Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KESEHATAN KERJA LANJUTAN


PENGUKURAN KEGARAN JASMANI
METODE HAVARD STEP UP TEST

OLEH :
Fadli Firmansyah (2440019026)

PROGRAM STUDI D-IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

1 Judul praktikum : Pengukuran Kegaran Jasmani Metode Havard


. Step Up Test

2 Mata kuliah : Kesehatan Kerja Lanjutan


.
3 Nama praktikan
.
a. Nama : Fadli Firmansyah
b. NIM : 2440019026
4 Nama dosen
.
a. Nama : Moch. Sahri, S.KM., M.KKK
b. NPP : 19011230

Mengetahui, Surabaya, 9 Desember 2021


Dosen Pengampu Mahasiswa

Moch. Sahri, S.KM., M.KKK 2440019026


NPP. 19011230 NIM. 2440019026
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Manusia yang sehat merupakan sumber daya yang dibutuhkan dalam
pembangunan oleh karena itu olahraga perlu makin dimasyarakatkan dan
ditingkatkan sebagai cara pembinaan jasmani dan rohani bagi setiap anggota
masyarakat. Kegiatan olahraga merupakan kegiatan yang tiada putus-
putusnya, bahkan dapat dikatakan bahwa olahraga sudah merupakan suatu
bagian dari kegiatan hidup manusia. Olahraga sudah merupakan kebutuhan
hidup manusia. Dengan berolahraga terutama olahraga kesehatan akan dapat
memelihara dan meningkatkan derajat hidup manusia. Tanpa olahraga akan
terjadi penurunan kesehatan dan memperbesar kemungkinan terserang
penyakit non infeksi (Karhiwikarta, 1991).
VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia
pada saat melakukan kegiatan yang intensif seperti olahraga. Volume O 2 max
ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per
menit atau milliliter/menit/kg berat badan. Tinggi rendahnya VO2 max
seseorang berhubungan dengan kemampuan beraktivitas seseorang. Semakin
tinggi kadar VO2 max seseorang, maka tingkat aktivitasnya semakin tinggi
dan tingkat kelelahannya semakin rendah (Karhiwikarta, 1991).
VO2 semakin tinggi maka semakin bugar orang tersebut karena semakin
tinggi VO2 max nya maka semakin lama kemampuan otot melakukan kerja
artinya otot tidak cepat lelah, sebaliknya semakin rendah VO2 max nya maka
semakin cepat kemampuan otot melakukan kerja, sehingga otot menjadi cepat
lelah. Untuk mengukur VO2 dapat menggunakan Harvard Step Test (Ganon,
2002).

1.2. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan
tes kebugaran menggunakan Harvard Step Test.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KEBUGARAN JASMANI


Kebugaran jasmani adalah suatu kebutuhan yang harus kita penuhi agar
tubuh kita dapat melakukan banyak aktivitas dengan baik. Kebugaran jasmani
dapat dikatakan sebagai bentuk kemampuan fisik seseorang untuk melakukan
kegiatan sehari-hari tanpa merasa kelelahan yang berlebihan dan tentunya masih
memiliki cadangan energi. Semakin baik kebugaran jasmani seseorang maka akan
semakin baik juga kemampuannya dalam mengatasi aktivitas sehari-hari. Bisa
dikatakan bahwa kebugaran jasmani salah satu faktor penentu kesehatan dan
ketahanan tubuh. Oleh karena itu perlu bagi seseorang untuk memperbaiki pola
hidup dengan memperbanyak kegiatan fisik dan olahraga untuk menjaga
ketahanan tubuh.
2.2 UNSUR KEBUGARAN JASMANI
Ada beberapa unsur dalam menunjang kebugaran jasmani pada tubuh seperti,
kekuatan, daya tahan, kelincahan, kecepatan, keseimbangan, dan sebagainya,
berikut adalah unsur-unsurnya.
1. Daya Tahan
Daya tahan adalah suatu keadaan di mana seseorang dapat menggerakkan
tubuh untuk melakukan beberapa aktivitas dengan tempo yang berbeda,
namun dapat melakukannya dengan efisien dan efektif tanpa merasakan lelah
yang berlebihan. Daya tahan dapat dibagi menjadi dua yaitu, muscular
endurance dan cardiorespiratory endurance. Muscular endurance adalah daya
tahan dengan menunjukkan kemampuan otot dalam melakukan pekerjaan
berat dalam waktu yang lama. Sedangkan cardiorespiratory endurance adalah
kemampuan seluruhh tubuh untuk terus bergerak dengan tempo sedang dalam
waktu yang lama.
2. Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan pergerakan dari satu
tempat ke tempat yang lain secara cepat. Kecepatan ini dibagi menjadi tiga
yaitu, kecepatan sprint, kecepatan reaksi, dan kecepatan bergerak. Kecepatan
ini dapat dilatih dengan berlari berdasarkan frekuensi yang disesuaikan.
3. Kekuatan
Kekuatan adalah suatu kemampuan otot-otot dalam melawan beban yang
sedang dipikul oleh tubuh. Unsur kekuatan ini juga dapat disebut dengan
muscle strength. Kekuatan otot ini juga dapat berhubungan dengan daya otot
atau muscle endurance. Ketahanan otot adalah kemampuan otot dalam
menahan kontraksi dengan beban ringan secara terus menerus. Ada perbedaan
fungsi antara muscle strength dengan muscle endurance. muscle strength
digunakan untuk mengangkat beban yang berat dalam satu kegiatan.
Sedangkan muscle endurance digunakan untuk melakukan aktivitas fisik
ringan dalam jangka waktu yang lama.
4. Koordinasi
Koordinasi adalah suatu kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas atau
gerakan dengan efisien dan tepat. Seseorang yang memiliki koordinasi yang
baik maka kerja sama yang dilakukan tubuhnya juga akan baik. Konsentrasi
juga dapat dilakukan dengan mudah meski sambil menggerakkan tubuh
secara bergantian.
5. Kelincahan
Kelincahan merupakan kemampuan tubuh untuk mengubah posisi tubuh
dengan cepat. Dengan adanya kelincahan tubuh akan bergerak dengan cepat
tanpa risiko cedera. Jika kelincahan telah terbentuk dalam tubuh kalian maka
kalian akan dengan mudah menggerakkan tubuh dengan cepat tanpa ada rasa
takut untuk terjadi kesalahan yang mengakibatkan cedera.
6. Kelenturan
Kelenturan adalah suatu kemampuan tubuh dalam melakukan gerakan secara
maksimal. Kelenturan ini didukung dengan faktor seperti usia, kualitas otot,
struktur sendi, dan ligamen. Kelenturan ini harus sering dilatih karena
kelenturan berhubungan juga dengan unsur kebugaran jasmani yang lain
seperti, kelincahan, kecepatan, dan koordinasi. Memiliki tubuh yang lentur
dapat meminimalkan risiko cedera pada tubuh. Kamu juga bisa melakukan
pergerakan dengan bebas dalam segala aktivitasmu.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 ALAT :
 Bangku kayu, tinggi 40 cm
 Metronome
 Stopwatch
3.2 CARA MELAKSANAAN TEST :
 Mengukur tekanan darah dan menghitung denyut nadi sampel selama 1
menit dalam keadaan istirahat /duduk. Bila tekanan darah lebih dari atau
sama dengan 160 mmHg (systole) dan atau 100 mmHg (diastole) test tidak
dilakukan pada orang tersebut.
 Mulai membunyikan metronome yang telah dicek irama 120x/menit
 Memberi aba-aba “mulai”, sampel naik turun bangku mengikuti irama
metronome. Pada detikan metronome yang pertama salah satu kaki sampel
berada diatas bangku dan stopwatch mulai ditekan. Pada detikan kedua
sampel berada diatas bangku dan detikan metronome ketiga satu kaki
diturunkan kemudian disusul dengan kaki satunya pada detikan keempat.
 Naik turun bangku dilakukan secara berulang selama 5 menit dengan
posisi tubuh harus tegak dan tidak boleh membungkuk.
 Irama naik turun harus selalu mengikuti detikan metronome, jika irama
tetap salah selama 10-15 detik meski berkali-kali sudah diberi peringatan,
maka tes harus dihentikan kemudian mencatat lamanya waktu naik turun
bangku.
 Pada saat menghentikan test, sampel secepatnya disuruh duduk dan kedua
stopwatch ditekan. Stopwatch I menunjukkan lamanya naik turun bangku .
Stopwatch II untuk mulai menghitung periode pemulihan dan denyut nadi
setelah tes selesai dilakukan.
 Menghitung denyut nadi (arteri radialis pada pergelangan tangan) pada
menit pertama selama 30 detik (cara cepat).
 Menghitung Indeks Kesanggupan Badan dengan menggunakan Rumus.
 Penghitungan Indeks Kesanggupan Badan (IKB) :
Cara Cepat
IKB = Lamanya naik turun bangku dalam detik x 100
5,5 x denyut nadi selama 30 detik (menit I)
Kriteria Penilaian :
 <50 : Kesanggupan Kurang
 50 – 80 : Kesanggupan Sedang
 Diatas 80 : Kesanggupan Baik
BAB IV
HASIL

4.1 IDENTITAS SUBJEK


Nama /Inisial : WK
Usia : 46 Tahun
Bb : 60 Kg
Tinggi Badan : 153 Cm
Pekerjaan/Aktifitas : Berdagang

4.2 HASIL PENGUKURAN


CARA 1
Pada metode ini pelaksanaannya dengan melakukan kegiatan naik turun
tangga selama 5 menit kemudian menghitung denyut nadi 1, 2 serta 3 dan
didapatkan hasil:
Waktu : 5 menit (300 detik)
Denyut nadi 1 : 72
Denyut nadi 2 : 69
Denyut nadi 3 : 65
PERHITUNGAN
Rumus = lama naik turun 𝑥 100
2 x (N1+N2+N3)
= 300 detik 𝑥 100
2 x (72+69+65)
= 30.000 = 73 masuk dalam kategori sedang
412
CARA 2
Diketahui denyut nadi yaitu 72
IKB = Lamanya naik turun bangku dalam detik x 100
5,5 x denyut nadi selama 30 detik (menit I)
IKB = 30.000 = 76 masuk dalam kategori sedang
5,5 x 72
4.3 DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENGUKURAN (FOTO
KEGIATAN)

Gambar 1. Posisi naik turun bangku


BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, tingkat kebugaran jantung paru pada
seseorang yang berinisial WK yang diukur menggunakan metode Harvard
Step Up Test yaitu pada pengukuran cara 1 mendapatkan hasil pengukuran 73
termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan pada pengukuran cara 2
mendapatkan hasil pengukuran 76 termasuk dalam kategori cukup. Melalui dua
cara perhitungan tersebut, terlihat bahwa indeks kesanggupan tubuh dangat
bergantung dari lama orang tersebut mampu terus naik turun tangga. Semakin
lama ia mampu bertahan naik turun tangga, maka semakin baik pula
kesanggupannya ataupun semakin membaik kebugaran jasmaninya
5.2 SARAN
REFERENSI

Siswanto,A. Kesegaran Jasmani. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Jawa


Timur, Departemen Tenaga Kerja.
Fitrianto, Eko. Profil Hasil Tes Pengukuran VO2 Max Metode Laboratorium dan
Metode Multi Stage Fitness / Bleep Test.
Indrayana, Boy., Yuliawan, Ely. 2019. Penyuluhan Pentingnya PeningkatanVO2
Max Guna Meningkatkan kondisi fisik pemain sepak nola fortuna FC
Kecamatan Rantau Rasau. Jurnal Ilmiah Sport Coaching And Education
Vol.1.
Indrayana, Boy., Yuliawan, Ely. 2019. Penyuluhan Pentingnya PeningkatanVO2
Max Guna Meningkatkan kondisi fisik pemain sepak nola fortuna FC
Kecamatan Rantau Rasau. Jurnal Ilmiah Sport Coaching And Education
Vol.1

Anda mungkin juga menyukai