Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TENTANG

PENCEMARAN TANAH YANG TERJADI DI LUAR NEGERI,


INDONESIA, DAN PAPUA

SERTA PERATURAN PEMERINTAHNYA

Diajukan untuk memenuhi Salah satu Tugas

Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan

Yang diampu oleh

Dr. Auldry F. Walukow, M.Si

Disusun Oleh :

Burana Pattana

Rasna

Trieana S. Tuhusula

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA

UNIVERSITAS CENDERAWASI
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENCEMARAN TANAH

Pencemaran tanah adalah suatu kondisi masuknya satu atau banyak benda kimia, fisik, atau biologis ke
dalam tanah di mana benda-benda tersebut bisa merusak struktur tanah dan membuat tanaman menjadi
sulit untuk beradaptasi. Pencemaran tanah adalah kerusakan (kehancuran) dari permukaan tanah bumi,
secara langsung atau tidak langsung sebagai akibat dari kegiatan manusia dalam penyalahgunaan sumber
daya lahan. Pencemaran tanah terjadi ketika limbah cair maupun padat yang tidak dibuang dengan benar
atau dapat terjadi ketika manusia membuang bahan kimia kepada tanah dalam bentuk pestisida,
insektisida dan pupuk dalam kegiatan praktek pertanian. Eksploitasi mineral (kegiatan pertambangan)
juga telah memberikan kontribusi terhadap kerusakan tanah.

B. PENYEBAB PENCEMARAN TANAH

Penyebab pencemaran tanah sangat beragam jenisnya namun secara umum sumber penyebab-penyebab
tersebut sejatinya dapat dikelompokan oleh beberapa hal berikut.

1. Limbah Padat dan Cair

Limbah padat dan cair adalah 2 penyebab pencemaran tanah yang paling utama. Limbah padat yang
masuk ke dalam tanah akan membuat kerusakan ekosistem tanah dan mematikan banyak organisme.
Terutama limbah padat anorganik yang sulit terdekomposisi (penguraian), kita harus melakukan upaya-
upaya pengolahan melalui daur ulang agar ia tidak dibuang begitu saja dan membuat tingkat kesuburan
tanah menurun.

Limbah padat organik juga bukan berarti tak harus diperhatikan. Limbah semacam ini meski mudah
terdekomposisi (penguraian), bila dibiarkan juga akan menjadi salah satu penyebab pencemaran udara.

Limbah cair umumnya dihasilkan oleh industri. Salah satu karakteristik yang paling penting dari limbah
cair adalah tingkat keasamannya yang tinggi. Limbah cair yang sangat asam bila langsung dibuang ke
tanah tentu akan menjadi penyebab pencemaran tanah sehingga membuat banyak organisme tanah mati.
Oleh karena itu, diperlukan teknologi semacam instalasi pengolahan limbah cair agar sebelum di buang,
limbah tersebut tidak lagi membahayakan bagi kelangsungan ekosistem yang ada di tanah. Salah satu
yang termasuk limbah cair ini misalnya air cucian baju kita, limbah cair tahu, dan limbah industri.

2. Pestisida dan Pupuk

Banyak petani di Indonesia yang menggunakan pupuk anorganik, pestisida, dan insektisida untuk
meningkatkan hasil panen tanaman budidayainya supaya lebih tinggi. Di satu sisi, hal ini tentu bagus
karena kita akan mendapatkan lebih banyak makanan, tetapi di sisi lain penggunaan bahan-bahan tersebut
akan membuat tanah pertanian jadi tercemar residu atau sisa racun dan menjadi salah satu penyebab
pencemaran tanah.

Penggunaan pupuk anorganik, pestisida, dan insektisida seringkali membuat banyak organisme tanah
seperti serangga dan hewan kecil tewas, dan hewan yang lebih besar yang memakan hewan kecil (seperti
dalam rantai makanan) juga dirugikan. Pada akhirnya, residu dan sisa racun tersebut tercuci oleh hujan
dan dari waktu ke waktu, mereka akan berakhir badan air dan menyebabkan pencemaran air.

3. Bahan kimia

Industri kimia dan pembangkit listrik tenaga nuklir menghasilkan limbah yang harus disimpan di suatu
tempat. Begitupun dengan produksi pupuk, insektisida, pestisida, dan farmasi yang juga menghasilkan
banyak limbah padat maupun cair. Dalam beberapa kasus, limbah-limbah tersebut memang disimpan dan
diolah dengan cara yang ramah lingkungan, tetapi pada beberapa kasus lain, industri membuang
limbahnya secara langsung ke tanah di sekitar lingkungannya sehingga limbah-limbah tersebut menjadi
penyebab pencemaran tanah.

4. Deforestasi (Penebangan Hutan)

Manusia dan hewan sangat bergantung pada pohon dalam banyak hal. Seperti dijelaskan dalam daur
oksigen, pohon menyerap karbondioksida dari udara dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan untuk
banyak kehidupan. Pohon menyediakan kayu untuk manusia dan habitat bagi banyak hewan tanah, seperti
serangga dan burung. Pohon juga membantu mengisi tanah dan membantu mempertahankan nutrisi yang
hanyut. Sayangnya, kita telah mengurangi jutaan pohon untuk keperluan kayu, konstruksi, pertanian dan
pertambangan, dan tidak pernah menanam pohon baru kembali. Ini juga merupakan salah satu penyebab
pencemaran tanah yang perlu diketahui. Penebangan pohon yang tanpa konservasi akan membuat
kesuburan tanah menjadi rusak.

5. Pencemaran Alami

Proses alami dapat menyebabkan akumulasi bahan kimia beracun di dalam tanah. Jenis kontaminasi ini
hanya tercatat dalam beberapa kasus, seperti akumulasi tingkat perklorat yang lebih tinggi di tanah di
Gurun Atacama di Cile. Ini sejenis akumulasi yang murni terjadi karena proses alami di lingkungan
gersang.

C. DAMPAK PENCEMARAN TANAH BAGI LINGKUNGAN

Berikut ini dampak umum dari pencemaran tanah yang harus diketahui :

1. Kesuburan Tanah Menjadi Menurun

Dampak dari pencemaran tanah yang pertama kali adalah kesuburan tanah tersebut menjadi menurun. Hal
itu dikarenakan tanah dan komponen-komponennya telah tercemar dengan zat polutan, pestisida dan juga
zat kimia. Tanah yang tidak subur memiliki ciri jika ditanami oleh tumbuhan, tumbuhan tersebut tidak
akan tumbuh bahkan malah mati. Jika tumbuh, tumbuhan itu dinamakan tumbuhan “kunthing” sebab
tingginya tidak sesuai dengan umurnya karena pertumbuhannya terhambat oleh pencemaran di dalam
tanah tersebut.

2. Menurunnya Produktivitas

Jika kesuburan tanah menurun akibatnya adalah produktivitas tanah tersebut menjadi menurun. Hal itu
dikarenakan pencemaran tanah tersebut membuat tumbuhan yang ditanam di atas tanah tersebut menjadi
layu, kering, mati dan juga tidak sehat. Tumbuhan dengan kondisi seperti itu akan menyebabkan
produktivitas menjadi menurun. Produktivitas menurun akan mempengaruhi kehidupan manusia.

3. Kehilangan Nutrisi

Tanah yang telah tercemar akan kehilangan nutrisinya sehingga menjadi tidak subur. Nutrisi seperti air
tanah tidak bisa terserap secara sempurna di tanah yang tercemar. Jika air saja tidak bisa terserap secara
sempurna, tanaman yang ditanam di atas tanah tersebut tidak bisa tumbuh danberkembang karena
kekurangan air.

4. Erosi Tanah

Pencemaran tanah bisa menyebabkan erosi tanah. Alasannya adalah di tanah yang tercemar tersebut
menyebabkan tidak ada satupun tanaman yang bisa tumbuh di atas tanah tersebut. Jikalaupun tumbuh,
kondisi tanaman tersebut akan memprihatinkan. Air hujan yang datang dan mengenai tanah tersebut akan
mengikis lapisan tanah tersebut sebab tidak ada pohon di atasnya.

5. Keseimbangan Ekosistem Terganggu

ika tanah tercemar akibatnya adalah ekosistem menjadi tidak seimbang. Bisa anda bayangkan jika
tumbuhan tidak bisa tumbuh subur di tanah yang tercemar, sedangkan hewan pemakan tumbuhan banyak
berkeliaran. Akibatnya adalah ekosistem pun menjadi tidak seimbang.

6. Salinitas Tanah Meningkat

Pencemaran tanah bisa menyebabkan salinitas tanah pun menjadi meningkat. Tanah yang salinitasnya
meningkat itu menyebabkan tanah tersebut tidak layak untuk dijadikan vegetasi sehingga tanah tersebut
akan dibiarkan tandus dan tidak berguna.

7. Polusi Udara Meningkat

Pencemaran tanah bisa merambat ke pencemaran lainnya salah satunya adalah pencemaran udara.
Pencemaran tanah tersebut menyebabkan pencemaran udara. Dampak pencemaran udara ini sangat besar,
Saat tumbuhan tidak bisa tumbuh di tanah yang tercemar bisa membuat karbondioksida tidak bisa diubah
menjadi oksigen sehingga pencemaran udara bisa terjadi.

8. Mengubah Struktur Tanah


Zat polutan yang masuk ke dalam tanah bisa menyebabkan struktur tanah menjadi berubah. Tidak bisa
dipungkiri bahwa pencemaran tanah mengakibatkan struktur tanah menjadi berubah. Salah satu penyebab
pencemaran tanah adalah zat radioaktif dimana zat tersebut bisa menyebabkan mutasi gen di dalam tanah
sehingga terjadi perubahan struktur tanah.

9. Penguraian Di Dalam Tanah Terganggu

Umumnya tanah yang tercemar tidak bisa menguraikan zat yang ditimbun di dalam tanah tersebut meski
zat tersebut mudah terurai. Hal itu dikarenakan pencemaran tanah bisa membunuh mikroorganisme
pengurai di dalam tanah. Jika mikroorganisme pengurai tersebut tidak ada maka proses penguraian di
dalam tanah pun terganggu atau tidak ada sama sekali.

10. Keasaman Tanah Berubah

Limbah yang ada di dalam tanah membawa pengaruh berupa perubahan derajat keasaman tanah. Akibat
keasaman tanah berubah, zat hara yang seharusnya terserap dari tanah ke tumbuhan menjadi berkurang.

11. Menimbulkan Kerugian

Petani yang menaman tumbuhan di atas tanah yang tidak subur akan merugi. Sebab tumbuhan yang
ditanamnya tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan. Petani sudah mengeluarkan modal untuk
menanam tanaman tersebut namun modalnya tidak kembali karena tanamannya tidak membuahkan hasil.

12. Menyebabkan Keracunan

Manusia yang memakan tanaman yang ditanam di atas tanah yang tercemar bisa keracunan. Hal itu
dikarenakan tanaman yang tumbuh di atas tanah yang tercemar mengandung zat-zat berbahaya sehingga
jika dimakan manusia zat yang berbahaya itu bisa berpindah ke tubuh manusia. Manusia pun akan
keracunan dan terkena penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal, menderita kanker,
kerusakan susunan saraf, menyebabkan cacat pada keturunannya bahkan meninggal dunia.

13. Mikroorganisme Mati

Mutasi gen yang disebabkan zat radioaktif tersebut bisa menyebabkan gen saling bermutasi sehingga akan
ada mikroorganisme di dalam tanah tersebut yang mati. Mereka bermutasi dikarenakan pasokan makanan
mereka di dalamtanah menjadi berkurang. Tidak sedikit mikroorganisme tersbeut ada yang mati karena
kelaparan.

14. Bersifat Karsinogenik

Tanah yang telah tercemar oleh pestisida, polutan dan zat kimia berbahaya lainnya jika hasil bumi
tersebut dikonsumsi oleh manusia akibatnya adalah lama kelaman di dalam tubuh manusia terkandung zat
karsinogen yang beresiko memicu timbulnya kanker.

15. Punahnya Species


Pencemaran tanah berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan,
kemudian mati. Berbagai species hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula
yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang
dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan
beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui,
hewan tersebut akan mati.

16. Pemekatan Hayati

Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Bahan
beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke dalam tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut tersebut
dimakan oleh udang kecil Udang kecil dimakan oleh ikan . Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian
dimakan, bahan pencemar akan masuk ke dalam tubuh manusia. Proses peningkatan kadar bahan
pencemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa inggris
dikenal sebagai biomagnification).

17. Terbentuk Lubang Ozon

Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini disebabkan bahan
pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain. Gas CFC, misalnya dari Freon dan
spray, yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3).
Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultraviolet. Jika gas CFC mencapai
lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang”.

18. Efek Rumah Kaca

Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran
meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi diselimuti gas dan debu-debu pencemar.
Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2.

D. PENCEGAHAN PENCEMARAN TANAH

1. Membuang sampah pada tempatnya. Setiap rumah tangga dapat memisahkan sampah atau limbah
atas dua bagian yakni organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan anorganik
yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) dalam dua wadah yang berbeda
sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir.

2. Mengolah sampah organik menjadi kompos. Sistem pengomposan memiliki beberapa keuntungan,
antara lain: Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan, Bahan yang
dipakai tersedia (tidak perlu dibeli), Masyarakat dapat membuatnya sendiri (tidak memerlukan peralatan
yang mahal), dan Unsur hara dalam pupuk kompos lebih tahan lama jika dibandingkan dengan pupuk
buatan.

3. Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak.

4. Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukan proses daur ulang, seperti kaca,
plastik, kaleng, dan sebagainya.

5. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme


(nonbiodegradable). Misalnya mengganti plastik sebagai bahan kemasan/pembungkus dengan bahan yang
ramah lingkungan seperti dengan daun pisang atau daun jati.

6. Melakukan proses pemurnian terhadap limbah industri sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan.

7. Penggunaan pupuk, pestisida sesuai dengan aturan, misalnya hindari teknik penyemprotan yang salah,
misalnya menyemprot berlawanan dengan arah angin, Tidak menggunakan obat melebihi takaran, Pilihlah
tempat yang cocok untuk mengubur atau membakar bekas wadah, jangan membuang di tempat sampah,
atau tempat lain yang dapat terjangkau anak-anak, Jangan membuang wadah bekas ke sumber air atau
selokan, Jangan membakar wadah yang bertekanan tinggi, Tidak mencuci peralatan penyemprot di sungai
atau di dekat sumur, agar tidak mencemari sungai atau sumur penduduk.

E. PENANGGULANGAN PENCEMARAN TANAH

Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah,
diantaranya adalah:

a. Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi
tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di
lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang
aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah
air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme
(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan
yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

F. KASUS PENCEMARAN TANAH

a. Kasus pencemaran di Luar Negeri

1. Dampak negatif industrialisasi di Cina mulai membawa korban. Studi terbaru yang dibuat Kementerian
Lingkungan Hidup Cina menemukan bahwa hampir lima persen tanah di Cina tercemar. Yang disebabkan
oleh paling sedikit kadmium, nikel, dan arsenik,

Sebelumnya, sejumlah kota besar di Cina diselimuti kabut asap sisa bahan bakar kendaraan bermotor dan
pembakaran pabrik. Banyak warga kota yang terpaksa menggunakan masker ketika beraktivitas di luar
rumah.

Penelitian yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup mengambil contoh tanah dari area seluas 6,3
juta kilometer persegi atau sekitar dua pertiga luas daratan Cina. Kesimpulan riset memaparkan
pesimisme melihat kondisi tanah saat ini. Mereka berencana membuat langkah pencegahan dan
perundang-undangan yang lebih baik.

Pencemaran tanah di Cina paling banyak disebabkan oleh bahan anorganik. Tingkat pencemarannya lebih
tinggi ketimbang survei sebelumnya yang dilakukan pada 1986 dan 1990.

Pencemaran paling parah terdapat dalam tiga zona industri utama, yaitu di delta Sungai Yangtze di Cina
timur serta delta Sungai Pearl di Cina selatan dan timur laut Cina yang digunakan sebagai penghubung
industri berat.

2. kasus pencemaran minyak di Perisaru

Di daerah Perisaru, Lanca kota Braila adalah kota yang terdaftar sebagai kota dengan polusi hidrokarbon
terbesar. Dari data yang didapatkan di daerah ini, tanah telah tercemar oleh kandungan hidrokarbon, yaitu
kandungan dalam minyak bumi . pada kedalaman 0-20 cm terdapat sekitar 92.000 mg/kg kandungan
hidrokarbon. Kemudian pada kedalaman 20-40 sebesar 82400 12 mg/kg. pada kedalaman 55-75 cm dan
75-95 cm berturut-turut adalah 41700 mm/kg dan 41000 mg/kg. melihat data ini disimpulkan bahwa TPH
(Total Petroleum Hidrokarbon) yang ada pada tanah tidak sesuai dengan TPH yang telah ditentukan.

3. Pencemaran Tanah Meluas di Eropa

Pencemaran tanah meluas di Eropa, sampah dan alih guna lahan menjadi penyebabnya. Menurut laporan
European Environment Agency (EEA) diperkirakan terdapat 340.000 tanah atau lahan yang telah
tercemar di Eropa.

Jumlah tersebut hanyalah permukaan sebuah gunung es. Menurut Hans Bruyninckx, Direktur Eksekutif
EEA, masih banyak tanah-tanah lain yang tercemar yang belum teridentifikasi. Diperkirakan terdapat 2,5
juta lahan atau tanah lain yang berpotensi tercemar di seluruh Eropa.
Dari 340.000 lahan yang sudah tercemar tersebut, hanya sepertiga yang telah teridentifikasi dan sekitar
15% dari lahan yang telah teridentifikasi tersebut yang telah dipulihkan. Cara pemulihan tradisional yang
biasa dilakukan adalah dengan mengeruk tanah yang sudah tercemar dan memindahkannya ke lokasi lain.

Temuan ini berdasarkan data laporan yang dikumpulkan di seluruh jaringan EEA. Menurut Hans,
diperlukan dana sebesar €6,5 miliar (US$8,9 miliar) per tahun untuk mengatasi masalah pencemaran
tanah ini. Pembuangan sampah oleh masyarakat lokal maupun industri menyumbang sepertiga masalah
pencemaran tanah di Eropa. Industri logam dan penggunaan lahan untuk pom bensin juga menjadi sumber
utama pencemaran lahan selanjutnya.

Di negara-negara lain, tambang menjadi sumber utama pencemaran tanah, karena sumber pencemaran
tanah terbesar, menurut EEA, berasal dari minyak dan logam berat.

b. Kasus Pencemaran Tanah di Indonesia dan di Papua.

1. Kasus Kilang Minyak Cepu

Kilang minyak Pusdiklat Migas berada di daerah Cepu, kabupaten Blora, provinsi Jawa Tengah, terletak
pada areal seluas + 34 Ha, adalah salah satu sarana pendidikan dan pelatihan Pusdiklat Migas Cepu yang
sampai saat ini masih beroperasi mengolah minyak mentah (crude oil ) milik PT. Pertamina.

Minyak yang tumpah bisa berupa minyak mentah (crude oil ) maupun produk.. Sehingga berdasarkan
neraca massa arus minyak kilang Pusdiklat Migas, minyak yang hilang (losses) karena menguap, tumpah
maupun tercecer selama proses produksi rata-rata 0,4% atau 108,38 barrel per bulan atau 17.232,42 liter
per bulan. Berdasarkan PP no 18 tahun 1999 jo. PP no. 85 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun), tumpahan minyak di area kilang termasuk dalam katagori limbah B3
kode D 221, karena sifat dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
hidup. Sedangkan karakteristik yang termasuk limbah B3 adalah mudah meledak, mudah terbakar,
bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, koroif dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Setelah dilakukan penelitian didapat kesimpulan bahwa kualitas tanah semakin jauh jarak sampel tanah
dari outlet limbah maka kualitas tanah semakin baik yang ditunjukkan dengan kadar minyak yang
semakin kecil.

2. Kasus Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam Bojonegoro

Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam di Kabupaten Bojonegoro yang terdapat di wilayah kecamatan
Kadewan adalah 74 unit sumur meliputi desa wonocolo 44 sumur dengan kapasitas produksi 25.771
liter/hari, desa Hargomulyo 18 sumur dengan kapasitas produksi 12.771 liter/hari dan desa Beji 12 sumur
dengan kapasitas produksi 8.249 liter/hari. Pada setiap kegiatan penambangan di sumur bor (cutting)
tersebut, terdapat tumpahan minyak pada lahan sekitar akibat proses pengangkutan minyak, baik melalui
pipa, alat angkut, maupun ceceran akibat proses pemindahan (Nugroho, 2006). Pada tanah yang tercemar
minyak bumi di daerah pertambangan Bojonegoro mengandung unsure makro yaitu karbon (C) 8,53%
(sedang), Nitrogen (N) 0,20% (rendah), Fosfor (P) 0,01% (sangat rendah), Kalium (K) 0,22 % (sedang)
dan kadar TPH yaitu 41.200 mg/kg (Oktavia, 2008). Dari hasil analisis ini, tanah tidak baik untuk
pertanian karena hara N tergolong rendah dan senyawa hidrokarbon tergolong tinggi (Hardjowigeno,
2003)

3. kebocoran pipa di kawasan sumur bor Tanjung Miring Timur

Tumpahan minyak dan kebocoran pipa dalam jumlah tertentu dengan luas dan kondisi tertentu, apabila
tidak dikendalikan atau ditanggulangi dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya suatu
malapetaka “pencemaran lingkungan oleh minyak” yaitu kualitas lingkungan tersebut turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.

Seperti tampak pada gambar disampingi, tumpahan minyak akibat kebocoran pipa di kawasan sumur bor
Tanjung Miring Timur Kabupaten Ogan Ilir yang dikelola oleh Perusahaan Rekanan Pertamina Yakni
PT.Gold Water masih dipandang sebelah mata oleh management perusahaan. Meski sudah tergolong
pencemaran lingkungan, namun pihak perusahaan masih separuh hati memperbaiki kerusakan pipa yang
mengakibatkan tanah terkontaminasi minyak dan merusak lingkungan serta menurunkan estetika.

4. Pencemaran tanah akibat Lumpur Lapindo

Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo,
sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol
(Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan.

Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan
sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Oleh karena itu, hingga
saat ini, semburan lumpur panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang dilakukan
Lapindo Brantas di sumur tersebut. Pihak Lapindo Brantas sendiri punya dua teori soal asal semburan.
Pertama, semburan lumpur berhubungan dengan kesalahan prosedur dalam kegiatan pengeboran. Kedua,
semburan lumpur kebetulan terjadi bersamaan dengan pengeboran akibat sesuatu yang belum diketahui.
Namun bahan tulisan lebih banyak yang condong kejadian itu adalah akibat pengeboran.

Lokasi semburan lumpur tersebut merupakan kawasan permukiman dan di sekitarnya merupakan salah
satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tolSurabaya-
Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta
jalur kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi.

Potensi bahaya akibat semburan lumpur lapindo itu sangat tinggi. Potensi bahaya itu khususnya
pencemaran tanah dan sumber air di desa-desa sekitar kawah lumpur panas tersebut.

Bahaya yang paling menyolok adalah jebolnya tanggul-tanggul penahan luberan lumpur panas, seperti
yang terjadi pada Rabu pagi lalu (10/9), di sisi utara pusat semburan, atau tepatnya di titik 68 Desa
Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin. Sudah puluhan rumah, setidaknya sudah tercatat 20 rumah di desa
luar peta terdampak itu terkena imbas luberan lumpur berbahaya
5. PT Freepoort Indonesia merupakan salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia bahkan
di dunia.Pertambangan PT Freeport di Indonesia berupa jenis Galian Emas, Perak, Tembaga dan material
ikutan lainnya. Lokasinya di Grasberg dan Eastberg, Pegunungan Jaya Wijaya. Luas Konsesi 1,9 juta ha
(Grasberg) dan 100 Km2 (Eastberg).PT Freeport Indonesia menghasilkan banyak devisa bagi Negara
tetapi juga pencemaran lingkungan, terutama lingkungan sekitar.Pencemaran yang terjadi di Freeport di
antaranya pencemaran tanah dan air. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran itu juga banyak terutama
bagi warga sekitar.

Pencemaran di sungai Ajkwa, Kabupaten Mimika, Papua tidak hanya memusnahkan beragam biota
sungai, seperti berbagai jenis ikan, flora sungai dan fauna, tapi juga membuat masyarakat setempat
mengalami kesulitan air bersih. Bahkan, masyarakat sulit menanam sagu dan tanaman sejenis akibat
rusaknya tanah.

Kerusakan itu diakibatkan oleh PT Freeport membuang limbah yang mengandung logam berat langsung
ke sungai Ajkwa. Kedalaman sungai yang semula 50 meter sekang menjadi 5 meter,

akibat dari pendangkalan sungai.

Selain merusak sungai, PT Freeport juga mengakibatkan es di puncak gunung Jaya Wijaya mencair. Jika
tidak ada tindakan dari pemerintah gunung es satu-satunya di Indonesia akan mencair dan hilang.

G. PERATURAN PEMERINTAH PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH DAN LAHAN

PerMen LH Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pecegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan
Hidup akibat Pertambangan Emas Rakyat •

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 02 Tahun 2007 Tentang Larangan Ekspor Pasir, Tanah, dan Top
Soil (termasuk Tanah Pucuk atau Humus) •

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 03 Tahun 2007 Tentang Verifikasi atau Penelusuran Teknis Ekspor
Bahan Galian Golongan C Selain Pasir, Tanah dan Top Soil (Termasuk Tanah Pucuk atau Humus). •

PerMen LH Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah Untuk
Produksi Biomassa •

Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan Dan Atau Pencemaran
Lingkungan Hidup yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan Dan Atau Lahan •

Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 Tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi
Biomassa Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah
untuk produksi biomassa, menyatakan bahwa “ Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan
teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia,
biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya”
(Suwarji.2008). Tanah mempunyai struktur tanah dimana dalam tinjauan morfologi, struktur tanah
diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel ( cluster) yang disebut
agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan
partikel primer yang tidak teragregasi.

Tanah merupakan komponen penting yang menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Akan
tetapi, akhir-akhir ini tanpa kita sadari banyak terjadi kerusakan tanah yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia dan faktor alam. Pada PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “ Kerusakan tanah untuk produksi
biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah ”

KepMen Kehutanan & Perkebunan Nomor 146 Tahun 1999 Tentang Pedoman Reklamasi Bekas Tambang
Dalam Kawasan Industri •

KepMen LH Nomor 43 Tahun 1996 Tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan
Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas di Daratan •

KepMen Pertambangan & Energi Nomor 1211 Tahun 1995 Tentang Pencegahan & Penanggulan
Perusakan & Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Pertambangan Umum

UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan
prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Lingkungan hidup terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Salah satu komponen abiotik yang
mempengaruhi kelestarian lingkungan hidup adalah tanah..
KATA PENGANTAR

Pertama-tama perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan


puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan judul Pencemaran Tanah di Luar Negeri, di Indonesia, dan di Papua.

Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan semua
pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk
menyusun makalah ini.

Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan


makalah ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan.
Oleh karena itu kami memohon saran serta komentar yang dapat kami jadikan
motivasi untuk menyempurnakan pedoman dimasa yang akan datang.

Jayapura, 28 Februari 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita
ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada
tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan
tanah.. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat
mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara,
pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang
sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang
sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat
gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur
hara.

Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan
sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan
tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan Pembangunan kawasan industri di
daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran
tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya
kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.Sedangkan kegiatan pertambangan
menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan
pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama
pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di
permukaan bumi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Pencemaran Tanah?

2. Penyebab Pencemaran Tanah?

3. Apa Dampak dari Pencemaran Tanah?

4. Bagaimana cara Prncegahan Pencemaran Tanah?

5. Bagaimana cara Peanggulangan dari akibat Pencemaran Tanah?

6. Apa saja kasus - kasus Pencemaran tanah di Luar negeri, Indonesia, dan Papua?

7. Apa saja Peraturana Pemerintah yang di tetapkan tentang Pencemaran Tanah?

C. TUJUAN

Agar kita mengetahui pengertian ari pencemaran tanah, dampak yang terjadi akibat pencemaran tanah,
cara pencegahan dan penanggulangannya serta kasus - kasus yang pernah terjadi akibat pencemaran tanah
juga peraturan pemerintah yang menetapkan tentang pencemaran tanah.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Maka kami selaku penyusun makalah menarik kesimpulan : Bahwa pencemaran lingkungan terkhusus
tanah terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tidak dapat mengolah dan memanfaatkan lingkungan
dengan baik. Cara penanganan pencemaran lingkungan dilakukan dengan Remediasi dan bioremediasi,
yaitu membersihkan permukaan tanah yang tercemar.

SARAN

Sekiranya pencemaran lingkungan ini adalah masalah kita bersama, untuk itu selaku insan manusia yang
bertanggung jawab dan memegang teguh konsep keseimbangan alam, maka sudah sepantasnya kita
menjaga dan merawat lingkungan, mulai dari lingkungan tempat tinggal kita sehingga nantinya akan
tercipta lingkungan yang sehat.
DAFATAR PUSTAKA

Masalah lingkungan: Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Pencemaran Tanah

cara pencegahan pencemaran tanah- Google Search

research: upaya penanggulangan pencemaran tanah Dampak dan Cara Pencegahan Populasi/Pencemaran
Dalam Tanah – Joko Warino Blog

Pencemaran Tanah : Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya | DosenBiologi.com

Pencemaran Tanah : Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya | eBIOLOGI.COMSumber


pencemaran tanah ~ Farmasi Lingkungan

http://shintyagunadarma.blogspot.co.id/2011/10/pencemaran-tanah-karena-lumpur-lapindo.ht

https://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo

https://www.merdeka.com/peristiwa/pakar-geologi-lumpur-lapindo-brantas-cem

http://www.posmetroprabu.com/2013/03/limbah-minyak-gold-water-cemari.html

http://www.academia.edu/8985711/Pencemaran_tanah_akibat_Tumpahan_Minyak_Industri

http://www.hijauku.com/2014/05/03/pencemaran-tanah-meluas-di-eropa/

https://dunia.tempo.co/read/571742/5-persen-tanah-di-cina-tercemar-zat-kimia

http://bonces88.blogspot.co.id/2013/11/pencemaran-lingkungan-di-tanah-papua.html

http://googleweblight.com/i?u=http://sulasri28.blogspot.com/2012/11/artikel-pencemaran-tanah.html

Achmad Lutfi. 2009. Bahan Pencemar Tanah. Diakses pada tanggal 26 Pebruari 2010
darisitus:http://www.chem-is-try.org

Achmad Lutfi. 2009. Cara Pencegahan dan Penanggulangan Bahan Pencemar Tanah. Diakses pada
tanggal 26 Pebruari 2010 dari situs http://www.chem-is-try.org

A.Tresna Sastrawijaya,M.Sc. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta

Murni Irian Ningsih. 2002.

Pencemaran. Bandung: Pringgandani

Prof. E. Handayanto, PhD.dkk. 2007. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah Sehat.

Yogyakarta: Pustaka Adipura


Ujwal deshmukh. 2009.

Pencemaran Tanah Penyebab dan Efek. Diakses pada tanggal 27 Pebruari 2010 dari situs
http://translate.googleusercontent.com

Wikipedia. 2010. Pencemaran Tanah. Diakses pada tanggal 27 Pebruari 2010 dari situs
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah

http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads
DAFTR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................


Daftar Isi ..................................................................................................
Bab I Pendahuluan........................................................................................

A.Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................
Bab II Pembahasan.......................................................................................

A. Pengertian Pencemaran Tanah............................................................


B. Penyebab Pencemaran Tanah..............................................................
C. DAMPAK PENCEMARAN TANAH BAGI LINGKUNGAN .....................

D. PENCEGAHAN PENCEMARAN TANAH .....................................

E. PENANGGULANGAN PENCEMARAN TANAH...............


F. KASUS PENCEMAEAN TANAH

G. PERATURAN PEMERINTAH PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH DAN LAHAN

Bab III Penutup.......................................................................................

Kesimpulan......................................................................................
Saran...............................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................

Anda mungkin juga menyukai