NIM : 1701114544
No. Presensi
1. kemiskinan dan keterbelakangan bukan disebabkan oleh faktor kultural dan struktural
secara internal masyarakat, melainkan karena faktor eksternal berupa hubungan
eksploitatif antara negara berkembang dan negara maju (metropolis/core/inti) dan
(peri-peri/pinggiran). Makanya, jika negara berkembang ingin lepas dari kemiskinan
dan keterbelakangan, harus melepaskan ketergantungan pada negara
maju/inti/metropolis.
2. dalam mengatasi kemiskinan dan keterbelakangan harus berlangsung dalam proses
yang mandiri, tidak bergantung pada bantuan investasi dan teknologi dari negara
maju. Penghapusan ketergantungan negara berkembang kepada negara maju.
B. Perbandingan Dependensi dan Modernisasi
Teori Modernisasi
Asumsi dasar dari teori modernisasi mencakup: (1) Bertolak dari dua kutub dikotomis
yaitu antara masyarakat modern (masyarakat negara-negara maju) dan masyarakat tradisional
(masyarakat negara-negara berkembang); (2) Peranan negara-negara maju sangat dominan
dan dianggap positif, yaitu dengan menularkan nilai-nilai modern disamping memberikan
bantuan modal dan teknologi. Tekanan kegagalan pembangunan bukan disebabkan oleh
faktor-faktor eksternal melainkan internal; (3) Resep pembangunan yang ditawarkan bisa
berlaku untuk siapa, kapan dan dimana saja (Budiman, dalam : Frank, 1984: x). Satu hal yang
menonjol dari teori modernisasi ini adalah, modernisasi seolah-olah tidak memberikan celah
terhadap unsur luar yang dianggap modern sebagai sumber kegagalan, namun lebih
menekankan sebagai akibat dari dalam masyarakat itu sendiri. Asumsi ini ternyata banyak
menimbulkan komentar dari berbagai fihak, terutama dari kelompok pendukung teori
Dependensi, sehingga timbul paradigma baru yang dikenal sebagai teori Modernisasi Baru
(Suwarsono-So, 1991: 58-61).
Teori modernisasi melihat hubungan antara Negara Dunia Pertama (Amerika Serikat
dan negara-negara maju lainnya) dengan Negara Dunia Ketiga layaknya hubungan antara
masyarakat modern dengan tradisional. Hubungan ini mencerminkan kuatnya pengaruh Barat
sebagai role-model terhadap Timur. Hal ini membuat negara berkembang harus selalu
berkaca kepada Barat untuk melakukan modernisasi—membuat Barat dengan mudah
menanamkan nilai-nilainya kepada mereka. Negara Dunia Ketiga dengan sendirinya harus
menolak paham komunis sebagaimana Negara Dunia Pertama menolaknya. Termasuk
menerima dominasi asing yang kini dilembagakan dalam hukum formal. Bantuan asing
berupa modal dan investasi bertebaran di negara-negara berkembang seperti padi di sawah.
Dari penjelasan di atas, teori modernisasi pun memberikan implikasi akan adanya
perubahan/transformasi yang direncanakan pemerintah (top-down).
Teori Dependensi