Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
Nilai tengah ialah suatu nilai yang dapar mewakili sekelompok nilai hasil pengamatan
disebut juga rata-rata. Nilai tersebut mempunyai kencenderungan berada di tengah-tengah
suatu distribusi.
Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Mean Data Tunggal dan Data
Kelompok
Rata-rata hitung ialah jumlah semua hasil pengamatan (∑ x ) dibagi dengan banyaknya
pengamatan (n). Rata-rata hitung sering disebut dengan mean. simbol yang digunakan untuk
rata-rata populasi adalah μ (mu) dan untuk rata-rata sampel digunakan simbol x́.
x́=
∑x
n
Keterangan:
x́ : rata-rata
Hasil pengukuran berat badan 10 orang penderita diabetes mellitus yang dirawat di suatu
rumah sakit adalah sebagai berikut 65, 60, 55, 70, 67, 53, 61, 64, 75 dan 50 (kg).
Jawab:
x́=
∑x
n
65+60+55+70+ 67+53+61+64 +75+50 620
x́= = =62kg
10 10
Contoh soal:
Misalkan kita ingin mengukur rata-rata berat badan 30 orang penderita penyakit jantung
koroner yang dirawat di RS A tahun 1987 sesuai tabel berikut
Rumus: x́=
∑ fx
n
Keterangan:
x́ : rata-rata
x́=
∑ fx = 1.866 =62,2 kg
n 30
Rumus: x́=
∑ fNt
n
Keterangan:
x́ : rata-rata
x́=
∑ fNt = 1.845 =61,5 kg
n 30
Cara Penggunaan:
Tentukan satu kelas sebagai titik nol dang diberi kode “d”. pemilihan titik nol dapat
dilakukan sembarang, tetapi sebaiknya carilah kelas dengan perhitungan yang sulit.
Untuk kelas di atas titik nol diberi kode dengan tanda negative secara berurutan dan untuk
kelas di bawah titik nol diberi tanda positif.
Kalikan dengan frekuensi tiap kelas dengan “d” pada kelas yang sama.
Hitung nilai tengah titik nol ( Nt 0)
Bagilah hasil pada poin c dengan jumlah pengamatan dan kalikan dengan interval kelas
(i) kemudian hasilnya ditambah dengan nilai tengah titik nol.
fd
x́=Nt 0 +i (∑ )
n
=63+ 5 ( −930 )=61,5 kg
Distribusi frekuensi dengan interval kelas yang tidak sama
Cara Penggunaan:
∑ fd
x́=Nt 0 +i ( )
n
=58+ 5 ( 18,5
30 )
=61,5 kg
Kenapa hasil perhitungan rata-rata tanpa pengelompokan berbeda dengan hasil rata-rata
distribusi frekuensi dengan pengelompokan?
Karena pada pengelompokan semua nilai dalam suatu kelas dianggap sama dengan nilai
tengahnya. Dalam kenyataannya, hal tersebut tidak selalu demikian.
Bila kita ingin menghitung rata-rata beberapa kelompok dengan jumlah pengamatan
setiap kelompoknya tidak sama maka perhitungan harus dilakukan dengan pembebanan.
Rata-rata hitung dengan beban ialah jumlah hasil kali antara banyaknya pengamatan
dengan rata-rata tiap kelompok dibagi dengan jumlah pengamatan masing-masing kelompok.
n1 x́1 +n 2 2́+…+ nk x́ k
Rumus: x´w =
n1 +n2 +…+ nk
Keterangan:
x´w : rata-rata dengan pembebanan
Contoh soal:
Pengukuran rata-rata berat badan 3 kelompok penderita penyakit paru-paru yang masing-
masing kelompok terdiri dari 3,5, dan 10 orang.
Jawab:
Kelompok 3: 51 kg, 55 kg, 57 kg, 60 kg, 52 kg, 48 kg, 47 kg, 58 kg, 59 kg, 62 kg
X́ 3 =54,9 kg
Kelompok ni x́ i ni x́ i
1 3 53 159
2 5 53,5 267
3 10 54,9 549
Jumlah 18 161,3 975
975
x´w = =54,17 kg
18
Bila rata-rata ketiga kelompok dihitung tanpa pembebanan maka akan dihasilkan rata-rata
sebagai berikut
53+ 53,5+ 54,9
X́ = =53,8 kg
3
Dari hasil kedua rata-rata tersebut terbyata rata-rata dengan beban mendekati rata-rata
kelompok dengan n yang besar, sedangkan rata-rata tanpa beban akan mendekati rata-rata
kelompok dengan n yang kecil. Bila jumlah pengamatan tiap kelompok sama maka hasil
perhitungan rata-rata dengan beban.
Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Modus Data Tunggal dan Data
Kelompok
Modus merupakan salah satu ukuran nilai tengah yang dinyatakan dalam frekuensi
terbanyak dari data kalitatif maupun data kuantitatif.
Modus dapat pula dinyatakan sebagai puncak dari suatu kurva. Oleh karena itu, kita
mengenal unimodal bila puncakna satu, bimodal bila puncaknya dua dan mutimodal bila
puncaknya lebih dari dua.
Perhitungan Modus dapat dilakukan untuk frekuensi yang dikelompokkan. Modus atau
mode jarang digunakan sebagai nilai tengah karena sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrem dan
letak modus akan berubah mengikuti nilai ekstrem.
Untuk data berkelompok, dalam hal ini adalah distribusi frekuensi, modus hanya dapat
diperkirakan. Nilai yang paling sering muncul akan berada pada kelas yang memiliki
frekuensi terbesar. Kelas yang memiliki frekuensi terbesar disebut sebagai kelas modus.
Modus data berkelompok dapat dicari dengan rumus berikut:
d1
M o=L M +( )i
o
d 1 +d 2
Keterangan :
M o= modus
Contoh soal:
Distribusi umur dari 80 orang penderita insufiensi pembuluh darah koroner di Rumah Sakit A
pada tahun 1987.
Jawab:
Distribusi frekuensi umur (n=80)
Distribusi umur F
6
21-30
7
31-40
40
41-50
10
51-60
10
61-70
10
71-80
7
Jumlah 80
d 1=40−7=33
d 2=40−10=30
i=10
d1 33
M o=L M +o ( )
d 1 +d 2
i=40,5+10 (
33+ 30)=40,5+5,2=45,7 tahun
Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Median Data Tunggal dan Data
Kelompok
Median merupakan ukuran yang berbeda dengan rata-rata (mean) karena median hanya
menyatakan posisi tengah dari sederetan angka hasil pengamatan sedemikian rupa sehingga
membagi dua sama banyak. Ini berarti bahwa 50% nilai terletak di bawah median dan 50%
terletak di atas median. Median ditulis singkat atau disimbolkan dengan Me atau Md . Cara
mencari median dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok.
Contoh soal:
Tentukan median dari data berikut
a. 4,3,2,6,7,5,8
b. 11,5,7,4,8,14,9,12
Penyelesaian :
a. Urutan data: 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Jumlah data (n) = 7 (ganjil)
Me = X 7 +1 = X4 = 5
2
Untuk menghitung nilai median, mua-mula data disusun secara berurutan dari yang
kecil ke yang besar atau sebaliknya, kemudian tentukan posisi median dengan menggunakan
rumus yang ada diatas bila jumlah pengamatan ganjil, tetapi bila jumlah pengamatan genap
maka akan diperoleh dua median dan hitunglah rata-rata dari dua posisi median tersebut
seperti diatas pula.
Terakhir, cocokkan posisi median dengan niai data yang telah disusun dan kita akan
memperoleh nilai median.
Contoh :
Misalkan kita akan mengukur Hb 5 orang wanita hamil yang datang ke bagian kebidanan di
Rumah Sakit A dan kita akan menentukan niai mediannya.
Posisi median terletak pada (5+1) / 2 = 3
Kadar Hb yang diperoleh disusun secara teratur : 8,9,10,11,12
Agar lebih jelas maka data di atas dapat kita susun sebagai berikut.
Posisi median 1 2 3 4 5
Kadar Hb (mg%) 8 9 10 11 12
Dari hasil perhitungan, posisi median terletak pada posisi ke-3 yang sesuai dengan
kadar Hb 10 mg%
Bila data yang diperoleh merupakan bilangan genap, misalnya 6 orang maka posisi
median terletak pada posisi ke-3 dan ke-4
Posisi median 1 2 3 4 5 6
Kadar Hb (mg%) 8 9 10 11 12 13
Median terletak antara posisi ke-3 dan ke-4 sehingga nilai median sama dengan
(10+11)/2 = 11,5 g%
1
n−( Ʃ f 2 ) o
Me = B + 2 .C
f Me
Keterangan:
Me = median
B = tepi bawah kelas median
N = jumlah frekuensi
(Ʃf2)o = jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median
C = panjang interval kelas
fMe = frekuensi kelas median
Dalam mencari median data kelompok (distribusi frekuensi) yang perlu dicari terlebih dahulu
adalah kelas tempat median berada (kelas median).
1
Kelas median dapat dicari dengan: (Ʃf2)o > n
2
Contoh soal:
Tentukan median dari distribusi frekuensi berikut
Diameter Pipa (mm) Frekuensi (f)
65 – 67 2
68 – 70 5
71 – 73 13
74 – 76 14
77 – 79 4
80 - 82 2
Penyelesaian:
1
Jumlah frekuensi (n) = 40 dan n = 20
2
1
Kelas median adalah (Ʃf2)o > n
2
f1 + f2 + f3 = 20 > 20
Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Quartil Data Tunggal dan Data
Kelompok
Data yang telah disusun menjadi suatu distribusi kita bagi menjadi 4 bagian yang sama
disebut Quartil.
Untuk kelompok data di mana n ≥ 4, kita tentukan tiga nilai, katakanlah Q 1, Q2, Q3, yang
membagi kelompok data tersebut menjadi 4 bagian yang sama, yaitu setiap bagian memuat
data yang sama atau jumlah observasnya sama. Nilai-nilai tersebut dinamakan kuartil
pertama, kedua, ketiga. Pembagi itu adalah sedemikian rupa sehingga nilai 25%
data/observasi sama atau lebih kecil dari Q1, 50% data/observasi sama atau lebih kecil dari Q2
75% data/observasi sama atu lebih kecil dari Q3, di mana Q2 = median.
Jika suatu kelompok data atau nilai sudah diurutkan dari yang terkecil (X 1) sampai yang
terbesar (Xn), maka untuk menghitung Q1, Q2, dan Q3 harus dipergunakan rumus berikut:
i(n+1)
Qi = nilai yang ke- ,
4
i = 1,2,3
Quartil Data Kelompok
Untuk data berkelompok yaitu data yang sudah dibuat tabel frekuensinya, maka
rumus kuartil, desil dan persentil adalah sebagai berikut :
Rumus Kuartil:
(i× n)
Letak Qi pada data ke x =
4
i = quartil ke 1, 2, 3
n = jumlah pengamatan
Nilai Qi = L + i ( (x – ff kum) )
L = tepi bawah kelas dimana kuartil berada
i = interval kelas
f kum = frekuensi kumulatif sebelum Qi
f = frekuensi dimana Qi berada
Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Desil Data Tunggal dan Data Kelompok
Bila data yang telah disusun menjadi distribusi dan dibagi menjadi 10 bagian yang
sama maka didapat sembilan pembagi dan tiap pembagi disebut Desil. Karenanya ada
sembilan buah desil, ialah disel pertama, kedua,...., desil kesembilan yang disingkat D 1, D2, ....,
D9. Desil-desil dapat ditentukan dengan jalan:
Rumus
d (n+1)
Letak Dd = data ke
10
D = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Nilai Dd = L + b (S – L)
L = nilai sebelum Dd
S = nilai dimana Dd berada
b = kekurangan unit untuk mencapai Dd
Contoh:
Letak D7 untuk data yang telah disusun dalam contoh: 52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75,
82, 86, 92, 94
d (n+1)
D7 :
10
7(12+1)
: = 9, 1
10
data ke 9, 1 → data ke-9 + (0, 1)
Nilai D7 = L + b (S – L)
= 82 + (0,1) (86 – 82)
= 82, 4
Rumus untuk data berkelompok:
(d ×n)
Letak Dd pada data ke x =
10
D = desil ke 1, 2,..., 9
n = jumlah pengamatan
Nilai Dd = L + i ( (x – ff kum) )
L = tepi bawah kelas dimana desil berada
i = interval kelas
f kum = frekuensi kumulatif sebelum Dd
f = frekuensi dimana Dd berada
Contoh:
Pemeriksaan kadar Hb terhadap 50 orang wanita hamil
Distribsi Kadar Hb
Hb (gr%) f fkum
7–8 4 4
9 – 10 6 10
11 – 12 20 30
13 – 14 15 45
15 – 16 5 50
Jumlah 50
Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Persentil Data Tunggal dan Data
Kelompok
Persentil ialah suatu distribusi dibagi menajdi 100 bagian yang sama, dengan cara
demikian kita mendapatkan 99 bagian yang sama.
Persentil tidak berbeda dengan kuartil dan desil, yaitu dapat diketahui posisi dan dihitung
nilainya, dimana persentil berada serta posisi relative untuk menyatakan pengamatan dengan
nilai dibawahnya yaitu, jenjang persentil.
L = nilai sebelum P p
( p ×n)
Letak Pp pada data ke x =
100
P = persentil ke 1, 2,..., 99
n = jumlah pengamatan
Nilai Pp = L + i ( (x – ff kum) )
L = tepi bawah kelas dimana persentil berada
i = interval kelas
f kum = frekuensi kumulatif sebelum Pp
f = frekuensi dimana Pp berada
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto Eko, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, EGC, 2002