Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
LAPORAN PWS PENYAKIT POTENSIAL KLB

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
Ajeng Nurulliza P21345118007

Athaya Nada Salsabila P21345118012

Diah Ayu Nastiti P21345118018

M Hibban Fatah P21345118038

DOSEN PEBIMBING
Rojali, SKM., M.EPID

II - D3A KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3, No.8, RT 04 RW 08, Kebayoran Baru
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan
PWS Penyakit Potensial KLB” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Penyelidikan Epidemiologi.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui ruang lingkup terkait Laporan
PWS Penyakit Potensial KLB.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, saya
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran


ataupun menjadi referensi kita dalam mengenal dan mempelajari konsep dan
implementasi bela negara di Indonesia. Demikian apa yang dapat saya sampaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para
pembaca pada umumnya.

Jakarta, Mei 2020

i
Kelompok 9

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Tujuan Penulisan............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1. Surveilans Epidemiologi ............................................................... 2
2.2. KLB ............................................................................................... 7
2.3. Kriteria Kerja KLB ....................................................................... 8
2.4. Penyakit Potensial KLB/Wabah ................................................... 10
2.5. Tujuan Sistem Kewaspadaan KLB................................................ 10
2.6. Penyelenggaraan SKD KLB ......................................................... 11
2.7. Jenis Pelaporan KLB ..................................................................... 11
2.8. Ketentuan Penyampaian Laporan.................................................. 11
2.9. Laporan PE KLB dan Rencana Penanggulangannya..................... 12
2.10. Laporan Penanggulangan KLB Tata Cara dan Kegunaan........... 12
2.11. Laporan Bulanan KLB................................................................. 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15
3.1. Kesimpulan .................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peristiwa kesehatan termasuk kematian dan kejadian penyakit baik yang


menular maupun yang tidak menular, akan berubah dari waktu ke waktu
tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mencegah
berkembangnya kejadian kematian & kesakitan menjadi peristiwa diluar
kendali atau menjadi masalah kesehatan masyarakat, diperlukan penetapan
ukuran dimana suatu peristiwa dianggap normal atau sudah melebihi keadaan
normal.

Untuk itu para ahli kesmas khususnya epidemiolog mengklasifikasikan


peristiwa kesakitan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), Wabah, Endemi,
dan Pandemi.Untuk peristiwa/kejadian kesakitan atau kematian yang
tergolong normal, penanganannya dilakukan dengan prosedur biasa;
sedangkan untuk kejadian-kejadian yang melebihi keadaan normal,
penanganannya dilakukan dengan prosedur tertentu. Untuk mengetahui
peristiwa kesakitan/kematian masuk dalam klasifikasi yang mana, maka
diperlukan kegiatan Surveilans Epidemiologi.

1.2. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui prosedur laporan PWS penyakit potensial KLB.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Surveilans Epidemiologi

a. Pengertian Surveilans Epidemiologi

Surveilans epidemiologi adalah kegiatan pengumpulan data tentang distribusi


dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian/ peristiwa kesakitan,
kematian,dan kesehatan lainnya pada kelompok penduduk tertentu untuk
kemudian dilakukan pengolahan, analisis, dan penyebarluasan, yang
dilakukan secara terus menerus untuk kepentingan penanggulangannya.

b. Aktifitas Penting Survailans :

a. Pengumpulan data epidemiologi secara sistematis.


b. Pengolahan, analisa dan interpretasi data agar menghasilkan informasi
epidemiologi.
c. Penggunaan informasi untuk menentukan tindakan perbaikan yang perlu
dilakukan atau peningkatan program dalam menyelesaikan masalah.

c. Kegunaan Surveilans Epidemiologi :

1. Identifikasi, investigasi, serta penanggulangan KLB atauWabah sekaligus


mencegah terulang.

2. Identifikasi kelompok risiko tinggi.

2
3. Menetapkan prioritas penanggulangan penyakit.

4. Evaluasi keberhasilan program.

5. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit, kematian, atau peristiwa


kesehatan lain.

d. Sumber Data Surveilans Epidemiologi

1. Sumber data utama surveilans epidemiologi :

• Laporan KLB/wabah dan hasil penyelidikan KLB.

• Data epidemiologi KLB dan upaya penanggulangannya.

• Surveilans terpadu penyakit berbasis KLB.

• Sistem peringatan dini KLB di rumah sakit.

2. Sumber data lain :

• Data surveilans terpadu penyakit

• Data surveilans khusus penyakit berpotensi KLB.

• Data cakupan program.

• Data lingkungan pemukiman dan perilaku, pertanian, meteorologi


geofisika.

• Informasi masyarakat sebagai laporan kewaspadaan KLB.

• Data lain terkait.

e. Ruang Lingkup Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi


Kesehatan

3
Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena
itu secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan
oleh sektor kesehatan sendiri, diperlukan tatalaksana terintegrasi dan
komprehensif dengan kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar
program, sehingga perlu dikembangkan subsistem survailans epidemiologi
kesehatan yang terdiri dari Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular,
Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Surveilans
Epidemiologi Kesehatan Lingkungan Dan Perilaku, Surveilans
Epidemiologi Masalah Kesehatan, dan Surveilans Epidemiologi Kesehatan
Matra

1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular


Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit
menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit menular.
2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak
menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit tidak menular.
3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan
faktor risiko untuk mendukung program penyehatan lingkungnan.

4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan


Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah
kesehatan dan faktor risiko untuk mendukung program-program kesehatan
tertentu.
5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah
kesehatan dan faktor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan
matra.

4
f. Jenis Penyelenggaraan Kegiatan Surveilans
Pelaksanaan surveilans epidemiologi kesehatan dapat menggunakan satu
cara atau kombinasi dari beberapa cara penyelenggaraan surveilans
epidemiologi. Cara-cara penyelenggaraan surveilans epidemiologi dibagi
berdasarkan atas metode pelaksanaan, aktifitas pengumpulan data dan pola
pelaksanaannya.
1. Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan
a. Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan
surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan, dan
atau faktor risiko kesehatan
b. Surveilans Epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan, faktor risiko atau
situasi khusus kesehatan
c. Surveilans Sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi
pada populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya
masalah kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas
d. Studi Epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi
pada periode tertentu serta populasi dan atau wilayah tertentu untuk
mengetahui lebih mendalam gambaran epidemiologi penyakit,
permasalahan dan atau faktor risiko kesehatan
2. Penyelenggaraan Berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data
a. Surveilans Aktif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi,
dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi
unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
b. Surveilans Pasif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi,
dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data
tersebut dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data
lainnya.
3. Penyelenggaraan Berdasarkan Pola Pelaksanaan

5
a. Pola Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada
ketentuan yang berlaku untuk penanggulangan KLB dan atau wabah
dan atau bencana
b. Pola Selain Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu
pada ketentuan yang berlaku untuk keadaan diluar KLB dan atau wabah
dan atau bencana.
4. Penyelenggaraan Berdasarkan Kualitas Pemeriksaan
a. Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan
surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau
tidak menggunakan peralatan pendukung pemeriksaan
b. Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan
surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan
laboratorium atau peralatan pendukung pemeriksaan lainnya.
g. Surveilans Epidemiologi Terpadu Penyakit
Surveilans Terpadu Penyakit (STP) adalah pelaksanaan surveilans
epidemiologi penyakit menular dan surveilans epidemiologi penyakit
tidak menular dengan metode pelaksanaan surveilans epidemiologi rutin
terpadu beberapa penyakit yang bersumber data Puskesmas, Rumah
Sakit, Laboratorium dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Puskesmas pada umumnya menerapkan metoda ini.

STP Puskesmas

(1). Pengumpulan dan Pengolahan Data

Unit surveilans Puskesmas mengumpulkan dan mengolah data STP


Puskesmas harian bersumber dari register rawat jalan & register
rawat inap di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, tidak termasuk
data dari unit pelayanan bukan puskesmas dan kader kesehatan.
Pengumpulan dan pengolahan data tersebut dimanfaatkan untuk
bahan analisis dan rekomendasi tindak lanjut serta distribusi data.

6
Untuk temuan penyakit Kejadian Luar Bisaa ( KLB) atau potensial
KLB dicatat di formulir KLB (W1). Temuan ini harus dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten (DKK) dalam waktu 1 x 24 jam.
Dapat menggunakan berbagai sarana komunikasi. Temuan dalam
formulir W1 ini wajib untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi.
Untuk beberapa penyakit khusus, seperti campak, digunakan
formulir khusus (C1).

(2). Analisis serta Rekomendasi Tindak Lanjut

Unit surveilans Puskesmas melaksanakan analisis bulanan terhadap


penyakit potensial KLB di daerahnya dalam bentuk table menurut
desa/kelurahan dan grafik kecenderungan penyakit mingguan,
kemudian menginformasikan hasilnya kepada Kepala Puskesmas,
sebagai pelaksanaan pemantauan wilayah setempat (PWS) atau
sistem kewaspadaan dini penyakit potensial KLB di Puskesmas.
Apabila ditemukan adanya kecenderungan peningkatan jumlah
penderita penyakit potensial KLB tertentu,maka Kepala Puskesmas
melakukan penyelidikan epidemiologi dan menginformasikan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Unit surveilans Puskesmas
melaksanakan analisis tahunan perkembangan penyakit dan
menghubungkannya dengan faktor risiko, perubahan lingkungan,
serta perencanaan dan keberhasilan program. Puskesmas
memanfaatkan hasilnya sebagai bahan profil tahunan, bahan
perencanaan Puskesmas, informasi program dan sektor terkait serta
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

(3). Umpan Balik

Unit surveilans Puskesmas mengirim umpan balik bulanan absensi


laporan dan permintaan perbaikan data ke Puskesmas Pembantu di
daerah kerjanya.

7
(4). Laporan

Setiap minggu, Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial


KLB ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagaimana formulir
PWS KLB (W2). Setiap bulan, Puskesmas mengirim data STP
Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan jenis
penyakit dan variabelnya sebagaimana formulir Survailans Terpadu
Penyakit Berbasis Puskesmas (STPBP). Pada data PWS penyakit
potensial KLB dan data STP Puskesmas ini tidak termasuk data unit
pelayanan kesehatan bukan puskesmas dan data kader kesehatan
Setiap minggu, Unit Pelayanan bukan Puskesmas mengirim data
PWS penyakit potensial KLB ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
sebagaimana formulir.

Gambar Prinsip Umum Surveilans

2.2. Kejadian Luar Biasa


1. Sistem Kewaspadaan Dini KLB : Merupakan kewaspadaan terhadap
penyakit berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya
dengan menerapkan teknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan
untuk meningkatkan sikap tanggap kesiap-siagaan, upaya-upaya dan
tindakan penanggu-langan KLB yang cepat dan tepat.

8
2. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB : Merupakan pemberian informasi
adanya ancaman KLB pada suatu daerah dalam periode waktu tertentu.
3. Deteksi Dini KLB : Adalah intesifikasi pemantauan secara terus menerus
dan sistematis terhadap perkembangan penyakit berpotensi KLB dan
perubahan kondisi rentan KLB agar dapat mengetahui secara dini
terjadinya KLB.
4. Kondisi rentan Kondisi masyarakat, lingkungan, perilaku dan Yankes
yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya KLB
5. WABAH Adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
dari pada keadaan yang lazim, pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan mala petaka (UU No.4 tahun 1984).
6. EPIDEMI : Terjadinya kasus-kasus dengan sifat-sifat yg sama pada
sekelompok manusia pada suatu area geografis tertentu dengan efek yang
nyata pada masyarakat lebih dari insidens yg normal
7. PANDEMI : Terjadinya epidemi yang mengenai penduduk beberapa
negara atau benua
8. ENDEMI : Keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu
secara terus menerus tetap ada.
9. Kejadian Luar Biasa (KLB) Adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada
suatu daerah dalam suatu kurun waktu tetentu (Permenkes RI
No.560/Menkes/Per/VIII/1989).

2.3. Kriteria Kerja KLB

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal.

Contoh : saat ini di Indonesia belum ada Penyakit Yellow Fever, apabila
suatu saat terjadi penyakit Yellow Fever (walaupun hanya 1 kasus), maka
saat itu di Indonesia dikatakan KLB Yellow Fever.

9
2. Peningkatan kejadian penyakit atau kematian secara terus menerus selama
3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakit (jam,hari,mg,…)

3. Peningkatan kejadian penyakit atau kematian 2 kali atau lebih


dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam,hari,minggu,bulan,tahun)

4. Jumlah penderita baru dalam 1 bulan naik 2 kali lipat atau lebih
dibandingkan rata-rata per bulan pada tahun sebelumnya. Contoh : penderita
penyakit Malaria pada bulan April 2006 jumlahnya 20 orang atau lebih,
jumlah penderita Malaria rata-rata per bulan tahun 2005 sebanyak 10 orang,
maka bulan April 2006 dikatakan KLB Malaria.

5. Angka rata-rata per bulan selama setahun naik 2 kali lipat atau lebih
dibanding dengan rata-rata per bulan tahun sebelumnya. Contoh : jumlah
penderita Malaria rata-rata per bulan tahun 2005 sebanyak 30 orang atau
lebih, jumlah penderita Malaria rata -rata per bulan tahun 2004 sebanyak 15
orang, maka tahun 2005 dikatakan KLB Malaria.

6. Case Fatality Rate (CFR) suatu penyakit dalam satu kurun waktu naik 50
% atau lebih dibanding CFR penyakit tersebut periode sebelumnya. Contoh :
CFR penyakit TBC bulan Juni 2006 sebanyak 1,5 % atau lebih, sedangkan
CFR penyakit TBC bulan Mei 2006 sebanyak 1 %, maka bulan Juni 2006
dikatakan KLB TBC.

7. Proportional Rate (PR) penderita pada suatu periode naik 2 kali lipat atau
lebih dibandingkan periode sebelumnya. Contoh : PR bulan Juli 2006
sebanyak 10 % atau lebih, sedangkan PR bulan Juni 2006 sebanyak 5 %,
maka bulan Juli 2006 dikatakan KLB.

8. Untuk Kholera dan Demam Bedarah Dengue (DBD) : -Tiap peningkatan


kasus dari periode sebelumnya (daerah endemis) -Terdapat satu atau lebih
penderita baru apabila 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan
bebas.

10
9. Beberapa penyakit menetapkan 1 kasus sudah dapat dikatakan KLB,
seperti : keracunan pestisida, Tetanus Neonatorum (di daerah yang sudah
baik pelayanan KIA).

2.4. Penyakit Potensial KLB/Wabah

1. Penyakit Karantina/penyakit wabah penting: Kholera, Pes, Yellow Fever

2. Penyakit potensi wabah/KLB yng menjalar dalam waktu cepat/mempunyai


mortalitas tinggi & penyakit yang masuk program eradikasi/eliminasi dan
memerlukan tindakan segera : DHF, Campak, Rabies, Tetanus neonatorum,
Diare, Pertusis, Poliomyelitis.

3. Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting :


Malaria, Frambosia, Influenza, Anthrax, Hepatitis, Typhus abdominalis,
Meningitis, Keracunan, Encephalitis, Tetanus.

4. Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah dan atau KLB,


tetapi masuk program : Kecacingan, Kusta, Tuberkulosa, Syphilis,
Gonorrhoe, Filariasis, dll

SISTEM PELAPORANNYA

1. Penyakit yang masuk KLB/Wabah dilaporkan dalam laporan 24 jam (W1)

2. Kelompok 1 & 2 : walau tidak KLB/wabah dilaporkan mingguan (W2)

3. Kelompok 1, 2, 3 & 4 : dilaporkan bulanan dalam LB1

4. Kelompok 3 : apabila ada KLB/wabah dilaporkan mingguan (W2),


sesudah selesai KLB/Wabah masuk laporan bulanan

2.5. Tujuan Sistem Kewaspadaan KLB

11
TUJUAN UMUM : Terselenggaranya kewaspadaan dan kesiapsiagaan
terhadap kemungkinan terjadinya KLB

TUJUAN KHUSUS :

1. Teridentifikasi adanya ancaman KLB

2. Terselenggaranya peringatan kewaspadaan dini KLB

3. Terselenggaranya kesiap-siagaan menghadapi kemungkinan terjadinya


KLB

4. Terdeteksi secara dini adanya kondisi rentan KLB

5. Terdeteksi secara dini adanya KLB

6. Terselenggaranya penyelidikan dugaaan KLB

2.6. Penyelenggaraan SKD-KLB

 Pengorganisasian : Sesuai peran dan fungsinya maka setiap unit


pelayanan kesehatan, Dinkes Kab/Kota, Dinkes Prop. Dan Depkes wajib
menyelenggarakan SKD-KLB dengan membentuk Unit Pelaksana yang
bersifat fungsional maupun struktural.
 Sasaran : Meliputi penyakit berpotensi KLB dan kondisi rentan KLB.
 Kegiatan SKD-KLB :

- Kajian epidemiologi untuk mengidentifikasi ancaman KLB.

- Peringatan kewaspadaan dini KLB KLB.

- Peningkatan kewaspadaan dan kesiap-siagaan terhadap KLB.

12
- Kewaspadaan terhadap KLB berupa deteksi dini KLB, deteksi dini
kondisi rentan KLB, serta penyelidikan dugaan adanya KLB.

2.7. Jenis Pelaporan KLB

1. Laporan kewaspadaan

2. Laporan Kejadian Luar Biasa/Wabah (W1)

3. Laporan Penyelidikan KLB & Rencana Penanggulangan KLB

4. Laporan Penanggulangan KLB

5. Laporan mingguan Wabah (W2)

6. Laporan bulanan KLB (LB-KLB) LAPORAN KEWASPADAAN

2.8. Ketentuan Penyampaian Laporan

1. Masyarakat segera (maksimum 24 jam) melapor kepada Ketua


RT/RW/Kepala Dusun dan atau Petugas kesehatan/Putu, apabila di sekitarnya
ada kasus penyakit (penderita/ tersangka), secara lisan atau tertulis

2. Petugas Kesehatan/Pustu/Ketua RT/RW/Kepala Dusun segera (maksimum


24 jam) melaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Kepala Desa/Lurah

3. Kepala Puskesmas segera (maksimum 24 jam) melakukan penyelidikan


epidemiologi dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

4. Isi laporan : Nama-nama penderita yang meninggal, golongan umur,


tempat dan alamat kejadian, waktu kejadian, jumlah penderita meninggal.

13
2.9.Laporan PE KLB & Rencana Penanggulangannya

1. Dibuat segera setelah W1.


2. Kewaspadaan bagi penerima & rencana pemberian dukungan.
3. Bahan penjelasan kepada masyarakat bagi Pemerintah .
4. Laporan ini diikuti dengan laporan berkala perkembangan KLB, isinya
sama tetapi disesuaikan dengan keadaan terakhir .

Isi laporan penyelidikan epidemiologi klb & rencana penanggulangannya:

1. Kebenaran terjadinya KLB penyakit tertentu

2. Daerah yang terkena : desa, kecamatan, kabupaten/kota, Puskesmas

3. Penjelasan diagnosis penyebab,sumber penularan dan pencemaran yang


sudah diidentifikasi, bukti laboratorium

4. Waktu mulai KLB dan keadaan saat penyelidikan

5. Kelompok penduduk terserang beserta jumlah kesakitan & kematian


(kurva epidemiologi, Attack Rate, Case Fatality Rate)

6. Keadaan yang memperberat ( gizi,musim,banjir )

7. Upaya yang sedang dan akan dilakukan

8. Jenis dan jumlah bantuan yang diperlukan

9. Tim penyelidikan

10. Tanggal penyelidikan.

2.10. Laporan Penanggulangan KLB Tata Cara dan Kegunaan

• Dibuat setelah KLB berakhir, oleh Dinkes Kab/Kota

14
Berguna untuk :

• Menjelaskan data epidemiologi KLB Untuk merumuskan kebijakan &


rencana kerja program penanggulangan

• Sumber daya yang telah digunakan

• Kemungkinan KLB lanjutan/di masa mendatang

• Kemungkinan penyebaran ke daerah lain.

ISI LAPORAN PENANGGULANGAN KLB

1. Kebenaran terjadinya KLB penyakit tertentu

2. Daerah yang terkena : desa, kecamatan, kabupaten/ kota, Puskesmas

3. Penjelasan diagnosis penyebab, sumber penularan dan pencemaran yang


sudah diidentifikasi, bukti laboratorium

4. Waktu mulai KLB & berakhir (periode KLB)

5. Kelompok penduduk terserang beserta jumlah kesakitan & kematian


(kurva epidemiologi, Attack Rate, Case Fatality Rate)

6. Keadaan yang memperberat (gizi,musim,banjir)

7. Upaya yang telah dilakukan

8. Upaya pencegahan & kesiapsiagaan terhadap KLB di masa mendatang

9. Tim penanggulangan KLB

10. Tanggal pembuatan laporan.

Contoh Kurva :

15
2.11. Laporan Bulanan KLB

ISI :

1. Nama KLB

2. Lokasi KLB : Desa, Kecamatan/puskesmas, Kabupaten/ Kota

3. Tanggal mulai dan berakhirnya KLB (periode serangan)

4. Jumlah kasus dan kematian

5. Populasi rawan

6. Keterangan lain : data laboratorium

16
17
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Kejadian Luar Biasa (KLB) Adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah
dalam suatu kurun waktu tetentu (Permenkes RI
No.560/Menkes/Per/VIII/1989).
2. Identifikasi kondisi rentan KLB Mengidentifikasi secara terus menerus
perubahan kondisi lingkungan, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan,
kondisi status kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan KLB
di daerah.
3. PWS kondisi rentan KLB Setiap sarana pelayanan kesehatan merekam
data perubahan kondisi rentan KLB menurut desa/kelurahan atau lokasi
tertentu, menyusun tabel dan grafik PWS kondisi rentan KLB.
4. Surveilans epidemiologi adalah kegiatan pengumpulan data tentang
distribusi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian/ peristiwa
kesakitan, kematian,dan kesehatan lainnya pada kelompok penduduk
tertentu untuk kemudian dilakukan pengolahan, analisis, dan
penyebarluasan, yang dilakukan secara terus menerus untuk kepentingan
penanggulangannya.
5. Surveilans Terpadu Penyakit (STP) adalah pelaksanaan surveilans epidemiologi
penyakit menular dan surveilans epidemiologi penyakit tidak menular dengan
metode pelaksanaan surveilans epidemiologi rutin terpadu beberapa penyakit
yang bersumber data Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

18
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/TOSHIBA/Documents/laporan%20pws%20penyakit%20potensial
%20wabah.pdf.pdf

https://www.scribd.com/doc/106258517/Makalah-Surveilans-Fixx

19

Anda mungkin juga menyukai