Anda di halaman 1dari 132

METODE PEMULIHAN AKTIF DENGAI\ JOGGING DAN BERJALAI\ PASCA TES SAMAPTA *A'TNIDAPAT iliEIYTJRI]NKAhtKADAR ASAM LAKTAT DARAH,

DEI\-YUT NADI DAI{ WAKTU TEMPUH TBS LARI BOLAK-BALIK 6 X 10 METER

Tesis SebagaiSalah Satu Syarat untuk MencapaiDerajat Magister

Oleh

Ridwan
NIM. 9913036111

PROGRAM STUDI MAGISTER FISIOLOGI OLAHRAGA PROGRAM PASCASARJANA UMVERSITAS LIDAYANA DENPASAR 2002 .

METODE PEMULIHAN AKTIF DENGAN"TOGGING TNI DAN BERJALAN PASCATES SAMAPTA66A'' DAPATMENURUNKAN KADAR ASAM LAKTAT DARAH' DENYUT NADI DAN WAKTU TEMPUH TES LARI BOLAK-BALIK6XIOMETER

t.
1

[' ;

r b
h

RIDWAN NIM. 9913036111

PROGRAM STUDI MAGISTER FISIOLOGI OLAHRAGA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

o"T;f;"*

METODE PEMULIHAN AKTIF DENGAN TOGGINGDAi\ BERJALAN PASCA TES SAMAPTA '6A'' TNI DAPAT MENURUNKAII KADAR ASAM LAKTAT DARAH, DENYUT NADI DAN WAKTU TEMPUH TES LARI BOLAK.BALIK 6 X 10 METER

Oleh

Ridwan
NIM.9913036111

TelahDipertahankan di DepanPanitiaUjian Tesis pada Tanggal 5 Februari 2A02 Menyetujui Tim Pembimbing
..<.

Pem

Prof. dr. I Gusti NgurahNala"MPH NIP. 1303273tl

Magister

Pascasarjana

3273tl

llI

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkankehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisantesis yang berjudul *Pemulihan Aktif dengan Jogging dan Berjalan PascaTes Samapta*A' Tl\[r Dapat Menurunkan Kadar Asam Laktat Darah, Denyut Nadi dan Waktu Tempuh Tes Lari Bolak-balik 6 x 10 Meter' dapatdiselesaikan. Terselesaikannyatesis ini berkat dorongan, petunjuk, bimbingan dan bantuandari berbagaipihak. Urituk itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasaterimakasihyang sebesar-besarnya kepadayangterhormat: 1. Rektor Universitas Udayana, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayanadan Direktur Pascasarjana Universitas Udayana,atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Pascasarj anadi UniversitasUdayana. 2. Kepala Staf TNI AU, ataskesempatan yang telah diberikan kepadapenulis selaku anggotaorganik TNI AU untuk mengikuti pendidikanPascasarjana di UniversitasUdayana. 3. Gubernur dan Wakil Gubernur Akademi TNI AU, atas bantuannyatelah memberi ijin penggunaanTaruna sebagai subjek penelitian dan segala fasilitas yangtelah diberikan. 4. BapakProf. dr. I Gusti Ngurah Nala, MPH selakuKetua PengelolaProgram Studi Fisiologi OlahragaUniversitas Udayana dan selaku Pembimbing I,

iv

atas segalabimbingannyayang penuh kesabaranserta dorongansemangat kepadapenulis selamamelaksanakan programpendidikanhinggaterselesai\

kannya tesisini. 5. Bapak Prof. Drs. Ida Bagus Adnjana Manuaba,HFErg. s. FIps, selaku Kepala LaboratoriumFisiologi Kedokxeran Universitas Udayanaatasbimbingandan dorongannya sehingga tesis ini terselesaikan. 6. Bapak Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc, selaku Selcretaris Program Studi Fisiologi Olahraga Universitas Udayana, atas bimbingan serta dorongannya sehingga tesisini terselesaikan. 7. Bapak Drs. Supriyadi, MS selaku Pembimbing II, telah dengan penuh kesabaranmembimbingdan memberikandorongansemangat sehingga tesis ini dapatterselesaikan. 8. Bapak Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.sc, Bapak dr. Ketut Tangking Widarsa, MPH, dan Bapak dr. Ketut Suwetra,MS selaku penguji yang telah memberikanbimbingan, sarandan arahanyang sangatberarti dalam penyelesaian tesisini. 9. SeluruhStaf Dosendan PegawaipadaProgramPascasarjana ProgramStudi Fisiologi OlahragaUniversitasUdayana. Dalam kesempatan inipun, tidak lupa penulis menyampaikanrasa hormat dan doa yang setulus-tulusnyasebagaiwujud terimakasih yang tak terhingga

kepada almarhum ayahandaMiskari Sutardja serta ibunda Ai Sutiani. Semoga jerih payahmleka dalam mendidik penulis merupakan suatuamal yang diterima oleh Allah SWT. Ucapan terimakasih dan rasa hormat juga penulis sampaikan

kepadaBapak Mertua Dedi Sobandidan Ibu Mertua Enah Sukaenah, yang telah memberikanbantuan,doronganserta do,a restu. Terimakasih serta penghargaan yang sefulus-tulusnya untuk isteri tercinta Dra. Nanan Susantidan putri semata wayang Anggr Ri"ky Firdhani, yang senantiasapenuh kesabaran, doa dan kesetiaanmemberikandorongandan semangat kepadapenulis selamamengikuti pendidikan. Terimakasihjuga penulis sampaikan kepadasemuapihak yang telah membanfu dalam penyelesaian tesis ini, semogasegalaamal dan kebaikannya mendapat limpahanrahmatdari Allah SWT, Amin. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,sehingga dengankerendahan hati dan tanganterbuka penulis mohon saran-saran, petunjuk dan bimbingan dari berbagaipihak untuk perbaikantesis ini. Akhirnya penulis berharap semogatesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang berke
a

didalam pengembangan manajerial kapasitasfisik untuk mencapaikinerja yang


A

optimal dalam pelatihan, pertandinganolahraga maupun tes fisik, terutama di lingkungan pendidikanTNI.

Denpasar, Februari 2002 Penulis.

Ridwan
.-L-

vl

METODE PEMULIHAN AKTN'DENGATI JOGGING DAN BER.IALAI{ PASCA TES SAMAPTA {.A' TI\I.I DAPAT MENT]RUI\IKAI{ KADAR ASAM LAKTAT DARAH, DEIrrtJT NADI DAN WAKTTJ TEMPIJH TES LARI BOLAK.BALIK 6 X 10 METER
t

ABSTRAK

Pergeseransistem energi aerobik ke sistem energi anaerobik dalam tes samapta"A" TNf (tes lari 12 menit) mengakibalkankadar asam laktat darah (KALD) dan denyut nadi @N) meningkat secaf,asignifikan" sehinggaterjadi kelelahan dan penurunan kapasitas kerja fisik. Beberapa pakar menyebutkan untuk menurunkanKALD yang efektif setelahaktivitas fisik yang cukup berat adalah melahrkan pemulihan akti{ yaitu tetap melalrukan aktivitas ringan. Tujuan penelitian ini untuk menguji efektivitas dan perbedaan efektivitas metode jogging dan aktif denganberjalansetelahtes samap,ta pemulihanaktif dengan "A" TNI terhadap penurunanKALD dan DN serta pengaruhnya terhadap kapasitas kerja fisik berikutnya (cadangan energi) melalui parameterwaktu tempuh dalam tes lari bolak-balik 6 x 10 m (WTLB). Rancanganpenelitian menggunakan RandomizedPretest-PosttestControl Group Design dengan menggunakan45 sampelTaruna AAU, dibagi dalam dua kelompok eksperimen(Kl dan K2) dan satu kelompok kontrol (K3). Kl melalcukanalctivitas secaraberurut, yaitu; tes "A" TM,pretestKALD dan DN, pemulihanaktif dengan jogging selama samapta 10 menit, posttest KALD dan DN dan diakhiri tes lari bolak-balik 6 x 10 m. Demikian pula untuk K2 dan K3 melalcukan urutan aktivitas sepertiKl, hanya bentuk pemulihan K2 adalahaktif denganberjalan dan K3 adalahpasif dangan berbaring sambil otosugesti.Hasil analisispaired sample T test, one way anova danLeastSignificantDffirence (LSD), padaa: 0,05 dapat disimpulkanbahwa: (a) Pemulihanaktif denganTogging maupunberjalan terbukti dapatmenurunkan KAID, DN dan WTLB, (b) Pemulihan aktif denganjogging dan aktif dengan berjalan memberi efek yang setara dalam menurunkanKALD dan WTLB, (c) Pemulihanalctif denganbe{alan terbukti lebih cepat menurunkanDN dibanding j ogging. pemulihan aktif dengan

vii

ACTIYE RECO\rERY METHOD BY JOGGING AND WALKING AFTERSINL4PTA NA'' TDST OT INDOI\-ESIAN ARMY COULD DECREASE BLOOD LACTIC ACID LE\rEI4 PULSE RATE AND RUNNING TIME 6 x 10 M SHUTTLE RUN TEST

ABSTRACT

The shifting of aerobicsystem to anaerobic system in samapta"A" Testof Indonesian Army (12 minutesaerobicrun) causeincreasing the blood lactic acid level (BLAL) and pulse rate (PR) and at last causeexhaustionand decrease the physical activity capacity. Some sciencestold that to decreasethe BLAL effectively after hard physicalactivity is through active recoveryamongothersdo a light activity. Objectiveof this research is to assess the effectiveness and the differences of effectivenessof active recovery methods betweenjogging and walking afterSamapta"A" Test of Indonesian Army on the decreasing of BLAL and PR and ifs influence to the next physical work capacrty(energy reserve) throughrunningtime parameter in 6 x 10m shuttlerun test(RTSR). The research design is randomizedpre-posttest control goup design and the subject were 45 sample of AAU Cadet,who were divided into experimentgroup(Kl andK2) and controlgroup(K3). Kl donesomeactivity simultaneously, "A" test, i.e. : samapta pre test of BLAL, and PR, activerecoveryby jogging for 10 minutes,posttest of BLAL and PR and closedby 6 x 10 m shuttle run test. K2 and K3 done sameas K3, but K2 done active recovery by walking and K3 just passivelay down and autosuggestion at the sametime. The result of pairedt-test,one way analysisof variance andleastsignificantdifferences test,on a:0,05 wasconcluded that (a) pR joggrng active recovery by although by walking can decreaseBLAL, and RTSR, (b) both active recoverymethodgavesameeffect in decreasing BLAL and RTSR, (c) active recoveryby walking decrease PR faster than active recoveryby jogging.

viii

DAF'TAR ISI
halaman
t

PRAKATA.............. ABSTRAI( ABSTRACT ............. DAFTAR ISI. ........... DAFTAR TABEL DAFTARBAGAN DAN GAMBAR DAFTAR GRAFIK BAB I PENDAHULUAN

lv

vii viii ix
xlt

xiii xiv

1.1 LatarBelakang Masalah 7.2 RumusanMasalah 1.3 TujuanPenelitian 1.4 ManfaatPenelitian BAB tr TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KesamaptaanJasmani 2.2 Sumber dan Sistem Penyediaan Energi 2.3 KonsepEnergrBerkelanjutan(Energt Continuum Concept).... t2 2.4 DenyutJantung. 2.5 Penyesuaian JantungTerhadap Pelatihan. 2.6 IntensitasPelatihan 15 16 18

lx

2.7 Pemakaian OksigenSetelah Pelatihan. 2.8 Asamlaktat........ 2.9 AmbangRangsangAnaerobik

18 .. 20 22

2 . 1 0KerugianyangTimbul Akibat TingginyaKadarAsamlaktat .... 24 2 . 1 1MasaPemulihan (Recovery)


................... 27 33 35 36 37 37 38

2.r2Efek

Alctivitas dan Pemulihan

Tanpa Aktivitas Fisik pada Masa

2 . 1 3 IntensitasPemulihan 2 . 1 4 Jogging.... 2 . 1 5 Berjalan. *A" TNL 2 . 1 6 Tes Samapta 2 . 1 7 TesLariBolak-balik 6 x 10M............. BABItr KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENMLITIAN

3 . 1 KerangkaKonsep 3 .2 BaganKerangkaKonsep 3 . 3 HipotesisPenelitian BAB IV METODE PEI\-ELMIAN

39 4l 42

4 . 1 Tempatdan Waktu Penelitian 4 .2 Jenisdan Rancangan Penelitian 4 .3 Populasi danSampel............... 4.4 VariabelPenelitian 4 .5 Definisi Operasional Variabel 4.6 Instrumen Penelitian , 4 '7 Prosedur Penelitian. 4 . 8 Prosedur Pengukuran 4.9 Analisis Data ........

43 43 M 47 48 51 i2

56

BAB V

HASIL PEI\IELITIAN DAN ANALISIS I}ATA 57

5.1 AnalisisKarakteristikSubjekPenelitian.

5.2 AnalisisKondisi SubjekPenelitianSebelum SamplingDarah . . 58 5.3 Lingkungan Selama Penelitian. 5.4 Efek PemulihanTerhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Darah. 5.5 Efek Pemulihan Terhadap DenyutNadi.......... 5.6 Efek PemulihanTerhadap Waktu TempuhTesLari Bolakbalik 6 x 10Meter BAB VI PEMBAHASAN 66 63 59 59 6l

6.1 Kondisi SubjekPenelitian

6.2 Kondisi Fisik SubjekPenelitianSebelum SamplingDarah....... 66 6.3 Kondisi Lingkungan 6.4 Kadar AsamLaktat darah. 6.5 Pengaruh Intensitas Pemulihan 6.6 DenyutNadi.......... 68 69 74 77

6.7 WaktuTempuh TesLari Bolak-balik 6 x 10Meter. ................... 80 6.8 Implikasi PraktisHasil Penelitian. 6.9 Kelemahan Penelitian. BAB VII SIMPTJLAIYI}AN SARAN 84 g4 ................... ............86 Bz 83

7.1 Simpulan 7 .2 S a ra n . DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xl

DAFTAR TABEL

halaman 1. Data KaralcteristikSubjekPenelitian 2. DataKondisiSubjek Penelitian Sebelum SamplingDarah Awal...............58 3. Kondisi Lingkungan 59

4. Hasil Analisis Data Kadar Asam Laktat Darah Sebelum dan setelah Pemulihan 60 5 . Hasil Analisis Muttiple Comparisons(LSD) Kadar Asam Laktat darah Akhir danAnalisisPerbedaan Penurunan KadarAsamLal<tatDarah........ 6 l 6. Hasil Analisis Data DenyutNadi Sebelumdan Setelahpemulihan 62

7. Hasil Analisis Multiple comparisons (LSD) PerbedaanDenyut Nadi Akhir dan Analisis Perbedaan Penurunan Denyut Nadi. 63 8. Hasil AnalisisDataWaktu TempuhTesLari Bolak-balik6 x 10m. ......... 64 9 . Hasil Analisis Multiple comparisons (LSD) perbedaanwaktu Tempuh Lari Bolak-balik 6 x 10m Akhir dan Analisis Perbedaanpenurunan WaktuTempuh TesLari Bolak-balik 6 x l0 m. ............. 65

XT

I}AFTAR BAGAIY DAN GAMBAR

halaman 1. 2. 3. 4. Bagan Kerangka Konsep..... BaganRancangan Penelitian. Fosfatkeratin(PC)berisipengrkat fosfatenergl tinggi........ .. 4l 43 g

Energi Berkelanjutan(energt continuum)dan variasi aktivitas olahraga dengan indikatorprosentase aerobik dananaerobik.............. 14 Hubungan antaracurahjantungdengan curahkerja......... Pemakaian oksigensetelah pelatihan/olahraga. kegiatan 17 lg

5. 6. 7.

Kurva hubungan antara kandungan asam laktat dalam darah dan intensitas kerja yangdilakukanselama periodetertentu 2l Hubungan antara kadar asam laktat otot plus piruvat dan pH selama pelatihan intensif..... 22 Pergeseran ambangrangsanganaerobicpada atlet yang sama setelah periode pelatihan 3 bulan...... 24

8.

9.

10. Keadaankadar asamlaktat darah setelahmelakukanpemulihan secara p a si f ......... 25 11. Pengaruhdiet terhadap kecepatanpengisian glikogen otot setelah pelatihan... 29 72. Prinsipdari hutang oksigen..... 32

13. Prosentase pembuangan asamlalctat dari darahdanotot satpemulihan.. 33 14. Perbandingan penunmanasamlaktat setelahpelatihanyangmelelahkan dengan 3 metode pemulihan ............:... 34 , 15. Prosedur pengukuran asamlaktat darahdengan lactatepro LT-IT ta. .... s4

xllt

DAFTARGRAFIK

l.

Indekskelembaban udararelatif.

2. Keadaankadar asamlaktat darah setelahtes samapta"A" (KALD Awal)


pemulihan10menit (KALD Akhir)...... dan setelah
a J.

Keadaan denyut nadi istiralrat, denyut nadi kerja dan denyut nadi pemulihan

4. Perubahan rerata waktutempuh teslari bolak-balik 6 x 10m....................

r! ]a'

r
xw

BAB

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAI{

1.1 Lat*r BelakangMasalah Tes samapta "A') merupakan metode evaluasi kesegaranjasmani di lingkungan TNI yang khususmengevaluasi daya tahan umum yaitu berupa lari jarak sejauhmungkin) dilanjutkan tes samapta*8" selama12 nienit (menempuh (battery test). Antara tes samapta"A" dan *B" diberikan waktu istirahat selama 10 sld 15 menit (Mabes TNI, t999). Kecenderungan yang terjadi dalam meraih skor tes samapta"A" sebaik mungkin adalah terjadinya eskalasikecepatanlari mulai menit pertamasecara progresif, dan pada30 detik, 20 detik dan 10 terakhir (diinformasikanmelalui pengeras suara)cenderung terjadi peningkatanintensitas lari yang cukup drastisatauterjadi pengerahan kemampuan hinggamaksimal. Progresifitas kecepatan tersebut mengakibatkan pasokan energi yang *A" tidak digunakanuntuk tes samapta sepenuhnya melalui metabolismeaerobik, hal ini terutamakarenamenjelang10 detik terakhir intensitasmenjadi maksimal, yang menyebabkantedadinya fase ketidakmampuan jantung terhadap tuntutan kebutuhanoksigenyang sangattinggi, sehingga penyediaan energimelalui sistem aerobikakanbergeser ke sistemanaerobik. Effendi (1983) menyebutkan bahwa pada beban kerja yang lebih mendekati tenaga aerobik maksimum maka kerja anaerobiklebih berperan. Oleh karenaitu tes samapta "A" merupakan tes aerobik maksimal(Efitendi,1983;Cooper,1993;Aryana,1999). Bergesernya sistem energt aerobik ke sistem anaerobikdiduga meningkatkan produksi asam laktat dalam darah yang umumnya mengakibatkankondisi

pesertasesaat setelahmelaksanakan "A" mengalamikeluhan-keluhan tes samapta subyektif, diantaranya kaki terasa berat, tidak seimbang ketika berdiri, lelah seluruh badan dan menimbulkan beban psikis untuk melaksanakan aktivitas tes
ij

berikutnya(tes samapta "B"). Hal ini sesuaipendapat pakar,antaralain beberapa Williams (1993) menyatakan bahwa secara umum aktivitas fisik akan meningkatkan kebutuhan oksigen dan peningkatandenyut jantung yang lebih cepat dan linier dengan beban kerja disertai pula peningkatankadar asam laktat darah maupun otot. Burke (1988) berpendapat, semakinbesarakumulasi asamlaktat dalam darah semakin besar pula yang terjadi dalam otot, sehingga akan menyebabkan otot-otot menjadi sakit dan lelah. Peningkatankadar asam lakfat menyebabkanmenurunnya pH, yang merupakan salah satu faktor penyebab kelelahan, menurunnya kinerja fisik serta meningkatkan denyut jantung (Gollnick,1986). Ahmaidi (1996) menyebutkan, aktivitasfisik denganintensitas tinggi atauterjadinyapergeseran sistemenergtaerobikke sistemenergi anaerobik akanmeningkatkan timbunanasamlaktat dalamdarahdan otot. Untuk memperolehcadangankapasitaskerja fisik secaraoptimal setelah aktivitas fisik yang cukup melelahkan,maka asamlaktat harusditurunkan sampai pada kadar yang dimungkinkan tidak mengganggu aktivitas tubuh. Kadar asam laktat akanturun kembali padasaatpemulihan,yaitu saatpelatihanatau alqtivitas
\

fisik dihentikan. Pemulihantersebutdapatberlangsung pasif atauaktif . secara Benhrk pemulihanyang banyakdirekomendasikan oleh para pakar fisiologi untuk menurunkan kadar asam laktat setelah melalnrkan aktivitas fisik yang melelahkan adalahpemulihanaktif denganintensitas (1991) rendah. Soekarman

pembuangan asam laktat lebih cepat denganpelatihan fisik ringan berpendapat, secaraberkesinambungan. Howat dan Robson(1995) dalam laporanpenelitiannya menyimpulkan, dalam prosespemulihan setelahaktivitas fisik yang cukup berat, tedadi penurunanasam lak$at dan denyut nadi. Bentuk pemulihan aktif VO2*u*ternyatalebih cepatmenurunkankadar denganintensitaskurang dari 600/o pemulihanpasif lebih mengasamlaktat dibandingpemulihanpasif. Sedangkan penurunan untungkanuntuk mempercepat denyutnadi. Nala (1992) menyebutkan bahwa setelahmelalcukan aktivitas olahragayang agakberat, lakukan pemulihan yang melibatkan otot-otot tungkai, atau pendinginan melalui gerakan-gerakan yaitu otot betis dan pahaberupalari-lari kecil atau berjalan. Demikian pula Fox dkk (L993) menyebutkan,pembersihan(removal) asam laktat akan lebih cepat apabila melakukan pemulihan alctrfjogging, hal ini salah satunyadikarenakan denyut nadi setelah aktivitas fisik masih relatif tinggi, yang dapat memberi kontribusi paling efektif dalampemulihanasamlaktat. penulis di lapangan, Atas dasarpengamatan terdapattiga bentuk pemulihan yang sering dilakukan peserta setelah melakukan tes samapta "N', yaitu

melakukanjogging, berjalan, dan sebagiankecil berbaring atau dudukduduk. Namun jenis pemulihanyang paling diminati pesertaialah tetap aktif berjalan. juga energi Hal ini secarasubjektif diduga karenaberjalan lebih menyenangkan, yang digunakanlebih kecil dibandingkanmelalcukanjogging. Sebagian kecil saja pesertayang melakukanpemulihandenganberbaringatau dudukduduk, hal ini diduga merupakan pilihan yang ekstrim dan terpaksa karena hilangnya sebagian besarcadangan energiuntuk tetapberaktivitasfisik.

Secara teknis gerakanjogging diperkirakan lebih kompteks dibanding gerakan berjalan, artara lain; (1) frekuensi langkahjogging cenderung lebih banyak dari langkah berjalan, (2) dalam jogging terdapat gerakanjog atau hentakanbadan ke arah atas,yang berarti dalam melaju ke arah depandibebani juga oleh gaya gravitasi bumi, sedangkangerakan berjalan cenderunghanya mengarahke depan tanpa beban gravitasi yang berarti (Giam dan Teh, 1993). Dua perbedaanmendasarini dimungkinkan sebagai indikator dari perbedaan pasokan energi. Gerakan jogging diduga memerlukan pasokan energi lebih banyak dibanding berjalan. Dengan demikian, prosesoksidasi asam laktat saat gerakanjogging lebih besar, yang berarti proses penggusuran laktat pun lebih cepat, sehingga tingkat kelelahan berkurang lebih cepat dibanding gerakan
a

berjalan. Atas dasar di atas maka dipandangperlu diadakan penelitian mengenai pemulihan aktif jogging dan pemulihan aktif berjalan setelahtes samapta"A" untuk memperolehjawaban objektif tentang efektivitas keduabentuk pemulihan aktif tersebut dalam menurunkankadar asam laktat darah. Sebagaiparameter untuk menajamkantingkat efektivitas kedua bentuk pemulihantersebutterhadap kapasitaskerja fisik pasca pemulihan akan diukur dengantes lari botak-balik (shuttle rt1) A x 10 meter, yang banyak melibatkan otot-otot tungkai untuk mengetahui kemampuan kecepatan, kelincahandan koordinasi. Lama (durasi) pemulihanyang bertujuanuntuk penggusuran ataupenurunan kadarasamlaktat darahke keadaan normal (keadaan sebelummelakukanaktivitas fisik) yang direkomendasikan oleh para pakar cukup beragam. Bowers (lggz)

menyebutkanmasa pemulihan asam laktat diperlukan sekurang-kurangnya 60 menit. Untuk menyingkirkan 50% (separuh)dari asamlaktat yang terakumulasi diperlukan pemulihan aktif selama 10 menit Fox (1988). Golnick (1986), menyatakan untuk menurunkan 95%omemerlukan wakf,u 30 menit. Ahmaidi (1996) berpendapat, bebanaktivitas fisik pada masapemulihan sekitar 32% dan kapasitas aerobik maksimal, atau dengan kegiatan fisik yang bersifat aerobik intensitasrendah selama5 menit secaraterus menerusakan efektif menurunkan kadar asam laktat darah. Dalam penelitian ini, ingin diketahui sejauh mana pengaruh durasipemulihanselama10 menit, sesuaidenganalokasiwakf,uistirahat jasmaniTNI (10 -15 menit). minimal ditetapkan dalamketentuan teskesamaptaan Pertimbangan dalam mengambildurasi pemulihanselama10 menit ini atasdasar jasmaniTNI secara efesiensi waktu pelaksanaan tes kesamaptaan keseluruhan. 1.2 RumusanMasalah
a.

Apakah pemulihan aktif denganjogging dapat menurunkankadar asam laktat darah,denyutnadi dan waktu tempuhtes lari bolak-balik 6 x 10 m ?

b.

Apakah pemulihan akfif dengan berjalan dapat menurunkankadar asam laktat darah,denyutnadi dan waktu tempuhtes lari bolak-balik 6 x 10 m ?

c.

Apakah pemulihan aklif denganjogging lebih cepat menurunkankadar asam laktat darah dan lebih memperpendek waktu tempuh tes lari bolakbalik 6 x 10m dibanding pemulihanaktif dengan bedalan? Apakah pemulihan aktif denganberjalan lebih cepat menurunkandenyut nadi dibandingpemulihan aktif denganjogging ?

1.3 Tujuan Penelitian Membuktikan bahwa pemulihan aktif denganjogging dapat menurunkan kadar asamlaktat darah,denyutnadi dan waktu tempuhtes lari bolak-balik 6 x 10meter. b. Membuktikan bahwa pemulihan aktif denganberjalan dapat menurunkan kadar asamlaktat darah,denyut nadi dan waktu tempuhtes lari bolak-balik 6 x l0 meter.
c.

Membukxikanbahwapemulihanaktif dengan jogging lebih cepat menurunkan kadar asamlak;tatdarahdan lebih memperpendek waktu tempuhtes lari bolak-balik 6 x 10 m dibandingpemulihanaktif denganberjalan.

d.

Membuktikan bahwapemulihanaktif denganberjalanlebih cepat menurunkan denyntnadi dibandingpemulihanaktif denganjogging.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini, diharapkandapatmemberikandasarilmiah bagi segenapanggota TNI, khususnyadi lingkungan pendidikan pembentukanTNI dalam upaya efektivitas program pemulihan setelah aklivitas fisik yang cukup berat. Diharapkan dalam pelaksanaan pemulihan, yang semula dilakukan atas dasar keinginan spontan,kebiasaandan pengalaman-pengalaman yang sifatnya subjektif rnenjadi menggunakancara-carayang objektif dan ilmiah, sehingga kapasitas kerja setelahmelakukanpemulihandari ak$ivitasfisik yang cukup berat dapat diperolehsecara optimal.

EAE
.t

II

TII{JAUAH PUSTAI(A

!r?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KesamaptaanJasmani Salahsatufaktor yang sangat menentukan keberhasilan prajurit TM seorang dalam melaksanakantugas pokoknya adalah kesamaptaan jasmani. Secara

jasmani adalahidentik dengan kesegaran fisiologis istilah kesamaptaan jasmani. Giriwijoyo (1992) menyebutkanbahwa ada beberapaistilah yang digunakan untuk maksud yang sama dengankesegaran jasmani, yaitu kebugaranjasmani, jasmani dan kesamaptaan kesanggupan jasmani. Kesemuanya itu dimaksudkan untuk menerjemahkan istilah asalyaituphysical fitness, ditegaskan pula oleh Nala (1992) bahwa dikalanganpolisi istilah samapta untuk penggantiistilah kesegaran jasmani. Oleh karenaitu, kesegaran jasmani di kalanganpolisi lebih condong menggunakan jasmani. Dengan demikian antara kesegaran istilah kesamaptaan jasmani dan kesamaptaan jasmani lebih merupakan perbedaan istilah saja. jasmani dapat diartikan sebagaikemampuanfungsi alat-alat Kesamaptaan tubuh untuk melakukan pekerjaan fisik sehari-hari yang agak berat dan atau mengatasi keadaan lingkungan secara efisien, bertenaga,penuh kewaspadaan /kesiagaan serta dapat beradaptasi terhadap penambahanbeban fisik yang diberikan tanpa mengalamikelelahanyang 6erlebihandan prosespemulihanrasa lelahnya relatif tidak berlangsunglama, juga mempunyaicadangankemampuan (kapasitas) atautenagauntuk menikmati waktu senggangnya denganbaik maupun untuk menanggulangi keadaan-keadaan mendadakyang tidak terdugasertabebas dari penyakit(Moeloek, 1984;DepkesRI, 1990; Giriwijoyo,l99Z; Nala, 1992 Giam & Teh, 1993; Hairy, 1998).

jasmani antaralaiq dapat dilatih, tidak menetapsepanSifat kesamaptaan jang waktu, dapat meningkat dan menurun tetapi tidak secaramendadak dan peningkatannya hanya dapat dicapai melalui pelatihan. Oleh karena itu

kesamaptaanjasmani harus tetap dibina, dipelihara dan dievaluasi secara (MabesTNI, 1997). berkesinambungan Dalam suatu program pembinaaan kesamaptaanjasmani TIII secara keseluruhan, yang perlu diingat adalahbahwa setiapjenis aktivitas fisik/olahraga memiliki bentuk pelatihantersendiri. Prinsip pelatihansecara umum berlaku baik untuk pelatihan yang bersifat aerobik maupun yang bersifat anaerobik. prinsip pelatihan tergantungpada sistem energrutama (predominant) Penerapan yangakandikembangkan (PykedanRushall,1990). 2.2 Sumberdan Sistem Penyediaan Energi 2.2.1 SumberEnergi Dalam olahraga terjadinya kontraksi otot karena adanya energr. Energi tersebut merupakan hasil perubahan energi kimia menjadi energi mekanik (Soekarman,l99l). Energr menjadi syarat penting untuk kerja fisik selama pelatihan atau bertanding. Energi dibentuk dari bahan-bahanmakanan yang masuk ke dalam tubuh. Bahan makanandiubah menjadi ikatan berenergitinggi yang disebut Adenosin Trifusfat (ATP) tersimpan di dalam otot dan merupakan sumber dasar energi bagi kontraksi otot. Fox (1984) menyebutkan,ATP dapat secaralangsungmemberikanenergi untuk aktivitas maksimumselama1-4 detik, karenapersediaan ATP dalamotot sangat tertatas. SuplaiATP harusberlangsung terus menerus agar dapat melakukan ak;tivitas fisik dalam wakf,u yang lama (Guyton, 1994).

2.2.2 SistemPenyediaan Energi Penyediaan energi dalam otot (ATP) ditempuhmelalui tiga sistem. Sistem penyediaan energi dalam otot ini tergantung pada jenis ak;tivitas fisik yang dilakukan.Fox dkk (1993)menyebutkan, ketigasistempenyediaan energitersebut adalah:(l) sistemfotfagen (ATP-PC),(2) sistemglikogen-asam laktat, dan (3) sistem aerobik. Ketiga sistem penyediaanenergr tadi dapat diuraikan sebagai berikut: Sistemfosfagen(ATP-PC\. Dalam sistemini resintesis ATP hanyaberasal dari satu senyawayaitu PhosphateCreatine (PC). Namun PC tidak dapatdigunakan secara langsung untuk menggerakankontraksi otot, seperti halnya ATP. Tetapi fosfat kreatin digunakanuntuk memperbaharui(resintesis)ATP, seperti padagambar2.1dibawahini. diperlihatkan

ru+
Energi@t+
Gambar 2.1 Fosfatkreatin (PC) berisi pengikatfosfatenergitinggr,bila pecah dapat memberi tenaga untuk memperbaharui ATP dari ADP fosfatanorganik (Pate dkk,1993)

Dalam sistem energrini, karenaterdapat di dalam serabutotot dan hanya dibutuhkan reaksi tunggal untuk memindahkan pengkat energinya ke ATP, sistemPC dapatberfungsidengancepat. Dengandemikian,tenagadari sistemPC sangattinggi. Namun sebaliknyakemampuansistem ini (seluruhjumlah energi) relatif rendah. Hal ini disebabkanserabut otot hanya menyimpan sedikit PC.

Jadi, sistem PC sangat berguna untuk membangkitkan kegiatan fisik jangka pendek yang sangat tinggi intensitasnya (Pate dkk, lgg3). Sistem ATp-pC menurut Fox (1984) dan Straus (1979) mampu menyediakanenergr untuk aktivitas kurangdari 30 detik. SistemGlikogen-AsamLaktat. Setelahcadangan ATP-PC habis dan tidak tersedia oksigen yang cukup, pembentukanATP masih dapat dilakukan dengan cara pemecahan glikogen, yang sering disebut glikolisis anaerobik.Prosesini lebih rumit bila dibandingkandengansistem fosfagen,karena untuk proses ini diperlukan 12 macam reaksi secara berurutan, sehingga pembentukanenergi melalui sistemini berjalan lebih lambat dibandingkansistemfosfagenyang hanya membutuhkan 2 macamreaksikimia (Soekarman, 1991). Hasil akhir dari glikolisis anaerobikini adalahasamlaktat, sehinggasistem penyediaan energlini disebutjuga sistemasamlaklat. Asam laktat yangterbentuk akanmenurunkanpH (keasaman) padaotot dan darah. Penurunan pH dalam otot akanmenghambat kerja enzim-enzim glikolitik, sehingga reaksi-reaksi kimiayang berlangsung di adalamsel otot menjadi terganggu. Gangguan tersebutmenyebabkan penyediaanenergi juga menjadi berkurang. Hal ini akan mengakibatkan kontraksi otot menjadi lemah dan otot mengalamikelelahan(McArdle, 1986; Janssen,1993; Soekarman 1991). Dalam kondisi yang optimal, sistemglikolisis anaerobikini dapatmenyediakan energi untuk aktivitas 30-90 detik aktivitas otot maksimal sebagaitambahan10-15 detik yang disediakanoleh sistem fosfagen (Fox, 1984; Guyton,1994). Sistem Aerobik. Sistem aerobik berarti oksidasi bahan makanan dalam mitokondria untuk menyediakan energi (Guyton, lgg4). Sumberenergi aerobik

10

terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Reaksi aerobik terjadi di dalam bentukan yang dinamakanmitokondria, yang terdapat pada setiap serabutotot, berguna untuk berlangsungnya prosesmetabolismeyang menggunakan oksigen (metabolismeaerobik) sehinggamenghasilkanATP dalam jumlah besar. Oleh karenaitu mitokondria disebutjuga sebagai pembangkitenergi(Hazeldine,1989). Jika oksigen cukup tersedia, maka untuk penyediaan ATp digunakan glukosa (glikogen) melalui proses glikolisis aerobik atau asam lemak melalui proses betaoksidasi.Glikolisis aerobikakanmenghasilkan energijauh lebih besar dibandingkanglikolisis anaerobik. Oksidasi I mol glikogen dipecah secara sempurnamenjadi Coz dan FIzo, serta mengeluarkanenergi yang cukup untuk meresintesis 38 ATP, oksidasi1 mol trigliserida(lemak)menghasilkan 463 ATP dan oksidasi protein akan terjadi jika keadaansangatmendesak.Untuk reaksi tersebutdibutuhkan banyak enzim, dan dengansendirinyaberjalan sangatrumit (Guyton& Hall, 1997;Ganong,1995). Dari ketiga sistempenyediaan energi di atas,maka pembentukan dayaratarata maksimumataupengunaan ATP dapatdibandingkansebagai berikut : Sistemaerobik Sistemglikogen-asam laktat Sistemfosfagen I M AT?lmenit 2,5M ATPlmenit 4 M NlPlmentt

Sebaliknya,sewaktumembandingkan sistem-sistem tersebutuntuk daya tahan, nilai relatif adalahsebaeai berikut :

11

Sistemfosfagen Sistemglikogen-asam laktat Sistemaerobik waktu tak terbatas

10- 15detik 30 - 90 detik (selama nutrisi berlangsung)

Dapat dilihat pada perbandingantersebut di atas, bahwa sistem fosfagen merupakansistem yang digunakanotot untuk sentakandaya, dan sistem aerob diperlukanuntuk aktivitas atletik yang lama. Diantaranyaadalahsistemglikogen -asam laktat, yang khususnya penting untuk memberikandaya tambahanselama kegiatansepertilari jarak 200 - 800 meter (Guyton, 1994). 2.3 Konsep Energi Berkelanjutan (Energt Corrtinuum Concqt) Meskipun masing-masingsistem energt, seperti yang disebutkan di atas mempunyai ciri tersendiri dalam proses penyediaanenergt utama untuk suafu aktivitas fisik, ketiganya sering bekerja sama untuk memberikan energi untuk kegiatanatau kontraksi otot (Fox dan Mathews, 198.1), karenakegiatanolahraga atau aktivitas fisik tidak murni hanya menggunakan sistem aerobik atau anaerobik, tapi akan terjadi bergantian antara aerobik dan anaerobik. Ir{amun masing-masingkecabangan olahragamemiliki kekhususansistem energr utama yangdigunakan (PykedanRushall,1990). Qtredominanf) Dalam keadaan biasa, sebenarnyaseluruh energi ATP tubuh dipenuhi melalui metabolismeaerobik. Selamapelatihanatau aktivitas fisik, metabolisme aerobik selalu menyediakanenergr sesuai dengan kebutuhan otot. Besarnya energr ini tergantung pada kecepatan penyaluran oksigen kepada otot yang bekerja. Dalam berbagai bentuk pelatihan, metabolisme aerobik tidak dapat memenuhi seluruh kebufuhan energi, karena adanya keterbatasan sistem penyaluran oksigen (misalnya fungsi paru-jantung). Dalam hal semacamini,

T2

prosesanaerobikmelengkapimetabolisme aerobik sehingga kebutuhanenergiotot dapat dipenuhi. Secara relatif sistem aerobik dan anaerobik ikut mendukung pengeluaran seluruh energr. Dukunganini sangattergantungpadaintensitasdan lamanyapelatihan(Patedkk, 1993). Fox (1984) menyebutkan,walaupun sistem aerobik dan anaerobik memberikan kontribusi ATP selama aktivitas berlangsung(dalam berbagai bentuk olahraga),biasanyasalah satu sistem energi memberi kontribusi yang dominan. Misalkan, aktivitas dalamjangka pendekdanberintensitas tinggi, sepertilari cepat (dash) 100 meter sebagian besarATP hanyadimungkinkanoleh sistemfosfagen. Hal ini berbeda sama sekali dengan lari marathon yang sangatbanyak membutuhkanoksigen,sehingga hanyadimungkinkanmelalui sistemaerobik. Padagamb penggunaan ar Z2menunjukkan persentase sistemenergiaerobik
Y

dan anaerobik yang proporsinya disesuaikan dengan bentuk olahraga yang dilakukan.

13

AEROB''T
Wisht - liftine DrivinE Gvmnosticl 200 rireterdash Wrestline Ice Hocke! Fancins 100meterswiril Tennis Field hockey

WANAEROBIC
100meterdash Qolf &-Tennisswings Football Basketball Basebal Vollevball Slatiirg (500 meters) 400 mettirdash Lacrosse Soccer

800meterdash Boxing
t

200 meterswim (1500meters) Skating

Rowing (2000meters) I mile run 400 meterswim

1500 meter run

2 mile run 3 mile run Skating(10.000meter) 10.000 meterrun Marathon

800 meterswim

Crosscountr5lrunning pros.s countryskiing Joggmg

Gambar 2.2

Konsep energi berkelanjutan (energt continuum) dan variasi aktivitas olahraga dengan indikator persentase aerobik dan (Fox, 1984) anaerobik

L4

2.4 Denyut Jantung Denyut jantung merupakancara yang paling efelstif dan sederhana untuk meningkatkancurah jantung. Peningkatandenyutjantung merupakanperantara yang dapat meningkatkan curah jantung mencapai 4 - 5 kali (Schlant dan Sonnenblick,1994).Hubunganolahragadengandenyutjantungmeningkatsejajar dengankebutuhanoksigen sampaipada saattertentu (Pate, 1984). Kesejajaran ini untuk membentuk ATP melalui jalur aerobik. Kekurangan oksigen akan mengurangi pembentukan kembali ATP lewat jalw aerobik yang akan

meningkatkan kadar asam laktat darah sehingga mengakibatkan kelelahan. Meningkatnyatimbunan asamlaktat darah,turunnyapH dan tingginya kadar COz merupakan fakxor yang mempengaruhidenyut jantung, melalui kemoreseptor yang akanmerangsang pusatjantung (Dickhuth, 1993).
ra

Pengaturan denyutjantung dalam keadaanistirahat maupundalam keadaan aktivitas fisik yang berat dipengaruhioleh saraf otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. Sarafsimpatisdan parasimpatis kepadaSA nodemempunyaiperan dalam mengatur denyut jantung per menit. Dalam keadaan istirahat, denyut jantung per menit ditentukan oleh keseimbangan dari pengaruh impuls penghambatanjantung (cardio inhibitor) dengan impuls percepatanjantung (cardio aecelelator). Padawaktu aktivitas fisik, otot memerlukanlebih banyak oksigen sehinggajantung berdenyut lebih cepat agar darah beredar ke seluruh tubuh dengancepatuntuk memberikanoksigenyang diperlukanoleh otot. Jantung berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah (arteri). Setiap pemompaanmenyebabkandinding arteri yang

15

fleksibel akan menggembung. Menggembungnya arteri pada tiap kali denyutan disebutdenyutnadi. Denganmenempatkan ujungjari-jari tanganpadaarteri yang terletak di bawah kulit, sepertipergelangan tangan(arteri radialis) dan pada sisi leher (arteri carotis) maka segeradapat dirasakandan mengukur denyut nadi. Denyut nadi yang perlu diketahui, antara lain; nadi basal (bangun tidur, belum turun dari tempat tidur) nadi istirahat (waktu tidak aktifl, nadi pelatihan (saat pelatihan)dan nadi pemulihan(saatselesaipemulihan)(Gupta,2000). 2.5 Penyesuaian Jantung Terhadap Pelatihan Hubungan olahraga dengan denyut jantung meningkat sejajar dengan kebutuhanoksigen sampaipada saattertentu. Denyut jantung per menit tertinggi padakondisi badan dapatdicapaipadasaatpelatihanberat,tidak hanyatergantung tetapi juga tergantung umur, hal ini mungkin disebabkanperubahanbiologis
I

ketuaan dan jenis pelatihan. Jenis pelatihan yang mempercepatdenyut jantung terutama lari cepat, sedangkan yang kurang meningkatkandenyutjantung misalnya angkatbesi(Schlantdan Sonnenblick, 1994). McArdle (1986) menyatakan bahwa pelatihan ketatrananmenyebabkan sinus node jantung banyak dipengaruhi oleh asetilkolin, yang mempunyai pengaruh memperlambatdenyrt jantung. Demikian pula pendapatPate (1991) bahwa efek pelatihan ketahananmenghasilkankecendrunganturunnya denyut jantung per menit, kira-kira 10 - 15 denyuVmenit.Ini bukan berarti penunman kemampuan jantung, melainkan justru mencerminkan peningkatan efesiensi kinerja jantung, sehinggapada olahragawan terlatih mampumenyelesaikan kerja berat dengandenyutjantung per menit lebih rendahdari orangyang tidak terlatih, disampingitu penurunan denyutjantung waktu istirahat.

t6

Gambar2.3 berikut ini menggambarkan hubunganantaracurah kerja otot, konsumsi oksigen,dan curahjantung selamapelatihan. Ketiganya saling berhubungan secara langsung, seperti diperlihatkan oleh fungsi linier, karena curah ke{a otot meningkatkankonsumsioksigen,dan padagilirannya konsumsioksigen
!

yang meningkattersebutmelebarkanpembuluhdarah otot, sekaligusmeningkatkan aliran balik vena dan curahjantung (Guyton, 1994).

35
S 'E
o
d

15

30
o

C)
-Fl

/l-<
d)

t)<
-.l

6to
()

620

200 J.A

rs
tl0
(J)

.v
.F
16

----

6o$s$

l. c M

0
0 200 400 600 800 1000120014001600 Curahkerja selamalatihan (kg-meter/menit)

Gambar2.3 Hubungan antara curah jantung dengan curah kerja (garis tidak terputus) dan antara konsumsi oksigen dengan curah kerja otot (garis terputus) selama berbagaitingkat pelatihan(Guyton, 1994) Pelatihan dinamik akan menghasilkan perubahan kapasitas jantung, peningkatankebutuhan oksigen pada saat pelatihan maksimum. Hal ini secara fisiologis merupakanmekanismeadaptasipadasaatotot sedang kerja, dan sistem sirkulasi jantung. Tanda adaptasi dapat dari aspek struktural dan fungsional. Adaptasi stnrkhral misalnya hipertrofi jantung dan adaptasifungsional misalnya penurunan denyutjantungimenit (Dickhuth, 1993).

T7

2.6 IntensitasPelatihan Intensitas Pelatihan atau beban pelatihan menurut Bompa (1994) dibagi menjadi dua bagian,yaitu : a. Beban luar (eksternal)yang berupa rangsangan motorik yang dapat diatur dan dikontrol dengan cara menvariasikan ciri beban pelatihan, seperti; intensitas,volume, frekuensi, irama dan pemullhan (recovery) dalam satu unit programpelatihan. b. Beban dalam (internal) yang berupa reaksi fisiologi dari organismetubuh akibat beban dari luar, yang antara lain ditandai dengankenaikan denyut nadi dan asamlaktat padatubuh. SelanjutnyaBompa (1994) menyebutkankualitas beban pelatihan ditentukan oleh tingkatan-tingkatan intensitas pelatihan sebagai berikut; intensitas

- 60Vodari prestasi rendah 30%- 50% dan prestasiterbaik, intensitasringan 51Vo terbaik, intensitassedang 6L% - 75% da,'iprestasiterbaik, intensitassubmaksimal - 85% dari prestasiterbaik, intensitasmaksimal 86Vo- l00o/odari prestasi 760/o terbaik, dan intensitassupermaksimal 101%- 105%dari prestasiterbaik. Metode Karvonen seperti yang dikutip Harsono (1988) membagi beban pelatihan atau intensitas kerja melalui indikator denyut nadi, yaitu besarnya persentase denyutnadi kerja terhadapdenyutnadi maksimal( DNM :220 - usia) yaitu, untuk olahraga prestasi beban pelatihan 80a/o-90o/o DNM dan untuk olahragakesehatan bebanpelatihan6AYo-70o/o DNM. 2.7 PemakaianOksigenSetelahPelatihan Pemakaian oksigen dan intensitas pelatihan berhubungan secara linier sampaipada suatutitik dimana pemakaianoksigen tidak dapat meningkat lebih tinggi lagi meskipun terjadi peningkatan intensitas kerja (Soekarman, 1991).

18

Kekurangan O.
/,/

Tinskat VO" tetap ' (Steady-st-ate)

HutangO,

I I I

567
Waktu(min) 1 Latihan berhenti

Latihan mulai

Gambar 2.4 Pemakaian oksigen setelah kegiatan pelatihan/ (Patedkk, I 993) olahraga Setelah pelatihan, terutama pelatihan berat berakhir, laju pemakaian oksigenmasih tetap tinggi tingkatannyauntuk beberapa menit. Padagambar2.4 diatasmenunjukanpada awal pelatihan/olahraga denganintensitastetap, volume pema-kaianoksigen (VOz) meningkat menuju keadaantetap dalam dua sampai tiga menit. Respon yang tertunda dalam VO2 jang dihasilkan dalam dalam timbunankekurangan oksigen.Selamapulih asalhutangoksigendibayarkembali perlahan-lahan sebagai VO2 secara kembali padatahapistirahat. Setelah2 hingga 3 menit VOz perlahan kembali ke keadaannormal. Kelebihan penggunaan oksigensetelahpelatihandisebutkekurangan oksigen(orygen debt). Kekurangan oksigen dide-finisikan sebagai perbedaanantara jumlah penggunaanoksigen setelahpelatihanatau olahragadan oksigenyang seharusnya dalam keadaan biasa (Pate dkk,1993). Kekurangan oksigen menggambarkan banyaknyaenergt yang seharusnya dikeluarkan untuk memulihkan keadaan dari kelelahan dalam pelatihan atau

T9

pertandingan. Ada beberapa faktor khusus yang mempengaruhi kekurangan oksigen, diantaranya;(1) sejumlah energi ini digunakanuntuk memperbaiki pengiriman ATP dan fosfokreatin ke sel-sel otot, (2) sejumlah energi harus dikeluarkan untuk membersihkandarah dan jaringan asam laktat lainnya, (3) sejumlah oksigen digunakan setelah olahraga untuk menambah kandungan oksigendalamtubuh (misalkanoksigendalam larutancairantubuh dan mioglobin otot), dan (4) setelah pelatihan, suhu badan, frekuensi jantung dan pertukaran udara yang meningkat akibat pengerahan tenaga,furun secaraberangsur-angsur menujutingkat normal(Patedkk,1993). 2.8 Asam Laktat Sehabisolahragamaka keringat kita berbau asam dan hal ini disebabkan oleh pengeluaran asamlaktat melewatikeringat(Soekarman,l99l). Asam laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen (Katz, 1986). Namun Brooks dan Fahey (1987) berpendapatbahwa akumulasi asam lak;tat pun akan terjadi pada jenis aktivitas aerobik sepenuhnya. Kadar asamlaktat darahorangsehatdalamkeadaanistirahat sekitar1-2mMolA (Janssen, 1993). Bebankerja yang semakintinggi menyebabkan metabolismeaerobik dalam otot skelettidak mampumemenuhikebutuhanenergl,hal ini akanmengakibatkan penyediaanenergi dipenuhi melalui metabolisme anaerobik atau adanya pergeseranpenggunaanenergr, dari sistem energi aerobik digantikan oleh sistem anaerobik,sehingga terjadi peningkatan kadar asamlaktat darah(Mattner, 1988 ; Janssen, 1993). Wilmore danCostill (1938)menyatakan bahwaasamlaktat darah

20

cepat terakumulasi selamaterjadi peningkatanintensitas pelatihan atau adanya pergeseran sistemenergtaerobikke sistemenergianaerobik.

Laktat LMIl

10 8 6 4 2 0 3456meterldetik Gambar2.5 Kurva menunjukanhubunganantara asamlaktat dalam darah dan intensitasbeban kerja yang dilakukan selamaperiode waktutertentu(Janssen, 1993).
(,

Pada pelatihan fisik dengan intensitas tinggi, otot berkontraksi dalam keadaan anaerobik.Hal ini mengakibatkan meningkatnya kadarasamlaktat dalam darahmaupunotot (Janssen, 1993). Hubungantersebutdapatdilihat padagambar 2.5 di atas. Namun Pelatihan dengan intesitas rendah tidak menyebabkan peningkatankadar asamlaktat yang berarti (Bangsbo,1993). Kadar asamlaktat darah akan meningkat sesuaidenganpeningkatanbeban pelatihan pada tingkat VOz -u* yangtinggi (Williams dkk,1993) Tingginya konsentrasiasam laktat dalam darah dan otot setelahpelatihan intensitastinggi tidak diketahui denganpasti, diperkirakan mencapaidi atas 20 mMol/l darahdan 25 mM. Kg-tlberatotot basah,bahkandapatmencapai di atas 30 mMoVl (Gollnick dkk, 1986). Selamaglikolisis anaerobik,konsentrasiasam

2l

laktat dalam sel otot akan meningkat. Peningkatan asamlaktat akanmenurunkan pH dari sel (konsentrasi di dalamsel lebih asamdibandingdi luar sel).

E 6,8
fr)

-l

U a -

40 80 12A 160 + PYRUVATE (mmol/Kg) LACTATE


Gambar 2.6 Hubunganantara kadarasamlaktat ototpluspiruvatdan pH selama pelatihan intensif(Wilmore danCostill,1994). Dalam gambar2.6 di atas,tampak semakinbesarakumulasiasamlaktat dan asamlainnyadi dalamsel akansemakinmenurunkan pH otot dari 7,1 pada saatistirahat ke 6,4 padasaatkelelahan,yang merupakan keadaan fungsi sel yang tidak normal. Keadaan ini akan menurunkan kemampuan metabolisme dan produksi ATP (Kuno,1994WilmoredanCostill, 1994). 2.9 AmbangRangsang Anaerobik Padakegiatanatau aktivitas fisik selalu diikuti oleh perubahan kadar asam laktat yang sejalandenganbertambahnya bebankerja. Kadar asamlaktat untuk

22

beban kerja tertentu tetap konstan selamaberlangsungnya aktivitas fisik. Pada beban keda yang lebih tinggi terjadi peningkatankadar asam laktat, walaupun masih dalam keadaantidak terlalu tinggi. Keadaanini ditandai denganadanya keseimbanganantara pembentukan dan eliminasi asam laktat atau keadaan "maximal lactate steady stete". Selama pemenuhankebufuhan energi yang dipenuhi oleh sistem energi predominanaerobik, maka kadar asamlaktat dalam darah masih belum meningkat. Kadar asam laktat akan mulai meningkat bila terjadi peralihanpasokanenergidari sistemaerobikbergeser ke sistemanaerobik. Peralihanini disebutdenganambangrangsang anaerobik(Mattner, 1988). Pada gambar2.5 (hal.21) mengilustrasikan, yang rendahpada kecepatan seorangatlet yang terlatih dengan baik berhubungandengan kandunganasam laktat yang rendah maka kebutuhanenergi dapat dipenuhi secaraaerobik. Bila bebankerja meningkat,kurva akanmulai menaik,otot yangmelakukankerja akan memproduksi asam laktat, tetapi jumlahnya sangat kecil sehingga dapat dinetralisir di tempat lain di tubuh. Padadaerah2 dan 4 disebut zona peralihan aerobik-anaerobik,disini kecepatantertentu dapat dipertahankanuntuk waktu yang lama tanpaterbentuknya akumulasiasamlaktat dalamtubuh. Bila kecepatan tersebut terlampaui, pengasaman akan semakin berkembang,tergantung pada derajatdan durasiyang dilampaui itu dan suatusaatsangatlet pasti akanterpaksa berhenti. Dengandemikian kandunganasamlalc.tat yang dapatdiukur padabatas kecepatan itu juga disebut sebagai ambang anaerobik atau pada batas nilai 4 mMol/I, suatu nilai yang diyakini hampir mendekati ambang batas yang sebenarnya.Jadi kinerja di atasbataskecepatanini menyebabkan meningkatnya asamlaktatdalamtubuh(Janssen, 1993).

23

Kapasitasaerobik seorangdikatakanmembaik setelahmelakukanpelatihan yang teratur, apabila terjadi peningkatandurasi untuk menuju ambangrangsang anaerobik.Pada gambar2.7 berikut menggambarkan pada atlet yang samapada awal (kurva A) dan akhir periodepelatihanselama 3 bulan (kurva B). Padakurva B menunjukanadanyapergeseran ambangrangsangasam laktat, kecepatanlari padakadar asamlaklat 4 benar-benar meningkat.

34 Meter/detik

keceDatan hri'

Gambar2.7 Pergeseran ambangrangsang anaerobikpadaatlet yang samasetelah periodepelatihan 3 bulan(Janssen, 1993). 2.10 Kerugian yang Timbul Akibat Tingginya Kadar Asam Laktat Pelatihan fisik denganbeban ke{a berat akan meningkatkankadar asam laktat menjadi tinggi. Peningkatanasam laktat terjadi sebagaiakibat ketidakmampuan sistem pemasok energi aerobik untuk memenuhi kebutuhan energi, pasokan sehingga energididominasioleh sistemenergianaerobik (Janssen, 1993). Namun secaraumum, pelatihanfisik akan menghasilkan peningkatan kadar asam laktat darah maupun otot (Bangsbo, 1993). Bertambahtinggi nilai kadar asam

24

laktat dalam darah selama kerja maka kerja yang dilakukan kurang efisien dibandingkandengannilai asamlaktat yang rendah.Padanilai asamlaktat yang rendah,yaitu sekitar 20mg/100m1 darah,terdapatkeseimbangan antarakebutuhan danpenyediaan Ozuntuk otot yangsedang bekerja(Effendi, 1983).

s)\

E E^zo
XO

200
o 150
O

Hg .? d0"
r0 E {sC
9 { oJ
\J4

oo

U,:

100 50 J
0

'!'i a0

ncN

<g (.)
O

1o

t0 20 30 40 s0 60
Recovery Time (Minrites)
Gambar2.8 Keadaan kadar asam laktat darah setelah melakukan pemulihan pasif (Fox dkk,1993) secara Asam laktat akan tetap terbentuk walaupun dalam keadaan istirahat (Matfiner, 1988). Hal ini dapat ditunjukkan dalam gambar 2.8 di atas, hasil penelitianFox dkk (1993) bahwapada 5 menit pertamadalam pemulihanpasif setelah melakukan pelatihan fisik yang melelahkan masih terjadi peningkatan kadarasamlaktat dalamdarah. Bila kadar atau konsentrasiasam laktat menjadi tinggi, akan memberikan efekyangmerugikan, diantaranya adalah(Janssen, 1993):

25

Menimbulkan kerusakansel otot. Karenatingginya kadar asamlaktat, yang berarti rendahnyapH (keadaanasam) dapat sangatmengganggu berbagai mekanismesel otot. Sistemenzim aerobikdalam sel otot, yang merupakan sumber atau terjadinya suplai energi aerobik, tergangguoleh kadar asam
/

laktat yang sudah terakumulasi dalam sel otot (asidosis), sehingga mengakibatkan menurunnyakapasitasketahananaerobik. Bila beban kerja berulang-ulang terlalu intensif (over taining), misalnya tanpa waktu pemulihan yang memadpi, akan terjadi penrunan kapasitas ketahanan aerobikyang cukup besar,kerusakan sel otot dan berbagaikeluhanlainnya. Dinding sel otot yang rusak akibat akumulasi asam laktat (asidosis) ini menyebabkankebocoran dari sel otot ke dalam aliran darah, misalkan kenaikankadar urea,yang merupakan tanda dari kebocorandinding sel otot

tadi. Dibutuhkan waktu 24 sampa 96 jam sebelum kadar ini menurun pemulihansel otot akanberlangsung kembali, sementara lama. b. Menimbulkan gangguan terhadapkapasitaskoordinasi.Pelatihan-pelatihan yang intensif dengankadar asam lal$at yang tinggi (6 - 8 mMolA) dapat mengganggu pentingpadaolahraga kapasitas koordinasi. Koordinasi sangat yang memerlukanketerampilanteknis yangtinggi.
c.

Menimbulkan risiko cedera. Melalui asidosisdi dalam sel otot akanmuncul lubangJubang kecil padajaringan otot. Kerusakan ringan ini bila tidak pulih seluruhnyaakan menjadi penyebabutama pada kerusakan-kerusakan atau yanglebih besar. cedera

d.

Mengganggu sistem fosfat kreatin. Pada otot yang pH rendah (asam), pembentukan kembali fosfat kreatinin terhrnda.Oleh karenaitu dianjurkan untuk menghindarikadarasamlalctatyangtinggi selamapelatihansprint.

26

e.

Terhentinya proses (stagnasi)oksidasi lemak. Bila cadanganglikogen berkurang,suplai energi padakadar asamlaktat yang tinggi akan terganggu karenaoksidasilemakmelambat.

2.ll

Masa Pemulihan(Recovery,; Pemulihan berarti pulih asal atau kesembuhan setelahberlatih, bergerak,

atau bekerjabaik fisik maupunpsikis (mental).Proses pemulihanbersifatmultidimensional dan sama pentingnya dengan pelatihan, karena pelatihan adalah kegiatanolahragayang sistematisyang bertujuan meningkatkanfungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai tugas-tugas yang dituntut dari seseorang yang berarti menuntut suatupenyesuaian diri baik somatis(tubuh), psikis (mental) dan kognitif (otaD (Rieder, l9s8). Masa pemulihan(recovery)adalahwaktu yang dibutuhkan tubuh untuk kembali ke keadaan semula dari keadaan aktivitas pelatihan (Pyke dan Rushall, 1990). Setiap pelatihan fisik yang memerlukan energimelewati kebutuhanbasal memerlukanwaktu pulih asal(Bompa, lgg4). Pyke dan Rushall (1990) menyatakanbahwa setiap orang mempunyai kemampuanpulih asal yang berbeda-beda. Dalam pelatihan fisik yang bersifat aerobik atau untuk meningkatkanketahananaerob, perbandinganpulih asalnya | : Yzatau I : 1, artinyabila seseorang melakukanpelatihanfisik 5 menit maka akan istirahat selama2 Yzmenit atau 5 menit. Sedangkan pelatihanyang bersifat anaerobik atau untuk meningkatkan ketahanan anaerob, perbandinganpulih asalnya1 : 3, artinya bila seseorang melakukanpelatihanfisik I menit maka akan istirahat selama 3 menit(Foxdkk, 1993). Setelahmelakukanpelatihanefektif (submaksimal/maksimal) terjadi banyak perubahan-perubahan padatubuh, baik secarastruktural maupunsecarakimiawi. Perubahan-perubahan ini merupakandasarterbentuknyakelelahantubuh. Oleh

27

karena itu memerlukanpemulihan kondisi tubuh. Bila terjadi kelelahan,maka harus secepatnyadilakukan tindakan pemulihan (Fox dkk, 1993). Pemulihan harusmenjadi suatubagan pentingdalam suatuprosespelatihan. Masa pemulihan yang akan digunakansangatberkaitandengantujuan dan sistem energi utama yang akan dikembangkan.Faktor kemampuanindividu, waktu pemulihan dan perbandinganantara kerja dengan masa pemulihan merupakan pertimbangan tersendiri. Pelatihanpadadasarnya tidak hanyamerupakan stressfisik sajatetapi juga terjadi s/ress mental, keadaan ini jika tidak dapat ditanggulangi akan prestasiolahraga(Pykedan Rushall, 1990). merugikanbagi perkembangan Teknik pemulihanharusbenar-benar dipahami dan dimengerti sertasecara alctif ditingkatkan sehingga akan menjadi faktor pendukung dalam kegiatan pelatihan(Bompa, 1994). Padamasapemulihanakanterjadi pemulihancadangan
I

energl,cadangan oksigendan penurunan asamlaktat (Foxdkk, L993). 2.11.1 Pemulihan CadanganEnergi Penampilandalam lomba, pertandinganatau tes fisik seringkali ditentukan oleh seberapa cepatpulihnya kondisi fisik, atauseberapa cepatsistemenergidapat pulih kembali. Pada saat pemulihan energl yang telah digunakan pada saat pelatihan,bertandingmaupuntes fisik akanterjadi pembentukan cadangan energi, diantaranya terbentukcadangan fosfagendan cadangan glikogen. Pembentukan Cadanean Fosfagen. Jumlah total energi dalam sistem fosfagenpada semuasusunan yang terlatih baik setaradengan otot dari seseorang sekitar 0,6 mol ATP/gram, sedangkanpada wanita 0,3 mol/gram, dan hampir seluruhnyahabis pada saat aktivitas maksimum selama 10-15 detik. Fosfagen secaranormal akan terisi kembali denganwaktu paruh 2A40 detik, ini berarti untuk lomba yang hanya menggunakansistem fosfagen, seperti lomba lompat

28

tinggi atau lompatjauh diharapkandapatterisi kembali denganpenuhdalam 3-5 menit (Guyton,1991).

2 jam setelah pelatihan

24 2A t6 T2 8 4
o

0 0 >40 Waktu pemulihan (iam) 10 20 30

4
5 hari

Gambar2.9

Pengaruh diet terhadap kecepatan pengisian glikogen otot setelah pelatihan(Guyton,1994).

Pemulihan Glikogen Otot. Glikogen otot yang berkurang atau habis memerlukanwaksupemulihanyang lebih lama, yaitu berjam-jamsampaiberharihari. Sepertiterlihat pada gambar2.9 di atas,dengantiga kondisi yang berbeda, pertamapadaorang dengandiet tinggi karbohidrat,keduapadaorangdengandiet tinggi lemak dan protein, yang ketiga tanpa makan. Padadiet tinggi karbohidrat, pemulihanpenuh terjadi 2 hari, pada diet trnggi lemak/proteindan tanpa makan memerlukan 5 hari (Sherman, 1992; Guyton,1994).

29

Bowers (1992) membagi dua kelompok besar tipe pelatihan yang menyebabkanpengosongan glikogen dengankecepatan pemulihannya,antara lain ; (a) aktivitas fisik berintensitas rendahdenganwaktu lama(continuous endurance like activities) sepertilari marathon,maka resintesisglikogen akanterjadi antara l-2 jam dan bahkansampaiberlangsung 5 hari bila tanpa diet karbohidrat,tetapi bila dengandiet karbohidrattinggi dalam waktu 10 jam akan terjadi pengisian kembali glikogen mencapai600/o dan secarasempurnaakan terjadi pada46 jam, dan (b) aktivitas fisik dengan intensitas tinggi dan berlangsungdenganwaktu pendekdanberulang-ulang (intermittent exhaustive activities) sepertitinju, gulat, sepakbola, maka resintensisglikogen akan terjadi antara30 menit sampai2 jam penuh(sempurna) dan secara memerlukanwaktu 24 jam. Pemulihan CadanganOksigen. Bila seseorang baru selesai melakukan aktivitas yang cepat, misalkan melakukan pelatihan dengan intensitas tinggi, seperti sprint 100 meter, kemudian istirahat , maka pernapasannya masih tetap cepat dan dalam (terengah-engah)dan denyut nadipun masih tetap tinggi dibanding dengan keadaan sebelumnya. Keadaan ini membuktikan bahwa konsumsi oksigen masih tetap tinggi dan sangat kelebihan karbondioksida, walaupunalctivitasfisik telah dihentikan,ini yang disebuthutangoksigen(oxygen debt) (Foxdkk,1993;Bompa,1994). jumlah tambahanoksigenyang harus Hutang oksigendidefinisikan sebagai dibawa ke dalam tubuh setelahsuatuaktivitas fisik untuk mengembalikan semua sistem metabolismepada keadaannormal secarapenuh. F{utangoksigen dapat berakumulasidengan2 cara; pertama,sebagiandari hutang ini disebabkanoleh pemakaianoksigen yang telah tersimpan dari berbagaibagian tubuh. Misalnya, dalam keadaannormal sekalipun, sekitar 0,3 liter oksigen disimpan dalam otot

30

dan diikat denganmioglobin, suatuzat kimia pengrkatoksigenyang mirip dengan hemoglobin yang terdapat dalam serabutotot. Sebagaitambahan,hampir 1 liter oksigen secaranormal diikat denganhemoglobin dalam darah, dan 0,5 liter lainnya terdapatdalam paru-paru dan sekitar 0,25 liter larut dalam seluruhcairan tubuh. Kebanyakan oksigenini digunakanoleh otot selamapelatihan,oleh karena itu harus diganti setelah pelatihan selesai. Kedua, hutang oksigen dapat terakumulasi dengan berkurangnya sistem fosfagen dan glikogen-asam laktat. Sebanyak2liter oksigen diperlukan untuk mengisi suatu sistemfosfagenyang sangatberkurang,dan sebanyak 8 liter oksigendiperlukan untuk mengisi sistem glikogen-asam laktatyanghabis(Guyton,1994). Guyton (1994) menyebutkan, pembayaran hutangoksigenterdiri dari 2 fase yaitu yang terkait denganakumulasiasamlaktat (hutangoksigenasamlaktat) dan
I

yang tidak terkait dengan akumulasi asam laktat (hutang oksigen tanpa asam laktat). Hutang oksigentanpa asamlaktat akan dibayar penuh dalam waktu 2-3 menit. Sedangkanhutang oksigen asam laktat pembayarannya sampai tingkat normal akan dilakukan denganperlahan-lahan, paling sedikit memerlukanwaktu 1 jam atau lebih, seperti ditunjukkan pada gambar2.10 di bawah. Sehingga hutang oksigen asam laktat, yang biasanyameningkatkanbagian terbesar dari total hutang oksigen,terus dibayar denganperlahanselamapaling sedikit 1 jam. Oleh karenaitu, olahragayang menghabiskan sistemmetabolismeglikogen-asam laktat agarpulih sepenuhnya memerlukanwaktu l-2 jam. berikut ini.

31

()
a) c) oo
a E

5 4 3
Utang oksigen non-asam laktat:3,5 liter

2 I
Utang oksigen non-asam laktat: 8 liter

v 0 04 8 12 1620242832
Menit

O (I)

c)

364044

Gambar 2.10 Prinsipdari hutangoksigen(Guyton,1994) 2.11.2 Penurunan Kadar Asam Laktat


e

Terjadinya penimbunan asam laktat darah mengakibatkan turunnya kapasitas kerja, untuk itu kadar asamlaktat harusditurunkan,terutamaagardapat melakukanaktivitas selanjutnyadenganpenampilanterbaiknya. Penurunan kadar 'asam laktat terjadi bila tersedianyaoksigen, oleh karena itu intensitaspelatihan tidak selalu dengan intensitas tinggi saja, tetapi secara bergantian dengan pelatihan intensitas rendah(Janssen, 1993). Fox (1984)menyebutkan, menurunnya pemulihan kadarasamlaktat selama karenate1adipembersihanasamlaklat denganperubahannya, sepertiterlihat pada gambar2.11 berikut ini. Asam laktat dalam darah dan otot selamapemulihan protein,glikogenataudioksidasi diubahmenjadiglukosa, menjadiCO2danFIzO.

32

Lactic Acid + Glucose

Glycogen
CO2 + HZO (Oxidized)

20

30

Percent of lactic Acid Converted pembuangan Gambar2.ll Prosentase asam laktat dari darah dan otot (Fox, 1984) saatpemulihan Brooks (1991) mengatakan, terdapat tiga kemungkinanakan terjadinya
e

penunrnanatau pembersihankadar asam laktat yang terakumulasi, yaitu ; (1) perubahankembali menjadi glikogen atau glukosa (membutuhkanoksigen), (2) oksidasipada karbondioksida dan air, (3) sejumlahkecil dieksresimelalui urin (1991) menyebutkan dan keringat. Soekarman bahwa pengguruLan asamlaktat sebagaibahanuntuk sistemaerobik merupakanbagianterbesardari pembuangan asamlaktat padamasapulih asal. 2.12 EfekAktivitas dan Tanpa Aktivitas Fisik pada Masa Pemulihan Untuk lebih mempercepatpenurunan kadar asam laktat maka setelah pelatihanfisik atlet tidak boleh diam saja(Soekarman, 1991).Pemulihansetelah pelatihanfisik akan lebih cepatmemberikanhasil apabila subyekmemungkinkan untuk tetap bergerakmenyesuaikan sistem sirkulasi tubuh dibandingkansubyek yang berbaringselamapemulihan(Clarke, 1975).Bowers (1992) menjelaskan bahwa penunrnankadar asam laktat darahdan otot setelah aktivitas pelatihan

JJ

intensitas tinggi akan lebih cepat bila pelatihan diikuti dengan aktivitas fisik ringan, dibanding bila diikuti dengan istirahat penuh, yaitu tanpa melakukan kegiatanfisik (diam). Ada tiga metodepemulihanyang dapatdigunakan,yaitu ; (a) istirahatpenuh(passive recovery),(b) kegiatanfisik ringan(active recovery), pemulihan pasif dan aktif (intermittentrecovery). dan(c) perpaduan

E o

E 100

-E 80
ei< '5 q)
'5 0

ts oo

i40
6

t0

15

20

25

Recovery Time (minutes)

penurururn Gambar2.12 Perbandingan asamlaktat setelahpelatihan yang melelahkan dengan 3 metode pemulihan (Bowers,1992). Dari ketiga metode pemulihan, seperti ditunjukan dalam gambar 2.12 disimpulkan bahwa pemulihan dengan kegiatan fisik ringan (pemulihan aktif; lebih efektif dalam menurunkankadar asam asam laktat. Lebih lanjut Nossek (1982) menjelaskan, pemulihan aktif menyebabkanrestorasi (pemulihan) fungsional organisme secaralebih cepat. Pemulihan aktif ini dapat diterapkan selamaputaran metodepelatihan atau antaraunit-unit pelatihanyang mengikuti dengan waktu tertentu, satu setelah yang lain. Pemulihan aklif memerlukan

34

aktivitas-aktivitas yang menyenangkanseperti jogging, senam, renang yang mudah atau memainkan permainan yang bervariasi hanya dengan maksud kesenangan. 2.13 Intensitas Pemulihan Intensitas pemulihan sangattergantungpada kondisi seseorang, intensitas pelatihan, bentuk dan sumber energi dominan dalam aktivitas fisik (Pyke dan Rushall, 1990). Semakin terlatih seseorang maka intensitaspemulihan akan semakintinggl (Fox dkk, 1993).Namun bebanaktivitas yang dilakukan dalam pemulihanaktif tersebutharusbersifat aerobikyangberintensitas rendahselama5 menit (Ahmaidi, 1996)atau sekitar3A % - 45% dari VOz '"u*(Soekarman, 1991). Begitu pula Pyke dan Rushall (1990) mensyaratkan untuk memulihkan asam laktat melalui pemulihan aktif maka intensitaspemulihan tidak lebih dat'' 60Vo
q

VOz '"u* , sebabbila pelatihan melebihi itu justru akan terjadi akumulasi asam laktat. Intensitaspelatihan pemulihan (aerobic recovery) ditinjau dari jumlah denyutnadi per menit adalahantara110-140 denyuUmenit. pelatihan Intensitas ini jauh dibawahkadarasamlaktat 2 mM (Janssen, 1993). Hasil penelitian menunjukanbahwapemulihan aktif (active recovery) akan menurunkankadar asamlaktat dalam otot maupundarah lebih cepat, sedangkan bebanyang dipakai pada saatpemulihan diperkirakan 30% - 45o/o da.rikapasitas aerobik maksimal bagi orang yang tidak terlatih, sedangkanbagi orang yang terlatih (atlet pofesional) beban pemulihan 50o/o- 650/odari kapasitasaerobik jasmaniseseorang maksimal,sehingga makin tinggi kesegaran makin besarbeban pelatihan yang diperlukan pada masapemulihan untuk menurunkankadar asam laktat (Fox dkk, 1993). Pemulihanpasif (passiverecoverfi 5A% pembersihan asamlaktat melalui oksidasi,sedangkan saatpelatihandenganintensitas50o/o dart

35

VOz ^u* terjadi peningkatanoksidasidibandingpada saatpemulihanpasif hingga mencapai90%. Belcastro dan Bonen (1975) dalam penelitiannyamenyatakan kegiatan fisik yang dilakukan pada saat pemulihan yang bertujuan menurunkan kadar asamlaktat tergantungpada intensitasyang digunakan,pada beban 25% 40o/odari VOz *u,. selama30 menit lebih efektif dalam menurunkankadar asam laktat darah,namun demikian beban yang digunakansangatindividual. Richard (1991)mengatakan penurunan aktivitaspadamasapemulihan, akanmempercepat asamlaktat,hal ini disebabkan oleh laju metabolisme danalirandarahlebih besar. peningkatan Selanjutnya Fox dkk (1993)menyebutkan, aliran darahmenyebabkan pengurasan timbunan asamlaktat dari sel-selotot aktif masukke peredaran darah dan sel-sel otot lain. Asam laktat yang dihasilkan oleh otot-otot aktif, dengan aliran darahyang baik, masukke peredaran darahdan dapatdioksidasidi jaringan otot rangkayang lain, kemudianakanmenghasilkan ATP. 2.14 Jogging Jogging seringdiidentifikasikan denganberlari, namunsebenarnya berbeda, tergantungpada kecepatanberlari (Cooper, 1982). Jogging adalah aktivitas aerobik berupa lari perlahanlahan atau lari non-kompetitif yang menimbulkan sentakan-sentakan (jog) yangterasa padasisi perutataudadabagianbawah. Bagi sebagianorang, sisi perut atau dada bagranbawah akan terasanyeri akibat dari sentakan-sentakan tersebut(Mirkin dan Hoffman, 1984; Giam dan Teh, 1993). Lari dikatagorikanjogging bila kecepatannya lebih lambat dari 1,6 km/9 menit atau 178 mlmenit, bila lebih dari kecepatanitu maka disebut sebagaiberlari (Cooper, 1982;Kuntaraf, 1992).

36

2.L5 Berjalan Berjalan atau biasa disebut jalan kaki merupakanbagian dari kehidupan. Beqjalandapat digunakansebagaisaranauntuk meningkatkankualitas kesehatan Q.{ala, 1992). Sikap berjalan yang baik yang dapat digunakan sebagaisarana meningkatkan kualitaskesehatan antaralaiq tegakankepala,bahudantubuh tidak kaku. Lenganharussantaidan agak bengkok dan diayunkansecarawajar. Kaki harus mendarat pada tumit dengan mulus dan bergulung pada jari kaki. yang ideal ialah 5 km/jam atau 100langkah/menitataudapatlebih dari Kecepatan itu (Giam danTeh, 1993). 2.16 Tes Samapta66A'TNI Tes samapta"A" TNI adalah suatu bentuk tes daya tahan umum yang

diciptakan oleh Dr. Kenneth H. Cooper (1968) yang kemudianditerapkandi lingkungan TNI hingga kini dengansedikit modifikasi oleh TNI dalam sistem penilaiannya. "A" TNI ini berupalari aerobikselama12menit Bentuktes samapta jarak sejauhmungkin. Ciri di tempatyang cukup kerasdan dataruntuk mencapai khasdalam pelaksanaan "A" TNI adalahadanyainformasi dari tester tes samapta melalui pengerassuara yang dapat didengar oleh semuapesertates mengenai waktu tes lari yang sedang berlangsung dari menit ke menit dan akhirnya30 detik, 20 detik serta10 detik sebelum bataswaktu 12 menit. Hal ini dimaksudkan agar pesertates terpacu untuk menambahkecepatanlarinya bahkan pada l0 detik terakhir melakukansprint. Cooper(1983)menyatakan tes lapangan lari 12menit adalah metode sebuah tes untuk menetapkankonsumsi oksigen maksimal yang bertujuan mengukur kemampuan dan kesanggupan kerja fisik seseorang. Hairy (1998) menyebutkan tes lari 12 menit termasukgolongantes maksimalyang digunakanuntuk menentu-

a-

JI

kan kesegaran kardiovaskulerberdasarkanjaraktempuhyang dicapai denganlari atau boleh diselingi denganberjalan. Jaraktempuhyang dicapai dalam waktu 12 menit dipakai sebagai kardio-respirator tolok ukur dari kebugaranatau ketahanan (kebugaran aerobik) dan ketahanan otot tungkai (Giam dan Teh, 1993) 2.17 Tes Lari Bolak-Balik 6 x L0 m (Shuttle Run\ Tes ini bertujuan mendapatkan waktu tercepatdari lari bolak-balik (shuttle run) sebagai tolok ukur tiga komponenbiomotorik secarasimultan, antaralain : (a) kecepatanataukemampuan untuk mengerjakansuatuaktivitas berulangyang (b) kelincahan samasertaberkesinambungan dalam waklu sesingkat-singkatnya, atau kemampuan sebagian/keseluruhan tubuh untuk mengubah arah gerakan secara mendadak dalam kecepatan yang tinggi dan (c) koordinasi, atau kemampuan tubuh untuk mengintegrasikanberbagai gerakan yang berbeda menjadi gerakantunggalyang harmonisdan efektif ( Giam dan Teh, 1993; Hairy, 1998; Nala,1998). Secara umum, sistimatikates lari bolak-balik 6 x 10meteradalahpeserta tes melakukanlari secepatnya antaradua tonggak yang berjarak 10 meter sebanyak tiga putaran (2 x 3 x 10 mtr) dengan lintasan lari berbentuk angka 8 tanpa menyentuhataumembelakangi keduatonggaktersebut.

38

t-

BAE

III

KERAHGKA KOHSEP DAH H I POTEST$ PEIIELTTIAIII

BAB III KERANGKA KONSEP DAI{ HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Upaya mencapaihasil terbaik dalam tes samapta"A" (lari 12 menit) pada jasmani TNI umumnya peserta tes akan meningkatkan evaluasi kesamaptaan kecepatan larinya secara progresif sampai pada kemampuan maksimalnya, pada30, 20 dan l0 detik menjelang terutama menit ke 12berakhir. Progresifitas kecepatan lari tersebut akan mengakibatkan terjadinya pergeseran pasokanenergi dari sistem aerobik ke sistem anaerobik. Pasokan energiyang menggunakan sistemanaerobiktersebutakan merangsang peningkatan produksi asamlaktat darah dan denyut nadi. Peningkatan asamlaktat dalam darah maupun otot mengakibatkanterjadinya penurunanpH darah yang dapat menghambatpembentukanATP sebagai sumber energi untuk kontraksi otot. Akibat akhir dari keadaandi atas adalahtimbulnya kelelahanotot, mengurangi kemampuan koordinasi dan menurunnyakapasitaskerja fisik selanjutnya. Oleh karena itu fase istirahat setelahtes samapta"A" diperlukan unfuk melakukan proses pemulihan, yang diharapkan akan menurunkantingkat kelelahan otot, sehinggakapasitas kerja fisik padates samapta"B" dapatdicapai secaraoptimal. Prosespemulihantersebut,secaraimplisit menurunkankadar asamlaktat dalam darahmaupunotot, juga akanmemberikesempatan kepadasistemkardiovaskular untuk membayar hutangoksigenyangterjadi.

39

Pemulihanaktif yang bersifat aerobik denganintensitas< 60Vo VO2pau, akan memprcepat penurunankadar asamlaktat darahdibandingpemulihanpasif, hal ini sangatberkaitandenganmasih relatif tingginya denyutnadi karenaketerlibat*

an otot-otot merah,masihtingginya curahjantung yang dapatmeningkatkan aliran darahuntuk membawaasamlaktat dari otot yang aktif ke otot yang kurang aktif untuk dioksidasimenjadi energidan glikogen kembali. Padapenelitian ini, bentuk pemulihanaktif yang digunakan adalah jogging dan berjalan yang dilaksanakandengan kecepatanyang sama selama masingmasing 10 menit. Adanya perbedaan jogging danberjalan, teknis gerakanantara yang diperkirakan gerakan jogging lebih kompleks dibanding gerakanberjalan, sehinggadiduga pula aktivitas jogging memerlukanpasokanenergi yang lebih banyak dibanding aktivitas berjalan. Dengan demikian proses oksidasi asam laktat saat gerakanjogging lebih besar, yang berarti prosespenggusuran asam laktat darahjuga diduga lebih cepat, sehinggatingkat ketelahanberkuranglebih cepat.

40

3.2 BaganKerangka Konsep

PEMULIHAN AKTM IOGGING DAN BERJALAN

,IFAKTORIF

. : : : a l . : r : l - : :i , i , , : " : : , ] : l ,i ,l : . : : : :: : r , : : r . , , : ; r : r ' r , ,

'' ..,',

OR,.Y

ENGAnUrr.,..,

1. 2. 3. 4. 5.

INTENSITAS KERIA USIA JEMS KELAMIN KESEGARANJASMANI SUHU

4l

3.3 HipotesisPenelitian Berdasarkan rumusanpermasalahan, tinjauan pustakadan kerangkakonsep, maka diajukan hipotesis terhadap komparasi antara metode pemulihan aktif pemulihan aktif denganberjalan dan pemulihan pasif (kontrol), denganTbgging, yang masing-masingdilaksanakanselama 10 menit setelah tes samapta"A", sebagai berikut : a. jogging dapatmenurunkan Pemulihanaklif dengan kadarasamlaktat darah, denyutnadi dan waktu tempuhtes lari bolak-balik 6 x l0 m. b. Pemulihanaktif denganberjalandapatmenurunkan kadarasamlaktat darah, denyutnadi dan wakf,utempuhtes lari bolak-balik 6 x 10 m. c. joging lebih cepat menurunkan Pemulihanaktif dengan kadar asamlaktat darahdan lebih memperpendek waktu tempuhtes lari bolak-balik 6 x 10 m dibandingpemulihanaktif denganberjalan. d. Pemulihan aktif dengan berjalan lebih cepat menurunkan denyut nadi jogging. dibandingpemulihanaktif dengan

42

EAB

Ir'

]UIETODE PENELITIAil

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat"pelaksanaan penelitian di stadion "sasana Krida" Akademi TM AngkatanUdara, DaerahIstimewaYogyakarta. Penelitiandilaksanakan selama1 minggu,yang berlangsung padatanggal6 s/d 13 Agustus2001. 4.2 Jenis dan RancanganPenelitian Penelitian yang dilaksanakanmenggunakan jenis penelitian eksperimental. Bakta (lgg7) menyebutkan bahwa dalam penelitian eksperimental, peneliti melakukanmanipulasi(memberikanperlakuan)terhadapvariabel bebassehingga terjadi perubahan padavariabel tergantung. Rancanganpenelitian yang digunakan adatah the pretest-posttestcontrol group design(Zainuddin,1988).

o-*
Keterangan: S R Kl K2 K3 Or.r.s

Kr -> K, -+
K3 -+

or or
0s

nY":\ntYt
(eksperimen)

> 02

P""\Y4iro?q!qr , o+ (eksperimen)
0o

: Sampel : Randomisasi : Kelompok 1 : Kelompok 2 : Kelompok 3 : Pretest kadar asam laktat daratu denyut nadi dan waktu tempuh tes lari bolak-balik 6x10m Oz,+,s : Posttest kadar asam lakfat darah, denyut nadi dan waktu tennpuhtes lari bolak-balik 6xl0m

43

4.3 Populasidan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi Target penelitian ini adalah seluruh Taruna Akademi TNI Angkatan Udara Yogyakarta yang berjumlah 447 Taruna. Sedangkanwmpled population ataupopulasiterjangkau adalahTarunaTk. I berjumlah 174orang. 4.3.2 Sampel Besar Sampel. Besar sampel yang akan diambil dalam penelitian ini mengacu dari hasil penelitian pendahuluan pada 15 anggota Lanud Husein golonganTamtamayang masih bestatusbujang denganrerataumur Sastranegara 20 tahun (+ 7,24). Data yang diambil adalahwaktu tempuhtes lari bolak-balik 6 x 10 meter setelahmelakukanpemulihanpasif selama10 menit pascates samapta "A". Reratawak;tutempuh(Irr) : 19,05detik, dengansimpangan baku (o) : 0,8210. Hasil
9

intervensi bentuk pemulihan berupa ak*ivitas (iogging dan

berjalan) selama 10 menit setelahtes samapta"A" melalui indikator asamlaktat darah,diharapkanreratawakf,utempuh lari bolak-balik 6 x 10 meter meningkatsebesarlloh atao p2: l'1,69 detik. Selanjutnya untuk menentukan besar sampel, data di atas diolah melalui formulasi yang dikembang-kanoleh Pocock (1984), dengantingkat kemaknaan 95Voatauo : 0,05 danpower 99o/o atauB : 0,01 sebagai berikut :

n:

2o2

ftrz - pr)2

x,f(aF)

44

Keterangan:

n o pt-

besarsampel standardeviasi rerata kecepatan lari bolak-balik 6 x 10 m dengan intervensi pemulihan pasif,yaitu 19,05detik asumsireratakecepatan lari bolak-balik denganintervensipemulihan aktif, yaitu 17,69 detik atau rc% lebih cepat dari intervensi pemulihanpasif.

cf,:

tingkat kesalahan tipe I : 0,05 tingkatkesalahan tipe II:0,01 nilai padatabel:13

p:
-f(a$1 :

n=

2 (O,821O2) x13 - 19,0t z (17,69

n=

1J5 x 13
1,95

9r5

Jumlah sampel tiap kelompok dibulatkan menjadi 10 orang. Untuk mencegah drop out dan untuk lebih mencapaihasil yang lebih representatifmaka jumlah per kelompokditambah5 orang, sehingga sampel menjadi3 x 15:45 orang. Kriteria Sampel. Padadasarnya keadaanpopulasi terjangkauyang diteliti telah memiliki karakteristik umum yang sama,meliputi; jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, kegiatan sehari-hari,kesehatanfisik, perbandingantinggr dan berat badan, tempat tinggal, saf,ana dan prasaranakegiatan bahkanjumlah kalori yang dikonsumsi. Namun demikian, demi tercapainyaakurasi penelitian maka sebelumdijadikan sampel,populasiterjangkau(174 Taruna)disaringlagi berdasarkan kriteria inklusi yang ditetapkandalampenelitian ini, meliputi :

45

a. b.

Usia 18- 20 tahun Berat badankategoriideal denganIMT 20 -25 jasmani kategori bailq melalui parameterdayatahanumum (tes Kesegaran o'A"). Berdasarkan samapta studi terhadapdata-data hasil tes samapta A (tes samapta"A") oleh Taruna Akademi rNI AU pada akhir semesterI, dari tahun 1993 s/s 2000 atau sebanyak1201 Taruna, diketahui bahwq 7ta/o (937 Taruna)kategoriBaik, 20,2oh (243) Taruna)kategoriBaik sekali dan (79 Taruna)kategoricukup dan0,2o/o 1,60A (2 Taruna)tidak lulus, karena sakit. Hasil studi ini menjadidasaruntuk menjawabatasalasanpengambilan subjeksampelyang akanditeliti dengankriteria kesegaran jasmani baik. Teknik Penqambilan sampel. Jumlahcalon sampelyang memenuhikriteria

c.

inklusi di atas masih terlalu besar untuk dijadikan sampel, oleh karena itu diadakanpenyaringan lagi sehinggadiperolehjumlah sampelsebanyak 45 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara menyusunperingkat (ranking) jarak tempuh tes samapta"A" dari populasi sampelyang berkategoribaik, dari jarak yang terjauh sampaiterpendek,lalu diambil sebanyak 45, yaitu urutan 1 sid 45. Selanjutnya dilakukan randomisasi sistem undian tanpa pengembalian, unfiik menentukan kelompok perlakuan. Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Nama seluruh sampel (45 orang) yang terpilih didaftar dengan urutan alphabet dandiberi nomor I s/d45. b. Dibuat lembar nomor undian sebanyak45, tiap lembar ditulis 1 nomor dimulai dari nomor I s/d 45, lalu lembar nomor undian digulung dan dimasukan.

46

c.

Secara berurutan,gulunganlembarnomor undiandiambil dari kotak. Setiap nomor undian yang diambil dicatat. Perolehannomor undian 1 s/d 15 ditetapkansebagai anggotakelompokeksperimen1 (pemulihanaktif dengan jogging), perolehannomor undian 16 s/d 30 ditetapkan sebagaianggota kelompok eksperimen2 (pemulihan aktif denganberjalan) dan perolehan nomor undian 31 s/d 45 ditetapkan sebagaianggota kelompok kontrol (pemulihanpasif denganberbaring).

d.

Nomor yangtelah diambil tidak dimasukanlagi ke dalamkotak undian. Kriteria Tidak Dilanjutkan Sebagai Sampel. Subjek akan diberhentikan

padapenelitianini bila terjadi hal-hal berikut : dalamkeikutsertaan a. b. Menderita sakit ataucederapadasaatpelaksanaan penelitian. Mendapat tugas mendadakdari atasanlangsung,atau hal-hal lain yang mengharuskan subjek tidak melanjutkan keikutsertaannya sebagaisampel
a

penelitian. 4.4 VariabelPenelitian a. Variabel Bebas yang akan diteliti adalah pemulihan aklif denganjogging dan pemulihanaktif denganberjalan,masing-masing selama10 menit pasca "A". tes samapta b. Variabel Tergantungpada penelitian ini adalah kadar asam laktat darah, denyutnadi dan waktu tempuhtes lari bolak-balik 6 x 10 meter. c. Variabel Perancu yang dikontrol meliputi : 1) 2) Aktivitas fisik sebelumdan selamapenelitian Denyut nadi istirahat (DIIU)

47

3) 4) 5) 6) 7) 8)

Indeksmassa tubuh @vIT) Intensitasdalamtes samapta "A" jogging dan berjalan(intensitaspemulihan). Kecepatan Durasi pemulihan Suhulingkungandan kelembaban relatif Akomodasisubjekselamapenelitian

4.5 Definisi OperasionalVariabel Tes Samapta"N' adalah tes daya tahan fisik secaraumum berupa lari selama 12 menit untuk mencapaijarak tempuh sejauh-jauhnya. Cooper (1983) menyebutkan, tes lari aerobik 12 menit adalahsalahsatutes untuk mengukurkonsumsioksigenmaksimal, sehinggamerupakan tes maksimal. Padapenelitian ini, subjek diinstruksikanuntuk melakukansptrintpada 10 detik terakhir (diinstruksikanmelalui pengeras suara).
b.

Pemulihanaktif denganjoggingadalahbentuk pemulihanpascates samapta c'A" TNI dengan tetap melakukan aktivitas fisik ringan secara berkejoggingyaitu 88m/menitatau sinambungan berupalari-lari kecil. Kecepatan 40 cm/langkah x 22A langkah/menit selama 10 menit. Tempo langkah dipandu alatmetronome.

c.

Pemulihan aktif denganberjalan bentuk pemulihanpascates samapta"N' TNI dengantetap melakukanaktivitas fisik ringan secara berkesinambungan berupajalan kaki denganlangkahmoderat.Kecepatan berjalansamadengan jogging, hanya berbeda dalam frekuensi langkah atau 80 cm/ kecepatan langkahx 110langkah/menit selama10menit.

48

Pemulihanpasif adalahbentuk pemulihandengantidak melakukanakf,ivitas fisik apapun (diam) setelah melakukan aktivitas fisik yang melelahkan. Dalam penelitian ini subjek setelahmelakukantes samapta"A" langsung merebahkandiri dalam posisi terlentang (sikap anatomi) dengan rileks selama 10 menit. Selamaberbaring subjek berusahamengkonsentrasikan diri secarapsikologis atau sugesti diri (otosugesti),dengan cara sebagai berikut: mata tertutup rileks, mengaturirama pernafasansambil berbicara padadiri (dalamhati), 'lenang... ... ..,kepala sayaterasa ringan,jantungsaya terasa tenang, perut saya terasa enak, lengan dan tungkai terasa ringan, tenagasayaterasapulih kembali, .....sayasiap melakukantes lari bolakbalik6x10meter. e. Kadar asam laktat darah adalah besarnyakadar asam laktat darah kapiler diambil dari ujung jari, yang diperiksa sesudahak;tivitastes samapta"A" pemulihanl0 menit. dan sesudah Denyut nadi istirahat adalah denyut nadi saat istirahat atau sebelum melakukan aktivitas fisik, dihitung dengan metode 15 detik untuk memperolehdenyutnadi istirahat dalam satumenit. Denyut nadi kerja adalah denyut nadi yang terjadi pada saat melakukan aktivitas fisik (tes samapta"A") yang diukur sesaat setelah tes tersebut berakhir. Penghitungan denyut nadi kerja denganmetode l0 denyut untuk jumlah denyutdalam satumenit. mengetahui
h.

Denyut nadi pemulihan adalah denyut nadi setelahmelalcukanpemulihan yang diukur sesaat setelahprosespemulihanselamal0 menit. penghitung-

49

an denyut nadi kerja denganmetode 10 denyut untuk mengetahuijumlah denyutdalam satumenit. Tes lari bolak-balik 6 x 10 m adalah tes untuk mengukur kecepatan,

kelincahan dan koordinasi dalam satuandetik denganakurasi 1/100 detik. Tes lari bolak-balik dilaksanakanpasca l0 menit pemulihan setelah tes samapta"A". detik. j. Jenis Kelamin, dalam penelitian ini menggunakan subjek raruna Akademi TNI AngkatanUdara Yogyakartayangberjeniskelamin laki-laki. k. umur subjek dalam penelitian adalah 18 - 20 tahun berdasarkanak;te kelahiran. l. Indeks Massa Tubuh @vIT), yaitu hubunganberat badan terhadaptinggi badan. Data berat badandan tinggi badan yang diperoleh dimasukan ke dalam nrmusNilai IndeksMassaTubuh sebagai berikut : Nilai IMT BeratBadan(kg) TinggiBadan'(m) Katagori Berat Badanunhlk laki-laki ; Ideal (IMT 20 sld25), Kurus (trvlT < 20), Gemuk(I}vIT26 s/d30).
J.

Hasil tes berupa wakf,utempuh yang dicapai dalam safuan

suhu dan KelembabanRelatif. Suhuyang dimaksudadalahkeadaansuhu lingkungan yang dicatat pada setiap saat pengukuranberlangsung, Suhu yang diukur adalahsuhukering dan suhubasahdalam skaladerajat Celsius, selanjutnya dikonversikan kedalam skala derajat Fahrenhei4 kernudian kelembaban psychrometricchart. dilihat pada

50

4.6 Instrumen Penelitian


a.

Lactate Pro LT-1710 buatan Jepang untuk mengukur kadar asam laktrat darah dengan kemampuan analisis selama 60 detik dari sampel darah sebanyak 5 mikroliter atau2mm diametertetesan darah. Lancet device,alat penusukujungjari untuk mengambilsampeldarah.

c. d. e. f.

Alkohol dan kapas(alcoholpads). Sphygmomanometer, alat pengukurtekanandarah. Thermomefer untuk mengukursuhubasahdan suhukering. Psychrometric Chart, grafik untuk menentukan persentasekelembaban relatif berdasarkan suhu basah dan suhu kering dalam skala derajat Fahrenheit.

Digital StopwatchmerekCasio, buatanJepang. Alat pengaturtempo (metronome). Timbangan berat badan untuk menimbang berat badan dalam satuan kilogramdengan ketelitian0,1 kg.

h. i.

Anthropometer, untuk mengukur tinggi badan dalam satuan centimeter denganbilangandesimalsatuangkadi belakangkoma. Meteran besardengankemampuan ukur 50 meter untuk mengukurpanjang lintasan lari dan jarak lan 12 menit dalam satuanmeter denganbilangan desimaldua angkadi belakangkoma.

l.

Tonggakkayu ataubesi setinggi2 meteruntuk membatasi jarak dan patokan berbalikarahdalamtes lari bolak-balik.

m.

Kain nomor dadadan alat tulis menulis Lintasanlari denganlingkarandalamberjarak400 meter.

51

4.7 Prosedur Penelitian Persiapan 1) 2) Pengurusan suratijin penelitian. Paparan dan konsultasi kepada Gubemur AAU selaku pimpinan Akademi TM AU yang menjadi populasitargetpenelitian. 3) Menyusun anggota yang akan bertugas membantu penelitian serta penjelasan mengenai pertelaantugasnya. 4) 5) Mempersiapkan alat-alatyang dibutuhkandalam penelitian. Kursus singkat para petugas/pembantu peneliti untuk penyeragaman persepsi,dan aplikasi teknik pengukuran. 6) jadwal danteknik pelaksanaan Penjelasan penelitiankepada mengenai seluruhsubjek. b. Pelaksanaan Penelitian 1) PenyaringanI, yaitu diadakan seleksi terhadap populasi terjangkau berdasarkan kriteria yang telah ditetapkandalam penelitian ini. Data "A" yang bekategoribaik yang akandiambil adalahhasil tes samapta dan data IMT 20 - 25. Data-datatersebutdiperolehberdasarkan hasil tes samapta"N' terakhir pada bulan Juni 2001 (tes rutin/triwulan). Peringkat jarak tempuh 1 s/d 45 yang berkatagori baik ditetapkan sebagai anggota sampel penelitian. Namun bila data IMT diluar rentangan 2A - 25 dan atau usia diluar kisaran 18 thn - 20 thn, walaupun kategori samapta"A" baik, diganti oleh orang lain yang sesuaikebutuhan. 2) PenyaringanII, yaitu randomisasi anggota sampel (n:a5) dengan sistem undian tanpa pengembalian urthtk menenfukankeanggotaan

52

pada salah satu dari tiga kelompok perlakuan (3 kelompok x 15 subjek). 3) Pengambilandata pretest waktu tempuh lari bolak-balik 6 x l0 m dilaksanakan3 hari sebelumpenelitian inti. Teknis pelaksanaannya, seluruhsubjek(45 orang)melaksanakan tes samapta"N', pemulihan pasif selama10 menit dantes lari bolak-balik6 x l0 m. 4) Pengambilan data kadar asam laktat darah Qtretest dan posttest), denyut nadi istirahat, denyut nadi kerja (pretest), denyut nadi pemulihan Qtosttest)dan waktu tempuh lari bolak-balik 6 x l0 m Pengukuran dilaksanakan secara bergelombang dalam 3 hari Qtosttest. (15 subjek/hari) dengankomposisi5 subjekdari tiap kelompok. 5) Sistimatikapemgambilan datapenelitian. a) Pengukurandenyut nadi istirahat. Sebelumdenyut nadi dihitung subjek diberikan waktu selama5 menit untuk menenangkan diri (berbaringataududuk). b) Pemanasan (peregangan statisdan dinamis) selama5 menit. "A". c) Tes samapta d) Pengukuran denyutnadi kerja dan kadarasamlaktat darahawal. e) Pemulihan (iogging,berjalan, atauberbaring) selama10 menit. f) Pengukurandenyut nadi pemulihan dan kadar asam laktat darah akhir. g) Tes lari bolak-balik6 x 10m.

53

ProsedurPengukuran Tinggi badan diukur dari lantai sampai vertex (ubun-ubun)dengan sikap berdiri tegak tanpa alas kaki, pandanganlurus ke depan, kepala tegak. Satuan pengukuran adalah Cm dengan bilangan desimal satu angka di belakangkoma. b. Berat badan diukur dengantimbanganberat badan dalam satuankilogram denganketelitian 0,1 kg, diupayakansubjekberpakaianseminimmungkin. c. Pengukuransuhu dan kelembaban.Suhu yang diukur adalah suhu kering dan suhu basahdalam skala derajat Celsius. Untuk mengukurkelembaban relatif, suhu dua keadaanyang dicatat dalam skala derajat Celsiustersebut dikonversikanke skalaFahrenheit dengan nrmus: ...1F - (9/5 x .."C) + 32 , kemudian catat persentasekelembaban relatif berdasarkantitik temu
a

(koordinat) suhukering dan suhubasahpadapsychrometric chart.


d.

Pengukuran tes samapta "N'.

Dimulai dengan start berdii,

setelah

mendengaraba-abadat'.tester, subjek berlari selama12 menit untuk mencapaijarak sejauhmungkin. Pada30 dan 20 terakhir subjek diinstruksikan untuk menambah kecepatan lari dan 10 detik terakhir subjek diinstruksikan untuk melakukan sprint atau mengerahkan larinya hingga

jarak yang dicapai (meter) dan dikonversimaksimal. Hasil tes berdasarkan kan kedalamnilai skor sesuaidengantabel skor (lihat lampiran 1). Pengukuranwaktu tempuh tes lari bolak-balik 6 x 10 m. Caranya,subjek padasikap awal ataustart denganberdiri. Setelahaba-aba'Jla",melakukan lari secepatnyamenuju tonggak yang di depannyahingga terlewati (10 meter pertama), kemudian be$alik arah menuju tonggak berikutnya (10 meter kedua), demikian seterusnyasampai 10 meter keenam sehingga

54

membentuk lintasan angka 8 (lihat lamp. 2). Dalam pembalikan arah, tonggak tidak boleh dipunggungi. Waktu tempuh yang diukur adalah kecepatanyang dicapai dalam satuan detik dengan akurasi 1/100 detik (lihat lamp.1). f. Pengukuran kadarasamlaklat dengan LactatePro LT-1710.

l$,$ertisr-'0{ th tssl $trlF,

C0l}$sti#n d{ l}}ryo$,

st{rf,t *t fi,rsfi6tufix{1rsnt.

Si*ptay t:f bls|Jd lacisisl$vsl,

Gambar4.1 Prosedurpengukuranasamlattat darah denganLactate Pro LT-17]0 1) Alat dikalibrasi dengan cara memasukancalibration strip, alat akan otomatismelakukanpencocokan sesuaiteststrip yang digunakan. 2) Masukanteststrip ke dalamlaci(inlet) yangterdapat padaalat (4.1.1) 3) Sebelum mengambil sampel darah sebanyak5,uL, bersihkan tempat penusukan (ujungjari) denganalkohol. Biarkan kulit kering benar. 4) Tusukujungjari tersebut lancet(gambar dengan 4.1.2). 5) Bersihkan darah dengan tissue, karena tetesan darah pertama mengandung keringat. 6) Berikan tekanan disekitar penusukantadi untuk mendapatkan tetesan darah,lalu tempelkanpadaujung test strip, darahakan secaraotomatis terhisapdanpengukuran dimulai (gambar 4.1.3). 7) Hasil pengukuranakan terlihat pada layar monitor pada detik terakhir dari 60 detik(gambar 4.1.4).

55

4.9 Analisis Data Analisis datapenelitian diprosesdenganprogramSPSS V. 9.0 for lVindows dengantingkat signifikasi 5% (0,05), langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Uji normalitas denganKolmogorof-Smirnovuntuk mengetahuirerata data sampel berdistribusi normal atau tidak normal. F{asil uji normalitas ini untuk menentukananalisis berikutnya yaitu analisis paramekik bila data berdistribusi normal atau analisis non parametrik bila data tidak berdistribusinormal. b. Uji homogenitasantar kelompok denganLevene' Test untuk mengetahui apakahvarians antar kelompok homogen atau tidak. Hasil uji ini untuk menentukanapakah analisis data menggunakanstatistik parametrik atau nonparametrik. c. Paired sample t-test (one tailed resr) unfuk mengetahuiperbandingan dua sampel berpasanganQretest dan posttest) atau mengetahui penurunan kadar asamlaktat, denyutnadi dan waktu tempuhtes lari bolak-balik 6 x 10 meter dalamtiap kelompok. d. Uji Anova (analysis of variance,s)untuk mengetahuiperbedaan nilai rerata penurunan antarkelompok.
e.

Analisis multiple comparisons dengan Uji

LSD (Least Significant

Dffirenee) untuk mengetahuibentuk pemulihan mana yang paling efektif menurunkan kadar asamlaktat darah,denyutnadi dan wakf,utempuhtes lari bolak-balik6x10m.

56

EAB
\

t'

HASIL PENELITIAN DA1{ ANALISTS DATA

BAB V HASIL PENTELITIAN DAI\[ ANALTSIS DATA

5.1.

AnalisisKarakteristikSubjekPenelitian Karakteristik subjekpenelitianyangditinjau dalampenelitianini meliputi ;

usia, indeks massatubuh (nvIT), denyut nadi istirahat (D].{I), tes samapta"A" (KJ). Variabel-variabeltersebutdianalisisuntuk mengetahui normalitasdistribusi data,homogenitas varian danperbandingan karakteristiksubjekpenelitian. Tabel l. DataKarakteristikSubjekPenelitian
VARIABEL N
MEAIY

SD

UJI K- S

UJI HOMOGEMTAS

ANOVA
F

z
USIA K1 K2 15 15 15 l5 15 15 l5 15 15 19,20 19,13 L9,27 0,68 0,74 0,70 1,096 0,921 0,973 0,524 0,585 0,620

LS

K3
IMT

0,181 0,364 0,078 0,300

0,925 0,133 0,876

K1 K2 K3 K1 K2 K3

22,01 0,7616 J) J} 0,7863 22,07 4,6999 67,47 68,47 67,33 2,17


)5?

0,947 0,883 0,030 0,970 0,837

0,336 0 , 7 1 7

0,62r 0,835
0,482 0,241 0,782 0,787 1 , 1 6 9 0,321

KJ

0,839 1 , 9 1 0,656

Keterangan: Kl K2 K3

: Kelompokeksperimen I (aktifjoggrng) : Kelompokeksperimen II (aktif be{alan) : Kelompok kontrol (pasif berbaring)

Hasil uji statistik data karakteristik ketiga kelompok subjek pada cr : 0,05 yang meliputi USIA, IMT, dan DNI sebelumperlakuan seperti pada tabel I di atas, dengan uji Kolmogorov-Smirnovmenunjukan seluruh data berdistribusi

57

normal (p > 0,05),LeveneStatistic menunjukan seluruhvariabelmemiliki varian yang sama atau homogen (p > 0,05), dengan uji anova karakteistik ketiga kelompoktidak menunjukanperbedaan yangbermakna(p > 0,05). 5.2
i

Analisis Kondisi subjekPenelitian sebelumsampling Darah Awal Kondisi subjek penelitian yang ditinjau sebelum pengambilan sampel

darahawal untuk pengukuran kadarasamlaktat darahawal, meliputi : denyutnadi istirahat (DM), skor tes samapta"A" (STSA), denyut nadi sesaatsetelahtes

samapta"A" berakhir atau denyut nadi kerja (DNK) dan intensitaskerja dalam melaksanakan tes samapta*A" (INTS). Analisis ini untuk menentukanapakah saatpengambilansampeldarahawal, subjekdalamkondisi yang sama. Tabel 2. DataKondisi subjekPenelitiansebelumsamplingDarahAwal
d

VARIABEL

MEAI\

SD

UJI KS

UJI EOMOGENITAS LS

A]\[OVA F p

z
DhI-I

p 0,664

K1 K2 IC3 K1
IQ

15 15 15 l5 t5 l5 15 15 15 15 15 15

67,40 66,33 67,53 67,60 67,47 67,27

4,63 5,58 4,70 1,59 1,60 1,53

0,590 0,499 0,603 0,955 0,717 0,636

0,878 0,965 0,960 0,321 0,683 0,813 0,992 0,750 0,944 0,994 4,765 0,982

0,414

4,261

0,772

STSA

0,006

0,994

0,170

0,844

K3 K1 KT I(3 KI K' 1(3

DNI(

160,87 r0,78 0,433 160,33 1 2 , 1 8 0,676 I59,87 1 1 , 4 5 0,527 80,13 79,87 79,67 5,36 0,420 6,00 4,667 5,39 0,465

0,363

0,698

0,028

0,972

INTS

0,336

4,717

0,026

0,y74

Keteran&ur: K1

K2 K3

: Kelompok eksperimen I (aktifjogging) : Kelompok eksperimen II (aktif berjalan) : Kelompok kontrol (pasif berbaring)

58

Hasil uji statistik pada cl : 0,05 data kondisi subjek penelitian sebelum pengambilan sampel darah awal ketiga kelompok subjek yang meliputi DNI, STSA, DNK dan IK , denganaji Kolmogorov-Smirnou menunjukanseluruhdata berdistribusinormal (p > 0,05), LeveneStatistic menunjukanseluruhvariabel memiliki varian yang samaatau homogen(p > 0,05), denganrji anova kondisi ketiga kelompoktidak menunjukanperbedaan yung bermakna (p > 0,05). 5.3 Lingkungan SelamaPenelitian Kondisi lingkunganselamapenelitiandiukur melalui parametersuhubasah 0C sertakelembaban dan suhukering dalam satuan udaradalam satuanol. Tabel3. Kondisi Lingkungan VARIABEL oC Suhubasah SuhukeringoC

WAKTU (WB)
-06.45 06.00 -06.45 06.00

Hari I 18 2l

Hari II

Hari III

t9 22
63%- 76%

t9 23

Kelembaban %

5.4 Efek PemulihanTerhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Darah Analisis data kadar asam laktat darah (KALD) yang ditempuh antara lain dengan (a) Paired Sample T Test untuk mengetahui efektivitas pemulihan terhadap penunrnanKALD tiap kelompok subjek dan (b) Anova (analysis of variances)untuk membandingkan penurunan (bedanilai) KALD antarkelompok. Data hasil uji ditunjukan padatabel 4 berikut.

59

Tabel4. Hasil Analisis Data Kadar Asam Laktat Darah Sebelumdan Setelah Pemulihan. KI Mean l5 l5 l5
8,67 6,90 1,77

KALI)

r{2
SD
1,3 l6 1,043 0,595

ri3
SD Mean

ANOVA

(mMn)
Awal Akhir PKALD

Mean
8,65 7,31 1,35

SD

p 0,998

r,209 8,68
I,L12

1,681 0,022 0,ggg 0.470

8,7r

13,02 0,000
JJ,J I

0,788 - 0,03

0,000

t @aired) p Keterangan: KALD

I1,503 0,000

6,617 0,000

0,150 0,883

: Kadar Asam Laktat Darah KelompokI (pemulihan aktifjogging) KelompokII (pemulihan aktif berjalan) Kelompok III (pemulihanpasif) : 0,05 terhadapdataKALD awal dan Hasll paired samplet-test dengan cr,

PKALD: Penurunan Kadar Asam Laktat Darah KI K2: K3

akhir ternyatapadaKl maupunK2 menunjukanperbedaan bermakna(p < 0,05), sedangkanpadaK3 menunjukanperbedaan tidak bermakna(p > 0,05). Hasil analisis data KALD sebelum melakukan pemulihan (data awal) dengan aji anova pada a : 0,05 ternyata ketiga kelompk tidak menunjukan perbedaan yang bermakna(p > 0,05). Sedangkan data KALD setelahmelakukan pemulihan (data akhir) ternyata ketiga kelompok menunjukan perbedaanyang bermakna(p < 0,05), oleh karena itu analisis data akhir dilanjutkan dengan Multiple Comparisons (LSD). Perbedaan KALD antar kelompok setelah pemulihandisajikan padatabel 5 berikut :

60

Tabel 5. Hasil Analisis Multiple Comparisons(LSD) KALD Akhir dan Analisis Perbedaan Penurunan KALD Variabel Tergantung KALI} Akhir Kelompok

(r)
K1

Kelompok

(r)
K2 K3 K1 K3 K2 K3 K1 K3

Perbedaan r er ata ( I- J) - 0,407 * - 1,813 + 0,407 - l-407 *

0,282 0,000 0,282 0_001 0,476 0,000 4,476 0,000

K2
KI

Penurunan KALD

+ 0,420 * + 1,900 - 0,424 * + 1,380

K2

Berdasarkan hasil analisispadatabel 5 di atasmenunjukanbahwaperbedaan pemulihan antaraKl dan K3 maupun antaraK2 dan K3 adalatr KALD sesudah bermakna (p < 0,05), sedangkan antara Kl dan K2 ternyata tidak menunjukan perbedaan yangbermakna (p > 0,05). Besarnyapenunrnan(beda nilai) KALD setelahpemulihan ternyata antara Kl dan K3 berbedabermakna(p < 0,05), denganrerataperbedaan sebesar 1,80 mMol/I. Antara K2 dan K3 berbedabermakna(p < 0,05), denganrerataperbedaan sebesar1,38 mMoVl. Sedangkan antaraKl dan K2 perbedaan tidak bermakna (p > 0.05),dengan rerataperbedaan sebesar 0,42mMoVl. 5.5 Efek PemulihanTerhadap Denyut Nadi Analisis data denyut nadi (DN) yang akan ditempuh antaralain dengan(a) paired sample/-/esl untuk mengetahui efektivitas pemulihanterhadappenurunan DN dalam tiap kelompok subjek dan (b) Anova (analysis of variances) untuk membandingkan efektivitaspemulihan terhadap penunrnanDN antar kelompok

61

subjek. Data DN Awal dalam penelitian ini identik dengandenyut nadi kerja (DNK) karenapengukuran dilakukan sesaat setelahtes samapta"N'atau sebelum pemulihan, sedangkandata DN Akhir identik dengan denyut nadi pemulihan (DNP) karenapengukurandilakukan sesaat setelahpemulihan. Hasil uji statistik ditunjukan padatabel 6 berikut : Tabel6. Hasil AnalisisDataDenwt Nadi Sebelum Pemulihan dan Setelah DN
N

K1 Mean SD

IQ

K3 SD
Mean SI)

AIIOVA F p

Mean

Awal Akhir PDN

l5

160,87 10,78 160,33 12,18 159,87 11,45 0,028 0,972 85,933 73,66 8,70 8,75
?\ ))

1 5 108,80 7,2A 102,07 6,99 l5


51,99 8,39 58,36 6,59

0,000

29,30 0,000

t (paired) p

24,165 0,000

34,793 0,000

32,232 0,000

Keterangan: : Denyut Nadi per menit DN PDN : Penurunan DenyutNadi : Kl KelompokI (pemulihan aktifjogging) : KelompokII (pemulihan K2 aktif be{alan) : pasif) K3 KelompoktrI (pemulihan Hasll paired sample/-fesf dengana : 0,05 terhadapdataDN Awal dan DN Akhir ternyatapadaKl, K2 dan K3 menunjukanperbedaan bermakna (p < 0,05). padao:0,05 ternyata Hasil analisisDN Awal dengan rji ancma ketigakelompok tidak menujukan perbedaan bermakna (p > 0,05). Sedangkan DN Akhir ketiga kelompok ternyata menunjukanperbedaan bermakna(p < 0,05), oleh karena itu (LSD). analisisdatadilanjutkandengan Mukiple Comparisons

62

Tabel 7. Hasil Analisis Multiple Comparisons(LSD) Perbedaan DN Akhir dan AnalisisPerbedaan Penurunan DN. Variabel Tergantung
Kelompok

(r)
KI

Kelompok

(r)
K2 K3 K1 K3

Perbedaan rerata (I-J)

p 0,021 0,000 0,021 0,000 0,037 0,000 0,037 0,000

+ 6,73* + 22,87* - 6,73* + +16,13 - 6,27* * -21,60 + 6,27* * - 15,33

DN AKHIR

K2
KI

r<2
K3 K1 K3

Penurunan DN

ru.

Berdasarkan hasil analisispadatabelT di atasmenunjukan bahwaperbedaan DN Akhir antarkelompok(Kl danK2, Kl dan K3,K2 dan K3) ternyataberbeda (p < 0,05). Demikian pula besarnya bermakna penurunan (bedanilai) DN setelah pemulihanternyataantaraKl dan K2 berbedabermakna(p < 0,05), denganretata perbedaan sebesar6,27 denyutl menit. Antara Kl dan K3 berbedabermakna (p < 0,05), denganrerata perbedaan sebesar21,60 denyut/menit. Antara K2 dan K3 berberda bermakna (p < 0.05), dengan rerata perbedaansebesar15,33 denyut/menit. Hasil analisis di atas menunjukan bahwa pemulihan yang berlangsungsecara pasif paling cepatmenurunkan DN daripadapemulihanalctif. 5.6 EfekPemulihanTerhadapwaktu TempuhLari Bolak-Balik6 x 10 m Analisis data waktu tempuh (detik) tes lari bolak-batik 6 x l0 m (wrLB) antara lain dengan(a) uji T-Sepasang Qtaired sample t test) untuk mengetahui efektivitas pemulihan terhadap penunrnanWTLB dalam tiap kelompok subjek dan (b) Anova (analysis of variances) untuk membandingkan penurunan(beda nilai) WTLB antarkelompok.

63

Tabel 8. F{asilAnalisis Data Waktu TempuhTes Lari Bolak-balik 6 x 10 m

WTLB

K1 Mean

K2 SD
Mean

K3

ANOVA

SD

Mean

SD

p
0,686 0,000

Awal Akhir PWLTB

15 l5 15

19,07 0 , 5 1 3 19,r3 0,466 17,75 0,394 1,321 0,350 17,97 l,16 0,496

18,99 0,384 0,381 19,05 0,423 37,58

0,184 - 0,06

0,224 125,0 0,ooo

t @aired) p Keterangan: WTLB PWTLB K1 K2 K3 :

14,628 0,000

24,338 0,000

- 1,118 0,283

: Waktu Tempuhtes Lari Bolak-balik 6 x 10 m Penurunan Waktu TempuhtesLari Bolak-balik6 x l0 m KelompokI (pemulihan aktifjogging) Kelompoktr (pemulihan aktif berjalan) KelompokIII (pemulihanpasif)

Hasil paired samplet-test dengan o:0,05

terhadap dataWTLB awal dan

akhir ternyatapadaKl maupunK2 menunjukanperbedaan bermakna(p < 0,05), sedangkanpadaK3 menunjukanperbedaan tidak bermakna(p > 0,05). Hasil analisis data WTLB Awal denganuji anova pada cr,: 0,05 (tabel 8) ternyata ketiga kelompok tidak menunjukan perbedaanbermakna (p > 0,05). Sedangkan data WTLB Akhir ternyata ketiga kelompok menunjukanperbedaan bermakna (p < 0,05), oleh karena itu analisis data akhir dilanjutkan dengan Mul t ipl e Compar isons(LSD).

64

Tabel 9. Hasil Analisis Multiple Comparisons(ISD) Perbedaan WTLB Akhir dan Analisis Perbedaan Penurunan WTLB

Variabel Tergantung WTLB Akhir

Kelompok

(r)
KI

Kelompok

(r)
K2 K3 KI K3
K2 K3 K1 K3

Perbedaan rcrata (I-J)

p 0,021 0,000 0,021 0,000 0,037 0,000 4,037 0,000

- 0,2247 * - 1,3033 + 0,2247 * - 1,0787


+ 0,1620 * + 1,3860

K2

Penurunan WTLB

KI

K2

-aJ62A
* + L,2240

Keterangan : : Waktu Tempuhtes Lari Bolak-balik6 x 10m WTLB : KelompokI (pemulihan Kl aktifjogging) K2 K3:
KelompokII (pemulihan aktif berjalan) KelompokItr (pemulihan pasif) Berdasarkan hasil analisispadatabel 9 di atasmenunjukan bahwaperbedaan WTLB Akhir antara Kl dan K3 maupun antara K2 dan K3 adalah bermakna (p < 0,05), sedangkan WTLB Akhir antaraK1 dan K2 ternyatatidak menunjukan perbedaan penurunan(bedanilai) bermakna(p > 0,05). Demikian pula besarnya WTLB temyata antaraKl dan K3 berbedabermakna(p < 0,05), denganrerata perbedaan 1,386detik. Antara K2 dan K3 berbeda (p < 0,05),dengan bermakna rerata perbedaan 1,2240 detik. Sedangkanantara Kl dan K2 tidak berberda (p > 0,05). bermakna

65

EAE

vI

PEITIBAHATATI

.=

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik SubjekPenelitian Data karakteristik subjek penelitian meliputi usia, indeks massa tubuh (MT), skor tes samapta"A" pra penelitian ketiga kelompok berdistribusinormal (one sampleKolmogorov-Smirnov test, p > 0,05), Homogen(Levene statistic, p > 0,05). Hasil uji bedakarakteristik subjekantarkelompokdengan anovapada nilai kemaknaan (o) 0,05 tidak menunjukan perbedaan yang bermakna

(p > 0,05). Dari hasil ketigaanalisis tersebut diasumsikan bahwaketigakelompok berasaldari populasi yang samadan homogen. Hal ini menunjukanrandomisasi telah mendistribusikansubjek penelitian menjadi tiga kelompok yang seimbang, sehingga diasumsikan bila ada perbedaan hasil penelitian terhadap variabel tergantungtidak dipengaruhioleh karakteristik subjek melainkan sebagaiakibat perlakuan brebeda yang diberikan pada tiap kelompok. Seluruh data hasil penelitian ini adalah berdistribusi normal dan homogen sehingga proses pengolahan datadilakukan denganmetodestatistik parametrik. 6.2 Kondisi Fisik subjek Penelitian sebelumsampling Darah Awal Informasi tentangkondisi kesehatan subjek penelitian (n:45) secara umum diperoleh melalui indikator tekanan darah dan wawancarariwayat kesehatan. Hasil dari dua kali pemerikasaan tekanan darah dalam rangkaianpenelitian ini padaseluruhsubjek,menunjukan reratasistole 118 mmHg (ll0 s/d 125 mmHg) dan reratatekanandiastole 78 mmHg (70 s/d 85 mmHg) atau terdapatperbedaan

66

tekanansistole dengandiastole sebesar 40 mmHg. Pearce(1987) menyebutkan perbedaan tekanandarah sistole dan diastole yang normal berkisar antara30 s/d 50 mmHg. Hasil wawancaratidak ditemui riwayat penyakit kronis dan keluhankeluhan subjektif seperti, pusing, badan/ototterasa sakit, lelah seluruh badan, batuk atau flu. Dengan demikian seluruh subjek penelitian diasumsikanlayak melaksanakan penelitianini. Sebelumpengambilan sampeldarahuntuk mengukurkadarasamlaktat awal maka kondisi subjekharuslahsama. Parameter yang digunakanuntuk mengontrol kondisi fisik subjek tersebut, antara lain, (a) denyut nadi istirahat (DNI) atau denyut nadi yang diukur sebelum melakukan tes samapta"A", (b) skor tes samapta"A" (STSA), (c) denyut nadi kerja (DNK) atau denyutnadi yang diukur "A" dan (d) intensitaskerja (INTS) atau sesaat setelahmenyelesaikan tes samapta persentase DNK terhadap denyutnadi maksimal(DNM :220 - usia). Hasil analisisdenganuji anova padaa : 0,05 menunjukanseluruhvariabel (DM, DNK STSA dan IK) antar kelompok tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05). Hal ini menggambarkan bahwakondisi fisik ketiga kelompok subjek sebelumdan sesudah tes samapta"A" atau sebelumpengambilansampeldarah awal adalahdalam kondisi yang sama,sehinggadiasumsikanbila ada perbedaan hasil akhir penelitian pada variabel tergantung merupakan akibat perbedaan perlakuanpemulihanyang diberikanpadamasing-masing kelompok.

67

6.3 Kondisi Lingkungan Penelitian ini dilaksanakandi lapanganterbuka atau di stadion olahraga Akademi TNI AU Yogyakartayang telah dilengkapi denganlintasan lari sejauh 400 m. Pengambilan data inti penelitiandilaksanakan dalam 3 hari berturut-turut dengan waktu dari pukul06.00wib sid 06.45. Hasil pengukuran, tercatatkelembaban udaraantara63a/o sld76 o/o, dengan suhuudara(suhukering) antara21" C sld 23" C atau 70'F s/d 73'F. Merujuk

pada grafik 6.1, berarti persentase kelembabanudara dan suhu udara tersebut beradadalam daerahaman(daerah1) untuk beraktivitasfisik (Patedkk, 1993). Janssen(1993) menyatakan,umumnya suhu lingkungan sampai dengan 24" C ttau75" F adalah baik untukbebandayatahan(endurance). Ketinggian tempat penelitian (AAU Yogyakarta)beradat 75 meter di atas permukaanlaut dan termasukke dalam dataranrendahyang cukup kaya oksigen dibandingkanpadadaerahdatarantinggi. Walaupunsubjekberasaldari berbagai daerahyang berbedaketinggian, namun selamalebih kurang 1 tahun di AAU diperkirakansudahmengalamiaklimatisasiyang sempurna. Berdasarkan uraian di atas,pengaruh varibel kelembaban udara,suhuudara dan ketinggian tempat dapat diklasifikasikan sebagai variabel random atau variabel rambang, yaitu variabel yang diabaikan pengaruhnyaterhadap hasil penelitian(Zainuddin,I 988).

68

100
E =

Heo

F80
70 F a)
{t)
ah

g60

:s

Sso
40

Grafik 6.1 Indeks kelembaban udararelarif. Daerah 1 merupakandaerahaman untuk aktivitas fisik, daerah2 memerlukanperhatian dan daerah3 mengaamanatkan penggunaan yang sangatberhati-hatidengansetiap programkegiatanfisik yangberat (Patedkk, lg93). 6.4 Kadar Asam Laktat Darah (KALD) 6.4.1 Kadar Asam Laktat Darah Awal (KALD Awal) PengukuranKALD Awal dilaksanakansesaatatau segerasetelahsubjek menyelesaikantes samapta "A". Berdasarkanhasil uji beda antar kelompok denganAnova seperti pada tabel 4 menunjukantidak ada perbedaan bermakna. Hal ini menggambarkanbahwa kondisi kemampuan maksimal subjek tiap kelompok sebelum menerima perlakuan pemulihan adalah seimbang. pada grafik 1 menunjukanKALD Awal dari ketiga simbol kelompok berhimpit atau beradadalam satutitik.

69

RERATAKADAR ASAM LAKTAT DARAH 10 I


=

o
=

E 7
6 5 AWAL --Jogging -F Berjalan*Kontrol AKHIR

Grafik l.

Keadaan kadar asam laktat darah sesaat setelah tes samapta"A" (awal) dan setelah pemulihan 10 menit (akhir).

Rerata KALD Awal pada seluruh subjek (n:a5) sebesar 8,67 mMol/l menunjukantelah terjadinya peningkatankadar asam laktat darah dari keadaan istirahat (sebelumaktivitas) yang diperkirakanantara1-2 mMolA (Mattner, 1988; Fox, 1988 , Janssen, 1993).Peningkatan ini menunjukan bahwa ak$ivitasfisik memberi responpeningkatan metabolisme untuk memenuhikebutuhanenerginya. Padaaktivitas fisik yang semakintinggi intensitasnya terjadi pergeseranpasokan energi dari aerobik bergeserke anaerobik. Mercier (1991) mengatakan aktivitas fisik yang dilakukan denganintensitasyang semakintinggi akan meningkatkan kadar asamlaktat dalam darah. Ali;tivitas fisik yang meningkat,maka kebutuhan energtdan kebutuhanoksigenjuga meningkat. Pasokanoksigendapatditingkatkan denganmeningkatnya respirasidan denyutjantung. Ketika aktivitas maksimal peningkatan respirasi dan denyut jantung tidak mencukupi sehingga terjadi

70

metabolismeanaerobikdan meningkatkankadar asam laktat di otot dan darah. Williams (1993) dalam penelitiannyamenemukanbahwa kadar asam laktat mempunyaihubungan positif yang signifikan denganpeningkatan bebandan lama aktivitas. Hal ini disebabkan oleh keterlibatanmetabolismeanaerobikatau sistem laktat. Pembentukan asam laktat akan terjadi pada kerja progresif yang dinamis dari submaksimal menujumaksimal. Kadar asam laktat darah yang tinggi akan sangat merugikan kinerja seseorang,sebab penimbunan asam laktat akan menyebabkankelelahan dan menurunnya kekuatankontraksi otot, hal ini disebabkan oleh menurunya dayaikat ion Ca* pada troponin, dan meningkatnyadaya ikat retikulum sarkoplasmik terhadapion Ca-. Kedua mekanismeini akan menwunkanjumlah ion kalsium yang diikat pada troponin selama kontraksi otot, sehingga sangat merugikan aktivitas fisik yang memerlukan kinerja tinggi (Linnamo dkk, lggg). Janssen (1993) menyatakanbahwa kandungankadar asam laktat darah 6 mMoUl sudah dapat merugikan kinerja, mengganggu tingkat koordinasi gerakan,dapat menyebabkancederadan terhambatnya enzim glikolisis. 6.4.2 Kadar Asam Laktat Darah Akhir (KALI) Akhir) PengukuranKALD Akhir dilaksanakansesaatatau segerasetelahsubjek menyelesaikan pemulihan selama 10 menit. Hasil analisis statistik perbedaan antaraKALD Awal dan KALD Akhir denganuji t-sepasang Qtairedsample t-test) menunjukanbahwa pemulihan aktif dengan jogging dan aktif denganberjalan setelahtes samapta"A" efektif menurunkanKALD. Sedangkan pemulihanpasif (berbaring) tidak efektif untuk menurunkan KALD. Hasil penelitian ini

7I

menunjukanbahwa dalam masa 10 menit pemulihanpasif temyatajustru terjadi prosesponingkatanKALD, akibatnyarerata KALD di kelompok 3 setelahmasa pemulihan adalah 0,3% lebih tinggi dari rerata KALD Awal, walaupun secara statistik peningkatan tersebuttidak bermakna. Gambanrn penurunan KALD dapat dilihat padagrafik 1. Hasil uji LSD (Least significant Dffirence) seperti pada tabel 5 menunjukanbahwa jenis pemulihan aktif dengan jogging maupun aktif dengan berjalan lebih banyak menurunkanKALD dibandingkanjenis pemulihan pasif. pemulihan aklif dengan Sedangkan jogging dan aktif denganberjalan memiliki efeklivitas yang setara dalam menurunkan KALD. Secaraberturut-turut beda penunrnan KALD dalam mMolil ; antaraKl dan K2 sebesar 0,42a mMom (tidak bermakna), antaraKl dan K3 sebesar1,800mMol/l (bermakna).Antara K2 dan K3 sebesar 1,380mMolA (bermakna). Pemulihan aktif maupun pasif selama 10 menit nampaknyabelum cukup untuk menurunkankadar asam laktat darah sampaipada tingkat normal (seperti keadaansebelum aktivitas fisik), bahkan pada kelompok kontrol (pasif) waktu tersebutbelum cukup pula untuk memulihkansampaidibawahreratakadar asam laktat darahsetelah "A". PenelitianFox (1988)membuktikan tes samapta bahwa pemulihan kadar asamlaktat darah sampaipadatingkat normal (seperti keadaan sebelumaktivitas fisik) memerlukanwaktu antara20 s/d 60 menit. Penelitianlain (Astrand, 1986) menyatakanefektivitas pemulihan untuk membersihkanasam laktat berhubungan dengandurasi danjumlah otot yang digunakandalam proses pemulihan.

72

Adanyaperbedaan reratakadar asamlaktat darahsetelahfasepemulihan l0 menit antar kelompok menunjukanbahwa bentuk pemulihan aktif maupunpasif berpengaruhterhadap perubahankadar asam lakfat darah. Perbedaantingkat penurunan KALD tersebut disebabkan oleh ambilan dan penggunaanlaktat sebagai sumberenergtoleh otot yang sedang aktif. Transporlaktat di dalamdarah dan penggunaannya oleh otot bergantungpada faktor metabolismedi sel otot. Metabolisme sel otot yang aktif dipengaruhioleh bentuk pemulihanyang dipilih. Tipe ataubentuk pemulihanberpengaruh signifikan terhadapkecepatan eleminasi laktat. Pemulihan aktif lebih menguntungkandalam mempertahankan kinerja selamapelatihan berulang (Thiriet dkk, 1993).Penggunaan asam Qtreservatiue) laktat sebagaisumberenergrdenganaktivitas pemulihani0 % sld,S}o/o voz -u* akanmempercepat pembersihan asamlaktat (Bangsbo dkk,lgg3\. Bermaknanya penunrnankadar asamlaktat darahmelalui pemulihan aktif denganiogging maupun pemulihan aktif denganberjalan diduga karena masih lebih tingginya metabolisme aerobik, sirkulasi darah ke seluruh tubuh, denyut nadi, curah jantung, dan kebutuhanATP danpada kelompok pemulihan pasif. Brooks dkk (1984) membuktikan bahwa pembersihankadar asam laktat darah lebih cepat dengan melakukan pemulihan aktif aerobik secaraterus menerus. Brooks dan Gaesser(1996) menyatakanbahwa mekanismeyang paling penting dalam pemulihan asamlaktat adalahterjadinya oksidasi laktat pada otot rangka. Bangsbo(1994) menyimpulkan, pemulihanselama10 menit, konsentrasi setelah asamlaktat otot pada pemulihanpasif lebih tinggi dibandingkanpadapemulihan aklif karenapadapemulihanpasif laju aliran darahlebih rendahbila dibandingkan pemulihan aktif.

IJ

6.5 PengaruhIntensitasPemulihan Oksidasi asam laktat secara aerobik merupakan bagran terbesar dalam prosespembersihan asamlaktat. Adanya perbedaandalam penurunan asam laktat pada saat pemulihan disebabkanoleh adanya perbedaanoksidasi, yang dipengaruhi oleh bentuk dan intensitaspemulihan (Fox, 1984). Setaranya

efektivitas pemulihanaktif dengan jogging denganpemulihanaktif berjalandalam menurunkankadarasamlaktat darahpadapenelitianini adalahdidugaberhubungan denganbebanatau intensitaspemulihan yang diberikan,dalam hal itnjogging dan berjalan dilakukan dengankecepatan yang sama(88 meter/menit)atau setara '?" (Bompa, 1994). dengan37,21 %o kemampuan maksimaldalam tes samapta Hal ini menggambarkan bahwa dengankecepatan yang samaternyataperbedaan sifat maupun teknis antara gerakanjogging dan berjalan tidak menimbulkan perbedaan intensitaspemulihanyang bermakna. Tingginya penunrnankadar asamlaklat darahpadapemulihanaktif, diduga oleh meningkatnyakerja aerobik, lancarnya sirkulasi darah ke seluruh tubuh, denyut nadi lebih tinggi, curah jantung lebih tinggi dan kebutuhanATP lebih tinggi daripadakelompok pemulihanpasif. Dood (1984) membuktikanbahwa pembersihan asamlaktat darah akan lebih cepat denganpemulihan aktif aerobik secara terus-menerus. Beban aktivitas aerobik selama pemulihan akan meningkatkansirkulasi lak;tat sampai 20 kali (Ryan,l995). Bangsbo (lgg4) menyimpulkansetelahpemulihan selama 10 menit, konsentrasiasamlaklat otot pada pemulihan pasif lebih tinggi dibandingkanpada pemulihan aktif. Hal ini padapemulihanpasif laju aliran darahlebih rendahbila dibandingkan disebabkan denganpemulihanaktif.

74

Pemulihan aktif berkesinambungan menghasilkanpenurunanasam laktat darah lebih cepat. Kondisi ini memungkinkan terjadinyapenggunaan asamlakfat sebagaisumberenergr.Penggunaan asamlaktat darahsebagai sumberenergiakan mempercepat pembersihan asamlaktat dalam darah,tetapi bila bebanpemulihan yang digunakan lebih besar dari beban aktivitas maksimal maka dapar menimbulkanproduksi asamlaktat baru. Bebanpemulihanyangberkaitandengan penurunan kadar asamlakfat darahadalahbebanaerobik,tetapi tidak beradapada ambang anaerobik (Belcastro dan Bonen, lg75). weltman dkk (l9gg) juga membuklikan bahwa beban pemulihan aktif di bawah ambanganaerobik lebih efektif dalammenurunkan kadarasamlaktat darah.Asam laktat akandibersih-kan (remova[) dari otot yang memproduksi. Dengan demikian akan terjadi

peningkatankadar asam laktat di dalam aliran darah yang merupakanindikasi adanya pembersihanasam laktat dari otot yang memproduksinya.Pengiriman asam laktat (travel) oleh darah ini akan dipergunakansebagaisumber energi. Otot yang tidak terlibat dalam aktivitas fislk (nonexercisemuscle\ memiliki peranan penting dalam pembersihanasam laktat selama pelatihan dan setelah pelatihan. Pemulihanaktif berkesinambungan denganbeban3A - 45% dari kapasitas kerja maksimal,lebih banyakmelibatkanotot merahuntuk aktif bekerjadibanding otot putih. Oleh karena itu, tedadi peningkatan eleminasi asam laktat dan penggunaan asam laklat sebagaisubtrat dalam pembentukan ATP diserabutotot aktif. Hal itu disebabkan otot merahmemiliki aktivitas enzim oksidatif dan enzim heksionikinase tinggi (NordheimandVollestad,1990).

75

Beberapaciri otot merah yang menguntungkan dalam pembentukanATp melalui metabolisme aerobik yang berperan dalam eleminasi asam laktat diantaranya;memiliki aktivitas enzim oksidatif, mioglobin, mitokondria, kapiler, yang tinggi. Sedangkan transpor asam laktat ke dalam otot merah juga tinggi dibandingkan otot putih (Bon dkk, 199I ). Brooks (1986) menyatakan bahwamekanisme yang paling pentingdalam pemulihan asam laktat adalahterjadinya oksidasi asam laktat pada otot rangka. Asam laktat yang dihasilkan oleh otot tipe IIb dibawa ke otot tipe IIa atau tipe I untuk dioksidasi. Besarnyahasil oksidasi asam laktat denganketerlibatanjenis otot I atau IIa sangatbermakna. Aktivitas fisik aerobik akanmeningkatkan enzim laktat dihidrogenaseyang bertanggungiawab terhadap perubahanasam laktat menjadi piruvat. Asam laktat digunakan oleh jantung atau hati untuk diubah menjadi glukosaatau glikogen otot. Secara khususotot dapatmenggunakan asam laktat sebagai sumberenergi. Padapemulihandenganbebanaerobik 30 - 45o/o, asamlak;tatakan diubah menjadi piruvat, selanjutnya dioksidasimenjadi Coz dan F{zo, asamlaktat juga dikonversi menjadi alanin. Selamapemulihan ini penurunankadar asam laktat darah terjadi lebih cepat dibanding pemulihan pasif, karenaadanyapeningkatan difusi dari otot aktif ke sirkulasi darahdan ke otot lain yang memiliki kadar asam laktat darah lebih rendah untuk digunakan sebagai sumber energl atau untuk glikogen(Hermansen sintesis dan Add,1977). Perubahanaktivitas metabolisme dan aliran darah berpengaruhterhadap penggunaan asamlaktat. Pemulihanaktif denganbeban30 - 45 7o sangatberhu-

76

bungandenganpeningkatankecepatanmetabolisme,curahjantung, aliran darah Sehinggaterjadi peningkatantranspor dan penggunaan asam lak;tat. Disamping ttu peningkatan otot lokal juga memiliki peran dalam meningkatkan sirkulasi asamlaktat (Gupta, 1996). Tingginya curahjantung akanmendorongpenggunaan asam lakfat oleh jantung. Selain itu peningkatan aliran darah pada kulit saat ak;tivitastubuh akan meningkatkanpenggunaan asam laktat oleh jaringan kulit, dan sangat khusus oleh kelenjar keringat. Fox (1983) menyatakanasam lalctat dapatdieksresimelalui keringat,meskipunhanyasedikit. 6.6 Denyut Nadi (DN) Berdasarkanhasil uji anova variabel denyut nadi istirahat (D].{I) yang disajikan dalam tabel 2 menunjukanbahwa randomisasitelatr mendistribusikan subjek secara acak menjadi 3 kelompok yang seimbang. Dengan demikian perbedaan hasil akhir penelitian (v.tergantung) disebabkan oleh pengaruh perlakuan pemulihan. Dari hasil analisis deskripsi rerata denyut nadi sebelum aktivitas fisik (DNI) berkisar antara 61 - 72 denyuVmenit.Denyut nadi orang coba merupakan perkiraan denyut nadi orang sehat dalam keadaan normal. Denyut nadi orang sehat antara 70 - 80 denyuvmenit (Janssen,1993), 60 - 73 denyuvmenit (Neiman,1993),60- 80 denyuVmenit (wilmore, 19s4)dan 60 - 90 denyuvmenit (Fox, 1988). Dengan demikian subyek penelitian masih dalam kategorinormal. Pengukuran denyut nadi istirahat dilakukan bila orang coba dalam keadaan tenang. Sehingga tidak adanyagambaran naik turunnyadenyutnadi (tidak stabil). Untuk menstabilkannilai DNI tersebutmaka diberikan waktu adaptasiselama5 menit dengancaraberbaringrileks di atasmatras. Waktu yang diberikanselama5

77

psikologis praktek tes karenasecara menit ini dirasakancukup untuk beradaptasi, "A" dan tes lari bolak-balik 6 x 10 meter merupakan aktivitas yang biasa samapta jasmani TNI secara dilakukan, bahkan lebih ringan daripada tes kesamaptaan keseluruhan (6 item tes), sehingga bukan merupakan beban yang dapat rasatidak mampuataurasatertekan. Faktor psikologis menimbulkankecemasan, ini perlu diperhatikan,karenamemberikanandil terhadapmeningkatnyadenyut nadi istirahat orang coba. Lamb (1984) menyatakanbahwa peningkatandenyut nadi sebelum pelatihan disebabkan oleh rangsangancemas atau rangsangan sebelum emosionaldi pusatcardio accelerator padadasarotak. Asal kecemasan pelatihanadalahsistemlimbik di otak (limbic lobe padacortexdanhypothalamus) yangmengaktifkanserabutsaraflangsung ke pusatkontrol jantung di medula. 6.6.1 Denyut Nadi pada Tes Samapta"L" Denyut nadi meningkatsecaralinier denganpeningkatanbeban/intensitas kerja dan kebutuhan oksigen. Kenaikan ini disebabkan oleh saraf kardioakseleratoryang melepashormon epineprin dan teregangnyanodus sinoatrium (Neiman, 1986). Alctivitas fisik meningkat yang ditandai dengan peningkatan denyut nadi, akan meningkatkan hormon epineprin dan nor epineprin secara progresif ke dalam darah. Hormon ini akan meningkatkandenyut nadi selama "N' pelatihan(Lamb, 1984).Dalam penelitianini setelahak;tivitas tes samapta terjadi peningkatandenyut nadi dari denyut nadi istirahat (DNI) menjadi denyut nadi kerja (DNK). Berdasarkanhasil uji anova seperti pada tabel 6 dapat dinyatakanbahwa <'A" semua kelompok dalam melaksanakan aktivitas fisik tes samapta (mohonperiksatabel 4). yang seimbang mengerahkan kemampuan

78

6.6.2 Denyut Nadi SelamaPemulihan Selamapemulihan denyut nadi memiliki kecenderungan menurun,hal ini terlihat pada perubahannilai rerata denyut nadi setelahtes samapta"A" (DN Awal) ke denyut nadi setelahpemulihan selama 10 menit (DN Akhir), seperti padatabel 6. Penurunan denyutnadi sesuaidengankebutuhanenergi dan oksigen jaringan. Melalui uji ISD ternyatapemulihanpasif (K3) paling cepatmenurunkan ke{a jantung dibanding dua kelompok lain yang melaksanakan pemulihan aletif denganjogging maupun denganberjalan. Hal ini karena kebutuhanenergi dan oksigen pada pemulihan pasif yang lebih rendah dibanding pemulihan aktif. Demikian pula pemulihan aktif denganberjalan secarastatistik lebih cepat menurunkandenyutnadi dibandingpemulihanaktif denganjoging. Namun bila ditinjau dari jumlah denyutnadi hanyaberbeda6 denyuVmenit.Secara fungsional jumlah perbedaantersebut belum menunjukan perbedaanyang ekstrim, atau masih dalam rentang denyut nadi normal. Denyut nadi normal antara 70 - 80 denyuVmenit atau rentangperbedaan 1993),60 - 73 sampai10 denyut(Janssen, denyuVmenit, rentangperbedaan sampai 13 denyut (Neiman, 1993), 60 - 80 denyuVmenit, rentangperbedaan sampai20 denyut (Wilmore, 1984)dan 60 - 90 denyuVmenit, rentangperbedaan sampai30 denyut(Fox, 1988).Dengandemikian keadaantersebut diduga belum memberi perbedaanpengaruhyang signifikan terhadap laju aliran darah yang membawaoksigen dalam prosesoksidasi asam laktat.

79

RERATA DENYUTNADI 170


g

tr o

{50

E 130
{J

tt

= 110 tr o 90

70 50
DNI DNK DNP

Jogging

{FBerialan

-*-Kontrof

Grafik 2. Keadaandenyut nadi istirahat, denyut nadi kerja dan denyutnadi pemulihan.

6.7 Waktu Tempuh Tes Lari Bolak-balik 6 x 10 Meter (WTLB) WTLB digunakan sebagaiparameteruntuk menajamkanhasil penelitian mengenaiefek ketiga bentuk pemulihan terhadappenurunankadar asam laktat darahdan denyutnadi. Semakinsingkatwaktu yang ditempuhdalamtes ini akan menunjukan kapasitas kerja atau cadangan kemampuan fisik semakin baik. Pertimbanganyang diambil dalam memilih bentuk tes lari bolak-balik 6 x 10 meter ini, selain adanyapersamaan otot-otot yang banyak digunakan(otot-otot jasmani TNI besar tungkai) juga relevansinyadengankegiatan tes kesamaptaan sebagai salahsatuitem tes yang sampaisaatini masihdigunakan. Berdasarkan uji anova variabel WTLB Qretest) menunjukan bahwa

kemampuanatau prestasi awal tes lari bolak-balik 6 x 10 meter pada seluruh

80

subjek adalahseimbang. Hasil analisis paired samplet-test yangdisajikanpada tabel 8 menunjukanbahwa pemulihan aktif denganjogging dan aktif berjalan dapat memberi dampakyang efektif untuk meningkatkanprestasites lari bolakbaltk 6 x 10 m. Sedangkanpemulihan pasif tidak efektif, bahkan tidak meningkatkanprestasisedikitpun. Untuk mengetahui bentuk pemulihanmanayang paling efektif atau paling berpengaruhpositif untuk menurunkanWTLB dalam penelitian ini, maka berdasarkananalisis denganuji ISD (Least Significant Dffirence) menunjukan

bahwajenis pemulihanaktif (iogging maupunberjalan) lebih efektif mengrunkan WTLB dibandingkanjenis pemulihan pasif. Sedangkan pemulihan aktif dengan iogging dan aktif dengan berjalan memiliki efektivitas yang setara dalam menurunkanWTLB. Secaraberturut-turut beda penurunanWTLB dalam detik; antara Kl dan K2 sebesar0,1620 detik (tidak bermakna), antara Kl dan K3 sebesar 1,3860 detik (bermakna), antara K2 dan K3 sebesar l,zz4 detik (bermakna). PerubahanWTLB digambarkan sepertigrafik 3. Adanya linier penurunantingkat kelelahan dengan kapasitas

kerja, yang ditunjukan dengankemampuandalam tes lari bolak-balik 6 x 10 m pasca pemulihan aktif denganjogging maupun dengan berjalan menunjukan adanya korelasi positif antara penurunan kadar asam laktat darah dengan peningkatan cadangan kapasitas kerja fisik.

81

RERATAPENURUNAN WAKTUTEi'PUH TES IARI BOIAK.BALIK6 X 10 M

2A
,5

{e
; =
E

g18

gi7
(E

,|6

*Jogging

-FBerjalan

#Kontrol

waktu tempuh tes lari bolak-balik 6 x 10 m Grafik 3. Perubahan setelahperlakuanpemulihanyangberbeda 6.8 Implikasi Praktis Hasil Penelitian Mengacu pada hasil analisis dari ketiga variabel tergantung(kadar asam lalctat darah, denyut nadi dan waktu tempuh tes lari bolak-balik 6 x 10 meter) menunjukanbahwa waktu pemulihan selama10 menit denganintensitas+ 37 a/o atau kurang dari 50 o/oYOz*u, pada penelitian ini tampak belum cukup untuk mernrrunkan kadar asamlaktat darahhingga mencapaidi bawah 6 mMoVl, yang diidentifikasikan sebagai nilai ambang batas timbulnya gangguan terhadap kapasitas koordinasi, sehingga pencapaian kapasitas kerja pasca pemulihan menjadi kurang optimal. Keadaanini menunjukanpula bahwapenurunandenyut nadi pada prosespemulihan dalam penelitian ini terlalu cepat,yang mengakibatprosesoksidasi kan aliran darahyang membawaoksigenmenjadi lambat sehingga yang menjadi bagian terbesar dalam pembersihanasam laktat darah kurang optimal.

82

Hasil analisis frekuensi denyut nadi setelahpemulihanpasif pascaaktivitas yang mengakibatkan pergeseran penggunaan sistem energi aerobik ke anaerobik menunjukanbahwa denyut nadi yang lebih rendahdibanding denyut nadi setelah pemulihanaktif bukan merupakanindikator bahwatingkat penurunan kelelahan melalui pemulihanpasif lebih cepat. Kapasitas kerja pasca pemulihan yang ditunjukan dengan kemampuan dalam tes lari bolak-balik 6 x 10 m menggambarkan bahwa terdapat korelasi positif (hubungan linier) antara menurunnyakadar asam laktat darah dengan menurunnya tingkat kelelahanotot. Otot yang lebih cepatmencapaikeadaan pulih positif terhadapkinerja fisik berikutnya.Hal ini menunjukanbahwa berpengaruh prosesoksidasiasamlaktat darahmelalui pemulihanaktif telah meresintesis ATP sebagaihasil pemecahanglikogen lebih besar, sehinggacadanganenergi yang terbentukpun menjadi lebih besar dibandingkan proses oksidasi melalui pemulihan pasif. 6.9 KelemahanPenelitian Refresentasifitashasil penelitian dirasakanmasih belum optimal, hal ini karenapenelitianmasihmengandung kelemahan-kelemahan, antaralain: a. Variabel waktu (durasi) dan intensitaspemulihankurang bervariasi(hanya 10menit). b. subjek penelitian yang digunakan hanya berasal dari satu strata, yaitu Taruna AAU Tingkat I dan hanyayang memiliki statuskesegaran jasmani kategoribaik. c. Gendersubjekpenelitianhanya yangberjeniskelaminlaki-laki.

83

BAE

l'II

SIII'IPULAil DAN SARAH

il

BAB VII SIMPT]LAI{ DAN SARAN

7.1 Simpulan jogging, Berdasarkanhasil penelitian tentang efek pemulihan aktif dengan pemulihan ak;tif denganberjalan dan pemulihan pasif masing-masing selama 10 menit setelah melaksanakantes samapta"A" TNI bahwa: a. jogging maupun pemulihan aktif denganberjalan Pemulihan aktif dengan terbukti dapatmenurunkankadar asamlaktat darah,denyut nadi dan wakf,u tempuhtes lari bolak-balik 6 x 10 m. b. Pemulihan aktif denganjogging dan pemulihan aktif dengan berjalan maka dapat disimpulkarq

memberi efek yang setaradalam menurunkankadar asamlaktat darahdan memperpendek wak*utempuhtes lari bolak-balik 6 x 10 m. c. Pemulihan aktif denganberjalan terbukti lebih cepat menurunkandenyut nadi dibandingpemulihanaktif jogging. 7.2 Saran a. Untuk menurunkankadar asam laktat darah dan denyut nadi hingga lebih mendekati nilai sebelum aktivitas fisik dengan bentuk dan intensitas pemulihan akfif seperti dalam penelitian ini, maka wakf,u pemulihan hendaknya lebih lama. Oleh karena itu alokasi waktu istirahat yang ditentukan setelah tes samapta"A" TNI (10 s/d 15 menit) sebaiknya

menggunakan waktu istirahatmaksimal,yaitu 15 menit.

84

b.

Fisik raruna AAU diasumsikan cukup terlatih, maka dengan intensitas pemulihan! 37 % pada penelitian ini dirasakanbelum menurunkankadar asamlaktat secara optimal. Oleh karenaitu hendaknya intensitaspemulihan - 50 o/o. ditingkat-kannamunmasihdalamrentangintensitas30 o/o

c.

Bentuk pemulihan dan beban pemulihan merupakansatu kesatuanmaka untuk mempercepatpenurunankadar asam laktat darah dan denyut nadi sebaiknya digunakansecafttbersama-sama. Oleh karenaitu apabilaalokasi waktu pemulihan yang ditentukan oleh panitia tes samapta"N' adarah10 menit maka pemulihanaktif berjalanmerupakan pilihan terbaik.

d.

Metode pemulihan aktif denganjogging dan aktif denganbe{alan dapat diaplikasikanuntuk pemulihanpadaolahragalari lainnya,khususnya seperti lari jarak pendekdan jarak menengah, atau pascalari jarak jauh yang pada menit-menit atau detik-detik terakhir mengerahkan kemampuan aerobiknya secara maksimalsehingga melampauiambangrangsang anaerobik.

e.

Masih diperlukan penelitian lebih lanjut denganmenambahvariabel yang lebih spesifik untuk mengungkapfaktor apa saja yang dapat mempercepat penunrnan kadar asam lak;tat darah, terutama yang dapat menurunkan hinggamencapaidibawah6 mMoVl. Masih diperlukanpenelitian lebih lanjut dengansubjekpenelitianyang lebih beragam, antara lain dalam hal: strata, gender dan kategori kesegaran jasmani.

85

DAFTAR PUSTAI{A

rF

l^

DAFTAR PUSTAKA

Ahmaidi, S. 1996.Effict af Active RecoveryOn PlasmaLoctate and Anaerobic Power Following Repeated IntensiveExercise. Med. Sci. Sport Exerc.2 (4):a50-456. Anonim. 1997. Buku PetumjukTelcnisTNI AU TentangPembinaanJasmani. Jakarta:DiskesMabesTNI AU. Anonim. 1999. Buku Petunjuk Telois Pemeriksaan dan Uji Kesamaptaan JasmaniCalonPerwira TNI. Jakarta :MabesTNI. Bakta,I.M. 1997.MetodologiPenelitian Denpasar : universitasudayana. Bangsbo. L993. Accumulated 02 Deficit During Intense Exercise and Muscle Characteristics of Elite Athletes.Int. J.Sport Med 14(4) :207 - 213. Bangsbo, Graham, Johansenand Saltin. 1994. Muscle Lactate Metabolism in RecoveryFrom Intense ExhaustiveExercise: Impact of Light Exercise. J. g):1890- 1895 App PhysiolTT Belcastro, A.M and Bonen,A.. 1975. Lactic Acid Removal Rates During controlled and uncontrolled RecoveryExercise.J. Appl..physiol 39 (6): 932-936. Bompa, T.o. 1994. Theory and Methodologt of Training. l't Edition. Iowa : KendalHunt Publisher Company. Bon, DV., Adam, RG., Tearney, RJ., Gresham, K. 1991.Effict of Active and Passive Recovery on Lactate Removal and Subsequent Isokinetic Muscle Function. J. SportMed PhysFitness 31 (3) 367-371. Bowers,R.w. 1992.sport Plrysiologt.3'd. New York : wMC Brawnpublishing. Brooks G.A. and Fahey,T.D. 1987.ExercisePhysiolog,,Human Bioenergetics and Its Application New York: John Willey & Son. Brooks,G.A. 1991.CurrentConceptin LactateExchange.Med. Sci- SportExcer 23 (8) 8e5- e06. Brooks,GA. 1992.TheLactateShuttle.USA: Giro SportDesignInc. Burke, E.R. 1998.ImprovedLactate Clearanceta InereaseExercisePerformance capacity. oflicial Journalofthe Americancollege of sportsMed. 30 (5).

86

Clarke,D.H. 1975.Exercise Physiologt USA: Prentice-Hall Inc. Cooper, K.H. 1983. Aerobtk.Jakarta: PT. Gramedia Dickhuth, 1993. Physical Trainingand Vegetative Regulationof TheHeart.Int. J. SportsCardial2.
:

Fox, E.L l9&4. SportsPhysiologt 2"d Edition. Philadelphia: CBS Saunders CollegePublishing. Fox, E.L. and Mathews,D.K. 1981.ThePhysiolog,, Basis of PhysicalEducation andAthlencs.Philadelphia : Sounders CollegePublishingCompany. Fox, E.L., Bowers,R.W, Foss,M.L. 1993.Pltysiologt Basis For Exerciseand Sport..Philadelphia : Sounders CollegePublishingCompany Ganong, W.F. 1995 . BukuAjar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Giam CK and KC. Teh. 1993. Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta : Binarupa Aksara. Giriwijoyo, S.Y.S. 1992. Itmu Faat OIahRaga.Bandung : FPOKIKIP. Gollnick, P., Bayly, M.W., Hodgson,R.D. 1986. ExerciseIntensity, Training Diet, and LactateConcentration in Muscle and Blood. Med. Sci. In Sports andExerc.18(3) : 334- 339. Gupta, S. 2000. Pulse Rate (Http://www.Bu.Edu/cohis/cardvasc/testing/pulse. Html.) Gupta, S. and Mathur. 1996. Comparative Study of Lactate Removal in Short Term Massage of Extremities, Active Recovery and Pasive Recovery ExerciseSessions. Int.J. SportsMed. 17 (22) : 106-110. Guyton, A.C. 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedoheran. Jakarta:Penerbit Buku KedokteranEGC. Guyton, A.C., and J.E. HalL 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedoheran. Iakarta'. Penerbit Buku Kedokleran EGC. Hairy, J. 1998.Buku Materi Pokok Dasa-dasarKesehatanOlah Raga. Jakarta: Depdikbud, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Bagran Proyek Peningkatan Mutu Guru PendidikanJasmanidan Kesehatan.

87

Harsono. 1988.Coachingdan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching.Jakarta: CV. TambakKusuma. Hazeldine.1989.FitnessFor Sport.Ramsbury: The CrowoodPress. Hermansen,L. and Vaage Odd, 7997. Lactate Disappearanceand Glycogen in HumanMuscleAfter Maximal Exercise. AM.J.Physiol233 (5): Synthesis 429. F.422 Higgrn, JE and Klinbaun, AP. 1995. Design Methodologt for Randomized Clinical Trial: Part II of Seriesof the Basic of Randomized Clinical Trials with an Emphasisof ContraceptiveResearch.Family Health International. p . 2 4- 3 5 . Howat. R.C. dan Robson,M.W. 1995. RelationshipBetweenHeart Rate and in Sportsand Exercise,2T'.927-933. Lactic Acid. Medicineand Science PT. P.G.J.M. 7993.Latihan-Laktat-DerryutNadi. Jakarta: Percetakan Janssen, Temprint. Katz,,J. 1986. The Application of Isotopes to The Study of Lactate Metabolism. (18) 3 : 353- 358. Med. Sci andSportandExercise Kuno, S. 1994. Muscle Energeticsin Short Term Training During Hypoxia in Elite Combination Skier.Eur.J. Appl Physiol69(4) : 301- 304. 39-63. Physiolory New York: MacmillanPub.Co Lamb,DR. 1984. ofExercise. Linnamo, V., Hakkiner, K., Komi, PV- 1998. NeuromuscularFatigue and Recoveryin Maximal Comparedto Explosive StrengthLoading. Eur J. - 181. (2):176 ApplPhysiol7T Mattner, U. 1988. Lactate in Sports Medicine. West Germany : Boehringer Mannheim GmbH. McArdle, W-D. 1986. Exercise Plrysiologt ; Energ/, Nutrition, and Human Performance : Philadelphia : Lea andFebiger. Medicine, McNeely,ED. 1984.Rest and Recovery.International Joumalof Sports 5, 106-109. Mirkin, G., and M. Hoffman. 1984.Kesehatan Olahraga.Jakarta:PT Grafidian. Moeller, P.J,Jones, M.T., Rawson, R.E-,Vansoes, P.J.,IlinIz,HF. 1994.Effect of Increasing Work Rate On Metabolic Responses. l. Appl.Physiol77 (3) : 1432-1438.

88

Moeloek, D. 1984.Kesehatan Ahhraga. Jakarta: PenerbitFakultasKedokteran Universitas Indonesia. Nala, I.G.N. 1992. Kumpulan Tulisan Olah Raga. Denpasar : Laboratorium FisiologiFK. Universitas Udayana. Nala, I.G.N. 1998.Prinsip PelatihanFisik OIah Raga.Denpasar:PPS.Fisiologi Olah ragaUniversitasUdayana. Nordheim and Vollestad. 1990.Glycogenand Lactate MetabolismDuring Low IntensityExercisein Man. Acta Physiol-Scand 139(3): 475 - 484. Nossek, J. 1982. GeneralThe:ory of Training.Lagos: African Press Ltd. Pate, R.R. 798y'.. Scientific Foundation of Coaching.Phtladelphia: Saunders CollegePublisher. Pate,R.R. 1991.Guidelines for ExerciseTestingand Prescription.4e Edition. Philadelphia :Lea & Febiger. Pate, R.R., B. McClenaghan,dan R. Rotella. 1993. Dasar-dasar llmiah Kepelatihan Semarang : IKIP Press. Pocock,S.J. 1984.Clinical Trial; A Practical Approach.New York : JohnWiley and SonsLtd. Pyke, F.S. and Rushall,B.S. 1990.Trainingfor Sports and Fitness.l't Edition. Melbourne: Macmillan Company. Richard, L. 1991. Perceptual Responses and Blood Lactate Concentration. Medicineand Science SportsandExercise23 : 80-85. Rushall, S.B. 1990. Training for Sports and Fitness. Melbourne : Macmillan Company of Australia. Schlant, R.C. and Sonnenblick E.H. 1994. Normal Physiolog of The CardiovascularSystem. TheHeart, Arteries and Veins.New York. Sherman,M.W. 1992. RecoveryFrom EnduranceExercise.Med. Sci. Sports E xe rc. 2 4 (9 ):3 3 6-3 39. Santoso, S. 2000.StatisticalProduct and ServiceSolutions(SPSS/. Jakarta: PT. Gramedia. Soekarman,R. 1986. PemeriksaanFaal Dalam Latihan. Surabaya: Program Studi Ilmu Kesehatan Olahraga. ProgramPascasarjana Unair.

89

Soekarman,R. 1991. Energi dan Sistem Energi Predominan pada olahraga. Jakarta: PusatIlmu OlahragaKOM. Strauss,RFL 1979. Sport Medicine and Plrysiologt. Phrladelphia : Saunders Company. Thiriet,P. 1995.. Eur- J-Appl-Physiol 7l (2-3):253*258. Weltman, A., Weltman, JY., Kanaley,JA., Ragol, AD., Vebduhuis,JD. 1998. Repeated Bauts of ExerciseAlter the Blood Lactate kPE Relation. Med Sci -1117. SportExerc 30 (7): 1113 Wilmore, J.H. and Costill, D.L. 1988. Hyperoxia During Recoveryfrom Consecutive AnaerobicExercisesin the Sickle Cell Trait Training For Sport and Activity; ThePhysiologicalBasis of The ConditioningProcess.Iowa: Wm.C.BrownPub. wilmore, J.H. and Costill, D.L. 1994.Pltysiolog of Sport and ExerciseHuman Kinetics.United States of America. Williams, Friedl and haun. 1993.ThePlrysiologt of BottlenoseDolphin (Tursiops Truncatus): Heart Rate,Metabolic Rate and PlasmaLactate Concentration DuringExercise. J. Exp Biol. 179:37 - 46. Zainuddin,M. 1988.MetodologiPenelitian Surabaya: Impress.

90

".

LAIUIPIRAN

LAMPIRAN 1 RUA'6 X 10 M & TES SHUTTLE TABELSKORTESLARI12 MENIT


(Mabes TNl, 1999)
RUN JARAK SHUTTLE T SKOR LARI 12 MENIT 6 x 10 METER (Meter) (Detik)
100 99 98 97 96 95 94 93 92 91 90 89 88 87 86 85 84 83 82 81 80 79 78 77 76 75 74 73 72 71 70 69 68 67 66 65 64 63 62 61 60 59 58 57 56 55 54 53 52 51 3507 3485 3461 3443 3422 3401 3379 3359 3337 3316 3295 3274 3253 3232 3211 3190 3169 3148 3126 3005 3084 3062 3041 3020 2959 2978 2957 2936 2914 2893 2872 2851 2830 2809 2788 2767 2746 2725 2703 2682 2661 2639 2618 2597 2576 2555 2534 2513 2451 2470 15.9 16.0 16.1 16.2 16.3 16.4 16.5 16.6 16.7 16.8 16.9 '17.o 17.1 17.2 17.3 17.4 17.5 17.6 17.7 17.8 17.9 18.0 18.1 18.2 1E,3 18.4 18.5 18.6 18.7 18.8 18.9 19.0 19.1 19.2 19.3 19.4 19.5 19.6 19.7 19.8 19.9 20.0 20.1

T JARAK SKOR LARI 12 MENIT (Meter)


50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 2119 2428 2407 2385 2364 23/.3 2322 2301 2280 2258 2237 2216 2195 2174 2153 2132 2111 2090 2069 2048 2026 2005 1984 1%2 1941 1920 1899 1878 1857 1836 't8t4 1793 1772 1750 1729 1708 1687 1666 1645 1624 1603 1582 1561 't539 1518 1497 1476 1455 143/. 1412

RUN SHUTTLE 6 x 10 METER (Detik)


20.2 20.3 20.1 20.5 20.6 20,7-20,4 20.9 21.0 21.1 21.2 21.3 21.4 21.5 21.6 21.7 21.8 -22,O 21,9 22.1 72.2 22-3

n.4
22.5 22.6 t2.7 22.8 22,9-23,0 23.1 23.2 23.3 23.4 23.5 23.6 23.7 23.8 23.9 - 21,'l 24,O 21.2 24.3 24.4 24.5 24.6 24.7 24.8 24.5 25.0 25,1-25,2 25.3 25.4 25.5 25.6

25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 I I 7 6 5 4 3 2 1

81 - 100 6 1- 8 0 4 1- 6 0 21 -40 <20

BAIKSEKALI BAIK BAIK CUKUP KURANG KURANG SE}(ALI

LAMPIRAN 2

TES LARI BOLAK-BALIK (SHUTTLE RUTq 6 X 10 METER

lfim

l"
\

Peserta tes melalcukan lari secepat-cepatrya sesuaiaratrpanah (pola angka 8) mulai dm dari garis start, posisi tonggak di sebelahkiri badan. Lari dilalckan sebanyak 3 putaran(6 x 10 m). Saatberbalik trfr, tidak dibolehkan membelakangi tonggak. Saatfinish,aratrbadan berlawanandenganarahstart atautonggaktetapberadadi sebelatr kiri badan.

LAMPIRAN 3 RESUMEDATA PENELITIAN

KELOMPOK
: lt({RrqKTERtsIKsuB.ISK j
N O USII DNM (thn) (dvUmnu
lo lo

IMT

1 2
I

4 4 o

7 I o l0 t1 t3 l4 t5

20 18 20 20 19 't9 ?0
tq

20
lo to

19 18

201 201 200 202 200 200 201 201 200 201 200 201 201 201 20?

21,55 2,25 2?,92 21,06 ?1,52 21,30 22,25 22,32 21,72 2.U 22,33 22,93 20,65 21,88 23,67

. / A R I A B E L , X E R G A N I U N G I Ii..,..' , ' . KONDISI PRAAMBILDARAHAWAL JTSA TSA DNK INTS IAAW IAAK DNAW DNAK LBA\A LBAK KJ DNI (detik) (detikl lskor' (dvUmnf fmtr) lskd' (dvUmnt) (%l lmM,/l) lmMIl lrM,lmni) fd\i/mnf 18,66 7,47 9,2 7,4 163 r63 81 2860 69 68 1 0 8 18,68 , 1 1 6,0 157 bb 78 157 67 2820 67 't56 102 19,75 8,1,r 78 7,1 6,2 69 62 2875 70 t00 1 9 , 3 1 7,76 5,6 147 b 5 117 73 7,0 65 2750 64 19,65 8,82 146 t06 73 7,9 6,,1 5 o/ 1/t6 68 65 281 IA? r 8 , 9 8 7,16 6,8 t08 163 81 7,9 6,1 2820 67 67 18,64 175 t21 87 1 0 , 6 8,6 69 2820 67 175 179 tor 1 9 , 3 1 7,66 179 89 1 0 , 5 8,7 77 2860 69 67 150 102 1 9 , 0 8 a 0 1 7,3 5,4 150 75 70 62 2875 70 1 1 4 18,36 7,53 8,9 7,3 163 163 81 70 2830 68 t12 1 8 , 8 2 7,68 167 8,{ 9,2 7,0 64 l l 2820 67 167 A4 t04 19,94 7 t o 10,5 7,2 166 166 83 68 2820 67 to En 8,r 0 t09 8,6 6,2 161 oo 161 80 69 2815 67 t02 19,17 t7,76 1 4 5 b b 7 , 1 6,3 64 ot 2790 115 72 aa^ 1'J) 8/t 18,21 7,16 t23 87 72 2850 69

KELOMPOK
KAR/qKf ERlSTlK SURIEKi ill NO 1

USIA D N M (thn) ldvt/mhtl 20 19 19 19 18 19 20 200 201 200 201 201 202 201 200 200 200 20? 201 202

1 6 7 I 9 10 11 12 13 14 15

18
tq

19 18

KONDISI PRAAMBILDARAHAWAL D N K INTS I.AAW tAAK DNAW KJ DNI JTSA TSA lskorl (dvUmnt' (mtr'l (skor (dvt/mnt) lo/o\ (mMn) (mMfl) l.lvdmnf o7 FO 163 2860 69 163 a2 21,39 A 7 167 r67 83 9,2 6,2 68 2840 68 22,76 69 '156 '156 7,6 78 8,2 64 2875 70 22,9? 69 1a 151 6,4 151 2750 64 2 1 , 8 9 69 140 6,8 6,4 140 70 58 2820 A 7 22,59 oo 8,/+ 168 83 9,0 168 66 2830 68 22,19 7 1 112 o,o 5,7 71 5 67 112 281 22,?3 7 1 10,4 9,0 172 86 23,88 of, 2840 o6 7\ 150 o,z OJ 150 2855 69 20,82 75 162 80 9,1 oo 162 ?840 68 22,27 aa 176 10,3 8,8 176 88 oo 2820 o / 176 9,0 8'/t 176 87 64 28?0 o t 2 2 , 5 7 oo o7 170 7,8 170 85 2770 6 5 2 2 , 1 9 AA 70 145 6,1 72 7,8 145 58 2800 oo 20,87 6 8 't67 a) 83 8,,1 167 71 2860 69 22,06 6 8
IMT

rlL.i;.ii. i ii ::!:!,! !{

DNAK LBAW LBAK (.letik'l /dvt/mnt) fdetik) 106 19,1? 1 8 , 3 1 10,+ 1 9 , 1 3 1 8 , 1 '|8,67 1 7 , 1 7 OA 98 1 9 , 3 0 18,25 89 19,96 1 E , 8 9 r8,20 1 7 , 2 1 102 94 1 8 , 9 1 17,69 '|16 19,51 18,36 97 1 8 , 9 9 17,76 '17,66 1 0 3 18,67 108 1 9 , 5 2 18,27 1 1 0 1 8 , 6 6 17,26 19,68 1 8 , 3 1 104 1 9 , 5 1 18,23 95 't07 1 9 . 1 7 1 8 , '3 l

KELOMPOK 3
N O USIA 1 3 c
b

7 I 10 11 13 15

:,: l :, :,,; ;:',VARIABEL:TERGANTUNG PRA AMBILDAMH AWAL SUBJEKi, KONDISI KARAKTERISTIK DNK INTS t.AAW LAAK DNAW DNAK LBAW LBAK IMT DNI JTSA TSA KJ DNM (skoi (dWmnt) amtrl lskorl advi,/mntl (o/"1 (mMIl (mM/l) (dWmnt (dwmnt) ldatik) (detik' (thn) (dWmnt) 't9 94 | 8,54 18,73 180 10,2 1 0 , 1 180 89 2770 65 22,23 o / 75 201 't9 90 t 8,99 1 8 , 8 3 168 8,9 8,8 t68 83 oo 281 0 o, 2 3 , 1 1 oo 201 '162 89 18,66 18,63 9,8 9,1 162 81 69 2775 21,84 o / 200 19,43 1 9 , 1 0 152 83 7,7 oo 152 2860 201 21,61 6 8 19 80 19,1? 1 9 , 3 1 146 7,6 7,3 1,16 61 2820 67 201 2 2 , 3 5 69 19 oa 1 9 , 1 1 19,37 93 164 9,7 164 82 69 28?0 67 23,67 o , 20 200 R' 18,83 1 8 , 9 8 78 147 74 ,.f 147 6't 2825 b / 2 1, 5 5 6 8 20 200 '18 1 9 , 3 1 19,33 80 147 IJ 6,8 ol 147 2800 @ zz,vo 6 5 202 ol 1 8 , 5 4 't9,11 91 8,6 169 84 169 72 2830 68 22,66 o v 19 201 r5a 70 140 19,80 19,94 6 3 8 , 6 2855 69 2 1 68 69 19 ,53 85 18,74 1 8 , 6 3 8,9 154 8,0 15/+ 65 2880 70 20,93 6 8 200 20 'to,2 rtq 18,60 18,56 9,1 9,8 87 175 2830 68 21,72 74 ?02 18 'l0,1 o7 98 1 8 , 6 4 18,42 l t I 171 85 70 2845 6 8 22,4? ?01 19,43 19,56 83 143 7,4 7,6 143 7Z oz 2840 68 2 1 , 8 1 64 200 AO 1 9 . 0 8 19,29 88 8,8 161 161 80 2765 6 5 21,50 64 71 200

LAMPIRAN4 ANALISIS STATISTIK

1.

ANALISIS KARAKTERISTIK SUBJEKPENELITIAN


DescriptiveStatistics
N USIA_I USIA-2 USI,A-3 IMT-1 IMT 2 IMT-3 KJ-I KJ:2 l5 l5 l5 l5 l5 l5 15 15 l5 lv{ean 19.20 19.13 19.27 22.0060 22.2233 22.0660 67.47 68.47 67.33 Std Deviation .68
.t4

Ivlinimum

Maximum t8 l8 18 20.65 20.82 20.93 64 65 64


2(l

2(, 20 23.6'..1 23.88 23.67


tl

.70 .76t6 .7863 .6999 2.r7 2.53 1.91

7:i 7(l

zu3

One-SampleKolmogorov-Smi rnov Test

NormalParametersa'o MostExtrerneDifferences Mean Kolmogorov Aqrnp. Silg Std. (2+ailed) Z Deriation Absolute Positive Negative -Smirnov -.250 1.096 .181 .68 .283 .283 .74 .70 .76t6 .7863 .6999 2.17 2.53 l.9l .238 .251 .135 .15l .160 .160 .2t7 .169 .238 .248 .135 .12t .1 6 0 .1 3 9 .2t7 .097
-.zz>

usrA_l ustA_2
USIA 3 IN,IT_I IMT_2 IMT 3 KJ-I KJ2 KJ 3
a. -fcst
L^

15 1_5
15 15 15 15 l5 t5 15

19.20 1 9 l.3 t9.27 22.0060 22.2233 22.0660


ot.+t

,92r .973 .524 585 620 621 839 656

.J()4.

-.251 -.092 -.15 1 -.143 -.160 -.098 -.t69

.300 .94i' .88: .83?', .83i .482. .782.

68.47 67.33

distribution is Normal.

"

Latculated trom data.

Oneway

Test of Homogeneity of Variances


LeveneStatistic USIA IMT KJ .078 .030
dfl

dn
42 42 42

sig.
.925 .970 .787

2 2 2 ANOVA
Sumof Squares

.24r

Mean Square

sig. .133
.876

USIA

Between Groups Within Groups Total

.133 21.067 21.200 .378

2 42 44 2
A'

6.667E-02 .502

IMT

Between Groups

189 563

.336

717

Within Groups 23.635 Total 24.013

44 5.756 1.169
A' AL

zu

Between GroupsI1.511 Within Groups 206.800 Total 218.311

321

4.924

++

2.

DARAH AWAL ANALISIS KONDISISUBJEK PRA SAMPT'fVG Descriptive Statistics


Mean DNI_I DNI_2 DNI-3 STSA-1 STSA-2 STSA-3 DNK_1 DNK-2 DNK_3 INTS-1 INTS 2 INTS 3 l5 l5 15 15 15 15 l5 l5 l5 15 15 15 67.10 66.33 67.53 67.60 67.17 67.27 160.87 160.33 159.87 80.13 79.87 79.67
Std. De!'ratlon

Minimum 62 58 6l 61 64 65 t45 140 t13 72 70 72

Maximum 7'l 76 75 70 70 70 179

4.63 5.58 4.70 1.59 1.60 1.53 10.78 12 . 1 8 I 1.45 5.36 6.00 5.39

t80 89 88 89

One-SampleKolmogorov-Smirnov Test

Normal Parameters

4b

Most Extrerne I)ifferences Kolmogorov -SmimovZ AsynP. Sig (2-tailed)

Mean

std. Der.iation
4 b-t

Absolute

Negatire

DNI-I DNI-2 DNI-3 STSA-1 STSA-2 STSA-3 DNK-1 DNK 2 DNK_3 INTS-1 INTS 2 INTS 3

t5 l5 l5 15 I5 15
t)

67.40 66.33 67.53 67.60 67.47 67.27 160.87 r60.33 159.E7 80.l3 '79.87 19.67

r52
t29 156 'rA1 185 r64 112
1/)

t52 129
1ia

.590 -.084 -.156 -.220 -.185 -.164 -.tt2 .499 .603 .955 .717
-trJ O
.qJ-t

878 965 .860


.)/L

5.58 4.70 1.59 l.6c) L53 t0.78 12.t8 I 1..15 5.l6 600 5.39

247 103 .1 3 0 .1 10 .ll2 .1 3 6 .109 .t25 .1 2 0

.683 3 .81 .992 .750 .944 .994 .765 .982

l5 l5 15 l5 15

.676 -.095 -.100


111

t36 109 t72 120

.527 .420 .667 .465

-.078

a Test distributionis Nornral b Calculated irom data.

Oneway

Test of Homogeneityof Variances


LeveneStatistic DNI STSA DNK INTS dfl 2 2 2 2

dn
AA A.l

Sig. .664 .994 .698 .7t7

.414 .006
.JOJ

42 42

.336

ANOVA
Sum of Squares

df

Mean Square 6.489 24.873 261

Sig. .772

DNI

Betrveeir Groups Within Groups Total

t2.978 t044.667 1057.644 .844 104.267

z
A1

44 .422 42 2.483 .170 844

STSA

Betrveen Groups Within Groups Total

1 0 5 . 1 1 1 44 7.51 I 5538.800 5546.311 1.644 l312.800 13t4.444


1

DNK

Behveen Groups Within Groups Total

3.756 131.876

028

.972

+L

44
z

INTS

Betw'een Groups Within Groups Total

.822 3t.257

026

.974

+t 44

3.

ANALISIS DATA KADAR ASAM LAKTAT DARAH

DescriptiveStatistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

LAAW-I LAAW 2 LAAW_3 LAAK_I LAAK_2 LAAK_3 BEDALA-I BEDALA_2 BEDALA 3

l5 l5 l5 l5 15 l5 l5 l5 l5

8.667 8.653 8.680 6.900


t.Jv /

1.316 1.209 r.168 1.043 L.I12 .898 .595 .788 .470

7.0 6.8 6.8 5.4


).1

10.6 10.4 r0.2 8.7 9.0 l0.l


J.J

8.713 t.767 1.347 -3.3338-02

7.5 .8 .4 -.9

3,0 .7

Kolmogorov-SmirnovTest One-Sample

Normal Parametersu"

Most ExtremeDifferences

N LAAW_I LAAW_2 LAAW_3 LAAK_I LAAK_2 LAAK_3 BEDALA_I BEDALA_2


BEDALA 3

15 15 15 15 15 15 t_5 15
15

Kolmogorov Arymp. Sii3. Std. (2+ailed) Z Deviation Absolute Positive Neeative -Smirnov . 1 4 5 1.316 .187 .722 .674 8.667 .187 Mean 8.653 8.680 6.900 7.307 8.713 t.767 t.347
-.033

t.209 1.168 1.043 r.112 .898 .595 .788


.470

.z lJ .t+z

.I 3 5 .133 .151 .193 .1 5 9 .t47 . t_s6


.086

-.2t3 -.142

.824 .550 .584 .746 .617 .571 .605


.562

.505 .923 .885 .634 .841 .900 .858


. 9 1I

.15l .193 .1 5 9 .147 .156


.145

-.rzs
-.17 L - 13l -.069 - . 1l _ 5
-.145

a. Testdistributionis Normal.
L ^. u Lalculated rom

dala.

Oneway

Test of HomogeneitYof Variances


t!

LeveneStatistic LAAW LAAK BEDALA 2A2 .846 1.820

dfl 2 2 2

dn
42 42 42 818 436 .175

ANOVA
r!!

Sumof Squares LAAW Between Groups5.333E-03 lvithin Groups Total LAAK 63.815 63.820

df 2 42 44
z 42

Mean Square 2.6678-03 l.519

sie.
oo2 .99u

Betrveen Groups 27.161 Within Groups


Total

13.581 1.043

13.015

.000

43.827 70.988

BEDALA

Between Groups 26.604 Within Groups Total 16.744 43.348

2 42 44

13.302 .399

33.366

.000

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
LSD

Mean Dependent Variable KELOMPOK KELOMPOK

(D

(r)
2 3 '| 3
I 2

Difference 0-J)

LAAW

Sig. Lower Bound UPPerBounC -.895 .922 1.333E-02 .450 .977

Std. Error

95% Confidence Interval

-r.338-02 -t.338-02

.450 .977 .450 .977

-.922

.89:;
.89:; .88i1 9221 93:l

-.922 -.935
-.895 -.882 -1. I 59 -2.566 -.346 -2.159 1.061 .654

-2.678-02 .450 .953 t.333E-O2 .450 .977 2.667E-02 .450 .953 -.407 .373 .282 * .373 .000 -1.813 .4A7 373 .282

LAAK

2
J

.34(; -1.06r t.15ir -.654. 2.566 2.l5tl


.88:; 2.26:;

1 ) I )

-1.407* .373 .001 1.813* .373 .000 1.407* .373 .001 .420

BEDALA

2
J

.2'31 .076 -4.5288-02 1.335 -.885 .915 -2.265 -1.845

1.800* .23t .000 -.420 .231 .076

4.528E-02:. 1.84:; -1.33 5, -.915;

1.380* .231 .000 3 1 2


*.The

-1.800* .237 .000 -1.380* .231 .000

mean difference is simificant at the.0-5 level.

4.

ANALISIS DATA DENYUTNADI

DescriptiveStatistics
N DNAW-I DNAW 2 DNAW 3 DNAK-I DNAK-2 DNAK_3 BEDADN-I BEDADN 2 BEDADN 3 l5 l5 Li l5 l5 l5 t5 l5 l5 Mean 160.87 160.33 159.87 108.80 t02.07 85.93 52.07 58.33 73.67 Std.Deviation 10.78 1 2 l.8 I i.45 7.20 6.99 8.70 8.34 6.60 8.73 Minimum 145 140 Maximunr 179 176 180 t23 116 98 75 69 95

r43 100
89 63 40 48 60

Test Kolmogorov-Smirnov One-Sampie

Normal Parameter3'' Most ExtremeDifferences Kolmogorov Arymp.Sig. -SmimovZ (2-tailed)

std. Mean Deviation Absolute Positive


DNAW_I DNAW-2 DNAW_3 DNAK_I DNAK-2 DNAK_3 BEDADN_ l BEDADN] l s BEDADN 3 15 I5 l5 l5 l5 I_5 l5 l5 160.87 t60.33 10.78 12.18 .112 .t75
.tJo

Negafive
t1 -. I L IL

.l l0

433 676
.527 .603 .463 .493 .888 .558 .763

.992 .750 .944 .861 .983 .968 .410 .915 .605

.tt2 .1 3 6 .156 .t20 .ll0 .229 124

-.175 -.095 -.1 II -.096


t11

159.87 I1.45 108.80 to2.o7 85.93 52.07 58.33 73.67 7.20 6.99 8.70 8.34 6.60 8.73

.156 .120 .r27 .229 .144

-.1 00 -.144
-.LZJ

.t97

.r97

a Test distribution is Normal b Calculatedfiom data.

Oneway

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic DNAW DNAK BEDADN .363 .235 .178 dfl 2 2 2 df2 42 42 42 Sie. .698. .792 .831

ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.

DNAW

Between Groups

7.511

2 42 44 2 42 44 2 42 44

3.756 131.876

.028

.972

WithinGroups 5538.800 Total DNAK 5546.311

Between Groups 4142.533 WithinGroups 2470.267 Total 6612.800

2071.267 35.216 58.816

.000

BEDADN

Between Groups 3704.711 Within Groups 2651.600 Total 6356.311

1852.356 29.340 63.133

.000

Post Hoc Tests

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
LSD

Mean Dependent Variable (I) KELOMPOK (J) Difference

KELOMPOK (r-D
2
J

std. Error Sig. Lower Bound Upper Bourrd


-7.93 -7.46 -9.00 -8.00 -9.46 -8.93 1.08 17.22 -12.38 10.48 -28.52 -2178 -12.12 -27.46 9.00 9.46 7.93 8.93 7.46 8.00 t2.38 28.52 -1.08 21.78
tl aa

95% Confidence Inten'al

DNAW

.53 4.19 .899 1.00 4.t9 -.53 4.t9 .813 .899

.47 4.19 .912

I 2

.53 4 . 1 9 . 8 1 3 1.00 4.19 .912


-.53* 2.80 .O2l .47+ 2.80 .000 -1.00* 2.80 .o2l -.47x 2.80 .000 6.73* 2.80 .000 22.87* 2.80 .000 -6.73* 2.90 .037 1 6 . 1 3 *2 . 9 A . 0 0 0 -22.87* 2.90 .037 - 1 6 . 1 3 *2 . 9 0 . 0 0 0 -6.21* 2.90 .000 -2t.60x 2.90 .000

DNAK

2
J

I
J

I 2

-10.48
-.41 -15.7 4

BEDADN

z .]
I
J

.4t -21.19
| < 1A

12.12 -9.48 2'7.46 21.19

I 2 *.The

9.48

meandifference is sisnifrcant at the .05 lever.

l0

5.

ANALISIS DATA WTLB

DescriptiveStatistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum 19.94 t9.96 19.80 18.82 18.89 19.94

LBAW_I LBAW_2 LBAW-3 LBAK-I LBAK-2 LBAK-3 BEDALB- t 2 BEDALB_ BEDALB


J

l5 t5 l5 l5 t5 l5 l5 l5 l5

19.071 19.133 18.988 t7.749 t7.974 19.053 1.32t3 1.1 593 -.0647

.5131 .4660 .3837 .3944 .496s .4234 .3499 845 .1


./-z* |

18.21 18.20 18.54 t7.29 t7.17 18.42 .75 .81 -.57

2.0s 1.50
.JJ

Test Kolmogorov-Smirnov One-sample


Normal Parameteftt Most Extreme Differences Kolmogorov AsymP. Sig. (z-tailed) Deviation Absolute Positive Negative -Smirnov Z

std.

Mean

LBAW-l LBAW_2 LBAW_3 LBAK*I LBAK-2 LBAK_3

l5 15 15 l5 l5 l5

19.071

.5131

. 11 0 .124 .l4l .156 .208


It?

.110 .107 .t4r .156 .152 .110 .r20 .153 .148

-.080
rai

.427 .480 .546 .604 .805 .436 .514

.993 .975
q)1

1 9 . 1 3 3 .4660 18.988 17.749 r7.974 19.053 r.3213 1.1 593 -.0647 .3837 .3944 .4965 .4234 .3499 . 18 4 5 .2241

-. ILL

-.t22 -.208 -.112


-.IJJ

.859 .536 .991 .954 .876 .898

BEDALB_1 1 5 BEDALB 2 15 BEDALB 3 1 5

.133 .153 .148

- . 1l 3 -.125

.59r
.573

a'Testdistribution is Normal. b Calculated from data.

11

Oneway

Test of Homogeneity of Variances


LeveneStatistic LBAW LBAK BEDALB .633 .998 2.432 dfl 2 2 2 dn 42 42 42 Sig. .536 .377 .lO0

ANOVA
Sumof Squares LBAW Betrryeen Groups Within Groups Total LBAK Between Groups WithinGroups Total BEDALB Betrveen Group s WithinGroups Total .159 8.787 8.946 14.563 8.139 22.702 17.227 2.893 20.120 df 2 42 44 2 42 44 2 42 44 8.6I 4 6.888E-02 125 .048 .000 7.282 .194 37.577 .000 MeanSquare 7.971E-02 .209 F .381 Sig. .686

Post Hoc Tests

12

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
LSD
!!=

Mean Dependent

rr)

rT\

Difference

Std

95% Confidence Interval

(I-J) Error Sig. Lower Bound UpperBound Variable KELOMPOK KELOMPOK -.3997 -6.2TE-02 .1670 .709 .27421 2 1 LBAW 3
I

8.26TE-02 .1670 .623 6.26TE-02.1670 .709 .1453 .1670 .389

-.2544

.419.1 .399',1 .4822t 25421 19t',1

-.2744 -.1917 -.4197 -.4824 -.5491 -1.6277 -9.97798-02 -1.4031 9789 7543 -3.14028-02 1.t926

I 2

-8.21E-02 .1670 .623 -.1453 .1670 .389 -.2247 .1607 .170 -1.3033*.1607 .000

LBAK

9.972E-0? -.9785'
.5491 -.754:i

I
J

.2247 .1607 .170 - 1 . 0 7 8 7 * . 1 6 0 7. 0 0 0 1.3033* . 1607 .000 1.0787*.1607 .000 .1620 .096 I 3860* .096 -.1620 .096 1.2240* .096 .098 .000 .098 .000

I 2

1.6277 1.403l
.355tI l.579tl

BEDALB

2
J

-.3554 3.140E-0:l 1.0306 -1.5794 -t.4174 l.417tl -1.192ti -1.0306

1 2
*

-1.3860*.096 .000 -1.2240* .096 .000

The meattdrfferenceis siqrificant at &e .05 level.

IJ

6.

ANALISIS PENURUNANVARIABELTERGA}ITUNG a. T-Test (Kelompok 1)

Paired Samples Statistics


Mean N
l5

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair i

LAAW LAAK

8.667 6.900 160.87 108.80 19.0707 17.7493

1.3 l6 1.043 10.78 7.20 .5131 3944

.34{l .269 2.78 1.86 1325 .1018

l5 l5 l5 l5 l5

Pair 2

DNAW DNAK

Pair 3

LBAW LBAK

Paired SamplesCorrelations
N Pair I Pair 2 Pair 3 Comelation .898 .634

sig.
.000 .011 .002

LAAW & LAAK DNAW& DNAK LBAW & LBAK

l5 l5

t5

.732

Paired Samples Test

PairedDifferences

95olo Confidence Interval of the Difference Std. Std. Enor Mean Deviation Mean Pair I
\q

S ic -'5

Lower Upper

df

(l-tailed)

LAAW - LAAK 1.767 DNAW - DNAK 52.07 LBAW - LBAK 1.32

.595 8.34
.3499

.154 t.437 2096 11.501 t4 2.r5 47.45 s6.69 24.165 14


I .52 14.628 14

.000 .000
.000

Pair 2 Pair3

9.OE-02 | tZ76

T4

I
I

b. T-Test(Kelompok 2)

PairedSamples Statistics
Mean Std. Deviation

Std.Error Mearr
.J t/.

Pair I

LAAW LAAK

8.653 7.307 160.33 to2.a7 I9.1 333 17.9740

l5 l5 t5
l)

1.249 1.112 12.18 6.99 .4660 .4965

.28',1 3.ltt t.249 |.llt.

Pair 2

DNAW DNAK

Pair 3

LBAW LBAK

l5 15

tz.tt\

Paired Samples Correlations


N

Correlation .772 .911 .928

Sig.

Pair 1 Pair 2 Pair 3

LAAW & LAAK DNAW & DNAK LBAW & LBAK

l5 15 15

.001 .000 .00c

Paired Samples Test


Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference

Mean

Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper

Sio
-'D'

df
IA la

(l-tailed)

Pair I Pair2

LAAW - LAAK 1.347 DNAW - DNAK 58 27

.788 6 49

.204

. 9 1 0 1 . 7 8 3 6.6t7

.000 .000 .000

1 . 6 7 s 4 . 6 7 6 r . 8 6 34.79 t 4
z+. )+

Pair3 LBAW-LBAK l.l6


s

1845 4.8E-02 t.0572 r.2615

t4

15

c.

(Kelompok 3) T-Test Paired SamplesStatistics


Mean N l5 15 15 15 15 15 Std. Deviation Std' Error Mean 1.168 .898 I 1.45

Pair I

LAAW
LAAK

8.680 8.713 159.87 85.93 18.9880 lg-0527

.302. .232 2.96 2.2:; 9.908E-0il


'1093i

Pak2

DNAW DNAK

8.70 3837
'4234

Pair 3

LBAW
LBAK

Correlations PairedSamples
!!

N Pair 1 Pair2 Pair3 LAAW & LAAK DNAW & DNAK LBAW & LBAK 15 15 15

Correlation .930 .642 '850


=!

Sig. .000 .010 '000

Paired SamPles Test


! !

PairedDifferences 957oConfidence lnterval of the Difference Upper .227 t -.275 df 14 L4 L4 .000 .283

Pair I pur 2 Pair3

sld. sto. blTor Lovi'er Mean Deviation Mean -.294 tzt .470 LAAW - LAAK -.033 DNAW - DNAK 73.93 LBAW - LBAK -.065 8.88 .2?41
!!

Sig. (l-tailed)

2.29

69.01

78.85 32.232 .0594 -1.118

5.8E-02 -.1888

-.

t6

Anda mungkin juga menyukai