.
11
Nurhadi Nurhadi, “TEORI KETERGANTUNGAN DALAM KAJIAN GEOGRAFI,” Geomedia:
Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian 5, no. 1 (28 Mei 2017): 2,
Teori sistem dunia yakni teori yang mana merupakan hasil ketidakpuasan terhadap teori
modernisasi dan ketergantungan. Dalam teori ini ada tiga kelompok yang berkaitan yakni yang
telah tertera diatas. Teori Sistim Dunia meletakkan analisisnya pada “sistim-dunia” 12 dan
terbuka. Adapun strategi-strategi yang menjadikan negara pinggiran dan semi pinggiran naik ke
kelompok atasnya menurut Immanuel Wallerstein yaitu dengan merebut kesempatan yang
datang, melalui undangan yang didapatkan jika perusahaan-perusahaan besar di negara core
ingin melakukan ekspansi ke luar negaranya sehingga muncul berbagai industri yang diundang
oleh Multinational Coorporation untuk bekerja sama di negara peri-peri. Dengan adanya
undangan ini memungkinkan negara peri-peri naik kelas menjadi negara sami peri peri.
Perubahan kelas juga dapat dilakukan melalui kebijakan untuk memandirikan negara dengan
cara menasionalkan perusahaan-perusahaan asing di negaranya. Namun cara ini tergantung
kondisi negaranya saat itu, terdapat 2 kemungkinan yakni berhasil menaikkan kelas atau justru
malah akan gagal dan semakin terpuruk. 13

Penutup

Dapat diketahui bahwa teori dependensi adalah adanya suatu hubungan antara negara
core dan pheripery yang seolah-olah saling bergantung ternyata membuat terbelakangnya negara
pinggiran dan makin majunya negara pusat. Teori ini merupakan suatu akibat dari terciptanya
teori modernisasi dan dikritisi lagi oleh teori sistem dunia. Bukan merupakan teori paling benar
karena teori ini luput dari pembahasan tentang kolonialisme yg kebanyakan terjadi di negara
pinggiran dan lebih berpandangan keterbelakangan negara dunia ketiga pada faktor ekternal.
Untuk membahas teori ini juga tidak jauh dari teori struktural yang mana menjadi dasar dari teori
dependensi ini. perbedaan yang terjadi antara Wallerstein dengan Frank yaitu terletak pada
pendapat tentang teori itu sendiri dan juga persamaan yang terdapat di antara keduanya yakni
pembenahan yang mana kalau Frank itu membenahi teori modernisasi dan Wallerstein itu
membenahi teori dependensi.

Daftar pustaka

https://doi.org/10.21831/gm.v5i1.14203.
12
Adrian Adzanas dkk., “RUPIAH DALAM BAYANG-BAYANG EKONOMI POLITIK
GLOBAL,” t.t., 3.
13
Adzanas dkk., 5.
Adzanas, Adrian, Try Danuwijaya, Nafa Afriani Moko’ende, Rianti Nur Istiqomah, dan
Hardiman F Sanaba. “RUPIAH DALAM BAYANG-BAYANG EKONOMI POLITIK
GLOBAL,” t.t.
Gultom, Ferdi, dan Sugeng Harianto. “Revolusi Hijau Merubah Sosial-Ekonomi Masyarakat
Petani.” TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial 4, no. 2 (9 September 2021): 145–54.
https://doi.org/10.15575/jt.v4i2.12579.
“IPEM4542-M1.pdf.” Diakses 18 September 2023.
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/IPEM4542-M1.pdf.
Nurhadi, Nurhadi. “TEORI KETERGANTUNGAN DALAM KAJIAN GEOGRAFI.”
Geomedia: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian 5, no. 1 (28 Mei 2017).
https://doi.org/10.21831/gm.v5i1.14203.
Panangian, Calvin. “Teori Dependensi Neo-Marxisme dalam Hubungan Sri Lanka dengan
Tiongkok,” 20 Juni 2023.
Subhilhar. “Etika Pembangunan: Kajian Alternatif dalam Studi Pembangunan.” Langgas: Jurnal
Studi Pembangunan 1, no. 1 (14 September 2022): 1–8.
https://doi.org/10.32734/ljsp.v1i1.8622.

Anda mungkin juga menyukai