PENDAHULUAN
Dalam upaya mempertahankan eksistensi negara pada era Society 5.0 dimana
komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui
perkembangan teknologi, pencapaian tujuan umum seperti mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan negara, melakukan tindakan terbaik bagi bangsa,
menjaga identitas serta integritas bangsa dan negara, dengan tetap berlandaskan nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945, kerap digambarkan sebagai suatu hal yang selalu dilakukan
dalam bentuk fisik harus segera diubah tentunya menyesuaikan perkembangan teknologi
tersebut. Karena pada kenyataannya, gagasan atau ide untuk mempertahankan eksistensi
Negara melalui upaya bela Negara sendiri juga dapat dilakukan secara virtual atau digital.
Namun dalam perkembangan yang baik ini juga menimbulkan masalah baru bagi
generasi milenial, salah satunya adalah hak-hak yang seharusnya didapatkan sebagai
makhluk hidup, manusia. Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi hal yang langka di zaman
ini. Pada nyatanya berkembangnya Revolusi Industri masih belum bisa mengatasi
persoalan yang kerap muncul. Hak Asasi Manusia dianggap remeh oleh berbagai pihak,
banyak faktor yang dapat dirumuskan dari permasalahan ini.
Kajian mengenai “Hak Asasi Manusia di Era Globalisasi” telah banyak oleh
beberapa peneliti dan para ahli. Kajian yang sudah ditelaah dapat memberikan pemikiran
baru bagi umum. Aspek yang diteliti juga mencerminkan hal-hal yang bervariasi atau
melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang dan berbagai disiplin ilmu.
(Prof. Dr. Rahayu, S.H., M.Hum, 2019) memberikan materi sejarah globalisasi
hingga perubahan globlisasi bagi subjek hukum internasional. Pengaruh globalisasi
mengakibatkan pergeseran konsep State Centrism ke Human Centerism yang
mengakibatkan perubahan kewajiban tanggung jawab di bidang Hak Asasi Manusia.
Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan
bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang
manusia. Hak asasi manusia berlaku kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja,
sehingga sifatnya universal.
Secara istilah HAM dapat dirumuskan dengan beberapa pendapat, di antaranya HAM
adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya. Menurut
pendapat Jan Materson, dari komisi HAM PBB, dalam Teaching Human Rights, United
Nations, sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak
yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai
manusia. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Secara filsafati dapat
dipahami bahwa HAM adalah hak yang melekat atau inherent pada diri manusia, yang
berasal dari Tuhan sejak manusia itu lahir. Sebagai makhluk Tuhan, manusia memiliki
derajat luhur yang dilengkapi dengan budi dan nurani. Secara objektif dapat dikemukakan
bahwa HAM adalah kewenangan pokok yang melekat pada manusia, sehingga harus
diakui dan dihormati oleh negara. Hak dan kewajiban fundamental manusia itu berakar
pada idea Sang Pencipta. Manusia memperoleh hak-haknya itu langsung dari Tuhan
menurut kodratnya (scundum suam naturan).
Berbagai tantangan baru yang dihadapi oleh lembaga-lembaga yang berperan dalam
pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM); ada pula Generasi Muda yang ikut andil dalam
pergerakan secara digitalisasi di era revolusi industri (Globalisasi). Beberapa Beberapa
tantangan dan permasalahan tersebut antara lain:
Kerusakan lingkungan hidup yang mengancam hak manusia untuk hidup dalam
lingkungan yang baik dan sehat, seperti pemanasan global, perubahan iklim,
polusi udara, air, dan tanah, kehilangan keanekaragaman hayati, dan sebagainya.
Konflik antara HAM dengan nilai-nilai budaya, agama, atau tradisi tertentu yang
berbeda-beda di setiap negara atau masyarakat. Misalnya, isu-isu seperti hak
asasi perempuan, hak asasi anak, hak asasi minoritas seksual dan gender, hak
asasi penduduk asli, dan sebagainya.
Era globalisasi yang ditandai dengan makin biasnya batas-batas budaya dan
nasionalitas, hampir disetiap negara baik negara maju maupun negara berkembang mulai
tertarik untuk memahami tentang arti pentingnya keterlibatan HAM dalam berbagai aspek
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, dan bermasyarakat termasuk di
negara Indonesia hal ini terlihat dalam Rencana pembangunan hukum nasional yang
mengagendakan adanya bidang HAM. Arus reformasi yang terjadi di Indonesia telah
membawa pengaruh bagi terbukanya koridor pembaharuan hukum dan penegakan HAM,
terlebih lagi dalam mewujudkan civil society atau masyarakat madani. Penggunaan istilah
-masyarakat madani dalam ranah masyarakat yang demokratis lebih memiliki makna
dalam, terlebih lagi dalam mengangkat harkat dan martabat manusia. Selain itu, civil
society sangat penting artinya dalam menggambarkan mendeskripsikan penegakan HAM
di Indonesia. Isu tentang HAM di Indonesia sebenarnya bukan hal yang baru karena
sesungguhnya masalah HAM sudah di singgung oleh para founding father Indonesia,
walaupun tidak disebutkan secara eksplisit yakni di dalam alinea 1 Pembukaan UUD
1945, akan tetapi penghargaan terhadap HAM yang sudah dicanangkan oleh para
founding father di Indonesia tidak berjalan sebagaimana mestinya, sering dengan
perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam 3 orde, yaitu orde lama, orde baru, dan orde
Reformasi.
Bagi Indonesia, sangat tidak mungkin melawan arus globalisasi yang tengah
berlangsung secara akseleratif, hal ini disebabkan: 1) Indonesia berada dalam posisi yang
kurang menguntungkan yang disebabkan oleh lemahnya sumber daya manusia dalam
penguasaan teknologi dan buruknya birokrasi investasi; 2) pada saat bersamaan setelah
Indonesia meratifikasi WTO, maka peranan pemerintah dalam kehidupan ekonomi
semakin tereduksi secara sigifikan. Meski globalisasi, yang pada dasarnya merupakan
proses perubahan yang sangat cepat di semua lini kehidupan dan munculnya kompetisi
yang sangat kejam, telah menempatkan Indonesia pada posisi yang sangat lemah, tetapi
masih ada celah- celah yang dapat digunakan untuk memperkuat diri, yakni pemerintah
Indonesia harus dapat membangun kekuatan internal yang dimilikinya.
Pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya untuk menegakkan HAM. Upaya
pemerintah ini harus didukung oleh seluruh rakyat Indonesia agar berjalan maksimal.
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM di
antaranya: 1) Memasukkan HAM ke dalam UUD 1945 dan melakukan penyesuaian
terhadap pasal-pasal yang berkaitan dengan penegakan HAM; 2) Menerbitkan berbagai
peraturan perundang-undangan sebagai instrumen nasional HAM; 3) Membentuk Komisi
Nasional HAM dan Pengadilan HAM, serta lembaga-lembaga lain yang berwenang
dalam penegakan HAM; 5) Menyelesaikan berbagai pelanggaran HAM dengan menyeret
para pelakunya ke pengadilan HAM.
BAB IV
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
2.2 Saran
Seharusnya pembangunan hukum dapat dilakukan dengan mengimplementasikan
nilai- nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam peraturan perundang-
undangan organik, sehingga dapat diimplementasikan secara langsung oleh pemerintah.
Selain itu, dalam pembangunan hukum hak asasi manusia bidang ekonomi, sosial, dan
budaya perlu ada mekanisme pemenuhan atau penuntutan hak jika hak ekonomi, sosial
dan budaya tidak dipenuhi oleh negara, terkait dengan pemenuhan diperlukan upaya
sinergis antar lembaga negara dan masyarakat. Globalisasi bukan menjadi penghambat
majunya perkembangan nilai Hak Asasi Manusia, justru disaring dan dapat dijadikan
inovasi dalam revolusi bidang kemanusiaan bagi Indonesia di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Keuangan RI (29 Maret 2023) Memahami Bela Negara di Era Society 5.0.
https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/lubuksikaping/id/data-publikasi/artikel/3100-
memahami-bela-negara-di-era-society-5-0.html. Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Universitas Islam An Nur Lampung (18 September 2023) Hak Asasi Manusia: Sejarah,
Jenis, dan Tantangan di Era Globalisasi. An-nur.ac.id. https://an-nur.ac.id/blog/hak-
asasi-manusia-sejarah-jenis-lembaga-dan-tantangan-di-era-globalisasi.html.
Candra Perbawati (4 Desember 2015) Penegakkan Hak Asasi Manusia di Era Globalisasi
Dalam Prespektif Hukum Islam. ..\Downloads\57268-ID-none.pdf. Media.neliti.com