Anda di halaman 1dari 6

B.

MODERNISASI DAN GLOBALISASI


Sejarah peradaban manusia membuktikan adanya kondisi dinamis dari kehidupan
manusia yang terus berkembang. Perkembangan peradaban manusia didorong oleh adanya
penemuan mesin-mesin teknologi dan teknik - teknik produksi yang menyebabkan terjadinya
modernisasi dalam berbagai kehidupan manusia. Mesin-mesin industri dan teknologi komunikasi
terusmenerus dikembangkan karena dukungan perkembangan di dunia ilmu pengetahuan.
Peradaban manusia berubah menjadi semakin dinamis, rasional dan modern, melalui proses yang
disebut dengan modernisasi. Apa itu modernisasi?
Konsep modernisasi sering kali dikaitkan dengan konsep westernisasi, di mana, dalam
konteks modernisasi, penggunaan cara-cara budaya Barat maupun barang-barang materi dari
Barat merupakan bagian dari proses modernisasi. Selain itu, isu tentang industrialisasi,
demokrasi, dan ekonomi pasar menjadi komponen yang muncul bersama-sama dalam proses
modernisasi tersebut. Ekonomi pasar yang terjadi pun semakin ke arah kapitalistik yang pada
akhirnya mempengaruhi segala segi kehidupan manusia.
Sebagai fenomena sosial, definisi tentang modernisasi banyak sekali diberikan oleh para
ahli. Koenjaraningrat mendefinisikan modernisasi sebagai usaha penyesuaian hidup dengan
konstelasi dunia yang dilandasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak hanya
bersifat fisik material saja, tetapi lebih jauh daripada itu, dan dilandasi oleh sikap mental yang
mendalam yang maju, berpikir rasional, berjiwa wiraswasta, berorientasi ke masa depan dan
seterusnya. Schorrl juga memberikan definisi yang tidak jauh berbeda penekanannya, di mana ia
mendefinisikan modernisasi sebagai proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam
semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-beda tetapi tujuan utamanya untuk
mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang seluas-luasnya, sepanjang
masih dapat diterima oleh masyarakat yang bersangkutan. Definisi yang hampir serupa juga
dikemukan oleh Smith, di mana modernisasi didefinisikan sebagai proses yang dilandasi oleh
seperangkat rencana dan kebijakan yang disadari untuk mengubah masyarakat ke arah kehidupan
masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat kehormatan
tertentu.3 Dengan kata lain, modernisasi mengandung unsur-unsur !) perubahan yang bergerak
maju secara linier, 2) adanya pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan, 3) didukung dengan
adanya perkembangan teknologi di berbagai kehidupan manusia, serta 4) mempengaruhi pola
pikir dan perilaku manusia yang berusaha mengejar kehidupan yang lebih maju dan modern.
Pengaruh modernisasi dalam segi-segi kehidupan manusia cukup besar, terutama
pengaruhnya terhadap gaya hidup, perubahan nilai dan norma, bahkan bentuk relasi sosial dalam
keluarga. Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor kemajuan peradaban dunia merupakan indikasi
kemajuan berpikir umat manusia, sehingga tidak salah apabila disebut bahwa umat manusia
dewasa ini telah dihadapkan pada situasi yang serba maju, instan dan pola pemikiran yang kritis.
Kemajuan peradaban itu banyak mengakibatkan perubahan di segala aspek kehidupan individu,
keluarga, masyarakat, bernegara maupun berbangsa.
Dari dunia keilmuan, proses modernisasi di dunia memberikan focus kajian tersendiri
bagi beberapa ahli yang kemudian berusaha mengembangkan teori-teori modernisasi. Arief
Budiman (1995:37-38) melihatnya dalam lima varian teori Modernisasi yaitu (1) teori Harrod-
Domar, yang menekankan bahwa pembangunan hanya merupakan masalah penyediaan modal
untuk investasi, di mana teori ini banyak dikembangkan oleh para ekonom, (2) teori McClelland
yang menekankan pada aspek-aspek psikologi individu, yaitu melalui pendidikan individual
kepada anak-anak di lingkungan keluarga, dan pembangunan akan terlaksana apabila terdapat
jumlah wiraswasta yang banyak. (3) teori Weber yang menekankan pada nilai-nilai budaya.
Nilai-nilai dalam masyarakat ini, antara lain melalui agama, mempunyai peran yang menentukan
dalam mempengaruhi tingkah laku individu. Apabila nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
dapat diarahkan kepada sikap yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi, proses pembangunan
dalam masyarakat dapat terlaksana, (4) Teori Rostow, yang menekankan pada adanya lembaga-
lembaga sosial dan politik yang mendukung proses pembangunan. Lembaga-lembaga politik dan
social diperlukan untuk menghimpun modal yang besar serta memasok tenaga teknis, tenaga
wiraswasta dan teknologi, dan (5) teori Inkeles dan Smith yang menekankan lingkungan
material, dalam hal ini lingkungan pekerjaan, sebagai salah satu cara terbaik untuk membentuk
manusia modern yang dapat membangun. Teori ini dapat diaplikasikan dengan pemberian
pengalaman kerja secara langsung. Pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk
membentuk manusia modern. Modern merupakan simbol kemajuan, pemikiran rasional, cara
kerja efisien dan merupakan ciri masyarakat maju.
Sebagai suatu proses perubahan yang mengarah pada kemajuan, modernisasi ternyata
juga memberikan dampak lain yang negatif, misalnya:
1. perilaku materialistik, yaitu perilaku yang lebih mengejar kekayaan materi dibanding
dengan kualitas diri;
2. perilaku individualistik, yaitu memperjuangkan kepentingan dirinya sendiri dibanding
menolong orang lain;
3. perilaku konsumerisme, yaitu perilaku hidup yang boros/konsumtif;
4. kesenjangan sosial ekonomi, yaitu timbulnya pelapisan sosial yang kuat antara yang kaya
dengan yang miskin;
5. pencemaran/kerusakan lingkungan alam;
6. kriminalitas;
7. kenakalan remaja.
Dalam kenyataannya, perkembangan peradaban manusia tidak hanya berhenti pada
terbentuknya masyarakat modern akan tetapi terus bergerak maju hingga akhirnya membentuk
masyarakat global, melalui proses yang disebut dengan globalisasi, di mana teknologi informasi
dan komunikasi menjadi faktor yang paling berperan dalam perubahan ke arah itu. Lalu apa itu
globalisasi?
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition),
sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batasbatas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat. Globalisasi adalah suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa saling
berhubungan dalam bidang ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
Meskipun tidak ada definisi yang mapan terhadap konsep globalisasi, tetapi banyak ahli
sosiologi mencoba memberikan pengertian atas konsep globalisasi tersebut. Anthony Giddens,
misalnya, memberikan definisi yang menarik tentang globalisasi. Gidden mendefinisikan
globalisasi sebagai ”the intensivication of world-wide social relations which link distant
localities in such a way that lokal happenings are shaped by events occurring many miles away
and vice verse”. Menurut definisi ini, proses globalisasi ditandai dengan intensifikasi hubungan
antarwilayah dimana peristiwa yang terjadi di luar sana akan mempengaruhi kondisi dalam
negeri di suatu tempat. Begitu juga sebaliknya, peristiwa yang terjadi di dalam negeri tidak
semata-mata mempengaruhi stabilitas nasional, namun juga mempengaruhi kondisi Negara lain,
regional atau bahkan stabilitas global.
Dengan demikian, secara umum, dalam pembahasan tentang globalisasi, kita dihadapkan
pada 3 konsep utama dari globalisasi tersebut, yaitu:
1. Disembedding, yaitu hubungan-hubungan sosial yang tidak lagi berada pada konteks lokal
tetapi lebih pada situasi yang global.
2. Space-time distanciation, yaitu proses melalui mana jarak dan waktu menjadi lebih padat
sehingga kejadian-kejadian di dunia dapat dirasakan dengan cepat melalui media.
3. Localisation, yaitu proses yang menempatkan suku bangsa, bahasa, budaya, ekonomi, dan
gaya hidup muncul sebagai identitas individu yang penting.

