Anda di halaman 1dari 6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 TEORI PEMBANGUNAN JALAN

Berdasarkan undang-undang republik Indonesia nomor 38 tahun 2004 tentang jalan, jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan
khusus

Berdasarkan undang-undang republik Indonesia nomor 38 tahun 2004 tentang


jalan ,Pembangunan jalan adalah kegiatan pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis,
pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan.Tujuan pembangunan jalan yaitu
Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang. Meningkatkan pelayanan distribusi barang
dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi. Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan
keadilan.dan juga Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Pembangunan jalan umum, meliputi pembangunan jalan secara umum, pembangunan jalan
nasional, pembangunan jalan provinsi, pembangunan jalan kabupaten dan jalan desa, serta pembangunan
jalan kota. pembiayaan pembangunan jalan umum menjadi tanggung jawab Pemerintah atau pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing. Apabila dalam hal pemerintah daerah belum mampu
membiayai pembangunan jalan yang menjadi tanggung jawabnya secara keseluruhan, Pemerintah dapat
membantu sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2.2 teori pembangunan

Pembangunan adalah usaha yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan
pemerintah dalam rangka mencapai tujuan nasional melalui pertumbuhan dan perubahan yang terencana
menuju masyarakat modern (S.P. Siagian: 2012). Tujuan utama pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, untuk mencapainya perusahaan-
perusahaan di berbagai bidang lebih berkembang. Namun, seringkali aspirasi dan niat baik tersebut tidak
menjangkau seluruh masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Selain itu, banyak kerusakan
lingkungan disebabkan oleh eksploitasi yang berlebihan untuk mencapai tujuan pembangunan tertentu
dan juga dengan melanggar standar hidup masyarakat perkotaan.Teori pembangunan terdiri menjadi 2
yaitu Teori pembangunan sebelum kemerdekaan dan teori pembangunan setelah kemerdekaan untul lebih
jelasnya dapay dilihat pada penjelasan dibawah ini:

a. Teori Pembangunan Sebelum Kemerdekaan


Teori pembangunan dalam ilmu-ilmu sosial dapat dibagi menjadi dua paradigma penting,
modernisasi dan ketergantungan (Lewwellen 1995, Larrin 1994, Kiely 1995, Tikson, 2005).
Paradigma modernisasi meliputi teori makro pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan
teori mikro nilai individu yang mendukung proses perubahan. Paradigma ketergantungan
mencakup teori keterbelakangan (underdevelopment), ketergantungan (dependen development)
dan teori sistem dunia (world system theory) menurut klasifikasi Larrain (1994). Sekaligus
Tikson (2005) membagi teori ini. Pembangunan menjadi tiga klasifikasi, yaitu modernisasi,
keterbelakangan dan ketergantungan.
Dalam perkembangan sejarahnya, terlihat bahwa kapitalisme lahir sekitar tiga abad
sebelum lahirnya teori pembangunan. Dengan demikian, berbagai diskusi tentang teori dan
praktik pembangunan sudah termasuk dalam kerangka kapitalisme. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika kapitalisme sangat mewarnai teori-teori evolusi. Gerakan teori modernisasi
untuk mengubah cara produksi di masyarakat berkembang sebenarnya merupakan upaya untuk
mengubah cara produksi dari pra-kapitalis menjadi kapitalis, seperti yang digunakan negara-
negara maju untuk menirunya. Selain itu, Teori Ketergantungan berdasarkan analisis Marxis
dapat dikatakan memunculkan kritik terhadap kapitalisme dari skala pabrik (majikan dan
pekerja) ke tingkat transnasional (pusat dan pinggiran), selama analisis inti, yaitu eksploitasi.
Demikian pula teori sistem dunia berdasarkan teori ketergantungan menganalisis masalah
kapitalisme dengan unit analisis dari dunia sebagai satu-satunya sistem, yaitu sistem ekonomi
kapitalis.Tokoh Amerika berpendapat bahwa kebangkitan teori modernisasi didorong oleh tiga
peristiwa besar dunia setelah berakhirnya Perang Dunia dua, yaitu:
1. Bangkitnya Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan di dunia (dunia)
pemimpin. );
2. Ekspansi gerakan komunis;
3. Lahirnya negara-negara yang baru merdeka.
Teori modernisasi mewarisi banyak dari teori evolusi dan fungsionalisme struktural.
Teori evolusi dapat berkontribusi pada transisi negara-negara Eropa Barat dari masyarakat
tradisional ke masyarakat modern, sementara banyak pendukung teori modernisasi dilatih dalam
pemikiran teori struktural-fungsional. Teori membuktikan bahwa keduanya merupakan warisan
dari pemikiran para ahli sebelumnya.
b. Teori Pembangunan Setelah Kemerdekaan
Pada tanggal 20 Januari 1949 Presiden Amerika Serikat saat itu Harry S. Truman pertama
kali menyebut istilah “kapasitas pembangunan”. Kemudian, ia menyebarkan konsep
keterbelakangan ke negara-negara bekas jajahan ke untuk mengurangi pengaruh komunisme-
sosialisme sebagai ideologi pembangunan, (Stephen Gill, 1993:28).
Teori modernisasi muncul sekitar tahun 1950-an di Amerika Serikat. Amerika sebagai
semacam respon intelektual terhadap Perang Dunia Kedua, yang menyebabkan lahirnya negara-
negara dunia ketiga. Sekelompok negara miskin dunia Ketiga, itu adalah bekas jajahan militer,
dimana menjadi subyek sengketa antara pelaku Perang Dunia Kedua. Sebagai negara yang selama
beberapa waktu memperoleh pengalaman sebagai negara jajahan, kelompok Dunia Ketiga
berusaha melaksanakan pembangunan untuk memenuhi tugas-tugas domestiknya, yaitu
kemiskinan, pengangguran, masalah kesehatan, rendahnya pendidikan, kerusakan lingkungan,
kebodohan, dan berbagai lainnya masalah.
Teori modernisasi adalah teori pembangunan, yang menurutnya pembangunan dapat
dicapai dengan mengikuti proses pembangunan yang digunakan di negara-negara berkembang
saat ini. Teori aktivitas Talcott Parsons mengidentifikasi karakteristik yang membedakan
masyarakat “modern” dan “tradisional”. Pendidikan dipandang sebagai kunci untuk menciptakan
individu modern. Teknologi memainkan peran sentral dalam teori pembangunan karena teknologi
yang dikembangkan dan diadopsi di negara-negara kurang berkembang diyakini dapat
merangsang pertumbuhan ekonomi. Salah satu elemen kunci dari teori modernisasi adalah
keyakinan bahwa pembangunan membutuhkan bantuan negara maju untuk membantu negara
berkembang belajar dari pembangunan mereka sendiri. Jadi untuk teori ini didasarkan pada teori
bahwa antara negara maju dan negara berkembang, ada peluang untuk mencapai pembangunan
yang sama. Secara historis, teori modernisasi teori ketergantungan muncul dari ketidakmampuan
untuk menghidupkan kembali perekonomian negara-negara terbelakang, terutama negara-negara
Amerika Latin.
Secara teoritis, teori modernisasi melihat kemiskinan dan keterbelakangan di negara-
negara dunia ketiga disebabkan oleh faktor-faktor internal negara yang bersangkutan. Karena
faktor internal, negara dunia ketiga tidak bisa maju dan tertinggal. Paradigma itu kemudian
dibantah oleh teori ketergantungan. Teori ini mengklaim bahwa kemiskinan dan keterbelakangan
di negara dunia ketiga tidak disebabkan oleh faktor internal negara tersebut, melainkan oleh
faktor eksternal di luar negara dunia ketiga. Faktor eksternal yang paling menentukan
keterbelakangan negara dunia ketiga adalah tidak adanya dan dominasi negara maju dalam laju
pembangunan di negara dunia ketiga. Dengan intervensi ini pembangunan di negara-negara dunia
ketiga tidak berjalan dan berfungsi untuk menghapus keterbelakangan saat ini, tetapi mengarah
pada lebih banyak kesengsaraan dan keterbelakangan. Volume Dua ketertinggalan negara-negara
dunia ketiga disebabkan oleh ketergantungan negara-negara dunia ketiga akibat campur tangan
negara-negara maju. Jika pembangunan berhasil, ketergantungan ini harus dipatahkan dan
negara-negara dunia ketiga harus dibiarkan menjalankan roda pembangunannya sendiri.
Melihat prioritas teori pembangunan yang disebutkan sebelumnya, teori yang cocok
untuk Indonesia menurut saya adalah model pembangunan neo klasik Solow sebagai
perpanjangan dari model Harrod-Domar. Jika perlu meningkatkan tabungan dan investasi
(menurut model Harrod-Domar), tabungan dan investasi yang tinggi meningkatkan kemampuan
meminjamkan modal kepada masyarakat sehingga dapat terjadi pertumbuhan ekonomi.
Menambahkan faktor lain yaitu tenaga kerja dan variabel baru yaitu teknologi.
Sebagaimana tertuang dalam program MP3EI, percepatan transformasi ekonomi
ditekankan sebagai pendekatan untuk menciptakan nilai tambah, mendorong investasi,
mengintegrasikan sektor dan daerah serta mempercepat investasi swasta sesuai dengan
kebutuhannya. MP3EI memiliki 3 (tiga) strategi utama yang diimplementasikan dalam inisiatif
strategis. Strategi pertama adalah mengembangkan potensi melalui 6 koridor ekonomi yang
diterapkan di 22 industri utama mendorong BUMN besar, sektor swasta publik dan investasi
asing langsung. Strategi lainnya adalah memperkuat keterkaitan nasional dengan menyelaraskan
rencana aksi nasional untuk mendorong kinerja sektor riil. Strategi ketiga adalah
mengembangkan center of excellence untuk setiap koridor ekonomi. Dalam hal ini,
pengembangan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi didorong sesuai
dengan kebutuhan untuk meningkatkan daya saing.

2.3 Teori pembiayaan pembangunan

pembiayaan pembangunan terdiri dari dua jenis sumber pembiayaan, yakni sumber pembiayaan
konvensional dan non-konvensional. Untuk lebij jelasnya dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini:

a. Pembiayaan Konvensional
Pembiayaan konvesional terdiri dari APBN dan APBD. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara
Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis
dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu
tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). Struktur APBN yang sekarang dilaksanakan
oleh pemerintah Indonesia secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Negara dan Hibah
2. Belanja Negara
3. Keseimbangan Primer
4. Surplus/Defisit Anggaran
5. Pembiayaan

Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara saat ini adalah:

1) Belanja Negara. terdiri atas dua jenis:


 Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk
membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas
pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi:
Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga
Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja
Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
 Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah,
untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang
bersangkutan. Belanja Daerah meliputi: Dana Bagi Hasil,Dana Alokasi
Umum,Dana Alokasi Khusus ,Dana Otonomi Khusus
2) Pembiayaan. meliputi:
 Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi,
Surat Utang Negara, serta penyertaan modal negara.
 Pembiayaan Luar Negeri, meliputi: Penarikan Pinjaman Luar Negeri,
terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek. Dan Pembayaran
Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan
Moratorium.
Sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana
keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD
meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember.Ada pun APBD terdiri atas:
1) Anggaran pendapatan, terdiri atas :
 Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain
 Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi
Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus
 Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat.
2) Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas
pemerintahan di daerah.
3) Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
b. Sumber pembiayaan non-konvesional
Sumber pembiayaan non-konvesional merupakan sumber-sumber pembiayaan yang
diperoleh dari kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Strategi Pembiayaan Non-
Konvensional :
1. Kemitraan pemerintah – swasta
2. Kewajiban Paksa
3. Peningkatan invenstasi swasta murni
4. Peningkatan pembiayaan dari masyarakat

Anda mungkin juga menyukai