Anda di halaman 1dari 32

PENDAHULUAN

Konsep kualitas lingkungan hidup sangat erat hubungannya dengan konsep kualitas hidup.
Kualitas hidup adalah derajat terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia
tidaklah tetap, melainkan berubah-ubah menurut umur, waktu dan kebudayaan. Kecuali itu pilihan
juga merupakan unsur penting dalam kebutuhan dasar manusia. Untuk dapat menentukan pilihan
sudah barang tentu haruslah ada keanekaragaman. Karenaya keaneka merupakan unsur penting
yang menetukan kualitas lingkungan hidup kita. Keanekaan juga dapat menjamin terpenuhinya
kebutuhan hidup kita di kemudian hari, apabila timbul kebutuhan baru.
Akhir-akhir ini banyak diperbincangkan tentang masalah lingkungan, antara lain
pencemaran oleh industri, pestisida, alat transportasi, erosi, banjir dan kekeringan karna
penebangan hutan. Banykanya anggapan terhadap permasalahn tersebut bahwa tindakan manusia
telah merusak lingkungan hidup, sedangkan segala yang alamiah merupakan lingkungan hidup
yang baik. Apabila kita melihat kualitas kualitas lingkungan hidup dari segi kebutuhan dasar
manusia akan tampaklah bahwa anggapan tersebut diatas tidaklah selalu benar. Misalnya banyak
daerah berawa yang bersifat alamiah merupakan sumber penyakit malaria, sehingga daerah itu
mempunyai kualitas lingkungan hidup yang rendah. Pemberantasan malaria dilakukan dengan
menggunakan pestisida, residu dari pestisida tersebut dapat menimbulkan pencemaran.Perubahan
hutan menjadi lahan pertanian juga merupakan salah satu contoh lain tentang tindakan manusia
untuk menaikan kualitas lingkungan hidup.
Beberapa jenis sumber daya alam mempunyai peranan yang sangat vital dalam menentukan
kualitas lingkungan hidup kita, bahkan menentukan kelangsungan hidup kita. Sumber daya alam
itu ialah sumbe daya alam hayati (hewan tumbuhan dan jasad renik), tanah, air, udara dan
energi.Tanah sangat diperlukan untuk tempat permukiman kita, pertanian, peternakan,
pembangunan dan lainnya. Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung benda organik
dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Sebagai faktor produksi pertanian
tanah mengandung hara dan air, yang perlu ditambah untuk pengganti yang habis dipakai.
Erosi tanah dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi yang mempengaruhi fisik, kimia,
dan biologi tanah. Erosi perlu dikendalikan dengan memperbaiki yang hancur, menutup
permukaannya, dan mengatur aliran permukaan sehingga tidak merusak. Komposisi tanah
bergantung kepada proses pembentukannya, kepada iklim, kepada jenis tumbuhan yang ada,
kepada suhu, dan kepada air yang ada disana. Pencemaran menyebabkan susu-tanah mengalami
perubahan susunannnya, sehingga mengganggu kehidupan jasad yang hidup di dalam tanah
maupun di permukaan.
A. PENGERTIAN PENCEMARAN TANAH

Para ahli banyak mendefinisikan atau memberikan pengertian tentang pencemaran.


Pencemaran tanah merupakan keadaan dimana adanya berbagai bahan substansi kimia yang masuk
ke dalam lapisan tanah sehingga mengubah struktur dan lingkungan di dalam tanah
(Harjdjowigeno, 2003). Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran tanah adalah suatu kondisi masuknya
satu atau banyak benda kimia, fisik, atau biologis ke dalam tanah di mana benda-benda tersebut
bisa merusak struktur tanah dan membuat tanaman menjadi sulit untuk beradaptasi
(Sumber:https://www.jatikom.com/2016/08/pengertian-pencemaran-tanah-
penyebab.html#ixzz57bk1iEyk). Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial. Sumber utama dari adanya pencemaran tanah
ini adalah adanya kebocoran limbah kimia yang biasanya ada di pabrik baik itu bahan kimia
organik maupun yang kimia tulen. Biasanya di dalam pabrik tempat pembuangan limbah kimia ini
terdapat di dalam bunker yang terdapat di dalam tanah sehingga sangat rawan terjadi kebocoran.
Jika bunker tersebut sudah bocor maka selanjutnya yang terjadi adalah masuknya berbagai zat
kimia tersebut ke dalam tanah dan merusak struktur tanah itu sendiri.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan
tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas
kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia,
biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya”.
Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No.
150 Tahun 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya
sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.
Pencemaran terjadi karena adanya zat pencemar, zat pencemar dapat didefinisikan sebagi
zat kimia (cair, padat maupun gas), baik yang berasal dari alam yang kehadirannya
dipicu oleh manusia (tidak langsung) ataupun dari kegiatan manusia yang telah diidentifikasi
mengakibatkan efek yang buruk bagi kehidupan manusia maupun lingkungan (Notodarmojo,
2005). Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebai zat kimia beracun di tanh. Zat beracun di tanh tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara
di atasnya.
Terjadinya pencemaran tanah disebabkan oleh masuknya komponen pencemar yang
melebihi daya dukung tanah. Penyebab terjadinya pencemaran tanah hampir sama dengan
penyebab terjadinya pencemaran air dan pencemaran udara. Diperkirakan banyak sekali limbah
yang dibuang kedalam tanah setiap tahunya diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Sebagai contoh
bahan buangan yang berasal dari pembakaran senyawa anorganik seperti belerang dan nitrogen
akan berakhir di dalam tanah dalam bentuk asam sulfat dan asam nitrat. Partikel logam seperti
timbal (Pb) yang dihasilkan dari kendaraan bermotor juga akan berakhir pada tanah.
B. Sumber Pencemar Tanah

Pencemaran lingkungan kadang-kadang tampak jelas pada kita seperti timbunan sampah di
pasar-pasar, pendangkalan sungai yang penuh kotoran, atupun sesaknya napas karna asap knalpot
ataupun cerobong asap pabrik. Tetapi ada juga yang kurang nampak misalnya terlepasnya gas
hidrogen sulfida dari sumber minyak tua. Seperti yang diketahui bahwa pencemaran ialah bila
berpengaruh jelek terhadap lingkungan, dimana lingkungan mempunyai penyimpangan akibat
pencemar itu. Setiap pencemar berasal dari sumber tertentu. Sumber ini penting dipahami, karna
merupakan pilihan utama untuk melenyapkan pencemar tersebut. Setelah pencemar ini dibebaskan
oleh sumber kemudian sampai kepada penerima. Penerima inilah yang dipengaruhi oleh pencemar.
Menurut Situmorang (2017), secara umum pencemaran tanah disebabkan oleh dua faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal Penyebab yang disebab kan oleh faktor internal adalah
pencemaran tanah yang diakibatkan oleh aktivitas alam (secara alamiah) yang sulit diduga maupun
dikendalikian dan bahkan tidak dapat atau sukar diukur. Sedangkan pencemar eksternal adalah
pencemaran tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Berikut ini mari sama-sama kita bahas sumber pencemar tanah tersebut.

A. SUMBER PENCEMAR ALAMIAH


Telah kita ketahui pengertian dari pencemaran tanah, dimana pencemaran dapat terjadi jika
ada suatu zat yang masuk kedalam tanah secara berlebihan yang membuat tanah bereaksi. Jika
bicara mengenai pencemaran tanah, maka yang akan terfikir adalah dari mana sumber pencemaran
itu berasal, sehingga kita bisa memperkirakan dampak yang akan terjadi akibat cemaran yang ada
dan solusi apa yang akan dilakukan terhadap tanah yang tercemar. Salah satu sumber pencemaran
tanah adalah sumber pencemar yang berasal dari aktivitas alam atau yang disebut sumber
pencemar alamiah. Pencemar alamiah adalah pencemaran yang terjadi karena proses alam. Sumber
pencemar alami merupakan istilah untuk menunjuk pencemaran yang dilakukan oleh alam dan di
luar campur tangan manusia seperti akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi
biotik, debu, dan spora tumbuhan.
Pencemaran yang terjadi secara alamiah tidak dapat kita prediksi kapan aakan terjadi dan
seperti apa pencemaran tersebut akan berlangsung. Karna sumber pencemar ini tidak dapat diukur,
maka ketika adanya pencemaran tanah yang terjadi secara alamiah, maka sulit untuk di batasi
bahkan tidak bisa dicegah apabila suatu tanah tercemar karena kondisi alam. Jenis cemaran
alamiah yang terjadi pada tanah tergantung dari aktivitas alam yang terjadi, sehingga bisa berbagai
macam jenis pencemar yang ada, misalnya jenis organik, an organik maupun radioaktif.

1. Akibat Letusan Gunung Berapi


Salah satu gas pencemar yang di hasilkan oleh gunung berapi adalah SOx. Sebagian besar
pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOx) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil,
terutama batu bara. Adanya uap air dalam udara akan mengakibatkan terjadinya reaksi
pembentukan asam sulfat maupun asam sulfit. Reaksinya adalah sebagai berikut:

SO2 + H2O -> H2SO3


SO3 + H2O -> H2SO4

Apabila asam sulfat maupun asam sulfit tersebut ikut berkondensasi di udara dan kemudian
jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran berupa hujan asam tidak dapat dihindari lagi.
Hujan asam ini dapat merusak tanaman, terkecuali tanaman hutan. Kerusakan hutan ini akan
mengakibatkan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang subur.
Walaupun konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu berkadar rendah, namun
bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan tanaman dapat saja terjadi.
Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakan tanaman, terlebih lagi bila konsentrasi SOx di
Udara lingkungan dapat dilihat dari timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu
paparan lama, maka daun itu akan gugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman
menurun.
Udara yang telah tercemar SOx menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada
sistem pernapasaannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang
selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran napas yang lain sampai ke paru-paru.
Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena.

Lapisan SO2 dan bahaya bagi kesehatan


SO2 mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesehatan yang akut dan kronis. Dalam
bentuk gas, SO2 dapat mengiritasi sistem pernapasan, pada paparan yang tinggi (waktu singkat)
mempengaruhi fungsi paru-paru.
SO2 merupakan produk sampingan H2SO4 yang mempengaruhi sistem pernapasan.
Senyawanya, terdiri dari garam ammonium polinuklir atau organosulfat, mempengaruhi kerja
alveoli dan sebagai bahan kimia yang larut, mereka melewati membran selaput lendir pada sistem
pernapasan pada makhluk hidup.
Aerosol partikulat dibentuk oleh gas ke pembentukan partikel ditemukan bergabung
dengan pengaruh kesehatan yang banyak.
Secara global, senyawa-senyawa belerang dalam jumlah cukup besar masuk ke atmosfer
melalui aktivitas manusia sekitar 100 juta metric ton belerang setiap tahunnya, terutama sebagai
SO2 dari pembakaran batu bara dan gas buangan pembakaran bensin. Jumlah yang cukup besar
dari senyawa belerang juga dihasilkan oleh kegiatan gunung berapi dalam bentuk H2S, proses
perombakan bahan organik, dan reduksi sulfat secara biologis. Jumlah yang dihasilkan oleh proses
biologis ini dapat mencapai lebih 1 juta metric ton H2S per tahun.
Walaupun SO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia hanya merupakan bagian kecil dari
SO2 yang ada diatmosfer, tetapi pengaruhnya sangat serius karena SO2 langsung dapat meracuni
makhluk disekitarnya. SO2 yang ada diatmosfer menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan
kenaikan sekresi mucus. Orang yang mempunyai pernapasan lemah sangat peka terhadap
kandungan SO2 yang tinggi diatmosfer. Dengan konsentrasi 500 ppm, SO2 dapat menyebabkan
kematian pada manusia.
Pencemaran yang cukup tinggi oleh SO2 telah menimbulkan malapetaka yang cukup
serius. Seperti yang terjadi di lembah Nerse Belgia pada 1930, tingkat kandungan SO2 diudara
mencapai 38 ppm dan menyebabkan toksisitas akut. Selama periode ini menyebabkan kematian
60 orang dan sejumlah ternak sapi.
Sulfur dioksida juga berbahaya bagi tanaman. Adanya gas ini pada konsentrasi tinggi dapat
membunuh jaringan pada daun. pinggiran daun dan daerah diantara tulang-tulang daun rusak.
Secara kronis SO2 menyebabkan terjadinya khlorosis. Kerusakan tanaman iniakan diperparah
dengan kenaikan kelembaban udara. SO2 diudara akan berubah menjadi asam sulfat. Oleh karena
itu, didaerah dengan adanya pencemaran oleh SO2 yang cukup tinggi, tanaman akan rusak oleh
aerosol asam sulfat.
Terkuburnya tanah dan terham batnya pembentukan tanah akibat Erupsi yang
berulangulang pada gunung Merapi (Rahayu dalam Jurnal Pertanian, 2014). Secara umum pada
gunung berapi, toposekuen sepanjang lereng gunung berpengaruh terhadap cuaca, pelapukan dan
pembentukan mineral (Nizeyama et al., 1997). Iklim dan cuaca merupakan factor yang penting
dalam menentukan terbentuknya tanah secara altitudinal (Zehetner et al., 2002). Pada elevasi yang
lebih tinggi, tingginya curah hujan dan rendahnya evapotranspirasi (ET) akibat pengaruhdari
rendahnya suhu dan tingginya kelembaban, akan menghasilkan leachingyeng lebih tinggi dan
periode kering yang lebih pendek. Lingkungan yang demikain dapat membentuk tanah andik
yangditandai dengan tingginya kandungan aluminol masif dan retensi pospat yang kuat serta
kandungan komplek Alhumus. Pada elevasi yang lebih rendah, jika pelindianberkurang maka sifat
andik tanah berkurang dan kandungan bahan organic berkurang akibat dekomposisi yang agak
intensif karena suhu lebih tinggi.Erupsi Merapi sejak abad XVI hingga abad XX mengalami
perubahan waktu istirahat dari 71 tahun menjadi 8 tahun, dengan jumlah kegiatan 7 kalimenjadi
28 kali
(Bronto 1996; Widiyanto dan A. Rahman, 2008). Hal ini menyulitkan usaha reklamasi
lahan terkena erupsikarena ancamankerusakan kembali lahan yang telah dipulihkan. Erupsi yang
berulang terjadi menyebabkan jugatidak berjalannya.
Luapan Aliran Lahar ke Perkampungan Akibat Penuhnya Sungai oleh Aliran Lahar Saat
Erupsi Dampak Erupsi Gunung Meproses terbentuknya tanahkarena terjadi pembaharuan material
penutup lahan. Faktor pembentuk tanah seperti bahan induk, organisme, iklim dan togografi
menjadi tidak bekerja dalam pembentukan tanah akibat erupsi yang terus menerus. Namun
demikian dalam jangka waktu yang tidak panjang, maka pembentukan tanah entisol pada lahan
erupsi Merapidimungkinkan jika tidak mengalami penutupan kembali oleh lahar dingin baru pada
erupsi selanjutnya. Sebab, besaran erupsi gunung Merapi yang tidak selalu sama dan juga
jangkauan kerusakan lahan akibat erupsi dan banjir lahar dingin tidak sama. Merskipun tidak selalu
sama tiap erupsi dalam hal jangkauan dampak atau banyaknya material, namun membutuhkan
antisipasi yang mensiasati siklus beberapa tahunan erupsi. Bagaimanapun, material pasir yang
menutupi lahan menjadi topsoil pada lahan tersebut.
Penggunalan lahan pasiran untuk pertanian, perkebunan atau penghitanan kembali
membutuhkan tumbuhanpionir yang adaptif yang dapat hidup baik pada kondisi tanpa
naungan,sepertitumbuhan C4. Penanaman rumput zoysia natif Merapi lebih responsif dan dapat
hidup pada media pasir tambah tambahan ameliorasi tanah, dan lebih responsif jika diberi
bahanorganik dibandingkan rumput perenial ryegrass yang merupakan rumput C3. Hilangnya
jalanjalan akses ke lahan pertanian dan hilangnya batas, batas kepemilihan lahan.
Kerusakan lahan akibat erupsi sangat bervariasi, termasuk dalam hal ketebalan material
volkanik yang menutupi lahan. Tutupan material volkanik yang tebal baik dari erupsi ataupun dari
lahar dingin menyebabkan batasbatas kepemilikan lahan menjadi kabur dan terkadang hilang,
terutama lahan di bantaran sungai. Hal ini menyulitkan bagi badan pertanahan nasional dan juga
para pemilik lahandalam menentukan batas lahan miliknya. Pemetaan ulang diperlukan untuk
memastikan kepemilikan lahan, terutama area yang dimiliki pemerintah dan yang dimiliki oleh
masyarakat setempat.
Pemerintah dan warga desa pemilik lahan merupakan pihak yang paling berkepentingan
terhadap pemetaan ulang dan pengukuran kembali kepemilikan lahan. Pemetaan ini dapat
membantu tata guna lahan di area yang terkena dampak erupsi dan lahar dingin gunung Merapi.
Bagaimanapun upaya-upaya seperti penghijauan kembali, penanaman kayu atau upaya
penghutanan kembali pun berkaitan dengan status lahan. Penghijauan kembali yang lebih efektif
adalah dengan menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama dapat dilakukan. Hal ini disebabkan
karena telah ada perilaku konservasi, yakni adanya anggapan Merapi bukan ancaman tapi sebagai
sumber kehidupan. Selain itu telah ada kesepakatan diantara masyarakat dalam mengelola hutan
Taman Nasional Gunung Merapi bahwa bila ingin mengambil atau menebang tanaman, harus
menanam dulu dari jenis yang sama minimal 5 pohon (Dephut, 2004).
Selama ini penggunaan Taman Nasional Gunung Merapi adalah dengan memanfaatkan
hutan negara sebagai sumber rumput untuk pakan ternak dan kayu bakar (akasia dan tanaman yang
sakit) sebagai bahan pembuatan arang yang dijual di wilayah mereka. Pengelolaan pada lahan yang
dimiliki masyarakat secara individual ataupun kepemilikan oleh desa membutuhkan pendekatan
lain dari lahan milik negara. Teknik agroforestri dapat digunakan pada upaya pemulihan pada
lahanlahan milik warga atau desa, sedangkan reforestry dapat dilakukan pada lahan milik
pemerintah. Penggunaan lahan milik pemerintah dapat berupa penghutanan kembali menjadi hutan
lindung dan kawasan tangkapan air serta pemulihan biodiversitas kawasan. Teknik agroforestry
yang berbasis tanaman.
Letusan Gunung Merapi

Sumber Mount Merapi,


diunduh tgl 9 Maret 2018

2. Kebakaran Hutan
Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki hutan, banyaknya kebakarn hutan yang
terjadi akan menimbulkan dampak bagi tanah dan kesehatan. Menurut Peraturan Menteri
Kehutanan: kebakaran hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga
mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan
atau nilai lingkungan. Menurut pakar kehutanan, Prof. Bambang Hero Saharjo Pembakaran yang
penjalaran apinya bebas serta mengkonsumsi bahan bakar alam dari hutan seperti serasah, rumput,
ranting/cabang pohon mati yang tetap berdiri, log, tunggak pohon, gulma, semak belukar,
dedaunan dan pohon-pohon.
Kebakaran hutan bisa terjadi secara alami atau disebabkan perbuatan manusia. Kebakaran
yang ditimbulkan akibat aktivitas manusia pun bisa terjadi secara sengaja tau tak sengaja.
Kebakaran hutan secara alami banyak dipicu oleh petir, lelehan lahar gunung api, dan gesekan
antara pepohonan. Sambaran petir dan gesekan pohon bisa berubah menjadi kebakaran bila kondisi
hutannya memungkinkan, seperti kekeringan yang panjang. Di hutan-hutan subtropis seperti
Amerika Serikat dan Kanada, sambaran petir dan gesekan ranting pepohonan sering memicu
kebakaran. Namun di hutan hujan tropis seperti Indonesia, hal ini sedikit mustahil. Karena
terjadinya petir biasanya akan diiringi oleh turunnya hujan atau petir terjadi di sepanjang hujan.
Sehingga sangat tidak mungkin menimbulkan kebakaran.
Pemicu alamiah lainnya adalah gesekan antara cabang dan ranting pepohonan. Hal ini pun
biasanya hanya terjadi di hutan-hutan yang kering. Hutan hujan tropis memiliki kelembaban tinggi
sehingga kemungkinan gesekan antar pohon menyebabkan kebakaran sangat kecil. Kebakaran
hutan merupakan bencana bagi keanekaragaman hayati. Tak terhitung berapa jumlah spesies
tumbuhan dan plasma nutfah yang hilang. Vegetasi yang rusak menyebabkan hutan tidak bisa
menjalankan fungsi ekologisnya secara maksimal. Juga menyebabkan hilangnya habitat bagi
satwa liar penghuni hutan.
Akibat terjadinya kebakaran hutan banyak melepaskan emisi karbon dan gas rumah kaca
lain ke atmosfer. Karbon yang seharusnya tersimpan dalam tanah hutan dan biomassa dilepaskan
dengan tiba-tiba. Terlebih di hutan gambut, dimana lapisan tanah gambut yang kaya karbon dengan
kedalamannya bisa mencapai 10 meter ikut terbakar. Pengaruh pelepasan emisi gas rumah kaca
ikut andil memperburuk perubahan iklim. Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan
berdampak langsung pada gangguan saluran pernapasan. Asap mengandung sejumlah gas dan
partikel kimia yang menggangu pernapasan seperti seperti sulfur dioksida (SO2), karbon
monoksida (CO), formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen oksida (NOx) dan ozon (O3). Material
tersebut memicu dampak buruk yang nyata pada manula, bayi dan pengidap penyakit paru.
Meskipun tidak dipungkiri dampak tersebut bisa mengenai orang sehat.

Kebakaran Hutan

Sumber The Indonesian Institute di


Download pada tgl 8 Maret 2018

3. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam, dalam Bahasa Inggris gempa
bumidisebut dengan Earthquake merupakan sebuah fenomena alam yang berupa getaran yang
terasa hingga ke permukaan Bumi. Terjadinya gempa bumi akibat adanya aktivitas dari lempeng-
lempeng bumi (faktor dari dalam bumi) maupun faktor- faktor yang berasal dari luar Bumi itu
sendiri. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadiya gempa bumi.

Gempa Bumi

Diambil dari prelo.com diunduh pada


Bulan Februari 2018
Gempa bumi merupakan peristiwa yang bisa terjadi karena disebabkan oleh berbagai faktor. Maka
dari itulah gempa bumi dibedakan menjadi beragai jenis. Berbagai jenis gempa Bumi antara lain
berdasarkan penyebabnya yaitu sebagai berikut:
a. Gempa bumi tektonik, yaitu gempa bumi yang terjadi disebabkan karena aktivitas lempeng-
lempeng bumi.

b. Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa yang terjadi akibat adanya aktivitas vulkanik gunung berapi.

c. Gempa bumi runtuhan, yaitu gempa bumi yang disebabkan karena runtuhnya suatu objek.

d. Gempa bumi tumbrukan, yaitu gempa bumi yang disebabkan karena tabrakan bumi dengan
sesuatu, misalnya meteor.

e. Gempa bumi buatan yaitu gempa bumi yang timbul karena aktivitas manusia.

4. Banjir dan Tanah Longsor


Banjir dan tanah longsor sudah tidak asing lagi di tengah pembicaraan masyarakat. Kedua
bencana alam tersebut sudah seringkali melanda daerah-daerah yang ada di indonesia. Bencana-
bencana tersebut datang ketika musim hujan mulai datang. Kedatangan bencana tersebut sangat
sering terjadi di lingkungan kita maupun daerah daerah nan jauh di sana. Kekhwatiran pun terjadi
dimana-mana akibat kedua bencana tersebut. baik dalam sektor ekonomi maupun kesehatan pada
masyarakat. Dampak yang terjadi akibat banjir dan longsor tersebut sangatlah merugikan bagi
sektor ekonomi maupun kesehatan.
Rumah-rumah masyarakat dan ruang publik untuk kehidupan serta barang barang berharga
yang dimiliki telah hanyut tergenang air. Hancur lebur akibat datangnya tanah longsor. Selain itu
pula kedatangan banjir dan longsor tersebut dapat menebar penyakit yang akan diderita oleh
masyarakat. Bahkan, bisa menelan ribuan korban jiwa.Dimana ada suatu bencana, disitu pasti ada
penyebab atas kejadian tersebut. Banyak faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya bencana
banjir dan tanah longsor. Dalam bentuk penyebabnya, ada dua faktor yang menjadikan banjir dan
tanah longsor datang, yakni faktor yang terjadi karna alam dan faktor dari aktivitas manusia itu
sendiri. Berikut adalah faktor alamiah penyebab banjir :

a. Hujan
Banjir terjadi karena adanya genangan air dalam jumlah besar. Tentu dalam hal ini, ada
kaitannya dengan hujan, karena sebagian besar air yang ada di daratan berasal dari air hujan. Tidak
semua hujan kita anggap sebagai penyebab terjadinya banjir, akan tetapi hujan yang mempunyai
intensitas tinggi. Banjir akan terjadi jika terjadi hujan deras di suatu daerah yang sistem
drainasenya tidak maksimal. Jadi sebenarnya, jika sistem drainase di suatu daerah dapat berjalan
dengan maksimal, tentu banjir tidak akan terjadi. Khususnya untuk daerah dengan dataran rendah,
pengelolaan drainase harus benar-benar dimaksimalkan karena daerah dataran rendah lebih rawan
terjadinya banjir.

b. Gelombang Laut Besar


Ada dua jenis gelombang laut yang dapat menjadi penyebab terjadinya banjir, yaitu
gelombang pasang surut air laut (rob) dan tsunami. Gelombang pasang yaitu gelombang laut yang
terjadi karena adanya gaya tarik matahari dan bulan. Sedangkan tsunami yaitu gelombang laut
yang terjadi karena adanya gempa bumi bawah laut atau letusan gunung berapi. Dalam hal ini,
daerah pesisir merupakan daerah yang menjadi langganan banjir rob (pasang surut air laut),
misalnya jakarta dan semarang. Sedangkan gelombang tsunami merupakan bencana yang pernah
terjadi di Indinesia pada tahun 2004 di Aceh dan sekitarnya. Gelombang tsunami adalah
gelombang besar yang datang dari laut yang mampu menghancurkan apa saja yang dilewatinya.

c. Pendangkalan atau Sedimentasi Berlebihan pada Sungai


Saluran air yang utama dalam mengalirkan air dari daratan ke lautan adalah sungai. Sungai
dalam mengalirkan air ke laut, juga membawa lumpur dan sedimen. Lumpur tersebut lama
kelamaan akan terakumulasi mengendap di dasar sungai sehingga sungai menjadi dangkal.
Pendangkalan pada sungai yang berlebihan akan menyebabkan sungai mudah meluap dan
mengakibatkan terjadinya banjir.

f. Salju Mencair
Salju yang mencair bukan hanya masalah untuk negara-negara bersalju saja, akan tetapi
jika salju mencair, maka akan mengakibatkan terjadinya kenaikan air di berbagai belahan dunia.
Pada saat musim panas tiba, salju yang sudah terakumulasi mencair, mengakibatkan kenaikan air
di berbagai tempat penampungan air. Selain karena musim panas, faktor lain yang dapat dianggap
sebagai penyebab terjaidnya banjir yaitu pemanasan global (global warming). Peningkatan suhu
di bumi mengakibatkan gletser-gletser dan gunung-gunung es mencair. Cairnya lapisan es tersebut
menyebabkan permukaan laut naik sehingga menyebabkan terjadinya banjir di daerah pesisir.

i. Angin Ribut
Angin ribut bisa menyebabkan terjadinya banjir karena angin tersebut biasa terjadi
bersamaan dengan angin kencang dan hujan deras. Angin ribut juga dapat menyebabkan terjadinya
storm surge, yaitu kenaikan air laut yang disebabkan karena permukaan air laut terdorong oleh
angin. Storm surge ini bisa menyebabkan terjadinya banjir di wilayah pesisir.

B. SUMBER PENCEMAR BUATAN


Sumber pencemaran tanah buatan atau non alamiah, dimana pencemaran terjadi atau
disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang dapat menimbulkan dampak
pencemaran terhadap tanah. Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan manusia
berlomba melakukan aktivitas sesuai dengan era atau zamanya. Manusia dalam melakukan
aktivitasnya pasti membutuhkan sarana atau produkt yang dibutuhkan, untuk melakukan hal
tersebut maka dibutuhkan lahan ataupun sarana. Pada kenyataanya ada beberapa aktivitas manusia
yang menimbulkan efek samping atau berdampak pada lingkungan salah satunya pada tanah.
Menurut Notodarmojo (2013), sumber pencemar tanah dapat digolongkan menjadi lima sumber
yaitu:
1. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk membuang dan
mengalirkan (discharge) zat atau substansi

2. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk mengolah atau membuang
(dispose) zat atau substansi

3. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan transportasi zat atau substansi

4. Sumber yang berasal dari konsekuensi suatu kegiatan yang terencana

5. Sumber yang berasal dari kegiatan yang menyebabkan adanya jalan masuk bagi air
terkontaminasi masuk ke dalam akifer

Berdasarkan kelima sumber tersebut mari kita uraikan satu-satu dari sumber pencemaran
tanah buatan, agar kita memahami perbedaan dari kelima penggolongan tersebut. Sumber yang
pertama yaitu sumber pencemaran tanah yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang
untuk membuang dan mengalirkan (discharge) zat atau substansi, beberapa contoh sumber
pencemar ini antara lain adalah tangki septik, sumur injeksi dan land application.
Sumur injeksi merupakan sumber kontaminan, bila yang diinjeksi adalah air yang
terkontaminasi atau limbah. Injeksi limbah ke dalam lapisan dalam bumi biasanya dilakukan oleh
industri minyak, serta panas bumi. Seringkali air limbah terolah atau yang belum terolah seringkali
disemprotkan pada tanah atau tanaman (land aplication), dengan maksud memanfaatkan
mikroorganisme tanah dan tanaman untuk mendegradasi kontaminan organik yang ada dalam
limbah industri atau limbah domestik, jelas kegiatan ini juga merupakan salah satu sumber
pencemar yang potensial mengancam kualitas tanah.

Sumur Injeksi

Sumber Surabaya Bisnis-Bisnis


Indonesia tgl 9 Maret 2018

Penggunaan sumur-sumur injeksi yang tidak sesuai dengan peruntukan serta lemahnya
kontrol yang ada menyebabkan terjadinya kebocoran, hal ini akan mengakibatkan zat-zat
pencemar yang terdapat pada sumur tersebut masuk ke dalam tanah, dan akan mencemari air tanah.

Land Aplication

Merrel Bros, diunduh tgl 9 Maret 2018

Pada sumber pencemar kedua dapat dicontohkan antara lain, landfill, tempat pembuangan
limbah pertambangan, kolam penampungan dan tempat penyimpanan atau pembuangan limbah
berbahaya dan material radioaktif. Landfill atau tempat pembuangan akhir sampah yang kemudian
di timbun, mempunyai potensi sebagai pencemar yang berasal dari air lindi (leachate). Karena
sampah yang dibuang beraneka ragam, maka kualitas lindi yang mencemari tanah juga bervariasi.
Umumnya lindi mempunyai COD dan BOD yang tinggi, TDS, TOC, senyawa nitrogen dan
berbagai jenis logam berat. Di Indonesia, dimana rata-rata curah hujannya tinggi, maka potensi
atau resiko pencemaran tanah dan air tanah akibat landfill akan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan daerah curah hujan sedang atau rendah.
Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) merupakan salah satu sumber pencemar yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia. Sampah-sampah yang berasal dari berbagai wilayah di
tampung dalam suatu lahan yang luas, apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadi potensi
besar bagi pencemaran tanah. Penumpukan samaph yang ada di TPA berada di dalam tanah sampai
menjadi gunungan sampah, jika tidak ada membran kedap air, maka kandungan dalam sampah
masuk ke dalam tanah yang akn merusak ekosistem dalam tanah dan menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan lingkungan.
Selain TPA, ada juga Tempat Pengumpulan Sampah Sementara (TPS) di setiap sumber
sampah, Jika konstruksi TPS tidak sesuai (misalnya tidak kedap air), maka akan mencemari tanah
di sekir TPS tersebut, kondisi ini lebih buruk jika TPS yang ada mengandung Bahan Beracun
Berbahaya (B3), maka zat-zat pencemar yang terkandung pada limbah B3 tersebut bisa masuk ke
dalam tanah dan akan mengganggu organisme dalam tanah.

Landfill

Sumber Converse Energy Future


diunduh tgl 9 Maret 2018

Sumber pencemar Ketiga, dapat dilihat contoh saluran riol (sewer) atau saluran limbah
adalah contoh dari sumber yang termasuk sumber pencemar 3. Selain itu jaringan pipa gas atau
pipa minyak juga termasuk katagori ini. Walaupun direncanakan dengan baik untuk tidak bocor,
tetapi resiko kebocoran tetap saja terjadi, baik karena kualitas pekerjaan ataupun juga faktor diluar
dugaan seperti bencana alam. Selain itu korosi pada pipa-pipa logam juga dapat menyebabkan
fluida yang berada dalam pipa tersebut. Dari sistem pipa limbah domestik (sewer) potensi
pencemaran tanah dan air tanah oleh mikroorganisme dan virus patogen akibat bocornya saluran
tersebut sangat tinggi.
Kurangnya pemeliharaan terhadap saluran air limbah domestik seringkali dapat
menimbulkan cemaran pada wilayah yang dilalui. Bocornya pipa-pipa pada sewer menyebabkan
tanah disekitarnya dapat tercemar dari limbah-limbah domestik. Kandungan limbah domestik
menganduk mikroorganisme patogen.

Saluran Rioll

Sumber Angie,s List, diunduh tgl


9 Maret 2018

Pada sumber pencemar keempat contohnya Air irigasi yang berlebihan mengandung
pupuk, akan merembes ke dalam tanah dan mencemari tanah. Hal ini merupakan salah satu contoh
sumber pencemar ini. Penggunaan air irigasi sangat bermanfaat bagi petani, tetapi seringkali
penggunaan air irigasi untuk keperluan pertanian mengandung pupuk yang digunakan oleh
tanaman, sehingga pupuk tersebut masuk kedalam air irigasi.

Air Irigasi

Sumber Cyber Extension-Kementerian


Pertanian, diunduh tgl 9 Maret 2018

Demikian pula dengan penggunaan langsung pestisida dan pupuk dalam kegiatan
pertanian. Sumber pencemar lain dalam katagori ini adalah pencemaran akibat peternakan dalam
farm, dimana pencemar berupa kotoran binatang yang mengandung zat organik, bakteri dan
virus.Seringkali karna ketidak tahuan para petani menggunakan pestisida tidak sesuapestisidi
aturan, penyemprotan pestisida pada area pertanian yang berlebihan menyebabkan pestisida dapat
menempel di tanaman bahkan terjatuh kea tas permukaan tanah dan dapat pula terbawa ke dalam
air tanah.
Termasuk sumber pencemar kelima adalah sumur bor untuk produks atau eksplorasi
minyak, gas dan panas bumi. Pencemar berupa senyawa kimia yang digunakan dalam pemboran
ataupun air yang digunakan dalam pemboran dapat masukkedalam tanah. Hal ini terutama terjadi
bila kontruksi sumur bor atau sumur gali yang sudah tidak digunakan , dapat menjadi jalan masuk
bagi air yang terkontaminasi seperti air drainase. Pengerukan tanah dalam jumlah besar juga dapat
menyebabkan terbuka atau terpaparnya batuan dasar (bedrock).

Sumur Minyak

Sumber VOA Indonesia, diunduh tgl


9 Maret 2018
C. JENIS PENCEMARAN TANAH

Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini. Pertama ialah pencemaran
secara langsung. Misalnya karena menggunakan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida
atau insektisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat dicernakan seperti plastik. Pencemaran
dapat juga melalui air. Air yang mengandung bahan pencemaran (polutan) akan mengubah
susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.
Pencemaran juga dapat melalui udara. Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang
mengandung bahan pencemar ini, akibatnya tanah akan tercemar juga.
Sebagian besar pencemaran tanah dikarenakan adanya kebocoran bahan kimia baik itu
yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja baik dalam skala besar ataupun skala kecil.
Penggunaan pestisida pada lahan pertanian, masuknya bahan kimia yang terdapat di dalam air ke
dalam permukaan tanah, adanya kecelakaan kendaraan pengangkut minyak yang masuk ke dalam
tanah juga mampu menimbulkan pencemaran tanah. ketika bahan kimia sudah ada di dalam tanah
maka bahan kimia tersebut dapat larut ke dalam air, terbawa air hujan dan juga mampu menguap
ke dalam udara sehingga efeknya akan menjadi efek domino dimana yang berbahaya bukan hanya
pada tanah saja melainkan juga di dalam air dan udara.
Menurut Suprihanto Notoatmojo (2005), Jenis pencemaran tanah diantaranya :
1. Pencemar Organik
Pencemaran organik pada umumnya senyawa kimia buatan manusia seperti pestisida atau bahan
industri lainnya yang kemungkinan sulit atau tidak terurai oleh kegiatan mikroorganisme tanah.
Hasil peruraian tersebut samapi batas tertentu juga sebagai bahan pencemar sehingga tanah
mengalami pencemaran. Walaupun bahan organik tersebut sudah mengalami peruraian lebih
lanjut, tetapi penggunaannya yang berulang-ulang menyebabkan konsentrasi di dalam tanah
meningkat.
Pencemaran organik yang jadi masalah bagi lingkungan dan manusia adalah pencemar
yang berasal dari industri dan pertanian(pestisida). Masalah yang ditumbulkan oleh kontaminan
organik selain bersifat toksin, sebagian juga bersifat persisten. Pencemar organik terdapat dalam
jumlah yang sangat banyak. Hal ini disebabkan banyak sekali material baru yang dibuat dan
digunakan oleh peradaban modern. Banyak diantaranya menunjukan sifat yang berbahaya dan
tahan lama (persistent).Bahan-bahan pencemar organik persistent adalah sejumlah bahan
pencemar kimia beracun .
Pencemaran akan terjadi pada tanah jika bahan-bahan organik masuk kedalam tanah
melebihi atau berlebihan yang menyebabkan tanah tidak dapat berfungsi seperti biasanya.
Pengunaan pestisida yang berlebihan menyebabkan tanah menjadi resisten terhadap bahan
pencemar tersebut.
Tanpa disadari bahan-bahan kimia tersebut kemungkinan berada disekitar kita. Sifatnya
tidak mudah terurai (persisten) melalui proses kimia, fisika dan biologi dan cenderung
berakumulasi pada jaringan lemak manusia, hewan dan tumbuhan hingga bertahun-tahun. Bahan-
bahan tersebut memang bukan produk alamiah, melainkan tercipta sebagai produk sam,pingan dan
aktivitas industri, pertanian, perkebunan dan sebagainya. Bahan-bahan ini mudah
menyebarsehingga tanah, air, udara, pangan bahkan tubuh manusia dapat terkontaminasi. Ada
sekitar 12 bahan pencemar organik yang presistent yang disadari atau tidak akrab dengan
kehidupan sehari-hari, yaitu:
a. Aldrin, berupa pestisida yang dipakai untuk membunuh rayap, belalang, cacing serta hama
serangga lainnya

b. Chlordane yakni pestisida yang dipakai secara luas untuk mengendalikan rayap dan serangga
dengan spektrum luas terutama dibidang pertanian

c. DDT yakni pestisida yang paling terkenal karna banyak dipakai untuk melindungi masyarakat
dan hewan penyebab penyakit malaria dan penyakit lainnya.

d. Dieldrin, berupa pestisida yang dipakai untuk mengendalikan rayap dan hama tekstil. Tapi juga
kerap dipakai untuk mengendalikan serangga penyebab penyakit dan untuk pertanian.
c. DDT yakni pestisida yang paling terkenal karna banyak dipakai untuk melindungi masyarakat
dan hewan penyebab penyakit malaria dan penyakit lainnya.

d. Dieldrin, berupa pestisida yang dipakai untuk mengendalikan rayap dan hama tekstil. Tapi juga
kerap dipakai untuk mengendalikan serangga penyebab penyakit dan untuk pertanian.
e. Endrin yakni pestisida untuk serangga yang disemprotkan pada dawn tanaman werti kapas dan
butir padi. Racun ini juga dipakai untuk membunuh tikus dan hewan pengerat lainnya.

f. Heptachlor yakni pestisida yang dipakai untuk membunuh serangga tanah, rayap, serangga
kapas, belalang, hama tanaman lainnya, nyamuk penyebab malaria.
g. Mirex, yakni pestisida membunuh serangga terutama jenis semut, rayap. Tapi juga dipakai untuk
bahan pemadam api

h. Toxphene, atau disebut juga “camphechlor” adalah pestisida yang diapaki untuk melindungi
tanaman kapas, padi, buah, kacang dan sayuran dan serangga hama kutu dan tungau

i. HCB (Hexachlorbenzene), yakni bahan pembasmi jamur yang mempengaruhi makanan hasil
pertanian, bahan ini juga merupakan hasil samping dari produksi bahan kimia tertentu dan dari
proses yang menghasilkan dioxin dan furans.

j. PCB (Polychlorinated Biphenyl) dalam industri bahan ini dipakai sebagai penyangga panas
seperti pada travo, bahan tambahan pada cat, kertas karbon, penutup (sealants )dan plastik

k. Dioxin, yakni bahan kimia yang dihasilkan tanpa sengaja pada pembakaran yang tidak
sempurna, dalam proses pembuatan pestisida atau bahan kimia lain seperti pada industri kertas,
plastik, buibur kayu, bahan pemutuh, senyawa ini juga dihasilkana pula dari asap, mobil,
tembakau, kayu dan sebagainya

l. Furans, bahan kimia yang dihasilkan tanpa sengaja dan prioses yang sama dengan mengeluarkan
fioksin. Bahan ini diyemukana dalam campuran PCB yang diperdagangkan.

Kebanyakan pencemar organik hilang dari dalam tanah melalui proses votalisasi atau
terurai melalui proses dekomposisi dan hasil peruraian tersebut dapat berlaku sebagai bahan
pencemar. Apabila kita menggunakan limbah sebagai pupuk atau menggunakan pestisida, kita
harus yakin bahwa bahan tersebut tidak menimbulkan resiko terhadap badan air dan makanan.
Untuk melindungi tanah dalam waktu panjang, penggunaan limbah harus diusahakan agar tidak
mempengaruhi kehidupan organisme tanah yang secara tidak lengsung menentukan kesuburan
tanah. Jumlah dan frekuensi pemakaian limbah sebagai pupuk untuk membangun kesuburan tanah
diusahakan tidak menimbulkan pencemaran tanah.

2. Pencemar Anorganik
Pencemar anorganik terutama logam berat cenderung berada di dalam tanah dalam waktu
yang lama, meskipun status kimianya kemungkinan berubah menurut waktu. Dibagi menjadi tiga
golongan utama yaitu:
a. Garam-garam
Garam-garaman dalam tanah dapat terdisolasi menjadi kation dan anion. Seacra alamiah, larutan
tanah dan air tanah mengandung garam-garam, sebagai contoh adalah i0n Ca2+ , Na+, K+ , Cl,
SO42-, HCO3- , CO32- yang merupakan ion-ion utama dalam tanah. Dalam kondisi tertentu
terutama akibat aktivitas manusia, konsentrasi garam tersebut dalam tanah akan berlebihan dan
mengganggu ekosistem. Untuk anion seperti sulfur dan khlorida mempunyai potensi sebagai
pencemar, sedangkan untuk katioan, sodium dan magnesium juga mempunyai potensi yang sama.

b. Senyawa nitral dan posfat


Nitrogen dan fosfor merupakan unsur penting bagi tumbuhan maupun mahluk hidup, karna
merupakan komponen selnya, dan sering disebut sebagai nutrient bagi tumbuhan. Keadaan
nitrogen dan fosfordalam jumlah sedikit, terutama fosfat dalam perairan terbuka sudah cukup
untuk menunjang kehidupan tumbuhan seperti alga. Dalam hal ini nitrogen dan fosfat dalam air
tanah dapat menjadi sumber pencemar penyebab terjadinya eutrifikasi.
Keberadaan nitrogen dalam tanah tak lepas dari siklus nitrogen secara keseluruhan.
Stevenson (1982) memperkirakan bahwa 90% dari nitrogen pada lapisan permukaan tanah
berbentuk organik. Keberadaan Nitrogen dalam tanah biasanya karena aktivitas manusia, seperti
penggunaan pupuk, leachet dari TPA dan pembuangan limbah domestik (seperti tangki septik).
Keberadaan nitrogen dalam tanah dapat berkurang karena pengambilan biomassa tumbuhan dan
kemudian terbawa air. Aktivitas mikroorganisme (denitrifikasi) juga mengurangi N dalam tanah.
Keberadaan fosfor dalam tanah terdapat dalam bentuk organik dan anorganik, dan tidak
terlepas dari siklus P. Keberadaan fosfor yang berlebihan dalam tanahdan larutan tanah umumnya,
karna aktivitas manusia seperti penggunaan pupuk yang berlebihan dalam tanah dan pembuangan
limbah domestik.

c. Logam Berat
Konsentrasi alamiah logam berat yang terkandung di dalam tanah adalah tergantung pada
jenis tanah dan reaksi kimia yang terjadi di dalam tanah. Logam berat seperti timbal, kadmium,
timah dan merkuri termasuk polutan yang paling banyak masuk ke dalam tanah oleh aktivitas
manusia. Terutama logam berat dalam tanah dan air tanah patut mendapat perhatian yang serius
paling tidak karena tiga hal berikut:
1) Sifat racun logam dan potensi karsinogeniknya

2) Mobilitas logam dalam tanah bisa dengan cepat berubah, dari yang tadinya immobile atau dalam
bentuk logamnya menjadi bentuk terlarut dalam spesies yang dengan mudah bisa berubah
3) Logam mempunya sifat konservatif dan cenderung kumulatif dalam tubuh manusia

Dengan sifat tersebut diatas, maka keberadaan logam, terutama logam berat dalam tanah
dan air tanah mempunyai potensi yang sangat tinggi sebagai sumber polutan yang berbahaya.
Logam berat, seringkali didefinisikan sebagai logam yang dalam deret berkala unsur-unsur
terletak antara Sc (scandium, nomor atom 21) dengan Po (polonium, nomor atom 84). Walaupun
demikian, alumunium (nomor atom 13) dan metalloid seperti arsen dan selenium juga seringkali
dimasukkan dalam kategori logam berat (Schnoor, 1996). Sedangkan Watts (1997) mendefinisikan
logam berat sebagai logam yang mempunyai nomor atom lebih besar dari besi (Fe), dan
mempunyai densitas lebih dari 5 g/cm3. Logam berat menjadi perhatian, karena sifat racun
(toksisitas) dan sifat konservatif yang dimilikinya. Meskipun ada 65 unsur logam dalam tabel
perioda unsur-unsur, tetapi hanya kurang lebih 30 yang digunakan dalam industri.
Keberadaan logam atau trace element dalam tanah dan larutan tanah secara alamiah berasal
dari pelapukan batuan induk (parents materials) yang mengandung unsur tersebut. Aktivitas
manusia juga merupakan kontributor yang besar bagi keberadaan trace element dalam tanah.
Unsur-unsur logam tersebut memiliki tingkat toksisitas yang tergantung dari status (misalnya:
valensi dan jenis senyawa) dan konsentrasinya.

d. Air raksa (Merkuri)


Air raksa (Hg) merupakan logam dengan berat atom 200,59. Hg mempunyai tiga valensi,
yaitu valensi 0, I, II. Di alam, Hg ditemukan dalam mineral cinnabar, yang mengandung HgS yang
stabil, atau garam-garam sulfur lainnya. Hg dapat pula ditemukan dalam bentuk senyawa
kompleks dengan organik. Kegiatan manusia yang mungkin menyebabkan tersebarnya Hg dalam
tanah adalah pertanian, industri, dan pertambangan. Dalam pertanian, Hg sering digunakan sebagai
komponen dalam pestisida atau biosida. Selain itu, Hg juga dapat berasal dari udara akibat
pembakaran bahan bakar fosil, produk elektrik, sebagai katalis dalam industri khlorine dan NaOH,
pertambangan Hg dan pengecorannya, serta pertambangan emas. Air raksa bersifat racun, terutama
menyerang susunan saraf pusat, penurunan daya ingat, penurunan kemampuan gerak, dan
menyebabkan kerusakan pada janin juga telah dideteksi. Contoh keracunan Hg pada manusia
adalah penyakit minamata, yang terjadi di jepang.
Hg dalam tanah relatif tidak stabil. Secara alamiah Hg ditemukan dalam tanah dengan
konsentrasi yang tidak tinggi (sebagai background concentration) sampai 0,15 mg/kg. Pada
permukaan tanah, Hg teradopsi atau membentuk ikatan dengan lempung dan zat organik. Banyak
senyawa Hg baik organik maupun anorganik akan terdekomposisi menjadi logam Hg, yang
kemudian akan mengalami volatilisasi ke udara bebas, dikonversi menjadi HgS, atau membentuk
senyawa kompleks dengan lingand anorganik. Dalam transformasi ini, proses biologis sangat
berperan. Dalam tanah, ikatan chelat dengan organik tanah, seperti misalnya metilasi dan reaksi
dengan humik material yang mengandung belerang (S) akan membuat Hg dalam bentuk yang
terlarut.

e. Kadmium (Cadmium)
Kadmium (Cd) adalah logam yang lunak dengan berat atom 112,40. Umumnya ditemukan
dalam kondisis stabil pada valensi II, koma seperti misalnya CdS. Dalam tanah Cd ditemukan
dalam bentuk dan spesies misalnya
1) Spesies yang dapat dipertukarkan, seperti misalnya bila ter adsopsi karena gaya elektostatis
pada permukan lempung atau organic particulate.

2) Fase yang dapet tereduksi misalnya, bila ter adsorpsi atau kopresipitasi dengan oksida,
hidrogsida dari Fe atau Mn atau Al yang melapisi mineral lempung.

3) Spesies karbonat, bila mengalami presipitasi bersama karbonat atau bikarbonat dalam Ph tinggi.

4) Lattice fase, bila terfiksasi dalam struktur kristal mineral.

5) Spesies sulfida, bila bereaksi membentuk senyawa dengan sulfida, membentuk senyawa
insoluble yang sangat stabil.

Cd berada pada larutan tanah dalam bentuk ion ataupun dalam senyawa kompleks dengan
zat organik. Kadmium merupakan logam yang sangat beracun bagi manusia. Selain diduga
karsinogenik, logam ini dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan, ginjal, dan kerusakan
tulang.
f. Khromium (Chromium)
Chromium (Cr) adalah logam dengan berat atom 51,996. Cr mempunyai valensi 0, III dan
VI. Cr dengan valensi III merupakan yang paling stabil, tetapi Cr dengan valensi VI sangat toksin.
Sebagaimana Cd Cr juga berasal dari pelapukan batuan asli, buangan industri (seperti pabrik
kertas, petrokimia, baja dan plating) dan aktivitas manusia lainnya. Dalam tanah Cd dapat berubah
konsentrasinya karena proses oksidasi atau reduksi, terlalrut dalam larutan tanah, teradsopsi pada
permukaan mineral tanah atau partikel organik, terkompleksasi oleh organik atau terpresipitasi
sebagai komponen yang tak larut.
Faktor penting yang mempengaruhi keberadaan dan status Cr dalam tanah adalah:Yang
pertama ph, karena mempengaruhi kelarutan dan laju reduksi oksidasi sehingga mempengaruhi
valensi ion dalam larutan tanah. Kedua, keberadaan elektron donor atau elektron penerima dimana
jumlah asam organik seperti citric dan aseptic acid dalam tanah yang dapat mengikat Cr dalam
proses chelation atau sebagai elektron donor bagi Cr-exavalen.Selain bersifat karsinogenik
kromium sangat beracun dan korosif serta iritan terhadap kulit dan selaput lendir. Pada keracunan
paparan yang bersifat kronis, kromium dapat menyebabkan kanker paru, sedangkan pada paparan
yang bersifat akut logam ini menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan bersifat
iritan terhadap selaput lendir.

g. Timbal (Lead)
Timbal (Pb) merupakan logam dengan berat atom 207,19. Logam ini mempunyai valensi
II dan IV. Seperti halnya logam yang lain di alam Pb berasal dari pelapukan batuan asal. Umumnya
peningkatan kadar Pb dalam tanah disebabkan oleh aktivitas manusia (anthropogenik), seperti
misalnya penggunaan bahan bakar mobil (TEL= Tetra Ethyl Lead), peleburan dan pertambangan
timah dan b uangan limbah industri (baterai) maupun domestik (sewage). Distribusi Pb dalam
tanah berkolerasi dengan kedalaman yaitu menurun sesuai denagn kedalaman. Ha; ini antara lain
disebabkan oleh terbentuknya ikatan Pb dengan organik tanah yang umumnya ditemukan pada
lapisan atas tanah. Dalam tanah, Pb dapat ditemukan dalam berbagi bentukj dan spesies. Pada
daeraj kering, Pb ditemukan dalam bentuk yang dapat dipertukarkan, tersorpsi pada permukaan
partiukel tanah, dalam bentuk karbonat ataup[un senyawa dengan organik. Pada daerah yang
lembab, senyawa organik Pb dapat ditransformasi oleh aktivitas mikroorganisme menjadi timbal
tetra methyl, suatu senyawa volatile.
Secara umum, keberadaan Pb dalam tanah di kontrol oleh komposisin tanah, mineralogi
tanah, kandungan zat organik dam pH. Timbal mempunyai efelk racun pada ususnan syaraf pusat,
terutama pada kanak-kanak (balita). Input atau asupan timbal kedalam tubuh selain melalui
pernafasan dalam bentuk partikulate, dapat juga melallui adsopsi oleh kulit dan saluran makanan.
Pada orang dewasa, efek tyang ditimbulkan oleh timbal antara lain menyebabkan tekanan darah
tinggi, penurunan hemoglobin, pusing, dam pada dosis tingi dapat menyebabkan encelopati
(sulifan dan krieger, 1992). Pada Kanak-kanak, selain gejala atau efek yang terjado pada orang
dfewasa, ditambah dengan penurunan intelegensia.

h. Arsenikum (Arsenic)
Arsen (As) merupakan metaloit, dan xseringkalin diklasifikasikan sebagai buka logam
(wet, 1998). Arsen mempunyai valensi +V, +III dan 0. Sebagai unsur, As mempunyai kerapan atau
densitas 5,727 gram/cm3. Secara alamiah terdapat dalam banyak mineral, seperti misalnya FeAs2,
AsS dan FeAsS. Penggunaan dalam pertanian sebagai herbisida dan pestisida merupakan sumber
utama kontaminasi as dalam tanah atau air tanah. Dalam lingkungan yang mengandung oksigen,
as umumnya ditemukan dengan valkensi +V, sedangkan dalam lingkungan dengan kondisi reduksi
atau tanpa oksigen, As dengan valemnsi +III. Asam arsenat, H3AsO4, adalah asam lemah yang
merupakan bentuj umum dari As dengan valensi +V, sedangkan arsenit H3As03, merupakan
bentuk dari As dengan valensi +III. Pada umumnya As +5lebih mudah teradbsopsi oleh
ferrihidroksida dalam tanah, bila dibandingkan dengan As3+, yang berarti As3+ itu kurang
afinitasnya dengan tanah.
Keracunan akut yang ditimbulakn oleh as antara lain kehilangan darah, luka dalam perut
dan gangguan pernafasan (wet, 1997). Dalam jangak panjang, Arsen bersifak karsinogenik
sepertihalnya cdenag air raksa (Hg), aktivitas mikrobiologi daapt merubah As menjadi senyawa
methyl arsen. Diabndingakn dengan senyawa organik Hg maka senyawa oirganik Hg kurang
beracun, Senyawa oragnik As yang terlarut dapat diserao oleh Fe (OH)3 yang banyak terdapat
dalam tanah.
Pencemaran Logam Berat Pada
Lahan Pertanian di Cina
Foto: Mario Batalli
Sumber Gren JOURNALIST
diunduh tgl 9 Maret 2018

3. Pencemar Radioaktif
Material radioaktif merupakan material yang memancarkan sinar radioaktif, yaitu partikel
α, partikel β dan sunar γ. Pencemaran tanah oleh limbah radioaktif umumnya disebabkan oleh
limbah dan aktivitas pertambangan bahan radioaktif, limbah tumpahan atau kebocoran tempat
penyimpanan limbah radioaktif yang biasanya dikubur dalam tanah, misalnya berasal dari PLTN,
reaktor nuklir dan Rumah sakit serta Laboratoriumyang mengunakan bahan radioaktif.
Pencemaran tanah dan air tanah oleh limbah nuklir atau limbah radioaktif banyak terjadi di negara
maju dan yang mengunakan energi nuklir.
Paparan (eksposure) radioaktif menyebabkan kerusakan pada sel yang mengakibatkan
kematian atau perubahan genetis. Selain jenis dan energi radiasi, umur radioaktif akan menurun
intensitasnya sesuai dengan perjalanan waktu. Hampir semua radionuklida mempunyai waktu
paruh yang sangat lama, hal ini berarti pencemar radioaktif akan mempunyai potensi
membahayakan manusia dan lingkungannyadalam kurun waktu yang sangat lama.

4. Pencemar Mikrobiologis
Tanah secara alamiah terkandung mikroorganisme di dalamnya. Variasi jenis dan
jumlahnya sangat beragam, hal ini dikarenakan tanah merupakan lingkungan hidup bagi
mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, protozoa dan nematoda. Keberadaan
mikroorganisme dalam tanah tersebut banyak yang bersifat patogen baik terhadap manusian
maupun mahluk hidup lainnya. Konsentrasi berlebihan dari mikroorganisme biasanya merupakan
akibat kontaminasi. Bakteri bersama jamur merupakan mikroorganisme yang terpenting dalam
transformasi zat pencemar dalam tanah.
Penyebab pencemaran mikroorganisme pada tanah adalah air buangan domestik, tangki
septik, pipa riol (sewer) atau efluent pengolahan limbah yang tidak sempurna. Sedangkan
mikroorganisme patogen berasal ekskreta manusia atau mahluk hidup lainnya yang menderita atau
membawa penyakit (carrier). Sumber lainnya adalah buangan dari tempat pemotongan hewan dan
tumbuhan yang tumbuh di daerah atau tanah yang telah tercemar oleh mikroorganisme tersebut.
Mikroba patogen mempunyai persistensi yang berbeda dalam lingkungan di luar tubuh
manusia (host). Beberapa jenis intestinal parasit dapat hidupdalam lingkungan di luar tubuh
manusia. Mikroorganisme seperti jamur akn membuat spora yang memungkinkan
perkembangbiakan pada kondisi yang memungkinkan. Sedangkan jenis nematoda dapat
membentuk kista yang juga tahan terhadp lingkungan yang tidak baik, kemudian akan
berkembangbiak bila lingkungannya memungkinkan.
D. DAMPAK PENCEMARAN TANAH
Setelah mengetahui jenis pencemar tanah kemudian anda juga perlu untuk mengetahui apa
saja dampak dari pencemaran tanah. Pencemaran Tanah sedapat mungkin harus dapat dicegah,
karna belajar dari beberapa kasus pencemaran tanah dapat merugikan manusia dan di
lingkungannya. Beberapa contoh kejadian pencemaran tanah dapat pula yang menyebabkan
kecelakaan lingkungan (environmental disaster) telah pernah terjadi karena ketidaktahuan akan
bahaya pencemar yang terdapat di dalam tanah. Contoh kasus pencemaran tanah yang disebabkan
oleh limbah kimia yang terkenal adalah Love Canal. Sejarah Love Canal bermula pada awal tahun
1800an yang prakarsai oleh William T. Love. Satu gagasan Love adalah membangun terusan dari
hulu Sungai Niagara di Niagara Falls, New York. Terusan ini akan digunakan sebagai penggerak
turbin listrik dan kemudian air akan dialirkan lagi ke Sungai Niagara.
Proyek dengan sumber listrik yang ekonomis ini sangat menarik dan dapat mencukupi
kebutuhan begitu banyak keperluan listrik di kota New York. Banyak industri yang mendukung
proyek ini sehingga diberikan kuasa kepada Love untuk membuat keputusan dalam pengelolaan
terusan, termasuk diantaranya mengambil (penggalian) tanah untuk pembangunan terusanini
sehingga selesai pada tahun 1881. Karena ketersediaan tenaga listrik yang murah di daerah ini,
banyak industri kimia yang dibangun berdekatan dengan terusan, sehingga limbah senyawa kimia
yang dihasilkan juga banyak.
Pada sekitar tahun 1940, terdapat perusahaan Hooker Chemical Company yang
memproduksi senyawa kimia seperti soda api, pestisida, organoklorida, plastisier dan senyawa
kimia lainnya, dan membuang limbahnya ke tempat penggalian tanah sehingga diperkirakan pada
tahun 1940an ada sekitar 20.000 metrik ton limbah kimia yang dibuangnya ke dalam bekas galian
dan selanjutnya ditutup dengan tanah. Pada tahun 1953, pemerintah daerah menyetujui
pembangunan sekolah di areal tersebut (dekat terusan), dan bersamaan dengan itu banyak juga
perumahan yang dibangun di daerah tersebut dengan alasan dekat ke sekolah. Pada sekitar tahun
1950an mulailah dilaporkan banyak keluhan yang dialami siswa yang sedang bermain di atas tanah
tempat pembuangan limbah yang ditimbun, misalnya terjadi kasus iritasi mata dan iritasi saluran
pernapasan bahkan ada di antara siswa yang kulitnya terbakar setelah bermain di pekarangan
sekolah, namun masyarakat belum menyadari penyebabnya.
Pada sekitar tahun 1970an endapan yang besar membuat lokasi pembuangan limbah jenuh
dengan air sehingga pada tahun 1977–1978 sebagian dari daerah tersebut terkontaminasi dengan
senyawa limbah kimia. Di beberapa terdapat senyawa kimia yang mengapung dan meliputi seluruh
permukaan tanah dan rumah. Banyak orang yang menderita kulit apabila menyentuh senyawa
kimia tersebut, dan beberapa penyakit lainnya juga diderita oleh masyarakat seperti prematur. Pada
tahun 1978, Badan Pengawas Lingkungan (Environmental Protection Agency, EPA) melakukan
penelitian terhadap tanah di sekitar Love Canal dan menemukan sebanyak 26 jenis senyawa
organik sintesis di pekarangan rumah yang dekat dengan terusan. Pada tahun yang sama bulan
Agustus, dengan penelitian yang lebih seksama diketahui sebanyak 82 jenis senyawa kimia
pencemar, dan 11 senyawa di antaranya diindikasikan sebagai penyebab kanker. Pada tahun itu
juga Presiden Carter menyatakan daerah Love Canal sebagai daerah berbahaya, masyarakat di
daerah tersebut dievakuasi dan dinyatakan sebagai daerah terlarang. Pada tahap pertama sebanyak
239 keluarga harus diungsikan, terutama yang terdapat pada lingkaran paling dekat denan terusan.
Pada tahun 1980 sebanyak 710 keluarga lagi diungsikan, sehingga pada tahun 1981 dibutuhkan
uang sangat banyak sekali ($80 milliar) untuk mengatasi permasalahan di Love Canal, termasuk
di antaranya upata untuk membersihkan senyawa kimia pencemar dari dalam tanah. Pada bulan
Juli 1982, EPA mengumumkan bahwa beberapa daerah telah dinyatakan aman untuk ditempati.
Contoh kasus yang terjadi pada Love Canal bukanlah satu – satunya kasus pencemaran
tanah yang terjadi di dunia. Kemungkinan masih ada atau bahkan masih banyak lagi daerah lain
yang terkontaminasi oleh limbah kimia yang tidak dilaporkan atau bahkan pengaruhnya belum
terlihat saat ini, tidak terkecuali di Indonesia. Menyadari akan bahaya besar yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah yang disebabkan oleh zat kimia maka kita harus mempunyai keberanian untuk
menunjukkan kasus pencemaran tanah di Indonesia. Adanya kasus perselisihan antara masyrakat
dengan industri seperti yang terpublikasi dalam berbagai media massa adalah sebagai bukti nyata
bahwa kasus pencemaran tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia masih terjadi sampai saat
ini, dan kasus pencemaran tanah mungkin tidak akan berhenti sebelum semua umat manusia
mempunyai kesadaran terhadap perlunya pemeliharaan kelestarian lingkungan. Suara dan tindakan
dari kita yang membaca buku ini untuk memulai dan tetap konsisten untuk peduli terhadap
lingkungan. Kontribusi yang diberikan oleh individu dalam penyelamatan lingkungan akan
berguna untuk menyelamatkan generasi yang akan datang.
Ada beberapa bentuk dari dampak pencemaran tanah, diantaranya adalah berikut ini:
1. Dampak pada Kesehatan
Adanya pencemaran tanah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Seberapa besar
dampak ini pada kesehatan sebenarnya juga sangat tergantung pada jenis polutan serta seberapa
sering dan banyak polutan yang terpapar ke dalam tubuh. semakin banyak dan sering polutan
masuk ke dalam tubuh maka dampak penyakit yang akan dialami juga akan semakin besar dan
juga sebaliknya. adapun berbagai jenis resiko polutan dan penyakitnya adalah sebagai berikut ini:
a. Kromium, yang merupakan zat kimia yang digunakan dalam berbagai pestisida dan juga
herbisida ini mampu membuat munculnya dampak karsinogenik pada semua populasi bukan hanya
untuk spesies manusia saja namun juga makhluk hidup lainnya.

b. Zat timbale, ini sangat berbahaya jika terlalu banyak terpapar ke dalam tubuh karena dapat
mengakibatkan peningkatan resiko terkena penyakit ginjal dan kerusakan otak.
c. Benzene, jika tubuh terus menerus mengalami paparan benzene dalam jumlah banyak dan
intensitas yang sering maka bisa meningkatkan terkena penyakit leukemia atau kanker darah. tentu
saja penyakit ini sangat berbahaya bahkan mematikan.

d. Merkuri, tubuh yang terlalu sering mendapatkan paparan dari zat ini akan sangat mudah
mengalami gangguan pada organ ginjalnya bahkan ada beberapa penyakit juga yang tidak bisa
diobati karena zat ini.

e. Sikoldenia, zat ini memicu timbulnya infeksi dan gangguan pada fungsi organ hati

f. Karmabat, yang mampu membuat gangguan pada saraf otot sehingga tubuh akan mengalami
kesulitan dalam bergerak,

g. Klorin, zat cair yang mengandung klorin ini sangat berbahaya bagi tubuh karena mengganggu
fungsi kinerja dari organ hati dan ginjal serta menyebabkan gangguan pada saraf pusat di dalam
otak.

h. Selain dampak pada kesehatan yang telah disebutkan di atas, dampak pada kesehatan lainnya
yang akan dirasakan oleh para penderitanya antara lain adalah gangguan pada penglihatan,
pendengaran, ruam pada kulit, pusing, letih, lelah, dan gejala penyakit lainnya. apabila terjadi dosis
yang sangat besar pada paparan pencemaran ke dalam tubuh bahkan bisa berakibat fatal pada
kematian.
2. Dampak pada Ekosistem
Dampak lainnya yang timbul dari adanya pencemaran tanah ini adalah dampak pada
ekosistem yang telah ada. Tanah merupakan bahan yang sangat sensitive dan sangat mudah
mengalami perubahan kandungan kimiawi dan struktur di dalamnya meskipun itu hanya sedikit
saja jumlah dari zat kimia yang masuk ke dalam tanah. Perubahan kandungan kimia di dalam tanah
ini akan mengakibatkan perubahan metabolisme pada organisme yang hidup di dalam tanah. akibat
dari hal ini tidaklah sepele yaitu bisa memicu adanya putusnya rantai makanan. Bagaimana hal ini
bisa terjadi? jadi rantai makanan primer jika sudah terkontaminasi oleh pencemaran juga akan
mempengaruhi rantai makanan yang ada di atasnya sehingga ini bisa memunsnahkan rantai
makanan. Misalnya saja pengaruh zat DDT pada tanah yang di atasnya ditumbuhi oleh tanaman
yang menjadi makanan burung maka telur dari burung tersebut akan menjadi rawan pecah.
Selain itu dengan adanya pencemaran tanah ini juga dapat menimbulkan zat kimia masuk
ke dalam air tanah sehingga membuat berbagai jenis tumbuhan akan sulit tumbuh di atasnya.
Kesuburan tanah pun akan menghilang dan ini akan sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk
hidup di bumi ini.

3. Dampak pada Pertanian


Dampak pencemaran tanah pada pertanian akan dapat terlihat jelas terutama pada
perubahan metabolisme tanaman dan akhirnya dapat terlihat langsung dari adanya penurunan hasil
pertanian itu sendiri. Pencemaran tanah ini juga akan mengakibatkan tumbuhan tidak dapat
tumbuh dengan optimal sehingga tanah juga menjadi rawan mengalami erosi tanah karena tidak
ada penahannya lagi. Jika tanah mengalami pencemaran dalam jangka waktu yang lama maka bisa
menyebabkan tanah tercemar secara permanen sehingga tidak bisa digunakan lagi sebagai lahan
pertanian. Untuk itu sebaiknya para petani untuk tidak menggunakan bahan kimia seperti pupuk
dan pestisida dalam jumlah yang berlebihan pada tanamannya karena ternyata bukan hanya
membunuh hama namun juga membuat pencemaran di dalam tanah.

Penggunaan Pestisida yang Langsung ke Tanah

Anda mungkin juga menyukai