Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA KEMUTUG KIDUL

KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS

Disusun oleh:
Rani Alja Putri A1A019001
Dwi Lola Indah S A1A019002
Rizka Damayanti A1A019004
Ove Anom Prakoso A1A019006
Santi Dwi Lestari A1A019007

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019

i
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA KEMUTUG KIDUL

KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS

Disusun oleh:

Rani Alja Putri A1A019001

Dwi Lola Indah S A1A019002

Rizka Damayanti A1A019004

Ove Anom Prakoso A1A019006

Santi Dwi Lestari A1A019007

ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO
2019

iii
PRAKTIKUM

SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA KEMUTUG KIDUL

KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS

Disusun oleh:

Rani Alja Putri A1A019001

Dwi Lola Indah S A1A019002

Rizka Damayanti A1A019004

Ove Anom Prakoso A1A019006

Santi Dwi Lestari A1A019007

Untuk memenuhi salah satu persyarakat memperoleh nilai kelulusan mata


kuliah Sosiologi Pertanian (PNB1103) pada Fakultas Pertanian UNSOED.

iv
Diterima dan disahkan pada tanggal :

Dosen Pembimbing

Praktikum

(Dindy Darmawati Putri, S.P., M.P.)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas

rahmat dan hidayah-Nya kami telah menyelesaikan penulisan laporan praktikum

mata kuliah Sosiologi Pertanian (PNU 1208) sesuai dengan syarat dan ketentuan

yang berlaku.

Penulisan tugas terstruktur ini kami susun dengan sungguh-sungguh dan

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima

kasih khususnya kepada :

1. Ibu Dindy Darmawati Putri, S.P., M.P. selaku dosen pengampu mata

kuliah sosiologi pertanian

2. Para asisten praktikum sosiologi pertanian

3. Kepala desa serta staf desa Kemutug Kidul yang telah membantu

dalam pelaksanaan kegiatan praktikum lapang Sosiologi Pertanian

4. Warga desa Kemutug Kidul

5. Mahasiswa dan mahasiswi fakultas pertanian pada umumnya dan

program studi agribisnis pada khususnya

6. Orang tua dan keluarga yang telah memberi dukungan

Harapan selaku penulis semoga penulisan laporan praktikum ini dapat

menambah pengetahuan dan memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari

bagi masyarakat. Untuk ke depannya, penulis juga berharap dapat memperbaiki

bentuk maupun menambah isi karya tulis ini agar menjadi lebih baik.

vi
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa, maupun materi yang

tercantum dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan

kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Puwokerto, November 2019

Penulis

vii
DAFTAR ISI
JUDUL...............................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv
DAFTAR ISI…………...………………………………………………………………...vi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................viiii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iix
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan Praktikum...............................................................................2
KEADAAN UMUM DESA..............................................................................................3
A. Letak Desa..............................................................................................................3
B. Biogeofisik.............................................................................................................4
C. Sejarah dan Perkembangan Desa............................................................................4
D. Penduduk................................................................................................................7
E. Keadaan Kesehatan................................................................................................9
F. Pendidikan..............................................................................................................9
G. Struktur Pemerintahan Desa.................................................................................11
H. Struktur Ekonomi.................................................................................................12
I. Struktur sosial......................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI PRAKTIKUM...........................................15
A. Hubungan Desa – Kota.........................................................................................15
B. Bentuk-bentuk Kerjasama....................................................................................19
C. Mobilitas Sosial....................................................................................................23
D. Masuknya Teknologi Baru Bidang Pertanian ke Desa..........................................26
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................28
A. Kesimpulan..........................................................................................................28
B. Saran....................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..…………………………………..31

LAMPIRAN...................................................................................................................32

viii
DAFTAR LAMPIRAN
GAMBAR………………………………………………………………………..32

FIELD BOOK…...………………………………………………………………34

ix
DAFTAR TABEL
TABEL 1………………………………………………………………………….7

TABEL 2……………………………………...…………………………………..9

TABEL 3………………………………………………………………………...10

TABEL 4……………………….………………………………………………..11

TABEL 5………………………………………………………………………...12

TABEL 6…………...……………………………………………………………13

TABEL 7……………………...…………………………………………………14

x
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR LAMPIRAN…...……………………………………………………32

xi
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia

lainnya walaupun orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati dan ada

pula yang perilakunya jahat yang suka berbuat kriminal. Manusia juga

saling berhubungan satu sama lainnya dengan melakukan interaksi dan

membuat kelompok dalam masyarakat. Hal ini biasa disebut sebagai proses

sosial.

Proses sosial tersebut dipelajari dalam satu bidang ilmu yang disebut

Sosiologi. Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos,

di mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau

berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,

sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses

sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga

proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi

adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri

atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pokok bahasan dari ilmu

sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial,

khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.

Sehubungan hal itu, terkait dengan mata kuliah Sosiologi Pertanian yang

kami dapatkan, kami perlu mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana

proses sosial yang terjadi pada masyarakat pertanian tidak hanya dalam

1
bentuk materi atau teori saja, tetapi juga dalam bentuk praktik langsung ke

lapangan. Pada praktikum ini, kami akan membahas tentang bagaimana

proses sosial yang ada di wilayah desa Kemutug Kidul, Kec. Baturraden,

Kab. Banyumas.

B. Maksud dan Tujuan Praktikum


1. Menganalisis dan mengkaji pola-pola dan hubungan masyarakat

desa/pertanian khususnya di desa Kemutug Kidul

2. Memahami dinamika masyarakat pertanian secara faktual

3. Memahami gambaran masyarakat pertanian secara baik dan benar

4. Mendukung kompetensi sebagai mahasiswa pertanian yang sangat

penting

5. Menjadi pengalaman baru dan menarik untuk dikaji secara sosiolog

2
BAB II

KEADAAN UMUM DESA


A. Letak Desa
Desa Kemutug Kidul terletak sekitar 3,3 km dari ibukota kecamatan dan

13 km dari ibukota kabupaten yang berada di lereng gunung Slamet yang

berbatasan langsung dengan desa Kotayasa (Sumbang) di bagian timur,

bagian barat berbatasan dengan desa Karang Tengah, bagian selatan

berbatasan dengan desa Rempoah sedangkan bagian utara berbatasan

dengan desa Kemutug Lor. Desa ini memiliki luas wilayah administratif

seluas 150 Ha. Posisi geografis desa Kemutug Kidul sebagai berikut:

1. Orbitasi :

a. Berada di Ibu Kota Kecamatan : Tidak

b. Jarak ke Ibu Kota Kecamatan : 3,3 km

c. Lama Tempuh ke Ibu Kota Kecamatan : 15 menit

d. Kendaraan Umum ke Ibu Kota Kecamatan : Kendaraan

Angkudes

e. Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 13 km

f. Lama Tempuh ke Ibu Kota Kabupaten : 30 menit

g. Kendaraan Umum ke Ibu Kota Kabupaten : Kendaraan

Angkudes

2. Tipologi:

a. Desa Kepulaun : Tidak

b. Desa Pantai/Pesisir : Tidak

c. Desa Sekitar Hutan : Tidak

3
d. Desa Terisolir : Tidak

e. Desa Perbatasan dengan kabupaten lain : Tidak

B. Biogeofisik
Desa Kemutug Kidul memiliki topografi miring dengan ketinggian

tempat 350 m di atas permukaan laut, sehingga tergolong dataran tinggi.

Iklim:

1. Curah hujan : 6,375 Mm

2. Jumlah bulan hujan : 7 Bulan

3. Suhu rata-rata harian : 26℃

4. Bentang Wilayah : Lereng gunung

C. Sejarah dan Perkembangan Desa


Desa Kemutug Kidul pada awalnya merupakan bagian dari desa

Karangwangkal lalu karena wilayahnya terlalu luas kemudian desanya

memisah dan berganti menjadi kemutug lalu masih terlalu luas maka

terbagi lagi menjadi desa Kemutug Lor dan desa Kemutug Kidul. Mengenai

sejarah atau legenda terkait penamaan desa Kemutug Kidul masih belum

diketahui karena para pendahulu desa Kemutug Kidul telah tiada sehingga

sulit sekali mendapatkan informasi mengenai legenda atau sejarah

penamaan desa Kemutug Kidul, Namun pihak desa akan tetap menggali

sejarah tersebut kedepannya. Pihak desa Kemutug Kidul menyadari betul

pentingnya sejarah berdirinya desa sebagai identitas serta daya tarik desa itu

sendiri.

Latar belakang berkembangnya desa hingga saat ini yaitu desa ini

memiliki tanah yang subur untuk bertanam sehingga mendukung

4
perekonomian masyarakat desa tersebut. Selain dalam bidang pertanian,

desa Kemutug Kidul juga mempunyai potensi dibidang kerajinan yakni

produksi kursi males yang terbuat dari bambu yang mana tanaman bambu

sangat banyak populasinya di desa Kemutug Kidul. Kursi males ini

memiliki bentuk yang sangat khas tidak seperti bentuk kursi pada umumnya,

bentuk kursi males adalah seperi sudut tumpul bila dilihat dari samping

yakni bagian kaki agak panjang dengan sandaran agak ke belakang sehingga

sangat cocok untuk sekedar bersantai atau juga untuk tidur. Produksi kursi

males ini juga sangat berperan dalam pembukaan lapangan kerja bagi

masyarakat desa Kemutug Kidul karena sangat banyak menyerap tenaga

kerja khusus nya adalah ibu-ibu rumah tangga. Selain di bidang pertanian

dan bidang kerajinan bambu desa Kemutug Kidul juga memiliki potensi di

bidang pariwisata yakni adanya kolam renang “Tirta Karsa” yang dibuka

untuk umum dengan membayar tiket masuk yang mana hasil penjualannya

dikelola secara langsung oleh para pemuda desa Kemutug kidul untuk biaya

pemeliharan kolam renang dan juga pemasukan desa. Tidak hanya kolam

renang Tirta Karsa tetapi ada juga wisata alam Curug Carang tetapi namun

menuju Curug Carang dirasa masih sulit.

Pada jaman dahulu rumah masyarakat Kemutug Kidul tidak seperti

sekarang. Rumah jaman dulu masih menggunakan dinding gebeg (semacam

triplek), tembok anyaman bambu. Seiring berkembangnya jaman, rumah

penduduk sudah menggunakan batu bata membentuk satu tembok penuh

walaupun masih ada rumah dengan setengah tembok dan sisanya

5
menggunakan anyaman bambu. Hubungan perkembangan hunian

masyarakat desa Kemutug Kidul terhadap luasan lahan pertanian dirasa

tidak cukup berpengaruh karena luasan lhan pertanian yang cukup luas.

Berkembangnya hunian penduduk tidak lepas dari berkembangnya

pemikiran masyarakat tersebut. Pemikiran masyarakat tersebut didukung

dengan adanya fasilitas pendidikan yang menunjang. Terdapat dua jenis

fasilitas pendidikan di desa Kemutug Kidul yakni fasilitas pendidikan

formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal meliputi Sekolah

Dasar Negeri (2 unit) dan Sekolah Menengah Pertama (1 unit). Selain

fasilitas pendidikan formal, di desa Kemutug Kidul juga terdpat pendidikan

non formal yakni Pendidikan Anak Usia Dini (1 unit), Taman Kanak-kanak

(1 unit), Tempat Pendidikan Al-quran (1 unit) dan Lembaga Pelatihan

Tenaga Kerja (1 unit) untuk dikirim bekerja di Jepang.

Keadaan perekonomian masyarakat Kemutug Kidul sudah berkembang

pesat yang didukung oleh keadaan alam yang baik untuk bidang pertanian

dan bidang kerajinan bambu, dan bidang pariwisata yang menjadi

penghasilan para masyarakat desa Kemutug Kidul. Dapat dikatakan juga

kondisi perekonomian di desa Kemutug Kidul lancar tidak ada halangan

berarti dan sehingga dapat diartikan dalam kondisi yang makmur.

Fasilitas kesehatan yang terdapat di desa Kemutug Kidul adalah adanya

puskesmas desa sejumlah 1 unit. Selain puskesmas desa, desa kemutug

kidul juga memiliki posyandu sejumlah 6 unit yang mana meliputi posyandu

6
lansia, ibu hamil, dan balita. Selainitu juga terdapat bidan desa yang

bertugas di desa Kemutug Kidul.

Tradisi yang dilakukan di desa ini biasanya melakukan kegiatan lomba

17 Agustus dan memperingati hari Kartini yang mana kegiatan tersebut

biasanya merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh karang taruna

desa Kemutug Kidul serta para pemuda lainnya. Tradisi lain yang masih

dilakukan adalah gotong royong, Gotong royong merupakan tradisi turun

temurun dari nenek moyang yang saat ini masih dilakukan. Masyarakat desa

Kemutug Kidul biasanya melakukan dengan membersihkan kuburan

,membersihkan sungai atau membantu warga yang sedang membangun

rumah. Salah satu tradisi yang berkaitan dengan bidang pertanian adalah

tradisi “Miwiti” yang mana tradisi ini dilakukan sebelum dilakukannya

panen sebagai simbol atas rasa syukur karena telah diberikan hasil panen

yang baik. Tradisi miwiti ini biasanya dilakukan oleh pemilik lahan sawah

yang luas serta masih mempercayai tradisi tersebut.

D. Penduduk
Desa Kemutug Kidul memiliki jumlah total penduduk sebanyak 3169

jiwa. Sedanganjumlah laki-laki dan perempuan berturut-turut adalah 1611

jiwa dan 1558 jiwa. Sedangkan jumlah kepala keluarga di desa Kemutug

Kidul adalah 980 kartu keluarga. Komposisi penduduk desa Kemutug Kidul

terdiri dari berbagai rentan usia. Berikut adalah tabel yang menunjukkan

komposisi penduduk menurut usia.

Tabel 1. Usia Penduduk Desa Kemutug Kidul

7
No Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0-4 124 90 214

2 5-9 128 153 281

3 10-14 127 116 243

4 15-19 135 137 272

5 20-24 97 103 200

6 25-29 106 129 235

7 30-34 145 115 260

8 35-39 148 122 270

9 40-44 106 121 227

10 45-49 113 103 216

11 50-54 77 97 174

12 55-59 69 60 129

13 60-64 60 61 121

14 65-69 52 48 100

15 70 + 124 103 227

JUMLAH 1611 1558 3169


Berikut adalah mata pencaharian masyarakat di desa kemutug kidul yakni

sebagai petani sebanyak 258 orang lalu sebagai buruh sebanyak 248 orang,

pengrajin sebanyak 148 orang, pedagang sebanyak 122 orang, sopir

sebanyak 37 orang, PNS sebanyak 24 orang, tukang kayu sebanyak 25

orang, karyawan swasta sebanyak 22 orang, tukang batu sebanyak 18 orang,

penjahit sebanyak 7 orang, montir sebanyak 5 orang, TNI/POLRI sebanyak

3 orang. Jadi dapat dikatakan mata pencaharian masyarakat desa Kemutug

8
Kidul adalah sebagai petani dan buruh. Masyarakat desa Kemutug Kidul

juga tersusun dari bebagai jenis etnis yakni jawa sebanyak 3137 orang,

sunda sebanyak 26 orang, sasak sebanyak 1 orang, batak sebanyak 2 orang,

melayu sebanyak 2 orang, betawi sebanyak 1 orang. Agama yang dianut

masyarakat desa Kemutug Kidul adalah islam sebayak 3160 orang dan

kristen sebanyak 9 orang.

E. Keadaan Kesehatan
Di desa Kemutug Kidul terdapat data 8 orang mengalami cacat fisik tuna

rungu dan wicara serta 2 orang tuna netra. Sedangkan masyarakat yang

mengalami cacat mental yang dalam hal ini idiot sejumlah 6 orang.

Sedangkan tempat MCK juga memadai dengan adanya MCK umum yang

baru dibangun tahun 2018 lalu.

F. Pendidikan
Pendidikan masyarakat Kemutug Kidul sudah cukup baik. Adanya

program sekolah masuk desa meningkatkan taraf pendidikan masyarakat

Kemutug Kidul tetapi masyarakat desa ada sebagian yang lulus dari sekolah

dasar tidak melanjutkan lagi dan ada juga yang melanjutkan sekolahnya.

Selain masyarakat, perangkat desa juga memiliki tingkat pendidikan yang

memadai. Pendidikan terakhir perangkat desa kebanyakan adalah

SMA/SLTA. Berikut ini data jumlah tingkat pendidikan masyarakat

Kemutug Kidul. Tabel 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kemutug Kidul

No Tingkat Jumlah

pendidikan
1 Belum Sekolah 214
2 Tidak tamat SD 351

9
3 Tamat SD 1311
4 SLTP 579
5 SMU 275
6 D1 17
7 D3 21
8 S1 37
9 S2 1
Jumlah 2806
Tabel 3. Lembaga pendidikan

No. Nama sekolah Jumlah guru Jumlah murid


1 PAUD 4 35
2 TK 4 61
3 SD N 1 8 176
4 SD N 2 9 186
5 SLTP 31 720
6 Lembaga 8 212

Pendidikan

Keagamaan

(TPA)
G. Struktur Pemerintahan Desa
Kemutug Kidul merupakan sebuah desa dengan pemerintahan yang

dipimpin oleh kepala desa yang bernama Bapak Kardi Daryatno. Desa ini

memiliki dua kadus. Kadus pertama dipimpin oleh bapak Tursito dan kadus

yang kedua dipimpin oleh bapak Rasiwan. Berikut merupakan daftar nama

kepala desa dan perangkat desa. Tabel 4. Daftar Nama Kepala Desa dan

Perangkat Desa Kemutug Kidul

No Nama Jabatan Pendidikan


1 Kardi Kepala Desa SLTA

Daryatno
2 Sukarti Sekertaris Desa D1
3 Tri Waluyo, Kasi Pemerintahan dan S1

SE Pembangunan

10
4 Nawin Kasi Kesejahteraan SLTA
5 Darwoto Kasi Pelayanan SLTA
6 Efit Sutrianto Kaur Tata Usaha Umum SLTA
7 Nuridah Kaur Keuangan SLTA
8 Wahyuningsih Kaur Perencanaan D1
9 Tursito Kadus 1 SLTA
10 Rasiwan Kadus 2 SLTA
H. Struktur Ekonomi
Keadaan perekonomian masyarakat Kemutug Kidul sudah maju dengan

didukungnya ladang pekerjaan yang memadai. Sebagian besar profesi

penduduk adalah sebagai petani tetapi ada juga yang sebagai buruh tani.

Sumber penghasilan masyarakat tidak hanya berasal dari hasil panen.

Sumber penghasilan lain ada yang berasal dari perikanan dan peternakan.

Tetapi kebanyakan masyarakat desa Kemutug Kidul bekerja sebagai

pengrajin kursi dari bambu. Biasanya masyarakat yang tidak melanjutkan

sekolahnya mereka bekerja sebagai pengrajin kursi. Para petani dan buruh

tani juga ada yang bekerja sebagai pengrajin biasanya mereka

melakukannya setelah pulang dari sawah. Tabel 5. Data mata pencaharian

masyarakat Kemutug Kidul.

No Mata Pencaharian Jumlah


1 buruh 248
2 petani 258
3 pedagang/wiraswasta/pengusaha 122
4 pengrajin 148
5 PNS 24
6 TNI/Polri 3
7 penjahit 7
8 montir 5
9 sopir 37
10 karyawan swasta 22
11 tukang batu 18
12 tukang kayu 25

11
I. Struktur sosial
Keadaan sosial masyarakat Kemutug Kidul memiliki hubungan antara

warga yang rukun dan tanpa adanya sistem kasta. masyarakyat sangat

menghormati para pejabat pemerintahan seperti kepala desa. Namun hal itu

tidak menjadi penghalang antara rakyat dan pemerintahan yang berlaku di

desa. Hanya saja dalam hal pekerjaan masyarakat di desa kemutug kidul

melakukannya secara masing masing tanpa adanya kegiatan gotong royong

dalam hal yang menyangkut profesi namun tetap mampu menjaga kedekatan

antar masyarakat desa Kemutug Kidul . Adanya perbedaan yang mencolok,

tidak menyebabkan kesenjangan sosial antara masyarakat Kemutug Kidul.

Untuk saat ini perbedaan antara orang yang mampu dan kurang mampu

sudah tidak terlihat jelas karena harta benda tidak menjadi indikator

kekayaan seseorang.

Kepemilikan lahan di desa Kemutug Kidul menggunakan system warisan

turun temurun di mana semakin jauh sang ank dari posisi anak tertua maka

ia bisa tidak kebagian warisan tersebut karena habis dibagi. Tabel 6. Data

luas tanam di Desa Kemutug Kidul tahun 2018

Jenis tanaman Luas tanaman pangan Hasil

pangan ( Ha ) Ton/Ha
Padi 59,561 151
Jagung 1,5 3,5
Sawi 4 12
Cabe 4,5 2,5
Buncis 1,2 4
Terong 0 0
Mentimun 0 0
Keadaan tanah yang subur yang mendukung untuk bertanam berbagai

jenis tanaman juga mendukung pemeliharaan hewan ternak karena pakan

12
ternak sudah tersedia. Banyak penduduk desa Kemutug Kidul yang

memiliki hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau dan kelinci. Tabel 7.

Data peternakan Desa Kemutug Kidul tahun 2018

Jenis hewan Jumlah populasi ternak Produksi peternakan

ternak (ekor)
Sapi 52 Susu 5450 liter
Ayam 2328 Telur 9350 butir
Bebek 121
Kambing 49
Domba 3
Kelinci 31

13
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI PRAKTIKUM

A. Hubungan Desa – Kota


Pengertian desa menurut Paul H.Landis dalam Soekanto (1986) adalah

tempat atau wilayah yang dihuni oleh orang kurang dari 2500 serta

pergaulannya ditandai oleh sifat keakraban, keramahan yang meluas dan

merupakan pusat kegiatan pertanian dalam artian luas. Di sisi lain

masyarakat kota atau industri dicirikan sebagai masyarakat yang orang-

orangnya heterogen atau variatif, pergaulannya bersifat kosmopolitan atau

patembayan, pusat kegiatannya pada bidang non pertanian. Namun

demikian kedua masyarakat itu secara faktual membentuk pola hubungan,

yaitu hubungan desa kota. Hubungan itu terjalin dan pastinya memberikan

pengaruh diantara keduanya meskipun kecil (Soekanto,1986). Hubungan

antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan mencakup

beberapa aspek penting yang dapat mempererat hubungan diantara

keduanya yaitu:

1. Masuknya ekonomi uang ke desa

Menurut bapak Madsurat menyatakan bahwa Desa Kemutug Kidul

mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani, buruh, dan

pengrajin kursi dari bambu. Sedangkan komoditas utama pertaniannya

ialah padi. Disamping itu, sehubungan dengan banyaknya pengrajin di

desa kemutug kidul maka banyak hasil dari kerajinan bangku dari bambu

yang dikirim ke luar kota. Selain itu di desa kemutug kidul juga terdapat

14
lembaga – lembaga yang biasa mengurusi masalah keuangan seperti BRI

kredit desa. Terakhir, Sumber pemasukan keuangan desa Kemutug Kidul

kecamatan Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia yaitu dari :

Dana Desa ( DD), Dana Alokasi Dana Desa ( ADD ), Dana Bagi hasil

Pajak dan Retribusi dan APBD (Anggaran Pendapatan, dan Belanja

Daerah).

2. Pemasaran-pemasaran Pertanian ke Kota

Kemutug Kidul mempunyai komoditas pertanian seperti padi dan

beberapa jenis sayuran seperti caisim, terong, dan cabai. Pemasaran hasil

pertanian tersebut dijual langsung ke pedagang besar di pasar besar

contohnya Pasar Wage. Disamping itu penjualan juga dilakukan secara

eceran kepada masyarakat yang langsung datang ke tempat penyimpanan

produk.

3. Masuknya barang konsumsi ke desa

Desa Kemutug Kidul tidak memiliki pasar tradisional yang ada hanya

warung-warung kecil di pinggir jalan, karena tidak memiliki pasar

tradisional masyarakat pergi ke pasar desa tetangga atau pergi ke

purwokerto yaitu pasar wage. Namun masyarakat biasanya lebih

dominan membeli barang konsumsi langsung di warung-warung terdekat

karena warung tersebut sudah lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat. Selain melalui jasa para pedagang, pemerintah juga ikut

andil dalam masuknya barang-barang konsumsi ke desa Kemutug Kidul,

15
yaitu menyuplai sembilan bahan pokok (sembako), dalam hal ini adalah

beras (raskin).

4. Tertariknya Tenaga Kerja dari Desa ke Kota

Desa Kemutug Kidul merupakan desa yang tergolong maju, di sana

selain kawasan pertanian masyarakatnya juga bekerja sebagai peternak

dan pengrajin bambu yang dibuat menjadi kursi, biasanya hasil dari

kerajinan masyarakat desa Kemutug Kidul dikirim keluar kota yaitu ke

Semarang hingga beberapa kota di Sumatra dan Kalimantan. Di samping

itu, masyarakat desa Kemutug Kidul juga banyak bekerja di kota-kota

besar lainnya seperti Jakarta sebagai buruh pabrik, asisten rumah tangga,

dan sebagai penjaga toko. Beberapa masyarakat desa Kemutug Kidul

juga ada yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri

seperti Hongkong dan Malaysia. Alasan mereka bekerja di kota

diantaranya kebutuhan mendesak dan skill di desa tidak kompeten serta

minat pemuda rendah terhadap pekerjaan kasar seperti petani dan buruh

tani.

5. Menyekolahkan anak-anak ke kota

Masyarakat desa Kemutug Kidul menyatakan bahwa untuk jenjang SD

dan SMP warga memilih untuk menyekolahkan anak-anaknya di desanya

sendiri karena di Kemutug Kidul sudah tersedia sarana sekolah hingga

SMP. Hal ini juga membantu masyarakat dalam menghemat pembiayaan

ekonomi masyarakat. Untuk SMA, desa Kemutug Kidul tidak memiliki

sarana sekolah, hal ini mengakibatkan masyarakatnya menyekolahkan

16
anak-anaknya di desa terdekat yaitu di desa Rempoah dan di beberapa

SMA di Purwokerto. Untuk bangku perguruan tinggi mayoritas

masyarakat desa Kemutug Kidul menyekolahkan di universitas sekitar

Purwokerto seperti Universitas Jenderal Soedirman, Universitas

Muhammadiyah Purwokerto, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto,

Universitas Wijaya Kusuma, dan beberapa universitas lain yang ada di

Purwokerto.

6. Pembentukan Organisasi Modern di Desa

Desa Kemutug Kidul terdapat cabang-cabang partai seperti PDI, PKB,

GOLKAR, PKS, DEMOKRAT, PPP, GERINDRA dan PAN yang masih

aktif kepengurusannya. Organisasi-organisasi desa yang terdapat di desa

Kemutug Kidul yaitu: KK, Karang Taruna, LPMD, kelompok tani, BKM

dan Remaja Masjid. Lembaga kelompok tani di desa Kemutug Kidul

diantaranya yaitu Sida Mulya I, Sida Mulya II, dan Tekad Makmur.

Namun adanya kelompok tani ini kurang dimanfaatkan oleh petani kecil

yang notabene sudah berusia lanjut.

7. Bertambahnya Jaringan Ekonomi Massa

Desa kemutug kidul yang sebelumnya belum mengenal internet sekarang

sudah terdapat warnet yang menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi.

Selain itu, handphone yang dulunya merupakan barang mewah sekarang

bisa dipastikan menjadi barang umum di hadapan warga desa Kemutug

Kidul terkait semua orang telah memilikinya.

8. Masuknya Teknologi Pertanian ke Desa

17
Diawali desa Kemutug Kidul yang biasanya dua kali panen padi dalam

setahun setelah terdapat traktor laju panen bertambah menjadi tiga kali

dalam setahun. Selain itu di desa Kemutug Kidul juga terdapat alat

penyemprot. Namun, dalam teknologi pertanian masyarakat masih

menggunakan sistem sewa perseorangan ke warga yang memiliki

teknologi sendiri. Pemerintah desa yang sebelumnya memiliki alat

teknologi pertanian telah hilang karena dicuri beberapa oknum. Adanya

alat teknologi pertanian dari pemerintah desa sangat dinantikan oleh

masyarakat guna mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan dan guna

mengefisiensikan waktu produksi.

B. Bentuk-bentuk Kerjasama

Bentuk kerjasama yang ada di Desa Kemutug Kidul diwujudkan melalui

beberapa kelembagaan pertanian yang memungkinkan adanya interaksi

antara individu masyarakat dengan individu lainnya, individu masyarakat

dengan kelompok, dan antar kelompok. Kelembagaan pertanian

(agricultural institutions) adalah norma atau kebiasaan yang terstruktur dan

terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan

anggota masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang

pertanian di pedesaan. Kelembagaan pertanian dapat dibedakan menjadi

kelembagaan pertanian tradisional dan kelembagaan pertanian modern.

Kelembagaan pertanian tradisional misalnya berupa bentuk-bentuk

kerjasama dan pertukaran tenaga, dll. Kelembagaan pertanian modern

18
misalnya berupa kelompok tani, koperasi, kelompok pemakai air, kelompok

pemasaran, dll.

Di Desa Kemutug Kidul terdapat tiga kelompok tani. Kelompok tani ini

tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang dipimpin

oleh bapak Rasiwan. Anggota yang termasuk sebagai gabungan kelompok

tani merupakan yang bekerja sebagai petani. Adapun tujuan didirikannya

kelompok tani di Desa Kemutug Kidul yaitu pertama untuk meningkatkan

sarana dan pra sarana, kedua untuk memudahkan berhubungan dengan dinas

pemerintahan, dan ketiga untuk usaha peningkatan produksi demi

tercapainya kesejahteraan petani. Kelompok tani tersebut juga memiliki

fungsi sebagai sarana untuk memudahkan segala seuatu yang berkaitan

dengan kegiatan petanian, meningkatkan penghasilan, memecahkan

permasalahan, dan merencanakan suatu program atau kegiatan.

Antara petani yang satu dengan yang lain saling bekerjasama dalam hal

bertukar informasi dari pengalaman mereka dalam kegiatan produksi

pertanian. Misalnya, ada petani A menghasilkan panen lebih baik dari petani

B, petani B ingin mengikuti petani A untuk menghasilkan panen yang baik

juga. Petani A pun berbagi pengalamannya itu kepada petani B. Dari hal

tersebut akhirnya kedua petani tersebut bisa menciptakan produktivitas yang

lebih baik.

Antara petani dengan kelompok tani saling bekerjasama dalam hal

memenuhi kebutuhan produktivitas pertanian. Gabungan Kelompok Tani

menyediakan kebutuhan petani mulai dari pupuk, obat-obatan, bibit, dll.

19
Selain kebutuhan kegiatan pertaniannya terpenuhi, para petani juga

seringkali menyampaikan keluhan kegiatan pertaniannya ke kelompok,

kemudian mereka menyelesaikan masalah tersebut bersama-sama

(musyawarah). Para petani mengetahui dengan baik keberadaan kelompok

tani ini dan mereka merasa terbantu dengan keberadaannya.

Hubungan kerjasama juga terjalin dengan PPL (Petugas Penyuluh

Lapangan) Pertanian. Kelompok tani bersama PPL memberi pengarahan

kepada para petani melalui penyuluhan. Selain sebagai bentuk kerjasama

dengan pemerintah guna membantu petani dalam menyelesaikan

masalahnya, secara tidak langsung hal ini juga bertujuan menyukseskan

salah satu program pemerintah dalam bidang pertanian. Respon dari para

petani di Desa Kemutug Kidul terhadap PPL ada yang menerima sangat

baik dan ada juga yang tidak, yang tidak menerima dikarenakan informasi

yang disampaikan oleh PPL berbeda dengan cara-cara yang dilakukan oleh

petani yang tidak menerima dan akhirnya mereka tidak mendengarkan atau

tidak tmelakukan hal-hal yang telah disampaikan oleh PPL. Berbeda dengan

petani yang menerima, mereka mengerti hal-hal yang disampaikan PPL.

Mereka mengakui bahwa dari PPL mereka mendapatkan banyak

pengetahuan baru dan bisa diterima untuk diterapkan. Kita dapat melihat

dengan jelas pola dan gambaran interaksi antara petani, kelompok tani, dan

pemerintah. Interaksi partisi-partisi tersebut tidak lain memiliki tujuan yang

sama yaitu untuk mencapai kesejahteraan bersama dari produktivitas

sebagai masyarakat pedesaan/pertanian di Desa Kemutug Kidul.

20
Kerjasama yang dilakukan desa Kemutug Kidul secara bergotong –

royong yaitu membersihkan kuburan. Masyarakat desa Kemutug Kidul

biasanya membersihkan kuburan secara bergilir dari RW 1 ke RW

selanjutnya dan mereka melakukan dua pekan sekali. Selain membersihkan

kuburan kadang – kadang masyarakat membersihkan sungai biasanya

dilakukan satu pekan sekali. Kerjasama adalah usaha mengkoordinasikan

tenaga anggota kelompok untuk pengerahan kea rah tertentu. Hal ini berarti

selalu ada unsur yang mengkoordinasi dan unsur kesediaan untuk

dikoordinasi. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut bertingkah laku

sesuai yang diinginkan oleh pemimpinnya. Sifat kepemimpinan ada dua,

yaitu formal dan non-formal. Kelompok tani di desa Kemutug Kidul

dipimpin oleh seorang ketua yang tegas namun tidak ingin memaksakan

kehendak pada setiap anggotanya. Ia meyakini bahwa ia tidak bisa

memaksakan kehendaknya, khususnya berkaitan dengan pertanian, karena

setiap petani memiliki alasan tersendiri dan petani itu sendiri yang tahu

kondisi sebenarnya, misalnya kondisi sawahnya. Meskipun begitu, sebagian

besar anggotanya bisa menerima hal-hal baru yang masuk ke lingkungan

pertaniannya. Mereka dapat menyesuaikan situasi dan kondisi serta

kemampuan. Dengan kata lain mereka stabil terhadap perubahan. Oleh

karena itu kerjasama yang terjalin selalu dalam keadaan yang sebaik-

baiknya.

21
Kemampuan memahami suatu masyarakat sangat diperlukan dalam

upaya melakukan interaksi dengan masyarakat tersebut. Masyarakat dengan

pola interkasi sosial yang luas, luwes dan longgar merupakan masyarakat

yang mudah menerima perubahan baru termasuk inovasi di bidang

pertanian. Pengembangan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat dibentuk

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kehidupannya. Semangat

kerjasama dan saling tolong menolong merupakan manivestasi “social

capital” di daerah pedesaan (secara umum tercakup dalam tradisi “gotong

royong”). Keberhasilan dalam memahami masyarakat melalui pemahaman

bentuk-bentuk proses sosial dalam masyarakat. Untuk memahami proses-

proses sosial dalam masyarakat sangat diperlukan dalam upaya memahami

suatu masyarakat.

C. Mobilitas Sosial

Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran,

peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya,

seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih

pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang.

Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang

berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan

ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan

posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang

dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau

mobilitas sosial (social mobility).

22
Faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial meliputi pendidikan,

pekerjaan, pendapatan dan kepemilikan tanah, serta urbanisasi.

1. Pendidikan

Kualitas pendidikan di desa Kemutug Kidul semakin membaik seiring

dengan berjalannya waktu. Beberapa tahun yang lalu pendidikan tidaklah

begitu diperhatikan di desa ini. Namun saat ini pendidikan di Desa

Kemutug Kidul bisa digolongkan sudah bagus. Banyak orang tua yang

hanya lulusan SD atau SMP, bahkan yang tidak menempuh jalur

pendidikan sekalipun. Tetapi yang perlu kita apresiasi adalah

bagamaimana orang tua yang minim pendidikan ini mendukung anak –

anaknya agar mau bersekolah dan menuntut ilmu setinggi mungkin, tidak

sedikt pula orang tua yang menyekolahkan anaknya ke kota agar

mendapatkan mutu pendidikan yang lebih baik. Sekarang sudah banyak

lulusan S1 atau D3 di desa Kemutug Kidul, ini mengindikasikan adanya

peningkatan yang signifikan dalam bidang pendidikan di desa ini.

2. Pekerjaan

Pekerjaan masyarakat desa Kemutug Kidul cukup beragam mulai dari

petani, buruh, hingga pengrajin kursi dari bambu. Mayoritas pekerjaan di

dea ini ialah petani dan pengrajin kursi dari bambu, namun akhir akhir ini

banyak anak muda yang bekerja di daerah perkotaan seperti di pusat

perbelanjaan, toko swalayan, bahkan pegawai perusahaan swasta ataupun

BUMN. Selain itu, ada beberapa pemuda yang bekerja menjadi TKI di

23
negara lain. Hal ini menunjukan terjadinya mobilitas sosial meskipun

belum terlal signifikan.

3. Pendapatan dan Kepemilkan Tanah

Kenaikan pendapatan tidak menaikan status secara langsung, melainkan

akan berpengaruh terhadap suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini

akan memengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang petani karena

keuletan dan kesabarannya, mereka dapat menghasilkan produk pertanian

dalam jumlah banyak dan otomatis kepemilkan tanahnya menjadi

bertambah atau luas sehingga mereka mendapatkan status majikan bagi

orang-orang yang bekerja di sawahnya. Status sosial di masyarakat tidak

dapat dikatakan naik apabila mereka tidak mengubah standar hidupnya,

misalnya jika mereka memutuskan untuk tetap hidup sederhana ketika

mereka masih mengolah sawahnya sendiri.

Pendapatan petani di desa Kemutug Kidul yang menggarap sawah orang

lain biasanya diberi upah sedikit. Menurut mereka, upah yang diperoleh

belum bisa mencukupi kelangsungan hidupnya apalagi menyekolahkan

anak-anaknya ke jenjang lebih tingggi, paling-paling bisa membiayai

sampai tingkat SD saja. Mereka mengeluh dengan pendapatan yang

diperoleh, dimana biaya hidup dan pendidikan semakin mahal, ditambah

lagi tengkulak yang mengeruk untung lebih besar dibandingkan petani

yang menguras keringat di sawah menambah penderitaan petani.

Kepemilikan tanah di Desa Kemutug Kidul kebanyakan turun temurun

dari keluarganya, biasanya anggota keluarga yang lebih tua mendapatkan

24
tanah yang lebih luas dibandingkan anggota keluarga yang muda.

Anggota keluarga yang lebih tua otomatis lebih tinggi kedudukannya

dibandingkan anggota keluarga yang muda. Tetapi tidak semua anggota

keluarga yang muda kududukannya rendah dari anggota keluarga yang

lebih tua. Dengan keuletan dan kerja keras anggota keluarga yang muda

juga bisa menyelaraskan tingkat keduduknnya dengan anggota keluarga

yang lebih tua. Jabatan yang didapat juga berbeda di kalangan

masyarakat, biasanya yang lebih tua jabatanya lebih tinggi dibandingkan

yang muda.

4. Urbanisasi

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat

tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Untuk

urbanisasi sendiri di desa Kemutug Kidul bisa dikatakan banyak,

berdasarkan informasi yang didapat dari narasumber, banyak anak muda

di desa tersebut yang bekerja dan mencoba peruntungan hidup di kota –

kota besar.

Urbanisasi berdampak baik pada peningkatan tempat tinggal dan

kepemilikan barang-barang: misalnya motor, mobil tua, HP dan barang

elektonik., akibatnya penduduk yang banyak memiliki barang-barang

yang disebutkan diatas dan memiliki tempat tinggal yang lebih layak.

D. Masuknya Teknologi Baru Bidang Pertanian ke Desa

Masyarakat desa Kemutug Kidul mendapatkan teknologi baru di bidang

agrikultural melalui pemerintah khususnya, yaitu teknologi baru seperti

25
misalnya bibit unggul, pupuk dan seterusnya adalah dengan adanya

penyuluhan dan pemberian informasi tersebut oleh pemerintah setempat

kepada petani desa Kemutug Kidul. Di bagian mekanisasi desa Kemutug

Kidul belum mendapat perkembangan, mereka masih menggunakan

mekanisasi sederhana seperti traktor dan alat semprot pestisida.

Menurut beberapa narasumber yang kami wawancara, sebenarnya sebagian

besar masyarakat menerima perkembangan teknologi baik yang sudah

terlaksana maupun yang diharapkan ada, karena menurut mereka dengan

berkembangnya teknologi akan memudahkan mereka dalam melakukan

pekerjaan khususnya dalam bidang pertanian.

Meskipun ada beberapa gologan masyarakat yang tidak menerima baik

teknologi baru yang masuk ke desa Kemutug Kidul, dikarenakan

ketidaktauan tentang teknologi itu sendiri baik dari cara pemakaian maupun

manfaat yang akan diperoleh dari teknologi tersebut.

Teknologi baru dikatakan cukup berkembang di desa Kemutug Kidul namun

sayangnya masyarakat masih bergantung pada pemerintah. Apabila

pemerintah tidak bergerak secara aktif mungkin saja perkembangan

teknologi baru di desa ini akan terhenti. Terakhir, tidak lama sebelum kami

melakukan wawancara berdasarkan salah satu informasi yang diberikan oleh

narasumber, yaitu pemerintah melakukan penyuluhan dan melakukan

pengawasan langsung tentang penggunaan bibit dan pupuk yang disediakan

oleh pemerintah. Tidak hanya sekedar informasi, namun pemerintah

memberikan bantuan bibit dan pupuk secara langsung.

26
27
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum selama 1 hari di

desa Kemutug Kidul yaitu :

1. Hubungan antara desa – kota di Desa Kemutug Kidul cukup erat, hal ini

terlihat dari hubungan timbal balik dalam bidang pengrajin, urbanisasi,

dan pemenuhan kebutuhan konsumsi. Keduanya saling membutuhkan

satu sama lain. Hanya saja dalam melakukan pekerjaannya masyarakat

desa kemutug kidul melakukannya secara sendiri sendiri

2. Bentuk-bentuk kerjasama yang terjalin dalam masyarakat Desa Kemutug

Kidul sangat baik antara petani dengan petani, petani dengan kelompok,

dan antara kelompok dengan kelompok berjalan dengan baik. Masyarakat

juga masih memiliki sifat gotong royong terlihat dari kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masyarakat desa Kemutug Kidul.

3. Mobilitas penduduk menimbulkan jumlah penduduk yang terus berubah

disertai perubahan taraf dan gaya hidup masyarakat Desa Kemutug

Kidul. Perubahan yang ditimbulkan ini ada yang berdampak positif dan

berdampak negative dengan dampak positif lebih terlihat daripada

dampak negatf

4. Teknologi yang masuk ke desa Kemutug Kidul ada yang diterima dengan

baik oleh petani dan ada juga yang tidak tetapi dengan seiring

berjalanannya waktu petani yang tidak menerima tetapi akhirnya dapat

28
menerima dengan penyuluhan dan fakta yang terjadi dilapangan bahwa

penggunaan teknologi akan memudahkan petani.

B. Saran
1. Untuk hubungan desa dan kota ada baiknya jika masyarakat desa

Kemutug Kidul lebih memperluas hubungan dengan kota yang lain, tidak

hanya di sekitar Kabupaten Banyumas saja. Terutama untuk para petani

yang cakupan wilayah penjualan produknya masih sempit untuk

meluaskan pasar yang akan menerima produk mereka.

2. Untuk kelompok tani yang sudah ada di desa Kemutug Kidul sebaiknya

bergerak aktif dalam merangkul petani agar masuk ke kelompok tersebut,

yang nantinya akan berakibat pada berjalannya program kelompok petani

tersebut. Dan hasil akhirnya ialah memajukan kemakmuran petani di

desa tersebut.

3. Mobilitas sosial di desa Kemutug Kidul sudah cukup baik namun ada sisi

yang harus diperbaiki, khususnya pada masalah sumber daya manusia

para petani di desa tersebut. Sudah menjadi tanggung jawab bersama baik

pemerintah kota maupun pemerintah desa untuk memajukan sumber daya

manusia di desa tersebut demi kemajuan pertanian dan mengoptimalkan

sumber daya yang dimiliki di desa tersebut.

4. Teknologi yang masuk ke desa Kemutug Kidul tidaklah begitu maju,

maka dari itu sebaiknya pemerintah lebih gencar dalam memberikan

pengetahuan dan informasi mengenai teknologi-teknologi masa kini agar

masyarakat di desa tersebut tidak tertinggal dalam bidang IPTEK. Dan

untuk masyarakatnya sendiri janganlah menolak atau membatasi diri

29
pada perkembangan teknologi sebab dasar teori mengapa teknologi

dibuat adalah untuk memudahkan pekerjaan manusia.

30
DAFTAR PUSTAKA

Sajogjo dan Sajogjo Pujiwati. 1995. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: UGM

Press.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada.

Susanto, Astrid. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Bina

Cipta.

Karsidi, Ravik. 2013. Mobilitas Sosial Petani di Sentra Industri Kecil Kasus di

Surakarta.

Raharjo Jati, Wasisto. 2014. Globalisasi dan Kemiskinan Desa: Analisa Struktur

Ekonomi Politik Pedesaan. Jurnal Penelitian Politik. (11):17-26.

Nurwinda, H. & Listyaningsih, U. 2016. Mobilitas Vertikal dan Horizintal Kasus

Pedagang Bubur Kacang Hijau di Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta.

Jurnal Bumi Indonesia, 5(1).

Nuraini, Siti. 2010. Hubungan Kekuasaan Elit Pemerintahan Desa. Kybernan

(Jurnal Ilmu Pemerintahan), 1(1), 1-13.

Heri, Antonoh. 2015. Kesiapan Desa Menghadapi Implementasi Undang-Undang

Desa (Tinjauan Desentralisasi Fiskal dan Peningkatan Potensi Desa). CIVIS,

5(1/Januari).

31
LAMPIRAN

32
33
34

Anda mungkin juga menyukai