Anda di halaman 1dari 20

PENGOLAHAN SAMPAH

“Aspek Manajemen dan Peraturan Perundangan Dalam

Pengelolaan Sampah ”

Disusun oleh:

Kelompok 3

Liyana (P21345119042)

Nabila Alfath Eka Putri (P21345119054)

Nuzul Citra Dewanti (P21345119057)

Rafi Ahmad Zaidan (P21345119062)

Kelas: 2 D3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Pengolahan
Sampah.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

                                                                                       Jakarta, Februari 2021

                                                                                              

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Pengelolaan Sampah................................................................3

2.2 Undang-Undang Pengelolaan Sampah......................................................5

2.3 Peraturan Pemerintah Tentang Pengelolaan Sampah................................8

2.4 Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah.....................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................16

3.1 Kesimpulan..............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari, sampah adalah sesuatu yang tidak asing lagi di
telinga penulis, setiap mata memandang di situ ada sampah, memang berlebihan
jika penulis mengatakan demikian. Namun semua itu memang kenyataan yang
tidak dapat penulis pungkiri lagi. Sampah merupakan kotoran; bisasesuatu yang
tak terpakai dan dibuang; semua barang yang dibuang karena di anggap tak
berguna lagi, berarti dapat penulis katakana sampah adalah barang bekas, barang
buangan, barang tidak berguna, barang kotor dan lain-lain. Seharusnya
dimanfaatkan, diolah dikelola sesuai dengan prosedur 3R Reduce (mengurangi
penggunaan barang yang menghasilkan sampah), Reuse (menggunakan kembali
barang yang biasa dibuang), dan Recycle (mendaur ulang sampah).
Dalam kenyataannya, pengelolaan pengolahan sampah dalam kehidupan
sehari-hari tidak seperti yang kita bayangkan. Sampah banyak dijumpai dimana-
mana tanpa adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang buruk
mengakibatkan pencemaran baik pencemaran udara, air di dalam dan atas
permukaan, tanah, serta munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam
kesehatan masyarakat. Sampah sering menjadi barang tidak berarti bagi manusia,
sehingga menyebabkan sikap acuh tak acuh terhadap keberadaan sampah. Orang
sering membuang sampah sembarangan, seolah-olah mereka tidak memiliki salah
apapun. Padahal membuang sampah merupakan perbuatan tidak menunjukkan
kepedulian terhadap lingkungan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Pengertian Pengelolaan Sampah?
2. Apa Undang – Undang Pengelolaan Sampah?
3. Apa Peraturan Pemerintah Tentang Pengelolaan Sampah?
4. Apa Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah?

1
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui Pengertian Dari Pengelolaan Sampah
2. Mengetahui Undang – Undang Pengelolaan Sampah
3. Mengetahui Peraturan Pemerintah Tentang Pengelolaan Sampah
4. Mengetahui Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGELOLAAN SAMPAH

Keberadaan sampah di kehidupan sehari-hari tak lepas dari tangan


manusia yang membuang sampah sembarangan, mereka menganggap barang yang
telah dipakai tidak memiliki kegunaan lagi dan membuang dengan seenaknya
sendiri. Kurang kesadaran akan pentingnya kebersihan menjadi factor yang paling
dominan, di samping itu kepekaan masyarakat terhadap lingkungan harus
dipertanyakan. Mereka tidak mengetahui bahaya apa yang akan terjadi apabila
tidak dapat menjaga lingkungan sekitar.

Pengelolaan sampah yang baik harus memenuhi 3R atau Reuse, Reduce,


dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan
menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R
atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di
samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi
sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan
sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap
orang dalam kegiatan sehari-hari.

3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan


kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun
fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan
sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi
barang atau produk baru yang bermanfaat.

Contoh kegiatan reuse sehari-hari:

1. Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa


kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari

3
pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat
di charge kembali.
2. Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi
yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman
digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.

3. Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis


kembali.

4. Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

5. Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.

6. Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan

Contoh kegiatan reduce sehari-hari:
1. Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
2. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah
dalam jumlah besar.

3. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang
bisa diisi ulang kembali).

4. Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat


dihapus dan ditulis kembali.

5. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.

6. Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.

7. Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.

Contoh kegiatan recycle sehari-hari:
1. Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
2. Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.

3. Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.

4
4. Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang
bermanfaat.

2.2 UNDANG-UNDANG PENGELOLAAN SAMPAH

Sampah adalah masalah besar, menjadi masalah nasional bahkan masalah


universal. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
memiliki maksud bahwa pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai
sumber daya. Di tahun 2019 sekarang ini Kota Surabaya sudah mampu mengelola
sampah menjadi energi listrik. Sampah plastik bisa menjadi aspal, dan masih
dibutuhkan inovasi-inovasi lain tentang pengelolaan sampah agar menjadi
sumberdaya yang bermanfaat.

Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah


disahkan pada tanggal 7 Mei 2008 di Jakarta oleh Presiden Doktor Haji Susilo
Bambang Yudhoyono. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 69 setelah diundangkan pada tanggal 7 Mei 2008 oleh
Menkumham Andi Mattalatta di Jakarta, agar setiap orang mengetahuinya.
Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah ditempatkan pada Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4851.

Pokok kebijakan dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah mengatur tentang penyelenggaraan pengelolaan sampah
secara terpadu dan komprehensif, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat,
serta tugas dan wewenang Pemerintah dan pemerintahan daerah untuk
melaksanakan pelayanan publik. Pengaturan hukum pengelolaan sampah dalam

5
Undang-Undang ini berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas
manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas
keamanan, dan asas nilai ekonomi.

UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH


BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Definisi
Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam


yang berbentuk padat.
2. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

3. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah.

4. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang
menghasilkan timbulan sampah.

5. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan


berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

6. Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah diangkut


ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan
sampah terpadu.

7. Tempat pengolahan sampah terpadu adalah tempat dilaksanakannya


kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang,
pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.

6
8. Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk memroses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia
dan lingkungan.

9. Kompensasi adalah pemberian imbalan kepada orang yang terkena


dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di
tempat pemrosesan akhir sampah.

10. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan


hukum.

11. Sistem tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam
rangka pengendalian yang meliputi pencegahan dan penanggulangan
kecelakaan akibat pengelolaan sampah yang tidak benar.

12. Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden


Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

13. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang pengelolaan lingkungan hidup dan di bidang pemerintahan lain
yang terkait.

Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal 2
1. Sampah yang
dikelola berdasarkan Undang-Undang ini terdiri atas:

a. sampah rumah tangga;

b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan

7
c. sampah spesifik.

2. Sampah rumah
tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan
sampah spesifik.

3. Sampah sejenis
sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.

4. Sampah spesifik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;

b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;

c. sampah yang timbul akibat bencana;

d. puing bongkaran bangunan;

e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau

f. sampah yang timbul secara tidak periodik.

5. Ketentuan lebih
lanjut mengenai jenis sampah spesifik di luar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diatur dengan peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup.

2.3 PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 81 TAHUN 2012

8
TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang
berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas
sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
3. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
4. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah.
5. Produsen adalah pelaku usaha yang memroduksi barang yang menggunakan
kemasan, mendistribusikan barang yang menggunakan kemasan dan berasal
dari impor, atau menjual barang dengan menggunakan wadah yang tidak dapat
atau sulit terurai oleh proses alam.
6. Tempat penampungan sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah
tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan,
dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.
7. Tempat pengolahan sampah dengan prinsip 3R (reduce,reuse, recycle) yang
selanjutnya disebut TPS 3R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang skala
kawasan.
8. Tempat pengolahan sampah terpadu yang selanjutnya disingkat TPST adalah
tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan
ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
9. Tempat pemrosesan akhir yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat
untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan.

9
10. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum.
11. Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
12. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Pasal 2
Pengaturan pengelolaan sampah ini bertujuan untuk:
a. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat;
dan
b. menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Pasal 3
Peraturan Pemerintah ini meliputi pengaturan tentang:
a. kebijakan dan strategi pengelolaan sampah;
b. penyelenggaraan pengelolaan sampah;
c. kompensasi;
d. pengembangan dan penerapan teknologi;
e. sistem informasi;
f. peran masyarakat; dan
g. pembinaan.

2.4 PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan:

10
1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta perangkat daerah sebagai unsur


penyelenggara pemerintahan daerah.

4. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

6. Dinas Kebersihan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Kebersihan


Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah


Perangkat Daerah sebagai unsur pembantu Gubernur dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.

8. Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat UKPD adalah Unit
Kerja atau sub ordinat Satuan Kerja Perangkat Daerah.

9. Forum Masyarakat Peduli Kebersihan adalah wahana koordinasi pemangku


kepentingan yang bersifat tetap sebagai mitra Pemerintah Daerah.

10. Reduce, Reuse dan Recycle yang selanjutnya disingkat dengan 3R, adalah
kegiatan pengurangan sampah dengan cara mengurangi, memakai atau
memanfaatkan kembali dan mendaur ulang.

11. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat.

12. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

11
13. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah yang tidak berasal dari
rumah tangga dan berasal dari kawasan permukiman, kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan/atau
fasilitas lainnya.

14. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

15. Air limbah adalah semua cairan yang berasal dari kegiatan proses produksi
dan kegiatan usaha lainnya yang tidak dimanfaatkan kembali.

16. Sumber sampah adalah setiap orang, badan usaha dan/atau kegiatan yang
menghasilkan timbulan sampah.

17. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang
menghasilkan timbulan sampah.

18. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan


berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

19. Pengelolaan air kotor adalah kegiatan penyedotan lumpur tinja dan
pengolahannya di dalam Instalasi Pengolahan Air Kotor (IPAK).

20. Basis Permintaan (tidak terjadwal) adalah pelayanan penyedotan limbah air
kotor rumah tangga berdasarkan permintaan masyarakat.

21. Basis Terjadwal adalah pelayanan penyedotan air kotor limbah rumah tangga
yang dijadwalkan secara berkala atau periodik.

22. Pengurangan sampah adalah kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendaur


ulang sampah dan/atau pemanfaatan kembali sampah.

23. Pemilahan sampah adalah kegiatan mengelompokkan dan memisahkan


sampah sesuai dengan jenis.

24. Pengumpulan sampah adalah kegiatan mengambil dan memindahkan sampah


dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan
sampah dengan prinsip 3R.

12
25. Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari sumber atau
tempat penampungan sementara menuju tempat pengolahan sampah dengan
prinsip 3R atau tempat pengelolaan sampah terpadu atau tempat pemrosesan akhir
dengan menggunakan kendaraan bermotor atau tidak bermotor yang didesain
untuk mengangkut sampah.

26. Pengolahan sampah adalah kegiatan mengubah karakteristik, komposisi


dan/atau jumlah sampah.

27. Pemrosesan akhir sampah adalah kegiatan mengembalikan sampah dan/atau


residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

28. Tempat sampah yang selanjutnya disebut wadah sampah adalah tempat
penampungan sampah secara terpilah dan menentukan jenis sampah.

29. Tempat penampungan sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah


tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan
dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.

30. Tempat pengolahan sampah dengan prinsip 3R yang selanjutnya disebut TPS
3R adalah tempat dilaksanakan kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan
ulang, dan pendauran ulang skala kawasan.

31. Tempat pengolahan sampah terpadu yang selanjutnya disingkat TPST adalah
tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang,
pendauran ulang, pengolahan dan pemrosesan akhir.

32. Tempat pemrosesan akhir yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat
untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan.

33. Kompensasi adalah pemberian imbalan kepada orang yang terkena dampak
negatif yang ditimbulkan kegiatan penanganan sampah di tempat pemrosesan
akhir sampah.

13
34. Sistem tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam
rangka pengendalian yang meliputi pencegahan dan penanggulangan kecelakaan
akibat pengelolaan sampah yang tidak benar.

35. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah
pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diberi wewenang khusus oleh
Undang-Undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan
Daerah.

36. Pelaku usaha adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan yang melakukan usaha meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma,
kongsi, koperasi, persekutuan dan bentuk badan lainnya melakukan usaha secara
tetap.

37. Badan usaha di bidang kebersihan adalah pelaku usaha yang diberikan izin
untuk melakukan kegiatan pengelolaan sampah.

38. Produsen adalah pelaku usaha yang memproduksi barang yang menggunakan
kemasan, mendistribusikan barang yang menggunakan kemasan dan berasal dari
impor, atau menjual barang dengan menggunakan wadah yang tidak dapat atau
sulit terurai oleh proses alam.

39. Petugas kebersihan adalah orang yang diberi tugas menjalankan pelayanan
kebersihan oleh Pemerintah Daerah dan/atau badan usaha di bidang kebersihan.

40. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang dan/atau badan hukum.

41. Masyarakat adalah perorangan atau kelompok orang atau badan usaha atau
lembaga/organisasi kemasyarakatan.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

14
Asas pengelolaan sampah berdasarkan:

a. keterpaduan;

b. akuntabilitas;

c. transparan;

d. partisipatif;dan

e. kepastian hukum.

Pasal 3

Tujuan pengelolaan sampah untuk:

a. mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah;

b. meningkatkan peran serta masyarakat dan pelaku usaha untuk secara aktif
mengurangi dan/atau menangani sampah yang berwawasan lingkungan;

c. menjadikan sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomis; dan

d. mewujudkan pelayanan prima.

BAB III

TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 4

Tugas Pemerintah Daerah meliputi:

a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku


usaha dalam pengelolaan sampah;

b. mengalokasikan dana untuk pengelolaan sampah;

c. melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan dan penanganan


sampah;

d. melaksanakan, memfasilitasi, dan mengembangkan upaya pengurangan dan


penanganan sampah;

15
e. memanfaatkan, memfasilitasi, dan mengembangkan hasil pengolahan sampah;

f. mengelola sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana


pengolahan sampah;

g. memanfaatkan dan memfasilitasi penerapan teknologi pengolahan sampah yang


berkembang pada masyarakat untuk mengurangi dan/atau menangani sampah; dan

h. mengoordinasikan antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha


agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah memiliki maksud bahwa pengelolaan sampah
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan
serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah yang baik
harus memenuhi 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle dan sampai sekarang
masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan
berbagai permasalahannya. Tidak hanya Undang-undang No. 18 tahun 2008 tetapi
pemerintah juga menetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81
tahun 2012 tentang Pengolahan sampah. Dengan pengelolaan yang baik akan
mendatangkan keuntungan dalam hubungan timbal balik antara masyarakat
dengan lingkungan sekitar.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://aldy-firdani.blogspot.com/2014/01/pengelolaan-sampah-lingkungan.html
https://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-daerah-nomor-3-
tahun-2013-tentang-pengelolaan-sampah.pdf

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-18-2008-pengelolaan-sampah?amp

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang


Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.

17

Anda mungkin juga menyukai