Dosen Pengampu:
Eky Risqiana, M. Pd
Disusun Oleh:
Muhammad Irsan Saputra
050243655
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
rasakan sangat cepat. Salah satu ciri dari masa ini adalah berkembang pesatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi, yang juga didukung oleh munculnya semangat
sebuah proses yang kompleks, tidak hanya digerakkan oleh suatu kekuatan
maupun ekonomi. Globalisasi politik antara lain berupa Gerakan tentang Hak
nasional, dengan tetap mengacu pada ideologi bangsa serta kondisi manusia, alam
Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang secara kodrat melekat pada
diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi,
oleh siapapun. Selain hak asasi, manusia juga mempunyai kewajiban dasar antara
manusia yang satu terhadap yang lain dan terhadap Masyarakat secara
jawab moral dan hukum untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi
Universal tentang Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa , serta berbagai instrument internasional lainnya mengenai hak asasi
mencapai hidup yang lebih layak dengan ditandai tercukupinya kebutuhan lahir,
batin, aman dan tentram. Pada sisi lain globalisasi sebagai proses peradaban
berkembang saat ini, posisi manusia tetaplah sentral, pertama dan utama.
Ironisnya, tidak sedikit manusia menjadi korban dan proses perkembangan yang
telah tercipta. Banyak manusia yang menampilkan secara optimal eksistensi dan
potensi diri untuk menikmati hasil-hasil modernisasi, tetapi tidak sedikit manusia
yang hanya berperan sebagai penonton dalam proses perkembangan dan Sebagian
diri. Kebutuhan-kebutuhan diatas adalah kebutuhan yang positif, akan tetapi untuk
memenuhu kebutuhan tersebut, aspek negatif berupa “nafsu” tidak pernah selesai.
tidak memiliki akses dalam memenuhi kebutuhan dan nafsu. Seiring dengan
perkembangan yang semakin pesat hak-hak manusia juga semakin menjadi. Topik
yang perlu dibahas dan terus mendapati perhatian lebih karena manusialah yang
menciptakan globalisasi dan Kembali lagi efeknya kepada manusia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
menciptakan harkat dan martabatnya. Sedangkan asasi berarti yang bersifat paling
mendasar yang dimiliki manusia sebagai fitrah, sehingga tidak satupun mahkluk
dengan beberapa pendapat diantaranya HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki
manusia, sesuai dengan koadratnya menurut pendapat Jan Materson, dari komisi
HAM PBB, dalam Teaching Human Right United Nations, sebagaimana dikutip
Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada
setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai Tuhan Yang
Secara filsafati dapat dipahami bahwa HAM adalah hak yang melekat atau
inheren pada diri manusia, yang berasal dari tuhan sejak manusia itu lahir. Sebagai
mahkluk Tuhan, manusia memiliki derajat luhur yang dilengkapi dengan budi dan
pokok yang melekat pada manusia, sehingga harus diakui dan dihormati oleh
negara. Hak dan kewajiban fundamental manusia itu berakar pada ide Sang
kodratnya.
negara, karena penghormatan dan penegakan HAM adalah bagian dari kewajiban
cakupan makna Hak Asasi Manusia (HAM) tertuang pada UU No.39 Tahun 1999
tentang HAM, khususnya pada pasal 1 butir 1 yang berbunyi “ Hak Aasi Manusia
adalah seperangkat hak melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan Anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”
dimensi moral dan dimensi hukum. Dimensi moral dari HAM diartikan bahwa
HAM adalah hak yang tidak dapat dipisahkan dan dicabut (nonderogable right)
karena hak tersebut merupakan hak manusia yang melekat (inherent) pada dirinya
karena ia adalah manusia. Sedangkan dimensi yang kedua, sebagai hak hukum
maka HAM adalah hak-hak menurut hukum yang dibuat sesuai dengan proses
dalam kategori ini adalah berbagai instrument internasional tentang HAM, baik
bahwa “ Hak Aasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
internasional dari setiap negara, maka dapat dikatkan bila penegakan HAM tidak
Sebuah buku yang berjudul “Human Rights, Individual Rights, and Collective
Rights” yang ditulis oleh Jack Donnelly dan dikutip oleh Peter R. Baehr dikatakan
bahwa “human rights are rights that human beings posses because they are human
lain maka sudah sepantasnya hak asasi manusia (HAM) diakui secara universal
tanpa peduli apapun warna kulit, jenis kelamin, usia, latar belakang kultural dan
Jimly Asshidiqie merefleksikan hak asasi manusia (HAM) sebagai hak-hak yang
melekat pada manusia karena hakekat dan kodrat kelahiran manusia itu sebagai
manusia.48 Dikatakan ‘melekat’ atau ‘inheren’ karena hak-hak itu dimiliki berkat
kodrat kelahirannya sebagai manusia dan bukan karena pemberian oleh suatu
maka pada dasarnya hak-hak ini tidak sesaatpun boleh dirampas atau dicabut.
