Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM SANITASI TRANSPORTASI,

PARIWISATA DAN MATRA TENTANG INSPEKSI TEMPAT WISATA


UMUM TAIPA BEACH KEC. PALU UTARA

DISUSUN OLEH:

MUNAWARAH

ADINDA NURAHMAWATI

NAFFRA MAULIDYA

LALA AFRILLAH

NURHIDAYAT

GITTA FADZILLAH

YOEL ALPIAN PUAHADI

AHMAD JAYA PAMUNGKAS

MOH. SYAFAR

MOH. ABI RASYID

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-III SANITASI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Inspeksi Tempat Wisata Umum Taipa Beach Kecamatan Palu

Utara mahasiswa program studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Politeknik

kesehatan kemenkes palu.

Taipa Beach Kecamatan Palu Utara

Minggu ,26 September 2021

Pengelola Taipa Beach Penanggung jawab m ata

kuliah

Eka Indra Wati Maryam, SKM. MM

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’laikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Segala puji dan syukur kehadirat Allah subuhanahu wata’ala yang Maha

Mengetahui dan Mengurusi seluruh makhluk- Nya, karena atas rahmat dan

hidayah- Nya serta kemudahan dari- Nya sehingga laporan sanitasi tempat-tempat

umum ini dapat diselesaikan dengan baik.

Pengalaman survei kesehatan lingkungan tempat wisata ini merupakan salah satu

wadah untuk mengetahui secara luas tentang kesehatan lingkungan yang ada di

tempat wisata alam. Laporan survei kesehatan lingkungan tempat wisata alam ini

adalah salah satu metode pengumpulan data, mengidentifikasi dan menganalisis

masalah yang ada di tempat wisata alam.

Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun guna

kesempurnaan hasil laporan survei kesehatan lingkungan tempat wisata alam

sehingga dapat bermanfaat. Semoga bantuan dan bimbingan yang diberikan dapat

bernilai pahala disisiNya. Aamiin.

Wassalamu’alikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. i


KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 3
A. Sanitasi Tempat-Tempat Umum ................................................ 3
1. Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum .......................... 3
2. Destinasi Pariwisata ............................................................... 7
3. Sanitasi Tempat Wisata ......................................................... 7
4. Hygiene Sanitasi Makanan .................................................... 9
BAB III METODELOGI ..................................................................... 18
A. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan ................................................ 18
B. Pengumpulan Data ..................................................................... 18
C. Pengelohan Data ......................................................................... 18
D. Analisa Data ............................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 19
A. Gambaran Umum Lokasi ........................................................... 19
B. Hasil ........................................................................................... 19
C. Pembahasan ................................................................................ 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 27
A. Kesimpulan ................................................................................. 27
B. Saran ........................................................................................... 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sanitasi menurut WHO (World Health Organisation) adalah “suatu

usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh

kepada manusia, terutama pada hal-hal yang mempunyai efek merusak

perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.Sedang hygiene

adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kesehatan.Hygiene erat

hubungannya dengan perorangan, makanan dan minuman karena merupakan

syarat untuk mencapai derajat kesehatan.

Menurut SK Dirjen Pariwisata, sanitasi hygiene adalah meliputi

perorangan, makanan dan minuman serta lingkungan, dan tujuan diadakannya

usaha sanitasi dan hygiene adalah untuk mencegah timbulnya penyakit dan

keracunan serta gangguan kesehatan lain sebagai akibat dari adanya interaksi

faktor-faktor lingkungan hidup manusia.

Penilaian serta pengawasan terhadap tempat-tempat umum dengan

mencari informasi kepada pemilik, penanggung jawab, atau pengelola baik

dengan wawancara maupun melihat langsung kondisi tempat umum untuk

kemudian diberikan masukan jika perlu apabila dalam pemantauan masih

terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan pembenahan.

1
Tempat wisata adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki

sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai

daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan. (Dwi

Cakhyono & Lagiono, 2018) .Sehingga sanitasi tempat wisata dapat diartikan

sebagai sebuah usaha atau upaya pencegahan, pengawasan dan pemeliharaan

terhadap lingkungan yang dapat berdampak pada kesehatan di kawasan tempat

wisata.

B. Tujuan

Untuk mengetahui kondisi sanitasi di Taipa beach apakah telah memenuhi

syarat layak sanitasi dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional Dan No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU)

1. Pengertian Sanitasi Tempat-tempat Umum

Tempat umum atau sarana pelayanan umum adalah tempat yang

memiliki fasilitas dan berpotensi terhadap terjadinya penularan

penyakit.Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat dimana banyak

orang berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun

terus-menerus, baik secara membayar maupun tidak, atau suatu tempat

dimana banyak orang berkumpul dan melakukan aktivitas sehari-hari.

(Imam, 2017).

Pengertian sanitasi tempat-tempat umum (STTU) adalah suatu

usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak

terawatnya tempat-tempat umum tersebut yang mengakibatkan timbul

menularnya berbagai jenis penyakit.STTU dapat pula dipahami sebagai

suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat-tempat

yang sering digunakan untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari agar

terhindar dari ancaman penyakit yang merugikan kesehatan.

Sanitasi Tempat – tempat Umum adalah suatu usaha untuk

mengawasi, mencegah dan mengendalikan kerugian akibat dari

3
pemanfaatan tempat maupun hasil usaha (produk) oleh dan untuk umum

terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya dan menularnya

penyakit serta kemungkinan terjadinya kecelakaan. (Suparlan, 2012).

1) Tujuan Sanitasi Tempat-tempat Umum

Tujuan dari pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, antara lain :

a. Untuk memantau keadaan sanitasi tempat-tempat umum secara

berkala.

b. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam

menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di tempat-tempat

umum.

c. Untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular

(communicable diseases) dan penyakit akibat kerja (occupational

diseases).

2) Kriteria Sanitasi Tempat-tempat Umum

Adapun batas-batas ketentuan untuk menggolongkan sebuah tempat

disebut sebagai tempat-tempat umum. Kriteria sanitasi tempat-tempat

umum, antara lain :

a. Tempat tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum bukan

masyarakat khusus.

b. Terdapat tempat atau gedung yang bersifat permanen.

4
c. Dalam tempat tersebut dilakukan kegiatan atau aktivitas yang dapat

menimbulkan risiko terjadinya penularan penyakit, penyakit akibat

kerja dan kecelakaan. Tempat beraktivitas pengusaha, pegawai,

dan pengunjung.

d. Memiliki fasilitas atau perlengkapan umum seperti Sarana Air

Bersih (SAB), Water-closet (WC), Urinoir, tempat sampah dll.

3) Ruang Lingkup Sanitasi Tempat-tempat Umum

Ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum dijabarkan secara spesifik

menjadi beberapa poin utama, yaitu :

a. Penyediaan air (Water Supply)

Pengawasan kualitas air sesuai dengan persyaratan. Jumlah kuantitas air

yang cukup.

b. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia (wastes-

disposal sawage, refuse, dan excreta)

Tempat penampungan sampah sesuai dengan persyaratan, jumlah

yang cukup dan mudah terjangkau. Terdapat Saluran Pengolahan

Air Limbah (SPAL)

c. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)

Pencegahan kontaminasi dan keracunan makanan, kebersihan makanan,

penyimpanan makanan, dan kebiasaan penjamah makanan

d. Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and Contruction)

Lokasi dan konstruksi bangunan, ventilasi udara, pencahayaan ruang

e. Pengawasan vektor (Vector Control)

5
Terbebas dari serangga pembawa penyakit dan rodentia

f. Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution)

Pengamanan sumber pencemaran dan jangkauan cemaran.

4) Kegiatan Sanitasi Tempat-tempat Umum

Adapun kegiatan yang mendasari sanitasi tempat-tempat umum, yaitu :

a. Pemetaan (Monitoring)

Meninjau atau memantau letak, jenis, dan jumlah tempat-tempat

umum yang ada kemudian disalin atau digambarkan kembali dalam

bentuk peta sehingga mempermudah dalam menginspeksi tempat-

tempat umum tersebut.

b. Inspeksi (Inspection)

Penilaian serta pengawasan terhadap tempat-tempat umum dengan

mencari informasi kepada pemilik, penanggung jawab, atau

pengelola baik dengan wawancara maupun melihat langsung

kondisi tempat umum untuk kemudian diberikan masukan jika

perlu apabila dalam pemantauan masih terdapat hal-hal yang perlu

mendapatkan pembenahan.

c. Penyuluhan (Education)

Penyuluhan terhadap masyarakat terutama untuk menyangkut

pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya

yang timbul dari tempat-tempat umum.

6
2. Destinasi Pariwisata

Undang-undang No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

menyatakan Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada

dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat

daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta

masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan. Terdapat lima faktor yang dapat menarik wisatawan untuk

datang ke kawasan tempat wisata, yaitu Natural and historic attractions,

food, people, recreation facilities, marketed image of the destination.

Semua faktor tersebut tentunya merupakan produk pariwisata yang

memiliki keunikan dan ciri khas.Produk pariwisata yang unik tersebut

apabila dimanfaatkan dengan baik tentunya dapat memotivasi wisatawan

untuk datang berkunjung ke destinasi wisata. (Rahmadiyanti, 2018)

3. Sanitasi Tempat Wisata

Pengertian sanitasi merupakan suatu usaha mengawasi beberapa

faktor lingkungan yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap

hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan,

dan kelangsungan hidup.

Tempat-tempat umum terdiri dari berbagai macam jenis salah

satunya adalah tempat wisata.Tempat wisata merupakan suatu tempat

berupa bangunan kuno yang terdiri dari peninggalan sejarah kuno,

bangunan moderen, pemancingan kebun binatang, dan lain-lain digunakan

7
untuk kegiatan pariwisata beserta kelengkapan lainnya yang dikelola

secara profesional.

Tempat wisata adalah semua tempat atau keadaan alam

yangmemiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan

sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang

dikunjungi wisatawan. (Dwi Cakhyono & Lagiono, 2018) .

Sehingga sanitasi tempat wisata dapat diartikan sebagai sebuah

usaha atau upaya pencegahan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap

lingkungan yang dapat berdampak pada kesehatan di kawasan tempat

wisata.

Dalam sanitasi tempat wisata terdapat dua faktor yang perlu

diperhatikan yaitu kebersihan lingkungan dan fasilitas keamanan.

Kebersihan lingkungan diantaranya ; Toilet umum, Tempat sampah,

Restoran/tempat makan yang layak dalam arti memenuhi syarat hygiene

dan sanitasi, fasilitas P3K yang bila memungkinkan dilengkapi Poliklinik

dan ambulance untuk kebutuhan mendesak (kritis). Untuk fasilitas

keamanan seperti adanya penjaga, batas-batas pagar maupun tanda-tanda

keamanan.

Untuk tempat wisata dengan memiliki letak dan bangunan tetap

persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain : Perizinan yang jelas, letak

dan posisi menjamin keamanan, akses tempat yang mudah, kelengkapan

fasilitas, peralatan P3K dan keamanan diletakkan ditempat yang terlihat,

petugas atau penjaga yang tersertifikasi.

8
4. Hygiene Sanitasi Makanan

Makanan sebagai salah satu bagian dari Sapta Pesona Wisata

mempunyai peran yang besar selama wisatawan berada di tempat

wisata.Maka perlu perhatian khusus untuk pengelolaan makanan yang

sehat dan aman untuk dikonsumsi manusia, khususnya wisatawan di

daerah tempat wisata tersebut.

Pemerintah Daerah pada umumnya masih kesulitan dana dan

tenaga untuk dapat memberikan pembinaan dan pengawasan untuk

peningkatan sanitasi pengelolaan makanan di daerahnya termasuk juga

daerah wisatanya. (Supraptini & Djarismawati, 2005).

Pemerintah Daerah pada umumnya masih kesulitan dana dan tenaga untuk

dapat memberikan pembinaan dan pengawasan untuk peningkatan sanitasi

pengelolaan makanan di daerahnya termasuk juga daerah wisatanya.

(Supraptini & Djarismawati, 2005).

Salah satu syarat dalam sanitasi tempat wisata, hygiene sanitasi

makanan maupun tempat makan yang harus memenuhi semua nilai

kelaikan.Sebagai jenis tempat pelayanan umum yang mengolah dan

menyediakan makanan bagi masyarakat banyak, maka TPM memiliki

potensi yang cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau

penyakit bahkan keracunan akibat dari makanan yang

dihasilkannya.Dengan demikian kualitas makanan yang dihasilkan,

disajikan dan dijual oleh TPM harus memenuhi syarat-syarat kesehatan.

9
Salah satu syarat dalam sanitasi tempat wisata, hygiene sanitasi

makanan maupun tempat makan yang harus memenuhi semua nilai

kelaikan.Sebagai jenis tempat pelayanan umum yang mengolah dan

menyediakan makanan bagi masyarakat banyak, maka TPM memiliki

potensi yang cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau

penyakit bahkan keracunan akibat dari makanan yang

dihasilkannya.Dengan demikian kualitas makanan yang dihasilkan,

disajikan dan dijual oleh TPM harus memenuhi syarat-syarat kesehatan.

Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) merupakan sebuah tempat

yang digunakan untuk mengolah makanan dari bahan mentah hingga

disajikan menjadi makanan jadi.TPM yang dimaksud meliputi rumah

makan dan restoran, jasaboga atau catering, industri makanan, kantin,

warung dan makanan jajanan dan sebagainya.

Sedangkan hygiene sanitasi makanan merupakan salah satu upaya

penting dalam mencegah kontaminasi yang akan merusak kualitas

makanan dan bahkan menyebabkan penularan penyakit akibat makanan.

Prinsip hygiene dan sanitasi makanan merupakan upaya untuk

mengendalikan 4 (empat) faktor penyehatan makanan yang dapat atau

mungkin menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan yaitu

tempat/bangunan (lingkungan), peralatan, orang dan bahan makanan.

(Fadhila, Wahyuningsih, & D., 2016) Pemerintah Daerah pada umumnya

masih kesulitan dana dan tenaga untuk dapat memberikan pembinaan dan

pengawasan untuk peningkatan sanitasi pengelolaan makanan di

10
daerahnya termasuk juga daerah wisatanya. (Supraptini & Djarismawati,

2005)

Salah satu syarat dalam sanitasi tempat wisata, hygiene sanitasi

makanan maupun tempat makan yang harus memenuhi semua nilai

kelaikan.Sebagai jenis tempat pelayanan umum yang mengolah dan

menyediakan makanan bagi masyarakat banyak, maka TPM memiliki

potensi yang cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau

penyakit bahkan keracunan akibat dari makanan yang

dihasilkannya.Dengan demikian kualitas makanan yang dihasilkan,

disajikan dan dijual oleh TPM harus memenuhi syarat-syarat kesehatan.

Sedangkan hygiene sanitasi makanan merupakan salah satu upaya

penting dalam mencegah kontaminasi yang akan merusak kualitas

makanan dan bahkan menyebabkan penularan penyakit akibat makanan.

Prinsip hygiene dan sanitasi makanan merupakan upaya untuk

mengendalikan 4 (empat) faktor penyehatan makanan yang dapat atau

mungkin menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan yaitu

tempat/bangunan (lingkungan), peralatan, orang dan bahan makanan.

(Fadhila, Wahyuningsih, & D., 2016).

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, adapun penjelasan mengenai prinsip

hygiene sanitasi makanan dalam upaya penyehatan makanan, seperti :

1) Penerapan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan

Faktor lingkungan sekitar tempat berjualan merupakan

salah satu faktor higiene yang harus diperhatikan.Makanan dan

11
minuman juga dapat terkontaminasi mikroba.Beberapa hal

diantaranya adalah faktor lingkungan sekitar tempat berjualan yang

kurang bersih dan terpelihara seperti letaknya yang dekat dengan

sumber pencemaran.Oleh karena itu, penjual harus tetap

memperhatikan kondisi sanitasi tempat berjualan.(Isnawati, 2012).

Fasilitas sanitasi dasar yang baik dan memenuhi

persyaratan juga menjadi penentu kualitas makanan yang akan

dikonsumsi. Bila fasilitas sanitasi dasar ada yang tidak memenuhi

syarat, besar kemungkinan kontaminasi atau penyebaran penyakit

melalui makanan terjadi secara cepat.

Adapun hal-hal sanitasi dasar yang rentan untuk menjadi

kontaminan maupun penyebaran penyakit pada makanan seperti

Air Bersih, Pembuangan air limbah, Toilet, Tempat sampah,

Tempat cuci tangan, Tempat mencuci peralatan dan Tempat

mencuci bahan makanan.

Menurut Mubarak (2009) bahwa jika tempat penyediaan

makanan tidak memiliki sumber air bersih yang baik maka akan

banyak penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan melalui

air Kondisi tersebut dapat menimbulkan penyakit dimana-dimana.

Komponen yang memenuhi syarat dalam pembuangan air

limbah antara lain tersedia pembuangan air limbah yang tertup,

bersifat permanen, tidak rusak, kedap air, tidak menimbulkan bau,

dapat mengalirkan limbah dengan lancar, berjarak lebih dari 10

12
meter dari sumber air (sumur, mata air dll), dan harus dilengkapi

dengan saringan penahan sampah. (Dwi Cakhyono & Lagiono,

2018).

Toilet harus bersih dan terpelihara kebersihannya, terdapat

saluran air kotor atau tanki septik (septic tank), serta jumlah toilet

untuk setiap 80 pengunjung wanita 1 buah jamban dan untuk setiap

100 pengunjung pria 1 buah jamban.(Imam, 2017).

Komponen tempat sampah yang memenuhi syarat antara

lain tidak ada sampah yang berceceran, tempat sampah terbuat dari

bahan yang kuat, tidak berkarat, kedap air, permukaan bagian

dalam halus dan rata, mempunyai tutup yang mudah dibuka/

ditutup tanpa mengotori tangan, volume sampah tidak terlihat

melebihi kapasitas tampung tempat sampah, tempat sampah mudah

diisi dan dikosongkan, sampah dari diangkut/ dikosongkan setiap

hari, pengangkutan sampah tertutup, tidak ada sampah yang

berceceran saat pengangkutan. (Dwi Cakhyono & Lagiono, 2018).

Untuk tempat cuci tangan harus tersedia air cuci tangan

yang mencukupi, tersedia sabun, deterjen, dan alat pengering/lap,

jumlahnya cukup untuk pengunjung/karyawan.Tempat mencuci

peralatan hendaknya tersedia air dingin yang cukup memadai,

tersedia air panas yang cukup memadai, terbuat dari bahan yang

kuat, aman dan halus, dan terdiri dari tiga bak pencuci. Untuk

tempat mencuci bahan makanan air pencuci yang cukup, terbuat

13
dari bahan yang kuat, aman dan halus dan air pencuci yang dipakai

hendaknya mengandung larutan hama. (Asokawati, Chahaya, &

Dharma, 2015).

2) Penerapan Hygiene dan Sanitasi Alat

Alat makan merupakan salah satu faktor yang memegang

peranan di dalam menularkan penyakit, sebab alat makan yang

tidak bersih dan mengandung mikroorganisme dapat menularkan

penyakit lewat makanan (food-borne disease).Peralatan makanan

yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak

boleh mengandung angka kuman yang lebih dari batas yang

ditentukan. Keadaan alat makan yang digunakan dalam proses

penyajian makanan juga dapat mempengaruhi kualitas makanan

yang disajikan. (Fadhila et al., 2016)

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan dalam pengumpulan

data alat usap makanan oleh Kepmenkes

Nomor.1098/Menkes/SK/VII/2003 yang disajikan dalam

persyaratan peralatan makanan bahwa tidak boleh bakteri lebih dari

100 koloni/cm2 permukaan alat dan tidak mengandung E. coli.

Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang

keberadaannya dalam pangan menunjukan bahwa air atau makanan

tersebut pernah tercemar oleh feses manusia.Bakteri-bakteri

indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan

hidup dalam usus manusia. Jadi adanya bakteri tersebut dalam

14
makanan menunjukan bahwa dalam satu atau lebih tahap

pengolahan makanan pernah mengalami kontak dengan feses yang

berasal dari usus manusia dan oleh karenanya dapat mengandung

bakteri patogen lain yang berbahaya. (Asokawati et al., 2015).