Berikut ini adalah beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena
globalisasi di dunia, yaitu:
1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barangbarang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global
terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa, semacam turisme,
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan
pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi,
film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). Saat ini kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan.
4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Globalisasi juga dapat dilihat sebagai suatu proses mendunia yang ditandai dengan
semakin hilangnya batas-batas dunia (a borderlles world: one world, different but never divide),
tidak lepas dari perkembangan pemikiran manusia. Pemikiran manusia yang terus mengalir dan
disertai dengan inovasi telah mampu merubah dunia dan peradaban manusia. Dengan demikian
globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk di antaranya
aspek budaya. Akan tetapi, secara umum, globalisasi terdiri atas 3 (tiga) dimensi, yaitu:
1. Ekonomi, yaitu bekerjanya kapitalisme dalam konteks yang global dan bentuk-bentuknya
dalam bidang keuangan, produksi dan pekerjaan.
2. Politik, yaitu meningkatnya kondisi politik di tingkat internasional yang membawa pengaruh
pada nasion (bangsa).
3. Budaya, yaitu pemanfaatan aspek-aspek budaya lokal, seperti ideologi, fashions, seni, musik
dan lain-lain dengan audiences yang lebih luas melalui teknologi-teknologi baru, seperti
internet.
Perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal abad ke-20
dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik
sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi
antarbangsa lebih mudah dilakukan. Hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan
globalisasi kebudayaan. Dengan telepon seluler manusia bisa berkomunikasi dengan berbagai
bangsa, serta dengan media internet dan tv kabel manusia bisa menyaksikan berbagai peristiwa
yang terjadi hampir di seluruh belahan dunia.
Salah satu media pengintegrasian manusia-manusia di dunia menjadi masyarakat global
adalah dengan berkembangnya konsep hyperspace. Hyperspace adalah tempat fisik atau imajiner
tanpa referensi lokal, tetapi dapat masuk dan mempenetrasikan tembok-tembok batas lokal.
Contohnya adalah muncul dan berkembangnya komunitas informasi dan identitas virtual yang
sangat dimungkinkan dengan kehadiran internet dan world wide web (www). Industri makanan
siap saji seperti Mc Donald, begitu mendunia sehingga mempengaruhi budaya konsumsi
masyarakat.
Di sisi lain, globalisasi bukan hanya dapat dipandang sebagai suatu kondisi
mengglobalnya nilai-nilai budaya, akan tetapi juga nilai-nilai dan pandangan ekonomi, politik,
sosial dan lingkungan. Dengan kata lain, akan terbentuknya kondisi ekonomi global, kondisi
politik global, kondisi social global, dan kondisi lingkungan global yang memaksa tiap-tiap
negara di dunia untuk menjadi bagian dari masyarakat dunia.
Terjadinya fenomena globalisasi tentunya memberikan dampak yang tidak sedikit pada
kehidupan manusia dan masyarakat di negara mana pun, terutama di negara-negara dunia ketiga.
Pengaruhnya tidak hanya positif tetapi juga negatif. Hal ini karena di samping adanya pengaruh
yang positif dari globalisasi, ternyata globalisasi juga merupakan sebuah persoalan besar karena
membuat segala sesuatunya berubah. Kehidupan yang tadinya dihiasi keramahan perlahan-lahan
berubah menjadi sangat individualistik. Semangat gotong-royong telah digantikan dengan
semangat time is money. Hubungan - hubungan personal yang penuh ketulusan telah digantikan
dengan hubunganhubungan fungsional yang serba formal. Kehadiran perusahaan-perusahaan
multinasional telah mengancam eksistensi perusahaan lokal. Karakter budaya lokal luntur
dikalahkan dengan budaya Barat yang dibawa melalui MTV dan internet. Konsumerisme
meningkat tidak hanya diperkotaan tetapi juga di tataran hidup pedesaan.
Di lain pihak, globalisasi mendorong terjadinya praktik ekonomi yang mengglobal yang
memungkinan kita mudah memiliki sarana apa pun, mulai dari uang, barang-barang elektronik
buah karya kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, sampai apa pun yang kita butuhkan.
Sehingga hal ini dapat mempermudah segala usaha dan tindakan kita untuk tujuan apa pun dalam
kehidupan kita sebagai manusia.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang disinyalir menjadi faktor utama
terjadinya kehidupan global semakin mudah diperoleh. Manusia yang pada hakikatnya adalah
makhluk sosial semakin haus untuk berhubungan dengan masyarakat di negara lain. Jarak tidak
lagi menjadi hambatan karena teknologi komunikasi dapat mempermudah dan mempercepat
hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain walaupun dipisahkan dengan
jarak bermil-mil jauhnya. Tidak sekedar dapat mendengarkan suara, akan tetapi juga dapat saling
berhadapan selayaknya berbicara tatap muka konvensional.
Teknologi informasi juga semakin menjadi kebutuhan yang penting. Perkembangan dunia
internet tidak hanya dapat dijangkau di perkotaan akan tetapi juga di pedesaan. Tidak hanya di
dunia pendidikan dan industri, tetapi juga di dunia domestik. Koran dan majalah bukan lagi
sumber informasi berita yang utama, karena ada sarana berita online yang dapat diakses dan
berubah setiap detik. Tidak hanya berita dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri bahkan
dunia.
Globalisasi memungkinkan masyarakat melihat bagaimana kondisi masyarakat di negara
lain. Ketika mereka menemukan bahwa masyarakat di negara lain memiliki kondisi yang lebih
baik – seperti dalam hal keterbukaan pers, penegakan hukum, demokratisasi dan kesejahteraan
sosial – logis bila masyarakat tersebut berharap dapat menikmati kondisi yang sama.
Persaingan antar manusia tidak hanya terjadi di dalam satu wilayah negara, akan tetapi
menjangkau wilayah di seluruh dunia. Sebagai contoh adalah persaingan dalam dunia
ketenagakerjaan. Banyaknya tenaga kerja asing memberikan dampak persaingan yang cukup
tinggi di kalangan tenaga kerja lokal. Persaingan yang mereka hadapi tidak hanya terbatas pada
tenaga kerja lokal tetapi juga dengan tenaga kerja asing. Nilai-nilai profesionalisme di kalangan
pekerja semakin dituntut. Penguasaan teknologi semakin lebih dibutuhkan. Coba Anda amati
beberapa iklan lowongan pekerjaan di beberapa media.
Belum lagi penguasaan bahasa internasional menjadi semakin penting. Perilaku kerja
yang cepat, tegas, sigap dan rasional menjadi modal utama dalam menghadapi persaingan global
di dunia ketenagakerjaan. Hal ini menjadi penting karena perhitungan ekonomi yang diutamakan
dalam proses produksi dan distribusi dalam berbagai lapangan pekerjaan telah diperhitungkan,
direncanakan dan ditargetkan secara ketat untuk menghadapi persaingan industri dan
perdagangan global.
Untuk dunia pendidikan, adanya tuntutan dalam dunia ketenagakerjaan, baik di tingkat
lokal maupun global, memberikan dampak cukup besar. Nilai – nilai profesionalisme,
kemampuan berpikir kritis dan inovatif mendorong dunia pendidikan mulai banyak
mengembangkan metode pembelajaran yang praktis, efektif dan efisien dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi yang utama dibanding cara-cara
konvensional. Ruang kelas tidak lagi menjadi media yang utama. Keberadaan guru dan pengajar
bukan lagi menjadi sentral kegiatan. Buku juga bukan menjadi prasarana satu-satunya dalam
memperoleh informasi substansi dalam dunia pendidikan di masa yang akan datang. Kondisi ini
tentu saja membawa dampak yang lebih luas pada nilai-nilai pendidikan itu sendiri di mata
siswa. Keterbukaan dan kebebasan berpendapat mendorong siswa lebih berani mengemukakan
argumentasi dan pandangannya terhadap sesuatu. Apalagi bila informasi yang mereka terima
jauh lebih berkembang dan up to date dibanding guru atau pengajar. Dengan kata lain, guru dan
pengajar dihadapkan pada suatu keadaan perkembangan yang juga menuntut mereka untuk
mampu mengakses informasi dunia pendidikan dan sain melalui media yang lebih maju. Dengan
demikian pada perkembangannya guru dan pengajar lebih berperan sebagai fasilitator untuk
mencari validasi dari banyak pendapat dan argumentasi siswa dibandingkan sebagai pemberi
materi pelajaran semata.
