Anda di halaman 1dari 5

BAHAYA MIRAS PADA KEHIDUPAN REMAJA

Evidence Based
Remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ketahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku,
dan juga penuh dengan masalah-masalah. Selain itu, kadang remaja salah mengartikan jati
diri sehingga terjebak dalam pergaulan bebas terutama terjebak dalam hal penggunaan
minuman keras. Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial,
yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
Perubahan tersebut, cenderung memberikan dampak yang kurang baik bagi perkembangan
remaja dan sangat mungkin mereka akan mengalami kehidupan yang tidak nyaman, stres atau
depresi. Dalam kondisi seperti inilah, banyak remaja yang meresponnya dengan sikap
danperilaku yang kurang wajar dan bahkan amoral, seperti kriminalitas, penyalahgunaan obat
terlarang, tawuran, seks bebas dan meminum minuman keras.
Remaja yang mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi minuman keras kepercayaan
diri mereka bertambah dari yang pemalu menjadi pemberani, mereka beranggapan bahwa
semua masalah dapat teratasi dengan mengkonsumsi minuman keras, dan minuman keras
dapat memperbanyak teman. Tapi sesuai kenyataan minuman keras dampaknya dapat
merusak proses berfikir dan menjadikan seorang tidak sadarkan diri atau bertindak tidak
sesuai kehendak.Musbikin (2013:168-169) mengemukakan dampak ketika remaja
mengkonsumsi minuman keras adalah: dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik seperti:
pembicaraan cadel (tidak jelas), gangguan koordinasi (ketidakmampuan untuk berdiri karena
gangguan koordinasi gerakan tubuh), cara jalan yang tidak mantap, mata jereng, muka merah,
mual dan muntah, Lemah, letih dan lesu, kesehatan jiwa seperti: perasaan nyaman atau
perasaan gembira yang berlebihan, mudah marah dan mudah tersinggung, banyak bicara
(melantur), gangguan perhatian atau konsentrasi dan gangguan ketertiban dan keamanan
masyarakat. Seorang remaja sebagai penerus bangsa seharusnya menuntut ilmu
sebanyakbanyaknya, menaati perkataan orang tua, dan berperilaku yang baik, sehingga dapat
membanggakan orang tua. Karena orang tua sudah bekerja keras untuk memberikan
pendidikan yang layak demi masa depan dan demi kehidupan yang lebih baik untuk anaknya.
Namun kenyataannya di zaman yang semakin maju ini, ada remaja yang berperilaku tidak
sesuai harapan, merugikan diri sendiri dan orang lain serta mengecewakan keluarga dan
masyarakat dengan perilakunya salah satunya mengkonsumsi minuman keras. Padahal
dampak ketika seseorang mengkonsumsi minuman keras atau alkohol sangat jelas
mengganggu kesehatan bahkan mengganggu orang lain, selain itu mengganggu aktivitas
remaja itu sendiri yang seharusnya ke sekolah jadi tidak ke sekolah hanya gara-gara
mengkonsumsi minuman keras atau alkohol dimalam harinya, dan banyak anak remaja yang
berhenti sekolah juga karena pergaulan tersebut, tapi hal ini tidak mempengaruhi remaja-
remaja tersebut untuk berhenti mengkonsumsinya.
Miras oplosan memiliki efek pada tubuh, yaitu melemahkan sistem kekebalan tubuh,
merusak liver, menyebabkan diare dan rasa terbakar, menghambat konsentrasi,
memperlambat refleks, menghilangkan keseimbangan, merusak lambung (Republika, 2018),
bahkan kematian. Media Indonesia (2016) menyebutkan, total korban jiwa miras oplosan
pada tahun 2015 adalah 28 orang, kemudian pada tahun 2016 adalah 57 orang, pada tahun
2017 adalah 32 orang, dan pada tahun 2018 adalah 114 orang. Rincian korban jiwa pada
tahun 2018 adalah sebagai berikut: Jawa Barat sebanyak 58 orang, Jabodetabek sebanyak 37
orang, dan Papua sebanyak 19 orang. Data ini menunjukkan korban jiwa miras oplosan terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2018 adalah yang terparah dengan kasus
terbanyak di Jawa Barat. Remaja dan Perilaku Berisiko terhadap Miras Oplosan Sebagian
besar pengonsumsi miras oplosan adalah remaja. Survei Lembaga Kajian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama menunjukkan sekitar 65% remaja
pernah meminum miras oplosan. Penelitian ini melibatkan 327 responden remaja berusia 12-
21 tahun di wilayah Jabodetabek, dilakukan dari Februari-Maret 2017. Hasil penelitian lain
menunjukkan adanya peningkatan konsumsi miras yang signifikan di kalangan remaja.
Apabila pada tahun 2007 Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan menunjukkan jumlah
pengonsumsi miras di Indonesia ada di angka 4.9%, maka pada tahun 2014, riset yang
dilakukan oleh Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM) menunjukkan angka 23% 14 dari
total jumlah remaja Indonesia saat ini yang berjumlah 63 juta jiwa atau sekitar 14.4 juta jiwa
(Detik.com, 2015). Lebih spesifik lagi, Clara (dalam Kompas.com, 2013), Sosiolog UNJ,
menyebutkan bahwa pengonsumsi miras oplosan umumnya remaja yang berasal dari
kalangan sosial menengah ke bawah. Banyak kasus menunjukkan remaja tersebut berkumpul
di suatu tempat (tempat “nongkrong”) untuk meminum miras oplosan bersama-sama. Remaja
tersebut termasuk dalam remaja berisiko. Departemen Kesehatan RI (2003) mendefinisikan
remaja berisiko sebagai remaja yang pernah melakukan perilaku yang berisiko bagi
kesehatan, termasuk diantaranya meminum miras oplosan. Ada tiga faktor yang
mempengaruhi perilaku berisiko pada remaja. Pertama, faktor yang berasal dari dalam diri
remaja yang menjadi alasan untuk berperilaku. Kedua, faktor yang mendorong suatu perilaku
dapat terlaksana. Ketiga, faktor yang dapat memperkuat perilaku (Lestari dan Sugiharti,
2011).

Akar Permasalahan
Mengkonsumsi minuman keras adalah salah satu bentuk penyimpangan sosial.
Penyimpangan sosial yang terjadi di kalangan remaja tidak akan begitu saja muncul apabila
tidak ada faktor penarik atau pendorong. Faktor penarik berada di luar diri seseorang
sedangkan faktor pendorong berasal dari dalam diri/ keluarga yang memungkinkan seseorang
untuk melakukan penyimpangan tersebut.
Di bawah ini akan dijelaskan secara lebih terperinci alasan utama kenapa remaja
tertarik dengan minuman keras :
1. Meniru Orang lain Remaja melihat banyak orang menggunakan minuman keras.
Mereka melihat orang tua mereka dan orang dewasa lainnya menggunakan alkohol.
Ditambah lagi kehidupan remaja saat ini dalam pertemanan tidak lepas dari minum
minuman keras. Terkadang seorang teman menyarankan teman yang lainnya untuk
minum alkohol sehingga tidak heran dari sini mereka mulai menggunakannya karena
selalu tersedia di kelompok sepermainannya dan mereka melihat bahwa
temantemannya sangat menikmati minuman keras ini.
2. Media 42% dari remaja setuju bahwa film dan tayangan itu membuat alkohol
menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk digunakan maka tidak heran jika remaja
tertarik untuk mencobanya.
3. Pelarian Diri dan Untuk Terapi Ketika remaja terlihat tidak bahagia dan tidak
menemukan cara sehat untuk mengobati frustasi/hilangnya rasa percaya diri, mereka
akan menggunakan ksebagai pelariannya. Apapun bahan kimia yang mungkin
menyebabkan mereka lebih bahagia, energik dan percaya diri mereka akan mencoba
menggunakannya.
4. Informasi yang Salah Terkadang para remaja selalu didekati oleh teman dekatnya
untuk meminum alkohol, karena mereka berkeyakinan alkohol bisa mengurangi
masalah yang saat ini mulai berkembang. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana
orang tua sebelumnya memberikan informasi mengenai bahaya penggunaan minuman
keras.
Adapun faktor-faktor yang paling berpengaruh berdasarkan hasil penelitian yang penulis
lakukan adalah :
1. Faktor Individu
Biasanya anak muda mencoba sesuatu karena ingin membuktikan keberaniannya
pada teman-temannya, ingin melepaskan diri dari masalah yang ada, ingin
menemukan arti hidup, dan solidaritas terhadap kawan. Rasa ingin tahu adalah
kebutuhan setiap individu yang berasal dari dalam dirinya, terutama bagi generasi
muda dimana salah satu sifatnya adalah ingin mencoba hal-hal yang baru. Rasa ingin
tahu terhadap minuman keras yang oleh mereka dianggap sebagai sesuatu yang baru
dan kemudian mencobanya, akibat ingin tahu itulah akhirnya menjadi pengkonsumsi
tetap. Perasaan ingin tahu biasanya dimiliki oleh generasi muda. Bila dihadapan
sekelompok anak muda ada seseorang yang memperagakan “nikmatnya”
mengkonsumsi minuman keras, maka didorong oleh naluri alami anak muda, yaitu
keingin tahuan, maka salah seorang akan maju mencobanya. Selain didorong oleh
keingintahuan, keberaniannya juga karena didesak oleh gejolak dalam jiwanya yang
ingin dianggap hebat, pemeberani, dan pahlawan diantara teman-teman sebayanya.
2. Faktor Keluarga
Konflik yang terjadi dalam keluarga dapat membuat anggota keluarga merasa
frustasi sehingga memilih minuman keras sebagai solusinya. Banyak pengkonsumsi
minuman keras yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Keluarga seharusnya
menjadi wadah untuk menikmati kebahagiaan dan Jurnal Holistik, Tahun VIII No.
16 / Juli - Desember 2015 8 curahan kasih sayang. Namun pada kenyataannya,
keluarga sering sekali justru menjadi pemicu sang anak menjadi pengkonsumsi
minuman keras, hal tersebut disebabkan karena keluarga tersebut kacau balau.
Hubungan antara anggota keluarga dingin, bahkan tegang atau bermusuhan.
Komunikasi antara ayah, ibu, dan anak-anak sering sekali menciptakan suasana
konflik yang tidak berkesudahan, dimana bahwa penyebab konflik tersebut sangat
beragam. Solusi semua konflik adalah komunikasi yang baik, penuh pengertian,
saling menghargai dan menyayangi, serta ingin selalu membahagiakan. Interaksi
antara orang tua dengan anak tidak cukup hanya berdasarkan niat baik. Cara
berkomunikasi juga harus baik. Masing-masing pihak harus memiliki kesabaran untuk
menjelaskan isi hatinya dengan cara tepat. Banyak sekali konflik di dalam rumah
tangga yang terjadi hanya karena salah paham atau kekeliruan berkomunikasi.
Konflik di dalam keluarga dapat mendorong anggota keluarga merasa frustasi,
sehingga memilih minuman keras sebagai solusinya. Biasanya yang paling rentan
terhadap stress adalah anak. Beberapa faktor yang bersumber dari lingkungan
keluarga yang dapat mempengaruhi seseorang atau individu tertentu terjun ke dalam
lingkungan yang tidak baik.

3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga sering membuat pengkonsumsi minuman keras
bertambah, karena lingkungan yang kurang baik selalu memberikan kesempatan bagi
mereka untuk mengenal sesuatu yang buruk seperti minuman keras. Selain itu faktor
lingkungan sering pula menyebabkan pengkonsumsi minuman keras bertambah. Salah
satu bentuk faktor lingkungan yang meyebabkan bertambahnya pengkonsumsi
minuman keras adalah linfkungan tempat bergaul dengan teman yang selalu
memberikan kesempatan pada mereka untuk mengenal minuman keras ini sehingga
motif coba-coba sampai pada taraf ketagihan membuat mereka senantiasa
mengkonsumsi minuman keras. Perasaan setia kawan sangat kuat dimiliki oleh
generasi muda. Jika tidak mendapatkan penyaluran yang positif, sifat positif tersebut
dapat berbahaya dan menjadi negatif. Bila temannya mengkonsumsi minuman keras,
maka individu tersebut ikut juga mengkonsumsinya. Bila temannya dimarahi orang
tuanya atau dimusuhi masyarakat, maka pengkonsumsi membela dan ikut
bersimpatik. Sikap seperti itulah yang menyebabkan anak ikut-ikutan. Awalnya hanya
satu orang yang mengkonsumsi, kemudian semuanya menjadi pengkonsumsi.

3. Faktor Agama
Pendidikan agama merupakan pendidikan yang utama yang sangat dibutuhkan
bagi anak, dimana hal tersebut secara langsung berpengaruh terhadap perilaku dan
perkembangan anak. Pendidikan beragama pada anak merupakan awal pembentukan
kepribadian, baik atau buruk kepribadian anak tergantung pada orang tua serta
lingkungan yang mengasuhnya. Oleh karena itu sebagai orang tua mempunyai
kewajiban memberikan pendidikan dan bimbingan kepada anak. Mengingat
pentingnya pendidikan agama, maka Jurnal Holistik, Tahun VIII No. 16 / Juli -
Desember 2015 9 orang tua harus mempunyai pengetahuan yang cukup dalam
menegakan pilar-pilar pendidikan agama dalam lingkungan anak entah itu dalam
keluarga maupun bermasyarakat. Jika agama atau iman seseorang kuat maka tidak
akan mudah bagi oranglain uuntuk mempengaruhinya, karena dia memiliki keyakinan
yang kuat terhadap Tuhannya, tapi jika imannya lemah sangat mudah bagi orang
untuk mempengaruhinya.
4. Faktor Pendidikan
Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Karena
perkembangan dan kemajuan suatu bangsa dapat diukur melalui tingkat dan kualitas
pendidikan serta tingkat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan yang
baik pada seseorang sangat mempengaruhi cara berpikir, dia tahu benar mana yang
baik dan mana yang buruk.

Solusi Permasalahan
Sasaran langsung, yaitu :
a. Remaja
b. Tenaga Kesehatan
Sasaran Tidak Langsung, yaitu :
a. Orang tua atau keluarga
b. Guru Atau Pengajar
c. Organisasi Atau Kelompok Masyarakat
d. Pemerintah Desa

 Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ke Desa-desa


Meningkatkan Kualitas Remaja Yang Ada Didesa Dan Kualitas Tenaga
Kesehatan Desa
a. Melatih tenaga kesehatan pemerintah desa
b. Melaksanakan orientasi dan sosialisasi pada orang tua dan remaja tentang bahaya
mengonsumsi miras
 Kegiatan Pelayanan Dan Penyuluhan Ke Sekolah
a. Memberikan sosialisasi dan pengetahuan terhadap siswa dan tenaga pengajar
b. Membuat program terkait bahaya miras di sekolah dan meminta guru mewajibkan
program tersebut

Daftar Pustaka

Peggy Lusita Patria Rori https://media.neliti.com/media/publications/967-ID-pengaruh-


penggunaan-minuman-keras-pada-kehidupan-remaja-di-desa-kali-kecamatan-p.pdf . Diakses
Tanggal 12 Desember 2020.

Info Singkat http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-X-8-II-P3DI-


April-2018-217.pdf Diakses Tanggal 12 Desember 2020.

Anda mungkin juga menyukai