Anda di halaman 1dari 42

TUGAS :

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan


Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)
Dosen Pengampu : Irma Mustika Sari, S.Pd. M.Pd.

“LAPORAN HASIL OBSERVASI TPA PUUWATU


DAN KAMPUNG MANDIRI ENERGI”

KELOMPOK I

ALFIKA RISNO.S A1A414 003


EKA FITRIANI A1A414 009
GAMSIR A1A414 011
HARTINI A1A414 013
HUSNA A1A414 015
LD. BAYU NADRIAN A1A414 023
LA NUR MUH. ISKANDAR PATOLA A1A414 021

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016

i
KATA PENGANTAR

Allhamdulillahi rabbil alamin,

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunianyalah kami kelompok I selaku penyusun dapat menyusun Laporan ini
dengan baik dan tanpa kendala yang berarti. Tak lupa pula saya ucapkan banyak
terimakasih pada :

1. Bpk. Jabadin ST, M.,Si, selaku katua TPA Puuwatu


2. Bpk dan Ibu selaku informan yang kami masukkan dalam sampel
3. Dosen Pengampu Ibu Irma Muastika Sari S.Pd. M.Pd.
4. Teman-teman kelompok I yang telah bekerja keras mengumpulkan data
pada saat observasi

Meski masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini kami
mohon maaf dan mohon di maklumi dan semoga apa yang termuat dalam
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalam...

Kendari 8 Desember, 2016

Penyusun
HARTINI

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DATAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.................... ...................................................... 1

1.1. LATAR BELAKANG.......................................................... 1

1.2. TUJUAN KEGIATAN........................................................ 3

1.3. MANFAAT KEGIATAN ...................................................... 3

BAB II METODE PENELITIAN ................................................................ 4

2.2. NAMA DAN PESERTA ................................................... 4

2.2. WAKTU DAN TEMPAT ....................................................... 4

2.3. METODE PENGUMPULAN DATA...................................... 4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 1

3.1. HASIL KEGIATAN .......................................................... 5

A. HASIL OBESERVASI............................................. 5
B. HASIL KEGIATAN .................................................. 23

BAB IV PEMBAHASAN................................................................... 29

PENUTUP............................................................................................... 35

A. KESIMPULAN ..........................................................................35

B. SARAN........................................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 37

iii
iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup sampai


saat ini bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah
plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit
dikelola. Manusia memang dianugerahi panca indera yang membantunya
mendeteksi berbagai hal yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia
modern ini muncul berbagai bentuk ancaman yang tidak terdeteksi oleh
panca indera kita yaitu berbagai jenis racun yang dibuat oleh manusia
sendiri.

Lebih dari 75.000 bahan kimia sintesis telah dihasilkan manusia dalam
beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna, berasa
dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan. Sebagian
besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka panjang
seperti kanker, kerusakan saraf, ganggguan reproduksi, dan lain-lain.
Sifat racun sintetis yang tidak berbau dan berwarna, dan dampak
kesehatnnya yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian kita.
Kita lebih risau  dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh panca
indera kita, misalnya saja adalah lindi yaitu air hasil timbunan sampah.

Hampir setiap kota besar di Indonesia telah menyediakan Tempat


Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Namun kebanyakan dari TPA-TPA ini
hanya berfokus pada pengolahan sampah saja. Padahal timbunan sampah
juga menimbulkan aliran air lindi (leachate) yang dapat mencemari
lingkungan. Seandainya sudah ada unit pengolahannya pun unit pengolahan

1
tersebut masih bersifat apa adanya. Bahkan efluen dari unit pengolahan
tersebut masih berada di atas baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah.

Masalah utama yang dijumpai dalam aplikasi penimbunan/pengurugan


sampah atau limbah padat lainnya ke dalam tanah adalah kemungkinan
pencemaran air tanah oleh lindi, terutama di daerah yang curah hujan dan
muka air tanahnya tinggi. Untuk itu perlu untuk kita mengetahui solusi
untuk permasalahan ini. Di kota Kendari Sendiri ada proses pengolahan
sampah yang kemudian di manfaatkan sebagai gas metana yang di konvensi
kembali menjadi energi ilstrik, tepatnya di TPA Puuwatu, Kampung
Mandiri Energi kec. Puuwatu Kota Kendari.

Hal ini menarik sebab TPA ini bukan hanya menjadi tempat pembauangan
akhir, tetapi ada pemanfaat di dalamnya, dan baru-baru inipun TPA
Puuwatu telah di buka untuk umum sebagai tempat rekreasi dan sarana
edukasi bagi wisatawan baik local maupun internasional.

2
1.2. TUJUAN KEGIATAN

 Untuk mengetahui proses pengolahan sampah di TPA Puuwatu


menjadi gas metana yang kemudian di konveksi menjadi energi
listrik
 Utntuk mengetahui manfaat TPA Puuwatu bagi masyarakat kota
kendari, tekhusus Kampung Mandiri Energi
 Mengetahui sejarah dari TPA Puuwatu

1.3. MANFAAT KEGIATAN

A. Manfaat Teritoris

 Sebagai penambah wawasan terkait pengolahan dan


pemanfaatan sampah di TPA Puuwatu
 Sebagai informasi bagi mahasiswa bahwa sampah juga dapat
diolah dan di manfaatkan

B. Manfaat Praktis

 Bermnfaat dari segi ekonomi, dimana Masyarakat Kampung


Mandiri Energi tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk
membeli gas dan menyewa listrik

3
 Dengan penfaatan gas metan, dapat Mengurangi Emisi gas
yang berpengaruh pada pencamaran udara

BAB II METODE PENELITIAN

2.1. NAMA DAN PESERTA

Pserta yang megikuti kegiatan observasi Lapangan atau PKL ini


adalah mahasiswa dan mahasiswi S1 Jurusan pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari
Kelas A. Yang di bagi menjadi beberapa kelompok termaksud kelompok
penyusun dan penliti diantaranya :

1. Alfika Risno
2. Eka Fitriani
3. Gamsir
4. Hartini Hudna
5. La Nur Muh. Iskandar patola
6. La Ode Bayu Nadrian

2.2. WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian di laksanakan di TPA Puuwatu, Kampung Mandiri Enargi Kel.


Puuwatu , Kec. Puuwatu, Kota Kendari Sulawesi Tenggara, pada tanggal
4 Desember 2016 malai dari jam 8 sampai dengan 11 siang.

2.3. METODE PENGUMPULAN DATA

4
Data di kumpulkan berdasarkan hasil observasi di lapanagan dan
wawancara dengan pihak penanggung jawab TPA dan Masyarakat
Kampung Mandiri Energi.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL KEGIATAN

C. HASIL OBESERVASI

1. Gambaran Umum Lokasi TPA Puuwatu

TPA Puuwatu terletak di Kelurahan Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota


Kendari yang mempunyai ketinggian 30 m di atas permukaan laut dengan
topoggrafi lembah – datar – berbukit. Perbedaan tinggi antara lembah dan
bukit ± 20 m dengan suhu rata-rata 26,4 ºC. Jalan masuk menuju TPA
beraspal dengan lebar jalan 5 m dan panjang ± 1,5 km yang merupakan
jalan penghubung dengan jalan umum, di dalam areal TPA terdapat juga

5
bangunan kantor ukuran 4x5 m, bangunan rumah pengomposan, dan
bangunan rumah jaga.

Sejak tahun 2002 hingga 2007, pengelolaan TPA Puwatu menggunakan


sistem open dumping atau menumpuk sampah tanpa pemrosesan.  Tahun
2008, keluar Undang-Undang  Persampahan Nomor 18 yang melarang
sistem tersebut.  Pemerintah kota kemudian memakai sistem lahan urug
kendali atau control landfill .

Tahun berikutnya, mereka memanfaatkan gas metan dengan pemasangan


ventilasi gas secara sederhana. Setelah beberapa kali studi banding dan
peningkatan kapasitas aparat dinas kebersihan yang difasilitasi
Kementerian Pekerjaan Umum, tahun 2011 dimulai uji coba pemanfaatan
gas metan sebagai sumber energi terbarukan. Hasilnya dimanfaatkan untuk
kebutuhan khusus di TPA.

Tahun 2013, Dinas Kebersihan mendapat alokasi dana  Rp 150 juta untuk
menambah kapasitas mesin pembangkit listrik dan pemasangan instalasi
perpipaan untuk kebutuhan warga di kampung mandiri energi.

mengelelola TPAS Puwatu membuat Pemerintah Kota Kendari berhasil


meraih penghargaan Adipura Kencana tahun 2014 melalui terobosan
kampung mandiri energi. Sebelumnya Pengelolaan TPAS Puwatu tahun
2013  juga mendapat penghargaan Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (AMPL) kategori Komitmen Daerah dalam Pengelolaan
Sampah Ramah Lingkungan dari Bappenas.

Sampah yang diangkut dari TPS kemudian di buang di TPA yang berada
di Kelurahan Watulondo, Kecamatan Puuwatu. Lahan TPA yang dimiliki
seluas ± 21 Ha, yang mulai beroperasi pada tahun 2002 dengan umur pakai
TPA sekitar 15 tahun. Sampai saat ini total luasan TPA yang sudah
terpakai seluas  10 ha. Metode yang digunakan di TPA adalah Controlled

6
Land Fill, dimana sampah ditimbun di area terbuka lalu ditutup tanah
kemudian dilakukan pemadatan dengan bulldozer. Untuk membantu
proses tersebut TPAS Puuwatu memiliki 1 unit bulldozer.
TPA Puuwatu juga dilengkapi dengan sarana pengolahan air lindi serta
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) serta instalasi gas metan
yang telah termanfaatkan sebagai sumber listrik dan dimanfaatkan juga
untuk memasak.
Cakupan pelayanan pengelolaan sampah di Kota Kendari hampir
mencakup keseluruhan Kota Kendari yakni sebanyak 10 Kecamatan dan
53 Kelurahan sekitar 67% dengan setimasi jumlah penduduk terlayani
sebanyak  179.778 jiwa. Volume sampah yang dihasilkan di Kota
Kendari pada tahun 2011 sebanyak ± 703,39 m 3/hari. Dari volume sampah
sebanyak itu, sekitar 50 - 55% atau sekitar ± 300 m 3/hari diangkut ke TPA
yang berada di Kecamatan Puuwatu.

Luas lokasi TPA Puuwatu yg telah di manfaatkan ± 10 ha dan dibagi pada


beberapa bagian yaitu:
1. Zona A : Merupakan lokasi penghijauan seluas ± 3 ha dan
seluas ± 5 ha belum di gunakan, saat ini digunakan sebagai
tanah penutup.

7
2. Zona B : lokasi bekas pembuangan sampah dan tidak aktif
lagi seluas ± 1,5 ha.

3. Zona C : Lokasi bekas pembuangan sampah, dan sudah


tidak aktif lagi seluas ± 3 ha.

4. Zona D Areal landfill yang baru seluas ± 1,5 ha.

8
5. Zona E, Pipa hasil Proses buangan Sampah Aktif 0,5 ha

6. Areal Pipa Pengolahan Gas Metan seluas ±


05 ha

7. Areal bangunan kolam lindi ± 0,5 ha.

9
2. Pelayanan Pengangkutan dan Volume Sampah

Kegiatan pengangkutan sampah dilakukan mulai jam 06.00 Wita oleh


petugas Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Kendari.
Pengangkutan dilakukan dari berbagai sumber yaitu dari tempat
pembuangan sementara, lokasi Pemukiman, Pertokoan, Pasar, Taman,
Pinggir Jalan, lahan kosong masyarakat, dan lain-lain. Pelayanan
pengumpulan dan pengangkutan sampah menggunakan sarana yang berbeda
sesuai dengan lokasi tempat pengumpulan sampah, yang berada di lorong-
lorong atau di gang-gang menggunakan sarana angkutan motor sampah atau
gerobak sampah ke TPS, selanjutnya dari TPS-TPS di angkut ke TPA
dengan menggunakan Dump Truk.

Drum truk sendiri ada sekitaran 46 mobil, yang termaksud di dalam dinas
kebersihan.

10
Drum truk beroprasi mulai jam 5 pagi hingga siang hari. Sampah yang di
angkut dan sampai di TPA sendiri volume sampahnya sekitar 150-160 ton
per hari.
Di dalam pengangkutan sampah, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan
Pemakaman mempergunakan 20 unit gerobak sampah, 14 unit motor sampah,
6 unit mini truck, 32 unit dump truk, serta 4 unit armada roll truk.

Meningkatnya volume sampah, di TPA Puuwatu sendiri selaku penyedia


tempat pembuangan akhir di sekitaran kota kendari, dimana ada 8
kecamatan yang menjadi titik TPS sebagai penyedia sampah, sering pula di
akibatkan meningkatnya jumlah penduduk Kota Kendari yang dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 1, Jumlah Penduduk Kota Kendari tahun 2016

No Kecamatan Jumlah Penduduk

1 Baruga 38.021
. 2 Puuwatu 29.175
3 Ka dia 41.260

4 Wua-Wua 25.661

5 Poasia 26.260

6 Abeli 23.591
7 Kambu 28.529

8 Kendari 26.870

Dari tabel di atas, dapat kita analisi dengan banyaknya penduduk, maka
jumlah setoran sampah perharinya pun juga ikut meningkat.

11
Kemudian untuk penggunaan alat lain yang di gunakan oleh TPA Puuwatu
Sendiri ada 4 alat berat di antaranya 3 Doser satu di antaranya rusak, yang
pemanfatanya di gunakana untuk meratakan sampah, dan juga Eksa yang di
gunakan sebagai penggeruk tanah untuk lahan galian baru, untuk tempat
penimbunan tanah.
Gambar Alat berat yang tersedia dan di gunakan oleh TPA Puuwatu

3. Aspek dan Jenis Persampahan di Kota Kendari

Pelayanan pengangkutan sampah merupakan pelayanan yang diberikan


oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman untuk melayani
pengakutan sampah dari masyarakat baik langsung maupun tidak langsung
untuk di teruskan ke TPA. Untuk pelayanan pengangkutan sampah yang ada di
Kota Kendari terbagi dalam 3 jenis pelayanan pengakutan yaitu :

a.     Pelayanan Langsung
Pelayanan langsung yang dimaksud adalah pelayanan pengangkutan
sampah yang dilaksanakan secara dor to door oleh truk sampah milik
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman dan langsung ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Puwatu. Untuk pelayanan langsung daerahnya
mencakup permukiman penduduk yang berada di jalur pelayanan langsung
itu sendiri maupun kawasan-kawasan perdagangan seperti pasar, ruko dan
lainnya.

12
b.      Pelayanan Tidak Langsung
Pelayanan tidak langsung yang dimaksud adalah pelayanan pengangkutan
sampah yang dilaksanakan dari tempat penumpukan/pembuangan
sementara (TPS) kemudian diangkut ke tempat penumpukan akhir (TPA).
Pelayanan tidak langsung ini kebanyakan dilaksanakan untuk wilayah-
wilayah permukiman penduduk yang memiliki TPS-TPS.
c.       Pelayanan Umum
Pelayanan umum merupakan pelayanan yang dilakukan pada lokasi-lokasi
yang menyangkut kepentingan umum baik itu dari pembersihan sampai
pengangkutan, kebanyakan dilaksanakan di tempat fasilitas-fasilitas umum
seperti jalan, pasar, dan lain-lain.

Penanganan limbah padat/persampahan di Kota Kendari sudah menjangkau


hampir keseluruhan wilayah di sekitar Kota Kendari. Volume sampah yang
dihasilkan di Kota Kendari pada tahun 2011 sebanyak ± 703,39 m 3/hari dan untuk
2016 sendiri mencapai 150-160 ton perhari.
Dari volume sampah sebanyak itu, sekitar 55% diangkut ke TPA yang berada di
Kecamatan Puuwatu. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 20% di kelola sendiri oleh
masyarakat dengan dipilah untuk dimanfaatkan kembali, sedangkan 25% lainnya
dibakar maupun ada juga yang dibuang di sungai.

Tabel 2 Pelayanan Persampahan Kota Kendari


No Uraian Teknik Operasional Volume

A Jumlah Timbunan
-      Standar Timbulan Sampah/Org/Hr 2,5 L/Org/Hr
-      Perkiraan Jumlah Timbunan Sampah (m3) 703,39 m3/hari

B Pelayanan Sampah
1 Cakupan Pelayanan (Jml Sampah Terangkut 150-160 ton/hari
+ diolah / Jml Timbulan)

13
3 Perkiraan Sampah Terangkut :
-      Permukiman 275.73 m3/hari
-      Pasar 90.03 m3/hari
-      Pelayanan Umum 53.46 m3/hari
-      Penyapuan Jalan 19.69 m3/hari
-      Industri 39.39 m3/hari
-      Niaga 50.64 m3/hari
-      Kerja Bakti 5.63 m3/hari
-      Pelabuhan 8.44 m3/hari
-      Kaki Lima 19.69 m3/hari
Total 562,71 m3/hari
4 Kapasitas Pelayanan TPS 903,2 m3
5 Kapasitas Pelayanan TPA 160-200 ton/hari

Pada tabel 2 dapat disimpulkan bahwa diantara jenis sampah yang ada yang paling
besar memberikan kontribusi persampahan adalah sampah pemukiman yaitu
sebesar 275,73 m³/hari dan yang paling rendah adalah sampah kerja bakti 5,63
m³/hari.
a . Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Jumlah TPS yang ada di wilayah pela yanan persampahan Kota Kendari di 64
Kelurahan sebanyak 1.129 unit yang tersebar di sepanjang jalan arteri, arteri
sekunder, pemukiman, pasar dan perkantoran.

b. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)


Jumlah TPST yang ada di Kota Kendari sebanyak 11 TPST, dimana tiap
TPST melayani pengolahan sampah organik menjadi kompos untuk skala
pemukiman (kompleks perumahan).

c. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)


Sampah yang diangkut dari TPS kemudian di buang di TPA yang berada di
Kelurahan Watulondo, Kecamatan Puuwatu. Lahan TPA yang dimiliki seluas

14
± 13 Ha, yang mulai beroperasi pada tahun 2002 dengan umur pakai TPA
sekitar 15 tahun. Menurut informasi yang didapatkan bahwa jenis sampah
yang masuk dalam area TPA sampah Puuwatu Kota Kendari adalah non B3.

Sehingga untuk Kawasan Kota Kendari jenis sampah yang dihasilkan hanya
berupa:
1) Permukiman
2) Pasar
3) Pelayanan umum
4) Penyapuan Jalan
5) Induatri (Ikan)
6) Niaga
7) Kerja Bakti
8) Pelabuhan
9) Kaki Lima

15
4. Wawancara

a. Wawancara dengan Penduduk Kampung Mandiri Energi

Sampel 1 :
Nama : Bpk. Rade
Umur : 27 tahun
Pekerjaan : bekerja di Dinas Kebersihan Kota, bagian
Pengangkut sampah
dari TPS ke Truk sampah,
Pendapatan : 1 Juta / bulan
Bermukim sejak : 2015
Kendala : masih kurangnya pasokan air bersih, terlebih
ketika
Mesin sumur bor rusak, maka terpaksa harus
membeli air dari luar.
Kesan : sangat membantu, dimana Dengan adanya

16
bantuan
berupa saluran listrik, biogas dan juga bantuan
rumah dari dinas sosial mampu menekan
kebutuhan ekonomi untuk saat ini.
Harapan : untuk kedepanya mampu lebih baik lagi terutama
untuk pasokan air bersih yang masih kurang.

Sampel 2 :
Nama : Bpk. Aslin
Umur : 26
Pekerjaan : Pegawai Hotel
Pendapatan : 1,200.000;- / bulan
Sejak kapan bermukim : 2013
Kendala : tidak ada kendala yang bearti, sejauh ini hanya
masalah persedian air bersih tapi itu bisa di atasi
Kesan : sangat bermanfaat dengan pengolahan
sampai dari TPA yang kemudian menjadi sumber
listrik bagi kami, bisa juga buat masak jadi tidak
perlu beli gas di luar. Terlebih, rumah juga
bantuan
dari dinas sosial.
Harapan : kedepanya semoga masih bisa bermukim di sini,
kalau perlu di buat lebih banyak lagi rumah
bantuan
dari dinas sosialnya

Sampel 3 :
Nama : Ibu, Asmawati
Umur : 31
Pekerjaan : Ibu rumah Tangga

17
Pendapatan : .-
Sejak kapan bermukim : 2014
Kendala : Air bersih masih kurang karena biasnya alat mesin
bor rusak.
Kesan : Sangat membantu, sebab bukan hanya rumah saja
yang di gratiskan, tetapi listrik dan gas-pun tidak
di
kenakan biaya apapun, sehingga masih bisa
berhemat.
Harapan : kedepanya lebih baik lagi, penangan air bersih
juga
lebih bisa di tingkatkan lagi.
b. Wawancara dengan Supir Truk sampah dan Anggota pengangkut
Sampah

Sampel 1 :
Nama : Bpk. Edi
Umur : 41 tahin
Pekerjaan : Supir mobil Limbah ikan, dari perusahaan PT Dharma
Samudra
Pendapatan : 1,500.000;- / bulan
Bekerja Sejak : 1989
Jam kerja : tidak menentu, sesuai panggilan dari perusahaan

18
Kendala : Tidak ada kendala yang berarti.

Keterangan :
Mobil yang di gunakan jenis mobul pick up, bermuatan limbah ikan dari
perusahaan PT Dharma Samudra. Kerja dengan 1 anggota, sehari satu kali
mengangkut limbah dan dari perusahaan sendiri pun Cuma di fasilitasi satu
mobil pengangkut limbah ikan. Tidak termaksud dalam dinas kebersihan.

Sampel 2 :
Nama : Bpk. Rudi
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : Supir mobil truk Sampah
Pendapatan : 1,240.000,- / bulan
Bekarja Sejak : 2007
Jam kerja : 04 : 30 / 05 : 00 Wita
Kendala : ketika turun hujan, jalanan jadi licin terkadang mobil
susah
di arahkan, ada juga kejadian mobil terbalik karena akses
kebawah (tempat pembuangan/penimbunan sampah)
masih
berupa pasir halus yang ketika hujan jadi becek.
Keterangan :
Setiap jam setengah empat tau jam lima, mulai menysir tiap TPS
kemudian di angkut ke dalam truk sampah yang terkumpul di TPS ada 4
anggota pengangkut tiap masing-masing Truk angkutan Sampah yang
rata-rata di gaji 900 ribu/bulan. Ada tenaga kontrak dan juga yang
memang mengabdi di Dinas Kebersiahan. Pulang kerja kiosaran jam 11-12

19
siang. Umumnya supir dari Dinas Kebersihan tidak bermukim di
kampung Mandiri Energi

Sampel 3 :
Nama : Bpk. Asnawi
Umur : 56 Tahun
Pekerjaan : Pengangkut sampah
Pendapatan : 1, 200, 000,- / bulan
Bekerja Sejak : 2001
Jam kerja : 04 : 30 / 05 : 00 Wita
Kendala : ketika pengangkutan sampah, masyarakat terkadan
membuang di luar bak sampah jadi sebelum di angkut
keatas terpaksa di kumpulkan kembali satu tempat.
Keterangan :
tiap pengangkut sampah dari tiap TPS berbeda-beda tergantung tenaga
kontrak atau pengabdi di dinas kebersihan. Anggota masing-masing
pengangkut sampah permobil itu ada 4 anggota yang juga berpencar di
beberapa TPS di seluruh kota kendari.

c. Wawancara dengan Pemulung di TPA Puuwatu

Sampel 1 :
Nama : Ibu. Sarifah

20
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : Pemulung
Pendapatan : Tidak Menentu
Bekerja Sejak : 2005
Kendala : tidak ada kendala karena sudah biasa, tapi
terkadang
suka gatal- gatal karena sampahnya campur
dengan sampah basah yang sudah berulat
Kesan : TPA Puuwatu dulu tidak sebagus ini belum ada
taman hanya petakan timbunan sampah jadi
sekarang sudah bagus sudah ada taman, sudah
ada juga wahana permainanya.
Harapan : TPA Puuwatu lebih bagus lagi kedepanya

Keterangan :
Jam kerjanya setiap hari mulai dari jam 8 menunggu truk sampah tiba lalu
di pisah sampah kaleng sama yang plastik. Yang kaleng isi di karung
begitu juga yang plastik. Setelah itu sudah terkumpul banyak di bawa
buat di timbang. Yang kaleng 1300/Kg yang plastik 1,200/Kg. Umumnya
pemulung tidak tinggal di kampung Mandiiri Energ, rata-rata tinggal di
luar Kampung Mandiri Energi.

Sampel 2 :
Nama : Bpk. Hanif
Umur : 47 Tahun
Pekerjaan : Pemulung
Pendapatan : Tidak Menentu
Bekerja sejak : 2015
Kendala : kalau sidah hujan susah ngais sampah kerna jalan

21
licin mau berdiri saja susah jadi mesti pegang-
pegangan buat jalan
Kesan : TPA –nya Bagus ada taman sama pada saat kerja
di sini baru tahu kalau sampah itu bisa di
manfaatkan jadi listrik sama nyalakan kompor
gas.
Harapan : semoga lebih bagus saja

Keterangan :
Mulai Kerja dari sebelum jam delapan karena mobil juga sudah pada trun
muatan jadi harus berlomba mengais sampah terus di pisahkan mana yang
plastik mana yang bukan. Biasnya kalau sampah plastik di jualnya ke
pemborong sekitaran 1,200/Kg. Kalau sehari kadang dapat 15 Kg sampah
di bawa balik pake gerobak atau tidak numpang sama supir mobil truk
kalau baliknya bnersamaan.

d. Wawancara Dengan Ketua TPA Puuwatu

Nama : Bpk. Jabadin ST, M.,Si


Umur : 47 tahun
Pekerjaan : Ketua TPA Puuwatu, Seksi 1 Bidang TPA

22
Puuwatu
Dinas Kebersihan Kota Kendari
Pendapatan : ,-
Bermukim sejak : 2007
Kendala : Masih belum ada pemisahan sampah sehingga
belum teroptimalkan pemanfaatanya, dan juga
tentang lat berat yang terkadang rusak.
Keterangan : aturan kerja Kantor TPA Puuwatu sendiri dari jam
7 pagi – jam 4 sore. Jumlah pekerja untuk divisi
TPA Puuwatu sendiri ada 4 Teknisi mesin 3 bagian
kantor termaksud Bpk Jabadin selaku ketua
sehingga keseluruhan ada 8 orang pekerja.

D. HASIL KEGIATAN

1. Proses Pemanfaatan pada Pengolahan Sampah

a. Pengolahan Limbah Menjadi Gas Metana dan Listrik

Pembuangan sampah di TPA Puuwatu sendiri, langsung ke alam atau ke


tanah pada zona yang sudah di siapkan, 5 sampai 6 hari kemudian
dipadatkan dengan alat berat lalu di tutup dengan tanah (diurug) setebal 30
cm sampai 40 cm selanjutnya pembuangan sampah dilakukan berlapis ke
atas.

23
Ada tiga sistem untuk mengekstraksi gas TPA, yaitu koleksi permukaan
(surface collection), sumur gas horisontal (horizontal gas wells), dan
sumur gas vertikal (vertical gas wells). Pada sistem koleksi permukaan,
pipa berlubang ditanam di dalam tubuh TPA yang permukaannya telah
ditutup penutup kedap air. Sistem ini memerlukan waktu beberapa tahun
sebelum ekstraksi gas dapat dimulai. Sistem sumur vertikal dibangun
ketika atau setelah situs TPA dioperasikan sebagai fasilitas pembuangan
limbah. Adapun alur dalam penempatan Gas TPA Puuwatu dapat di lihat
pada gambar :

Dari gambar di atas, maka dapat di simpulkan bahwa dari yang di timbun
tadi atau di lapis atau di tutup yang biasa di sebut tanah urung sekitaran
30-40 senti, dimana di tiap lapisan, ada selang yang di hubungkan untuk
menarik hasil dari proses fermentasi yang terdiri dari 60% metana, 38%
karbon dioksida dan 2%nya O2, H2 dan H2s, yang teraliri langsung ke
pipa filterisasi sebesar 4 inci kemudain mnegurai kembali pada pipa-pipa
yang langsung mengarah pada satu pipa kecil yang di dalamnya terdapat
ban penampung gas dengan penghubung pipa 4 senti sebagai pipa pelepas
gas yang akan mangarah langsung pada rumah-rumah warga Kampung
Mandiri Energi yang di manfaatkan menjadi gas.

Sebagai inspeksi lanjutan, dengan banyaknya sampah yang mancapai 150-


160 ton/hari, maka penyediaan gas yang besar ini pun teralihkan atau di
inveksi-kan kembali menjadi tenaga listrik sebagaiman pada gambar alur

24
di atas, ada pipa penghungung sebesar 4 senti yang menyabung ban
penampung gas yang kemudian teraliri ke generator dengan proses
komposessor pada pipa sebelumnya, yang menhantarkan daya kalor tinggi
sehingga dapat ter-aliri menjadi listrik.

b. Pemanfaatan Lindi Di TPA Puuwatu

Pengelolaan cairan air lindi merupakan sebagian dari pengelolaan lahan-


urug secara keseluruhan. Pada dasarnya keberhasilan penanganan lindi
dimulai sejak suatu lahan dipilih, dan menerus sampai lahan itu ditutup
karena penuh. Pengelolaan cairan air lindi di TPA Puuwatu dapat
dilakukan dengan berbagai alternative, seperti:
1. Resirkulasi air lindi kembali ke dalam landfill. Hal ini dapat
meningkatkan laju dekomposisi kandungan organik menjadi
biogas hingga 70%. Resirkulasi air lindi dapat dilakukan pada
musim kemarau, sedangkan pada musim hujan, air lindi harus
diolah untuk mengurangi volumenya.
2. Pengolahan air lindi dengan menggunakan pengolahan limbah
secara biologis. Pengolahan ini biasa dilakukan dengan
menggunakan lumpur aktif yang berfungsi mendegradasi
kandungan organik yang terdapat dalam air lindi. Setelah
kandungan organik dalam air lindi turun drastis, kemudian
dapat dilakukan pemurnian kembali dengan menggunakan alat
filtrasi. Air keluaran yang diharapkan dari pengolahan
semacam ini dapat langsung dibuang ke lingkungan karena
tidak berbahaya bagi lingkungan.
3. Pengolahan air lindi dengan menggunakan membran. Selain
untuk mengurangi kekeruhan atau turbiditas, pengolahan
dengan membran dimaksudkan untuk mengurangi kadar
COD, BOD serta kandungan logam pada air lindi. Umumnya
diperlukan pengolahan bertahap untuk menghasilkan limbah

25
yang memenuhi syarat baku mutu limbah seperti bioreaktor
dengan membran (membrane bioreactor) atau integrasi antara
ultrafiltrasi dan karbon aktif.
4. Metode landfill, cukup mudah dilakukan dimana bisa
menampung sampah dalam jumlah besar. Akan tetapi,
anggapan ini kurang tepat karena jika tidak dilakukan secara
benar, landfill dapat menimbulkan masalah yang berkaitan
dengan kesehatan dan lingkungan. Masalah utama yang sering
timbul adalah bau dan pencemaran air lindi yang dihasilkan.
Selain itu, gas metana yang dihasilkan oleh landfill dan tidak
dimanfaatkan akan menyebabkan efek pemanasan global. Jika
termanpatkan di dalam tanah, gas metana bisa meledak.\
5. Keika musim kemarau, air lindi di sedot untuk di sirami pada
ban gas sebagai penampung gas sebab ketika gas penampung
kurang lembab maka gas yang di hasilkan tidak banyak.

2. TPA Puuwatu sebagai Objek wisata Edukasi dan Rekreasi

TPA Puuwatu sendiri belum lama ini, telah membuka objek Wisata
bagi Wisatawan local maupun mancanegara untuk turut melihat
proses pengolahan Sampah menjadi boigas atau gas metana yang di
manfaatkan sebagai gas dan listrik yang menjadi daya utama
pembangkit listrik dan gas pada kampun Mandiri Energi.

Lahan yang luas dengan tatanan taman yang baik menjadikan niai
plus untuk kemudain di manfaatkan menjadi objek wisata. Adapun
beberapa objek wisata yang tersedia di antaranya wahana Flying

26
Fox, Flying ruth, dan beberapa gazebo yang di buat sebagai tempat
bersantai dan masih banyak lagi wahana yang belum selesai
pengerjaanya. Meski belum di resmikan pembukaan objek wisata
TPA Puuwatu, namun setiap Sabtu minggu selalu ada wisatawan
yang masuk dan berekreasi di dalmnya.

Untuk Wahana Wisata TPA Puuwatu sendiri bekerja sama dengan


Dinas Kebrsihan Kota kendari dan Dinas Pariwisata Kota Kendari
yang masuk dalam Bidang Seksi II TPA Puuwatu dalam
penangananya yakni Pemanfaatan lahan wisata TPA Puuwatu yang
nantinya akan di buka untuk umum dan di mulai sistim pembayaran
tiket untuk masuk pada sekitaran pertengahan tahun 2017.

3. Dampak TPA Puuwatu

a. Dampak Positf

a) Dilihat dari segi pemanfataan, Dengan adanya


pengolahan sampah menjadi Biogas yang dalam hal ini
gas metana, mengasilkan banyak manfaat di antaranya
dapat menghasilkan gas yang menjadi bahan bakar
rumah tangga bagi kampung Mandiri Energi dan kalor
yang di hasilkan gas metana ini di fungsikan sebagai

27
enrgi listrik yang menghidupkan listrik di kampung
Mandiri Energi.
b) Di lihat dari segi ekonomi, gas dan listrik yang di
hasilkan dari pangolahan sampah ini dapat menghemat
pengeluaran masyarakat kampung Mandiri energi yang
rata-rata penduduknya masuk dalam ketegori
masyarakat kelas bawah, dengan pendapatan tertinggi
kisaran 1, 500.000,-/ bulan. Bukan hanya itu, dari
pembuangan sampah sendiri yang oleh msyarakat kota
kendari yang berprofesi sebagai pemulung
memjadikannya sebagi andalan tempat mengais
sampah palstik dan kalengan yang mampu menambah
pengahasilannya.
c) Di lihat dari segi lingkungan, pengolahan sampah ini
menjadi alterbatif sebab jika sampah tidak di olah
dengan baik, akan berakibat pada lingkunagan yang
salah satunga pemcemaran tanah dan berkurangnya
insur hara dia tanah.
d) Dilihat dari segi estetika, dimana lahan timbunan lama
atau lahan timbunan yang sudah tidak aktif tal;eh di
tanami jenis tanaman yang mempercantik pandangan
terlebih bebrapa pohon di tanami dengan teratur
sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

b. Dampak Negatif

Dampak negatif yang di temukan di lapangan (TPA Puuwatu)


yakni kaitnya dengan kesehatan pekerja baik supir dan anggota
truk sampah maupun teknisi TPA Puuwatu dan juga para
pemulung di sekitaran area Zona pembuangan sampah.

28
Biasanya, ketika lama berada di area pembuangan, gas yang
menguar dari lapisan tanah urung mengakibatkan sesak nafas
ringan sedangkan Bau yang menyengat dari sampah yang
belum di timbun atau di lapisi dengan tanah urung juga
mengakibatkan mual-mual dan juga sampah basah dalam hal
ini sampah dapur yang di biarkan lama mengakibatkan gatal-
gatal dan iritasi ringan.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Sampah TPA Puuwatu

Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi sampah


organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di
Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan
diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali.

29
Karakteristik sampah di TPA Puuwati sendiri, rata-rata memiliki kadar air
60 %, nilai kalor 1000 – 1300 k.cal/kg, kadar abu 10 – 11 % dan berat jenis
250 kg/m3. Dengan karaketr sampah ini, maka proses yang di lakukan
dalam pengelolaanya atau pengolahnya dengan cara filterisasi atau
penyaringan kemudian pembakaran gas metan dan bau CO2.

B. Operasional dan Mekanisme Pengelolaan Sampah TPA Puuwatu

a. Operasional Penanganan Sampah

Pola operasional penanganan sampah dari sumber sampai TPA dilakukan


melalui beberapa tahap, yaitu pengumpulan, pemindahan, pengolahan,
pengangkutan dan pembuangan akhir. Yanbg dapat di lihat dalam diagram
berikut :

Khusus untuk pemanfaatan gas metan TPA Puuwatu menggunakan


landfill gas termaksud dalam CDM (clean developmant mechanism). Yang
dimana di alirkan menjadi biogas dan tambatan listrik.

b. Mekanisme Pengelolaan Sampah

a) Proses Penimbunan Sampah

Sampah yang telah terkumpul, kemudian di ratakan dengan mobil Doser


setalah area tanah rata dengan sampah, kemudian di lapisi dengan tanah
urung sekitaran 30-40 senti. Pada bagian bawah dan sisiannya, dilapisi

30
dengan palstik hitam yang berfungsi mencegah kontak langsung sampah
dengan tanah timbunan. Dalam tiap timbunan, selalu ada fentilasi bagi gas
untuk keluar fentilasi ini berupa pipa panjang yang mnyelurkan gas. Yang
dapat di lihat pada gambar.

Penutupan tanah sendiri dilakukan secara harian namun ketika ada kendala
seperti hujan lebat, maka penutupan tanah tidak di laksanakan tetapi di
lakukan pencegahan denganm Penyemprotan insektisida, agar gas pada
sampah yang menumpuk tersebut tidak menguar.

b) Mekanisme Pengelolaan Sampah

Sebagaimana di jelaskan tentang pemanfaat sampah di TPA Puuwatu pada


Poin sebelumnya, maka Proses pengelolaan sampah di gunakan dengan
sistem clean developmant mechanism atau mekanisme pembangunan
bersih yang bertujuan menurunkan kualitas gas rumah kaca, yang dala hal
ini merupakan kerjasama antara negara maju dan negara berkembang
dalam pencapaian tujuna pembangunan berkelanjutan. Meskipun belum
maksimal pengolahan menggunakan mekanisem CDM ini, tetapi
pemprosesan sampah di TPA Puuwatu sendiri telah banyak masuk
kedalam kategori mekanisme CDM, dengan penggunaan mesin
pengolahan gas, pembakaran gas dan inveksi dari gas metan ke kalor .
untuk proses  Pembakaran atau (incinerate), adalah teknik pengolahan
sampah yang dapat mengubah sampah menjadi bentuk gas, sehingga

31
volumenya dapat berkurang hingga 90-95%. Alat dan mesing yang
digunakan dapat di lihat dalam gambar

Dalam pembentukan gas sendiri, sampah yang kemudian dibuang ke


tempat pemrosesan akhir nanti akan mengalami tiga fase, yaitu :

1. Fase I/Aerobic phase

Terjadi pada periode awal pembuangan, proses penguraian berlangsung


dengan memanfaatkan oksigen. Aktivitas mikroba memungkinkan panas
dihasilkan hingga suhu tumpukan sampah dapat mencapai 70-80oC. fase
aerobik ini hanya berlangsung dalam waktu yang cukup singkat (dari
beberapa hari sampai beberapa minggu) Gas yang dihasilkan terutama
adalah CO2 dan uap air. CO2 yang dihasilkan menyebabkan pH menjadi
asam

2. Fase II/Acetogenic Phase

Pada tahapan berikutnya, terjadi proses pemadatan dan pelapisan tanah


pada lapisan atas sampah. Mikroorganisma aerob digantikan oleh
mikroorganisma fakultatif yang dapat hidup dalam lingkungan rendah

32
oksigen lingkungan (anaerobik). Hasil dekomposi utamanya adalah asam
organik dan CO2, sehingga dihasilkan leachate dalam jumlah besar

3. Fase III/Methanogenic Phase

Mikroorganisme fakultatif digantikan oleh mikroorganisma


obligate anaerob. Mikroorganisma ini akan mendekomposisi sampah
organik yang belum diuraikan pada fase acetogenik, Hasil dekomposisi
utama adalah methan, CO2, air, dan panas. Fase ini akan berlangsung
selama 6 bulan. Pada fase ini produksi gas methan menjadi konstan dan
gas-gas lain juga dihasilkan dengan komposisi sebagai berikut:

40 methan
40-50% karbon dioksida
3-20% Nitrogen
1% Oksigen
Secara ringkas reaksi pembentukan gas metan secara anaerobik di TPA
Puuwatu ini terjadi sebagai berikut:

Bahan organik + H2O humus + CH4 + CO2

33
Gas utama yang di hasilkan oleh TPA Puuwatu adalah Gas metan yang
melalui fase Methanogenic Phase, yang kemudian menjadi gas sebagai
pembantu bahan bakar dan kalor pada generator listri di Kampun Mandiri
Energi.

c) Prose Pembuangan akhir

Metode pembuangan akhir di TPA Puuwatu dilakukan dengan controlled


landfill dan sanitary landfill dengan “sistem sel” yang dapat di lihat pada
gambar.

Ada 3 sel dalam sistem control landfill dan sanitary landfill, dimana dari
ke-3 sel ini menamping limbah sampah dari proses penyaringan gas metan
dan kalor yang ter-aliri dalam pipa-pipa dengan ukran di tiap sel berbeda-
beda. Hal ini bertujuan agar cairan limbah tersebut atau biasa di sebut air
limbah lindi tidak berkontak langsung dengan tanah. Fungsi setiap sel
mengaliri air melalui selang atau pipa yang terhubung l;angsung pada pipa

34
besar dalam bak Lindi yang ada di bawahnya yang dapat di lihat pada
gambar.

Kolam lindi ini memiliki kedalam 6 meter, Luas 6 Meter, panjang 9 Meter,
di lengkapi dengan adanya dua buah sumur pantau sedalam enam meter
sebagimana gambar. Sumur pantau ini berfungsi sebagai tolak ukur bagi
kolam lindi untuk mengetahui sebanyak apa volume air pada kolam lindi.

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat di tarik terkait dengan hasil dan
pembahasan TPA Puuwatu diantaranya :

35
 TPA Puuwatu terletak di Kelurahan Puuwatu Kecamatan
Puuwatu Kota Kendari yang mempunyai ketinggian 30 m di
atas permukaan laut dengan topoggrafi lembah – datar –
berbukit. Perbedaan tinggi antara lembah dan bukit ± 20 m
dengan suhu rata-rata 26,4 ºC.
 Lahan TPA yang dimiliki seluas ± 21 Ha, yang mulai
beroperasi pada tahun 2002 dengan umur pakai TPA sekitar
15 tahun. Sampai saat ini total luasan TPA yang sudah
terpakai seluas  10 ha. Metode yang digunakan di TPA
adalah Controlled Land Fill,
 Proses pengelolaan sampah di gunakan dengan sistem clean
developmant mechanism atau mekanisme pembangunan
bersih yang bertujuan menurunkan kualitas gas rumah kaca,
yang dala hal ini merupakan kerjasama antara negara maju
dan negara berkembang dalam pencapaian tujuna
pembangunan berkelanjutan. Meskipun belum maksimal
pengolahan menggunakan mekanisem CDM ini, tetapi
pemprosesan sampah di TPA Puuwatu sendiri telah banyak
masuk kedalam kategori mekanisme CDM, dengan
penggunaan mesin pengolahan gas, pembakaran gas dan
inveksi dari gas metan ke kalor . untuk proses  Pembakaran
atau (incinerate), adalah teknik pengolahan sampah yang
dapat mengubah sampah menjadi bentuk gas, sehingga
volumenya dapat berkurang hingga 90-95%.
 Gas utama yang di hasilkan oleh TPA Puuwatu adalah Gas
metan yang melalui fase Methanogenic Phase, yang
kemudian menjadi gas sebagai pembantu bahan bakar dan
kalor pada generator listri di Kampun Mandiri Energi
 Metode pembuangan akhir di TPA Puuwatu dilakukan
dengan controlled landfill dan sanitary landfill dengan
“sistem sel”

36
4.2. SARAN

Sampah sebaiknya dikelola dengan baik sehingga dapat mengurangi


hasil lindi yang dapat merugikan lingkungan di sekitar TPA
Puuwatu, selain itu pembungan sampah sebaiknya tidak dengan
open dumping karena selain menimbulkan bau yang tidak sedap
cara ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Untuk meminimalisir pencemaran lindi terhadap lingkungan
disekitar TPA Puuwatu diharapkan Pemerintah dan Instansi sudah
seharusnya memberikan perhatian yang lebih dan melakukan
langkah-langkah terpadu untuk pengurangan pencemaran yang
diakibatkan oleh sampah dengan menerapkan Reduce, Reuse dan
Recycle (3R).

DAFTAR PUSTAKA

sultranews.com/menjadikan-sampah-sebagai-energi-kampung/ (diakses 6
Desember 2016)

kendarikota.bps.go.id (diakses 6 Desember 2016)

37
Jendelasultra.blogspot.com/2015/05/penduduk-kota-kendari (diakses 6
Desember 2016)

38

Anda mungkin juga menyukai