Gagasan mengenai hak asasi manusia ditandai dengan munculnya konsep hak
kodrati (natural rights theory) dimana pada zaman kuno yaitu filsafat stoika
revolusi yang terjadi di Inggris , Amerika Serikat dan Perancis pada abad 17 dan
18.4
Menurut ajaran ini bahwa hukum berlaku universal dan abadi, yang bersumber
pada Tuhan (irrasional) dan bersumber dari akal (rasio) manusia. Menurut
Friedman yang dikutip oleh Lili Rasjidi, bahwa sejarah tentang hukum alam
merupakan sejarah umat dalam usahanya untuk menemukan apa yang dinamakan
keadilan yang mutlak (absolute justice) Pada masa-masa ini doktrin hukum alam
yang diajarkan menekankan pada faktor hak manusia secara lahiriah. Selanjutnya,
sebagaimana yang tampak dalam tulisan Aristoteles68 dan St. Thomas Aquinas,
ide utama HAM sebagaimana dipahami dewasa ini yakni ide-ide tentang
kebebasan dan kesamaan. Jean J. Rousseau yang menulis Du Contract Social pada
tahun 1776. Rousseau inilah yang menteorikan suatu dasar pembenar moral
filsafat bahwa rakyat yang bukan lagi kawula, melainkan warga itu, lewat proses-
Ide-ide HAM yang pada masa itu masih dipahami sebagai hak-hak alam
(natural right) merupakan suatu kebutuhan dan realitas sosial yang bersifat umum,
kemudian mengalami berbagai perubahan sejalan dengan adanya perubahan-
masyarakat yang merupakan suatu tahapan yang berkembang semenjak abad ke-
sedang dibuat.
BAB III
PEMBAHASAN
keperluan apa serta tujuan kemana dia dipergunakan. Globalisasi ibarat pisau
bermata dua yang sama-sama tajamnya. Pada satu sisi adanya globalisasi adalah
kemenangan tidak berdasarkan dari sumber daya alam, tetapi kepada human
Globalisai dapat dimaknai sebagai alat dan sebagai ideologi. Sebagai alat,
dimanfaatkan untuk tujuan yang baik. Ketika globalisasi sebagai ideologi, maka
karena itu, tidak aneh kalau kemudian tidak sedikit yang menolaknya sebab akan
terjadi benturan nilai, antara yang dianggap sebagai ideologi globalisasi dan nilai
agama.
Dinegara berkembang seperti di Indonesia diera globalisasi ini dalam
PENUTUP
A.Kesimpulan
Semua hak asasi manusia adalah universal, tidak dapat dipisahkan, saling
memperlakukan hak asasi manusia di seluruh dunia secara adil dan berimbang di
hal yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas HAM
orang lain. HAM individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam kehidupan
setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok
atau suatu instansi atau bahkan suatu negara akan diadili dalam pelaksanaan
HAM.
B. Saran
Generasi muda harus menjadi agen perubahan dan ikut berkontribusi dalam
HAM kita sendiri. Disamping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga
HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan
DAFTAR PUSTAKA
Tekno. 2023. Artikel Hak Asasi Manusia di Era Globalisasi. Jakarta. Diakses pada
8 November 2023. Jhttps://www.teknospesial.com/2023/10/artikel-hak-
asasi-manusia-di-era-globalisasi.html