D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1. Rinaldi Rahman Hutagalung ( 6222411007 )
2. Muhammad Fauza ( 6221111008 )
3. Yogi Suwananda ( 6221111010 )
4. Fa’id Aqdas Tamimi ( 6221111022 )
5. Kasih Surya Herdini ( 6221111002 )
6. Neha Aulia Siregar ( 6221111017 )
7. Ririn Irena ( 6221111021 )
8. Putri Anggraini ( 6221111005 )
9. Helmina Ria Siregar ( 6221111003 )
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat
melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan
tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.VO2
biasanya digunakan untuk mengukur daya tahan atlit dalam melakukan suatu cabang
olahraga. Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mengubah energy
makananan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap dipakai untuk kerja tiap sel.
Yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istirahat. Selotot yang
berkontraksi membutuhkan banyak ATP, akibatnya otot yang dipakai dalam latihan
membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan banyak CO2. Kebutuhan akan
Oksigen dapat diukur melalui pernafasan kita.
Dengan mengukur jumlah oksigen yang dipakai selama latihan, kita mengetahui
jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang bekerja. Makin tinggi jumlah otot yang dipakai
maka makin tinggi pula intensitas kerja otot, otomatis oksigen yang dibutuhkan semakin
meningkat.Tingkat kebugaran Jasmani adalah ukuran dari kesanggupan seseorang untuk
dapat melakukan aktivitsnya sehari-hari. Semakin baik tingkat kebugaran jasmani maka
tingkat kesanggupan untuk melaksanakan aktivitas cenderung semakin baik terutama dari
segi fisika ataupun stamina. Vo2max ini sangat menentukan kebugaran jasmani seseorang
tertutama untuk atlit Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tinggi VOmax seseorang maka
tingkat kebugaran jasmaninya semakin tinggi.
B. Rumusan Masalah
Menjelaskan prosedur – prosedur dan tata cara pelaksanaan hingga praktek
pelaksanaan Balke Test dan Bleep Test.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan Balke Test dan Bleep Test.
2. Untuk mengetahui apa saja perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan Balke Test dan Bleep test.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Balke Test
Balke Test adalah tes kebugaran fisik yang digunakan untuk menilai kapasitas aerobik
seseorang. Tes ini biasanya dilakukan oleh pelari jarak jauh atau atlet lain yang membutuhkan
kebugaran fisik yang tinggi. Tes Balke dilakukan dengan mengukur seberapa jauh seseorang
bisa berlari pada kecepatan yang tetap di atas treadmill. Kecepatan treadmill akan meningkat
secara bertahap hingga peserta tidak dapat lagi melanjutkan atau mencapai waktu yang telah
ditentukan.Balke Test adalah tes kebugaran fisik yang digunakan untuk menilai kapasitas
aerobik seseorang. Tes ini biasanya dilakukan oleh pelari jarak jauh atau atlet lain yang
membutuhkan kebugaran fisik yang tinggi. Tes Balke dilakukan dengan mengukur seberapa
jauh seseorang bisa berlari pada kecepatan yang tetap di atas treadmill. Kecepatan treadmill
akan meningkat secara bertahap hingga peserta tidak dapat lagi melanjutkan atau mencapai
waktu yang telah ditentukan.
Balke Test adalah tes kebugaran fisik yang digunakan untuk menilai kapasitas aerobik
seseorang. Tes ini biasanya dilakukan oleh pelari jarak jauh atau atlet lain yang membutuhkan
kebugaran fisik yang tinggi. Tes Balke dilakukan dengan mengukur seberapa jauh seseorang
bisa berlari pada kecepatan yang tetap di atas treadmill. Kecepatan treadmill akan meningkat
secara bertahap hingga peserta tidak dapat lagi melanjutkan atau mencapai waktu yang telah
ditentukan.
Balke test adalah tes fisik yang dilakukan untuk mengukur kapasitas aerobik
seseorang. Tes ini biasanya dilakukan dengan berlari di treadmill dengan kecepatan dan
kemiringan yang meningkat secara bertahap. Tujuannya adalah untuk menentukan seberapa
lama seseorang dapat bertahan dalam kecepatan dan kemiringan tertentu sebelum mencapai
titik kelelahan.
2) Stopwatch
2
3) Peluit
Kemudin rumus ini dimodifikasi oleh Horwill (1994) menjadi: VO2 = 0.172 x (meters / 15
- 133) + 33.3
Contoh: Si B adalah peserta tes, setelah waktu berakhir 15 menit ia mampu menempuh
jarak 3100 meter, vo2max nya... Vo2max = 0,172 x (3100 /15-133) + 33.3 vo2max = 45,97
ml/kg/min Hasil dari perhitungan tersebut adalah hasil akhir ataupun ukuran VO2max
seseorang.
c) Lembar Pengukuran
3
B. Bleep Test
Bleep test/Beep test atau disebut juga Multistage Fitness Test adalah salah satu
instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat kebugaran seseorang. Bleep
test digunakan untuk mengukur kapasitas maksimal oksigen atau VO2max yang berhubungan
dengan tingkat kebugaran seseorang. Tes ini mudah diingat terutama dengan suara
legendarisnya yang diputar sepanjang tes berlangsung. Bagi yang pernah ikut bleep test akan
cepat akrab dengan suara “ The Multistage Fitness Test will start in five seconds, Ready. ”
dan bagi yang sering ikut ada kalanya menjadi sesuatu yang traumatis. Tes ini sering
digunakan untuk pengukuran kebugaran atlet, mulai dari atlet muda hingga atlet profesional
seperti para pemain Premier League, NFL dan lain sebagainya. Instrumen ini memiliki
tingkat kecocokan lebih tinggi untuk mengukur beberapa cabang olahraga dibanding
pengukuran sejenis.
Mengutip buku Pendidikan Jasmani Sadarkan Arti Hidupku terbitan Zifatama Jawara,
beep test sering dikenal dengan sebutan lain, bleep test. Selain itu, beep test juga dikenal
dengan sebutan Multistage Fitness Test (MFT). Beep test adalah uji kebugaran multistage
yang hemat biaya dan praktis. Beep test dilakukan untuk mengukur kesanggupan kerja
jantung dan paru-paru secara maksimal melalui prediksi penyerapan Volume Oksigen
Maksimal (VO2Max) pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Perlu diingat bahwa bleep
test akan makin cepat seiring waktu sehingga peserta tes harus sprint untuk mencapai ujung
lintasan terutama jika sampai di level yang tinggi. Dalam tes ini ada 21 level dengan jumlah
balikan (berapa kali harus bolak balik sebelum masuk ke level selanjutnya) yang berbeda
antar levelnya.
4
atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, berarti kemampuan maksimalnya pada
level bolak-balik tersebut.
2. Waktu setiap level 1 menit.
3. Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali bolakbalik.
4. Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam 8 kali bolak-
balik.
5. Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6,7 detik dalam 9 kali bolak-
balik, dan seterusnya.
6. Setiap jarak 20 meter telah ditempuh, dan pada setiap akhir level, akan terdengar
tanda bunyi 1 kali.
7. Start dilakukan dengan berdiri, dan kedua kaki di belakang garis start. Dengan aba-
aba “siap ya”, atlet lari sesuai dengan irama menuju garis batas hingga satu kaki
melewati garis batas.
8. Bila tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampuai garis batas, tetapi untuk lari
balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada tanda bunyi atlet belum
sampai pada garis batas, atlet harus mempercepat lari sampai melewati garis batas dan
segera kembali lari ke arah sebaliknya.
9. Bila dua kali berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari berarti
kemampuan maksimalnya hanya pada level dan balikan tersebut.
10. Setelah atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh terus berhenti,
tetapi tetap meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit untuk cooling down.
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menkonversikan nilai Bleep tes
kedalam nilai Prediksi VO2max , bila dibandingkan dengan nilai-nilaitabel multi stage fitness
LA Leger (1982) , hasil akan terjadi kesalahan hingga ±0,3 ml / kg / menit. VO2max =
15+(0,3689295 x TB) +(-0,000349 x TB x TB) TB = Total Kumulatif Balikan Level +
Balikan.
c) Lembar Pengukuran
5
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prosedur pelaksanaan beep test sangat sederhana, peserta atau seseorang harus berlari
menempuh jarak 20 meter bolak-balik dari ujung ke ujung. Beep test atau MFT dimulai
dengan lari pelan-pelan secara bertahap yang semakin lama semakin cepat hingga atlet tidak
mampu mengikuti irama waktu lari.
Berbeda dengan prosedur bleep test dimana jarak antar cone hanya 20 meter dan
setiap levelnya akan semakin cepat durasi yang diperlukan untuk mencapai cone. Prosedur
balke test cukup sederhana, yaitu hanya lari selama 15 menit. Berikut prosedur lengkap
Balke Test: Para peserta tes bersiap di belakang garis start Setelah aba-aba mulai
diperagakan, stopwatch dinyalakan dan peserta tes lari secepat-cepatnya dalam waktu 15
menit Setelah 15 menit, petugas mencatat jarak yang ditempuh oleh peserta tes.
B. Saran
Dengan tes – tes yang memudahkan kita untuk dapat mengukur kebugaran jasmani
dengan mudah, tentunya kita dapat termotivasi untuk tetap menjaga kebugaran tubuh kita
yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. Rutin berolahraga
2. Aktif bergerak
3. Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
4. Tidur dengan cukup
5. Mengelola stress dengan baik dan benar
6. Menghindari rokok dan minuman beralkohol
7
DAFTAR PUSTAKA
Tes Pengukuran Kapasitas Aerobik, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Suharjana.
Pengertian Kebugaran Jasmani, Manfaat, Unsur, Tujuan, dan Bentuk-Bentuk Latihannya, Alfi
Yuda, 2021