Anda di halaman 1dari 13

TUGAS REMEDIAL KIMIA LINGKUNGAN

PENCEMARAN TANAH

OLEH :

MUHAMAD HAVIED ABUY SATARA

XIII.1

135874

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN

SMK-SMAK PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi.
Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.Manusia, hewan hidup dari
tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari
makanan kita berasal dari permukaan tanah..Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita
menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini.
Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat
kegiatan manusia juga.Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan
sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat
subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak
terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang
kaya akan unsur hara.

Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang
digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang
dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan
pembangunan Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya
menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat
menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan
kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan
kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan
pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama
pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang
besar di permukaan bumi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:

1. sebagai bahan kajian para siswa mengenai dampak pencemaran terhadap lingkungan.

2. sebagai cara untuk mencari berbagai cara untuk menanggulangi dampak pencemaran yang

    sedang dikaji.

3. sebagai metode pengumpulan data tentang pencemaran lingkungan.


C. RUANG LINGKUP

Makalah ini membahas mengenai pencemaran tanah, dampak, dan cara menanggulangi
pencemaran tanah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Gambaran dari Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau
bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah.Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari
air tanah dan udara di atasnya.
Selain udara dan air, tanah juga bisa terkena pencemaran oleh setiap aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh manusia modern bagi kehidupan.Tanah sangatlah penting, terutama bagi
kehidupan semua makhluk hidup, karena tanah berfungsi sebagai penyedia papan maupun
pangan bagi kehidupan makhluk hidup.Sebaliknya tanah juga berfungsi sebagai media bagi
penyebaran penyakit-penyakit yang dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup dan
lingkungan di sekitarnya. Sumber-sumber yang menyebabkan tanah tidak subur adalah
sebagai berikut :

Ø  Limbah pertanian
Ø  Limbah pabrik/industri
Ø  Rumah tangga
Ø  Bahan-bahan yang tak dapat diuraikan oleh mikroorganisme misalnya plastik.
Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar. Plastik tidak
bisa diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya sampah plastik tidak bisa dibusukkan dan
akan menumpuk sehingga mengganggu kesuburan tanah. Pada gambar disamping tampak
sampah-sampah plastik dan kaleng, hal itu akan sangat mengganggu kesuburan tanah karena
tidak bisa diuraikan dan dibusukkan oleh mikroorganisme.
Begitu juga dengan penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan, ternyata dapat
menimbulkan pencemaran tanah.Beberapa tumbuhan justru tidak dapat tumbuh dengan subur
lantaran pH tanah yang berubah akibat penambahan pupuk yang tidak sesuai. Selain itu
sebagian sisa dari pupuk akan hanyut terbawa air sehingga mencemarkan air sungai atau
danau.

B.      Jenis Tanah dan Persebarannya Di Indonesia


a.       Tanah Kapur (Terarrosa)
Tanah ini terbentuk karena pelapukan batuan kapur. Tanah kapur banyak terdapat di Jawa,
Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Sumatera.
b.       Tanah Gambut (Tanah Rawa)
Tanah ini berasal dari bahan organik yang hidup di rawa-rawa. Tanah ini terdapat di pantai
timur Sumatera, Kalimantan dan bagian selatan Papua.
c.       Tanah Vulkanik (Tanah Gunung Api)
Tanah vulkanik adalah jenis tanah dari pelapukan batuan letusan gunung api. Tanah ini
terdapat di Jawa, Sumatra, Halmahera, dan Sulawesi.
d.       Tanah Aluvial
Tanah ini terbentuk akibat proses pengendapan bahan-bahan yang dibawa oleh aliran sungai.
Tanah ini banyak terdapat di  lembah, sungai dan daerah pertemuan antara laut dan sungai.

C.     Pemanfaatan Tanah


Tanah berperan penting bagi kehidupan di muka bumi.Seluruh aktivitas manusia dilakukan
diatas tanah.Tanah dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
kesejahteraannya.Berikut ini beberapa pemanfaatan tanah oleh manusia.
a.       Pemanfaatan tanah secara langsung
Contoh pemanfaatan tanah secara langsung adalah digunakan untuk pembuatan genteng, batu
bata dan campuran pembuatan semen.
b.       Pemanfaatan tanah secara tidak langsung
Contoh pemanfaatan tanah secara tidak langsung adalah :
(1)               Mengolah tanah untuk ditanami berbagai jenis tanaman
(2)               Untuk pondasi bangunan
(3)               Untuk dibuat jalan sebagai prasarana-transportasi
Secara umum, pemanfaatan tanah atau lahan dapat juga dibedakan menjadi pertanian dan non
pertanian. Pemanfaatan lahan untuk pertanian antara lain perkebunan, sawah dan ladang.
Pemanfaatan lahan di bidang non pertanian, antara lain permukiman jalan dan industri.
D.     Zat Kimia Utama Penyebab Pencemaran Tanah
Diantara zat-zat kimia yang banyak mencemari tanah, pestisida adalah yang paling banyak
menyumbangkan pencemaran pada tanah.
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk atau pestisida. Pertanian yang intensif banyak
menggunakan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama.
Penggunaan pupuk yang terus menerus akan mengubah struktur tanah sehingga kesuburan
tanah berkurang dan tidak dapat ditanami tanaman tertentu.
Pestisida haruslah digunakan secara hati-hati sebab pestisida bukan saja mematikan hama
tanaman tapi juga mikroorganisme dalam tanah yang berguna, padahal kesuburan tanah
bergantung pada jumlah mikroorganisme di dalamnya.
1.       Kegunaan Pestisida
Pestisida digunakan bukan saja untuk mengatasi serangga yang menimbulkan / membawa
penyakit pada manusia, tetapi juga untuk membasmi berbagai jenis hama tanaman. Pestisida
dimaksudkan untuk semua racun yang digunakan untuk memberantas hama tanaman,
binatang atau serangga dalam rumah, perkantoran atau gudang, serta zat pengatur tumbuh
pada tanaman di luar pupuk. Banyak pestisida tersebut juga racun bagi manusia.
2.       Jenis-Jenis Pestisida
Berdasarkan sasaran penggunaannya, pestisida dapat dibagi atas berbagai golongan :
a.       Insektisida (hidrokarbon terklorinasi)
Insektisida adalah pencemaran tanah untuk memberantas serangga di rumah atau perkantoran
dan hama tanaman, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, semut, belalang, kepik, wereng, dan
ulat. Bahan kimia Insektisida ada yang tergolong organoklor (hidrokarbon terklorinasi),
organofosfat, dan karbonat.
1)      Organoklor
Pada awalnya, senyawa organoklor banyak digunakan sebagai Insektisida. Beberapa
diantaranya yaitu : DDT, Aldrin, Dieldrin, dan Lindan. Pestisida golongan ini bersifat
persisten (sukar terurai) dan larut dalam lemak.Akibatnya, limbah pestisida ini dapat
mengalami bioakumulasi dalam rantai makanan.Oleh karena itu, berbagai pestisida
organoklor telah dilarang atau diperketat penggunaannya.
2)      Organofosfat
Larangan atau pengetatan penggunaan pestisida golongan organoklor menyebabkan
peningkatan penggunaan pestisida golongan organofosfat.Beberapa diantaranya yang banyak
digunakan yaitu Malation, Diazinon, dan Paration.Senyawa-senyawa ini telah dipelajari lebih
seksama tentang efektivitasnya membasmi serangga, serta toksisitasnya terhadap manusia
dan hewan.
Senyawa organofosfat umumnya lebih beracun terhadap mamalia daripada senyawa
organoklor (kecuali Malation, yang kurang toksik daripada DDT).Sebagaimana halnya
organoklor, organofosfat juga terakumulasi dalam lemak. Akan tetapi, golongan organofosfat
jauh lebih mudah terurai dalam beberapa hari atau minggu juga akan terdegradasi, sedangkan
organoklor tetap utuh sampai tahunan. Residu pestisida organofosfat jarang ditemukan dalam
makanan.
3)      Karbonat
Kelompok senyawa lain yang dapat digunakan sebagai Insektisida khususnya setelah
larangan penggunaan DDT, yaitu karbamat. Contohnya adalah karbaril (sevin), karbofuran
(furadan), dan aldikarb (temik).Secara umum, karbamat kurang toksik terhadap mamalia.
Kebanyakan karbamat hanya mematikan sejenis atau sedikit hama; sedangkan organoklor dan
organofosfat mempunyai spektrum yang lebih luas. Karbamat tidak terakumulasi dalam
lemak dan mudah terurai.Sayangnya, karbaril, yaitu golongan karbamat yang paling banyak
digunakan ternyata meracuni lebah.
b.       Herbisida dan Defolian
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mematikan tumbuhan pengganggu (gulma)
seperti alang-alang, rerumputan, dan enceng gondok, sedangkan defolian adalah herbisida
perontok daun.
Salah satu contoh herbisida yaitu 2,4-D (Asam 2,4 – diklorofenoksiasetat), dan salah satu
contoh defolian yaitu 2,4-T (Asam 2,4 – triklorofenoksiasetat). Campuran kedua senyawa
tersebut dikenal dengan nama zat oranye (agent orange). Pernah digunakan dalam perang
Vietnam untuk merontokkan daun pepohonan sehingga musuh tidak dapat berlindung.Juga
untuk merusak sawah yang mendukung kehidupan musuh.Selain merusak lingkungan, zat
oranye dicurigai bersifat teratogenik, menjadi penyebab cacat lahir bayi-bayi Vietnam dan
bayi dari tentara Amerika yang terkontaminasi zat tersebut.Penelitian di laboratorium
menunjukkan bahwa zat oranye, jika murni, tidak menyebabkan kelainan pada bayi hewan
percobaan. Kelainan cacat itu mungkin disebabkan dioksin, suatu zat yang lebih racun, yang
terdapat sebagai pengotor dalam 2,3,4-T. Oleh karena itu, 2,3,4-T telah dilarang
penggunaannya.
Contoh herbisida yang lain yaitu atrazin, paraquat, dan gliposat. Atrazin banyak digunakan
pada ladang gandum.Gandum dapat mendeaktifkan atrazin, sedangkan rerumputan
tidak.Paraquat dapat mematikan kebanyakan tumbuhan, tetapi mudah terurai.Oleh karena itu,
paraquat dapat digunakan untuk membasmi gulma sebelum ditanami.Gliposat membasmi
semua tumbuhan tanpa pilih-pilih.
c.       Fungisida
Fungisida adalah pestisida untuk memberantas / mencegah pertumbuhan jamur / cendawan
seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh : tembaga oksiklorida,
tembaga (I) oksida dan tembaga (II) sulfat.
d.       Bakterisida
Bakterisida adalah pestisida untuk membasmi bakteri atau virus.
Contoh : tetra yang digunakan untuk membasmi CVPD (salah satu penyakit pada jeruk).
e.       Nematisida
Nematisida adalah pestisida untuk memberantas hama berupa cacing (nematoda). Hama jenis
ini umumnya merusak akar atau umbi tanaman.
f.        Rhodentisida
Rhodentisida adalah pestisida untuk memberantas binatang pengerat seperti tikus. Contoh :
Warangan.
3.       Cara-Cara Pencegahan Pestisida
a.       Cara penggunaannya :
1.  Bacalah tabel dan petunjuk penggunaannya.
2.  Jangan makan, minum, atau merokok selama menggunakannya.
3.  Pakailah perlengkapan keamanan, seperti sarung tangan, sepatu bot, kacamata, pelindung
pernafasan, dan baju kerja yang menutupi kulit seluas mungkin.
4.  Hindari teknik penyemprotan yang salah, misalnya menyemprot berlawanan dengan arah
angin.
5.  Tidak menggunakan obat melebihi takaran.
b.       Cara menyimpannya :
1.  Simpan di tempat yang kering dan aman, jauh dari jangkauan anak-anak, jauh dari
makanan dan minuman.
2.  Simpan dalam wadahnya sendiri, jangan dipindahkan ke wadah lain, apalagi wadah bekas
makanan atau minuman.
3.  Simpan selama diperlukan, jika tidak diperlukan lagi sebaiknya disingkirkan.
4.  Simpan tersendiri, jauh dari bahan kimia lain, khususnya dari bahan kimia yang reaktif
seperti asam. Bahan-bahan yang mudah terbakar harus jauh dari sumber api.
5.  Bacalah label dan petunjuk penggunaannya, jika tidak jelas, tanyakan pada orang yang
mengetahuinya.
c.       Cara membuang wadah :
1.  Pilihlah tempat yang cocok untuk mengubur atau membakar bekas wadah, jangan
membuang di tempat sampah, atau tempat lain yang dapat terjangkau anak-anak.
2.  Jangan membuang wadah bekas ke sumber air atau selokan.
3.  Jangan membakar wadah yang bertekanan tinggi.
4.  Tidak mencuci peralatan penyemprot di sungai atau di dekat sumur, agar tidak mencemari
sungai atau sumur penduduk. Cucilah peralatan di tempat khusus dan limbahnya dibuang
secara khusus pula.

4.       Tanda-Tanda Keracunan Pestisida


Keracunan propoksur (bahan aktif dalam Baygon dan Raid) dapat terjadi melalui pernafasan,
mulut, kulit, dan mata. Bila terhirup dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan.Bila
tertelan dapat menyebabkan mual, muntah, diare, kram perut, sesak nafas, nafas berbunyi
seperti kucing, dan ngorok. Bila terkena kulit akan menyebabkan kemerahan, bila terkena
mata akan mengakibatkan mata bengkak, berair, dan orang-orangan mata mengecil, pada
keadaan berat dapat terjadi nafas berhenti, kejang, dan kematian.

5.       Pertolongan Korban Keracunan Pestisida


Penanganan korban keracunan pestisida juga sangat kompleks, bergantung pada jenis racun
dalam pestisidanya. Secara umum, tindakan berikut dapat dilakukan :
a.  Usahakan agar korban tetap sadar, ciptakan kondisi dengan sirkulasi udara yang baik.
b.  Usahakan agar racun dapat dimuntahkan.
c.  Jika pasien masih sadar dan dapat minum, berikan norit.
d.  Segeralah bawa ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat atau menghubungi nomor-nomor
darurat.

E.      Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah


Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya :
a.       Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke
dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.Timbal sangat berbahaya
pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada
seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal
dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.PCB dan
siklodiena terkait pada keracunan hati.Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan
gangguan pada saraf otot.Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan
pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.Terdapat beberapa macam dampak
kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk
paparan bahan kimia yang disebut di atas.Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran
tanah dapat menyebabkan Kematian.

b.       Pada Ekosistem


Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi
tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada
dosis yang rendah sekalipun.Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya
bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah
piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi
pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat
ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur,
meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian.Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada
konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-
bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

F.      Penanganan yang Harus Dilakukan


Ada beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah. Diantaranya :
a.       Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua
jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).Pembersihan on-
site adalah pembersihan di lokasi.Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman.Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar.Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar
dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.Pembersihan off-site ini
jauh lebih mahal dan rumit.
b.       Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi
zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan
air).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami.Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan
makhluk hidup di muka bumi.Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari
tumbuhan.Manusia, hewan hidup dari tumbuhan.Memang ada tumbuhan dan hewan yang
hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah
serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.

Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan
remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
DAFTAR PUSTAKA

Soekarto. S. T. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil


Pertanian. Bhatara Karya Aksara, Jakarta. 121 hal.

Wikipedia.2007. Pencemaran Tanah (On-


line).http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah. diakses 26 Desember 2007.

Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV. Aksara, Malang. 112 halaman

http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/did-you-know/lingkungan/304-pencemaran-tanah.

http://www.scribd.com/doc/27705754/pencemaran-tanah. diakses pada tanggal 11 Maret


2001.

http://www.poztmo.com/2012/05/pencemaran-tanah.html

Anda mungkin juga menyukai