Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH INOVASI REKAYASA TEKNOLOGI SANITASI

“ASPEK- ASPEK REKAYASA”

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Bunga Dewi Arum Sari P23133117008


2. Hamida Puspita Harti P23133117015
3. Hilda Fitriah P23133117017
4. M. Ivan Erlangga P23133117025
5. Raufita Heriyah P23133117030
6. Rizky Amalia P23133117032

Tingkat III D4 A

Dosen Pembimbing : Catur Puspawati, ST., MKM.


Kuat Prabowo, SKM., M.Kes

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643
Fax. 021. 7397769 E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id Website : http://poltekkesjkt2.ac.id
A. Pengertian Aspek- Aspek Rekayasa
Reka (v) menurut kamus adalah (menyusun, mengarang) baik-baik, sedangkan rekayasa
adalah penerapan kaidah-kaidah ilmu di pelaksanaan (seperti: perancangan, pembuatan,
pengoperasian).
Pengertian rekayasa menurut para pakar adalah:
a) Rekayasa adalah usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan
suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengindentifikasi fungsi produk atau jasa
yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (paling
ekonomis). (Iman Soeharto, 1995).
b) Rekayasa adalah sebuah teknik dalam manajemen menggunakan pendekaran
sistematis untuk mencari keseimbangan fungsi terbaik antara biaya, keandalan dan
kinerja sebuah proyek. (Dell’Isol, 1975)
Jadi, rekayasa berhubungan dengan desain, analisis dan /atau konstruksi kerja-kerja
praktis. Cara kerja yang dilakukan para rekayasawan adalah proses kreatif. Secara umum
“pengertian rekayasa” adalah proses kreatif mendesain, memperbaiki dan menganalisis
elemen-elemen yang ada dalam membuat produk.

B. Aspek Keilmuan

ILMU TEKNOLOGI

Perkembangan ilmu selalu berlanjut sesuai dengan perkembangan zaman yang juga
diikuti dengan laju perkembangan teknologi.

Susanto (2014) menjelaskan Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang telah diperoleh
melalui metode keilmuan dan menjadi milik umum.

Seaedi (2016) menjelaskan teknologi adalah kemampuan menerapkan suatu pengetahuan


dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan pengetahuan dengan suatu produk,
yang berhubungan dengan seni serta berlandaskan pengetahuan ilmu ekstaksa
bersandarkan pada aplikasi dan implitasi ilmu pengetahuan itu sendiri.

Dewasa ini banyak bidang-bidang yang menjadi popular dan berkembang dengan
pesat, serta mengembangkan cabang-cabang baru seperti teknik informatika, teknik
komputer, rekayasa perangkat lunak, teknologi nano, rekayasa molecular, mekatronika.
Sekarang berkembang bidang yang merupakan multidisiplin, contohnya mekatronik
merupakan gabungan mekanik, elektronik dan komputer.
Hal ini dapat diamati sangat jelas di pendidikan luar negeri, banyak sekali tumbuh
bidang-bidang baru (jurusan) sesuai dengan kebutuhan di lapangan, karena di sana
banyak bidang dalam perguruan tinggi yang langsung menuju ke aplikasi tertentu di
lapangan. Sehingga banyak juga terjadi perubahan bidang atau perkembangan bidang
baru. Hal ini beberapa kali terjadi apabila ada keinginan ingin melanjutkan sekolah ke
luar negeri, tiba-tiba bidang tesebut sudah berubah atau tidak ada lagi. Ada pula bidang
yang baru tersebut berkembang menjadi besar dan berkembang sub-sub bidang yang
baru.

C. Aspek Ekonomi
Ekonomi rekayasa atau yang sering disebut juga dengan ekonomi teknik adalah
sebuah ilmu yang bersangkutan dengan analisis ekonomi pada sebuah kegiatan. Dapat
juga dikatakan bahwa ekonomi rekayasa adalah sekumpulan teknik matematika yang
menyederhanakan perbandingan ekonomi dalam suatu kasus di bidang teknik
(wikipedia.2014.Ekonomi Teknik).
Menurut De Garmo, dkk (1997) Ekonomi teknik (Engineering economy) adalah
disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi dalam teknik, yang terdiri dari
evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat usulan proyek-proyek teknik.
Prinsip-prinsip dan metodologi ekonomi teknik merupakan bagian integral dari
manajemen sehari-hari dan operasi perusahaan-perusahaan swasta dan koperasi,
pengaturan utilitas publik yang diregulasi, badan-badan atau agen-agen pemerintah, dan
organisasi-organisasi nirlaba.
Prinsip-prinsip ini dimanfaatkan untuk menganalisis penggunaan-penggunaan
alternatif terhadap sumber daya uang, khususnya yang berhubungan dengan aset-aset fisik
dan operasi suatu organisasi. Bidang studi ekonomi teknik berurusan dengan evaluasi
sistematis terhadap manfaat dan biaya proyek-proyek yang melibatkan analisis
keteknikan. Dengan demikian, ekonomi teknik merupakan sisi yang berhubungan dengan
uang dari keputusan yang dibuat para insinyur sewaktu mereka bekerja memposisikan
sebuah perusahaan agar mampu laba dalam pasar yang sangat kompetitif. Jadi ekonomi
teknik melibatkan analisis-analisis teknik, yang menitikberatkan pada aspek-aspek
ekonomi dan bertujuan membantu membuat keputusan. Hal ini memang berlaku baik
pada pengambilan keputusan oleh seorang insinyur yang berinteraksi dalam menganalisis
alternatif-alternatif pada pekerjaan proyek baru.
Ilmu ekonomi rekayasa berguna untuk memberikan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan mengenai berbagai masalah- masalah yang ada di dalam dunia
teknik. Ilmu ini juga dipakai dalam studi kelayakan dari sebuah kegiatan. Selain itu dapat
juga mengevaluasi pengambilan keputusan dalam sebuah kegiatan yang dilihat dari sisi
ekonomi. Di dalam ekonomi rekayasa ini kita melakukan analisis dan mencari alternatif-
alternatif pada suatu kegiatan.
Biaya, manfaat, dan pendapatan perlu dianalisis berdasarkan kerangka waktu
penggunaan uang selama umur investasi proyek atau biasa disebut hubungan nilai uang
dan waktu. Dengan analisis inilah dapat diketahui atau diputuskan apakah kegiatan
tersebut layak atau tidak untuk dilanjutkan tetapi juga tidak melupakan aspek- aspek
lainnya seperti sosial, teknis dan lain-lainnya. Untuk itu ekonomi rekayasa sangat
diperlukan di berbagai bidang tidak terkecuali dalam bidang konstruksi.
Ekonomi rekayasa dapat juga kita kaitkan dengan dunia konstruksi. Pembangunan
gedung perkantoran, pusat pertokoan, jalan bebas hambatan, jembatan, dan atau
bendungan mempunyai hambatan di bidang keuangan dan waktu. Untuk itu analisi
ekonominya harus dilakukan pada setiap tahapan pembangunan proyek konstruksi untuk
dijadikan bahan pertimbangan pada saat penganmbilan keputusan. Pengambilan
keputusan yang menyangkut ekonimi rekayasa harus didasarkan pada pengetahuan yang
cukup. Dengan demikian keputusan yang dihasilkan akan memberikan dampak baik pada
siklus proyek yang menghasilkan keuntungan yang signifikan.
Dalam perencanaan konstruksi sangat dibutuhkan suatu analisis apakah suatu
pembangunan layak atau tidak untuk dilanjutkan pembangunannya. Ada beberapa
langkah yang perlu diperhitungkan dalam dunia konstruksi yang berkaitan dengan bidang
ekonomi, yaitu Cash Flow, Analisis menggunaakan ekonomi teknik, dan pemilihan
alternatif. Cash flow adalah perkiraan arus kas masuk (pendapatan) dan arus kas keluar
(biaya) dari uang. Setelah itu Analisis Menggunakan Ekonomi Teknikyaituperhitungan
yang mempertimbangkan time value of money, dilakukan pada arus kas untuk setiap
alternatif untuk mendapatkan hasil pengukuran.Hasil pengukuran tersebut dibandingkan,
dan dipilih yang paling baik.Ini adalah hasil dari analisis ekonomi teknik. Dari berbagai
alternatif- alternatif tersebut dipilih alternatif manakah yang paling menguntungkan.
Analisis ekonomi teknik pada suatu proyek pembangunan mengarahkan para
perencana dalam menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif hasil perencanaan
yang dipilih. Penentuan alternatif mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Alternatif
ini bisa berupa perbandingan biaya dari beberapa pilihan yang direkomendasi, dapat pula
analisis ekonomi melibatkan unsur resiko yang mungkin bisa terjadi. Disamping itu,
selain membandingkan dengan berbagai macam biaya, analisis ekonomi juga dapat
dikembangkan berdasarkan manfaat dari proyek yang bersangkutan.
Menurut Pranoto (2001) dalam bukunya “Diktat Kuliah Ekonomi Rekayasa” definisi
dari manfaat atau benefit adalah kegunaan dan atau keuntungan setelah proyek tersebut
selesai dibangun. Atau hasil produk dari suatu proyek yang biasa dijual atau dinikmati.
Sedangkan menurut Kodoatie (2001), manfaat dari suatu proyek dapat diklasifikasikan
menjadi manfaat langsung, manfaat tidak langsung, manfaat nyata dan manfaat tidak
nyata.
Manfaat langsung adalah manfaat yang langsung dapat diperoleh dari suatu proyek.
Contoh dari manfaat langsung ini adalah pembangunan PLTA yang dapat menghasilkan
listrik, pembangunan jalan tol, dan pembangunan bendungan untuk pengairan.

Sumber : http://infopublik.com
Gambar : Pembangunan bendungan oleh Kementerian PUPR

Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang baru dapat dirasakan setelah beberapa
waktu dari saat proyek tersebut selesai. Contoh dari manfaat tidak langsung ini adalah
Pembuatan jembatan yang membuat suatu daerah menjadi berkembang industrinya
Pembuatan tanggul banjir yang dapat mengatasi banjir selama bertahun-tahun, sehingga
harga tanah di daerah tersebut naik.
Sumber : http://merdeka.com
Gambar : Pembuatan Tanggul Banjir oleh Kementerian PUPR

Manfaat nyata adalah manfaat yang dapat diukur dalam bentuk suatu nilai uang.
Contoh dari manfaat nyata ini adalah Pendapatan petani yang bertambah Rp. X / tahun
karena hasil panen yang baik setelah dibangun bendungan di daerah tersebut.

Sumber : http://cnnindonesia.com
Manfaat tidak nyata adalah manfaat dari suat proyek yang tidak dapat diukur, tetapi
dapat dirasakan dan dan diyakini ada manfaatnya. Contoh dari manfaat tidak nyata ini
adalah Perasaan aman terhadap banjir sesudah adanya proyek pengendalian banjir.

Sumber : http://kaskus.co.id
Gambar : Kementerian PUPR Bangun Empat Prasarana Pengendali
Banjir di Riau
Jadi, pengetahuan tentang ekonomi rekayasa diperlukan untuk menganalisis investasi
proyek sebelum dilakukan pembangunan proyek tersebut atau pemilihan sumber daya
seperti alat berat yang ditinjau dari segi finansial apakah keputusan itu layak atau tidak
karena suatu proyek dapat dikatakan layak secara teknik, tetapi tidak layak secara
finansial sehingga pengambil keputusan dapat merekomendasikan proyek tersebut untuk
direvisi atau dihentikan.

D. Aspek Sosial
Rekayasa sosial (Social engineering) adalah campur tangan gerakan ilmiah dari visi
ideal tertentu yang ditujukan untuk mempengaruhi perubahan sosial. Rekaya sosial
merupakan sebuah jalan mencapai sebuah perubahan sosial secara terencana.
Gerakan ilmiah yang dimaksudkan disini adalah sebuah gagasan atas perubahan
tingkat/taraf kehidupan masyarakat demi tercapainya kesejahteraan dan kemandirian.
Masyarakat pada umumnya menginginkan adanya perubahan sosial kearah yang lebih
baik sehingga perubahan sosial harus dapat dilakukan secara berkesinambungan dan
terencana.
Menurut Dr Jalaludin Rakhmat rekayasa sosial terjadi karena terdapat beberapa
kesalahan pemikiran manusia dalam memperlakukan masalah sosial yang disebut para
ilmuwan dengan sebutan intellectual cul-de-sac yang menggambarkan kebuntuan
berpikir. Salah satu bentuk kesalahan pemikiran lainnya adalah permasalahan sosial yang
kerap dikait-kaitkan dengan mitos ataupun kepercayaan manusia akan suatu gerakan
abtrak ‘ilusi’ yang tanpa disadari dapat merubah tatanan kehidupan bermasyarakatnya.
Untuk itu perlu diadakannya rekayasa sosial agar kesalahan-kesalahan berpikir seperti ini
dapat diatasi sehingga masyarakat dapat melihat permasalahan yang dihadapinya sebagai
sesuatu yang konkrit.

Sumber: https://kolom.tempo.co
Gambar: Rekayasa Sosial Pengolahan Limbah di Instalasi Pengolahan
Limbah Tinja Duri Kosambi, Jakarta Barat, Rabu, 23 Mei 2018.

Rekayasa sosial timbul akibat adanya sentimen atas kondisi manusia. Untuk itu perlu
adanya perombakan yang dimulai dari cara pandang/paradigma manusia atas sebuah
perubahan.
1. Rekayasa Sosial Sebagai Alat Kontrol Sosial
Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat beberapa pola atau cara penyelesaian
konflik yang berujung pada terciptanya konflik yang lain, entah itu konflik
psikologial, emosional maupun kontak fisik antar sesama individu ataupun kelompok
masyarakat. Hal inilah yang menjadi objek kajian dari rekayasa sosial ini dimana
campur tangan sebuah gerakan ilmiah lebih dimaksudkan untuk menggeser cara
pandang masyarakat kearah yang ‘benar’ demi tercapainya tujuan tertentu.
Masyarakat pada umumnya mempercayai sesuatu apabila mayoritas persepsi yang
berkembangkan merujuk pada pembenaran hal tersebut sehingga kelompok
masyarakat intelektual sering kali terlibat dalam perang cara pandang maupun
gagasan yang terkesan ‘ego’ demi sebuah pengakuan atas cara berpikir dari masing-
masing pihak.
Disinilah peran rekayasa sosial dalam merubah gaya bermasyarakat seperti
ini.Adanya gagasan atas perubahan sosial kearah yang lebih baik dengan cara yang
benar dan lebih realistis dapat mendorong keinginan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam misi atas perubahan sosial tersebut.
Pada dasarnya pola-pola kontrol sosial tidak dimaksudkan untuk mengendalikan
masyarakat tetapi lebih kepada cara untuk membuka ruang bagi masyarakat untuk
beraktualisasi sehingga dapat terlihat jelas peran dari masyarakat tersebut dalam
proses perubahan sosial.
Lawrence M. Friedman seorang adalah yang pertama mengemukakan fungsi
hukum sebagai rekayasa sosial yang kemudian dijadikan dasar atas kontrol sosial di
dalam kehidupan bermasyarakat.
Seperti halnya Lawrence , William Dahl seorang penulis asal Austria juga pernah
menyebut perubahan sosial dengan sebutan “changed of law” atau perubahan
hukum/aturan.Perubahan yang dimaksudkan disini adalah efek dari perubahan sosial
yang dihasilkan dari rekayasa sosial itu sendiri.Hukum merupakan alat utama dari
hasil rekayasa sosial yang kemudian dijadikan dasar terbentuknya suatu masyarakat
yang sejahtera karena aturan-aturan yang diterapkan ditujukan untuk terciptanya
sebuah keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Rekayasa Sosial Sebagai Alat Politik
Politik dan Rekayasa sosial adalah dua hal yang tidak dapat terpisahkan meskipun
pada dasarnya keduanya hampir tidak berbeda satu sama lainnya karena keduanya
bertujuan mengorganisir masyarakat untuk tujuan tertentu , hanya saja rekayasa sosial
punya ruang lingkup yang lebih luas serta tidak terbatas pada permasalahan kekuasan
semata. Dalam dinamika politik , rekayasa sosial kerap digunakan untuk mendapatkan
dukungan dari masyarakat.
Politik mampu memicu adanya perubahan sosial apabila masyarakat ikut
berpartisipasi sebagai eksekutor dari perubahan itu tetapi tidak hanya pemerintah,
masyarakat pada pada umumnya mempunyai pola yang berbeda satu dengan yang
lainnya dalam menginpresentasekan jalan kepada perubahan sosial ini.sehingga
keseragaman pemikiran akan hal ini perlu dilakukan agar perubahan sosial ini dapat
lebih mudah direalisasikan.
Dalam dinamika politik , William Dahl menganggap bahwa pemahaman terhadap
perubahan sosial dapat lebih mudah apabila membagi masyarakat menjadi dua
kelompok , yaitu masyarakat yang satu sebagai pihak konservatif dan lainnya sebagai
pihak yang radikal. Perbedaan pandangan dapat dilihat dari konfrontasi dua kubu ini
sehingga permasalahan paling substansif dari konflik inilah yang kemudian dijadikan
referensi atas perubahan sosial tersebut.
Dahl mengambil beberapa contoh negara yang pemimpinnya menggunakan
strategi ‘battle ideology’ atau perang ideologi lewat jalur konsolidasi “bawah tanah”
untuk menciptakan konflik , cara seperti ini digunakan oleh beberapa pesohor seperti
Khomeini ketika Revolusi Iran , dan Fidel Castro serta Che Guevara pada Revolusi
Kuba. Menurut Dahl perencanaan konflik melalui doktrin progresif kepada
masyarakat merupakan suatu syarat utama terciptanya perubahan sosial secara cepat,
konflik harus ada tetapi jalan keluarnya juga telah dipersiapkan dan itulah titik utama
dari sasaran perubahan sosial. Doktrinasi yang dilakukan bukan semata-mata timbul
akibat kesenjangan antara pemimpin dan masyarakat tetapi tuntutan atas perubahan
sistem yang tidak stabil dan tidak mampu mengintegrasikan masyarakat sehingga
hasil dari konflik ini tidak hanya berujung pada perubahan sistem politik (Reformasi)
tetapi juga perubahan yang lebih luas dan dalam (Revolusi).
Hal serupa pada dasarnya pernah terjadi juga saat Nazi melakukan upaya
pembinasaan kaum yahudi pada perang dunia II.

Sumber: https://indonesianewstoday.com/

Tetapi pada dasarnya tujuan Nazi bukan semata-mata melenyapkan kaum yahudi
dari Jerman tetapi semua penentang Nazi meskipun polemik yang kemudian
berkembang adalah upaya genocide yang dilakukan Nazi , hal inilah yang kemudian
menjadi subjek dari rekayasa sosial dimana hasil dari hal itu adalah peperangan yang
pada sadarnya sebagai jalan kebebasan berpolitik bagi seluruh kaum semit di dunia.
3. Rekayasa Sosial Sebagai Alat Pemersatu Bangsa
Rekaya sosial merupakan alat yang mampu mengintegrasikan masyarakat , hal ini
dikarenakan adanya tujuan yaitu perubahan ataupun mengendalikan stagnasi akibat
keadaan yang telah memenui syarat sebagai masyarakat yang sejahtera.
Sebagaimana kita tahu dalam sejarah indonesia bahwa kemerdekaan diraih atas
keinginan melepaskan diri dari penjajahan , keinginan yang timbul disebabkan oleh
keadaan yang sama dan perasaan sepenanggunan pun timbul karena hal tersebut.
Tetapi tentu pemaparan atas hal ini lebih kompleks apabila kita coba mengkaji
makna dari sistem yang telah dibentuk pasca kemedekaan.
Ir.Soekarno maupun Moh.Hatta sadar betul bahwa mengincar kemenangan lewat
jalur peperangan tidak mampu membawa indonesia pada gerbang kemerdekaan selain
adanya korban jiwa dan harta benda peperangan bisa saja berlangsung bertahun-tahun
lamanya tanpa ada solusi atas permasalahan tersebut, oleh karena itu perlu adanya
konversi lewat jalur persuasif yaitu diplomasi.
Tidak dapat disangkal bahwa apabila perang berkepanjangan tanpa adanya
diplomasi maka kemerdekaan tidaklah dapat tercapai, meskipun bila nantinya
indonesia mampu memerdekakan diri lewat hal ini maka hanya sebagian besar pulau
jawalah yang akan disebut ‘indonesia’. Konsolidasi untuk merampungkan seluruh
pulau-pulau di nusantara menjadi satu kesatuan adalah senjata utama untuk meraih
kemerdekaan secara de jure maupun de facto.
Disinilah rekayasa sosial digunakan, beberapa wacana atas kemerdekaan
digunakan untuk mengintegrasikan masyarakat. Salah satu contoh adalah paham
nasionalisme hingga patriotik yang menjadi landasan suatu perjuangan atas
kemerdekaan yang diimpi-impikan. Bentuk-bentuk lainnya bisa kita temukan dalam
beberapa slogan kenegaraan maupun dasar ideologi kita, pancasila.
Ir.Soekarno menyadari hal ini sebagai proses menuju perubahan, tetapi proses ini
tidaklah mudah untuk dijalani . Maka perlu adanya kesepahaman dari masing-masing
delegasi atas apa yang disebut kemerdekaan. Sebagai alat utama para pelopor
kemerdekaan mengambil bahasa melayu dan mengkonversinya menjadi bahasa
nasional sehingga penggunaan bahasa ini dilegalkan sebelum indonesia merdeka.
Peran kaum intelektual pada detik-detik kemerdekaan pun tidak lepas dari proses
perubahan sosial yang telah direncanakan jauh sebelumnya. Konsep perubahan sosial
banyak diwarnai dengan isu-isu sensitif seperti pendidikan hingga sandang pangan
yang memadai sehinga Keinginan kemerdekaan tidak hanya timbul akibat adanya
penjajahan tetapi pula karena keinginan untuk bersatu dalam satu payung. Meskipun
isu politik pada saat itu tidak digemborkan secara gamblang namun pada dasarnya
tujuan utama proses perubahan sosial di indonesia pada saat itu adalah perubahan
sistem politik dan pengambil alihan kekuasaan dari pemerintahaan kolonial
kekaisaran jepang.
Disisi lain, rekaya sosial kerap menjadi alat utama untuk mengembangkan isu-isu
lainnya. Seperti tindakan preventif terhadap ancaman seperti yang terjadi ketika
perang dunia I dan II dimana pemerintahan blok Timur menganggap adanya expansi
politik besar-besaran yang dilakukan pihak Amerika dan hal ini blok barat sehingga
mencari celah peperangan, meskipun isu adanya westernisasi ini tidak diakui pada
sidang PBB di jenewa namun bila menilik dari masing-masing pihak maka yang akan
ditemukan adalah keragaman yang satu dengan yang lain, yaitu keragaman ideologi.

Sumber: https://id.wikipedia.org/
Gambar: Perang Dunia II

Terpecahnya kedua blok dan rampungnya negara-negara di masing-masing blok


ini merupakan hasil dari rekayasa sosial dimana dari masing-masing pihak berusaha
mengintegrasikan diri bersama anggotanya.
E. Aspek Multidisiplin
Aspek Multidisiplin adalah disiplin ilmu yang mempunyai dasar ilmu yang
hampir sama dengan ilmu bidang teknik yang lain tetapi ilmu-ilmu tersebut masih
saling berkaitan satu sama lain.
Dalam hal ini seorang engineer harus bekerja sama dengan engineer dari
bidang teknik yang lain. Mereka harus dapat berkomunikasi dan berkoordinasi
dengan enginer dari bidang ilmu yang lainnya. Di dalam sebuah tim engineer
berperan sebagai koordinator sentral yang menyatukan keseluruhan kegiatan
proyek.
Monodisiplin, yaitu pengelompokan ilmu seseorang atau sekumpulan orang
dimana pada sebuah kelompok mereka yang memakai disiplin ilmu yang sama.
Kelebihan dan kekurangan multidisiplin dan monodisiplin.
I. Multidisiplin: dengan bidang ilmu yang banyak dan bebeda-beda ilmu
yang dipelajari semakin banyak tetapi karena itu juga semakin sulit
untuk mempelajarinya.
II. Monodisiplin: karena ilmu yang dipelajari mempunyai disiplin ilmu
yang sama maka tidak terlalu sulit untuk memahami ilmu yang lainnya.
Tetapi jadi tidak banyak disiplin ilmu lain yang bisa dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA

Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. PT Penerbit IPB Press, Bogor

https://www.academia.edu/6934671/Peran_Ekonomi_Rekayasa_di_Dunia_Kon
struksi
https://www.kompasiana.com/aboutlife/550d8f7d813311692db1e40b/rekayasa-
sosial
https://dokumen.tips/documents/multidisiplin-engineering.html
https://www.slideshare.net/chusnanaprianto/lecture-notes-untuk-mata-kuliah-rekayasa-
teknologi

http://xcontohmakalah.blogspot.com/2013/07/pengertian-penjelasan-dan-
fungsi_7344.html

Anda mungkin juga menyukai