Anda di halaman 1dari 21

SANITASI TEMPAT TEMPAT UMUM

PENILAIAN SANITASI STASIUN

Kesehatan Lingkungan

KELOMPOK 6

Disusun Oleh:

Putri Anisa Widyastuti 1900029293

Khoyrul Nur Khosyh 1900029304

Hisyam Talmullah 1900029305

Muhammad Fikri W 2000029077

Royfanza Reynaldi 2000029145

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 2
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................... 4
BAB I ............................................................................................................................................................ 5
LATAR BELAKANG ................................................................................................................................. 5
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 5
B. Tujuan .............................................................................................................................................. 6
BAB II .......................................................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................................. 7
BAB III....................................................................................................................................................... 10
METODE SURVEY ................................................................................................................................. 10
BAB IV ....................................................................................................................................................... 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................................. 12
BAB V ........................................................................................................................................................ 16
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 17
LAMPIRAN............................................................................................................................................... 19
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. (Diluar Stasiun) ........................................................................................................... 20


Gambar 2. (Kamar Mandi, Tenpat Cuci Tangan, Urinoir) ........................................................... 20
Gambar 3. (APAR, AED) ............................................................................................................. 21
Gambar 4. (Peta Evakuasi) ........................................................................................................... 21
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Observasi .............................................................................................................. 12


BAB I

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
serius. Sanitasi menjadi sangat penting untuk penularan berbagai penyakit (Damayanti et
al., 2022). Hal tersebut dikarenakan tempat umum adalah tempat berkumpulnya berbagai
macam orang dengan berbagai macam penyakit yang dimiliki masyarakat. Penyebaran
berbagai penyakit terjadi pada sanitasi lingkungan yang buruk. Berdasarkan WHO (2019)
diperkirakan sebanyak 432.000 kematian utama populasi dunia diakibatkan sanitasi yang
buruk. Hal tersebut dengan dibuktikannya sebesar 55% populasi global menggunakan
layanan sanitasi yang tidak aman. Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai negara
dengan sanitasi terburuk setelah India. Menurut WHO (2020) cakupan sanitasi di Indonesia
masih dibawah 90% yakni sebesar 86,5%. Sanitasi yang terkelola dengan baik merupakan
prioritas utama untuk meningkatkan kesehatan, gizi, dan produktivitas masyarakat dalam
rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) (Prasetyawati et al., 2018).
Pengawasan Sanitasi tempat-tempat umum merupakan upaya untuk mengendalikan
dan mencegah kerugian akibat terbengkalainya tempat umum yang mengakibatkan
timbulnya dan menyebarnya berbagai penyakit (Dewi et al., 2022). Salah satu tempat
umum yang memerlukan pengawasan dalam hal kebersihan adalah sarana transportasi.
Transportasi merupakan sarana yang memegang peranan sangat penting dalam
pembangunan dan kesehatan suatu negara karena banyak orang berkumpul untuk
memindahkan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Transportasi dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu darat, laut dan udara. Transportasi darat merupakan sarana yang
banyak diminati masyarakat dan salah satu sarana transportasi darat yang paling diminati
adalah stasiun (Sari et al., 2018).
Hygiene dan sanitasi stasiun yang baik akan diwujudkan melalui pemeriksaan dan
pengawasan rutin untuk menghindari penularan penyakit. Stasiun Yogyakarta yang dikenal
juga sebagai Stasiun Tugu merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di
Sosromenduran, Gedongtengen, Kota Yogyakarta. Stasiun ini juga merupakan stasiun
utama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (Zahrah, 2016).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui standar sanitasi untuk stasiun KA
2. Untuk mengetahui penilaian sanitasi Stasiun Tugu Yogyakarta.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sanitasi berasal dari Bahasa latin yaitu sanitas, yang artinya kesehatan. Kata ini
digunakan lebih jauh untuk industry makanan dan juga lingkungan. Sanitasi adalah sebuah
ciptaan dam pemeliharaan untuk kebersihan dan kondisi yang sehat. Sanitasi merupakan
suatu usaha pencegahan penyakit menitik beratkan kegiatan pada suatu udaha kesehatan
lingkungan, hal tersebut berguna untuk menvegah terjadinya suatu pencemaran baik
makanan atau lingkungan (Marsanti & Widiarini, 2018).
Keberadaan sanitasi lingkungan sekolah sebagai bagian dari prasarana Pendidikan
cenderung dilupakan. Padahal kondisi sanitasi yang buruk dapat memberi pengaruh
negative terhadap tingkat kesehatan peserta didik sekolah yang
bersangkutan. UNICEF Indonesia dalam Ringkasan Kajian Air Bersih, Sanitasi, dan
Kebersihan mengatakan bahwa 88% kematian anak akibat diare dapat disebabkan
karena sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman.
Penyakit diare sendiri menjadi penyebab utama kematian anak berusia di bawah lima tahun
di Indonesia (Novianti & Pertiwi, 2019).
Sanitasi tempat umum merupakan upaya pengawasan, mencegah, dan
mengendalikan kerugian akibat penggunaan tempat dan hasil usaha (produk) oleh dan
untuk masyarakat, terutama yang berkaitan erat dengan munculnya dan penularan
ankylosing spondylitis dan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Sanitasi tempat umum
menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah yang paling mendesak karena tempat-
tempat umum merupakan tempat bertemunya berbagai macam orang dengan berbagai
macam penyakit dimiliki oleh masyarakat. Oleh karena itu, tempat umum adalah tempat
penyebaran segala penyakit, terutama penyakit yang ditularkan melalui media makanan,
minuman, udara, dan air (Indah Andriani et al., 2020).
Usaha Sanitasi adalah merupakan usaha preventif, yang usahanya dititik beratkan
kepada penghindaran penyakit atau gangguan kesehatan lain yang disebabkan oleh faktor–
faktor lingkungan hidup. Didalam sanitasi lingkungan sekolah terdapat beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi antara lain: Penyediaan Jamban, Penyediaan Air Bersih,
Tempat Pembuangan Sampah, Sarana Pembuangan Air Limbah, dan Ruang kelas dan
bangunan yang sehat (Isniarti & Triyantoro, 2019).
Stasiun kereta api adalah salah satu tempat umum yang mempunyai risiko tinggi
penularan penyakit sehingga perlu diadakannya upaya penyehatan pada stasiun kereta api
(Banyuwangi, 2022).
Persyaratan yang harus dipenuhi berkaitan dengan sanitasi stasiun kereta api, antara
lain:
1. Bagian luar (lingkungan)
a. Tempat parkir yaitu terdapat tempat parkir kendaraan yang bersih.
b. Penghijauan, terdapat minimal satu pohon perindang, tanaman perdu, semak, dan
rumput.
2. Bagian dalam
a. Ruang tunggu, antara lain memenuhi kriterian yaitu ruangan bersih, tempat duduk
bersih, lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan
b. Peron
c. Kantor administrasi
d. Ruang ibadah
e. Ruangan ibu menyusui
f. Ruangan Bebas Merokok
g. Pertokoan
3. Sarana sanitasi
a. Toilet/WC - Digunakan jamban tipe leher angsa dan jamban untuk pria harus
terpisah dengan jamban untuk wanita. Jumlah jamban 1 buah untuk setiap 1 – 250
pengunjung pada suatu saat, dengan jumlah minimal 2 buah, selain itu tasiun
dengan kapasitas minimal 250 pengunjung harus memiliki 1 urinoir.
b. Tempat cuci tangan, tersedia minimal 1 buah tempat cuci tangan untuk umum yang
dilengkapi dengan sabun dan serbet.
c. Instalasi air bersih, sistem air bersih dipasang dengan mempertimbangkan sumber
air bersih, kualitas air bersih, sistem distribusi dan penampungannya. Komponen
dan peralatan air bersih sesuai ketentuan di bidang gedung dan bangunan.
d. SPAL, memiliki sistem pembuangan yang baik, terhubung dengan saluran umum
atau septic tank tersendiri (untuk pembuangan air kotor).
e. Manajemen sampah, tersedianya tempat sampah yang tertutup dan kedap air -
Adanya sistem pembuangan sampah oleh petugas terkait secara rutin.
4. Kesehatan dan keselamatan kerja
a. Ruang kesehatan, tersedianya ruang kesehatan beserta tenaga medis/paramedis.
b. Kotak P3K, tersedia minimal 1 kotak P3K yang berisi obat-obatan lengkap untuk
P3K
c. Instalasi pemadam kebakaran, tersedianya alat pemadam kebakaran yang dapat
dilihat dan dicapai dengan mudah oleh umum, terdapat SOP penggunaan alat PMK.
d. Instalasi listrik 8 yaitu terdapat instalasi listrik yang tertutup dan terdapat tanda
bahaya.
e. Penerangan, pada setiap ruangan dan tempat tertentu (area parkir, pintu
keluarmasuk) harus diberi penerangan yang cukup.
f. Sirkulasi udara, terdapat sarana sirkulasi udara (alami maupun buatan)
5. Media informasi
a. Papan informasi
b. Pengeras suara (Dewi Kusumastuti, 2022).
BAB III

METODE SURVEY

A. Observasi
Metode Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan
melalui sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau
prilaku objek sasaran. Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya
tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik secara langsung maupun
tidak langsung (Izzaty et al., 2020).
B. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti langsung
berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden. Penerapan Teknik
wawancara dalam penelitian ini maupun penelitain yang Teknik wawancara bersifat
investigative dan explorative dalam proses pengumpulan datanya , serta deskriptif dan
subyektif dalam proses analisisnya. Dengan demikina mempermudah pengambilan
data.(Hansen, 2020).
Sajian informasi yang baik pada umumnya menggunakan bahan- bahan informasi
yang diperoleh melalui teknik wawancara, observasi, dan teknik lainnya. Demikian pula
informasi yang disajikan di berbagai media pada dasarnya merupakan hasil formulasi dari
berbagai bahan- bahan informasi yang digali baik melalui wawancara, pengamatan, atau
teknik lainnya. Dalam hal ini masing-masing teknik pengumpulan informasi tidaklah
berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Hanya saja dalam
penyusunan informasi harus mempertimbangkan secara cermat bahan-bahan informasi
mana yang memperoleh porsi utama dan mana yang bersifat penunjang.(Pujaastawa,
2018).
C. Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah proses pengumpulan informasi, biasanya dalam bentuk
catatan dan gambar. Penelitian dokumenter adalah penelitian yang berfokus pada analisis
atau interpretasi berdasarkan konteks. Berupa catatan, buku teks, surat kabar, artikel dan
sejenisnya. Jadi, studi dokumentasi merupakan suatu proses pengumpulan data berupa
catatan, gambar, transkrip dan lainnya yang selanjutnya data-data yang telah didapatkan
tersebut dikumpulkan, dicatat, dan dianalisa yang mana dokumen-dokumen ini akan
digunakan sebagai pelengkap dari informasi yang telah diperoleh dari hasil observasi &
wawancara (Suparyanto dan Rosad, 2020).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Tabel Observasi

No Item pengamatan Kriteria keterangan

Kondisi tempat parkir Bersih, kendaraan tersusun


(kebersihan) rapi. Tersedianya tempat
pembuangan sampah tertutup
dan terpisah. Parkir motor
masih banyak sampah daun
yang berserakan
1. Bagian luar
Keberadaan Tampat Adanya tempat sampah yang
pembuangan sampah terpisah dan tertutup, dan
terletak ditempat yang mudah
dijangkau
Penerangan Cukup terang, tidak silau dan
tidak redup
Kebersihan ruang tunggu Keadaan bersih dan rapi

Kondisi tempat duduk Tempat duduk yang tersedia


banyak dan cukup memadai
para penumpang, dengan
kondisi yang baik dan
2 Bagian dalam nyaman serta sedikit berjarak
Kondisi penerangan Kondisinya cukup terang,
tidak redup dan tidak terlalu
terang
Ketersediaan bak sampah Tempat sampah tersedia
disetiap sudut, dan kondisi
terpisah serta tertutup
Tipe jamban Kloset yang digunakan
adalah kloset duduk dengan
tipe jamban leher angsa
Kebersihan dan bau Kondisinya selalu bersih dan
tidak berbau
3 Jamban atau urinoir Keberadaan jamban yang Terpisah antara jamban laki-
terpisahantara laki-laki dan laki dan jamban perempuan
perempuan
Ketersediaan air pembersih Air yang disediakan mengalir
yangmemadai dan bersih
4 Tempat cuci tangan Ketersediaan tempat cuci Tempat cuci tangan tersedia
tangan dengan sabun dan dan adanya sabun serta tisu
serbet (dilihat kondisinya) untuk pengering

5 Pembuangan air Sistem pembuangannya Dialirkan melalui selokan air


hujan dan air kotor
6 Pemadam kebakaran Keberadaan alat Alat pemadam kebakaran
pemadam tersedia di setiap sudut
kebakaran ruangan
7 Pertolongan pertama Ketersediaan kotak P3K Adanya post kesehatan serta
pada kecalakaan adanya kotak pertolongan
pertama pada pernapasan
8 Sikulasi udara Kondisi sirkulasi udara Ruangan yang terbuka dan
adanya kipas angin untuk
membantu sirkulasi udara
9 Pengeras suara Pemberian anjuran kebersihan Tidak ada pengeras suara
untuk memberikan anjuran
kebersihan
10 Slogan-slogan Macam dan jumlah slogan- Disetiap sudut ruangan
tentang sanitasi slogankesehatan dan sanitasi adanya slogan himbauan
menjaga kebersihan dan ada
juga himbauan untuk
dilarang merokok

B. Pembahasan
Transportasi merupakan faktor penting dalam kehidupan di masyarakat. Di dalam
perkembangan kota, transportasi menjadi fasilitas yang harus diperhatikan, khususnya
transportasi umum karena kecenderungan kehidupan di kota yang akan lebih mudah
menggunakan fasilitas transportasi umum ini. Salah satu contoh tempat umum adalah
stasiun. Stasiun merupakan salah satu tempat kerja dan tempat umum yang menurut
Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2014 wajib memiliki kualitas lingkungan yang sehat
ditentukan melalui pencapaian atau pemenuhan Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan persyaratan kesehatan yang meliputi : air, udara, tanah, pangan, sarana
dan bangunan, vektor dan binatang pembawa penyakit.
Salah satu indikator untuk menentukan baku mutu lingkungan yang sehat adalah
melalui hygiene dan sanitasi stasiun itu sendiri. Observasi dan wawancara dilakukan di
stasiun Tugu Yogyakarta. Stasiun Tugu merupakan stasiun besar kedua yang didirikan di
Yogyakarta setelah Stasiun Lempuyangan. Stasiun Lempuyangan dibangun oleh
perusahaan swasta NISM (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschapij), sedangkan
Stasiun Tugu dibangun oleh perusahaan kereta api milik pemerintah
yaitu Staatspoorwegen (SS).
1. Bagian Luar
Kondisi bagian luar dari stasiun dalam kondisi yang baik, tidak ada sampah yang
berserakan, tersedianya tempat sampah yang utuh dan tidak rusak, kondisi yang terang
serta sirkulasi udara yang baik. Terdapat selokan air untuk pengaliran air yang
berfungsi dengan baik dan tidak tersumbat, dan permukaan yang rata tidak ada
kerusakan. Kondisi tempat parkir khususnya parkir kendaraan roda dua yang berada di
sebelah stasiun dalam keadaan bersih dan rapi. Tetapi keadaan halaman yang tidak rata.
Adanya permukaan halaman yang tidak rata dapat membahayakan sereperti
mengakibatkan terpleset dan terjatuh akibat permukaan yang bebatuan tidak rata
tersebut.
2. Bagian Dalam
Bagian dalam stasiun dalam kondisi yang baik, yaitu tempat duduk ruang
tunggu terbuat dari besi kokoh, terdapat tempat sampah yang tertutup, terpisah dan
kedap air. Dinding tidak ada retakan dan memiliki warna terang, dan kondisi
penerangan bagian dalam stasiun cukup terang. Sirkulasi udara yang kurang baik,
keadaan pendingin ruangan atau kipas angin yang sedikit dan jauh, serta tempat terbuka
namun sirkulasi udara tidak lancar. Namun ada beberapa kondisi yang tidak memenuhi
syarat seperti kondisi lantai yang rata namun licin. Lantai licin dapat menyebabkan
orang terpeleset dan jatuh.
3. Jamban atau Urinoir
Toilet terpisah antara toilet laki dan toilet perempuan, tipe jamban pada stasiun
ini adalah toilet dengan tipe leher angsa, tidak berlumut dan berfungsi dengan baik.
Cahaya didalam toilet tidak silau dan juga tidak redup. Kondisi dalam toilet terdapat
sabun dan kran yang berfungsi dengan baik. Keadaan toilet yang bersih dan tidak
berbau serta dilengkapi tempat sampah yang tertutup dan kedap air.
Toilet umum yang tidak bersih dan tidak higienis dapat mengakibatkan
penyebaran penyakit sehingga desain, ukuran, kebersihan dan kenyamanan toilet serta
kesehatan dan keselamatan pengguna menjadi hal utama untuk pelayanan dan
pengoperasian pada toilet umum (Asosiasi Toilet indonesia, 2016). Fasilitas yang harus
ada pada area toilet seperti wastafel dengan kran, tersedia sabun cair, tersedianya
tempat sampah, cermin, ventilasi, tingkat pencahayaan ruangan diatas 200 lux dan
lantai tidak licin. Berdasarkan ketentuan tersebut di toilet umum yang berada di stasiun
Tugu Yogyakarta telah memenuhi.
Di stasiun Tugu Yogyakarta ini memiliki tempat cuci tangan yang lengkap. Air
mengalir dengan baik, sabun yang memadai dan tersedianya tissue untuk pengering.
Pembuangan air hujan dan air kotor disalurkan melalui selokan atau saluran air.
Keadaan saliran air tidak mencemari sumber air dengan aliran yang air yang tertutup
tidak rapat. Alat pemadam kebakaran terletak disetiap sudut ruangan, terletak dengan
rapi dan jelas terlihat. Di stasiun Tugu Yogyakarta terdapat pos kesehatan atau ruangan
kesehatan yang memadai. Pengeras suara yang berada di stasiun lebih sering digunakan
untuk pemberitahuan penumpang daripada himbauan untuk kebersihan. Slogan-slogan
sanitasi terletak disetiap sudut ruangan stasiun, himbauan untuk tidak merokok, dan
himbauan untuk menjaga kebersihan.
BAB V

KESIMPULAN

Seperti yang kita ketahui dari penjelasan diatas transportasi amatlah sangat penting bagi
kehidupan manusia, guna menunjang aksebilitas untuk bepergian dari satu tempat ketempat lain,
dan kita ketahui juga pusat transportasi pastinya akan menjadi sebuah tempat orang-orang
berkumpul untuk melakukan aktifitas berpergian setiap harinya, maka dari itu akan terjadinya
kerentaan penularan penyakit dan munculnya vektor penyakit di tempat tersebut.
Pada kali ini kelompok kami melakukan sanitasi di pusat transportasi yaitu stasiun, lebih
tepatnya stasiun Tugu Yogyakarta, dari apa yang kelompok kami temukan dengan observasi
langsung kelapangan, kami membagi beberapa indikator acuan untuk memastikan sanitasi di
stasiun Tugu Yogyakarta terbilang baik atau tidak, yaitu dengan mengecek bagian luar, bagian
dalam, dan toilet kamar mandi di stasiun tersebut, dari pengamatan pada bagian dalam bisa
terbilang sangat bersih, tidak ada sampah yang bersrakan dan juga tersedia tempat sampah dengan
jumlah yang mumpuni, akan tetapi ada bagian lantai yang tidak rata dan juga licin, sehingga bisa
menyebabkan risiko jatuh, pada bagian dalam juga bersih, terdapat kursi tunggu dengan besi yang
kokoh, sirkulasi udara yang cukup baik dan bisa dibilang cukup nyaman, kemudian toilet, toilet
dibedakan untuk laki-laki dan perempuan, jamban dan urinoir juga sangat bersih karna ada petugas
kebersihan yang membersihkan setiap saat, dan terdpat tempat sampah disetiap bilik, pencahayaan
didalam juga terbilang cukup baik tidak terlalu silau dan redup, disetasiun Tugu Yogyakarta juga
terdapat banyak tempat cuci tangan lengkap dengan sabun. Ada juga berbagai macam poster
kesehatan dan slogan-slogan bebas asap rokok, terdapat juga apar untuk menanggulangi adanya
kebakaran ringan.
Secara keseluruhan dari hasil diskusi kelompok kami dan dari observasi langsung ke lokasi,
kelompok kami menyimpulkan sanitasi di stasiun Tugu Yogyakarta bisa dibilang sangat baik dan
memiliki fasilitas yang memadai, terutama terdapat pos kesehatan sebagai penanda pentingnya
kesehatan penumpang di stasiun tersebut, dengan begitu penumpang akan lebih merasa aman, dan
terhindar dari vektor penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Banyuwangi, D. I. K. (2022). 2686-12329-1-Pb Gambaran Sanitasi Stasiun Kereta Api


Kelas I Dan Kelas Ii. XVII(1), 41–51.
Damayanti, D. S., Rahman, V. N., & Diyanah, K. C. (2022). Gambaran Sanitasi Stasiun
Kereta Api Kelas I dan Kelas II di Kabupaten Banyuwangi. Media Kesehatan
Politeknik Kesehatan Makassar, 17(1), 41–51.
Daniel A.R, 2009:80. (2019). Suatu Kajian Tentang Sosialisasi UU No 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Guna Meningkatkan Kesadaran Hukum
Masyarakat dalam Berlalulintas. Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, 5(5), 48–57.
Dewi, R. K., Zakirman, & Pambudi, M. A. L. (2022). Efektivitas Pengawasan Stasiun
Pemantauan dan Kinerja Kapal Bakamla Terhadap Keamanan dan Keselamatan
Laut. National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies, 1(1), 56–72.
Dewi, R. P. (2019). Studi Kasus - Metode Penelitian Kualitatif. April 2015, 31–46.
https://doi.org/10.31227/osf.io/f8vwb
Dewi Kusumastuti, A. (2022). Gambaran Sanitasi Di Sekolah Luar Biasa Kasih Ibu Brosot
Kulon Progo Tahun 2022. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Hansen, S. (2020). Investigasi Teknik Wawancara dalam Penelitian Kualitatif Manajemen
Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil, 27(3), 283.
https://doi.org/10.5614/jts.2020.27.3.10
Indah Andriani, N. K., Bulda Mahayana, S. K. M., Made, I., Jana, S. K. M., & Wayan, I.
(2020). Gambaran Keadaan Sanitasi Terminal Tipe A Mengwi Di Kabupaten
Badung Tahun 2020. Jurusan Kesehatan Lingkungan Prodi D3.
Isniarti, G., & Triyantoro, B. (2019). Tinjauan Sanitasi Sekolah Dasar Negeri I Pliken Di
Wilayah Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas Tahun 2018.
Buletin Keslingmas, 38(1), 95–101.
Izzaty, R. E., Astuti, B., & Cholimah, N. (2020). Metode Observasi. Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 5–24.
Marsanti, A. S., & Widiarini, R. (2018). Buku Ajar Higiene Sanitasi Makanan. Uwais
Inspirasi Indonesia.
Novianti, D., & Pertiwi, W. E. (2019). Implementasi Sanitasi Lingkungan di Sekolah
Dasar: Laporan Inspeksi 2018 dari Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang,
Provinsi Banten. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(3), 175–186.
Prasetyawati, N. D., Gravitiani, E., Sunarto, & Sudaryanto, S. (2018). Analisis Kondisi
Sanitasi Permukiman di Kota Yogyakarta Tahun 2015 (Analysis of Settlement of
Sanitation Conditions in Yogyakarta 2015). Jurnal EKOSAINS, 10(3), 29–36.
Pujaastawa, I. B. G. (2018). Teknik wawancara dan observasi untuk pengumpulan bahan
informasi. Universitas Udayana, 4.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/8fe233c13f4addf4cee15c6
8d038aeb7.pdf
Sari, A. M., Puspikawati, S. I., Islamiyah, K., Ardiasnyas, R. B., & Putri, F. A. (2018).
Gambaran Sanitasi Stasiun Karang Asem di Banyuwangi Tahun 2017. Preventif:
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(2), 67–73
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Preventif
Suparyanto dan Rosad. (2020). Evaluasi Aksebilitas Perustkaan Bagi Penyandang
Disabilitas Berdasarkan Standart Ifla Cheklist, 5(3), 248–253.
WHO. (2019). Sanitation. Https://Www.Who.Int/News-Room/Fact-
Sheets/Detail/Sanitation
WHO. (2020). JMP (Joint Monitoring Programme) Sanitation, Drinking Water, Hygiene.
Https://Washdata.Org/Data/Household#!/ Table?Geo0=region&geo1=sdg
Zahrah, Y. (2016). Pengembangan Kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta dengan Penekanan
Wayfinding.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen survey yang digunakan

No Item pengamatan Kriteria keterangan

Kondisi tempat parkir


(kebersihan)
Keberadaan Tampat
1. Bagian luar pembuangan sampah

Penerangan

Kebersihan ruang tunggu

Kondisi tempat duduk


2 Bagian dalam
Kondisi penerangan

Ketersediaan bak sampah

Tipe jamban

Kebersihan dan bau

Keberadaan jamban yang


3 Jamban atau urinoir terpisahantara laki-laki dan
perempuan
Ketersediaan air pembersih
yangmemadai

4 Tempat cuci tangan Ketersediaan tempat cuci


tangan dengan sabun dan
serbet (dilihat kondisinya)

5 Pembuangan air Sistem pembuangannya


hujan dan air kotor
6 Pemadam kebakaran Keberadaan alat
pemadam
kebakaran
7 Pertolongan pertama Ketersediaan kotak P3K
pada kecalakaan
8 Sikulasi udara Kondisi sirkulasi udara

9 Pengeras suara Pemberian anjuran kebersihan


10 Slogan-slogan Macam dan jumlah slogan-
tentang sanitasi slogankesehatan dan sanitasi
Lampiran 2. Dokumentasi Survey

Gambar 1. (Diluar Stasiun)

Gambar 2. (Kamar Mandi, Tenpat Cuci Tangan, Urinoir)


Gambar 3. (APAR, AED)

Gambar 4. (Peta Evakuasi)

Anda mungkin juga menyukai