Anda di halaman 1dari 26

II-1

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Distribusi Frekuensi

Data yang telah kita kumpulkan perlu disusun secara sistematis supaya dapat

dianalisis. Susunan dari suatu data disebut distribusi data. Ada beberapa cara

menyusun data, yaitu :

1. Distribusi frekuensi kuantitatif, yaitu penyusunan data menurut besarya

(kuantitasnya).

3. Distribusi frekuensi kualitatif (kategori), yaitu penyusunan data menurut

kualitasnya (kategorinya).

4. Runtun waktu (time series), yaitu penyusunan data menurut waktu terjadinya.

5. Distribusi spasial, yaitu penyusunan data menurut tempat geografisnya.

Di sini hanya akan dibahas cara penyusunan distribusi frekuensi kuantitatif dan

pembuatan grafiknya.

2.2 Penyusunan Distribusi Frekuensi

Apabila data yang ada banyak sekali jumlahnya, maka untuk memudahkan

dalam analisa data perlu dibuat distribusi frekuensi atau tabel frekuensi. Berikut ini

akan disajikan bagaimana cara menyusun distribusi kuantitatif, yaitu :

1. Tentukan banyak dan lebar inteval kelas. Hal ini tergantung pada banyak dan

besamya harga-harga yang akan disusun dalam distribusi itu. Banyak interval
II-2

kelas yang efisien biasanya antara 5 dan 15. Pada tahun 1925, HA Sturges

mengajukan sebuah rumus guna menentukan banyak interval kelas, yaitu : k = 1

+ 3,322 log n. Sedangkan lebar interval kelas ditentukan dengan membagi

jangkauan (yaitu selisih antara harga terbesar dan terkecil) dengan banyak

interval kelas yang digunakan.

2. Interval-interval kelas tersebut diletakkan dalam suatu kolom, diurutkan dari

interval kelas terendah pada kolom paling atas dan seterusnya.

3. Data diperiksa dan dimasukkan ke dalam interval kelas yang sesuai. Banyak

data yang masuk dalam suatu interval kelas dinamakan frekuensi interval kelas

tersebut. Kata statistik juga masih mengandung pengertian lain, yakni dipakai

untuk menyatakan ukuran sebagai wakil dari kumpulan data mengenaia sesuatu

hal. Ukuran ini didapat berdasarkan perhitungan menggunakan kumpulan

sebagian data yang diambil dari keseluruhan tentang persoalan tersebut.

2.3 Bagian Distribusi Frekuensi

Dalam menentukan jumlah kelas interval terdapat 3 pedoman sebagai berikut:

1. Ditentukan berdasarkan Pengalaman. Pada umumnya jumlah kelas interval

yang dipergunakan dalam penyusunan tabel distribusi frekuensi berkisar antara

6-15 kelas. Makin banyak data, maka makin banyak pula jumlah kelas

intervalnya, tetapi jumlah yang paling banyak atau maksimal adalah 15 kelas

interval dalam satu tabel distribusi frekuensi.


II-3

2. Ditentukan dengan membaca grafik `jumlah interval kelas dengan

menggunakan grafik yang menunjukkan hubungan antara banyaknya data (n)

dengan jumlah kelas interval yang diperlukan, maka penentuan jumlah kelas

interval akan lebih cepat. Dimana dalam grafik tersebut, garis vertikal

menunjukkan jumlah kelas interval dan garis horizontal menunjukkan jumlah

data observasi. Misalnya, bila jumlah data yang diobservasi 200, maka

berdasarkan tabel, jumlah kelas intervanya sekitar 12.

3. Ditentukan dengan rumus Sturges jumlah interval kelas interval juga dapat

dihitung dengan menggunakan rumus Sturges sebagai berikut:

K = 1 + 3,3 Log.N

Dimana :

K = jumlah kelas interval

N = jumlah data observasi

Log = logaritma

Misalnya: Jumlah Data ada 150, maka jumlah kelas intervalnya adalah: K = 1 + 3,3.

Log 150 K = 1 + 3,3. 2,17 K = 1 + 7,161 K = 8,161 --> Dibulatkan menjadi 8 atau 9.

9.2.4 Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan hasil percobaan dengan seluruh

kemungkinan dinyatakan dengan variabel (angka-angka) disertai dengan frekuensi

dan nilai probabilitas. Yang dimana dalam menghitung tabel frekuensi menggunakan

bagian dari Kelas/ Class, Batas kelas, Panjang kelas, Frekuensi, Nilai tengah.
II-4

2.4.1 Kelas

Kelas ( Class ) Pengelompokan individu atau item dari data ( Class ) yang

diobservasi kedalam batasbatas nilai tertentu. Kelas yang dimaksud adalah

kelompok yang ditentukan dengan perhitungan tertentu sehingga antar kelas memiliki

aturan dan karakter yang sama atau penggolongan data yang dibatasi dengan nilai

terendah dan nilai tertinggi.

2.4.2 Batas kelas

Bilangan bilangan yang membatasi kelaskelas ( class limit ) tertentu, yang

memiliki 2 macam pengertian:

1. Batas Kelas/ Ujung Kelas ( State Class Limit ) yaitu bilangan - bilangan yang

tertera didalam suatu distribusi frekeuensi yang membatasi kelaskelas

tertentu yang terdiri dari :

a. Batas Bawah Kelas/ Ujung Bawah Kelas (Lower State Class limit/ LCL)

adalah bilangan yang paling kecil yang membatasi kelas tertentu.

b. Batas Atas Kelas/ Ujung Atas Kelas (Upper State Class limit/ UCL)

bilangan yang paling besar yang membatasi kelas tertentu.

2. Batas kelas sebenarnya/ Tepi kelas ( Class Boundaries ) yaitu nilai batas tiap

kelas dalam sebuah distribusi frekuensi dan dipergunakan sebagai pedoman

guna memasukkan angka-angka hasil observasi ke dalam kelas-kelas yang

sesuai.
II-5

a. Batas Bawah Kelas Sebenarnya/ Tepi Bawah Kelas (Lower Class

Boundaries LCB) bilangan yang diperoleh dari rata-rata ujung atas

kelassebelumnya dengan ujung bawah kelas yang bersangkutan.

b. Batas Atas Kelas Kebenarnya/ Tepi Atas Kelas (Upper Class Boundaries/

UCB) bilangan yang diperoleh dari rata-rata ujung atas kelas yang

bersangkutan dengan ujung bawah kelas yang berikutnya.

2.5 Panjang kelas

Panjang Kelas/ Lebar Kelas/ Ukuran Kelas (Class interval/ Class Size)

Bilangan bilangan yang menunjukkan panjang/ lebar/ ukuran dari tiaptiap kelas

yang diperoleh dengan cara mengurangkan batas bawah kelas berikutnya dengan

batas kelas yang bersangkutan.

2.6 Frekuensi

Angka yang menunjukkan banyaknya data individual yang terdapat dalam

satu kelas. Dalam ilmu statistika, frekuensi lebih diartikan sebagai banyaknya

kemunculan suatu bilangan dalam sebuah deretan angka. Contoh yang mudah untuk

dipahami misalnya terdapat deretan angka 2,3,5,3,3,1,2,2,3. Dari deretan angka

tersebut, frekuensi angka 3 yang muncul adalah sebanyak 4 kali, maka frekuensi

(3)=4.
II-6

2.7 Nilai Tengah

Nilai tengah/ titik tengah/ tanda kelas ( Midpoint/ Class Mark ) adalah

bilangan bilangan yang dapat mewakili kelaskelas tertentu yang diperoleh dengan

jalan atau cara merata ratakan batas kelas yang bersangkutan.

2.8 Ukuran Pemusatan Data

Ukuran pemusatan data adalah bilangan atau keterangan yang dapat mewakili

deretan bilangan atau deretan keterangan tertentu atau suatu nilai yang mewakili

suatu kelompok data yang pada umunya mempunyai kecenderungan terletak di

tengahtengah dan memusat dalam suatu kelompok data yang disusun menurut besar

kecilnya nilai data.

2.9 Hystogram

Hystogram adalah grafik berbentuk batang yang digunakan untuk

menggambarkan bentuk distribusi frekuensi. Hystogram merupakan diagram balok,

karena frekuensi disajikan dalam bentuk balok. Hystogram menghubungkan antara

tepi kelas interval pada sumbu horizontal (X) dan frekuensi setiap kelas pada sumbu

vertikal (Y).

2.10 Polygon

Polygon hampir sama dengan histogram perbedaanya histogram

menggunakan balok, sedangkan polygon menggunakan garis yang menghubungkan

titik-titik yang merupakan koordinat antara nilai tengah kelas dengan jumlah
II-7

frekuensi pada kelas tersebut. Titik tengah kelas merupakan representasi dari karakter

kelas dan nilai tengah ini menggantikan posisi interval kelas pada diagram histogram.

Pada grafik polygon, sumbu horizontal merupakan nilai tengah kelas dan sumbu

vertikal adalah jumlah frekuensi setiap kelas.

2.11 Ogive

Kurva ogive merupakan diagram garis yang menunjukkan kombinasi antara

interval kelas dengan frekuensi kumulatif. Kurva ogive menunjukkan frekuensi

kumulatif pada setiap tingkat atau kategori. Sumbu horizontal pada kurva ogive

menunjukkan tepi interval kelas dan sumbu vertikal menunjukkan frekuensi

kumulatif. Kurva ogive memudahkan kita untuk melihat frekuensi kumulatif baik

dalam bentuk nilai absolute maupun nilai relative pada tingkat atau interval tertentu.1

Contoh :

Di bawah ini disajikan data tinggi badan (cm) dan 50 orang dewasa 176 167 180 165

168 171 177 176 170 175 Universitas Gadjah Mada 2 169 171 171 176 166 179 181

174 167 172 170 169 175 178 171 168 178 183 174 166 181 172 177 182 167 179

183 185 185 173 179 180 184 170 174 175 176 175 182 172

Data terbesar : 185

Data terkecil : 165

Jangkauan = (data terbesar) - (data terkecil)

= 185 -165 = 20

1
Nurkolis Abdul Majid, Distribusi Frequensi Data Numerik, Garut, tahun 2013.
II-8

Apabila diambil banyak interval kelas :


20
6 maka lebar kelas = 6 = 3,3

20
7 maka lebar kelas = = 2,85
7

20
8 maka lebar kelas = = 2,5
8

Harga k menurut rumus H.A Sturges, k = 1 + 3,322 log n = 1+3,322* 1.699= 6.644

Dari keadaan di atas kita pilih banyak interval kelas 7 dengan lebar kelas 3.

Kemudian disusun dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Tinggi Badan


Interval Kelas Frekuensi

164,5 167,5 6

167,5 170,5 7

170,5 173,5 8

173,5 176,5 11

176,5 179,5 7

179,5 182,5 6

185,5 188,5 5

Jumlah 50

Jika kita ingin mengetahui berapa banyak orang yang tinggi badannya lebih dari

harga tertentu ataupun kurang dari harga tertentu, maka distribusi frekuensi diubah

menjadi distribusi frekuensi kumulatif.


II-9

Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Kumulatif "kurang dari"


Tinggi Badan Banyak Orang

Kurang dari 164,5 0

Kurang dari 167,5 6

Kurang dari 170,5 13

Kurang dari 173,5 21

Kurang dari 176,5 32

Kurang dari 179,5 39

Kurang dari 182,5 45

Tabel 2.3 Distribusi Frekuensi Kumulatif "lebih dari"


