Dosen Pembimbing :
Oleh :
UNIVERSITAS TERBUKA
NOVEMBER 2023
PENDAHULUAN
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dalam interaksinya antara individu atau instansi. Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar
yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan. HAM dapat dirumuskan sebagai sebuah
hak yang melekat pada kodrat hidup sebagai manusia, hak ini dimiliki oleh manusia semata-
mata ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka HAM itu
tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau negara lain. Masalah
HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan lebih diperhatikan dalam era
reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi
daripada era sebelumnya.
Pada era modern ini, pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat dirasakan sangat
mengalami perubahan yang cepat. Salah satu ciri yang paling berdampak dari masa ini adalah
berkembang pesatnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang juga didukung oleh munculnya
semangat globalisasi. Sebagaimana dikatakan oleh Anthony Giddens, globalisasi merupakan
sebuah proses yang kompleks, tidak hanya digerakkan oleh suatu kekuatan tertentu,
melainkan oleh banyak kekuatan, seperti budaya, teknologi, politik maupun ekonomi.
Globalisasi politik antara lain berupa gerakan tentang Hak Asasi Manusia (HAM),
Selanjutnya dalam tulisan ini disingkat HAM. Globalisasi menyebabkan kencangnya
perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, seiring dengan kemajuan yang telah dicapai
melalui teknologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan dunia dalam posisi
borderless (sebuah dunia tanpa batas atau sekat). Globalisasi menciptakan dunia tanpa sekat
pembatas, menerobos dan meniadakan aspek geografis, menyatukan belahan dunia dalam
satu ruang. Akibat globalisasi memberikan pengaruh yang luar biasa bagi dinamika
kehidupan masyarakatnya, baik bidang ekonomi, politik, sosial, pertahanan keamanan,
budaya, tidak terkecuali dalam pengaturan tatanan nilai (hukum) yang diberlakukan untuk
mewujudkan rasa tertib dalam masyarakat, dan tidak terbantahkan adanya pengaruh dari
kondisi keterbukaan tatanan dunia.
Pengaruh globalisasi dalam bidang Hak Asasi Manusia (HAM), menjadi tantangan
terbesar Indonesia di era globalisasi ini adalah potensi terjadinya pelanggaran tentang hak hak
kemanusiaan meliputi hak ekonomi, sosial, dan budaya yang besar, baik karena kesengajaan,
karena pembiaran, maupun karena dimediasi, tindakan sengaja bisa terjadi jika pemerintah
dan pemerintah daerah dalam kerangka desentralisasi secara sengaja membiarkan rakyatnya
tidak memperoleh hak-hak dasarnya untuk hidup dan melangsungkan kehidupan sehingga
tetap miskin, terbelakang, tidak sehat, dan tidak berpendidikan (Suparman Marzuki,
2010:466).
Sistem Globalisasi
Dalam pandangan Scholte, bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan dengan
globalisasi, yaitu:
a. Internasionalisasi
Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini
masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun
menjadi semakin tergantung satu sama lain.
b. Liberalisasi
Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkan batas antar negara, misalnya
hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
c. Universalisasi
Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun
immaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman
seluruh dunia.
d. Westernisasi
Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin
menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
e. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitasi
Arti dari hubungan transplanetari dan suprateritorialitas ini berbeda dengan keempat
definisi di atas. Pada keempat definisi pertama, masing-masinga negara masih
mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian tentang hubungan transplanetari
dan suprateritorialitasi ini dunia global memiliki status ontology sendiri, bukan
sekadar gabungan negara-negara.
Globalisasi sering menyebabkan adanya pihak yang merugi dan pihak yang beruntung.
Karena hal inilah Hak Asasi Manusia (HAM) mulai terkena dampak dari globalisasi tesebut,
terutama pada pihak yang merugi. Kehidupan dalam bidang ekonomi sangatlah berpengaruh
bagi masyarakat, banyak sekali oknum-oknum yang tidak memikirkan rakyat maupun hak
asasi manusia (HAM) demi kepuasan dan kepentingan pribadinya.
Di kehidupan pemerintahan yang kurang tertata ini banyak sekali bantuan- bantuan
yang tidak tersalurkan kepada rakyat yang membutuhkan. Perampasaan hak asasi manusia
(HAM) seperti inilah yang saat ini mulai marak terjadi, apa yang seharusnya menjadi hak
masyarakat yang membutuhkan, akan tetapi berhenti dan habis ditangan oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab.
Hak Asasi Manusia (HAM) Pada Era Globalisasi
Secara normatif, definisi Hak Asasi Manusia (HAM) di Idonesia dapat ditemukan
dalam Pasal 1 Ayat 1 Undang Undaang NO. 39 “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.” Dari pasal tersebut, dapat diartikan bahwa HAM adalah hak dasar
manusia, merupakan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, merupakan hak natural, dan oleh
karena itu HAM tidak dapat dicabut oleh manusia lain sesama mahluk hidup.
Adapun pendapat tentang Hak Asasi Manusiaa (HAM) menurut para ahli adalah
sebagai berikut.
Indonesia adalah salah satu negara yang memberikan prioritas yang besar terhadap
hak-hak warga negaranya. Pengakuan tentang hak asasi manusia tersebut bahkan dinyatakan
pada bagian paling awal dari konstitusi atau Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Hal besar lainnya adalah bahwa pengakuan bangsa Indonesia tentang
hak asasi manusia tersebut bahkan mendahului pengakuan universal atas hak asasi manusia
yang dilakukan oleh PBB pada tahun 1948. Kenyataan ini menunjukkan bahwa hak asasi
manusia bagi bangsa Indonesia adalah salah satu hal fundamental yang menjadi dasar bagi
pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengakuan atas hak asasi manusia tersebut
sekaligus merupakan bentuk kesadaran bangsa Indonesia akan arti pentingnya negara
melindungi hak-hak warga negaranya. Dengan diakuinya hak asasi manusia di dalam UUD
NRI Tahun 1945 menunjukkan bahwa negara Indonesia menjadikan hak asasi manusia
sebagai prioritas.
Pada tahun 1948, tepatnya tanggal 10 Desember 1948 terbentuk suatu kesepakatan
umum dari masyarakat internasional untuk menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia.
Kesepakatan umum itu adalah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) atau
disebut juga Universal Declaration of Human Rights (UDHR) yang memuat pasal-pasal yang
berkaitan dengan Hak Asasi Manusia.
Era globalisasi yang ditandai dengan makin biasnya batas-batas budaya dan nasionalitas,
hampir disetiap negara baik negara maju maupun negara berkembang mulai tertarik untuk
memahami dan mempelajari tentang arti pentingnya keterlibatan HAM dalam berbagai aspek
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, dan bermasyarakat termasuk di negara
Indonesia hal ini terlihat dalam Rencana Pembangunan Hukum Nasional yang
mengagendakan adanya bidang HAM.
Arus reformasi yang terjadi di Indonesia telah membawa pengaruh yang begitu besar bagi
terbukanya koridor pembaharuan hukum dan penegakan HAM, terlebih lagi dalam
mewujudkan civil society atau masyarakat madani. Penggunaan istilah masyarakat madani
dalam ranah masyarakat yang demokratis lebih memiliki makna dalam. terlebih lagi dalam
mengangkat harkat dan martabat manusia. Selain itu, civil society sangat penting artinya
dalam menggambarkan mendeskripsikan penegakan HAM di Indonesia.
Menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di era globalisasi memerlukan upaya yang
dianggap serius dari berbagaai pihak. Upaya penegakan HAM adalah seluruh tindakan yang
dilakukan dengan tujuan membuat HAM makin dihormati dan diakui oleh masyarakat dan
pemerintah. berikut upaya yang dilakukan untuk menegakkan HAM di era globalisasi antara
lain.
Meskipun HAM telah diakui dan dilindungi oleh berbagai instrumen hukum nasional dan
internasional, masih banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh manusia dalam
menikmati HAM di era globalisasi ini. Beberapa tantangan dan permasalahan tersebut antara
lain:
a. Pelanggaran HAM yang masih terjadi di berbagai belahan dunia, seperti genosida,
etnis bersih, terorisme, perang saudara, pengungsi, perdagangan manusia, penyiksaan,
diskriminasi, dan sebagainya.
b. Ketimpangan sosial dan ekonomi yang menyebabkan sebagian besar manusia tidak
dapat memenuhi hak-hak dasarnya, seperti hak atas pangan, sandang, papan,
pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.
c. Kerusakan lingkungan hidup yang mengancam hak manusia untuk hidup dalam
lingkungan yang baik dan sehat, seperti pemanasan global, perubahan iklim, polusi
udara, air, dan tanah, kehilangan keanekaragaman hayati, dan sebagainya.
d. Konflik antara HAM dengan nilai-nilai budaya, agama, atau tradisi tertentu yang
berbeda-beda di setiap negara atau masyarakat. Misalnya, isu-isu seperti hak asasi
perempuan, hak asasi anak, hak asasi minoritas seksual dan gender, hak asasi
penduduk asli, dan sebagainya.
e. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menghargai dan menghormati
HAM serta menuntut pertanggungjawaban negara atau pihak-pihak yang melanggar
HAM.
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya bersama dari semua pihak untuk mengatasi
tantangan dan permasalahan HAM di era globalisasi ini. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan antara lain.
Pemerintah melaksanakan pemenuhan hak asasi manusia, dan Dewan Perwakilan Rakyat
memberikan pengawasan terhadap jalannya HAM. Selain itu misalnya lembaga yang
mengawal dan berkontribusi terhadap pembangunan hukum HAM adalah lembaga kekuasaan
kehakiman (terutama Mahkamah Konstitusi). Mahkamah Konstitusi sebagai pengawal
konstitusionalisme dan lembaga yang memberikan perlindungan HAM dari kerugian-
kerugian konstitusional yang diakibatkan oleh lahirnya undang- undang yang melanggar atau
bertentangan dengan HAM yang berlaku universal dan dijamin oleh Pancasila, contoh konkrit
adalah pembatalan Undang- undang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang dinilai oleh
Mahkamah Konstitusi bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945 yang di dalamnya
mengandung ketidakpastian hukum.
Pada intinya bahwa Indonesia sebagai negara hukum demokratis dan negara demokrasi
berdasarkan hukum menjadikan hukum sebagai the supreme (panduan tertinggi), sebagai
perwujudan tersebut lembaga-lembaga negara dengan sistem checks and balances mampu
mengemban pengakuan dan perlindungan HAM. Selain itu juga yang terpenting adalah
partisipasi masyarakat secara menyeluruh, pemerintah dan masyarakat harus sinergis dan
menjalin kemiteraan komprehensif untuk mewujudkan pengakuan, perlindungan dan
pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM).
Kesimpulan
Pengaruh perkembangan globalisasi terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) sangat kuat,
terjadi pergeseran nilai dan norma yang melandasi dan mengatur hak asasi manusia terutama
di Indonesia, namun dengan adanya globalisasi sekat pembatas nilai-nilai tersebut menjadi
hilang, ada nilai yang tetap bertahan dan ada nilai-nilai yang kemudian bergeser. Solusi yang
tepat adalah melakukan penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di era globalisasi serta
pembangunan hukum hak asasi manusia dalam berbagai bidang merupakan hak asasi yang
harus di lindungi, dihormati dan dipenuhi oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sebagai penyelenggara otonomi daerah.
Era globalisasi membawa tantangan dan peluang sehubungan dengan hak asasi manusia.
Penting bagi kita untuk bekerja bersama untuk memastikan bahwa hak asasi manusia
dihormati dan dilindungi di seluruh dunia dalam konteks globalisasi yang terus berkembang.
Dengan demikian, kita dapat mencapai dunia yang lebih adil dan manusiawi untuk
menciptakan tatanan terhadap nilai dan norma terhadap Hak Asasi manusia yang lebih baik.
Saran
Pada saat pembuatan artikel, saya sebagai penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya sebagai penulis mengharapkan
kritik dan sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA