TEORI
F= C-P-m+2..........................................................(1.1)
Keterangan :
Jumlah derajat kebebasan (F)
Jumlah komponen (C)
Jumlah fase (P)
Dalam satu sistem, hubungan ini disebut Hukum Fase. Misalnya sistem
tersusun dari P fase dan C komponen. Persoalannya ialah untuk menentukan,
beberapa jumlah variabel agar sistem menjadi tertentu (Atkins, 2006).
Sistem selalu tergantung dari variabel tekanan dan temperatur. Untuk
menentukan susunan tiap-tiap fase, perlu ditentukan konsentrasi (C - 1)
konstituen, konsentrasi komponen sisa adalah perbedaannya. Dalam sistem ada P
fase, jadi jumlah variabel konsentrasi ada P(C - 1), variabel tekanan ada 1 dan
variabel temperatur ada 1. Jadi jumlah variabel yang harus ditentukan adalah :
P(C – 1) + 2 .......................................................(1.2)
1
Bila jumlah variabel sama dengan jumlah persamaan, maka sistem sudah
tertentu. Umumnya hal ini tidak demikian. Jumlah variabel melebihi
persamaannya dan selisihnya disebut derajat kebebasan (F) :
F = jumlah variabel – jumlah persamaan
= [P(C – 1) + 2] – [C(P – 1)].
F = C – P + 2 ........................................................(1.3)
Di sini dianggap, tiap komponen terdapat dalam tiap fase. Bila satu
komponen tidak ada dalam suatu fase, maka C berkurang satu, demikian pula
persamaannya, hingga rumus tetap (Alberty, 2000).
Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga komponen tergantung pada daya saling
larut antar zat cair tersebut dan suhu percobaan. Titik A, B dan C menyatakan
kompoenen murni. Titik-titik pada sisi AB, BC dan AC menyatakan fraksi dari
dua komponen, sedangkan titik didalam segitiga menyatakan fraksi dari tiga
komponen. Titik P menyatakan suatu campuran dengan fraksi dari A, B dan C
masing-masing sebanyak x, y dan z.
Satu fasa membutuhkan dua derajat kebebasan untuk menggambarkan sistem
secara sempurna, dan untuk dua fasa dalam kesetimbangan, satu derajat
kebebasan. Jadi, dapat digambarkan diagram fasa dalam satu bidang. Cara terbaik
untuk menggambarkan sistem tiga komponen adalah dengan mendapatkan suatu
kertas grafik segitiga (Atkins, 2006).
Konsentrasi dapat dinyatakan dalam istilah % berat atau fraksi mol. Bila
komposisi masing-masing dinyatakan dalam persen berat masing-masing
komponen, maka perlu diketahui massa jenis tiap komponen untuk menghitung
beratnya masing-masing.
m = ρ x V ...............................................................(1.4)
Keterangan :
m = massa
ρ = massa jenis
V = volume
Bila berat masing-masing komponen sudah dihitung, hitung persen berat
masing-masing komponen (fraksi dari masing-masing komponen). Alas segitiga
menggambarkan komposisi campuran air-chlorofrom. Oleh karena itu, sistem tiga
2
komponen pada temperatur dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat
kebebasan paling banyak dua, maka diagram fasa sistem ini dapat digambarkan
dalam fasa bidang datar berupa suatu segitiga sama sisi yang disebut diagram
Terner . Prinsip menggambarkan komposisi dalam diagram terner dapat dilihat
pada gambar (1) dan (2) di bawah ini Untuk campuran yang terdiri atas tiga
komponen, komposisi (perbandingan masing-masing komponen) dapat
digambarkan di dalam suatu diagram segitiga sama sisi yang disebut dengan
Diagram Terner. Komposisi dapat dinyatakan dalam fraksi massa (untuk
cairan) atau fraksi mol (untuk gas). Diagram tiga sudut atau diagram segitiga
berbentuk segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya ditempati komponen zat.
Sisi-sisinya itu terbagi dalam ukuran yang menyatakan bagian 100% zat yang
berada pada setiap sudutnya. Untuk menentukan letak titik dalam diagram segitiga
yang menggambarkan jumlah kadar dari masing- masing komponen dilakukan
sebagai berikut (Oktavian, 1997).
3
Gambar 1.2 Diagram fraksi tiga komponen
Titik X menyatakan suatu campuran dengan fraksi A = 25%, B = 25%, dan C
= 50%. Titik-titik pada garis BP dan BQ menyatakan campuran dengan
perbandingan dengan jumlah A dan C yang tetap, tetapi dengan jumlah B yang
berubah. Hal yang sama berlaku bagi garis-garis yang ditarik dari salah satu sudut
segitiga kesisi yang ada dihadapannya. Daerah didalam lengkungan merupakan
daerah dua fasa. Salah satu cara untuk menentukan garis binoidal atau kurva
kelarutan ini ialah dengan cara menambah zat B ke dalam berbagai komposisi
campuran A dan C. Titik-titik pada lengkungan menggambarkan komposisi sistem
pada saat terjadi perubahan dari jernih menjadi keruh. Kekeruhan timbul karena
larutan tiga komponen yang homogen pecah menjadi dua larutan konjugat terner
(Oktavian, 1997)
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa
digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan.
Karena pengukuran volume memainkan peranan penting dalam titrasi, maka
teknik ini juga dikenali dengan analisis volumetrik. Analisis titrimetri merupakan
satu dari bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan
hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia. Analisis cara titrimetri
berdasarkan reaksi kimia seperti:
aA + tT .......................................................................(1.5)
keterangan:
(a) molekul analit A bereaksi
(t) molekul pereaksi T.
4
Pereaksi T, disebut titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari
sebuah buret, dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui. Larutan
yang disebut belakangan disebut larutan standar dan konsentrasinya ditentukan
dengan suatu proses standardisasi (Purba, 2000).
BAB II
PERCOBAAN
5
Cairan C 18ml 16ml 14ml 12ml 10ml 8l 6ml 4ml 2ml
BAB III
3.1 Hasil
Suhu Ruangn 28°C
Massa Cairan :
Aquadest : 9,94 Gram
Clorofrom: : 14,56 Gram
Aseton : 8, 14 Gram
Pencampuran Tiga Komponen Zat Cair
Larutan A : Chloroform
Larutan B : Aseton
Larutan C : Aquadest
Tabel 3.1 Volume Larutan Yang Digunakan
No Larutan A Larutan B Larutan C Keterangan
ml (Titran ) ml ml
1 2 ml 1,8 ml 18 ml Larut
2 4 ml 0,8 ml 16ml Larut
3 6 ml 0,7 ml 14 ml Larut
4 8 ml 0,3 ml 12 ml Larut
6
5 10 ml 0,6 ml 10 ml Kurang larut
6 12 ml 0,7 ml 8 ml Kurang larut
7 14 ml 0,9 ml 6 ml Kurang larut
8 16 ml 0,5 ml 4 ml Tidak larut
9 18 ml 0,2 ml 2 ml Tidak larut
3.2 Pembahasan
Pada kali ini dilakukan percobaan yang berjudul “ Sistem Zat Cair Tiga
Komponen Diagram Terner “ yang bertujuan untuk membuat kurva kelarutan
suatu cairan yang terdapat didalam campuran dua cairan tertentu. Pencampuran
tiga komponen yaitu aquadest bersifat polar, chloroform bersifa non polar dan
Aseton yang bersifat semi polar. Untuk mengetahui kelarutan masing-masing
komponen, pertama chloroform dicampurkan dengan aquadest menggunakan
erlemenyer sesuai dengan perbandingan ml yang tertera pada porsedur percobaan.
Setelah chloroform dicampur dengan aquadest kemudian lakukan titrasi sampai
campuran bewarna keruh. Pada percobn ini semakin besar perbandingan aquadest
yang digunakan dibandingkan chloroform maka campuran akan semakin tidak
larut. Ini terjadi karenaa aquadest bersifat polar sedangkan chloroform non polah
sehingga campuran tidak bisa larut. Pada saat pencampurn larutan chloroform
dan aquadest terbentuk minyak yang disebabkan oleh chloroform yang
menggandung lemak.
Pemisahan menggunakan pelarut yang tidak larut dengan sempurna terhadapa
campuran, tetapi dapat melarutkan salah satu komponen atau disebut solute dalam
campuran. Metode yang digunakan ialah metode titrasi, dimana yang berfungsi
untuk melarutkan adalah aseton. Untuk mengetahui kelarutan masing-masing
suatu komponen, dapat dilakukan dengan cara menghitung fraksi mol masing-
masing komponen dalam larutan pada setiap perlakuan.
Percobaan yang dilakukan titrasi aseton dengan campuran larutan chloroform
dan aquadest Titrasi dilakukan kedalam campuran chloroform dan aquadest dari
proses titrasi diperoleh hasil yang terbentuk dua fasa pada campuran yang
berwarna keruh. Ketiga zat ini bercampur sebagian. aseton yang sifatnya
polar berada pada lapisan atas karena memiliki massa jenis yang lebih rendah
7
yaitu 0.784 gr/cm3 sedangkan aquadest yang bersifat polar memiliki massa jenis
0,977 gr/cm3 yang lebih besar dari aseton dan massa jenis chloroform adalah
1.48 gr/cm3.Setelah dilakukan proses titrasi maka didapat volume aseton
yang terpakai pada proses titrasi pada campuran larutan chloroform dan aquadest
sampai campuran menjadi keruh.
Dari percobaan yang dilakukan dapat digambarkan diagram ternernya seperti
yang dibawah ini.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
9
LAMPIRAN A
DOKUMENTASI
NO Gambar Perbandingan
Cairaan A: C
1
2:18
4:16
10
3
6:14
8:12
10:10
12:8
11
7
14:6
16:4
16:4
12
LAMPIRAN B
TUGAS & JAWABAN PERTANYAAN
1. Lakukan percobaan diatas untuk zat A, B, dan C sesuai dengan tugas dari
asisten. Berdasarkan zat yang diberikan, tentukan sendiri zat mana yang
memiliki sifat komponen A, B dan C
Jawab:
Zat A : Aquadest (Polar)
Zat B : Chlorofrom ( Nonpolar)
Zat C : Aseton (SemiPolar)
2. Hitung konsentrasi ketiga komponen dalam % mol untuk tiap campuran
ketika terjadi perubahan jumlah fasa, dengan rumus:
n1
𝑥1 = x 100%
n1 + n2 + n3
V. ρ
𝑛1 =
Mr
Jawab:
Mol larutan A, B, dan C
a. Aquadest
V.ρ
na = Mr
gram
2 ml×0,9722
ml
na = gram
18
mol
na = 0,1080 mol
13
V.ρ
nb = Mr
gram
4 ml×0,9722
ml
nb = gram
18
mol
nb = 0,2160 mol
V.ρ
nc = Mr
14
gram V.ρ
6 ml×0,9722 ni =
ml
nc = gram Mr
18
mol gram
18 ml×0,9722
ml
nc = 0,3241 mol ni = gram
18
mol
ni = 0,9722mol
V.ρ
nd = Mr
gram
8 ml×0,9722
ml
b. Aseton
nd = gram
18
mol V. ρ
na =
nd = 0,4321 mol Mr
gram
1,8 ml × 0,79
na = ml
V.ρ gram
ne = 58,08
Mr mol
gram
10 ml×0,9722
ml
na = 0,0555 mol
ne = gram
18
mol
ne = 0,5401 mol V. ρ
nb =
Mr
V.ρ gram
nf = 0,8 ml × 0,79
Mr nb = ml
gram
gram 58,08
12 ml×0,9722
ml mol
nf = gram
18
mol nb = 0,0109 mol
nf = 0,6481mol
V. ρ
nc =
ng =
V.ρ Mr
Mr gram
gram 0,7 ml × 0,79
14 ml×0,9722
ml nc = ml
ng = gram gram
18 58,08
mol mol
ng = 0,7562 mol nc = 0,0095 mol
V.ρ
nh = V. ρ
Mr nd =
gram Mr
16 ml×0,9722
nh = ml gram
18
gram 0,3 ml × 0,79
mol
nd = ml
gram
nh = 0,8642 mol 58,08
mol
nd = 0,0041 mol
15
ni = 0,0027 mol
V. ρ
ne =
Mr c. Chlorofrom
gram
0,6 ml × 0,79 V. ρ
ne = ml
gram na =
58,08 Mr
mol gram
ne = 0,0082 mol 18 ml × 1,564
na = ml
gram
119,37
mol
V. ρ na = 0,2358 mol
nf =
Mr
gram
0,7 ml × 0,79 V. ρ
nf = ml
gram nb =
58,08 Mr
mol gram
nf = 0,0095 mol 16 ml × 1,564
nb = ml
gram
119,37
mol
V. ρ nb = 0,2096 mol
ng =
Mr
gram
0,9 ml × 0,79 V. ρ
ng = ml
gram nc =
58,08 Mr
mol gram
ng = 0,0122 mol 14 ml × 1,564
nc = ml
gram
119,37
mol
V. ρ nc = 0,1834 mol
nh =
Mr
gram
0,5 ml × 0,79 V. ρ
nh = ml
gram nd =
58,08 Mr
mol gram
nh = 0,0068 mol 12 ml × 1,564
nd = ml
gram
119,37
mol
V. ρ nd = 0,1572 mol
ni =
Mr
gram
0,2 ml × 0,79 V. ρ
ni = ml
gram ne =
58,08 Mr
mol
16
gram ng = 0,0786 mol
10 ml × 1,564
ne = ml
gram
119,37
mol
V. ρ
ne = 0,1310 mol nh =
Mr
gram
4 ml × 1,564
V. ρ nh = ml
nf = gram
119,37
Mr mol
gram nh = 0,0524 mol
8 ml × 1,564
nf = ml
gram
119,37
mol
V. ρ
nf = 0,1048 mol ni =
Mr
gram
2 ml × 1,564
V. ρ ni = ml
ng = gram
119,37
Mr mol
gram ni = 0,0262 mol
6 ml × 1,564
ng = ml
gram
119,37
mol
Fraksi mol larutan A, B dan C
a. Aquades
n1
𝑥𝑎 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,1080
𝑥𝑎 = x 100%
0,1080 + 0,0555 + 0,2358
𝑥𝑎 = 0,2705
n1
𝑥𝑏 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,2160
𝑥𝑏 = x 100%
0,2160 + 0,0109 + 0,2096
𝑥𝑏 = 0,4948
n1
𝑥𝑐 = x 100%
n1 + n2 + n3
17
0,3241
𝑥𝑐 = x 100%
0,3241 + 0,0095 + 0,1834
𝑥𝑐 = 0,6269
n1
𝑥𝑑 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,4321
𝑥𝑑 = x 100%
0,4321 + 0,0041 + 0,1572
𝑥𝑑 = 0,7282
n1
𝑥𝑒 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,5401
𝑥𝑒 = x 100%
0,5401 + 0,0082 + 0,1310
𝑥𝑒 = 0,7951
n1
𝑥𝑓 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,6481
𝑥𝑓 = x 100%
0,6481 + 0,0095 + 0,1048
𝑥𝑓 = 0,8501
n1
𝑥𝑔 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,7562
𝑥𝑔 = x 100%
0,7562 + 0,0122 + 0,0786
𝑥𝑔 = 0,8928
n1
𝑥ℎ = x 100%
n1 + n2 + n3
0,8642
𝑥ℎ = x 100%
0,8642 + 0,0068 + 0,0524
𝑥ℎ = 0,9269
18
n1
𝑥𝑖 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,9722
𝑥𝑖 = x 100%
0,9722 + 0,0027 + 0,0262
𝑥𝑖 = 0.9711
b. Aseton
n2
𝑥𝑎 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,0555
𝑥𝑎 = x 100%
0,1080 + 0,0555 + 0,2358
𝑥𝑎 = 0,139
n2
𝑥𝑏 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,0109
𝑥𝑏 = x 100%
0,2160 + 0,0109 + 0,2096
𝑥𝑏 = 0,025
n2
𝑥𝑐 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,0095
𝑥𝑐 = x 100%
0,3241 + 0,0095 + 0,1834
𝑥𝑐 = 0,0184
n2
𝑥𝑑 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,0041
𝑥𝑑 = x 100%
0,4321 + 0,0041 + 0,1572
𝑥𝑑 = 0,0069
n2
𝑥𝑒 = x 100%
n1 + n2 + n3
19
0,0082
𝑥𝑒 = x 100%
0,5401 + 0,0082 + 0,1310
𝑥𝑒 = 0,0121
n2
𝑥𝑓 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,0095
𝑥𝑓 = x 100%
0,6481 + 0,0095 + 0,1048
𝑥𝑓 = 0,0125
n2
𝑥𝑔 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,0122
𝑥𝑔 = x 100%
0,7562 + 0,0122 + 0,0786
𝑥𝑔 = 0,0144
n2
𝑥ℎ = x 100%
n1 + n2 + n3
0,0068
𝑥ℎ = x 100%
0,8642 + 0,0068 + 0,0524
𝑥ℎ = 0,0074
n2
𝑥𝑖 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,0027
𝑥𝑖 = x 100%
0,9722 + 0,0027 + 0,0262
𝑥𝑖 = 0,0027
c. Chlorofrom
n3
𝑥𝑎 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,2358
𝑥𝑎 = x 100%
0,1080 + 0,0555 + 0,2358
20
𝑥𝑎 = 0,5905
n3
𝑥𝑏 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,2096
𝑥𝑏 = x 100%
0,2160 + 0,0109 + 0,2096
𝑥𝑏 = 0,4802
n3
𝑥𝑐 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,1834
𝑥𝑐 = x 100%
0,3241 + 0,0095 + 0,1834
𝑥𝑐 = 0,3547
n3
𝑥𝑑 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,1572
𝑥𝑑 = x 100%
0,4321 + 0,0041 + 0,1572
𝑥𝑑 = 0,2649
n3
𝑥𝑒 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,1310
𝑥𝑒 = x 100%
0,5401 + 0,0082 + 0,1310
𝑥𝑒 = 0,1928
n3
𝑥𝑓 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,1048
𝑥𝑓 = x 100%
0,6481 + 0,0095 + 0,1048
𝑥𝑓 = 0,1375
21
n3
𝑥𝑔 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,0786
𝑥𝑔 = x 100%
0,7562 + 0,0122 + 0,0786
𝑥𝑔 = 0,0928
n3
𝑥ℎ = x 100%
n1 + n2 + n3
0,0524
𝑥ℎ = x 100%
0,8642 + 0,0068 + 0,0524
𝑥ℎ = 0,0567
n3
𝑥𝑖 = x 100%
n1 + n2 + n3
0,0262
𝑥𝑖 = x 100%
0,9722 + 0,0027 + 0,0262
𝑥𝑖 = 0,0262
3. Gambarkan ke Sembilan titik pada percobaan diatas pada kertas grafik dan
buat kurva binodalnya sampai memotong sisi AB dan segitiga
Jawab:
22
4. Dapatkah komposisi cairan dalam diagram terner dinyatakan dalam %
volume? Jelaskan jawaban saudara!
Jawab:
Penggambaran pada diagram terner tidak dapat dinyatakan dalam %
volume karena masing masing larutan memiliki massa jenis dan berat molekul
yang berbeda – beda sehingga dalam penggunaanya bukan hanya volume
yang berpengaruh dalam perhitungannya melainkan juga massa jenis dan
berat molekul masing – masing larutan tersebut agar diperoleh hasil yang
akurat. Diagram terner hanya dapat dinyatakan dalam % mol (fraksi mol) dan
% berat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, R. (2000). Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
24