PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
LAPORAN PWS PENYAKIT POTENSIAL KLB
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
Ajeng Nurulliza P21345118007
DOSEN PEBIMBING
Rojali, SKM., M.EPID
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan
PWS Penyakit Potensial KLB” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Penyelidikan Epidemiologi.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui ruang lingkup terkait Laporan
PWS Penyakit Potensial KLB.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, saya
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
i
Kelompok 9
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. Menetapkan prioritas penanggulangan penyakit.
3
Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena
itu secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan
oleh sektor kesehatan sendiri, diperlukan tatalaksana terintegrasi dan
komprehensif dengan kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar
program, sehingga perlu dikembangkan subsistem survailans epidemiologi
kesehatan yang terdiri dari Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular,
Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Surveilans
Epidemiologi Kesehatan Lingkungan Dan Perilaku, Surveilans
Epidemiologi Masalah Kesehatan, dan Surveilans Epidemiologi Kesehatan
Matra
4
f. Jenis Penyelenggaraan Kegiatan Surveilans
Pelaksanaan surveilans epidemiologi kesehatan dapat menggunakan satu
cara atau kombinasi dari beberapa cara penyelenggaraan surveilans
epidemiologi. Cara-cara penyelenggaraan surveilans epidemiologi dibagi
berdasarkan atas metode pelaksanaan, aktifitas pengumpulan data dan pola
pelaksanaannya.
1. Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan
a. Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan
surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan, dan
atau faktor risiko kesehatan
b. Surveilans Epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan, faktor risiko atau
situasi khusus kesehatan
c. Surveilans Sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi
pada populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya
masalah kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas
d. Studi Epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi
pada periode tertentu serta populasi dan atau wilayah tertentu untuk
mengetahui lebih mendalam gambaran epidemiologi penyakit,
permasalahan dan atau faktor risiko kesehatan
2. Penyelenggaraan Berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data
a. Surveilans Aktif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi,
dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi
unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
b. Surveilans Pasif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi,
dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data
tersebut dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data
lainnya.
3. Penyelenggaraan Berdasarkan Pola Pelaksanaan
5
a. Pola Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada
ketentuan yang berlaku untuk penanggulangan KLB dan atau wabah
dan atau bencana
b. Pola Selain Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu
pada ketentuan yang berlaku untuk keadaan diluar KLB dan atau wabah
dan atau bencana.
4. Penyelenggaraan Berdasarkan Kualitas Pemeriksaan
a. Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan
surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau
tidak menggunakan peralatan pendukung pemeriksaan
b. Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan
surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan
laboratorium atau peralatan pendukung pemeriksaan lainnya.
g. Surveilans Epidemiologi Terpadu Penyakit
Surveilans Terpadu Penyakit (STP) adalah pelaksanaan surveilans
epidemiologi penyakit menular dan surveilans epidemiologi penyakit
tidak menular dengan metode pelaksanaan surveilans epidemiologi rutin
terpadu beberapa penyakit yang bersumber data Puskesmas, Rumah
Sakit, Laboratorium dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
STP Puskesmas
6
Untuk temuan penyakit Kejadian Luar Bisaa ( KLB) atau potensial
KLB dicatat di formulir KLB (W1). Temuan ini harus dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten (DKK) dalam waktu 1 x 24 jam.
Dapat menggunakan berbagai sarana komunikasi. Temuan dalam
formulir W1 ini wajib untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi.
Untuk beberapa penyakit khusus, seperti campak, digunakan
formulir khusus (C1).
7
(4). Laporan
8
2. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB : Merupakan pemberian informasi
adanya ancaman KLB pada suatu daerah dalam periode waktu tertentu.
3. Deteksi Dini KLB : Adalah intesifikasi pemantauan secara terus menerus
dan sistematis terhadap perkembangan penyakit berpotensi KLB dan
perubahan kondisi rentan KLB agar dapat mengetahui secara dini
terjadinya KLB.
4. Kondisi rentan Kondisi masyarakat, lingkungan, perilaku dan Yankes
yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya KLB
5. WABAH Adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
dari pada keadaan yang lazim, pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan mala petaka (UU No.4 tahun 1984).
6. EPIDEMI : Terjadinya kasus-kasus dengan sifat-sifat yg sama pada
sekelompok manusia pada suatu area geografis tertentu dengan efek yang
nyata pada masyarakat lebih dari insidens yg normal
7. PANDEMI : Terjadinya epidemi yang mengenai penduduk beberapa
negara atau benua
8. ENDEMI : Keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu
secara terus menerus tetap ada.
9. Kejadian Luar Biasa (KLB) Adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada
suatu daerah dalam suatu kurun waktu tetentu (Permenkes RI
No.560/Menkes/Per/VIII/1989).
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal.
Contoh : saat ini di Indonesia belum ada Penyakit Yellow Fever, apabila
suatu saat terjadi penyakit Yellow Fever (walaupun hanya 1 kasus), maka
saat itu di Indonesia dikatakan KLB Yellow Fever.
9
2. Peningkatan kejadian penyakit atau kematian secara terus menerus selama
3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakit (jam,hari,mg,…)
4. Jumlah penderita baru dalam 1 bulan naik 2 kali lipat atau lebih
dibandingkan rata-rata per bulan pada tahun sebelumnya. Contoh : penderita
penyakit Malaria pada bulan April 2006 jumlahnya 20 orang atau lebih,
jumlah penderita Malaria rata-rata per bulan tahun 2005 sebanyak 10 orang,
maka bulan April 2006 dikatakan KLB Malaria.
5. Angka rata-rata per bulan selama setahun naik 2 kali lipat atau lebih
dibanding dengan rata-rata per bulan tahun sebelumnya. Contoh : jumlah
penderita Malaria rata-rata per bulan tahun 2005 sebanyak 30 orang atau
lebih, jumlah penderita Malaria rata -rata per bulan tahun 2004 sebanyak 15
orang, maka tahun 2005 dikatakan KLB Malaria.
6. Case Fatality Rate (CFR) suatu penyakit dalam satu kurun waktu naik 50
% atau lebih dibanding CFR penyakit tersebut periode sebelumnya. Contoh :
CFR penyakit TBC bulan Juni 2006 sebanyak 1,5 % atau lebih, sedangkan
CFR penyakit TBC bulan Mei 2006 sebanyak 1 %, maka bulan Juni 2006
dikatakan KLB TBC.
7. Proportional Rate (PR) penderita pada suatu periode naik 2 kali lipat atau
lebih dibandingkan periode sebelumnya. Contoh : PR bulan Juli 2006
sebanyak 10 % atau lebih, sedangkan PR bulan Juni 2006 sebanyak 5 %,
maka bulan Juli 2006 dikatakan KLB.
10
9. Beberapa penyakit menetapkan 1 kasus sudah dapat dikatakan KLB,
seperti : keracunan pestisida, Tetanus Neonatorum (di daerah yang sudah
baik pelayanan KIA).
SISTEM PELAPORANNYA
11
TUJUAN UMUM : Terselenggaranya kewaspadaan dan kesiapsiagaan
terhadap kemungkinan terjadinya KLB
TUJUAN KHUSUS :
12
- Kewaspadaan terhadap KLB berupa deteksi dini KLB, deteksi dini
kondisi rentan KLB, serta penyelidikan dugaan adanya KLB.
1. Laporan kewaspadaan
13
2.9.Laporan PE KLB & Rencana Penanggulangannya
9. Tim penyelidikan
14
Berguna untuk :
Contoh Kurva :
15
2.11. Laporan Bulanan KLB
ISI :
1. Nama KLB
5. Populasi rawan
16
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Kejadian Luar Biasa (KLB) Adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah
dalam suatu kurun waktu tetentu (Permenkes RI
No.560/Menkes/Per/VIII/1989).
2. Identifikasi kondisi rentan KLB Mengidentifikasi secara terus menerus
perubahan kondisi lingkungan, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan,
kondisi status kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan KLB
di daerah.
3. PWS kondisi rentan KLB Setiap sarana pelayanan kesehatan merekam
data perubahan kondisi rentan KLB menurut desa/kelurahan atau lokasi
tertentu, menyusun tabel dan grafik PWS kondisi rentan KLB.
4. Surveilans epidemiologi adalah kegiatan pengumpulan data tentang
distribusi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian/ peristiwa
kesakitan, kematian,dan kesehatan lainnya pada kelompok penduduk
tertentu untuk kemudian dilakukan pengolahan, analisis, dan
penyebarluasan, yang dilakukan secara terus menerus untuk kepentingan
penanggulangannya.
5. Surveilans Terpadu Penyakit (STP) adalah pelaksanaan surveilans epidemiologi
penyakit menular dan surveilans epidemiologi penyakit tidak menular dengan
metode pelaksanaan surveilans epidemiologi rutin terpadu beberapa penyakit
yang bersumber data Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
18
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/TOSHIBA/Documents/laporan%20pws%20penyakit%20potensial
%20wabah.pdf.pdf
https://www.scribd.com/doc/106258517/Makalah-Surveilans-Fixx
19