Proses pencucian peralatan juga menjadi faktor

berpengaruh terhadap penyebaran kontaminasi bakteri. Kebersihan

bak pencucian memang harus diperhatikan karena bak yang kotor

memungkinkan terjadinya kontaminasi silang antara bak dan

peralatan.

Menurut prinsip-prinsip dasar pencucian peralatan makan

yang terpenting adalah tersedianya sarana pencucian peralatan

dengan memiliki tiga bagian, yaitu bagian pencucian, bagian

pembersihan/ pembilasan dan bagian desinfeksi.Bak pertama berisi

air sabun, bak kedua berisi air bersih untuk membilas, dan bak

ketiga berisi air yang diberi desinfektan. Pencucian peralatan

makan sebaiknya sesegera mungkin sebelum sisa makanan kering

kering karena pada sisa makanan kering pada permukaan piring

akan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri.

Penyimpanan peralatan makan pada tempat yang lembab

dan berkarat dengan keadaan basah akan menimbulkan

kontaminasi terhadap peralatan makan tersebut. Namun pada

penelitian ini, meskipun tempat penyimpanan dalam kondisi baik

yakni tidak lembab dan tidak berkarat namun tidak lantas

15
menyebabkan jumlah kuman menjadi sedikit, hal ini bisa saja

disebabkan oleh aktivitas pengeringan peralatan denga

menggunakan lap yang dilakukan sebelum menyimpan peralatan

makan pada tempat tertentu.Kontaminasi yang telah terjadi

sebelum penyimpanan dapat menyebabkan bakteri tetap tumbuh.

(Fadhila et al., 2016).

3) Penerapan Hygiene dan Sanitasi Personal

Personal hygiene adalah sikap bersih perilaku

penjamah/penyelanggara minuman agar minuman tidak tercemar.

Hasil olahan yang tidak bersih selain merugikan produsen juga

berbahaya bagi konsumen. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

dari personal hygiene yaitu penggunaan APD (celemek, tutup

kepala, masker dan sarung tangan), cuci tangan dengan sabun,

tidak memegang uang langsung dari pembeli, dan mencuci tangan

setelah memegang uang.(Isnawati, 2012).

Penjamah makanan merupakan sumber utama kontaminasi

makanan.Tangan, napas, rambut dan keringat dapat mencemari

makanan.Kebersihan penjamah, terutama kebersihan tangan sangat

perlu diperhatikan.Keadaan tangan yang kotor dan memiliki kuku

panjang serta kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum dan setelah

menjamah makanan ataupun peralatan memungkinkan terjadinya

kontaminasi bakteri pada peralatan makan maupun makanan siap

saji.(Fadhila et al., 2016).

16
4) Penerapan Hygiene dan Sanitasi Makanan

Pengelolaan makanan minuman yang tidak higienis dan

saniter dapat mengakibatkan adanya bahan-bahan di dalam

makanan minuman yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

pada konsumen.Makanan dan minuman dapat menimbulkan

penyakit disebabkan 2 hal, yaitu mengandung komponen beracun

(logam berat dan bahan kimia beracun) dan terkontaminasi

mikroorganisme patogen dalam jumlah cukup untuk menimbulkan

penyakit (Salmonella thyposa, Shigella dysentriae, virus hepatitis,

Escherichia coli, dan lainnya). (Isnawati, 2012)

17
BAB III

METODELOGI

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari : Minggu

Tanggal : 26 september2021

Pukul : 09.00 WITA s/d selesai

Tempat : Taipa Beach Jln Kembang Rogo No.1 Taipa,Palu Sulawesi

Tengah

B. Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi dan

wawancara secara langsung kepada pengelola taipa beach dengan

menggunakan instrumen pengumpulan data berupa lembar daftar nilai.

C. Pengolahan data

Pengolahan data pertama dilakukan pencatatan dan pejumlahan

sesuai dengan bobot yang terdapat pada checklist kemudian akan

disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.kegiatan pencatatan atau

memindahkan data pada formulir atau dokumen kegiatan penggandaan

data di atas formulir atau dokumen yang dilakukan saat data itu dicatat

secara manual.

D. Analisa data

Teknik analisis data menggunakan analisis univariate distribusi

frekuensi konstruksi bangunan fasilitas sanitasi dan sarana penunjang di

Taipa Beach.

18
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi


Kecamatan Palu Utara merupakan salah satu bagian kecamatan di
Kota Palu. Berdasarkan letak geografisnya, Kecamatan Palu Utara berada
di bagian utara Kota Palu terletak pada posisi antara 0 o43’48” dan
0o50’00” Lintang Selatan serta 119051’00” dan 119055’10” Bujur Timur.
Secara administrasi Kecamatan Palu Utara dibagi menjadi 5 kelurahan
dengan luas wilayah keseluruhan 29,94 km², Kecamatan Palu Utara
merupakan bagian dari Kota Palu mempunyai batas-batas administrasi
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Tawaeli
Sebelah Timur : Kabupaten Donggala
Sebelah Selatan : Kecamatan Mantikulore
Sebelah Barat : Laut Sulawesi
Luas daratan Kecamatan Palu Utara yaitu 29,94 km² terdiri dari 5
kelurahan yang memanjang dari Utara ke Selatan dengan luas
masingmasing kelurahan yaitu Mamboro 12,12 km², Taipa 1,95 km²,
Kayumalue Pajeko 2,39 km², Kayumalue Ngapa 7,43 km², dan Mamboro
Barat 6,05 km².
B. Hasil
Nama tempat wisata : Taipa Beach
Alamat tempat wisata : Jln Kembang Rogo No.1 Taipa,Palu Sulawesi
Tengah
Nama Pengelolah : Eka Indra Wati

N VARIABEL UPAYA BOBOT KOMPONEN YANG NILAI SKORE

19
O DINILAI
1 2 3 4 5 6
I UMUM
1. Lingkungan 8 Bersih 4 32
Tidak terdapat genangan 3 0

air
Air limbah mengalir 3 24

dengan lancar
II FASILITAS

SANITASI
1. Air bersih 16 Tersedia dengan jumlah 4 64

yang cukup
Memenuhi persyaratan 3 48

fisik
Tersedia kran umum dalam 3 48

jumlah yang cukup (min 1

buah kran untuk tiap radius

20m)
2. Toilet umum 16 Bersih dan terpelihara 3 48
Toilet dihubungkan dengan 2 32

saluran air kotor kota atau

septic tank
Jumlah toilet sbb : untuk 2 32

setiap 80 pengunjung

wanita 1 buah jamban.

Untuk setiap 100

pengunjung pria 1 buah

jamban
Toilet pria terpisah dengan 2 32

toilet wanita

20
3. Pembuangan air 16 Dilakukan pengolahan 5 0

limbah sendiri atau pengolahan

perkotaan
Disalurkan melalui saluran 5 80

tertutup, kedap air dan

lancar.
4. Pembuangan sampah 14 Tersedia tempat sampah 3 42

dengan jumlah yang cukup

( min 1 buah tempat

sampah untuk setiap radius

20 m)
Kuat, tahan karat, kedap 3 42

air, permukaan halus dan

rata, berpenutup.
Tersedia TPS yang 2 28

memenuhi syarat
Pengangkutan sampah dari 2 28

TPA min 3 hari sekali

NO VARIABEL BOBOT KOMPONEN YANG NILAI SKORE

. UPAYA DINILAI
2 3 4 5 6
III LAIN-LAIN
1. Sarana 14 Terdapat tanda – tanda 6 0

penyuluhan sanitasi (slogan, poster,

dll)
Tersedia alat pengeras 4 36

suara untuk memberikan

21
penerangan/penyuluhan.
2. Sarana/fasilitas 12 Tersedia poliklinik/balai 6 0

kesehatan pengobatan
Tersedia min 1 kotak P3K 4 48

yang berisi obat obatan

sederhana
3. Alat pemadam 8 Tersedia alat pemadam 6 0

kebakaran kebakaran yang berfungsi

baik dan mudah dijangkau


Terdapat penjelasan 4 0

tentang cara

penggunaannya
TOTAL BOBOT 100 TOTAL SKORE 664

22
N Variabel Upaya Skor Obs Skor Maks Ket
O
1. Lingkungan 56 80 Tidak memenuhi
syarat
2. Air bersih 160 160 Memenuhi syarat
3. Toilet umum 144 144 Memenuhi syarat
4. Pembuangan air limbah 80 160 Tidak memenuhi
syarat
5. Pembuangan sampah 140 140 Memenuhi syarat
6. Sarana penyuluhan 36 120 Tidak memenuhi
syarat
7. Sarana/fasilitas kesehatan 48 120 Tidak memenuhi
syarat
8. Alat pemadam kebakaran 0 80 Tidak memenuhi
syarat
TOTAL 664 1.004

Nilai Kategori :
Sangat baik : 60%-100%
Kurang baik: < 60%

Penilaian variabel =jumlah skore penilaianX 100%

Jumlah score keseluruhan


= 664 X 100%
1.004
= 66 %

23
Jadi inspeksi sanitasi tempat wisata umum Taipa Kota Palu sangat baik dan
memenuhi syarat 66%

C. Pembahasan

1) Lingkungan umum

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan di tempat wisata Taipa

Beach secara umum lingkungan dari tempat tersebut memenuhi

persyaratan.

2) Fasilitas sanitasi

a) Air Bersih

Tersedia air dengan jumlah yang cukup,air tersebut di tampung

pada penampungan air yang terletak di samping bangunan toilet.secara

fisik kualitas air yang di gunakan memenuhi syarat karena tidak

berbau,tidak berwarna,tidak keruh dan tidak berasa.Di Taipa beach

tersedia kran umum dalam jumlah yang cukup (min 1 buah kran untuk

radius 20 m).

b) .Toilet Umum

Pada hasil observasi yang kami lakukan pada kondisi sarana

sanitasi khususnya toilet umum keadaaanyabersih dan terjaga ini

dilihat dari permukaan lantainya yang tidak berlumut,licin,dan

kotor,serta toilet wanita dan pria terpisah.Jumlah toilet sudah

memenuhi syarat karenaterdapat 21toilet wanita dan 21 toilet pria.

24
c) Pembuangan Air Limbah

Untuk air pembuangan/limbah di Taipa Beach pihak

pengelola tidak memiliki pengolahan air limbah tersendiri dan

mengunakan drainase yang tertutup.

d) Pembuangan Sampah

Tersedia tempat sampah dengan dengan jumlah yang

cukup. Tersedia 1 buah tempat sampah untuk setiap radius 20m

dan disetiap toilet terdapat tempat sampah sesuai jumlah toliet,dan

sampah setiap hari di angkut.

e) .Sarana Penyuluhan

Tidak terdapat tanda-tanda sanitasi

(slogan,poster,dll),namun tersedia alat pengeras suara untuk

memberikan penyuluhan.

25
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi inspeksi sanitasi wisata alam di Taipa beach

untuk fasilitas Sanitasi memenuhi persyaratan yang sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana

Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Dan No 10 Tahun 2009

Tentang Kepariwisataan, adapun masing –masing kriteria penilaian yaitu :

1. Sanitasi Taipa beach untuk variable upaya lingkungan umum tidak

memenuhi syarat sehat 70%

2. Sanitasi Taipa Beach untuk variable upaya fasilitas sanitasi memenuhi

syarat 83,4%

3. Sanitasi Pantai Taipa beach untuk variable upaya umum (lain-lain) tidak

memenuhi layak sehat 26,25%

B. Saran

Sebaiknya pihak pengelola membuat slogan sanitasi, serta perlu adanya alat

pemadam kebakaran ( Apar )

26
DOKUMENTASI

Lokasi toilet wanita Lokasi kolam


berenang

Lokasi Toilet pria Lokasi tempat


pengunjung
pengunjung

27
Kondisi Jamban Lokasi tempat

28

Anda mungkin juga menyukai