NIM: 2316021007
DOSEN PENGAMPU:Dr KETUT SUDIANA,SUDIANA,S.PD,M.KES.
DAFTAR ISI
Bab I
1.1 pendahuluan…………………………………………………………..
1.2 Latar Belakang………………………………………………………..
BAB II
1.3 Pembahasan…………………………………………………………..
1.4 Sistem energy dalam latihan……………………………...
1.5 Program Latihan Circuit Training………………………
1.6 Definisi Circuit Training………………………………….
1.7 Tujuan dan Fungsi Circuit Training…………………….
1.8 Materi Circuit Training…………………………………….
Bab III
1.1 Penutup……………………………………………………………….
1.2 Daftar Pustaka………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pengertian Latihan. Secara sederhana latihan dapat dirumuskan yaitu segala
daya dan upaya untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi fisik dengan
proses yang sistematis dan berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah
beban, waktu atau intensitasnya.
BAB II
PEMBAHASAN
KETEPATAN
Latihan yang benar adalah latihan yang dimulai dengan kegiatan yang
mudah sampai kegiatan yang sulit, atau dari beban yang ringan sampai
beban yang berat. Hal ini berkaitan dengan kesiapan fungsi faaliah tubuh
yang membutuhkan penyesuaian terhadap beratnya beban yang diberikan
dalam latihan. Dengan berlatih secara sistematis dan dilakukan berulang-
ulang yang konstan, maka organisasi-organisasi sistem persyarafan dan
fisiologis yang akan menjadi bertambah baik, gerakan yang semula sukar
akan menjadi gerakan yang otomatis dan reflektif.
h) Prinsip individualisasi
Agar latihan bisa menghasilkan yang terbaik, prinsip individualisasi
harus senantiasa diterapkan dalam latihan. Artinya beban latihan harus
disesuaikan dengan kemampuan adaptasi, potensi serta karakteristik spesifik
dari atlet.
i) Prinsip spesifik
Prinsip ini mengisyaratkan bahwa latihan ini harus spesifik, yaitu
harus benar-benar melatih apa yang dilatih. Manfaat maksimal yang bisa
diperoleh dari rangsangan latihan hanya akan terjadi manakal rangsangan
tersebut mirib atau merupakan replikasi dari gerakan-gerakan yang
dilakukan dalam olahraga tersebut.
Secara umum, mungkin kamu cuma tahu kalau push up adalah salah satu
olahraga saja. Namun, ternyata push up ini nggak cuma sekedar olahaga biasa, loh!
Jenis olahraga ini adalah latihan kekuatan otot. Ada banyak cara yang bisa
digunakan untuk melatih otot lengan, misalnya saja dengan pull up dan hand
stand. Tujuan melatih otot lengan ini adalah untuk membentuk dan
mengembangkan kekuatan lengan dan bahu, terlebih di otot bisep dan trisep.
Latihan ini tentunya nggak akan berpengaruh kalau nggak dilakukan berkali-kali.
Selain melatih kekuatan otot lengan, kita juga bisa melatih otot perut dan
punggung, kamu bisa melatihnya dengan melakukan gerakan seperti sit
up dan back up. Sama dengan melatih kekuatan lengan, kekuatan otot perut dan
punggung ini harus dilakukan secara rutin supaya hasilnya maksimal. Selain
latihan kekuatan otot, ada juga latihan ketepatan. Ketepatan ini adalah sebuah
gerakan yang menuju sebuah sasaran yang bisa diukur dengan waktu atau sasaran.
Latihan ketepatan bisa dilakukan dengan gerakan melempar bola medicine dan
juga melompat dengan tangan yang meraih sasaran yang digantung.
Latihan melempar bola medicine harus dilakukan dengan permulaan dan gerakan
yang benar. Awalan yang bisa digunakan adalah berdiri dengan menghadap ke
arah sasaran. Sedangkan gerakan yang dilakukan, sebelum kamu melakukan
lemparan, tarik bola ke arah dada untuk mengambil ancang-ancang. Setelah itu,
dorong bola itu oleh kedua tangan sampai siku lurus dengan bahu. Lakukan ber
ulang-ulang secara cepat dan tepat.
Sistem energy dalam latihan
Istilah energy otot berarti pengeluaran tenaga oleh otot untuk menimbulkan
kontraksi otot sehingga timbul gerak, kerja, maupun panas. Pengeluran tenaga
disebut juga dengan kapasitas otot, kemampuan otot. Satuan energy otot ialah Kcal
–Kilokalori. (Suharjana : 2013). 1 Kcal = 466 kg (berat) Meter.
Dalam sel otot ada sumber tenaga yang cepat menghasilkan tenaga. Sumber
energy tersebut bernama ATP (Adenosin Triphosphat) dan PC
(Phosphocreatin). Adenosin Triphosphat dibuat dan disimpan dalam mitokondria
sel otot. Adenosin Triphosphat yang dihasilkan dalam sel otot kemudian diangkut
ke setiap sel yang membutuhkan. Mekanisme pembentukan energy terjadi dengan
cara pemecahan ATP menjadi ADP dan Pi, serta sejumah energy (Suharjana :
2013). Energi itulah yang menyebabkan actin dan myosin saling mendekat yang
menyebabkan kontraksi (pemendekan) otot.
Terdapat tiga macam energy tubuh yang digunakan sesuai dengan lama dan
intensitas latihan yang dilakukan, yaitu :
1. Sistem Phosphagen (ATP –PC)
2. Sistem Glikogen Asam Laktat (Glikolisis)
3. Sistem Aerobik (Fosforilasi Oksidatif)
(Cerika : 2010)
Sistem energy berdasarkan durasinya untuk menghasilkan energy dalam bentuk
ATP dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Long Term Energy Sistem
2. Short Term Energy Sistem
3. ImmediateEnergy System
(Mc.Ardle & Katch : 2010)
Menyambung dua pernyataan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Sistem ini akan memecah glikogen dalam otot menjadi glukosa untuk
memperoleh energy yang akan digunakan untuk mensintesa ATP. Pembentukan
ATP melalui sistemPhosphagen ini membutuhkan 12 reaksi berurutan, karena itu
pembentukan energy melalui proses ini berlangsung lebih panjang dan lebih
lambat dibanding sistem ATP – PC.
Energi
Durasi Klasifikasi Observasi
disediakan oleh
(Suharjana : 2013).
Latihan Sirkuit training ini juga cocok untuk melatih semua anak. Anak SD,
SMP, SMA maupun Anak Kuliahan. Karena dengan menggunakan circuit training
akan lebih fokus dan tepat dalam melatih.
Salah satu komponen Circuit training adalah kebugaran jasmani. Oleh
karena itu seorang pemain sepakbola pasti sudah pernah melakukan
latihan circuitini. Namun bagi anda yang belum mengenal tentang sirkuit
training tenang saja, disini akan dijelaskan.
Jadi dengan penjelasan diatas, Anda harus mempunyai suatu tujuan tertentu
sebelum menggunakan latihan circuit training ini. Dengan mempunyai tujuan yang
pasti maka Anda akan lebih mudah dalam memilih materi latihan guna mencapai
tujuan latihan Anda.
Seperti yang saya jelaskan dalam artikel circuit training diatas, bahwa materi
latihan bisa didapat jika Anda (pelatih) sudah mempunyai tujuan latihan apa.
Sebagai contoh seorang coach akan melatih fisik pemain bola. Maka pelatih akan
membuat materi latihan tiap pos yang bisa meningkatkan kemampuan fisik
pemainnya.
Sebagai contoh materi latihan sirkuit training ini bisa Anda baca di bawah!
Untuk bentuk-bentuk sirkuit trainingnya, bisa bentutk lingkaran, segi empat, segi
enam ataupun acak-acakan. Yang pasti setiap pos mempunyai materi latihannya.
Latihan sirkuit training 5 pos, 10 pos, 6 pos, 8 pos itu tergantung materi dan tujuan
yang ingin dicapai oleh pelatih. Sehingga jangan heran ketika ada yang
menggunakan jumlah pos yang berbeda-beda
Tiap pos diberikan waktu 30 detik. Jadi atlet/pemain melakukan gerakan latihan
ditiap pos selama 30 detik, setelah itu ganti ke pos berikutnya sampai pos terkhir.
Intervl pos 30’ - 45’ (istirahat aktif). Istirahat lama diberikan diakhir pos.
Maksudnya setelah atlet/pemain melakukan semua gerakan di tiap pos diberikan
waktu istirahat 3 menit (misal), setelah itu melakukan lagi dari pos pertama sampai
pos terkahir. Tergantung ingin berapa kali pengulangan.
Pos 4 melakukan sprint shuttle run (lari hilir muudik) selama 30 detik
Pos 10 melakukan sprint kedepan dan mundur dengan kecepatan selama 30 detik
Pos 11 melompati cone dengan satu kaki bergantian selama 30 detik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain berguna untuk meningkatkan kesegaran jasmani, latihan kondisi fisik
merupakan program pokok dalam pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suatu
cabang olahraga. Atlet yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan
terhindar dari kemungkinan cedera yang biasanya Bering terjadi jika seseorang
melakukan kerja fisik yang berat.
Kurangnya daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan otot, dan
kelincahan merupakan penyebab utama timbulnya cedera olahraga. Hal ini
disebabkan program latihan kondisi fisik yangdilakukan seseorang ticlak sempurna
sebelum dia terjun mengikuti pertandingan atau melaksanakan kegiatan fisik yang
lebih berat.
B. Saran
Untuk setiap atlet yang berkecimpung di bidang olahragamanapun di harap kan
agar bisa mningkatkan kondisi fisiknya masing – masing, sehingga dalam suatu
prtandingan tidak mengalami kellahan ataupun cdera pada saat latihan, di era yang
kaya akan teknologi dan pngrtian dan pemahaman dalam peningkatan fisik perlu
peningkatan mutu gizi juga.
Setiap pelatih dalam setiap bidang olahraga haruskan mengrtidan memahami
cara pningkatan kualitas fisik atlt dan bukan hanya fisik saja yang harus dimengrti
oleh seorang pelatih tetapi juga tentang kebutuhan gizi setiap atlet harus
diprhatikan oleh stiap pelatih. Agar kedepanya para pelatih dapat menciptakan atlet
yang mmpunyai kualitas fisik bagus dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Karyono, 2006. Sang Juara Harus Dicetak. Majalah Psikologi Plus, Edisi
Juli 2006.
Nasution, Y. (2007) Latihan Mental Bagi Atlet
Dangsina Moeloek., (1994). Dasar Fisiologi Kesegaran Jasmani dan
Latihan Fisik. Kumpulan
Makalah. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Djoko P.I. (2000). Panduan Latihan Kebugaran (Yang Efektif dan Aman).
Yogyakarta: Lukman Offset.
M. Sajoto. (1995). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik
Dalam Olahraga.
---------------Pate RR. Mc., Clengham B., Rotella R., (1993). Dasar-Dasar Ilmiah
Kepelatiha, (Scientific
Macmillan Company of Australia PTY LTD, 107 Moray Street. Sadoso
Sudharno Sastropanular., (1997). Tes Sederhana untuk Mengukur Kapasitas
Aerob.
--------------Sukimah Sri. Kebutuhan gizi atlet. Universitas
Indonesia--------------------
-----------------Sukimah Sri. Penilaian status gizi atlet. Universitas
Indonesia----------------