PENCEMARAN TANAH
Oleh:
MARWANTI
G1J122010
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
i
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat ............................................................. 3
1. Sifat Fisik Tanah……………………………………..4
2. Sifat Kimia Tanah……………………………………6
3. Sifat Biologi Tanah………………………………….10
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Tanah……… ............................. 13
B. Proses Pembentukan Tanah………………… ..................13
C. Klasifikasi Tanah…………………….….......................... 16
D. Struktur Tanah……………………………………………19
E. Pencemaran Tanah………………………………………..23
F. Sumber-sumber Pencemaran Tanah………………………25
G. Penyebab Pencemaran Tanah……………………………..35
H. Dampak pencemaran Tanah………………………………37
I. Penanganan Yang harus dilakukan……………………….37
J. Isu-isu terkini Pencemaran Tanah………………………..47
Contoh Soal………………………............................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh
manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti
bahwa industri dan teknologi yang maju identik dengan tingkat
kehidupan yang lebih baik. Jadi kemajuan industri dan teknologi
berdampak positif terhadap lingkungan hidup karena
meningkatkan kualitas hidup manusia. Beberapa kelompok
masyarakat ketakutan akan adanya pencemaran lingkungan
yang ditimbulkan oleh kemajuan industri dan teknologi tersebut.
Namun, kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya
dari pencemaran lingkungan tambah merumitkan permasalahan
lingkungan dan mereka pun ikut andil dalam melakukan
pencemaran.
2 1
B. Deskripsi Singkat
Kualitas tanah dapat dilihat secara sifat fisik dari tanah. Sifat
fisik tanah merupakan sifat tanah yang dilihat dari tektur,
struktur, konsistensi tanah, warna tanah, temperatur tanah.
Untuk menetapkan tektur tanah dapat dilakukan secara
kualitatif dengan melihat langsung lapangan dan secara
kuantitatif dengan melakukan pemeriksaan di laboratorium.
Sifat fisik tanah dapat dilihat dari :
a. Tekstur Tanah
Salah satu sifat fisik tanah adalah tekstur tanah,
dimana tekstur tanahtersusun dari tigagolongan besar
partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama
perbandingan antarafraksi-fraksi lempung (clay) dan
fraksi pasir (sand) dan debu (dust). Ukuran relatif partikel
tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu
padakehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya
tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah
liat.Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran.
Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai
4
lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock
fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-
bahan tanah yang lebih halus(< 2 mm) disebut fraksi
tanah halus (fine earth fraction) dan dapat dibedakan
menjadi:
Pasir : 2 mm -50µ
Debu : 50µ - 2µ
b. Struktur Tanah
Struktur tanah adalah penyusunan antar partikel
tanah primer (bahan mineral) dan bahan organik serta
oksida, membentuk agregat sekunder. Struktur tanah
merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.
c. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya
kohesi butir- butir tanah, atau daya adhesi butir-butir
tanah dengan benda lain. Konsistensi tanah sangat
dipengaruhi oleh kandungan air tanah (basah, lembab,
kering). Untuk mengetahui secara fisik dilapangan cukup
dilakukan dengan memijit-mijit tanah basah, lembab
atau kering dengan menggunakan jari-jari tangan.
d. Warna Tanah
e. Suhu
6
Suhu tanah juga menentukan kualitas tanah tersebut.
Suhu tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang
mempengaruhi proses- proses yang terjadi didalam tanah
seperti pelapukan, penguraian bahan tanah, reaksi-reaksi
kimia dan lain-lain dan dapat mempengaruhi langsung
pada pertumbuhan tanaman melalui percobaan
kelembaban tanah, aerasi, aktivitas mikroba, ketersediaan
unsur hara tanaman, dan lain-lain.
7
lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama
b. C-Organik
Bahan organik merupakan unsur yang berperan
dalam meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun
biologi tanah. Bahan organik tanah sangat menentukan
interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam
ekosistem tanah. Kandungan bahan organik dalam bentuk
C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari
2 persen, agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak
menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi
mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan
bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun.
c. Fosfor
Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan
organik, pupuk buatan dan mineral-mineral didalam tanah.
Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH
sekitar 6-7. Di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor
yaitu fosfor organik dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor
organik biasanya terdapat banyak di lapisan atas yang
lebih kaya akan bahan organik. Kadar P organik
dalam bahan organik kurang lebih sama kadarnya dalam
8
tanaman yaitu 0,2 – 0,5 %. Jika kekurangan fosfor,
pembelahan sel pada tanaman terhambat dan
pertumbuhannya kerdil.
d. Kalium (K)
Kalium merupakan unsur hara diserap oleh tanaman
f. N-Total
g. Kalsium (Ca)
Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral
essensial sekunder seperti Magnesium dan Belerang.
Adapun manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan
pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan
batang dan membantu keberhasilan penyerbukan,
membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa
enzim.
h. Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan unsur pembentuk
klorofil. Seperti halnya dengan beberapa unsur hara
lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan
10
perubahan warna yang khas pada daun. Kadang- kadang
pengguguran daun sebelum waktunya merupakan akibat
dari kekurangan magnesium.
11
dapat dipertukarkan lebih mudah dari tanah dengan
kejenuhan basa 50%.
3. Sifat Biologi Tanah
Tanah yang sehat akan banyak mikroorganisme yang
beraktifitas dana hidup didalam tanah, namun bila tanah tidak
sehat maka banyak mikroorganisme yang mati. Biologi tanah
merupakan studi tentang biota (organisme) yang hidup dan
beraktivitas di dalam tanah,yang melalui aktivitas
metaboliknya, peranannya dalam aliran energi dan siklus hara
berkaitanerat dengan produksi bahan organik primer
(tanaman). Sifat biologi tanah dapat dilihat dari :
a. Total Mikroorganisme Tanah
Jumlah total mikroorganisme yang terdapat didalam
tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility
indeks), tanpa mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah
yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme,
populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai
makanan atau energi yang cukup ditambah lagi dengan
temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup,
kondisi ekologi lain yang mendukung perkembangan
mikroorganisme pada tanah tersebut.
12
dan jamur. Kapang dan jamur mempunyai arti penting
bagi pertanian.
c. Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat
13
a. Total Mikroorganisme Tanah
d. Cacing Tanah
16
B. Proses Pembentukan Tanah
Tanah, campuran variabel mineral, bahan organik, dan air
yang mampu mendukung kehidupan tanaman di permukaan
bumi, merupakan kebutuhan paling mendasar untuk pertanian.
Ini adalah produk akhir dari tindakan pelapukan proses fisik,
kimia, dan biologis pada batuan, yang sebagian besar
menghasilkan mineral lempung. Bagian organik tanah terdiri
dari biomassa tanaman dalam berbagai tahap pembusukan.
Populasi tinggi bakteri, jamur, dan hewan seperti cacing tanah
dapat ditemukan di tanah. Tanah mengandung ruang udara dan
umumnya bertekstur gembur
Pembentukan tanah atau pedogenesis adalah proses
evolusi tanah di bawah pengaruh berbagai faktor fisik, biologi,
iklim, dan geologi. Pembentukan tanah terjadi melalui
serangkaian perubahan bahan induk yang kesemuanya bermuara
pada terbentuknya lapisan-lapisan tanah yang disebut juga
horizon tanah.
Fraksi padat dari tanah produktif yang khas adalah
sekitar 5% bahan organik dan 95% bahan anorganik.
Beberapa tanah, seperti tanah gambut, mungkin
mengandung sebanyak 95% bahan organik. Tanah lain
mengandung sedikitnya 1% bahan organik.
17
Tanah khas menunjukkan lapisan khas yang disebut cakrawala,
dengan kedalaman yang meningkat . Cakrawala terbentuk sebagai hasil
interaksi kompleks antara proses yang terjadi selama pelapukan. Air
hujan yang meresap melalui tanah membawa padatan terlarut dan
koloid ke cakrawala yang l ebih rendah di mana mereka diendapkan.
Proses biologis, seperti pembusukan bakteri dari sisa biomassa tanaman,
menghasilkan CO yang sedikit asam, asam organik, dan senyawa
kompleks yang dibawa oleh air hujan ke cakrawala yang lebih
rendah di mana mereka berinteraksi dengan lempung dan
mineral lainnya, mengubah sifat mineral. Lapisan atas tanah,
biasanya dengan ketebalan beberapa inci, dikenal sebagai
cakrawala A, atau tanah lapisan atas. Ini adalah lapisan aktivitas
biologis maksimum dalam tanah, mengandung sebagian besar
bahan organik tanah, dan sangat penting untuk produktivitas
tanaman. Berbagai tanah mungkin memiliki berbagai cakrawala
Pembentukan tanah atau pedogenesis adalah proses
evolusi tanah di bawah pengaruh berbagai faktor fisik, biologi,
iklim, dan geologi.
18
terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah.
Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses
fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
19
Oleh karena itu, mineral yang tersusun dari unsur-unsur ini—
khususnya silikon dan oksigen—merupakan sebagian besar
fraksi mineral tanah. Konstituen mineral tanah yang umum
adalah kuarsa yang terbagi halus (SiO 2), ortoklas
C. Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah (alami) yang ada di dunia ini
berbagai macam, karena banyak negara menggunkan sistem
klasifikasi yang dikembangkan sendiri oleh negara tersebut. Di
Indonesia saja sekarang ini paling sedikit dikenal tiga sistem
klasifikasi tanah yang masing–masing dikembangkan oleh Pusat
Penelitian Tanah Bogor, FAO/UNESCO, dan USDA (Amerika
Serikat). Ketiga sistem klasifikasi tanah ini memiliki
kekurangan dan kelebihan jika diaplikasikan ke tanah-tanah di
Indonesia, sehingga pada KONGRES X HITI (Desember 2011)
disepakati akan dibentuk Sistem Klasifikasi Tanah
Nasional yang diharapkan akan dapat mewakili sifat-sisat tanah
yang tersebar di Indonesia.
20
1. Taksonomi Tanah (USDA)
2. Sistem FAO/UNESCO
21
penciri pada Taksonomi Tanah USDA dan sebagian dari
sistem klasifikasi tanah FAO/UNESCO sendiri. Nama–
nama tanah yang diambil dari nama–nama klasik terutama
nama–nama tanah Rusia yang sudah terkenal, serta nama–
nama tanah yang digunakan di Eropa Barat, Kanada,
Amerika Serikat, dan beberapa nama baru yang khusus
dikembangkan untuk tujuan ini (misalnya Luvisol dan
Acrisol). Dari uraian diatas tampak bahwa sistem ini
merupakan kompromi dari berbagai sistem. Tujuannya jelas
agar dapat diterima oleh semua pihak. Walaupun demikian,
sistem ini lebih tepat disebut sebagai suatu sistem satuan
tanah daripada suatu sistem klasifikasi tanah karena tidak
disertaidengan pembagian kategori yang lebih terperinci.
22
1975), sistem tersebut telah ppuka mengalami
penyempurnaan. Perubahan tersebut terutama menyangkut
definisi jenis–jenis tanah (great group) dan macam tanah
(subgroup). Dengan perubahan–perubahan definisi tersebut
maka disamping nama–nama tanah lama yang tetap
dipertahankan dikemukakanlah nama–nama baru yang
kebanyakan mirip dengan nama–nama tanah dari
FAO/UNESCO, sedang sifat–sifat pembedanya digunakan
horison–horison penciri seperti yang dikemukakan oleh
USDA dalam Soil Taxosonomy (1975) ataupun oleh
FAO/UNESCO dalam Soil Map of the World (1974).
1. Tanah Lempung
Tanah lempung adalah jenis tanah yang sangat
baik untuk berkebun. Tanah ini merupakan perpaduan
antara tanah liat, tanah berpasir, dan lumpur. Tanah ini
terdiri dari partikel-partikel yang sangat halus dan tidak
mengandung banyak bahan organik, teksturnya lengket.
Lalu, tanah liat bisa mempertahankan kelembapannya
dengan baik, sehingga lebih kaya akan nutrisi
dibandingkan dengan jenis tanah lainnya.
2. silt (lumpur), dan
23
3. sand (pasir).
D. Struktur Tanah
24
1. Mengecek kondisi lingkungan sekitar
Kualitas tanah bisa dilihat melalui kandungan didalamnya.
Tanah yang baik adalah yang tidak terkontaminasi dengan
berbagai bahan kimia.Melalui strukturnya, Anda bisa
melihat apakah kandungan tanah tersebut cukup baik dan
stabil.
25
4. Melakukan perhitungan sistem penyerapan air
Mengenali karakteristik tanah juga akan mempermudah
Anda dalam membangun sistem penyerapan air. Saat
hendak membangun penyerapan air, Anda harus memilih
tanah dengan struktur yang memiliki kandungan air tinggi
sehingga mempermudah proses penggalian dan aliran air.
6. Melakukan penelitian
Dengan melakukan penelitian pada struktur pada tanah,
peneliti bisa mempelajari perubahan cuaca dan iklim di
suatu daerah.Hal ini bermanfaat untuk menghindari bencana
yang bisa saja terjadi di kemudian hari seperti banjir.
Sehingga bisa melakukan pencegahan lebih awal.
26
1. Struktur tanah granular (butiran)
Struktur granular memiliki karakteristik dengan
bentuk membulat dan mempunyai banyak sisi serta
setiap gumpalannya tidak berpori. Tanah dengan struktur
ini cenderung tidak terlalu kering.
2. Struktur tanah remah (crumb)
Bersifat kebalikan dengan granular, tanah dengan
struktur remah cenderung lebih kering dan gumpalan
tanahnya terlihat berpori. Tanah dengan struktur ini
sering dijumpai pada wilayah dengan curah hujan
rendah.
3. Struktur tanah gumpal membulat dan bersudut
Struktur ini terbentuk dari gumpalan-gumpalan tanah
yang membulat dan secara fisik terlihat cukup jelas.
Seperti pada struktur gumpal membulat, tanah dengan
struktur ini juga menggumpal namun memiliki rusuk
bersegi yang tajam.
4. Struktur tanah lempeng (Platy)
Tanah lempeng memiliki struktur yang sumbu
horizontalnya lebih panjang daripada sumbu vertikalnya.
Namun, jika dilihat nampak seperti lempengan tanah.
5. Struktur tanah tiang (Columnar)
27
Tanah tiang adalah kebalikan dari tanah lempeng.
Tanah ini memiliki struktur yang sumbu horizontalnya
lebih panjang daripada sumbu vertikal. Dan jika dilihat
sedikit membulat.
6. Struktur tanah prismatik (Prismatic)
Tanah lempeng memiliki struktur yang sumbu
horizontalnya lebih pendek daripada sumbu vertikalnya.
Namun, jika dilihat dari atas tidak berbentuk membulat.
Tekstur Tanah
Selain dibagi menjadi bermacam-macam struktur,
tanah juga memiliki jenis tekstur yang berbeda yaitu:
28
Terdiri dari kandungan tanah liat sebesar 37,5%
Tanah liat membentuk pori-pori yang semakin
mengecil
Tanah terasa lebih padat dan berat
Semakin banyak debu, pori-pori semakin banyak
E. Pencemaran Tanah
29
Jadi, ada pencemaran tanah alamiah dan ada pencemaran tanah
buatan.
30
Sedangkan permasalahan lingkungan lainnya yang juga
menjadi permasalahan serius adalah perihal perubahan
iklim, global warming atau pemanasan global dan kepunahan
satwa. Polusi yang terjadi pada tanah disebabkan karena adanya
pengendapan akibat bahan limbah, baik yang berupa limbah
padat maupun limbah cair. Pengendapan tersebut terjadi di
permukaan tanah hingga di bawah tanah. Proses pengendapan
ini bisa mencemari tanah dan tentunya air tanah juga.
31
Efek pada kesuburan tanah
32
Telah diketahui dengan baik bahwa karena pestisida dan
senyawa asing lainnya tetap berada di tanah untuk jangka
waktu yang lebih lama, hal-hal berikut terjadi:
33
3. limbah dan pencemar dalam tanah
4. Detergen yg bersifat non biodegradable
5. logam-logam berat (Zn, Pb, Cd, Hg)
6. senyawa organik volatil (VOC) seperti benzena, toluena, xilena,
diklorometana, trikloroetana, dan trikloroetilena.
34
Batas Batas
No. Rerata Tanah
Logam Minimum Maksimum
Terkontaminasi
berat
Cadmium
1. (Cd) 0,62 μg/g 0,1 μg/g 1,0 μg/g
Mercury
2. (Hg) 0,098 μg/g 0,01 μg/g 0,06 μg/g
Arsenic
3. (As) 6,03 μg/g 5 μg/g 10 μg/g
4. Lead (Pb) 29,2 μg/g 10 μg/g 20 – 50 μg/g
Angka ini akan meningkat
5. (Se) 0,4 μg/g padadaerah asam dan semi
asam
Tabel 2.2 Batas Kandungan Logam Berat yang Tidak
Tercemar
36
Tabel 2.4 Kriteria Baku Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Ambang Metode
No. Parameter Kritis Pengukuran Peralatan
1. Ketebalan < 20 cm Pengukuran Meteran
Solum Langsung
2. Kebatuan > 40 % Pengukuran Meteran;
Permukaan langsung counter (line
imbangan atau
batu
total)
tanah
dan
dalam
luasan
unit
37
Pb 2-200
Konsentras Rata-
i rata Kumulati
38
Kementerian ESDM Republik Indonesia mengeluarkan
peraturan No. 045 tahun 2006 tentang limbah lumpur pada
kegiatan pengeboran minyak dan gas bumi. Tabel baku
mutu logam berat limbah lumpur ditampilkan pada tabel
berikut.
40
Tabel 2.5 Kriteria Baku Kerusakan Tanah di Lahan Basah
Ambang Metode
No. Parameter Kritis Pengukuran Peralatan
15
41
mikroba tanah Techniqu Colony
counter
Sumber: peraturan pemerintahan RI Nomor 150 tahun 2000
Catatan :
- Untuk lahan basah yang tidak bergambut dan kedalaman pirit
> 100 cm, ketentuan kedalaman air tanah dan nilai redoks
tidak berlaku.
42
dan Belanda, nilai ambang batas untuk Pb 5-6 kali lebih besar
dari negara industri lainnya. Untuk Indonesia dengan tingkat
pelapukan tanah yang intensif, kemungkinan daya sangga tanah
terhadap logam berat lebih rendah sehingga nilai ambang batasnya
akan lebih rendah dari negara industri tersebut. Ada beberapa hasil
penelitian yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk tindakan
reklamasi lahan. Pada tabel berikut dicantumkan data kisaran nilai
ambang logam berat dalam tanah (Pickering 1980).
1. Limbah Padat
2. Limbah Cair
3. Limbah Anorganik
44
4. Limbah Organik
48
I. PENANGANAN YANG HARUS DILAKUKAN
49
2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak
dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan
dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar
seperti plastik dan serat baik secara individual maupun
dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman,
sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah
yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotongpotong
menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
1. Remediasi
52
yaitu, mampu menyerap lebih dari 10.000 ppm Mn, Zn, Ni;
menyerap lebih dari 1.000 ppm untuk Cu dan Se; dan menyerap
lebih dari 100 ppm untuk Cd, Cr, Pb, dan Co.
Proses Fitoremediasi
53
1. Phytoacumulation : tumbuhan menarik zat kontaminan
sehingga berakumulasi disekitar akar tumbuhan
Keuntungan Fitoremediasi
adanya bencana Alam seperti gempa bumi yang baru baru ini
terjadi di Cianjur turut menjadi salah satu penyebab terjadinya
pencemaran tanah.nLiputan6.com, Jakarta - Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI
55
Suharyanto, menyatakan, ratusan rumah ibadah rusak akibat gempa
di Cianjur. Kerusakan itu tersebar di 15 kecamatan di seluruh
wilayah Kabupaten Cianjur. “Sebanyak 124 rumah ibadah rusak,
ada di 15 kecamatan wilayah terdampak gempa di Cianjur,” kata
Suharyanto saat jumpa pers daring, Rabu (23/11/2022). akibat dari
banyaknya kerusakan yang terjadi maka sampah bangunan yang
bertumpuk akan merusak bagian bagian tanah dan turut menjaadi
penyebab terjadinya pencemaran tanah.
56
CONTOH SOAL:
Pembahasan:
(jawab: tanah akan menjadi terlalu asam dan tidak subur sehingga
hasil panen akan menurun)
57
DAFTAR PUSTAKA
58
Si t e Default, “10 Jenis Tanah Untuk Pertanian dan
Perkebunan”, Ilmugeografi.com, 28 Oktober
2018, https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/jenis-
tanah-untuk- pertanian
, “Ciri Ciri Tanah Subur dan Tidak Subur”, 14 November
2015, https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/ciri-ciri-
tanah-subur-dan-tidak-subur
https://www.academia.edu/19554465/2_laporan_tekstur_
tanah
59
60
6