Anda di halaman 1dari 9

SMA Bina Widya Surakarta

PEMANDU BELAJAR 2
Mata Pelajaran: Sosiologi minat
Hasil Belajar: menganalisis konse globalisasi dan modernisasi
Kelas/ Smt: XII (Dua belas) IS ./ I (satu)
Tanggal: 21 September 2021
Nama/ No: Steven Christiawan/ 7

A. Hakikat Modernisasi
Modernisasi berasal dari bahasa latin modernus yang dibentuk dari kata modo dan ernus.
Modo yang berarti cara dan Ernus yang berarti periode waktu masa kini. Aspek yang paling
menonjol dalam proses modernisasi adalah perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
tinggi.

Modernisasi bertolak belakang dengan westernisasi, karena westernisasi adalah sikap dan
perilaku yang meniru mutlak pola hidup barat, tetapi sebaliknya dengan adanya modernisasi
memperkukuh sekularisasi, dimana sekularisasi adalah mementingkan kepentingan duniawi.

Untuk menghindari pemahaman yang keliru tentang modernisasi berikut akan dikemukakan
pengertian modernisasi menurut para ahli sosiologi, diantaranya sebagai berikut:
1. Wilbert E. Moore: modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama dalam
bidang teknologi dan organisasi sosial dari yang tradisional ke arah pola – pola ekonomis
yang didahului oleh Negara – Negara barat yang telah stabil.
2. Koentjaraningrat: modernisasi adalah beradaptasi dengan dunia sekarang.
3. Soerjono Soekanto: modernisasi adalah perubahan yang direncanakan oleh masyarakat
(planned change)

Modernisasi dapat terwujud jika ada sinkronisasi antara pembangunan fisik dan psikis, menurut
Alex Inkeless terdapat 9 ciri manusia modern, antara lain :
1. Terbuka (open minded)
2. Berani mengemukakan pendapat dan demokratis
3. Menghargai waktu dan berorientasi ke depan
4. Memiliki perencanaan
5. Percaya diri
6. Perhitungan
7. Menghargai
8. Percaya pada IPTEK
9. Menjunjung tinggi sikap dimana imbalan yang diterima harus sesuai dengan prestasi

Modernisasi memiliki syarat – syarat yang harus dipenuhi agar terwujud perubahan sosial yang
direncanakan dan terarah dengan baik, seperti:
1. Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga
2. Sistem administrasi yang baik
3. Sistem pengumpulan data yang baik
4. Favourable terhadap modernisasi
5. Tingkat organisasi yang tinggi
6. Sentralisasi wewenang dalam perencanaan dan tidak mementingkan kepentingan tertentu
Selain syarat – syarat diatas agar modernisasi dapat berjalan lancar perlu dukungan dari
masyarakat, karena itu, sikap mental dan nilai budaya suatu masyarakat merupakan faktor
pendorong proses modernisasi antara lain: Rajin, tepat waktu, berani mengambil risiko,
berorientasi ke depan, dan bertanggung jawab.
Modernisasi memiliki gejala – gejala tertentu dalam beberapa bidang, seperti:
1. Bidang budaya, ditandai oleh semakin pudarnya budaya asli, contohnya: gotong royong ->
komersial (reward, berupa uang jasa).
2. Bidang politik, ditandai dengan semakin banyaknya Negara yang lepas dari penjajahan,
munculnya Negara – Negara yang merdeka, tumbuhnya demokratisasi dan semakin diakuinya
hak – hak asasi manusia, contohnya: kemerdekaan Indonesia
3. Bidang ekonomi, ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia.
Ex: kipas menjadi AC, telepon menjadi HP.
4. Bidang sosial, ditandai dengan banyaknya ragam spesialisasi pekerjaan sesuai dengan
perannya. Ex: kecenderungan konsekuensi stratifikasi sosial.
Salah satu penganut pandangan tentang modernisasi yaitu W.W Rostow berusaha
menjelaskan perkembangan masyarakat menuju modernisasi dalam tahapan – tahapan berikut:
1. Masyarakat tradisional, era ini ditandai dengan percaya pada hal gaib, IPTEK rendah,
tergantung pada alam.
2. Pra kondisi tinggal landas, era yang ditandai dengan mulai mengenal pendidikan yang
sifatnya sekuler. Konsep mobilisasi kapital yang dimiliki kelas pedagang, 10-50 tahun.
3. Tinggal landas, era ini ditandai dengan perkembangan sudah mulai stabil pada sektor
tertentu untuk mencapai modernisasi masih membutuhkan 50-100 tahun.
4. Dorongan untuk mapan, era ini merujuk kemiskinan berkurang dan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat, sektor yang lain mengalami perkembangan.
5. Era konsumsi tinggi, era ini ditandai ketidakpuasan terhadap pemenuhan kebutuhan,
pengembangan dalam bidang militer, kesejajaran dan kesejahteraan merata.
Modernisasi hanya dapat terjadi jika terdapat suatu dorongan. Dorongan itu menurut David
Mcleland adalah sebagai berikut, kebutuhan untuk memperoleh hasil (need for achievement/
virus nach), perasaan tanggung jawab terhadap masyarakat, memiliki modal yang cukup dan
memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi sehingga mampu menggunakannya dengan bijak.
Suatu perubahan sosial pasti memiliki dampak atau efek yang diakibatkannya, berikut
adalah dampak dari modernisasi :
1. Disorganisasi sosial adalah memudarnya nilai dan norma di masyarakat.
2. Kesenjangan budaya (cultural lag) dan disintegrasi sosial, contoh: kuantitas sekolah ≠
lapangan pekerjaan

B. Hakikat Globalisasi
Pengertian globalisasi adalah tanpa batas. Oleh sebab itu dalam era globalisasi, kejadian –
kejadian yang terjadi di suatu Negara dapat diketahui dengan cepat oleh bangsa atau Negara lain,
hubungan yang efektif ini menyebabkan unsur budaya asing mudah masuk ke suatu Negara.
Menurut Cohen dan Kennedy globalisasi adalah seperangkat transformasi yang saling
memperkuat dunia, yang meliputi hal – hal sebagai berikut:
1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara – negara yang berbeda
saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan, dan lain sebagainya.
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya:
a. Ekonomi: pengangguran, hutang negara
b. Lingkungan: perubahan iklim global
c. Permasalahan lazim lainnya seperti terorisme, AIDS, dll.

Untuk menghindari pemahaman yang keliru tentang globalisasi berikut akan dikemukakan
pengertian globalisasi menurut para ahli sosiologi, diantaranya sebagai berikut:
1. Kennedy dan Cohen menyebut globalisasi adalah sebagai sebuah transformasi
yang telah membawa pemahaman baru bahwa dunia adalah satu.
2. Peter Drucker menyebut globalisasi adalah zaman transformasi sosial, dalam
berbagai bidang kehidupan dan merupakan sebuah proses yang berada di jantung ekonomi
global.
3. Martin Albrow melihat globalisasi sebagai keseluruhan proses dimana penduduk
dunia terinkorporasi (tergabung) ke dalam masyarakat dunia yang tunggal yaitu masyarakat
global.
4. Rosabeth Moss Kanter menganalogikan globalisasi adalah sebagai sebuah pusat
perbelanjaan global.

Proses terjadinya globalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut,

Benih globalisasi -> perdagangan antar negara ± 1000 SM -> dominasi perdagangan kaum
muslim di Asia dan Afrika -> eksplorasi dunia oleh bangsa Eropa -> berkembangnya industri ->
Perang Dunia berakhir -> komunisme runtuh -> Kapitalisme muncul

Globalisasi memiliki dampak – dampak tertentu bagi masyarakat, seperti yang dijelaskan di
bawah ini :

1. Gegar budaya (Cultural shock) adalah suatu kondisi dimana terjadi guncangan jiwa/ mental
seseorang/ kelompok orang akibat belum adanya kesiapan untuk menerima unsur kebudayaan
asing yang berbeda dengan kebudayaannya.
Ex: banyaknya mal mempengaruhi konsumtifitas masyarakat.
2. Kesenjangan budaya (cultural lag), ketidaksesuaian antara unsur kebudayaan di dalam
masyarakat.
Ex: suku Baduy dalam, supermarket dan pasar
3. Memperkaya unsur – unsur kebudayaan Indonesia, pengaruh globalisasi akan memperkaya
unsur – unsur kebudayaan bangsa Indonesia terutama yang diserap dari kebudayaan asing
adalah pola pikir yang rasional dan terbuka demi kemajuan bangsanya.
C. Gejala dan Dampak Modernisasi di Indonesia
Bidang – bidang yang mengalami gejala modernisasi dan globalisasi yang terjadi di
Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Bidang Ilmu pengetahuan dan teknologi: kemajuan teknologi guna


memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ex: handphone (dulu hanya komunikasi, sekarang bisa
banyak macam fungsi).
2. Bidang ekonomi: Tujuan dari modernisasi di bidang ekonomi
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ex: sistem ekonomi kerakyatan
(persaingan yang sehat dan adil, memberdayakan pengusaha kecil menengah dan Koperasi,
mengembangkan hubungan kemitraan yang saling mendukung).
3. Bidang politik: mengalami pasang surut modernisasi politik. Ex:
liberal, terpimpin, Pancasila
4. Bidang agama: keseimbangan modernisasi secara fisik dan non
fisik.

Modernisasi dan globalisasi adalah dua gejala sosial yang dapat menimbulkan dampak
tertentu terutama bagi masyarakat Indonesia,
Dampak positif tersebut meliputi:
 Mempercepat perkembangan IPTEK  Tersedianya barang konsumsi
 Bertambah luasnya lapangan dengan banyak pilihan
pekerjaan  Terbukanya penyediaan modal
 Membentuk profesionalitas  Lancarnya komunikasi
 Efektivitas dan efisiensi kerja  Terciptanya transaksi ekonomi yang
meningkat efektif
 Volume ekspor meningkat

Dampak negatifnya meliputi:


 Kerusakan lingkungan  Munculnya sikap konsumeristis
 Demoralisasi  Muncul egoistis dan materialistis
 Kondisi diharmonisasi  Munculnya pola kehidupan yang
 Menurunnya kemandirian dalam kompetitif dan disorganisasi sosial
menghadapi masalah

Dampak dari adanya modernisasi dan globalisasi mengakibatkan beberapa kondisi umum seperti
di bawah ini:
1. Urbanisasi
Definisi: perpindahan penduduk dari desa ke kota
a. Daya tarik ekonomi, variasi pekerjaan
b. Daya tarik sosial, kenaikan status sosial
c. Daya tarik pendidikan, kompleksnya fasilitas pendidikan
d. Daya tarik budaya, heterogenitas hiburan yang menyenangkan
Dampak urbanisasi bagi kota yang dituju:
 Kesejahteraan menurun
 Pengangguran
 Kriminalitas
Dampak urbanisasi bagi desa yang ditinggalkan
 Berkurangnya penduduk desa
 Sawah terbengkalai
 Hasil panen menurun

2. Kesenjangan sosial ekonomi


Secara etimologis, kesenjangan adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak sama
di masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.
Faktor – faktor yang menyebabkan kesenjangan adalah
 Menurunnya pendapatan per kapita
 Ketidakmerataan pembangunan
 Rendahnya mobilitas
3. Pencemaran lingkungan alam; dengan
adanya pembangunan industri dapat mencemarkan lingkungan air, tanah, dsb.

4. Kriminalitas
Masalah yang memicu:
 Menipisnya rasa kekeluargaan
 Meningkatnya individualis
 Meningkatnya kompetisi
 Meningkatnya pola hidup konsumtif

5. Lunturnya eksistensi jati diri bangsa


Contoh jati diri bangsa:
 Ramah
 Sopan santun
 Masih memegang tradisi lama
Beberapa contoh dampak / lunturnya eksistensi jati diri bangsa di beberapa bidang antara lain :
1. Di bidang IPTEK: arus informasi yang bertentangan dengan kebudayaan atau jati diri
bangsa Indonesia.
2. Di bidang ekonomi: perusahaan multinasional mematikan perusahaan dalam negeri.
3. Di bidang budaya: westernisasi, kebudayaan bangsa mulai memudar.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah memudarnya jati diri bangsa:
1. Reorientasi budaya (culture reorientation):
suatu aktivitas untuk menengok kembali keberadaan budaya baik dalam bentuk besar atau
kecil.
Ex: memperkenalkan wayang pada generasi muda
2. Revitalisasi budaya (culture revitalization):
suatu upaya perombakan dan penyesuaian sedemikian rupa sehingga unsur tersebut menjadi
penting.
Ex: mulai memperbaiki wayang
3. Refungsionalisasi budaya: suatu upaya agar
budaya tersebut kembali berfungsi.
Ex: mempertontonkan wayang melalui kegiatan resmi
4. Pelembagaan budaya (culture
institusionalized): suatu upaya pelembagaan yang digunakan untuk menampung sebuah
kebudayaan.
Ex: sanggar seni wayang
5. Implementasi budaya (culture
implementation): suatu cara untuk mewujudkan pemanfaatan suatu struktur budaya ke dalam
fungsi kehidupan masyarakat sehari – hari.
Ex: kebijakan tentang pemasangan wayang di rumah-rumah.
D. TANTANGAN MASA DEPAN BANGSA
Ada beberapa dampak dari globalisasi dan modernisasi yang membuat bangsa
Indonesia mengalami tantangan di masa depan. Berbagai macam respon tentang arus
globalisasi dan modernisasi, secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Robertson dengan glokalisasi yaitu menangkap pengaruh global dan mengubahnya menjadi
sesuatu yang dapat diterima secara lokal.
Ex: waralaba ayam goreng dari AS, Cola-cola
b. Kreolisasi yaitu pencampuran unsur-unsur budaya global.
Ex: internasionalisasi musik (Rap, Rock), olahraga (Thai Boxing)
c. Komunikasi global, dapat dengan mudah untuk berinteraksi secara global dengan berbagai
Negara di berbagai belahan dunia, tetapi dengan adanya fenomena ini membuat masyarakat
berada di tengah dunia yang bercirikan ‘risiko’.
d. Pengetahuan tentang hal – hal global dapat meninggikan kesadaran dan kesetiaan terhadap hal
– hal lokal, sebagai contoh dengan adanya pengetahuan tentang kebudayaan luar membuat kita
semakin meningkatkan semangat rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.
e. Beberapa kelompok religius dan etnik berusaha mencegah terjadinya globalisasi karena
mereka menganggap sebagai suatu bentuk penjajahan terhadap kemurnian budaya dan agama
mereka, bahkan kelompok tersebut memiliki suatu ideologi yang radikal, yang bahkan
berujung pada kekerasan.
Sementara itu berkaitan dengan respon tentang arus globalisasi, para
transformasionalis memberikan kritik dengan tiga pandangan, seperti :
1. Aliran budaya hanya satu arah, dari dunia barat menuju negara – negara berkembang.
2. Seolah – olah ada anggapan bahwa masyarakat di negara berkembang adalah konsumen yang
bodoh, karena dengan adanya berbagai variasi pilihan membuat masyarakat di negara dunia
ketiga menjadi masyarakat yang cenderung konsumeristis.
3. Pendapat tersebut melemahkan kekuatan budaya lokal, bagaimana kita sering melihat bangsa
Indonesia minum coca-cola, memakai Nevada Jean’s, mendengarkan musik luar negeri,
namun hal itu tidak mencerminkan kalau bangsa Indonesia meninggalkan tradisinya, tetapi
sebagian besar dari masyarakat Indonesia bahkan tidak mengenal kebudayaannya sendiri.
Ada berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia terutama dalam
beberapa hal, seperti, melemahnya penghayatan terhadap Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa, pemakaian bahasa Indonesia, berkurangnya legitimasi budaya, dekadensi
moral dan kekacauan manusia, perubahan pola perilaku. Sebagai bangsa yang memiliki
falsafah dan ideologi Pancasila, kita harus memiliki suatu unsur kepribadian agar kita
mampu menghadapi tantangan globalisasi dan tidak tergerus olehnya, unsur tersebut
meliputi, kemampuan berpikir rasional dan realistis, sadar akan hak dan kewajibannya,
percaya diri dan memiliki harga diri yang tinggi, memiliki pengetahuan yang luas, dan
memiliki cita – cita hidup yang dapat membuat masyarakat memiliki orientasi ke mana
arah tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai