Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

“PRATIKUM DASAR LATIHAN”

Dosen Pembimbing :

Prof.Dr. H. Saiful,M.Kes

Sariul, S.Pd.M.Pd

Tugas Individu :

DIMAS SAPUTRA (A1F222031)

JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya kepada kita semua sehingga kita semua
senantiasa dapat beraktifitas keseharian kita di kampus UHO yang kita cintai
ini. Sholawat dan salam tak lupa kami hanturkan kepada Baginda Alam Nabi
Besar MUHAMMAD SAW yang telah membawa umatnya dari alam
kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan cahaya
keislaman.
Alhamdulillah atas izin serta ridho ALLAH SWT, selaku penulis telah
menyelesaikan laporan ini tepat waktunya, yang mana laporan ini dibuat
mengutamakan rasa tanggung jawab penulis, sehingga laporan ini selesai
sesuai dengan target yang diharapkan.

Kendari, 20 maret 2024

Penulis
.

Prosedur Pelaksanaan:

Nama Tes: Squad jumd

Langkah pelaksanaan:

a) Sikap permulaan
b) .Berbaring terlentang di lantai, kedua lutut dengan 900 dengan kedua jan- jarinya
diletakkan dibelakang kepala
c) .Peserta lain menekan/memegang kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat
d) .Gerakan aba-aba "YA" peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua sikuma
menyentuh paha, kemudian kembali pada sikap awal.
e) Lakukan gerakan berulang-ulang selama 30 detik.

Hasil praktek:

NO Nama L/p Berat Umur Repetisi waktu Set Volume Keterangan

DIMAS L 68 kg 20 85 30 3 255 Sangat baik


1 SAPUTRA detik

Kesimpulan:

Dari hasil data yang kita dapatkan melalui praktik dalam unsur Kebugaran Jasmani
Kekuatan otot tungkai dapat dikatakan bahwa dari sampel di atas bahwasanya setiap individu
memiliki ingkat kekuatan otot perut yang berbeda-beda tergantung dari apakah dia sering
melakukan latihan atau tidak dalam melakukan kegiatan aktivitas berlari dan berjalan atau fisik
seperti Squad jumd.
Lampiran

Nama Gambar

tes

Squad

jumd

Squad

jump
Judul praktikum : Tes kelincahan

Dasar teori : Kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak dengan cepat, gesit, dan lincah. Ini
mencakup respons tubuh yang cepat dan akurat terhadap perubahan dalam lingkungan atau situasi.
Kelincahan dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk olahraga, aktivitas fisik, kegiatan sehari-
hari, maupun dalam hal kemampuan mental dan emosional. Kemampuan kelincahan sering kali menjadi
faktor penting dalam mencapai keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan, karena memungkinkan
seseorang untuk merespons dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi.

Sedangkan menurut para ahli memukakannya:

1. Mark D. Kovacs (Ilmuwan Olahraga): Kovacs mendefinisikan kelincahan sebagai kemampuan


untuk mengubah arah, posisi, atau kecepatan tubuh dengan cepat dan tepat. Dalam konteks
olahraga, kelincahan motorik sangat penting untuk merespons situasi yang berubah dengan cepat,
seperti dalam permainan bola, tenis, atau bulu tangkis.
2. Susan David (Psikolog): David mengartikan kelincahan sebagai kemampuan untuk mengenali,
memahami, dan mengelola emosi dengan efektif. Kelincahan emosional memungkinkan
seseorang untuk tetap tenang dan terkendali dalam situasi yang menantang serta untuk
beradaptasi dengan perubahan emosi dengan fleksibilitas.
3. Peter M. Senge (Pakar Manajemen Organisasi): Menurut Senge, kelincahan organisasi adalah
kemampuan suatu organisasi untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan dan
mempertahankan kinerja yang tinggi. Ini melibatkan kemampuan untuk merespons perubahan
pasar, teknologi, atau kebijakan dengan cepat dan efisien.
4. Kurt Fischer (Ahli Pendidikan): Fischer menyebutkan bahwa kelincahan kognitif adalah
kemampuan untuk berpikir secara fleksibel, beradaptasi dengan cepat terhadap situasi yang baru,
serta menyelesaikan masalah dengan cara yang kreatif dan efisien.

Kesimpulan :

Dari pengertian yang diberikan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kelincahan merupakan
kemampuan untuk bergerak, berpikir, atau merespons dengan cepat dan fleksibel dalam berbagai konteks,
baik fisik maupun mental.
Judul praktikum : Shuttle Run

Dasar teori : Shuttle run adalah sebuah tes kebugaran fisik yang sering digunakan untuk mengukur
kecepatan dan ketangkasan atlet atau individu. Tes ini melibatkan berlari bolak-balik antara dua titik
dalam waktu yang ditentukan, dengan jarak yang ditentukan juga.Meskipun tidak ada definisi standar
dari "shuttle run" oleh para ahli, namun umumnya ini adalah tes yang terdiri dari berlari dengan cepat
antara dua titik yang ditetapkan, biasanya dalam format bolak-balik, dalam waktu yang ditentukan. Ini
sering digunakan dalam konteks penilaian kebugaran fisik dan tes untuk menilai kemampuan
kardiorespirasi, kecepatan, ketangkasan, dan daya tahan.

Sedangkan menurut para ahli memukakannya:

1. Dr. Kenneth Cooper, seorang dokter dan peneliti kebugaran terkemuka, sering mengutip shuttle
run sebagai salah satu tes yang berguna untuk mengevaluasi kebugaran kardiorespirasi
seseorang. Menurutnya, shuttle run dapat memberikan gambaran yang baik tentang daya tahan
aerobik individu dan merupakan bagian penting dari program pengukuran kebugaran fisik secara
keseluruhan.
2. ACSM adalah organisasi terkemuka dalam bidang ilmu olahraga dan kebugaran. Mereka
merekomendasikan tes shuttle run sebagai salah satu dari beberapa tes yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi kebugaran kardiorespirasi, kecepatan, dan ketangkasan. ACSM
menekankan pentingnya tes kebugaran seperti shuttle run dalam menilai status kesehatan dan
kinerja atletik.
3. Sebagai seorang pakar dalam bidang periodisasi latihan dan pengembangan kebugaran, Dr.
Tudor O. Bompa menganggap shuttle run sebagai tes yang penting dalam mengukur kemajuan
atlet dalam kesiapan fisik mereka. Dia menyoroti pentingnya penggunaan tes shuttle run secara
teratur untuk memantau kemajuan dan menyesuaikan program latihan sesuai kebutuhan.
4. Seorang ilmuwan olahraga yang dihormati, Dr. Jack H. Wilmore, menekankan bahwa shuttle run
adalah salah satu dari beberapa tes kebugaran yang dapat memberikan informasi yang berharga
tentang kebugaran kardiorespirasi dan kemampuan anaerobik individu. Dia menyarankan agar
shuttle run digunakan bersama dengan tes kebugaran lainnya untuk mendapatkan gambaran
yang lebih lengkap tentang tingkat kebugaran seseorang.

Kesimpulan:

shuttle run dianggap sebagai alat yang penting dan bermanfaat dalam penilaian kebugaran fisik,
baik untuk tujuan kesehatan maupun kinerja atletik. Dengan memperhatikan rekomendasi dan panduan
dari para ahli ini, penggunaan tes shuttle run dapat menjadi bagian integral dari program evaluasi
kebugaran dan pengembangan latihan yang efektif.

Nama Tes : Shuttle Run

Langkah-langkah pelaksanaan :

1. Buat garis berbentuk kerucut.


2. Pastikan kamu sudah melakukan pemanasan.
3. Berlari dari satu penanda ke penanda lainnya dalam satu pengulangan.
4. Lakukan tiga repetisi secepat mungkin.
5. Atur waktu hasil latihan untuk tiga kali pengulangan.
6. Istirahat selama tiga menit.
7. Ulangi Latihan.

Hasil praktek:
Jumlah Shuttle Run

Nama L/p Berat Umur waktu set Volume Keterangan

NO Set 1 Set 2 Set 3

DIMAS L 68 kg 20 30 15 19 22 3 15 detik Sangat baik


1 SAPUTRA detik Detik Detik Detik

KESIMPULAN:

Dari hasil data yang kita dapatkan melalui praktik dalam unsur Kebugaran Jasmani
(Kelincahan) dapat dikatakan bahwa dari sampel di atas bahwasannya setiap individu memiliki
tingkat kelincahan otot kaki yang berbeda-beda tergantung dari apakah dia sering melakukan
latihan atau tidak dalam melakukan kegiatan fisik seperti shuttle run.
Lampiran

Nama tes Gambar

Shuttle Run

Shuttle Run
Hasil mid atau pengulangan praktek

Hasil praktek push up:


NO Nama L/p Berat Umur Repetisi waktu Set Volume Keterangan

DIMAS L kg 20 23 30 1 23 Sangat baik


1 SAPUTRA detik

Kesimpulan :

Dari hasil data yang kita dapatkan melalui praktik dalam unsur Kebugaran Jasmani (Kekuatan)
terjadi peningkatan

Hasil praktek sit up:

NO Nama L/p Berat Umur Repetisi waktu Set Volume Keterangan

DIMAS L 68 kg 20 22 30 1 22 Sangat baik


1 SAPUTRA detik

Kesimpulan :

Dari hasil data yang kita dapatkan melalui praktik dalam unsur Kebugaran Jasmani (Kekuatan)
terjadi peningkatan

Hasil praktek Squad Jump:

NO Nama L/p Berat Umur Repetisi waktu Set Volume Keterangan

DIMAS L 68 kg 20 32 30 1 32 Sangat baik


1 SAPUTRA detik

Kesimpulan:
Dari hasil data yang kita dapatkan melalui praktik dalam unsur Kebugaran Jasmani Kekuatan
otot tungkai terjadi peningkatan

Hasil praktek shuttle run:

No Nama L/p Berat Umur jumlah set Volume keterangan

shuttle run

1 DIMAS L 68 kg 20 16 detik 1 16 detik Sangat baik


SAPUTRA

Kesimpulan:

Dari hasil data yang kita dapatkan melalui praktik dalam unsur Kebugaran Jasmani (Kelincahan)
terjadi penurunan

Hasil praktek zig zag:

No Nama L/p Berat Umur jumlah set Volume keterangan

shuttle run

1 DIMAS L 68 kg 20 8 detik 1 8 detik Sangat baik


SAPUTRA

Kesimpulan:

Dari hasil data yang kita dapatkan melalui praktik dalam unsur Kebugaran Jasmani (Kelincahan) tidak terjadi
penurunan dan peningkatan

Anda mungkin juga menyukai