NASKAH SEKOLAH
TENTANG
HAK ASASI MANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan kurikuler. Agar Perwira Siswa mengerti dan memahami bahwa setiap
manusia memiliki hak yang sangat fundamental yang harus dihormati, dan dilindungi oleh
siapa saja, termsuk Negara atau Pemerintah serta mampu mengenal batasan-batasan Hak
Asasi Manusia.
2. Umum. Secara universal hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh
seseorang sejak lahir sampai mati sebagai anugerah dari tuhan YME. semua orang
memiliki hak untuk menjalankan kehidupan dan apa yang dikendakinya selama tidak
melanggar norma dan tata nilai dalam masyarakat. Hak asasi ini sangat wajib untuk
dihormati, dijunjung tinggi serta dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah. Setiap
orang sebagai harkat dan martabat manusia yang sama antara satu orang dengan lainnya
yang benar-benar wajib untuk dilindungi dan tidak ada pembeda hak antara orang satu
dengan yang lainnya.
3. Maksud dan Tujuan. Untuk memberikan pengetahuan tentang hak asasi manusia
dengan tujuan agar Perwira Siswa mengerti dan mampu memahami pelaksanaan hak
asasi manusia di Indonesia serta mampu mengaplikasikan konsep hak asasi manusia
dalam pelaksanaan tugas TNI dalam rangka pertahanan negara.
4. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Naskah ini disusun dengan tata urat sebagai
berikut:
a. Bab I Pendahuluan.
2
5. Dasar.Dasar yang digunakan untuk menyusun Naskah Sekolah tentang Hak Asasi
Manusia ini, antara lain:
BAB II
ISTILAH, PENGERTIAN, DAN SEJARAH HAM
6. Tujuan Instruksional. Agar Pasis dapat mengerti dan mengenal beberapa istilah-
istilah dan pengertian-pengertian yang sering digunakan oleh pakar-pakar atau organisasi
internasional dalam membahas hak asasi manusia serta dengan mengikuti perkembangan
pemikiran hak asasi manusia akan mempermudah Perwira Siswa dalam mempelajari hak
asasi manusia dengan benar.
7. Umum. Untuk mempelajari hak asasi manusia adalah tidak mudah, mengingat
pemikiran tentang hak asasi manusia didalam Hukum Internasional baru dapat diakui
sebagai salah satu rezim Hukum Internasional di sekitar abad 19. Dinamika
perkembangan situasi kemanusiaan dan ilmu pengetahuan khususnya dibidang teknologi
militer begitu cepat sehingga konsep perkembangan pemikiran hak asasi manusia juga
cepat berubah. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman terlebih dahulu terhadap
istilah-istilah dan pengertian-pengertian yang terkait dengan hak asasi manusia.
a. Istilah. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan tentang Hak
Asasi Manusia, yaitu Droit de,I homme (Perancis), Mensen Rechten (Belanda),
Human Rights (Inggris). Sedangkan untuk istilah Human Rights atau Hak Asasi
Manusia diciptakan oleh Eleanor Roosevelt sebagai Ketua Komisi Hak Asasi
Manusia di PBB ketika merumuskan Universal Declaration of Human Rights.1
1
Firman Deden, 2015. Istilah dan Pengertian HAM http://forumkomunikasifhunpas.blogspot.co.id/2015/04/istilah-dan-
pengertian-ham.html
4
1) John Locke. Menurut John Locke, hak asasi adalah hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Artinya,
hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari
hakikatnya, sehingga sifatnya suci.2
4) Prof. Oemar Seno Adji, SH. Mengatakan hak asasi manusia adalah
hak yang ada pada martabat manusia sebagai insan ciptaan Allah Yang
Maha Esa, seperti misalnya hak hidup, keselamatan, kebebasan dan
kesamaan yang sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun.
5) Prof. Dr. Muladi S.H. M.H. Mengatakan hak asasi manusia adalah
hak yg melekat secara alamiah (inherent) pada diri manusia sejak manusia
lahir, dan tanpa hak tersebut manusia tidak dapat tumbuh & berkembang
sebagai manusia yang utuh.
2
Ibid hal 3
3
Dwi, published at 01.16 categorized PKN http://umum-pengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-hak-asasi-
manusia-ham-umum.html
5
8) Tap MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Hak asasi
manusiaadalah hak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang melekat
pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan berkait dengan harkat dan
martabat manusia.
9) Secara umum pengertian hak asasi manusia adalah hak dasar yang
dimiliki oleh setiap pribadi manusia secara kodrati sebagai anugerah dari
Tuhan, mencangkup hak hidup, hak kemerdekaan/kebebasan dan hak
memiliki sesuatu.Dalam definisinya yang kodrat, hak asasi manusiamelekat
pada manusia sebagai subjek pengemban hak semenjak manusia dapat
dikategorikan sebagai manusia di dalam kandungan. Hak tersebut juga tidak
dapat dicabut, dialihkan, dan dibagi-bagi.
9. Sejarah Perkembangan HAM. Pada awalnya hak asasi manusiadi buat untuk
memperjuangkan hak-hak dari setiap manusia di dunia. Pada tahun 1215 penanda
tanganan Magna Charta dianggap sebagai perlindungan terhadap hak asasi manusia yang
pertama. Dalam kenyataanya, isinya hanya memuat perlindungan hak kaum bangsawan
dan kaum tertentu sehingga Magna Charta bukan merupakan awal dari sejarah hak asasi
manusia.Sejarah hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (Eropa). Seorang filsuf
Inggris pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah (natural rights)
yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik.
Pada waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan politik. Sejarah
perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat,
yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis.Peristiwa perkembangan Hak
Asasi Manusia di Dunia.
4
Pemerintah Indonesia, UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
6
1) Magna Charta. Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil
dan bijaksana telah diganti oleh Raja John Lackland yang bertindak
sewenang-wenang terhadap rakyat dan para bangsawan. Tindakan
sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan rasa tidak puas dari
para bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk membuat
suatu perjanjian yang disebut Magna Charta atau Piagam Agung.Magna
Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada
kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan
atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun
dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam
Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak
tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam
tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi
karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih
tinggi daripada kekuasaan raja.Isi Magna Charta adalah sebagai berikut:5
5
Ni Wayan Dyta Diantari https://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/
7
c. Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat. Pemikiran filsuf John Locke (1632-
1704) yang merumuskan hak-hak alam,seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik
(life, liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi pegangan bagi rakyat
Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa Inggris pada tahun 1776.
Pemikiran John Locke mengenai hak-hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi
Kemerdekaan Amerika Serikat yang dikenal dengan Declaration Of Independence
Of The United States.Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya
tanggal 4 Juli 1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi
oleh 13 negara bagian, merupakan pula piagam hak-hak asasi manusia karena
mengandung pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama
derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya
hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebahagiaan.John Locke
menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah memiliki hak-hak
dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih maju seperti
yang disebut dengan status civilis, Locke berpendapat bahwa manusia yang
berkedudukan sebagai warga negara hak-hak dasarnya dilindungi oleh
negara.Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika
sebagai negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia
dalam konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu
memulainya sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas
Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai “pendekar” hak
9
asasi manusia adalah Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy
Carter.
e. Hak Asasi Manusia oleh PBB. Setelah perang dunia kedua, mulai tahun
1946, disusunlah rancangan piagam hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja
sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18
anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia (Commission Of Human Right).
Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor
Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB
11
yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja panitia
tersebut. Karya itu berupa Universal Declaration Of Human Rights atau Pernyataan
Sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 negara
yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya,
8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10
Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.Universal Declaration of
Human Rights antara lain mencantumkan, bahwa setiap orang mempunyai hak: 6
1) Hidup.
3) Diakui kepribadiannya.
6) Mendapatkan asylum.
15) Berdagang.
10. Perkembangan Pemikiran Hak Asasi Manusia. Pemikiran konsep hak asasi
manusia, secara umum menurut Philipus M Hadjon, dibedakan dalam tiga kelompok,
berdasarkan ide/gagasan yaitu political and ideological thought yaitu kelompok Barat,
Sosialis dan Dunia Ketiga. Yang dikelompokkan dalam pemikiran barat meliputi Eropa
Barat, Amerika Serikat, Kanada, Australia, New Zeland, sebagian Amerika Latin yang
dipengaruhi pemikiran Barat, dan Jepang (dari segi ekonomi). Kelompok Sosialis meliputi
negara sosialis di Eropa timur, Kuba, Yugoslavia.Selain itu ada kelompok dunia ketiga yang
tidak mempunyai kesatuan ideologi, misalnya India dan Indonesia. Beberapa konsep
pemikiran hak asasi manusia antara lain:
pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi
kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi
ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi dan hak politik.
hak atau kesempatan untuk maju yang berlaku bagi segala bangsa, dan
termasuk hak setiap orang yang hidup sebagai bagian dari kehidupan bangsa
tersebut. Hak untuk atau atas pembangunan ini antara lain meliputi hak untuk
berpartisipasi dalam proses pembangunan, dan hak untuk menikmati hasil-
hasil pembangunan tersebut, menikmati hasil-hasil dari perkembangan
ekonomi, sosial dan kebudayaan, pendidikan, kesehatan, distribusi
pendapatan, kesempatan kerja, dan lain-lain sebagainya.
Generasi I, II, dan III pada pokoknya mempunyai karakteristik dalam konteks
hubungan kekuasaan yang bersifat vertikal, antara rakyat dan pemerintahan
dalam suatu negara.Setiap pelanggaran selalu melibatkan peran pemerintah
yang biasa dikategorikan sebagai crime by government yang termasuk ke
dalam pengertian political crime (kejahatan politik) sebagai lawan dari
pengertian crime against government (kejahatan terhadap kekuasaan
resmi).Sasaran perjuangan hak asasi manusia adalah kekuasaan represif
negara terhadap rakyatnya.
Dari sejarah perkembangan pemikiran tentang hak asasi manusia, tampak bahwa
pengertian hak asasi manusia telah beralih dari semata-mata kepedulian akan
perlindungan bagi individu dalam menghadapi absolutisme negara, kepadapenciptaan
kondisi sosial dan ekonomi yang akan memungkinkan individu mengembangkan
potensinya.
manusia. Ketentuan hukum hak asasi manusiatersebut memberi penegasan pada hal-hal
berikut ini:
b. Negara tidak memiliki hak, negara hanya memikul kewajiban dan tanggung
jawab (obligation and responsibility) untuk memenuhi hak warga negaranya (baik
individu maupun kelompok) yang dijamin dalam instrument-instrumen hak asasi
manusiainternasional.
c. Jika negara tidak mau atau tidak punya keinginan untuk memenuhi kewajiban
dan tanggung jawabnya, pada saat itulah negara tersebut bisa dikatakan telah
melakukan pelanggaran hak asasi manusiaatau hukum internasional. Jika
pelanggaran tersebut tidak mau dipertanggung jawabkan oleh negara, maka
tanggung jawab itu akan diambil alih oleh masyarakat internasional.
Kewajiban dan tanggung jawab negara dalam kerangka pendekatan berbasis hak asasi
manusiabisa dilihat dalam tiga bentuk:
Ada dua jenis pelanggaran yang bisa terjadi berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban dan
tanggung jawab negara, yaitu:
Soal Latihan:
BAB III
TEORI, PRINSIP DAN INSTRUMEN HAM
12. Tujuan Instruksional. Agar Pasis dapat mengungkapkan teori-teori tentang hak
asasi manusia dan mengetahui kaidah-kaidah hukum yang mengatur tentang hak asasi
manusia.
13. Umum. Nilai-nilai dasar martabat manusia berkaitan erat dengan perjuangan hak-
hak asasi manusia. Perjuangan hak-hak asasi muncul dari pengalaman umat manusia atas
sejarah penderitaan kurban-kurban manusia yang tak terbilang jumlahnya. Dari sana timbul
hasrat kuat bersama untuk menghentikan segala pemerkosaan martabat manusia. Hasrat
itu menyatakan dengan tegas orang harus menjamin dan membela hak-hak asasi manusia,
dan jangan merampasnya.
14. Teori-Teori dan Prinsip-Prinsip HAM. Dalam bab ini akan diuraikan beberapa
teori utama yang relevan dengan hak asasi manusia.
milik mereka sendiri dan tidak dapat dipindahkan atau dicabut oleh Negara.
Tetapi Locke juga mempostulatkan bahwa untuk menghindari ketidakpastian
hidup dalam alam ini, umat manusia telah mengambil bagian dalam suatu
kontrak sosial atau ikatan sukarela, dimana hak tersebut diserahkan kepada
penguasa Negara. Apabila penguasa Negara memutuskan kontrak social itu
dengan melanggar hak-hak kodrati individu, para kawula Negara itu bebas
untuk menyingkirkan sang Penguasa dan menggantikannya dengan suatu
pemerintah yang bersedia menghormati hak-hak itu. Menurut Hugo De groot,
eksistensi hukum kodrati yang merupakan landasan semua hukum positif
atau hukum tertulis dapat dirasionalkan dengan landasan nalar yang benar.
Sedangkan menurut JJ.Rosseau dan Immanuel Kant, rakyat yang
mempunyai hak-hak otonom tersebut menyerahkan sebagian hak-haknya
kepada Negara yang kemudian diatur atau dimuat dalam suatu konstitusi
(untuk mengetahui mana yang merupakan perintah atau larangan). Jika
negara gagal maka rakyat bisa mengambil kembali hak-hak yang telah
diserahkan kepada Negara
1) Hidup.
3) Diakui kepribadiannya.
6) Mendapatkan asylum.
15) Berdagang.
tentang hak sipil dan politik memuat sebanyak mungkin ketentuan Pasal yang akan
menetapkan bahwa semua rakyat mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri.
Komisi HAM PBB tersebut berhasil menyelesaikan rancangan Kovenan sesuai
dengan keputusan Majelis Umum PBB pada 1951, dan setelah dilakukan
pembahasan Pasal demi Pasal, pada akhirnya Majelis Umum PBB melalui Resolusi
No.2200 A (XXI) mengesahkan International Covenant on Civil and Political
Rights(Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik), dan Optional
Protocol to the International Covenant on Civil and Political Rights (Opsional
Protokol Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik secara bersama-sama
pada 16 Desember 1966 dan berlaku pada 23 Maret 1976.International Covenant on
Civil and Political Rights atau biasa disingkat dengan ICCPR bertujuan untuk
mengukuhkan pokok-pokok hak asasi manusia di bidang sipil dan politik yang
tercantum dalam DUHAM sehingga menjadi ketentuan-ketentuan yang mengikat
secara hukum dan penjabarannya mencakup pokok-pokok lain yang terkait.
Konvenan tersebut terdiri dari pembukaan dan Pasal-Pasal yang mencakup 6 BAB
dan 53 Pasal.Negara Indonesia sendiri telah meratifikasi ICCPR pada 28 Oktober
2005 melalui UU RI Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International
Covenant On Civil And Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak
Sipil dan Politik) yang disertai dengan Deklarasi terhadap Pasal 1 tentang
Pengesahan Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik. Hak-Hak Sipil Dan Politik
Meliputi:
1) Hak hidup.
mengancam atau memaksa orang itu atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan
apa pun yang didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau
penderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan persetujuan atau
sepengetahuan seorang pejabat publik atau orang lain yang bertindak di dalam
kapasitas publik. Hal itu tidak meliputi rasa sakit atau penderitaan yang semata-
mata timbul dari, melekat pada atau diakibatkan oleh suatu sanksi hukum yang
berlaku.“Unsur-unsur pokok” dari apa yang mendasari penyiksaan terkandung dalam
Pasal 1 Konvensi Menentang Penyiksaan mencakup:
1) Timbulnya rasa sakit atau penderitaan mental atau fisik yang luar
biasa;
sosial masyarakat, vertikal dalam sistem hukum dan aneka tindakan brutal kejahatan
pada kemanusiaan serta genosida yang terencana terjadi di berbagai negara.
Bahkan di Amerika ataupun Eropa yang dianggap sebagai negara yang termaju
dalam penghargaan pada hak asasi seorang manusia. Pandangan yang mencibir
atau merendahkan bangsa atau etnis yang lain mulai tumbuh ketika sistem
penghisapan ekonomi dan perbudakan dijalankan. Para pengusaha melihat peluang
keuntungan ekonomi yang tinggi bisa dicapai dengan alasan rasial. Kelompok budak
adalah tenaga kerja murah atau gratis. Sedang kelompok ras atau etnis yang lemah
bisa diperas dan dirampas hak-haknya tanpa perlawanan yang berarti.Dalam
sejarah dunia setidaknya kita mencatat beberapa contoh peristiwa pelanggaran
diskriminasi rasial yang besar :
Contoh:
Kasus Turki di Eropa yang dianggap bukan sebagai ‘pribumi’ Eropa. Mereka
dianggap bangsa asing (Asia) yang berusaha mendapatkan keuntungan dari Eropa
dengan melakukan asimilasi dan penyelundupan hukum.
a. HAM dalam UUD RI 1945. Beberapa ketentuan yang mengatur tentang Hak
Asasi Manusia yang terdapat dalam UUD 1945, antara lain: 7
1) Pasal 27
7
Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945.
33
3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
2) Pasal 28 A.
3) Pasal 28 B
4) Pasal 28 C
5) Pasal 28 D
6) Pasal 28 E
7) Pasal 28 F
8) Pasal 28 G
35
9) Pasal 28 H
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun
10) Pasal 28 I
dituntut atas dasar hokum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
11) Pasal 28 J
12) Pasal 29
37
13) Pasal 30
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara
14) Pasal 31
17. Deklarasi dan Program Aksi Wina 1993. Konferensi Internasional Hak Asasi
Manusia merupakan konferensi hak asasi manusia yang pertama kali diadakan sejak
berakhirnya Perang Dingin. Pertemuan ini diadakan oleh PBB di Wina, Austria, pada 14-25
Juni 1993.Hasil utama dari konferensi ini adalah Deklarasi dan Program Aksi Wina (Vienna
Declaration and Programme of Action). Meskipun PBB telah lama aktif dalam bidang hak
38
asasi manusia,Konferensi Wina merupakan konferensi global kedua yang secara eksklusif
menangani hak asasi manusia, setelah konferensi pertama yang diadakan di Teheran, Iran
selama April-Mei 1968 untuk memperingati ulang tahun kedua puluh Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia.
Soal Latihan.
1. Sebutkan dan jelaskan teori Hak Kodrati tentang hak asasi manusia!
BAB IV
MEKANISME PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAM
18. Tujuan Instruksional. Agar Pasis dapat memahami mekanisme perlindungan hak
asasi manusia di masyarakat internasional yang telah menjadi hukum internasional serta
mengetahui lembaga-lembaga baik internasional maupun nasional yang bergerak dalam
pemantauan hak asasi manusia.
19. Umum. Kaedah hak asasi manusia yang telah diakui oleh masyarakat dunia
internasional sebagai bagian dari hukum internasional dalam pelaksanaannya perlu adanya
pemantauan dan pengawasan dalam upaya menegakan eksistensinya. Masyarakat
internasional telah berupaya untuk menyelenggarakan mekanisme penegakan hukum hak
asasi manusia. Dalam upaya memantapkan sistem “universal” untuk mempromosikan dan
melindungi hak asasi manusia, PBB juga menjalankan program-program untuk menyusun
instrumen yang secara hukum mengikat guna menangani aspek-aspek hak asasi manusia
yang khusus. Diantara instrumen-instrumen ini adalah traktat-traktat mengenai pencegahan
dan penghukuman terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Terdapat pula beberapa
langkah dan inisiatif kelembagaan yang diambil oleh PBB untuk mempromosikan dan
melindungi hak asasi manusia. Beberapa lembaga internasional yang bernaung dibawah
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ada juga terus melakukan sosialisasi, pematauan dan
menegakan hak asasi manusia.
20. Hakekat Hak Asasi Manusia. Hak asasi manusia merupakan nilai dan norma
yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Dengan adanya perlindungan
dan penegakan hak asasi manusia, maka kehidupan manusia yang beradab dan sejahtera
dapat diwujudkan.Sebagai mahkluk ciptaan Tuhan, semua manusia memiliki martabat dan
derajat serta hak-hak yang sama sebagai manusia. Hak-hak yang sama sebagai manusia
inilah yang sering disebut hak asasi manusia. Hak asasi manusia berarti hak-hak yang
melekat pada manusia berdasarkan kodratnya, maksudnya hak-hak yang dimiliki manusia
sebagai manusia. Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia sebagai
manusia yang berasal dari Tuhan, dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.Dengan
mendasarkan pada pengertian hak asasi manusiadi atas, maka hak asasi manusiamemiliki
landasan utama, yaitu:
40
b. Landasan kedua yang lebih dalam, yaitu Tuhan yang menciptakan manusia.
Jadi hak asasi manusiapada hakekatnya merupakan hak-hak fundamental yang melekat
pada kodrat manusia sendiri, yaitu hak-hak yang paling dasar dari aspek-aspek kodrat
manusia sebagai manusia. Semua hak yang berakar dalam kodratnya sebagai manusia
adalah hak-hak yang lahir bersama dengan keberadaan manusia itu sendiri. Dengan
demikian hak-hak ini adalah universal atau berlaku di manapun di dunia ini. Di mana ada
manusia di situ ada hak asasi manusiadan harus dijunjung tinggi oleh siapapun tanpa
kecuali. Hak asasi manusiatidak tergantung dari pengakuan orang lain, tidak tergantung
dari pengakuan masyarakat atau negara. Manusia memperoleh hak-hak asasi itu langsung
dari Tuhan sendiri karena kodratnya (secundum suam naturam). Penindasan terhadap hak
asasi manusiabertentangan dengan keadilan dan kemanusiaan, sebab prinsip dasar
keadilan dan kemanusiaan adalah bahwa semua manusia memiliki martabat yang sama
dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang sama. Oleh karenanya, setiap manusia
dan setiap negara di dunia wajib mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia tanpa
kecuali. Penindasan terhadap hak asasi manusiaberarti pelanggaran terhadap hak asasi
manusia. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hak
asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia secara kodrati
sebagai anugerah dari Tuhan, mencangkup hak hidup, hak kemerdekaan/kebebasan dan
hak memiliki sesuatu.Hak asasi manusiaadalah klaim yang dapat dipaksakan sebagai
konsekuensi penanda kemanusiaan yang bersifat kodrat. Dalam definisinya yang kodrat,
hak asasi manusiamelekat pada manusia sebagai subjek pengemban hak semenjak
manusia dapat dikategorikan sebagai manusia di dalam kandungan. Hak tersebut juga
tidak dapat dicabut, dialihkan, dan dibagi-bagi.
pelaksanaan yang dilakukan di tingkat nasional. Sistem PBB telah memainkan peran yang
sangat penting dalam memajukan dan melindungi hak asasi manusia sejak PBB didirikan
pada 1945. Menurut pembukaan Piagam PBB, hak asasi manusia adalah salah satu tugas
yang diprioritaskan, dan menurut Pasal 1 paragraf 2 dan 3 Piagam, kemajuan hak asasi
manusia adalah salah satu tujuan utamanya. Oleh karena setiap masalah kemanusiaan
mempunyai dimensi Hak Asasi Manusia, maka setiap lembaga utama PBB ikut menangani
masalah hak asasi manusia.
a. Badan-badan PBB yang khusus untuk memantau dan melindungi hak asasi
manusia, antara lain berikut.
Seluruh komisi tersebut bekerja secara purna waktu untuk menerima, mengolah,
dan jika perlu memantau kondisi perlindungan terhadap hak asasi manusiasecara
umum maupun pada setiap negara. Dalam menjalankan tugasnya, badan/komisi
tersebut melakukan pendekatan-pendekatan persuasif sehingga tidak mungkin
memaksa pemerintah dari negara-negara berdaulat untuk mengubah
kebijaksanaannya. Kekuatan komisi-komisi ini terletak pada aspek moral dan
42
dukungan dari pendapat umum sedunia yang disiarkan secara terbuka melalui
media massa.
22. Organisasi Non Pemerintah. Pembahasan hak asasi manusiatidak akan lengkap
tanpa mengulas ke peran yang dimainkan oleh organisasi non pemerintah (Non
Governmental Organization) atau kelompok perorangan swasta yang peduli terhadap isu-
isu hak asasi manusia. Lembaga ini dibentuk oleh masyarakat internasional. Adapun yang
termasuk ke dalam lembaga swadaya ini yakni Non Governmental Organizations (NGOs).
Organisasi internasional ini ikut bersama badan-badan hak asasi manusiadi PBB dalam
memantau kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia, sekaligus juga membantu
mengkritisi kinerja badan-badan HAM bentukan PBB. Beberapa di antaranya adalah
organisasi besar yang bersifat internasional adalahAmnesty Internasional, International
CommissionofJurists, International Commite of Red Cross. Sebagian NGOs ini telah
memperoleh pengakuan dari organisasi-organisasi internasional. ECOSOC telah diberi
wewenang oleh pasal 71 Piagam PBB untuk mengadakan konsultasi yang sesuai dengan
NGOs yang berminat dalam bidang aktivitasnya dan ECOSOC telah memberikan status
penasehat kepada beberapa kelompok NGOs. Salah satu peran dari NGOs adalah
mengupas pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia di berbagai negara kepada publik.
Dalam banyak kasus, yang paling ditakuti oleh negara-negara adalah publisitas yang
merugikan oleh NGOs mengenai catatan pelanggaran hak asasi manusia. NGOs itu dapat
membuat pengaduan kepada lembaga-lembaga internasional yang berwenang, jika para
korban itu sendiri tidak dapat menempuh prosedur yang semestinya. 8
8
Davidson Scott, 1994. Hak Asasi Manusia Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti hal. 63.
44
a. Intervensi kemanusiaan harus didasarkan atas alasan dan tujuan yang jelas,
yaitu melindungi hak asasi manusia.
45
Soal Latihan.
BAB V
HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
25. Tujuan Instruksional. Agar Perwira Siswa lebih memahami awal dan
perkembangan hak asasi manusia di Indonesia serta mengetahui instrumen-instrumen hak
asasi manusia yang ada dalam hukum positif.
26. Umum. Indonesia adalah salah satu Negara yang senantiasa ikut
mempertahankan dan memperjuangkan hak-hak asasi manusia . Dalam pembukaan UUD
RI 1945 alenia pertama dinyatakan bahwa “ kemerdekaan ialah hak segala bangsa oleh
karena itu penjajahan di atas dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”. Kesungguhan negara dalam menegakkan hak asasi
manusia diwujudkan dengan adanya pasal-pasal dalam batang tubuh UUD RI 1945 yang
mengatur tentang hak asasi manusia, disamping itu juga telah lahir UU RI No. 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia. Amandemen UUD 1945 pada pasal 28 juga merupakan
suatu terobosan dalam menegakkan Hak Asasi Manusia . Peranan hak asasi manusiadi
Indonesia sendiri, sebenarnya dalam UUD 1945 telah tersurat namun belum secara tersirat
dan transparan. Tujuan sebenarnya di ciptakannya hak asasi manusiaadalah agar manusia
dapat menggunakan dan memanfaatkan haknya sendiri dengan sebaik-baiknya, namun
juga harus dapat mempehatikan hak orang lain. Peranan hak asasi manusiasebenarnya
sudah ada pada pasal 75 ayat 1dan 2 Undang-Undang No. 39 tahun 1999. Sementara itu
kondisi hak asasi manusiadi Indonesia saat ini masih sebatas normatif dan belum
menjamin terlaksananya perlindungan hak asasi manusiasecara baik dan memadai.
28. Beberapa Ketentuan Hukum Hak Asasi Manusia. Dalam DUHAM pengertian hak
asasi manusiadapat ditemukan dalam Mukaddimah yang pada prinsipnya dinyatakan
bahwa hak asasi manusia merupakan pengakuan akan martabat yang terpadu dalam diri
setiap orang akan hak-hak yang sama dan tak teralihkan dari setiap manusia ialah dasar
dari kebebasan, keadilan dan perdamaian dunia. Sejak munculnya DUHAM itulah secara
internasional hak asasi manusiatelah diatur dalam ketentuan hukum sebagai instrumen
internasional. Ketentuan hukum hak asasi manusiaatau disebut juga Instrumen hak asasi
manusiamerupakan alat yang berupa peraturan perundang-undangan yang digunakan
dalam menjamin perlindungan dan penegakan hak asasi manusia. Instrumen hak asasi
manusiaterdiri atas instrumen nasional hak asasi manusiadan instrumen internasional hak
asasi manusia. Instrumen nasional hak asasi manusiaberlaku terbatas pada suatu negara
sedangkan instrumen internasional hak asasi manusiamenjadi acuan negara-negara di
dunia dan mengikat secara hukum bagi negara yang telah mengesahkannya
(meratifikasi).Di negara kita dalam era reformasi sekarang ini, upaya untuk menjabarkan
ketentuan hak asasi manusia telah dilakukan melalui amandemen UUD 1945 dan
diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 39 Tahun 1999
51
Tentang Hak Asasi Manusiaserta meratifikasi beberapa konvensi internasional tentang hak
asasi manusia.
8) Hak turut serta dalam pemerintahan (misalnya hak: memilih dan dipilih
dalam pemilu, partisipasi langsung dan tidak langsung, diangkat dalam
jabatan pemerintah, mengajukan usulan kepada pemerintah);
9) Hak wanita (hak yang sama/tidak ada diskriminasi antara wanita dan
pria dalam bidang politik, pekerjaan, status kewarganegaraan, keluarga
perkawinan);
10). Hak anak (misalnya hak : perlindungan oleh orang tua, keluarga,
masyarakat dan negara, beribadah menurut agamanya, berekspresi,
perlakuan khusus bagi anak cacat, perlindungan dari eksploitasi ekonomi,
pekerjaan, pelecehan sexual, perdagangan anak, penyalahgunaan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya).
a) Penjualan anak;
b) Perdagangan anak-anak;
c) Kerja ijon;
55
d) Perhambaan (perbudakan);
Dengan UURI Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO nomor 182,
maka negara Republik Indonesia wajib mengambil langkah-langkah legislatif,
administratif, hukum, dan langkah-langkah efektif lain guna mencegah tindakan
praktek memperkerjakan anak dalam bentuk-bentuk terburuk kerja anak dalam
industri maupun masyarakat.
7) Hak untuk menikmati standar kesehatan fisik dan mental yang tertinggi
yang dapat dicapai,
1) Hak-hak sipil:
a) Hak hidup;
2) Hak-hak Politik:
Bagi setiap orang dan atau kelompok yang memiliki alasan kuat bahwa hak asasinya
telah dilanggar dapat mengajukan laporan dan pengaduan lisan atau tertulis pada
Komnas HAM. Pengaduan hanya akan dilayani apabila disertai dengan identitas
pengadu yang benar dan keterangan atau bukti awal yang jelas tentang materi yang
diadukan.
LSM yang menangani berbagai aspek hak asasi manusia, sesuai dengan
minat dan kemampuannya sendiri pada umumnyaterbentuk sebelum
didirikannya Komnas HAM. Dalam pelaksanaan perlindungan dan
penegakkanhak asasi manusia, LSM tampak merupakan mitra kerja Komnas
HAM. Misalnya, LSM mendampingi para korban pelanggaran hak asasi
manusiake Komnas HAM.
b. Rasialisme resmi.
d. Pemerintahan totaliter.
g. Kejahatan perang.
c. Penyiksaan;
Disamping pelanggaran hak asasi manusiaberat juga dikenal pelanggaran hak asasi
manusiabiasa. Pelanggaran hak asasi manusiabiasa antara lain pemukulan, penganiayaan,
pencemaran nama baik, menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya,
penyiksaan, menghilangkan nyawa orang lain.
31. Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Penegakan hukum dan hak asasi
manusia di Indonesia saat ini merupakan suatu masalah yang sangat menarik untuk dikaji,
karena dalam banyak kasus ternyata memberikan citra yang kurang baik dimata
masyarakat pada umumnya. Banyak kalangan, baik yang awam maupun yang bergelut
dalam bidang hukum, sering berpendapat bahwa hukum (dalam bidang hak asasi manusia)
seakan tidak mempunyai makna dan manfaat dalam rangka memberikan jaminan
terciptanya ketertiban, keamanan, kesejahteraan dan keadilan serta kepastian hukum.
Hukum telah kehilangan jati dirinya sebagai instrument penting dalam menata atau
mengatur kehidupan masyarakat. Dalam proses penegakan hukum, sebenarnya banyak
pihak mempunyai peran baik pemerintah (aparatur penegak hukum; Polisi, Jaksa, Hakim)
termasuk masyarakat sendiri yang merupakan bagian integral atau tidak bisa dipisahkan.
Peran dan tanggung jawab penegakan hukum, sering dilimpahkan sepenuhnya kepada
aparatur penegak hukum saja, padahal dalam sebuah negara hukum yang demokratis,
rakyat atau masyarakat mempunyai fungsi, peran dan tanggung jawab yang sangat penting
dan menentukan. Penegakan hukum dan hak asasi manusia akan lebih bermakna, jika
hal itu diikuti dengan berbagai instrument dan elemen pendukung yang patut mendapat
perhatian yang serius dari pihak pemerintah atau penguasa. Banyak kasus pelanggaran
hukum dan hak asasi manusia yang muncul kepermukaan dan melibatkan para aparatur
penegak hukum, sehingga sorotan utama hanya tertuju pada Polisi, Jaksa, Hakim juga
Pengacara yang terlibat langsung. Pada akhirnya masyarakat, baik secara individu atau
kelompok memberikan penilaian terhadap aparatur penegak hukum, menurut versi masing-
masing. Patut diketahui dan dipahami dalam proses penegakan hukum dan hak asasi
67
manusia aparatur penegak hukum hanya merupakan salah satu bagian penting dari
sejumlah komponen lain yang mempunyai fungsi dan peran penting antara lain ; aturan
hukum, sarana dan prasarana, budaya hukum dan masyarakat sendiri.
Soal latihan.
3.
68
BAB VI
HAM DALAM TUGAS OPERASI
32. Tujuan Instruksional. Agar para Perwira Siswa Seskoau dapat memahami aspek
hak asasi manusiadalam Operasi Udara dalam upaya peningkatan wawasan hukum
khususnya bidang hak asasi manusia, yang akhirnya dapat menunjang tugas-tugasnya.
33. Umum. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Hal ini terlihat dalam Pancasila sebagai Dasar Negara yang tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945, yang sila-silanya syarat dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia,
apalagi dalam Sila Kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Penuangan prinsip-prinsip HAM dalam UUD RI 1945 merupakan salah satu bukti nyata
komitmen bangsa Indonesia dalam mengakui dan menegakkan Hak Asasi Manusia.
Indonesia sebagai negara yang berdaulat mengakui adanya prinsip kedaulatan negara di
ruang udara yang utuh dan eksklusif di wilayah udara nasional sebagaimana dimaksud
Pasal 1 Konvensi Chicago 1944, yang telah dituangkan dalam Pasal 5 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Sifat kedaulatan yang utuh dan eksklusif dari
Negara di wilayah udara nasional tersebut berbeda misalnya dengan sifat kedaulatan
Negara di laut wilayah. Karena sifatnya yang sedemikian, maka di ruang udara nasional
tidak dikenal hak lintas damai (innocent passage) pihak asing seperti terdapat di laut
teritorial sesuatu Negara. Ruang udara nasional sesuatu Negara sepenuhnya tertutup bagi
pesawat udara asing, baik sipil maupun militer. Dengan kedaulatan yang penuh dan utuh
tersebut, setiap negara masih dituntut untuk menghormati ketentuan-ketentuan yang telah
diatur dalam hukum internasional sebagai kesepakatan masyarakat bangsa-bangsa,
sebagai contoh: “Bagaimana mengambil tindakan koreksi atas pelanggaran wilayah udara
dan bagaimana selanjutnya tata-cara dalam melakukan penyergapan (interception)?”.
Dalam hal ini harus memperhatikan ketentuan hukum internasional, khususnya Attachment
dari Annex 2 Rule of the Air. Dalam hal ini dikenal pula adanya asas pertimbangan
kemanusiaan yang mendasar (elementary considerations of humanity), dimana secara
tegas telah dinyatakan sebagai asas yang harus melandasi tindakan-tindakan negara
dalam menghadapi pelanggaran wilayah udaranya oleh pesawat udara sipil asing. Selain
69
itu, terdapat kegiatan operasi militer selain perang yang sangat berkaitan dengan
pelaksanaan pemenuhan hak asasi manusia, yaitu tugas perbantuan kepada Kepolisian
dalam rangka keamanan dan ketertiban masyarakat.
1) Pembunuhan,
2) Pemusnahan,
3) Perbudakan,
6) Penyiksaan;
10)Kejahatan apartheid.
efektif bertindak sebagai Komandan Militer, yakni seseorang yang bertindak sebagai
komandan militer tersebut setiap saat mampu menggunakan kekuasaannya
bilamana menginginkannya (material ability) atau mempunyai kekuasaan untuk
mengeluarkan perintah yang mengikat bawahannya. Dalam lingkungan militer
komandan militer yang efektif diberikan wewenang oleh undang-undang untuk
menghukum bawahan atau pasukan dalam komando dan pengendaliannya yang
efektif, oleh karenanya ia secara hukum disebut sebagai Atasan Yang Berhak
Menghukum (power to take remedial action). Pertanggungjawaban komando
menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000.
sendiri (must have know), yaitu mendengar laporan langsung dari kepala seksi atau
bawahannya, yang kedua adalah seharusnya mengetahui (should have know), jadi
buktinya berdasarkan kondisi-kondisi yang terjadi pada saat itu. Meskinya seorang
yang wajar melihat kondisi-kondisi seperti itu harus tahu, misalnya sudah baca di
surat kabar dia diam saja, mendengar teriakan-teriakan diam saja, mendengar
pengaduan dari masyarakat atau keluarganya atau penyidik tetapi diam saja, jadi
kalau ukuran yang wajar orang tersebut seharusnya mengetahui.
a) Pemeriksaan surat.
Dalam hal Komnas HAM berpendapat bahwa terdapat bukti permulaan yang cukup
telah terjadi peristiwa pelanggaran hak asasi manusiaberat, maka kesimpulan hasil
penyelidikan disampaikan kepada penyidik. Paling lambat 7 hari kerja setelah
kesimpulan hasil penyelidikan disampaikan, Komnas HAM menyerahkan seluruh
75
hasil penyelidikan kepada penyidik. Dalam hal penyidik berpendapat bahwa hasil
penyelidikan masih kurang lengkap, penyidik segera mengembalikan hasil
penyelidikan tersebut kepada penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi dan dalam
waktu 30 hari sejak tanggal diterimanya hasil penyelidikan, penyelidik wajib
melengkapi kekurangan tersebut.
Pasal 43 ayat (2) UU No. 26 Tahun 2000; “Pengadilan HAM Ad Hoc sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dibentuk atas usul Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia berdasarkan peristiwa tertentudengan Keputusan Presiden“.
Penjelasan Pasal 43 ayat (2) UU No. 26 Tahun 2000; “Dalam hal Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia mengusulkan dibentuknya Pengadilan HAM Ad Hoc,
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia mendasarkan pada dugaan telah
terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dibatasi pada
locusdelicti dan tempos delicti tertentu yang terjadi sebelum diundangkannya
undang-undang ini”.
Dengan demikian untuk pelanggaran hak asasi manusiaberat yang terjadi sebelum
diundangkannya UU. No. 26 tahun. 2000, Komnas HAM tidak secara serta
78
Pemeriksaan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dilakukan oleh
Majelis Hakim Pengadilan HAM yang berjumlah 5 (lima) orang hakim pada
79
Pengadilan HAM yang bersangkutan dan 3 (tiga) orang hakim Ad hoc. Majelis Hakim
diketuai oleh hakim dari Pengadilan HAM yang bersangkutan (Pasal 28 ayat 2 dan 3
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000).
35. Aspek HAM dalam Operasi Udara. Tentara Nasional Indonesia tetap konsisten
mematuhi semua peraturan perundangan yang berlaku sebagai wujud reformasi internal
TNI. Termasuk kepatuhan dalam proses hukum terhadap dugaan pelanggaran hak asasi
manusiaberat. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan upaya penambahan
wawasan tentang hak asasi manusia di lingkungan militer.Dalam pelaksanaan operasi
udara pada waktu damai antara lain perlu memedomani aspek hukum hak asasi manusia,
antara lain dalam pelaksanaan intersepsi dan pemaksaan mendarat, penanganan pasca
pendaratan. Selain hak asasi manusia yang tidak boleh dikurangi dalam keadaan apapun,
terdapat pula hak asasi manusia yang masih boleh dibatasi. Dalam situasi tertentu dan
berdasarkan undang-undang, hak asasi manusia dapat dibatasi (Derogable Rights),
misalnya pembatasan waktu dan tempat berunjuk rasa, pemberlakuan jam malam,
penggeledahan, pembatasan berkumpul, penyensoran surat, berita, komunikasi, dan lain-
lain.Penggunaan pesawat udara yang tidak sesuai dengan ketentuan navigasi pesawat
udara yang berlaku merupakan pelanggaran terhadap ketentuan penerbangan. Pesawat
udara yang melakukan pelanggaran dapat dilakukan pengenalan secara visual,
pembayangan, penghalauan, dan/atau pemaksaan mendarat. Pesawat udara yang
melakukan pelanggaran dapat dilakukan pemaksaan mendarat di pangkalan udara atau
bandar udara di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Apabila terjadi pelanggaran
dilakukan intersepsi dan pembayangan oleh pesawat TNI AU untuk mengetahui identitas,
80
tujuan, dan rencana penerbangan dan memerintahkan untuk melakukan komunikasi dua
arah dengan pengatur lalu lintas udara.Pesawat udara yang melakukan pelanggaran
apabila memungkinkan terlebih dahulu dilakukan peringatan atas pelanggarannya melalui
alat komunikasi. Apabila tidak mengindahkan peringatan yang diberikan dan tetap
meneruskan penerbangannya akan dilakukan tindakan hukum yang didahului dengan
tindakan intersepsi. Pada pelaksanaan proses intersepsi didahului dengan koordinasi
antara TNI dan otoritas pengatur lalu lintas udara sipil untuk memberikan informasi yang
diperlukan bagi pesawat udara TNI dan pesawat udara yang melanggar. Apabila dilakukan
pemaksaan mendarat, harus mengikuti persyaratan sebagai berikut:
c. Pesawat yang diintersepsi masih mempunyai bahan bakar yang cukup untuk
mencapai aerodrome yang dipilih;dan
Apabila pesawat udara sipil harus mendarat pada aerodrome yang tidak diketahui dengan
baik, diberikan waktu yang cukup bagi pesawat udara tersebut untuk mempersiapkan
pendaratannya, kapten penerbang dari pesawat udara yang diintersepsi dapat menilai
tingkat keselamatan dari pendaratannya berhubungan dengan panjang landasan dan
limitasi pesawat udara, dan apabila tidak sesuai dengan tingkat keselamatan penerbangan
maka dialihkan ke aerodrome yang ditunjuk. Informasi yang penting yang diberikan kepada
pesawat yang diintersepsi untuk memfasilitasi keselamatan proses pendaratannya dengan
menggunakan komunikasi lewat alat komunikasi. Pesawat udara yang dipaksa mendarat
akan diadakan penyelidikan berupa pemeriksaan dokumen, pemeriksaan pesawat,
pemeriksaan awak pesawat dan penumpang, apabila ada indikasi tindak pidana dan/atau
pelanggaran hukum lainnya selanjutnya diproses sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.Bila pesawat udara pelanggar adalah pesawat udara sipil yang
81
Perlakuan yang dapat diberitahukan oleh Tim SAR terhadap musibah pelayaran dan
penerbangan meliputi: usaha pencarian, usaha pertolongan dan penyelamatan, dan
Pemindahan ke lokasi yang dianggap aman.
Dalam hal pesawat udara negara asing, pesawat udara sipil asing tidak berjadwal dan
pesawat udara sipil dalam negeri tidak berjadwal yang terbang di wilayah ADIZ di atas
wilayah udara tidak memiliki diplomatic clearance, security clearance, dan flight approval
dilakukan penghalauan dan/atau pemaksaan mendarat oleh pesawat TNI. Apabila terjadi
pelanggaran dilakukan intersepsi dan pembayangan oleh pesawat TNI untuk mengetahui
identitas, tujuan, dan rencana penerbangan dan memerintahkan untuk melakukan
komunikasi dua arah dengan pengatur lalu lintas udara.
Prinsip kedaulatan negara yang utuh (complete) dan utuh (exclusive) terhadap ruang udara
di atasnya, hal ini berarti tidak ada satupun pesawat udara sipil asing terlebih lagi pesawat
udara negara asing yang dapat memasuki ruang udara suatu negara tanpa izin
sebelumnya dari negara tersebut. Pelanggaran terhadap prinsip ini akan berakibat serius
82
terhadap pesawat udara yang melanggar maupun terhadap hubungan kedua negara.
Penindakan dengan cara kekerasan senjata seringkali dilakukan terhadap pesawat udara
asing yang melanggar ruang udara suatu negara, hal ini dapat dibenarkan apabila kita
kembali kepada prinsip kedaulatan negara yang penuh dan utuh. Masyarakat internasional
yang beradab menganggap penggunaan kekerasan senjata terhadap pesawat udara sipil
asing adalah berlebihan dan merupakan bentuk kejahatan terhadap prinsip kemanusiaan.
Asas pertimbangan kemanusiaan yang mendasar (elementary considerations of humanity)
secara tegas telah dinyatakan sebagai asas yang harus melandasi tindakan negara-negara
dalam menghadapi pelanggaran tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, dilakukan
perubahan atas Konvensi Chicago dilakukan dengan memasukkan pasal baru, yaitu Pasal
3 bis setelah Pasal 3 (Insert, after Article 3, a new Article 3 bis). Pasal 3 bis huruf a tersebut
menentukan bahwa Negara-negara Pihak mengakui bahwa setiap Negara harus menahan
diri dari pengambilan tindakan penggunaan senjata terhadap pesawat udara sipil dalam
penerbangan dan dalam hal ada intersepsi, tidak boleh membahayakan keselamatan jiwa
orang-orang di dalam pesawat udara dan keselamatan pesawat udara.
36. Perlakuan terhadap Pesawat Dalam Keadaan Darurat. Sebagai negara anggota
ICAO dan badan khusus di bawah PBB lainnya, maka RI berkewajiban untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati secara internasional. Salah satu
ketentuan tersebut adalah pemberian pertolongan terhadap suatu musibah pelayaran dan
penerbangan yang terjadi dalam wilayah atau perbatasan daerah SAR RI. Annex 12 dari
Konvensi Chicago 1944 mengatur tentang pertolongan dan perlakuan terhadap pesawat
dalam keadaan darurat. Disini ditetapkan adanya unsur kerja sama antar negara dalam
menangani SAR.Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 80 Tahun
1998 tanggal 23 Desember 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Search and
Rescue Nasional, maka Badan SAR Nasional adalah Badan Pelaksana Operasi SAR di
tingkat Pusat. TNI AU merupakan salah satu potensi SAR unsur udara yang dapat
diperbantukan dalam operasi tersebut.
a. Negara wajib melakukan upaya SAR bila terdapat aircraft in distress dalam
wilayah teritorialnya atau wilayah sekitarnya atau laut sekitarnya sejauh kemampuan
yang dimiliki.
83
d. Bagi SAR di daerah terlarang (prohibited area), negara yang memiliki teritorial
boleh menentukan, hanya ia sendiri yang akan menangani SAR.
Perlakuan yang dapat diberitahukan oleh Tim SAR terhadap musibah pelayaran dan
penerbangan meliputi: Usaha pencarian, Usaha pertolongan dan penyelamatan,
Pemidahan ke lokasi yang dianggap aman. Pasal 23 Konvensi Chicago 1944
menganjurkan adanya kerja sama regional atau bilateral bagi usaha SAR antara
Indonesia dan negara-negara ASEAN telah terdapat perjanjian yang diberi nama
“Agreement for the Facilitation of Search for Aircraft Accident” ditandatangani di
Singapura tanggal 14 April 1972. Begitu pula dengan Australia telah ditandatangani
suatu “Operational Arrangement” tanggal 5 November 1979. Perjanjian kerja sama
SAR tersebut pada dasarnya mengatur hal-hal yang sama, yaitu prosedur
pelaksanaan pemberian bantuan SAR manakala diterima berita permintaan bantuan
SAR dari salah satu Badan Pusat Koordinasi SAR (The Rescue Coordination
Centre) dari negara yang bersangkutan. Ketentuan aturannya adalah sesuai dengan
Standard dan Recommended PracticesAnnex 12 dari Konvensi Chicago 1944
seperti yang telah disebutkan di atas.
Soal Latihan.
BAB VII
PENUTUP
37. Wusana Kata. Demikian Naskah Sekolah tentang Hak Asasi Manusia sebagai
bahan ajaran bagi Perwira Siswa Seskoau, semoga bermanfaat dan dijadikan bahan acuan
dalam mengaplikasikannya dan untuk penyempurnaan lebih lanjut Naskah Sekolah ini
dapat dilakukan berbagai perubahan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
organisasi.
Departemen Iptek