Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK 1

PEMERIKSAAN VISUS

disusun oleh :

Nama : Royfanza Reynaldi

Nim : 2000029145

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYRAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2020
PEMERIKSAAN VISUS

A. TUJUAN
1. Mengetahui dan mampu melakukan pemeriksaan visus secara baik dan benar.

B. DASAR TEORI

Visus (tajam penglihatan) merupakan fungsi mata. Gangguan penglihatan memerlukan


pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya tajam
penglihatan. Tajam penglihatan perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan mata
(Sidarta, 2010).

“Presbiopi” ini fisiologis.jadi,tidak termasuk anomaly refraksi.pada umur 40 th,daya


presbiopi 1D,setiap tambah lagi 10 th tambah 1D.maksimal 3D karena jarak baca 30cm (D=1/f
meter).

Rumus perhitungan visus =

V = d/D

Keterangan :

V = visus

d = jarak optotype dengan probandus

D = angka disamping deretan huruf pada optotype yang terkecil yang masih bisa dibaca
probandus (Anonim.2016).

Visus (ketjamn penglihatan) adalah ukuran berapa jauh dan detail suatu benda dapat
tertangkap oleh mata.sehingga visus dapat disebut sebagai fisiologi mata yang paling
penting.ketajaman penglihatan didasarkan pada prinip tentang adanya daya pisah minimumyaitu
jarak yang paling kecil antra 2 garis yang masih mungkin dipisahkan dan dapat ditangkap
sebagai 2 garis. (Muniati dkk.2010)
C. METODE
1) Alat dan Bahan
1.Kartu optotip Snellen
2) Cara Kerja
Cara Pemeriksaan:
1. Visus diperiksa dalam ruang pencahayaan cukup dari jarak pengukuran dari
orang coba ke optotip Snellen adalah 6 meter.
2. Mata diukur satu persatu biasakan mulai dari mata kanan, mata yang tidak
diperiksa ditutup telapak tangan atau penutup mata.
3. Orang coba diminta untuk membaca optotip Snellen dimulai dari huruf yang
paling atas hingga ke deretan di bawahnya sampai deretan huruf yang dapat
dibaca baik tanpa kesalahan.
4. Pemeriksa membantu menunjuk huruf-huruf secara cepat agar orang coba tidak
sempat berfikir (hafalan) atau berakomodasi.
5. Visus mata dilaporkan sebagai 6/D dan dilanjutkan pada mata sebelah.
6. Apabila orang coba tidak dapat membaca huruf paling atas berarti pemeriksaan
tidak dapat dilanjutkan menggunakan optotip Snellen. Berapakah visus orang
tersebut menurut pemeriksaan optotip Snellen ?
7. Metode berikutnya akan membantu dalam menentukan visus orang coba yang
tidak dapat membaca huruf teratas (terbesar) dari optotip Snellen.
a. Uji hitung jari, dasar bahwa jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal
pada jarak 60 meter.
b. Uji lambaian tangan untuk orang coba yang tidak dapat menghitung jari
pada jarak 1 meter. Orang normal dapat membedakan lambaian tangan ke
atas bawah atau kanan kiri pada jarak 300 meter.
c. Uji gelap-terang untuk menentukan seseorang mempunyai visus 1/tak
terhingga atau nol
D. HASIL PERCOBAAN

Tabel Hasil Pemeriksaan Visus

Kelompo N Nama Mata Mata BB TB Umur


k O Probandus Kanan Kiri (Kg) (cm) (tahun)
1 Probandus Pria 0,2 0,2 78 172 20
1
2 Probandus Pria 0,7 1 58 168 18
2
3 Probandus Pria 0,3 0,6 50 161 21
Pria
3
4 Probandus Pria 1 1 69 174 18
4
5 Probandus Pria 1 0,9 75 175 18
5
1 Probandus 1 1 42 155 19
Wanita 1
2 Probandus 0,6 0,9 58 157 20
Wanita 2
3 Probandus 0.8 0.8 55 156 18
Wanita
Wanita 3
4 Probandus 0.9 1 37 150 18
Wanita 4
5 Probandus 1 1 49 160 19
Wanita 5
E. PEMBAHASAAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data probandus terdapat macam macam perbedaan
disini terdapat 10 data sesorang yang ketajaman pengelihatanya normal. Namun, ada beberapa
orang yang ketajaman pengelihatanya bisa dikatakan rabun jauh.

Faktor faktor yang mempengaruhi visus seseorang diantaranya yaitu kejernihan media
refrakta media refrakta terdiri dari kornea, humor akuos, lensa, dan korpus vitreum, sistem optik
refraksi yang mempengaruhi refraksi adalah kurvatura kornea, kecembungan lensa, dan panjang
aksis bola mata, dan sistem persyarafan mata apabila ada gangguan di salah satu jalur visual
retina-korteks serebri, maka informasi visual tidak akan tersampaikan dengan baik dan akan
menurunkan tajam penglihatan.

Penyebab dan akibat ketidaknormalan visus. Pada kondisi normal kornea mata memiliki
bentuk dan ukuran yang memungkinkan cahaya untuk masuk dan di fokuskan tepat pada retina.
Pada penderita rabun jauh, kornea menjadi lebih panjang atau pipih dari kornea mata normal,
sehingga cahaya tidak terfokus tepat pada retina melainkan satu titik didepan mata retina.
Namun, ukuran kornea bukan satu satunya kemungkinan penyebab. Kerusakan refraktif pada
mata merupakan penyebab paling sering yang mendasari kondisi ini. Pada gangguan refraktif,
lapisan kornea tidak mulus seperti mata normal, sehingga cahaya yang masuk tidak dapat
dibiaskan secara normal. Cahaya yang masuk mata justru terfokus didepan retina, sehingga
pandang jarak jauh menjadi kabur. Faktor penybab terjadinya rabun yaitu keturunan dan
pengaruh lingkungan, contoh pengaruh lingkungan yaitu sering bermain handphone/laptop,
membaca buku, dll

Anomali Refreksi, kelainan refreksi tidak seimbang system optic pada mata, shingga
pengahasil bayanga yang kabur. Lensa memegang peran membiaskan sinar terutama pada saat
melakukan akomodasi atau bila melihat benda dekat. Miopa/rabun jauh, yakni berkurangnya
kemampuan mata untuk melihat jauh, akan tetapi dapat melihat objek dekat dengan lebih baik.
Penderita akan mengatakan pengelihatanya kabur untuk melihat jauh dan hanya jelas pada jarak
tertentu saja.

Solusi untuk menanggulangi masalah pada visus, ada beberapa langkah. Diantaranya
yakni melindungi mata dari sinar matahari, gunakan kacamata hitam pada siang hari untuk
menghindari sinar matahari, menggunakan kacamata/lensa kontak denga ukuran yang sesuai
kondisi mata, memeriksa kesehatah mata dengan rutin, serta menerapkan pola hidup sehat.

Data probandus pada hasil pemeriksaan visus Nama : Umur : TB : BB

Probandus pria 1 : 20 : 172 : 78 Probandus wanita 1 : 19 : 155 : 42

Probandus pria 2 : 18 : 168 : 58 Probandus wanita 2 : 20 : 157 : 58

Probandus pria 3 : 21 : 161 : 50 Probandus wanita 3 : 18 : 156 : 55

Probandus pria 4 : 18 : 174 : 69 Probandus wanita 4 : 18 : 150 : 38

Probandus pria 5 : 18 : 175 : 75 Probandus wanita 5 : 19 : 160 : 49

F. KESIMPULAN

Kita dapat mengetahui dan mampu melakukan pemeriksaan visus dengan cara yang baik
dan benar.
G. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2016.buku petunjuk praktikum.universitas pekalongan:pekalongan
Ilyas, Sidarta.(2010).Ilmu Penyakit Mata, Edisi Ketiga.Jakarta : Fakultas Kedoteran
Universitas Indonesia
Murtiati, Tri dkk. 2010. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai