Nim : 190902013
Sementara dampak juga kita lihat dampak negatif pada bidang sosial budaya secara
umum seperti :
Pada dasarnya, globalisasi bukanlah hal yang buruk dan memiliki banyak manfaat,
yaitu seperti semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang tentu
memudahkan proses interaksi dan pencarian wawasan atau ilmu pengetahuan yang
lebih efisien. Cara paling penting untuk menghadapi era globalisasi adalah untuk
mengatur cara berpikir agar tetap kritis dalam menerima berbagai informasi dari
media massa, sehingga tidak menghilangkan nilai, budaya, dan adat istiadat yang kita
miliki.
C. Ruang Lingkup Globalisasi
Secara umum istilah globalisasi tersebut sering kali diartikan dalam lima bentuk
konsep yang berbeda, yaitu internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi, westernisasi,
dan deteritoralisasi. Pertama, globalisasi sebagai internasionalisasi menunjukkan
sebuah proses intensif interaksi antar lintas batas dan ketergantungan antar negara.
Kedua, globalisasi sebagai liberalisasi bahwa terjadi suatu proses penghapusan
larangan yang dikenakan pemerintah dalam pergerakan antarnegara dengan tujuan
menciptakan perkeonomian dunia yang terbuka dan terintegrasi sehingga batasan-
batasan perekonomian yang diciptakan oleh negara sudah tidak sepenuhnya berlaku.
Ketiga, globalisasi sebagai universalisasi yang kaitannya dengan penyebaran beragam
nilai, obyek, pandangan, dan pengalaman kepada seluruh orang di berbagai penjuru
dunia. Keempat, globalisasi sebagai westernisasi yang biasanya juga sering disebut
kolonisasi, Amerikanisasi. Ada pula pendapat dari intelektual Iran, Ale Ahmad,
westoxification ialah nilai-nilai, kebudayaan, gaya hidup dan segala hal lainnya yang
tersebar di belahan dunia condong berkaitan dengan Barat. Kelima, globalisasi
sebagai deteritorialisasi berarti lenyapnya wilayah, jarak, dan batasan teritori sebagai
penghalang globalized world (Scholte, 2001).
Globalisasi tidak hanya dikaji sebagai fenomena, melainkan juga dikaji sebagai studi.
Hal tersebut berawal dari semakin banyaknya kajian terhadap konsep interdependensi
dalam studi Hubungan Internasional sekitar tahun 1970-an. Kemudian, konsep
interdependensi yang hanya berhubungan dengan bidang ekonomi tersebut
berkembang menjadi konsep hingga studi globalisasi pada tahun 1980-an (Keohane &
Nye, 2000). Dalam menguasai esensi dari globalisasi sebagai fenomena, yakni proses
persebaran yang mendunia, maka konteks yang dapat dipahami adalah bahwa aspek
konstruktif yang membantu dalam menyebarluaskan pengaruh globalisasi
menjangkau tidak hanya pada aspek-aspek primer, seperti politik, ekonomi, teknologi
dan komunikasi, tetapi juga terdapat pada aspek penunjang kehidupan manusia,
seperti kesehatan, pendidikan, bahkan hingga keamanan nasional serta interaksi
kultural, misalnya gaya hidup dan penggunaan media massa yang semakin marak
pada zaman modern ini. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ruang lingkup
globalisasi, baik dalam kajian intisari maupun pengaruhnya, terunifikasi pada segala
macam aspek yang terdapat pada kehidupan manusia sehingga fenomenanya bersifat
multidimensional. Adapun ruang lingkup globalisasi memiliki sifat yang arbitrer dan
dinamis (Keohane & Nye, 2000).
Terkait dengan pernyataan diatas, ruang lingkup globalisasi sebagai studi pun
menyerupai ruang lingkup globalisasi sebagai fenomena. Ada empat jenis yang
dikategorikan dalam ruang lingkup globalisasi sebagai studi, antara lain globalisasi
ekonomi yang ditandai dengan semakin maraknya proses distribusi jarak jauh barang-
barang komoditas, baik berupa pertukaran pasar saham, barang produksi secara fisik,
dan tenaga kerja. Kemudian, globalisasi militer atau globalisasi pertahanan dan
keamanan yang dibuktikan dengan semakin terciptanya hubungan antara beberapa
negara sehingga membentuk aliansi militer. Ada pula globalisasi lingkungan, yakni
terjadinya pertukaran dalam konteks biologis, seperti hujan asam, substansi dari laut
dengan jenis patogen atau materi genetik, dan lain-lain. Serta yang terakhir, yakni
globalisasi dalam hal sosial dan budaya, yang dapat dibuktikan dengan pergerakan
massal informasi, ide-ide, inovasi, komunikasi dari masyarakat ke masyarakat lain
dengan jarak yang tergolong jauh (Keohane & Nye, 2000).