Nilai-nilai kebebasan dan keaktifan menjadi bagian dari nilai-nilai yang dibutuhkan
dalam persaingan di dunia global. Akan tetapi tentunya yang diharapkan bukanlah kebebasan
dan keaktifan yang negatif, melainkan suatu nilai yang dapat mendukung perilaku kreatif dan
inovatif manusia sebagai makhluk individu yang bebas dan tidak takut menghadapi tantangan.
Dunia pendidikan menjadi semakin dituntut untuk menghasilkan manusia-manusia
terdidik yang bermutu dan memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi. Oleh karena itu banyak
sekolah dan universitas yang berlomba-lomba memberikan dan menciptakan kurikulum yang
bermutu dan metode-metode pembelajaran yang up to date, terutama sekolah-sekolah bukan
milik pemerintah (bukan sekolah negeri). Tuntutan biaya pendidikan juga semakin tinggi,
sehingga harga menentukan kualitasjuga berlaku di dunia pendidikan. Di Indonesia saja
misalnya, sekarang ini banyak bermunculan sekolah-sekolah global yang memberikan banyak
metode pembelajaran yang inovatif, dengan menggunakan berbagai bahasainternasional dan
berbasis pada perkembangan ICT (Information Compter Techlogogy).

Sementara di dunia kerja, globalisasi memberikan dampak yang lebih berat pada tuntutan
profesionalisme yang tinggi dan kinerja yang dapat diunggulkan di dunia internasional. Bahkan
situasi ini turut menjadi pemikiran di banyak negara, tidak hanya di negara dunia berkembang
tetapi juga di negara maju sekalipun. Dalam cuplikan kasus berikut ini, Anda akan memperoleh
gambaran tentang bagaimana Jerman menghadapi tantangan tersebut.

RANGKUMAN
Perubahan sosial adalah keadaan dinamis yang terjadi pada kelompok sosial, hubungan
antar kelompok, institusi dan struktur sosial. Menurut Soekandar Wiraat (1972), perubahan sosial
adalah perubahan proses-proses sosial atau mengenai susunan masyarakat. Sementara pengertian
tentang perubahan budaya mencakup segala segi kebudayaan, seperti kepercayaan, pengetahuan,
bahasa, teknologi, dan sebagainya. Terjadinya perubahan budaya dipermudah dengan adanya
kontak dengan lain-lain kebudayaan yang akhirnya akan terjadi difusi (percampuran
budaya).
Dalam kaitannya dengan perubahan sosial dan perubahan budaya di atas, maka konsep
perubahan sosial budaya mencakup kedua unsur dari perubahan tersebut. Perubahan sosial
budaya merupakan keadaan dinamis yang terjadi dalam proses-proses sosial dan budaya yang
mempengaruhi struktur dan kebudayaan masyarakat. Karenanya, perubahan sosial budaya juga
merupakan perubahan pada banyak elemen sosial budaya masyarakat, seperti struktur dan
institusi sosial, kelompok dan hubungan kelompok masyarakat, interaksi dan perilaku sosial dan
sebagainya yang menyangkut norma dan nilai, kepercayaan, pengetahuan, bahasa, teknologi dan
unsur budaya lainnya.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup dalam dinamika social budaya dari
kehidupannya. Perubahan sosial budaya membawa manusia sebagai makhluk yang dinamis
seiring dengan perubahan kondisi di luar diri manusia (baik perubahan yang terjadi pada
lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya). Perubahan sosial budaya itu sendiri
bermacam-macam dan belum tentu sama untuk tiap-tiap unsur dan dimensi yang berubah. Ada
yang mengalami perubahan ke arah yang positif, ada yang negatif, ada yang linier dan ada yang
non-linier (pola siklus dan gabungan siklus dan linier), serta ada yang mengarah pada kemajuan
dan ada yang mengarah pada kemunduran.
Perubahan sosial budaya masyarakat juga dipengaruhi oleh kemampuan berpikir
manusia-manusia anggotanya yang selanjutnya merubah peradaban mereka sendiri. Menurut
teorinya tentang “Hukum Tiga Tahap”, Comte melihat bahwa kemajuan progresif peradaban
manusia mengikuti suatu jalan yang alami, pasti, sama dan tidak terelakkan, yaitu tahap Teologis
dan Militer, tahap Metafisik dan Yuridis, dan tahap Ilmu Pengetahuan dan Industri.
Tahap perkembangan peradaban yang ketiga inilah yang selanjutnya membawa
perubahan pada kondisi dimana semakin banyaknya kemajuan teknologi industri dan
pengetahuan modern yang merubah berbagai segi kehidupan manusia Fakta-fakta tentang sejarah
peradaban manusia membuktikan adanya kondisi dinamis dari kehidupan manusia yang terus
berkembang. Perkembangan peradaban manusia didorong dengan adanya penemuan mesin-
mesin, teknologi dan teknik-teknik produksi yang menyebabkan terjadinya modernisasi dalam
berbagai kehidupan manusia. Selanjutnya, mesin-mesin industri dan teknologi komunikasi ini
terus-menerus dikembangkan karena dukungan perkembangan di dunia ilmu pengetahuan.
Peradaban manusia berubah menjadi semakin dinamis, rasional dan modern, melalui proses yang
disebut dengan modernisasi.
Konsep modernisasi sering kali dikaitkan dengan konsep westernisasi. Dalam konteks
modernisasi, penggunaan cara-cara budaya Barat maupun barang-barang materi dari Barat
merupakan bagian dari proses modernisasi. Selain itu, isu tentang industrialisasi, demokrasi, dan
ekonomi pasar menjadi komponen yang muncul bersama-sama dalam proses modernisasi
tersebut. Selanjutnya, perkembangan peradaban manusia tidak hanya berhenti pada terbentuknya
masyarakat modern akan tetapi terus bergerak maju hingga akhirnya membentuk masyarakat
global, melalui proses yang disebut dengan globalisasi, di mana teknologi informasi dan
komunikasi menjadi faktor yang paling berperan dalam perubahan ke arah tersebut.
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition),
sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat. Globalisasi adalah suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa saling
berhubungan dalam bidang ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
Secara umum, dalam pembahasan tentang globalisasi, kita dihadapkan pada 3 konsep
utama dari globalisasi tersebut, yaitu 1) Disembedding, yaitu hubungan-hubungan sosial yang
tidak lagi berada pada konteks lokal tetapi lebih pada situasi yang global; 2) Space-time
distanciation, yaitu proses melalui mana jarak dan waktu menjadi lebih padat sehingga kejadian-
kejadian di dunia dapat dirasakan dengan cepat melalui media; dan 3) Localisation, yaitu proses
yang menempatkan suku bangsa, bahasa, budaya, ekonomi, dan gaya hidup untuk muncul
sebagai identitas individu yang penting.
Berikut ini adalah beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena
globalisasi di dunia, yaitu 1) perubahan dalam konsep ruang dan waktu, 2) pasar dan produksi
ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan perrdagangan internasional, 3) peningkatan interaksi kultural melalui
perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional), dan 4) meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Dimensi globalisasi adalah 1) ekonomi, yaitu bekerjanya kapitalisme dalam konteks yang global
dan bentuk-bentuknya dalam bidang keuangan, produksi dan pekerjaan, 2) politik, yaitu
meningkatnya kondisi politik di tingkat internasional yang membawa pengaruh pada nasion
(bangsa), dan 3) budaya, yaitu pemanfaatan aspek-aspek budaya lokal, seperti ideologi, fashions,
seni, musik dan lain-lain dengan audiences yang lebih luas melalui teknologi-teknologi baru,
seperti internet. Dengan kata lain, globalisasi dapat juga diartikan sebagai suatu gejala
tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau
world culture).

Anda mungkin juga menyukai