Tinggi Badan Banyak Orang

Lebih dari 164,5 50

Lebih dari 167,5 44

Lebih dari 170,5 37

Lebih dari 173,5 29

Lebih dari 176,5 18

Lebih dari 179,5 11

Lebih dari 182,5 5

Lebih dari 185,5 0

Jika kita ingin mengetahui berapa persen orang yang tinggi badannya antara

harga tertentu, lebih dari harga tertentu ataupun kurang dari harga tertentu, maka
II-10

distribusi frekuensi diubah menjadi distribusi frekuensi relatif, distribusi frekuensi

relatif "Iebih dari" atau distribusi frekuensi realtif "kurang dari". Cara untuk

mengubah distribusi frekuensi menjadi distribusi frekuensi relatif adalah: harga

frekuensi pada setiap interval kelas dibagi jumlah total frekuensi, kemudian dikalikan

100%.

Untuk data pada contoh 2.1, distribusi relatifnya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4 Distribusi frekuensi relatif 2


Tinggi Badan Banyaknya Orang (dalam %)

164,5 167,5 12

167,5 170,5 14

170,5 173,5 16

173,5 176,5 22

176,5 179,5 14

179,5 182,5 12

185,5 188,5 10

Jumlah 100

2
Cucu Oktaviana, Penyajian Data Distribusi Frekuensi dan Data Numerik dari 50 Jumlah Halaman
Pada Beberapa Novel, Garut, tahun 2013
II-11

Tabel 2.5 Distribusi frekuensi realtif "lebih dari"


Tinggi Badan Banyak Orang (%)

Lebih dari 164,5 100

Lebih dari 167,5 88

Lebih dari 170,5 74

Lebih dari 173,5 58

Lebih dari 176,5 36

Lebih dari 179,5 22

Lebih dari 182,5 10

2.12 Penggambaran Distribusi Frekuensi

Untuk Iebih mempermudah dalam memahami dan menganalisa data, di

samping disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, cara yang lain adalah

dengan menggambarkan distribusi tersebut dalam bentuk grafik.

Beberapa grafik yang dibahas di sini adalah histogram, poligon dan ogive.

1. Histogram

Untuk menggambar grafik ini interval kelas diletakkan pada sumbu X dan

frekuensinya pada sumbu Y.

Untuk menggambar grafik distribusi frekuensi relatif, cara adalah: interval

kelas diletakkan pada sumbu X dan frekuensi relatif diletakkan pada sumbu Y,


dengan tinggi persegi panjang =
II-12

2. Polygon

Cara menggambar Polygon :

- Absis : titik tengah interval kelas.

- Kordinat frekuensi interval kelas.

Hubungkan titik-titik tersebut dengan garis lurus.

3. Ogive

Grafik ini merupakan penghalusan polygon. Cara menggambar distribusi

kumulatif:

- absis : batas interval kelas

- Kordinat : frekuensi interval kelas

2.13 Tahapan untuk menyusun suatu distribusi frekuensi

Secara umum langkahlangkah yang diperlukan untuk membuat tabel

distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :

1. Menyusun urutan (array) dari data yang di observasi Array: data yang disusun

berdasarkan urut-urutan

2. Tentukan nilai maksimum (terbesar) dan nilai minimum (terkecil) dari data

mentah, kemudian hitunglah sebaran/ rentang/ jangkauan/ Range dengan

menggunakan :

=
II-13

3. Menentukan banyaknya kelas ( k ) dengan rumus Sturges

k = 1 + 3,322 Log N atau k = 1 + 3,322 log n

N = banyaknya anggota populasi; n = banyaknya anggota sampel

4. Menentukan panjang/ lebar/ ukuran dari tiap tiap kelas dengan rumus

/
= =

Ci merupakan bilangan bulat yang mempunyai nilai kelipatan 3 atau 5 yang

diperoleh dengan cara membulatkan ke atas dari hasil perhitungan.

5. Menentukan batasbatas kelas serta memasukkan setiap individu/item dari

data yang diobservasi kedalam kelas yang bersangkutan.

6. Menyusun suatu distribusi frekuensi secara jelas dan lengkap berdasarkan

tabel pada tahap 5.

2.14 Macammacam Grafik Distribusi Frekuensi

Penyajian data dengan grafik dianggap lebih komunikatif karena dalam waktu

singkat dapat diketahui karakteristik dari data yang disajikan. Terdapat beberapa

macam grafik distribusi frekuensi yaitu.

1. Histogram ( Hystogram )

Suatu bentuk grafik distribusi frekuensi yang merupakan batangbatang yang

disusun secara berderet tanpa jarak yang menggambarkan tinggi frekuensi tiap

kelas.
II-14

Gambar 2.1 Grafik Hystogram

2. Poligon ( Polygon )

Suatu bentuk grafik distribusi frekuensi yang merupakan garis patah patah

yang menghubungkan titik tengah histogram tiap kelasnya

5
4
3
2
1
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4

Series 2

Gambar 2.2 Grafik Polygon


3. Ozaiv ( Ogive )

Suatu bentuk grafik distribusi frekuensi yang merupakan garis patah patah

yang menghubungkan tinggi frekuensi kumulatif dari tiap tiap kelasnya.


II-15

Series 1
Series 2
Series 3

Gambar 2.3 Grafik Ozaiv

2.15 Jenis jenis Distribusi Frekuensi

1. Distribusi Frekuensi Distrik, yaitu distribusi frekuensi yang diantara tiap dua

kelas yang berurutan terdapat celah 1 unit/ satuan.

2. Distribusi Frekuensi Kontinu, yaitu distribusi frekuensi yang diantara tiap

kelas yang berurutannya terdapat celah sebesar 0 atau bilangan yang

mendekati 0.

3. Distribusi Frekuensi tertutup, yaitu distribusi frekuensi yang seluruh batas

kelasnya dinyatakan dengan bilangan tertentu.

4. Distribusi Frekuensi terbuka yaitu distribusi frekuensi yang tidak seluruh batas

kelasnya dinyatakan dengan bilangan tertentu, terdiri atas :

DF terbuka atas, adalah DF yang batas bawah kelas pertamanya tidak

dinyatakan dengan bilangan melainkan dengan keterangan kurang dari

DF terbuka bawah, adalah DF yang batas atas kelas terakhirnya tidak

dinyatakan dengan bilangan melainkan dengan keterangan lebih dari .


II-16

DF terbuka atas bawah, adalah DF yang batas bawah kelas pertama dan batas

atas kelas terakhirnya masingmasing tidak dinyatakan dengan bilangan

melainkan dengan keterangan kurang dari dan atau lebih .

5. Distribusi Frekuensi Relatif yaitu distribusi frekuensi yang frekuensinya

dinyatakan dengan bilanganbilangan tertentu yang berbentuk ratio atau

persentase yang jumlah seluruh frekuensinya selalu sama dengan 1 atau 100

%.


= dalam bentuk ratio


= 100 dalam bentuk persentase.

6. Distribusi Frekuensi Kumulatif, yaitu distribusi frekuensi yang frekuensinya

ditambahkan atau dikurangkan secara bertahap dengan frekuensi tiap kelasnya

dari DF asalnya. DF kumulatif terdiri dari :

DF Kumulatif positif/ DF kumulatif kurang dari/ DF kumulatif less than,

yaitu: DF kumulatif yang frekuensi kumulatifnya dimulai dengan 0 kemudian

ditambahkan secara bertahap dengan frekuensi tiaptiap kelas dari DF

asalnya.

DF Kumulatif negatif/ DF kumulatif lebih dari/ DF kumulatif more than,

yaitu: DF kumulatif yang frekuensi kumulatifnya dimulai dengan jumlah

seluruh frekuensi dari DF asalnya kemudian dikurangkan secara bertahap

dengan frekuensi tiap-tiap kelas dari DF asalnya.


II-17

2.16 Rumus-Rumus Yang Digunakan

1. Perhitungan Data

UCBi = LCB(i + 1)

+ (+1)
UCB = 2

+
Xi =
2

Cii = LCL(i + 1) LCL

Cii = UCB(i+1) LCBi

Cii =X (i+1) Xi Untuk DF Yang memiliki Ci sama

UCLi = LCLi ( Ci-1 ) Untuk DF Diskrit

UCLi = LCLi ( Ci- ) Untuk DF Kontinu

2. Untuk menghitung jumlah dari sampel pengukuran berat menggunakan rumus

sebagai berikut :

= 1 + 2 + 3

Dimana :

: Jumlah dari seluruh data sampel ke-i

X1 : Data sampel pertama X1 ke-i

X2 : Data sampel pertama X2 ke-i

X3 : Data sampel pertama X3 ke-i


II-18

3. Untuk menghitung rata-rata dari sampel pengukuran berat menggunakan

rumus sebagai berikut :

Dimana :

: Rata-rata jumlah sampel ke-i

: Jumlah dari seluruh data sampel ke-i

: Banyak pengamatan sampel ke-i

4. Untuk menghitung range dari sampel pengukuran berat menggunakan rumus

sebagai berikut :

Dimana :

5. Untuk menghitung rata-rata range ( ) dari sampel pengukuran berat

menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

: Rata-rata range

: Jumlah range

: Banyaknya seluruh pengamatan


II-19

6. Untuk menghitung rata-rata dari rata-rata ( ) dari sampel pengukuran berat

menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

: Rata-rata dari rata-rata pengukuran

: Jumlah dari seluruh rata-rata pengukuran

: Banyaknya seluruh pengamatan3

2.17 Daftar Distribusi Frekuensi

Dalam daftar distribusi frekuensi, banyak obyek dikumpulkan dalam

kelompok- kelompok berbentuk ab yang disebut kelas interval. Kedalam kelas

interval ab dimasukkan semua data yang bernilai mulai dari a sampai dengan b.

Urutan kelas interval disusun dari mulai data terkecil terus ke bawah sampai nilai data

terbesar. Berturut-turut, mulai dari atas, diberi nama kelas interval pertama, kelas

interval kedua, kelas interval terakhir. Ini semua ada dalam kolom kiri. Kolom kanan

berisikan bilanganbilangan yang menyatakan berapa buah data terdapat dalam tiap

kelas interval. jadi kolom ini berisikan frekuensi, disingkat dengan f. Misalnya, f = 2

untuk kelas interval pertama atau ada 2 orang mahasiswa yang mendapat nilai ujian

paling rendah 31 dan paling tinggi 40 .

Bilanganbilangan di sebelah kiri kelas interval disebut ujung bawah dan

bilangan-bilangan di sebelah kanannya disebut kanannya disebut ujung atas.

3
Nurkolis Abdul Majid, Distribusi Frequensi Data Numerik, Garut, tahun 2013.
II-20

Ujung ujung bawah kelas interval pertama, kedua, terakhir ialah 31, 41,..91

sedangkan ujung-ujung atas nya berurutan disebut panjang kelas interval. Dalam

daftar III (1), panjang kelasnya, disingkat dengan p, adalah 10, jadi p = 10 dan

semuanya sama. Dikatakan bahwa daftar itu mempunyai panjang kelas yang sama .

Selain dari ujung kelas interval ada lagi yang biasa disebut batas kelas

interval. ini bergantung pada ketelitian data yang digunakan. Jika data dicatat teliti

hingga satuan, maka batas bawah kelas sama dengan ujung bawah kurangi 0,5. Batas

atasnya didapat dari ujung atas ditambah dengan 0,5. Untuk data dicatat dengan satu

desimal, batas bawah sama dengan ujung bawah dikurangi 0,05 dan batas atas sama

dengan ujung atas ditambah 0,05. Kalau data hingga dua desimal, batas bawah sama

dengan ujung bawah dikurangi 0,005 dan batas atas sama dengan ujung atas ditambah

0,005 dan begitu seterusnya. Untuk perhitungan nanti ,dari tiap kelas interval biasa

diambil sebuah nilai sebagai wakil kelas itu, yang digunakan disini ialah tanda kelas

intervaal yang didapat dengan menggunakan aturan:

Tanda kelas =1/2 ( ujung bawah + ujung atas )

Contoh : kelas interval pertama adalah 3140 dengan frekuensi f = 2. Ujung bawah

kelas 3, ujung atas = 40. Adapun batas bawah kelas = 30,5 dan batas atas 40,5 tanda

kelasnya (31+40) = 35,5.4

4
Sudjana, hal 45, Metoda Statistika, Tahun 2002
II-21

2.18 Membuat Daftar Distribusi Frekuensi

Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang

sama,,kita lakukan sebagai berikut.

1. Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil dalam hal ini,

karena data terbesar = 99 dan data terkecil = 35, maka rentang = 99-35=64

2. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Banyak kelas sering biasa

diambil paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, dipilih menurut

keperluan.cara lain cukup bagus untuk n berukuran besar n200 misalnya,

dapat menggunakan aturan sturges, yaitu :

Banyak kelas = 1 + (3,3) log n

Dengan n menyatakan banyak data hasil akhir dijadikan bilangan bulat. Untuk

contoh kita dengan n = 80, sekedar memperlihatkan penggunaan aturan

ini,maka: (logaritma beberapa bilangan dapat dilihat dalam lampiran, daftar A.

Banyak kelas = 1 + (3,3) log 80

= 1 + (3,3) (1,9031)

= 7,2802

Kita bisa membuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 7 atau 8

buah.

3. Tentukan panjang kelas interval p ini secara ancer-ancer di tentukan oleh

aturan :

P =
II-22

Harga p diambil sesuai dengan ketelitian satuan data yang digunakan jika

data berbentuk satuan, ambil harga p teliti sampai satuan. Untuk data hingga

satu desimal p ini juga diambil hingga satu desimal dan begitu seterusnya.

Untuk contoh kita,maka jika banyak kelas diambil 7, didapat :


64
= = 9,14 dan dari sini bisa kita ambil p = 9 atau = 10
7

4. Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa di ambil sama

dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi

selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan. Selanjutnya

daftar di selesaikan dengan menggunakan harga-harga yang dihitung.

5. Dengan p = 10 dan memulai dengan data yang lebih kecil dari data terkecil,

diambil 31, maka kelas pertama berbentuk 31 40, kelas kedua 41 50, kelas

ketiga 51 - 60 dan seterusnya.

Sebeleum daftar sebenarnya dituliskan, ada baiknya dibuat daftar penolong

yang berisikan kolom tabulasi. Kolom ini merupakan kumpulan deretan garis-

garis miring atau pendek,yang banyaknya sesuai dengan banyak data terdapat

dalam kelas interval yang bersangkutan.5

2.19 Pertimbangan dalam Penyusunan Distribusi Frekuensi

Untuk meminimalkan kerugian pengelompakan (grouping eror) data kedalam

distribusi frekuensi yang dapat menimbulkan masalah pada analisis selanjutnya,

kriteria-kriteria berikut perlu di pertimbangkan dalam menyusun dsitribusi frekuensi:

5
Sudjana, hal 46, Metoda Statistika, Tahun 2002
II-23

1. Interval kelas harus dipilih dengan memastikan dua ketentuan 6:

a. Seluruh data harus terikut sertakan

b. Setiap unit data hanya dimasukkan sekali saja dan hanya di satu kelas

interval saja

Tumpang tindih (overlap) anatra dua interval kelas berurutan yang bisa

menyebabkan dilanggarnya ketentuan (b) harus dihindari.

2. Umumnya jumlah interval kelas yang digunakan adalah antar 5 smapa 20

tergantung pada beberapa faktor seperti jumlah data yang diamati, tujuan

penyusunan distribusi frekuensi, dan kepentingan-kepentingan dari analisis

3. Sebisa mungkin lebar setiap interval kelas sama (biasanya akan lebih

memudahkan jika lebar interval kelas tersebut adalah kelipatan dari angka

5,10,100,1000,dst). Jika jumlah data tidak terlalu banyak, sebagai perkiraan

awal dalam menentukan lebar kelas, dapat digunakan rumus:

Di mana:

c = lebar interval kelas (hasilnya dibulatkan)

R= kisaran data (range) = selisih data terbesar dengan terkecil

K= jumlah interval kelas

Jika jumlah data terlalu banyak maka jumlah interval kelas (k) dapat di cari

dengan menggunakan pendekatan rumus sturges, yaitu:

6
Harinaldi, hal 26, Prinsip-prinsip Statistik, tahun 2012
II-24

K =1+3,3 log n

Dimana:

k = jumlah interval kelas

n = jumlah data

4. Sebisa mungkin interval kelas terbuka (open class interval) dihindari. interval

kelas teerbuka mungkin diperlukan jika beberapa nilai data sangat berbeda

(terlalu kecil atau besar) dibandingkan dengan nilai data lainnya.

2.20 Karakteristik Hubungan Mean, Median, Modus

Tidak ada aturan umum yang selalu dapat diikuti untuk mengidentifikasi

ukuran pemusatan yang paling tepat digunakan. Setiap ukuran pemusatan (mean,

median, dan modus) mempunyai karakteristik masing-masing. Selain itu jenis data

yang ada harus di evaluasi dan di pertimbangkan. Memilih ukuran pemusatan data

yang akan digunakan pada sebuah distribusi yang simetris lebih mudah karena mean,

median, modus memiliki nilai yang sama, namun bila datanya menghasilkan

distribusi menceng (skewed distribution), nilai dari ketiga ukuran pemusatan tersebut

akan berbeda. Seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut:7

Gambar 2.4 karekteristik Mean,Median,Modus

7
Harinaldi, hal 27, prinsip-prinsip statistik, tahun 2012
II-25

2.21 Distribusi Frekuensi dan Manfaatnya

Dalam pembahasan distribusi frekuensi merupakan sebuah tabulasi angka

masing-masing individu yang diatur dalam bebrapa kategori dalam skala pengukuran.

Distribusi frekuensi menunjukkan berapa banyak subjek/ objek yang memiliki nilai

yang sama dan terukur dalam variabel independen. Distribusi frekuensi yang simple

disebut juga ungrouped frequency distribution. Selain itu distribusi frekuensi yang

menunjukkan sejumlah kelompok atau individu yang memiliki nilai yang sama yang

ditunjukkan dalam interval nilai disbeut grouped frequency distribution. Tabel

distribusi frekuensi tidak dapat diorganisir apabila skor dan tempat menunjukkan

(dari) nilai tertinggi ke nilai terendah, kemudian mengelompokkan secara bersama-

sama individu yang memiliki skor yang sama. Misal, skor tertinggi adalah X = 10,

distribusi kelompok secara berurutan adalah 10, 9, 8, dan seterusnya.

1. Manfaat dari distribusi frekuensi :

a. Untuk mengorganisasikan data menjadi lebih bermakna dan mudah

dipahami.

b. Agar memudahkan pembaca dalam membandingkan set data.

c. Memudahkan dalam perhitungan ukuran rata-rata dan penyebaran data.

d. Untuk memudahkan pembaca dalam menentukan bentuk distribusi data.

e. Memudahkan peneliti dalam menampilkan data dalam bentuk tabel dan

grafik
II-26

Jenis Grafik dan Kegunaan

a. Histogram, Poligon dan Ogiv cocok digunakan ketika data telah disusun

dalam bentuk distribusi frekuensi dalam group.

b. Diagram Pareto cocok digunakan untuk data nominal yang telah disusun

dalam bentuk frekuensi.

c. Grafik Time series digunakan untuk menggambarkan pola dan trend data

dari waktu ke waktu.

d. Diagram Pie digunakan untuk menggambarkan hubungan diantara

bagian secara keseluruhan.8

8
Nurkolis Abdul Majid, Distribusi Frequensi Data Numerik, Garut, tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai