Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LatarBelakang
Manusia hidup di Bumi, mereka lahir, tumbuh kembang dan mati di sini. Bumi yang
terdiri bermacam-macam bagian memiliki karakteristik tersendiri, khususnya tanah. Tanah
merupakan kumpulan di tubuh alam di atas permukaan Bumi yang mengandung benda-
benda hidup dan mampu mendukung pertumbuhan tanaman sebagai salah satu sumber
penyokong kehidupan manusia. Tanah merupakan sistem yang terbuka dan bersifat dinamis.

Dalam tanah terdapat unsur-unsur organik yang menunjang kelangsungan tanah


sepanjang masa, jika tidak terkontaminasi dengan benda-benda asing yang mengganggu.
Bahan organik yang terdapat di dalamnya menjaga hidup tanah agar mereka dapat terus
menyokong kelangsungan manusia di Bumi. Sedangkan bahan anorganik atau benda asing
yang terdapat di tanah dapat menjadi ancaman bagi tanah karena bahan tersebut tidak dapat
terurai dengan baik oleh mikroorganisme tanah bahkan dapat membunuh mereka, yang
berakhir dengan pencemaran tanah atau menjadi lahan kritis.

Dampak pencemaran tanah tidak hanya terjadi pada tanah namun juga berimbas terhadap
makhluk lain di sekitar. Selain merusak tanah, polutan yang tersimpan akan mencemari air
tanah sebagai salah satu sumber air permukaan, penyimpan penyakit-penyakit berbahaya
sebagai akibat dari pembuangan sampah padat yang tidak efektif, serta menyebarkan bakteri
dan virus terhadap manusia dan binatang.

Secara global pencemaran-pencemaran yang terjadi bumi telah mendapatkan perhatian


khusus, terutama polusi tanah. Namun, dalam kenyataannya realisasi dalam pelestarian,
penanggulangan, dan rehabilitasi masih dirasa kurang. Organisasi, LSM dan pemerintah
saling bahu-membahui dalam upaya penyehatan kembali tanah. Bentuk-bentuk upaya
yang dilakukan seperti penanaman pohon, penghematan pupuk kimia dan penggalakan
kembali pupuk organik, pendaurulangan sampah padat, serta membuat peraturan tentang
pembuangan limbah-limbah proses kimiawi.
Di masa depan dirahapkan bumi yang semakin tua ini, masih dapat subur, sejuk, dan
hijau. Tanah sebagai tempat hidup manusia dapat terlindungi dari kejahatan tanah oleh
para pelaku-pelaku pencemaran yang berkedok bisnis hijau. Oleh sebab itu sebagai
generasi penerus, kita sebaiknya dari diri kita menanamkan jiwa sayang lingkungan terutama
pada tanah.

I.2. RumusanMasalah
A. Apakah pengertian pencemaran tanah ?
B. Apakah penyebab pencemaran tanah ?
C. Bagaimanakah usaha penanggulan pencemaran tanah ?
D. Apa yang dimaksud remediasi secara fisika ?
E. Bagaimanakah proses remediasi fisika ?

I.3. Tujuan
A. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah
B. Untuk mengetahui penyebab apa yang dapat menyebabkan timbulnya pencemaran tanah
C. Untuk mengetahui usaha untuk menanggulangi pencemaran tanah
D. Untuk mengetahui maksud dari remidiasi secara fisika
E. Untuk mengetahui mekanisme dari remidiasi secara fisika
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Pencemaran

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/
atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya
tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga
kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.

Pencemaran juga disebut dengan polusi, yaitu proses masuknya polutan ke dalam
suatu lingkungan sehingga menurunkan mutu lingkungan. Sedang yang di maksud
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik berupa faktor abiotik
(benda mati) maupun faktor biotik (makhluk hidup).

Sementara itu, yang dimaksud polutan adalah bahan pencemar lingkungan, dapat
berupa bahan kimia, debu, panas, suara, radiasi, dan mikroorganisme. Polutan ini dapat
menyebabkan turunnya mutu dari suatu lingkungan.

Pencemaran lingkungan merupakan suatu perubahan pada lingkungan yang tidak


dikehendaki karena bisa mempengaruhi kegiatan, kesehatan dan keselamatan makhluk
hidup.
Perubahan tersebut disebabkan oleh suatu zat pencemar yang disebut dengan
polutan. Suatu zat bisa dikatakan sebagai polutan jika bahan atau zat asing tersebut
melebihi jumlah normal, berada pada tempat yang tidak semestinya dan berada pada
waktu yang tidak tepat.

Lingkungan yang tercemar, akan mengakibatkan keadaan ekosistemnya tidak


seimbang akibat masuknya polutan ke dalam lingkungan tersebut. Sedangkan pada
lingkungan alami mempunyai ekosistem yang seimbang.Seperti contoh, tanah di desa
mudah untuk ditanami tumbuh-tumbuhan hijau. Hal ini menunjukkan di desa
tersebut kualitas tanahnya belum tercemar. jika di kota yang padat dengan industri, tanah
akan mulai berkurang kualitasnya bahkan tidak bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan
bercocok tanam. Hal ini menunjukkan kualitas tanah dikota sudah tercemar.

Jenis pencemaran ada tiga berdasarkan dari objeknya, yaitu:

1. Pencemaran Air

2. Pencemaran Udara

3. Pencemaran Tanah

II.2. Pencemaran Tanah

II.2.1. Pengertian Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah suatu kondisi masuknya satu atau banyak benda kimia,
fisik, atau biologis ke dalam tanah di mana benda-benda tersebut bisa merusak struktur
tanah dan membuat tanaman menjadi sulit untuk beradaptasi. Pencemaran tanah adalah
kerusakan (kehancuran) dari permukaan tanah bumi, sering langsung atau tidak langsung
sebagai akibat dari kegiatan manusia dalam penyalahgunaan sumber daya lahan.

Pencemaran tanah terjadi ketika limbah tidak dibuang dengan benar atau dapat
terjadi ketika manusia membuang bahan kimia kepada tanah dalam bentuk pestisida,
insektisida dan pupuk dalam kegiatan praktek pertanian. Eksploitasi mineral (kegiatan
pertambangan) juga telah memberikan kontribusi terhadap kerusakan tanah. Pencemaran
ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian


kerusakan tanah untuk produksi bio massa: Tanah adalah salah atu komponen lahan
berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta
mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia,
banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa
Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang
melampaui kriteria baku kerusakan tanah. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk
ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat
kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat


energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi.

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-
syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara
berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek
merusak.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila :

1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.


2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu
yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak
II.2.2. Sumber Penyebab Pencemaran Tanah

Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa
dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air,
maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan
sumber pencemar tanah.

Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang
menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada
tanah.

Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit,
sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun
tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber
bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal
dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang
meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri.

II.2.3. Komponen-Komponen Bahan Pencemaran Tanah

1. Limbah domestik

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-


an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.

Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau
diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas
bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan
tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke
lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah
ratusan tahun kemudian.
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak
dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan
mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam
tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak
memperoleh makanan untuk berkembang.

Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

2. Limbah industri

Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. .

Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri
berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.

Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya.
Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari
proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam
tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat
penting terhadap kesuburan tanah.

3. Limbah pertanian

Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah
atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman.
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah,
yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman
tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja
mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah.
Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut

II.3. Penanganan Pencemaran Tanah

Ada 2 cara untuk penanganan pencemaran tanah

1. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan
keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan
off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).

II.4. Pencegahan Pencemaran Tanah

Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran


dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu
ditanggulangi.

Pada umumnya langkah pencegahan adalah berusaha untuk tidak menyebabkan


terjadinya pencemaran, misalnyamengurangi terjadinya bahan pencemar, langkah
pencegahan itu antara lain:
1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.

2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu
tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-
partikel kecil, kemudian dikubur.

3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan
proses pemurnian.

4) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai


dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.

5) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

6) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau
tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke
tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke
dasar lautan yang sangat dalam.

II.5. Penanggulangan Komponen Bahan Pencemaran Tanah

Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap


pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan
pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang
bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang
dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya
hewan tanah. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan
cara:
1) Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup
banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau
dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang bermanfaat, misal dijadikan
mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau
kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang,
plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang
sampah.

2) Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata,
berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam
sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air,
sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan
tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan
kembali sebagai air bersih.

3) Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman,
maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.

4) Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara
penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang
yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara
penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang
kesungai atau kelaut. Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan
pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida
diganti dengan penggunaan pupuk kompos.

Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya


pencemaran lingkungan hidup (pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran
tanah) berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan
pengembangan terhadap pemanfaatan lingkungan) udara, air dan tanah) yang telah
disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri
anugerah-Nya.
II.6. Remediasi Fisika

II.7. Proses Remediasi Fisika


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pencemaran Tanah


2.2 PenyebabPencemaran Tanah
2.3 Cara MenanggulangiPencemaran Tanah
2.4 RemediasiFisika
2.5 Proses Remediasi Fisika
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai