Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ni Ketut Devi Damayanti

NIM : 2004551085

Kelas : B – Reguler Pagi

Mata Kuliah : Hukum Hak Asasi Manusia Lanjutan

Dosen Pengampu : Edward Thomas Lamury Hadjon, S.H., LL.M.

Hubungan Globalisasi dengan Hak Asasi Manusia

Perkembangan demi perkembangan yang terjadi didunia ini tidak terlepas dari sebuah
fenomena yang disebut dengan globalisasi. Globalisasi sebagai sebuah fenomena memungkinkan
individu, kelompok, bahkan antar negara untuk saling berinteraksi, bergantung, dan saling
mempengaruhi satu sama lain hingga melintasi batas negara.1 Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwasanya globalisasi telah merealisasikan perspektif baru tentang konsep "Dunia Tanpa Batas"
itu sendiri.2

I. Istilah dan Definisi (Term and Definition)

Secara etimologi, globalisasi sendiri lahir dari suatu istilah yang kemudian mengalami
perkembangan. Istilah globalisasi lahir dari kata globe yang berarti bola dunia, kemudian
berkembang menjadi istilah global yang berarti universal, globalize yang berarti mengglobalkan
atau menguniversalkan, hingga kemudian dikenal dengan istilah yang sekarang kita kenal yakni
globalization yang diartikan sebagai proses sesuatu yang mendunia.3 Sehingga secara etimologis,
globalisasi mengandung pengertian sebuah proses mendunia yang tengah terjadi saat ini
menyangkut berbagai bidang dan aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara-negara di
dunia.4 Secara spesifik, globalisasi diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan
berkurangnya kekuatan, peran dan batas-batas suatu negara. Sedangkan dalam arti yang luas,

1
Anonim, <https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414142064.pdf> diakses pada 19 Februari 2022.
2
Anonim, <http://repository.radenintan.ac.id/1356/15/13._AZHAR_BAB_II_edit_new.pdf> diakses pada 19 Februari
2022.
3
Anonim, <http://eprints.ums.ac.id/47004/3/BAB%20I.pdf> diakses pada 19 Februari 2022.
4
Anonim, <http://repository.unpas.ac.id/13186/5/BAB%20II%20KAJIAN%20TEORI.pdf> diakses pada 19 Februari
2022.
globalisasi mengacu kepada seluruh kegiatan masyarakat dunia. The United Nations ESCWA
menyampaikan bahwasanya istilah globalisasi merupakan istilah yang secara luas digunakan dan
didefinisikan secara beragam. Oleh karenanya, dicantumkan beberapa definisi globalisasi menurut
para ahli sebagai berikut.5

1. Menurut Roland Robertson, globalisasi adalah proses intergrasi internasional yang terjadi
karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek kebudayaan lainya.
Sehingga dapat dikatakan bahwasanya globalisasi merupakan pemadatan dunia dan
permerkayaan kesadaran dunia secara keseluruhan.
2. Menurut Anthony Giddens, globalisasi dapat diartikan sebagai intensifikasi hubungan
sosial yang menghubungkan tempat-tempat jauh sehingga peristiwa disuatu tempat dapat
dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di tempat lain sekian kilometer jauhnya dan
sebaliknya.
3. Menurut Thomas Larsson, globalisasi adalah proses penyusutan dunia sehingga jarak
semakin pendek dan segala hal terasa semakin dekat. Akibatnya, interaksi antara seseorang
disuatu tempat dengan orang lain di belahan dunia yang lain menjadi semakin mudah.
4. Menurut Thomas L. Friedman, globalisasi memiliki dimensi ideologi dan teknologi yaitu
kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang
telah menyatukan dunia.
5. Menurut Malcon Waters, globalisasi adalah proses sosial yang berakibat bahwa
pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma
didalam kesadaran orang.

Sehingga dari definisi yang disampaikan oleh beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwasanya globalisasi merupakan proses intergrasi internasional yang terjadi akibat pertukaran
pandangan, pemikiran, kebudayaan antar negara dengan perkembangan IPTEK sebagai
pendukung utamanya. Intergrasi internasional tersebut kemudian memudarkan jarak antar
berbagai negara di dunia, sehingga segala kegiatan dan hubungan antar negara di dunia menjadi
dipermudah.

5
Op. cit.
II. Konsep, Ideologi, dan Cara Kerja Globalisasi (Concept, Ideology, and The Work of
Globalization)

Luasnya konsep globalisasi mengakibatkan perlunya penjelasan yang lebih rinci agar
pengaruh globalisasi terhadap segala segi kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya dan
agama dapat dievaluasi secara menyeluruh. Lyman berpendapat bahwa penggunaan konsep
globalisasi tidak dapat dibatasi hanya pada fenomena perdagangan dan aliran keuangan yang
berkembang pesat, karena hal tersebut juga didukung dengan komunikasi dan kemampuan
teknologi yang berkembang pesat. Pendapat ini didukung oleh Pusat Studi dan Daerah (CSGR)
Universitas Warwick, Inggris, yang menolak pandangan bahwa globalisasi terbatas pada fenomena
ekonomi, bahwa pemahaman tentang globalisasi harus memperhitungkan berbagai dimensi seperti
dimensi politik, ekonomi dan budaya. Banyak hal yang bisa diglobalisasikan, antaranya barang
(goods), pengkhidmatan (services), keuangan (money), masyarakat (people), informasi
(information), ide-ide (ideas), perilaku (behavioural) dan budaya (cultural).6

Globalisasi sendiri bekerja dengan mengintegrasikan kehidupan global di dalam suatu


ruang dan waktu melalui internasionalisasi perdagangan, internasionalisasi pasar dari produksi dan
keuangan, serta internasionalisasi dari komoditas budaya yang ditopang oleh jaringan sistem
telekomunikasi global yang semakin canggih dan cepat.7 Internasionalisasi yang terjadi
mengakibatkan pesatnya perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya berkaitan
dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga, dunia terasa tanpa sekat
pembatas, menerobos dan meniadakan aspek geografis, serta belahan dunia disatukan dalam satu
ruang.8 Penetrasi teknologi yang sangat canggih kemudian menjembatani bangsa-bangsa didunia
ini menjadi global village, sehingga terjadilah proses integrasi dan homogenisasi budaya. Namun,
proses tersebut tidak hanya menimbulkan reaksi positif seperti yang dibahas sebelumnya, namun
juga menimbulkan berbagai isu diberbagai bidang.

6
Op. cit.
7
Op. cit.
8
Erlina B., Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi, Sosial, Budaya
(HESB) di Indonesia, (2011) VI (2), hlm. 103.
III. Konsep Hak Asasi Manusia

Pada tahun 1948 terbentuk suatu kesepakatan umum dari masyarakat internasional untuk
menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia. Kesepakatan tersebut kemudian disebut dengan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) atau disebut juga Universal Declaration of
Human Rights (UDHR) yang memuat pasal-pasal yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia.
Indonesia sendiri juga mengatur muatan HAM secara spesifik dalam Undang-Undang No. 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Dalam Pasal 1 ayat (1) UU HAM, HAM didefinisikan
sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.9

Hak asasi manusia berkaitan dengan bidang ekonomi, sosial, dan budaya juga diatur dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, misalnya hak pendidikan sebagai
salah satu hak dasar manusia, hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan, hak untuk memiliki keturunan, hak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, hak memilih pekerjaan, hak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan, hak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat, hak bagi fakir miskin dan
anak-anak terlantar dipelihara oleh negaram hak mendapatkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan, hak atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak dari pemerintah.10

IV. Hubungan dan Pengaruh Globalisasi Terhadap Hak Asasi Manusia Bidang
Ekonomi, Sosial, Budaya (HESB) di Indonesia

Dataran implementasi daripada hak ekonomi, sosial, dan budaya yang disampaikan
sebelumnya sayangnya masih belum maksimal. Pengaruh globalisasi dalam pemenuhan hak
ekonomi, sosial, dan budaya itu sendiri dangat besar. Konsekuensi dari transformasi global yang

9
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
10
Loc. cit, hlm. 108.
menjadikan dunia dalam kondisi compressed serta terjadi intensifikasi kesadaran terhadap dunia
sebagai suatu kesatuan yang utuh. Dengan adanya globalisasi, berbagai hak asasi manusia dapat
terpenuhi. Perkembangan IPTEK sebagai pengaruh globalisasi menyebabkan informasi
Pendidikan lebih mudah diakses, begitupula dengan lowongan pekerjaan. Selain itu, pelestarian
budaya dan penyampaian isu-isu yang ada dalam masyarakat juga lebih cepat untuk tersebar luas
karena adanya media yang mendunia, dan banyak lagi dampak positif yang dirasakan atas adanya
globalisasi itu sendiri.

Namun meski membawa banyak dampak positif, globalisasi juga tidak luput atas dampak
negatif. Setidaknya terdapat lima dampak buruk globalisasi terhadap Hak Asasi Manusia sebagai
berikut.11

a. Aspek Demokrasi

Demokrasi berarti banyak pilihan, multiopsional, tiap-tiap manusia dan negara bebas memilih
yang terbaik untuk dirinya. Sedangkan globalisme mengurangi penganekaragaman di dunia yang
sangat bervariasi.

b. Aspek Ekonomi

Hak-hak manusia yang dipropagandakan adalah versi Barat dengan bersandar pada
individualisme. Hal tersebut mengakibatkan hak-hak kelompok banyak terlanggar dan terabaikan.
Hak-hak manusia seringkali dikalahkan oleh hak-hak modal, sehingga globalisme dapat dianggap
sebagai perang pembebasan modal.

c. Aspek Budaya dan Masyarakat (Culture and Community)

Kontak budaya akan terjadi dalam skala besar, cepat, multidimensional dan serempak,
sehingga tidak dapat dielakkan terjadinya peniadaan budaya, kesalahan adaptasi, dan kegoncangan
budaya. Pengaruh yang mencolok terlihat dari perubahan pola hubungan antar anggota
masyarakat. Masyarakat sebagai individu lebih bersikap individualistik, hedonis dan acuh terhadap
orang lain.

11
Udiyo Basuki, Globalisasi, Konstitusi dan Hak Asasi Manusia: Pengaruh Globalisasi terhadap Pengaturan HAM
dalam Konstitusi Indonesia, (2013) II (2), hlm. 261.
d. Aspek Kejahatan Transnasional (Transnational Crime)

Dengan adanya pengaburan batas-batas kultural dan geografis/ekologis, hal tersebut memicu
banyaknya kesempatan bagi pelaku kejahatan transnasional untuk melancarkan aksinya. Contoh
daripada kejahatan transnasional tersebut antara lain; penangkapan ikan secara ilegal, transaksi
gelap diatas kapal, dan lain sebagainya. Dengan adanya kejahatan diperbatasan, mengakibatkan
rasa keamanan yang menjadi hak asasi manusia masyarakat diperbatasan menjadi terancam.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

B., E., 2011. Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Hak Asasi Manusia Bidang
Ekonomi, Sosial, Budaya (HESB) di Indonesia. Pranata Hukum, VII(2), pp. 103-116.

Basuki, U., 2013. Globalisasi, Konstitusi dan Hak Asasi Manusia: Pengaruh Globalisasi terhadap
Pengaturan HAM dalam Konstitusi Indonesia. Supremasi Hukum, II(2), pp. 257-281.

Ermawan, D., 2017. Pengaruh Globalisasi terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah di Indonesia.
Jurnal KAjian Lemhannas RI, Issue 32, pp. 5-11.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Dokumen

Anonim, n.d. [Online]


Available at:
http://repository.radenintan.ac.id/1356/15/13._AZHAR_BAB_II_edit_new.pdf
[Accessed 19 Februari 2022].

Anonim, n.d. [Online]


Available at: http://eprints.ums.ac.id/47004/3/BAB%20I.pdf
[Accessed 19 Februari 2022].

Anonim, n.d. [Online]


Available at:
http://repository.unpas.ac.id/13186/5/BAB%20II%20KAJIAN%20TEORI.pdf
[Accessed 19 Februari 2022].
Anonim, n.d. [Online]
Available at: https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414142064.pdf
[Accessed 19 Februari 2022].

Anda mungkin juga menyukai