Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan
Karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
tugas
modul ini yang berjudul “Limbah Dan Pencemaran Pada Tanah” dengan tepat waktu
tanpa kurang suatu apapun.
Makalah ini dapat penulis selesaikan dengan bantuan banyak pihak yang
terkait. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Murbangun Nuswowati, M. Si. dan Ibu Rifa Atunnisa, S.Hut.,
MSi.,
Ph.D, Selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Lingkungan.
2. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam makalah ini diuraikan tentang limbah dan pencemaran tanah.
Penulis telah menulis makalah ini dengan maksimal. Namun penulis menyadari
adanya
kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam penyusunan makalah ini, oleh karena
itu
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
DAFTAR ISI
B Uraian Materi
1. Pengertian Pencemaran Tanah
Para ahli banyak mendefinisikan atau memberikan pengertian
tentang pencemaran. Pencemaran tanah merupakan keadaan dimana
adanya berbagai bahan substansi kimia yang masuk ke dalam lapisan
tanah sehingga mengubah struktur dan lingkungan di dalam tanah
(Harjdjowigeno, 2003). Pencemaran tanah adalah keadaan dimana
bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah
alami. Pencemaran tanah adalah suatu kondisi masuknya satu atau
banyak benda kimia, fisik, atau biologis ke dalam tanah di mana
benda-benda tersebut bisa merusak struktur tanah dan membuat
tanaman menjadi sulit untuk beradaptasi
(Sumber:https://www.jatikom.com/2016/08/pengertian-pencemaran-tan
ah-penyebab.html#ixzz57bkliEyk). Pencemaran ini biasanya terjadi
karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial. Sumber utama dari adanya pencemaran tanah ini adalah
adanya kebocoran limbah kimia yang biasanya ada di pabrik baik itu
bahan kimia organik maupun yang kimia tulen. Biasanya di dalam
pabrik tempat pembuangan limbah kimia ini terdapat di dalam bunker
yang terdapat di dalam tanah
sehingga sangat rawan terjadi kebocoran. Jika bunker tersebut sudah
bocor maka selanjutnya yang terjadi adalah masuknya berbagai zat
kimia tersebut ke dalam tanah dan merusak struktur tanah itu sendiri.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 Tahun 2000 tentang
Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: "Tanah
adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi
yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai
sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang
kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya”. Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia,
banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 Tahun 2000 di
sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah
berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan
tanah".
Pencemaran terjadi karena adanya zat pencemar, zat pencemar
dapat didefinisikan sebagi zat kimia (cair, padat maupun gas), baik
yang berasal dari alam yang kehadirannya 44 Penyehatan Tanah dipicu
oleh manusia (tidak langsung) ataupun dari kegiatan manusia yang
telah diidentifikasi mengakibatkan efek yang buruk bagi kehidupan
manusia maupun lingkungan (Notodarmojo,2005). Ketika suatu zat
berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebai zat
kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
Terjadinya pencemaran tanah disebabkan oleh masuknya
komponen pencemar yang melebihi daya dukung tanah. Penyebab
terjadinya pencemaran tanah hampir sama dengan penyebab terjadinya
pencemaran air dan pencemaran udara. Diperkirakan banyak sekali
limbah yang dibuang kedalam tanah setiap tahunya diseluruh dunia,
termasuk Indonesia. Sebagai contoh bahan buangan yang berasal dari
pembakaran senyawa anorganik seperti belerang dan nitrogen akan
berakhir di dalam tanah dalam bentuk asam sulfat dan asam nitrat.
Partikel logam seperti timbal (Pb) yang dihasilkan dari kendaraan
bermotor juga akan berakhir pada tanah.
2.Pencemar Anorganik
Pencemar anorganik terutama logam berat cenderung berada di dalam
tanah dalam waktu yang lama, meskipun status kimianya kemungkinan
berubah menurut waktu. Dibagi menjadi tiga golongan utama yaitu:
a.Garam-garam
Garam-garaman dalam tanah dapat terdisolasi menjadi kation
dan anion. Seacra alamiah, larutan tanah dan air tanah mengandung
garam-garam, sebagai contoh adalah i0n Ca2+ , Na+, K+ , Cl, SO 2-,
HCO - , CO 2- yang merupakan ion-ion utama dalam tanah. Dalam
kondisi tertentu terutama akibat aktivitas manusia, konsentrasi garam
tersebut dalam tanah akan berlebihan dan mengganggu ekosistem.
Untuk anion seperti sulfur dan khlorida mempunyai potensi sebagai
pencemar, sedangkan untuk katioan, sodium dan magnesium juga
mempunyai potensi yang sama.
c.Logam Berat
Konsentrasi alamiah logam berat yang terkandung di dalam
tanah adalah tergantung pada jenis tanah dan reaksi kimia yang terjadi
di dalam tanah. Logam berat seperti timbal, kadmium, timah dan
merkuri termasuk polutan yang paling banyak masuk ke dalam tanah
oleh aktivitas manusia. Terutama logam berat dalam tanah dan air tanah
patut mendapat perhatian yang serius paling tidak karena tiga hal
berikut:
1)Sifat racun logam dan potensi karsinogeniknya
2)Mobilitas logam dalam tanah bisa dengan cepat berubah, dari yang
tadinya immobile atau dalam bentuk logamnya menjadi bentuk terlarut
dalam spesies yang dengan mudah bisa berubah
e.Kadmium (Cadmium)
Kadmium (Cd) adalah logam yang lunak dengan berat atom 112,40.
Umumnya ditemukan dalam kondisi stabil pada valensi II, koma
seperti misalnya CdS. Dalam tanah Cd ditemukan dalam bentuk dan
spesies misalnya
1)Spesies yang dapat dipertukarkan, seperti misalnya bila ter absorpsi
karena gaya elektostatis pada permukaan lempung atau organic
particulate.
2)Fase yang dapat tereduksi misalnya, bila ter adsorpsi atau
kopresipitasi dengan oksida, hidrogsida dari Fe atau Mn atau Al yang
melapisi mineral lempung.
3)Spesies karbonat, bila mengalami presipitasi bersama karbonat atau
bikarbonat dalam Ph tinggi.
4)Lattice fase, bila terfiksasi dalam struktur kristal mineral.
5)Spesies sulfida, bila bereaksi membentuk senyawa dengan sulfida,
membentuk senyawa insoluble yang sangat stabil. Cd berada pada
larutan tanah dalam bentuk ion ataupun dalam senyawa kompleks
dengan zat organik. Kadmium merupakan logam yang sangat beracun
bagi manusia. Selain diduga karsinogenik, logam ini dapat
menyebabkan gangguan pada pencernaan, ginjal, dan kerusakan tulang.
f. Khromium (Chromium)
Chromium (Cr) adalah logam dengan berat atom 51,996. Cr
mempunyai valensi 0, III dan VI. Cr dengan valensi III merupakan
yang paling stabil, tetapi Cr dengan valensi VI sangat toksin.
Sebagaimana Cd Cr juga berasal dari pelapukan batuan asli, buangan
industri (seperti pabrik kertas, petrokimia, baja dan plating) dan
aktivitas manusia lainnya. Dalam tanah Cd dapat berubah
konsentrasinya karena proses oksidasi atau reduksi, terlarut dalam
larutan tanah, terabsorpsi pada permukaan mineral tanah atau partikel
organik, terkompleksasi oleh organik atau terpresipitasi sebagai
komponen yang tak larut.
Faktor penting yang mempengaruhi keberadaan dan status Cr
dalam tanah adalah:Yang pertama ph, karena mempengaruhi kelarutan
dan laju reduksi oksidasi sehingga mempengaruhi valensi ion dalam
larutan tanah. Kedua, keberadaan elektron donor atau elektron
penerima dimana jumlah asam organik seperti citric dan aseptic acid
dalam tanah yang dapat mengikat Cr dalam proses chelation atau
sebagai elektron donor bagi Cr- exavalen.Selain bersifat karsinogenik
kromium sangat beracun dan korosif serta iritan terhadap kulit dan
selaput lendir. Pada keracunan paparan yang bersifat kronis, kromium
dapat menyebabkan kanker paru, sedangkan pada paparan yang bersifat
akut logam ini menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh
dan bersifat iritan terhadap selaput lendir.
g. Timbal (Lead)
Timbal (Pb) merupakan logam dengan berat atom 207,19.
Logam ini mempunyai valensi II dan IV. Seperti halnya logam yang
lain di alam Pb berasal dari pelapukan batuan asal. Umumnya
peningkatan kadar Pb dalam tanah disebabkan oleh aktivitas manusia
(anthropogenik), seperti misalnya penggunaan bahan bakar mobil
(TEL= Tetra Ethyl Lead), peleburan dan pertambangan timah dan
buangan limbah industri (baterai) maupun domestik (sewage).
Distribusi Pb dalam tanah berkolerasi dengan kedalaman yaitu
menurun sesuai denagn kedalaman. Ha; ini antara lain disebabkan oleh
terbentuknya ikatan Pb dengan organik tanah yang umumnya
ditemukan pada lapisan atas tanah. Dalam tanah, Pb dapat ditemukan
dalam berbagai bentuk dan spesies. Pada daerah kering, Pb ditemukan
dalam bentuk yang dapat dipertukarkan, terabsorpsi pada permukaan
partikel tanah, dalam bentuk karbonat atau pun senyawa dengan
organik. Pada daerah yang lembab, senyawa organik Pb dapat
ditransformasi oleh aktivitas mikroorganisme menjadi timbal tetra
methyl, suatu senyawa volatile.
Secara umum, keberadaan Pb dalam tanah dikontrol oleh
komposisi tanah, mineralogi tanah, kandungan zat organik dan pH.
Timbal mempunyai efek racun pada susunan syaraf pusat, terutama
pada kanak-kanak (balita). Input atau asupan timbal ke dalam tubuh
selain melalui pernafasan dalam bentuk partikulate, dapat juga melalui
absorpsi oleh kulit dan saluran makanan. Pada orang dewasa, efek yang
ditimbulkan oleh timbal antara lain menyebabkan tekanan darah tinggi,
penurunan hemoglobin, pusing, dam pada dosis tinggi dapat
menyebabkan encelopati (sulifan dan krieger, 1992). Pada
Kanak-kanak, selain gejala atau efek yang terjadi pada orang dewasa,
ditambah dengan penurunan intelegensia.
h. Arsenikum (Arsenic)
Arsen (As) merupakan metaloit, dan xseringkalin
diklasifikasikan sebagai buka logam (wet, 1998). Arsen mempunyai
valensi +V, +III dan 0. Sebagai unsur, As mempunyai kerapan atau
densitas 5,727 gram/cm3. Secara alamiah terdapat dalam banyak
mineral, seperti misalnya FeAs2, AsS dan FeAsS. Penggunaan dalam
pertanian sebagai herbisida dan pestisida merupakan sumber utama
kontaminasi as dalam tanah atau air tanah. Dalam lingkungan yang
mengandung oksigen, as umumnya ditemukan dengan valkensi +V,
sedangkan dalam lingkungan dengan kondisi reduksi atau tanpa
oksigen, As dengan valensi +III. Asam arsenat, H3AsO4, adalah asam
lemah yang merupakan bentuk umum dari As dengan valensi +V,
sedangkan arsenit H3As03, merupakan bentuk dari As dengan valensi
+III. Pada umumnya As +5 lebih mudah terabsorpsi oleh
ferrihidroksida dalam tanah, bila dibandingkan dengan As3+, yang
berarti As3+ itu kurang afinitasnya dengan tanah.
Keracunan akut yang ditimbulkan oleh as antara lain kehilangan
darah, luka dalam perut dan gangguan pernafasan (wet, 1997). Dalam
jangan panjang, Arsen bersifat karsinogenik seperti halnya dengan air
raksa (Hg), aktivitas mikrobiologi dapat merubah As menjadi senyawa
methyl arsen. Dibandingkan dengan senyawa organik Hg maka
senyawa organik Hg kurang beracun, Senyawa organik As yang terlarut
dapat diserap oleh Fe (OH)3 yang banyak terdapat dalam tanah.
3. Pencemar Radioaktif
Material radioaktif merupakan material yang memancarkan
sinar radioaktif, yaitu partikel α, partikel β dan sunar γ. Pencemaran
tanah oleh limbah radioaktif umumnya disebabkan oleh limbah dan
aktivitas pertambangan bahan radioaktif, limbah tumpahan atau
kebocoran tempat penyimpanan limbah radioaktif yang biasanya
dikubur dalam tanah, misalnya berasal dari PLTN, reaktor nuklir dan
Rumah sakit serta Laboratorium yang menggunakan bahan radioaktif.
Pencemaran tanah dan air tanah oleh limbah nuklir atau limbah
radioaktif banyak terjadi di negara maju dan yang menggunakan energi
nuklir.
Paparan (eksposure) radioaktif menyebabkan kerusakan pada
sel yang mengakibatkan kematian atau perubahan genetis. Selain jenis
dan energi radiasi, umur radioaktif akan menurun intensitasnya sesuai
dengan perjalanan waktu. Hampir semua radionuklida mempunyai
waktu paruh yang sangat lama, hal ini berarti pencemar radioaktif akan
mempunyai potensi membahayakan manusia dan lingkungannya dalam
kurun waktu yang sangat lama.
4. Pencemar Mikrobiologis
Tanah secara alamiah terkandung mikroorganisme di dalamnya.
Variasi jenis dan jumlahnya sangat beragam, hal ini dikarenakan tanah
merupakan lingkungan hidup bagi mikroorganisme seperti bakteri,
virus, jamur, protozoa dan nematoda. Keberadaan mikroorganisme
dalam tanah tersebut banyak yang bersifat patogen baik terhadap
manusia maupun makhluk hidup lainnya. Konsentrasi berlebihan dari
mikroorganisme biasanya merupakan akibat kontaminasi. Bakteri
bersama jamur merupakan mikroorganisme yang terpenting dalam
transformasi zat pencemar dalam tanah.
Penyebab pencemaran mikroorganisme pada tanah adalah air
buangan domestik, tangki septik, pipa riol (sewer) atau efluent
pengolahan limbah yang tidak sempurna. Sedangkan mikroorganisme
patogen berasal ekskreta manusia atau makhluk hidup lainnya yang
menderita atau membawa penyakit (carrier). Sumber lainnya adalah
buangan dari tempat pemotongan hewan dan tumbuhan yang tumbuh di
daerah atau tanah yang telah tercemar oleh mikroorganisme tersebut.
Mikroba patogen mempunyai persistensi yang berbeda dalam
lingkungan di luar tubuh manusia (host). Beberapa jenis intestinal
parasit dapat hidup dalam lingkungan di luar tubuh manusia.
Mikroorganisme seperti jamur akn membuat spora yang
memungkinkan perkembangbiakan pada kondisi yang memungkinkan.
Sedangkan jenis nematoda dapat membentuk kista yang juga tahan
terhadap lingkungan yang tidak baik, kemudian akan berkembangbiak
bila lingkungannya memungkinkan.
b. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan bisa terjadi secara alami atau disebabkan perbuatan
manusia. Kebakaran yang ditimbulkan akibat aktivitas manusia pun bisa terjadi
secara sengaja tau tak sengaja. Kebakaran hutan secara alami banyak dipicu oleh
petir, lelehan lahar gunung api, dan gesekan antara pepohonan. Sambaran petir
dan gesekan pohon bisa berubah menjadi kebakaran bila kondisi hutannya
memungkinkan, seperti kekeringan yang panjang. Namun di hutan hujan tropis
seperti Indonesia, hal ini sedikit mustahil. Karena terjadinya petir biasanya akan
diiringi oleh turunnya hujan atau petir terjadi di sepanjang hujan. Sehingga
sangat tidak mungkin menimbulkan kebakaran. Pemicu alamiah lainnya adalah
gesekan antara cabang dan ranting pepohonan.
c. Gempa bumi
a.Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk
membuang dan mengalirkan (discharge) zat atau substansi
b. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk
mengolah atau membuang (dispose) zat atau substansi
c. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan transportasi zat atau
substansi
Sumber yang pertama yaitu sumber pencemaran tanah yang berasal dari
tempat atau kegiatan yang dirancang untuk membuang dan mengalirkan
(discharge) zat atau substansi, beberapa contoh sumber pencemar ini antara lain
adalah tangki septik, sumur injeksi dan land application. Pada sumber pencemar
kedua dapat dicontohkan antara lain, landfill, tempat pembuangan limbah
pertambangan, kolam penampungan dan tempat penyimpanan atau pembuangan
limbah berbahaya dan material radioaktif. Sumber pencemar Ketiga, dapat
dilihat contoh saluran riol (sewer) atau saluran limbah adalah contoh dari
sumber yang termasuk sumber pencemar 3. Selain itu jaringan pipa gas atau
pipa minyak juga termasuk kategori ini. Walaupun direncanakan dengan baik
untuk tidak bocor, tetapi resiko kebocoran tetap saja terjadi, baik karena kualitas
pekerjaan ataupun juga faktor diluar dugaan seperti bencana alam. Pada sumber
pencemar keempat contohnya Air irigasi yang berlebihan mengandung pupuk,
akan merembes ke dalam tanah dan mencemari tanah. Hal ini merupakan salah
satu contoh sumber pencemar ini. sumber pencemar kelima adalah sumur bor
untuk produk atau eksplorasi minyak, gas dan panas bumi. Pencemar berupa
senyawa kimia yang digunakan dalam pemboran ataupun air yang digunakan
dalam pemboran dapat masuk ke dalam tanah.
5. IDENTIFIKASI PENCEMARAN TANAH
A. PENCEMAR ALAMI
Saat terjadi letusan gunung berapi akan terjadi awan panas dan
muntahan lahar panas yang mengalir keseluruh permukaan tanah yang
dilalui. Saat melalui permukaan tanah akan merusak semua ekosistem
tanah, karena suhu lahar yang sangat tinggi sehingga tumbuh -
tumbuhan, hewan dan biota tanah lainnya akan mati. Disamping suhu
yang secara fisik telah menimbulkan gangguan lahar gunung berapi
juga membawa bahan-bahan yang memiliki unsur tertentu seperti sufur,
nikel dan lain-lain yang akan menimbulkan gangguan keseimbangan
unsur yang terkandung dalam tanah pula.
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180825160307-113-324
891/gunung-meletus-di-papua-nugini-warga-melarikan-diri
2. Tsunami
Sumber :
https://nasional.kontan.co.id/news/tsunami-aceh-bencana-alam-terbesar
-16-tahun-lalu
3. Banjir
Sumber :
https://www.radioidola.com/2021/bagaimana-mengantisipasi-agar-tak-t
erjadi-lagi-banjir-bandang-seperti-di-batu-malang/
B. PENCEMAR BUATAN
Limbah padat yang tidak dikelola dengan baik dan benar akan
menimbulkan pencemaran. Limbah padat merupakan bahan buangan
yang berupa padatan yang dihasilkan dari aktifitas manusia yang
berasal dari rumah tangga, perkantoran, pusat perdagangan dan
industri.
Sumber : https://www.zonareferensi.com/contoh-limbah/
Sumber :
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmesi
npencacahplastik.id%2Fcara-penanganan-limbah-padat%2F&ps
ig=AOvVaw1Sen8AtpH1hWAyLHp2xegl&ust=165244833076
2000&source=images&cd=vfe&ved=0CAkQjRxqFwoTCJiqgo
eI2vcCFQAAAAAdAAAAABAW
2. Limbah Cair
Saat ini produksi botol air mineral sangat banyak karena semua
masyarakat memanfaatkan air kemasan dalam botol plastik untuk memenuhi
ketuhan minum sehari-hari. Karena air mineral dalam botol praktis membawa
dan mudah memperolehnya sehingga sampah botol air mineral ini menjadi
melimpah dan bila tidak dikelola akan menyebabkan kerukan kualitas tanah.
Karena sampah botol air minum mineral termasuk non degradable waste, tetapi
termasuk combustable wastes. Agar tidak meni mbulkan pencemaran tanah
maka botol air mineral dapat dimanfaatakan menjadi ecobric seperti gambar di
bawah ini.
Gambar 6.3 Pembatas Taman Terbuat dari Ecobric Botol Plastik Diisi
Potongan Plastik
Sumber: diambil di halaman kampus Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
3. Styroform
4. Botol kaca
6. Limbah deterjen
7. Penggunaan pestisida
Dengan pengelolaan sampah dan limbah cair secara baik dan benar
maka pencemaran tanah dapat di cegah.
RANGKUMAN
A. Incineration
B. Polutan
C. Limbah organik
D. Limbah anorganik
E. Landfill
3. Berikut ini merupakan salah satu contoh limbah rumah tangga yaitu...
A. DDT
B. Logam berat
D. Pemakaian pestisida
6. Berikut ini adalah pencemar tanah yang berasal dari logam berat
yang bersifat karsinogenik, yaitu....
A. Mn
B. Cd
C. Fe
D. SO2
7. Sumber pencemar buatan yang berasal dari tempat atau kegiatan yang
dirancang untuk mengolah atau membuang (dispose) zat atau substansi....
A. Land aplication
B. Landfill
C. Air Irigasi
D. Saluran Rioll
8. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan transportasi zat atau
substansi....
A. Land Aplication
B. Landfill
C. Air Irigasi
D. Saluran rioll
DAFTAR PUSTAKA
Arif Zulkifli, Dasar-dasar Ilmu Lingkungan, Salemba Teknika, Jakarta, 2014.
Hanafiah, Kemas Ali, dkk, 2005, Biologi Tanah, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Mul Mulyani, Analisis Tanah, air dan Jaringan tanaman, Rineka Cipta, 1989.
Notodarmojo, Suprihanto, 2005, Pencemaran Tanah & Air Tanah, ITB, Bandung.
Rahayu, dkk, 2014, Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap lahan dan Upaya-upaya
Pemulihannya, Caraka Tani, Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol XX, IX No. 1 Maret 2014
Sutanto, Rachman, 2005, Dasar-dasar Ilmu Tanah : Konsep dan Kenyataan, Kanisius,
Yogyakarta.
Utomo, Muhajir, dkk, 2016, Ilmu Tanah : Dasar-dasar dan Pengelolaan, Pernadamedia Group,
Jakarta.