Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalahyang membahas tentang“Mitigasi Pencemaran Tanah”
pada penulisan makalah ini, kami berusaha menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti oleh semua orang,sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca.
Makalah ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa
kesehatan.Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak lah sempurna, masih
banyak kekurangan dan kelemahan didalam penulisan makalah kami, baik dalam segi bahasa
dan pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran
yang sifatnya membangun demi mencapainya suatu kesempurnaan dalam makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang

Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber
dayaalamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat
subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya
banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan
mudakembali yang kaya akan unsur hara. 
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanahIndonesia
banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikandampak jangka
panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak  bisa
disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas,seperti
pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi
penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti olehdampak negatif yang
merugikan masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan
sekitarnyamenyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan
air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian,
terganggunyakenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan
kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi,
sertakekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau
hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang
dilakukansecaraterbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan
bumi.Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali
denganmenggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal
bekastambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlumendapatkan
perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut
mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan
merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauhterhadap kesehatan makhluk hidup.
Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai
pencemaran tanah beserta dampaknyaterhadap lingkungan di sekitarnya

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa arti tanah dan pencemaran tanah


2. Apa yang menjadi sumber pencemaran tanah'.
3. Apa dampak pencemaran tanah
4. Bagaimana cara mencegah pencemaran tanah
5. Bagaimana cara menanggulangi pencemaran tanah

1.3 Tujuan

1. Memahami arti tanah dan pencemaran tanah


2. Mengetahui apa yang menjadi bahan pencemaran tanah'.
3. Mengetahui dampak pencemaran tanah.
4. Mengetahui bagaimana cara menanggulangi pencemaran tanah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pencemaran Tanah

Pencemaran adalah masuknya energi atau bahan ke dalam lingkungan


yangmenyebabkan timbulnya perubahan yang merusak lingkungan, kesehatan,
dankeberadaan manusia dan organisme lainnya. Timbulnya pencemaran ini selain
karena proses alam, seperti hujan asam dan gunung merapi, juga di sebabkan oleh
aktifitasmanusia yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Secara umum,
pencemaranterdiri dari pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah, dan
juga pencemaran suara.
Pencemaran tanah adalah keadaandimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karenakebocoran limbah
cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaanpestisida,masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub- permukaan, kecelakaan kendaraaan
pengangkutminyak,zat kimia, atau limbah; air limbah daritempat penimbunan sampahserta
limbahindustriyang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat ( illegal
dumping ).
Ketika suatu zat berbahaya/beracuntelah mencemari permukaan tanah, makaia dapat
menguap, tersapu air hujandan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaranyang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah.Zat beracun di tanah tersebut
dapat berdampak langsung kepadamanusiaketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah
dan udara di atasnya.
Pencemaran tanah adalah masuknya bahan atau zat yang menurunkan kualitastanah.
Penyebab pencemaran tanah berasal dari zat kimia (limbah industri, pupuk  buatan, dan
deterjen), sampah organik yang di buang kesungai, parit, atau kolam yangakan mengalami
pembusukan, insektisida yang digunakan untuk memberantas hama,tumpahan minyak, serta
sampah plastik yang dapat menurunkan porositas tanah.
Keprihatinan atas pencemaran tanah berasal terutama dari risiko kesehatan,dari
kontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi, uap dari kontaminan, dan dari
kontaminasi sekunder persediaan air dalam dan mendasari tanah. Jeniskontaminasi atau
pencemaran biasanya muncul dari pecahnya tanki penyimpanan bawah tanah, aplikasi
pestisida, perkolasi air permukaan terkontaminasi untuk strata bawah permukaan, minyak dan
bahan bakar dumping, pencucian limbah dari tempat pembuangan sampah atau debit
langsung dari limbah industri untuk tanah.
Bahan kimia yang paling umum terlibat adalah minyak hidrokarbon,
pelarut, pestisida, timah dan lainnya logam berat. Ini terjadinya fenomena ini
berkorelasidengan tingkat industrialisasi dan intensitas penggunaan kimia. Diobati
limbahlumpur, yang dikenal di industri sebagai biosolids, telah menjadi kontroversialsebagai
pupuk untuk tanah. Karena merupakan produk sampingan dari pengolahanlimbah, umumnya
mengandung kontaminan seperti organisme, pestisida, dan logam berat dibandingkan tanah
lainnya.

2.2. Bahan Pencemaran Tanah


Pupuk buatan, obat pembasmi hama seperti pestisida, herbisida, biladigunakan secara
berlebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah, merubah sifatfisis, sifat kimia dan sifat
biologis tanah, sehingga menganggu pertumbuhan tumbuh-tumbuhan.
Sampah dan bahan buangan dan benda padat yang makin meningkat jumlahnya dapat
menjadi bahan pencemar tanah, apalagi yang sukar diuraikan oleh bakteri pengurai.
Timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asamsulfida, adanya zat mercury,
chrom dan arsen pada timbunan sampah dapatmenimbulkan gangguan terhadap bio tanah,
tumbuhan, merusak struktur permukaandan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam,
baik yang terlarut maupun tidak  pada permukaan tanah menjadi racun, Timbunan sampah
yang berasal dari limbahdomestik dapat mengganggu/ mencemari karena lindi (air sampah),
bau dan estika.Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak
bisadimanfaatkan.
Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia. banyak darigas SO2
yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin berakhir dengan sulfat
yang masuk ke dalam tanah atau tertampung di atas tanah. Tanah jugasebagai tempat
penampungan banyak limbah-limbah dari rembesan penumpukantanah (landfill), kolam
lumpur (lagoon), dan sumber-sumber lainnya. Dalam beberapakasus, lahan pertanian dari
bahan-bahan organik berbahaya yang dapat mengurai juga merupakan tempat pembuangan
yang menyebabkan pencemaran tanah terjadi.Mikroorganisme tanah melalui
aktivtasnya dapat menghilangkan CO dari atmosfir.Oleh karena itu tanah merupakan tempat
penampungan dari karbon monoksida.
Degradasi kimia dari pestisida telah dibuktikan secara eksperimen dalamtanah yang
telah disterilkan dari semua aktivitas mikroba. Sejumlah pestisida mengalami reaksi foto
kimia , yaitu suatu reaksi yang berlangsung dengan terjadinyaabsorbsi dari cahaya. Dari
reaksi ini dihasilkan terutama isomer-isomer dari pestisidayang terlibat reaksi.
Akhir-akhir ini telah dapat dibuktikan bahwa Rhizosphere merupakan bagianyang
paling penting dari tanah dalam kemampuannya untuk menyelenggarakan
biodegradasi dari sampahsampah. Rhizosphere adalah lapisan dari tanah di manaakar-akar
tanaman secara umum beraktivitas. Ini merupakan lapisan dimana biomassameningkat dan
sangat penting bagi sistem akar tanaman dan bergabungnyamikroorganisme-
mikroorganisme dengan akar tanaman. Rhizosphere dapatmengandung 10 x biomassa
mikroba per satuan volume lebih banyak daripada tanahyang tidak mempunyai lapisan
rhizophere. Populasinya bervariasi sesuai dengankarakteristik dari tanah, tanaman dan
karakteristik akarnya, kandungan uap air, daneksposure pada oksigen. Bila suatu daerah
terespose oleh senyawa senyawa
bahan pencemar, mikroorganisme dapat beradaptasi terhadap biodegradasi dan bisa tetapting
gal di daerah tersebut

2.3. Dampak pencemaran tanah

2.3.1. Dampak Pencemaran Pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada


tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentananpopulasi yangterkena. Kromium, ber
bagai macam pestisida danherbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi
.Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal padaseluruh populasi.
Paparan kronis terhadap benzena pada konsentrasitertentu dapat meningkatkan kemun
gkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakanginjal,beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB
dan siklodiena terkait padakeracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan
gangguan padasaraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang
perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapamacam
dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih,iritasi mata dan ruam kulit
untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas.Yang jelas, pada dosis yang besar,
pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.

2.3.2. Dampak Pencemaran Tanah pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.Perubahan


kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan
kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan inidapat meny
ebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik danantropoda yang hidup di
lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkandapat memusnahkan beberapa spesies primer
dari rantai makanan, yang dapatmemberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan
lain dari rantaimakanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawahpiramida makanan dapat menelan bahan kimiaasing yang
lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk  penghuni piramida atas. Banyak
dari efek-efek ini terlihat pada saat
ini, sepertikonsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur,meningkatn
ya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesiestersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanamanyang pada akhirnya
dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal inidapat menyebabkan dampak lanjutan
pada konservasi tanaman di manatanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memilikiwaktu paruh
yang panjang dan pada kasus lain bahan- bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan
pencemar tanah utama.

2.4. Penanggulangan Pencemaran Tanah

2.4.1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yangtercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in situ (atau on-site) dan ex-situ(atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihanini lebih murah dan
lebih mudah, terdiri dari pembersihan venting (injeksi).Pembersihan off-site meliputi
penggalian tanah yang tercemar dankemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di
daerah aman, tanahtersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpandi bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangkitersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang
kemudiandiolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh
lebihmahal dan rumit.
2.4.2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah denganmenggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi
zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan
air).Hal yang perlu diketahui dalam melakukan remediasi, yaitu:
1.Jenis pencemar (organic atau anorganik),
2.Terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak,
3.Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari lingkungan tersebut,
4.Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P),
5.Jenis tanah,
6.Kondisi tanah (basah, kering)
7.Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut,
8.Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera atau bisaditunda).

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah denganmenggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Atau bioremediasi
adalah penggunaan mikriirganisme untuk menurangi polutan di lingkungan.Bioremediasi
adalah proses penguraian limbah organik atau anorganik polutan.Yang termasuk polutan-
polutan antara lain :
-Logam-logam berat,
- petrolum hidrokarbon, dan
-senyawa-senyawa organic terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, danlain-lain.
Tujuan bioremediasi adalah untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida danair). Kelebihan teknologi
ini adalah :
1.Relatif lebih ramah lingkungan,
2.Biaya penanganan yang relative lebih murah,
3.Bersifat fleksibel.
Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh
mikroorganismememodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia
polutantersebut, yang disebut dengan biotransformasi. Pada banyak
kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracunterdegradasi,
strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadimetabolit yang tidak berbahaya
dan tidak beracun.
Pendekatan umum untuk meningkatkan kecepatan biotransformasi/biodegradasi
adalah dengan cara :
1.Seeding : mengoptimalkan populasi aktivitas mikroba indigenous(bioremediasi
intrinsic) dan atau penambahan mikroorganismeexogenous (bioaugmentasi.
2.Feeding : memodifikasi lingkungan dengan penambahan nutrisi(biostimulasi) dan
aerasi (bioventing).
Bioremediasi terbagi 2 :
1.In situ : dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar 
2.Ex situ : tanah tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampunganyang lebih
terkontrol. Lalu diberi perlakuan khusus dengan memakaimikroba. Bioremediasi ex-situ bisa
lebih cepat dan mudah dikontrol.Dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis
kontaminan dan jenistanah yang lebih beragam.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
1.Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien,
pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb.
2.Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitumikroorganisme yang
memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
3.Penerapan immobilized enzymes.
4.Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan ataumengubah pencemar.

Kunci sukses bioremediasi adalah :


1.Dilakukan karakterisasi lahan (site characterization) :
a. sifat dan struktur geologis lapisan tanah. 
b.lokasi sumber pencemar.
c.perkiraan banyaknya hidrokarbon yang terlepas dalam tanah.
d.sifat-sifat lingkungan tanah : derajat keasaman (pH), temperatur tanah,kelembaban
hingga kandungan kimia yang sudah ada, kandungannutrisi, ketersediaan oksigen.
e.mengetahui keberadaan dan jenis mikroba yang ada dalam tanah.

2.Treatability study.

a.Sesudah data terkumpul, kita bisa melakukan modeling untuk menduga pola distribusi


dan tingkat pencemarannya. Salah satu teknik modelingyang kini banyak dipakai adalah
bioplume modeling dari US-EPA. Disini, diperhitungkan pula faktor perubahan
karakteristik pencemar akibat reaksi biologis, fisika dan kimia yang dialami di dalam
tanah.
b.Rekayasa genetika terkadang juga perlu jika mikroba alamiah tak memuaskan hasilnya.
c.Treatability study juga akan menyimpulkan apakah reaksi dapat berlangsung secara
aerobik atau anaerobik.
Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen”
yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi darigen-gen yang
bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang
 bagaimana mikroba” memodifikasi polutan beracun menjadi tidak 
 berbahaya.
Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratoriumdapat lebih
efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganismerekombinan yang diciptakan dan pertama
kali dipatenkan adalah bakteri"pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa
hidrokarbonyang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuhlebih
cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami
atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akantetapi, penemuan
tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strainrekombinan ini hanya dapat mengurai
komponen berbahaya dengan jumlahyang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk
mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan
dilingkungan.
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
1. Biostimulasi. 
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalamair atau tanah
yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan danaktivitas bakteri remediasi yang
telah ada di dalam air atau tanahtersebut.
2. Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminantertentu
ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara iniyang paling sering
digunakan dalam menghilangkan kontaminasi disuatu tempat. Hambatan yang ditemui
ketika cara ini digunakan adalahm sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang
tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para
ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremedi
asi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yangasing kemungkinan sulit
untuk beradaptasi.
3. Bioremediasi Intrinsik 
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yangtercemar.
Kelas zat kimia yang sering diolah dengan bioremediasimenjadi peluang kedepan
untuk pengembangan green business yang berbasis pada teknologi bioremediasi dengan :
1.System One Top Solution (close system).
2.Dengan pendekatan multi-proses remediation technologies,
artinya pemulihan (remediasi) kondisi lingkungan yang terdegradasi dapatditeruskan
sampai kepada kondisi lingkungan seperti kondisi awalsebelum Kontaminasi ataupun
pencemaran terjadi.Usaha mencapai total grenning program ini dapat dilanjutkan
denganrehabilitasi lahan dengan melakukan kegiatan phytoremediasi
dan penghijauan (vegetation establishement) untuk lebih efektif dalammereduksi,
mengkontrol atau bahkan mengeliminasi hasil bioremediasikepada tingkatan yang sangat
aman lagi buat lingkungan.
Biaya teknologi Bioremediasi di Indonesia berada didalam kisaran 20-200 USD per
meter kubik bahan yang akan diolah (tergantung
dari jumlah dan konsentrasi limbah awalserta metoda aplikasi), jauh lebihmurah dari harga
yang harus dikeluarkan dengan teknologi lain sepertiincinerasi dan soil washing (150-600
USD).Bagi industri, penanganan lahan tercemar dengan teknologi bioremediasi memberikan
nilai strategis :
1.Effisiensi, kesadaran bahwa banyak sumber daya alam kita adalahnon-renewable resources
(ex. minyak dan gas), dengan teknologiramah lingkungan yang cost-effective (seperti
bioremediasi) akansecara langsung berimplikasi kepada pengurangan biaya pengolahan.

2.Lingkungan, ketika suatu perusahaan begitu konsern denganlingkungan, diharapkan akan


terbentuk sikap positif dari pasar
yang pada akhirnya seiring dengan kesadaran lingkungan masyarakat akan
mengkondisikan masyarakat untuk lebih memilih “green Industry”dibanding industri yang
berlabel “red industri” atau mungkin “black industry”, evaluasi
kinerja industri dalam pengelolaan lingkunganhidup (Proper) sudah mulai dilakukan oleh
pemerintah (KLH),diharapkan kedepan, akan terus dikembangkan menjadi
pemberiansertifikasi ISO 14001, hasilnya adalah perluasan pasar dengan"greening image".

3. Environmental Compliance, ketaatan terhadap peraturan lingkunganmenunjukan bentuk


integrasi total dan aktif dari industri terhadapregulasi yang dibangun oleh pemerintah untuk
kepentinganmasyarakat luas. Sikap ini juga akan memberi penilai positif darimasyarakat
selaku konsumen terhadap perusahaan tertentu.Pemerintah, melalui Kementrian Lingungan
Hidup, membuat Payunghukum yang mengatur standar baku kegiatan Bioremediasi
untuk mengatasi permasalahan lingkungan akibat kegiatan pertambangandan perminyakan
serta bentuk pencemaran lainnya (logam berat
dan pestisida) disusun dan tertuang didalam Keputusan Menteri NegaraLingkungan Hidup
No.128 tahun 2003 tentang tatacara
dan persyaratan teknis dan pengelolaan limbah minyak bumi dan tanahterkontaminasi oleh
minyak bumi secara biologis (Bioremediasi).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. pencemaran ini biasanya
1. kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri juga fasilitas komersial.
2. Masukknya permukaan tanah tercemar kedalam lapisan sub permukaan.
3. Penggunaan pestisida.
4. Air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsungdibuang ke tanah secara tidakmemenuhi syarat.
ada beberpa cara untuk mengurangi dampak pencemaran tanah diantaranya yaitu
remidiasi dan bioremidiasi. Remidiasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah
yang tercemar sedangkan bioremidiasi dengtan cara proses pemberihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme(jamur dan bakteri).

3.1 Saran
 
Agar pencemaran tanah tak ada lagi, saran kami adalah
1. j a g a l a h b e r s i h d a n terhindar dari pencemaran tanah.
2. buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran tanah.
3. untuk limbah industri, sebelum dibuang sebaiknya diolah terlebih dahulu.
4. hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan
DAFTAR PUSTAKA
 
http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/did-you-know/lingkungan/304-pencemaran-tanah. 
 
http://www.scribd.com/doc/27705754/pencemaran-tanah. 

Soekarto. S. T. 1985.Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian


 
Bhatara Karya Aksara, Jakarta. 121 hal.
 
Wikipedia. 2007.  Pencemaran Tanah(On-line).
http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah. 
 
Bachri, Moch. 1995.Geologi Lingkungan CV. Aksara, Malang. 112 hal

Anda mungkin juga menyukai