Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KERUSAKAN TANAH DAN LAHAN

MEKANISME HANYUTAN SEDIMEN DAN HARA TANAH-


DAMPAK DEGRADASI TANAH PADA KUALITAS TANAH

OLEH:

Kelas/Kelompok :PendidikanBiologi A/Kelompok 7

NamaAnggotaKelompok:

 Marwan 1814041051
 Ade Widya Muslimawati 1814041033
 Nur Aziza Cumawaliyah 1814042023
 Aulifiah Amri 1814042026
 Nur Fadilah 1814042017

PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas
mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang
membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat
mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi.
selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme yang
ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk hidup
yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan penting
sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah sendiri
juga bisa tererosi.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang kerusakan tanah pada lahan.
Kerusakan tanah adalah tanah yang dimana sifat fisik tanah, sifat biologi tanah,
dan sifat kimia tanah dalam keadaan tidak baik. Hutan yang rusak dapat
mengakibatkan kurangnya daya serapan tanah serta mengurangi kemampuan
tanah dalam menampung air, sehingga tanah akan mudah mengalami erosi.
Pergerakan tanah dapat disebabkan oleh air hujan, misalnya tanah labil
yang ada di pinggir-pinggir sungai apabila tertimpa hujan lebat akan lepas dan
jatuh ke sungai. Erosi dapat juga di sebut pengikisan atau kelongsoran, dan
merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan kekuatan air atau
angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan/
perbuatan manusia.

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana mekanisme hanyutan sedimen dan hara tanah?


 Bagaimana mengatasi terjadinya erosi?
 Apa dampak degradasi tanah pada kualitas tanah?
C. Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui mekanisme hanyutan sedimen dan hara tanah pada
lahan.
 Untuk lebih mengetahui bgaimana cara mengatasi terjadinya erosi.
 Dapat mengetahui dampak-dampak degradasi tanah pada kualitas tanah.

D. Manfaat Penulisan

Makalah diharapkan untuk menambah ilmu pengetahuan dan


meningkatkan minat baca. Makalah ini di tuliskan agar lebih menambah wawasan
tentang mekanisme tanah pada lahan sekaligus menjadi pelajaran bagi kita agar
tetap menjaga lingkungan dengan baik dan tidak merusak lingkungan.
BAB II
PEMBHASAN

A. Mekanisme Hanyutan Sedimen dan Hara tanah


Terangkutnya sedimen suatu lahan oleh aliran tercermin dari kandungan
lumpur yang terbawa oleh aliran sungai. Kandungan lumpur ini berasal dari lahan
yang mengalami erosi, yang prosesnya diawali dengan pemecahan dan pelepasan
partikel tanah pada lapisan tanah atas oleh pukulan air hujan, kemudian terangkut
oleh aliran permukaan menuju ke sungai. Kadar lumpur atau kandungan sedimen
melayang biasanya dinyatakan dalam berat sedimen per satuan volume (mg/lt).
Tingginya kandungan lumpur dalam aliran mengindikasikan tingkat laju erosi
(Suripin, 2001). Akibat langsung dari erosi adalah hilangnya lapisan atas (lapisan
olah) tanah sedikit demi sedikit, sehingga sampai pada lapisan bawah (sub-soil)
yang umumnya memiliki sifat fisik lebih jelek.
Pada umumnya, proses erosi tersebut selalu disertai dengan proses
hanyutan unsur hara tanah. Hal ini disebabkan unsur hara dan nutrisi selalu berada
dan diadsorbsi oleh material tanah terutama oleh fraksi liat. Oleh karena itu
besarnya unsur hara dan nutrisi yang terbawa oleh sedimen tererosi berkorelasi
kuat dengan jumlah fraksi liat dan lumpur halus (Beuselinck, 2002). Namun
demikian, sebenarnya  masih ada sebagian unsur hara dan nutrisi tanah yang
hanyut tercuci oleh aliran air yang melalui tanah tersebut. Tanah yang telah
mengalami erosi dan hanyutan unsur hara sehingga menurun kualitasnya, berarti
tanah tersebut telah mengalami degradasi. Oleh karena itu degradasi yang terjadi
pada suatu tanah dapat dideteksi melalui porsi air hujan jatuh yang menjadi aliran
permukaan, volume transport sedimen, dan hanyutan unsur hara tanah.
Menurut Sarief (1986) berkurangnya unsur hara dalam tanah disebabkan oleh
proses pencucian, terangkut pada waktu panen, dan terangkut pada waktu
erosi. Apabila erosi berjalan terus-menerus mengikis lapisan permukaan tanah,
maka kompleks liat dan humus, serta partikel lainnya akan terangkut oleh
limpasan permukaan. Padahal, kompleks liat dan humus yang berada di lapisan
atas tanah atau lapisan olah tanah  sangat kaya akan unsur hara tanaman.  Oleh
karena itu pada saat lapisan tanah atas tererosi, bersamaan dengan itu terangkut
pula bahan organik tanah yang merupakan sumber unsur hara dan nutrisi tanah
(Suripin, 2001).
Kehilangan unsur hara pada tanah  terjadi karena pemindahan partikel-partikel
halus tanah, anorganik dan organik, bahan-bahan koloid, dan aliran run
off. Menurut Sutikto (1999, dalam Wiyanto, dkk, 2000), kehilangan nutrien
melalui sedimen yang terangkut dalam proses erosi lebih besar daripada nutrien
yang larut dalam air dan hanyut bersama runoff.  Besarnya kehilangan nutrien
tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah setempat.

B. Cara Mengatasi Terjdinya Erosi


 Konservasi Tanah

Konservasi tanah merupakan serangkaian upaya dan strategi untuk mencegah dan
menghambat proses terjadinya pengikisan tanah. Saat melakukan konservasi
tanah, pemilihan jenis vegetasi penutup lahan harus diperhatikan sebab Untuk
mengembalikan fungsi tanah yang terlanjur rusak diperlukan vegetasi yang
sifatnya mampu bertahan kondisi tanah yang ekstrim.

 Membuat Terasering

Terasering termasuk cara yang sering digunakan untuk mencegah erosi. Cara ini
adalah dengan membuat teras demi teras seperti tangga pada lahan yang miring
sehingga ketika hujan turun air tidak langsung mengalir begitu saja sehingga
proses terjadinya pengikisan tanah bisa ditekan seminimal mungkin. Dengan
membuat sistem lahan yang berteras seperti ini akan membuat tanah semakin
stabil begitu juga sangat baik untuk tanaman yang tumbuh di atas tanah tersebut.

 Countor Farming

Countor Farming adalah sistem penanaman berdasarkan garis kontur suatu tanah
sehingga sistem perakaran tanaman jadi semakin kuat sehingga bisa menahan
tanah ketika terjadi hujan deras. Pembuatan sistem kontur tanah ini seperti
membuat perangkap tanah sehingga tidak mudah hanyut terbawa air, membuat
teras bangku atau gundulan.

 Melakukan Reboisasi

Reboisasi menjadi salah satu cara preventif yang paling signifikan pengaruhnya.
Penyebab erosi bukan hanya karena buruknya sistem bercocok tanam namun juga
bisa terjadi karena dampak kerusakan hutan yang gundul akibat ulah manusia.
Sangat baik, jika sudah melakukan penebangan pohon, lahan harus ditanami
pohon kembali atau reboisasi.

C. Dampak Degradasi Tanah pada Kualitas Tanah

Secara etimologi, degradasi berarti penurunan mutu atau kemerosotan


kedudukan (Daryanto, 1997). Dalam kaitannya dengan tanah, pengertian
degradasi  adalah penurunan atau kemerosotan mutu tanah akibat perilaku
manusia atau aktivitas alam, sehingga kondisi tanah lebih buruk dibanding
sebelumnya. Degradasi tanah dapat meliputi aspek fisik, kimiawi, dan biologi
tanah (Chen, 1998). Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan degradasi adalah
berkurang dan habisnya nutrisi, dan erosi tanah (IBSRAM, 1994, dalam Chen,
1998).   
Sebagai salah satu faktor penyebab degradasi, erosi tanah yang disebabkan oleh
air dan angin merupakan bentuk terpenting dari degradasi (Chen, 1998). Menurut
Suripin (2001), erosi tanah merupakan suatu proses atau peristiwa hilangnya
lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin.
Berarti, limpasan permukaan sebagai faktor pemicu utama erosi, pada akhirnya
berakibat pada terjadinya degradasi lahan.
Degradasi tanah dapat berdampak pada menurunnya kualitas/ mutu tanah.
Apabila kapasitas fungsi tanah sudah mengalami penurunan dan tidak dapat
berfungsi seperti sediakala, maka tanah tersebut telah mengalami degradasi.
Kualitas tanah adalah gabungan dari sifat fisik, kimia, dan biologi yang
menentukan pertumbuhan tanaman, mengatur dan membagi aliran air pada
lingkungan, dan sebagai filter lingkungan yang efektif (Larson dan Pierce, 1996).
Sedangkan menurut Utomo (2000), Kualitas tanah merupakan kemampuan suatu
tanah, di dalam batas-batas lingkungannya, untuk berfungsi dalam kapasitasnya
menghasilkan produk biologi secara berkesinambungan, mengatur tata air dan
aliran larutan, memelihara dan memperbaiki kualitas lingkungan untuk kesehatan
dan kenyamanan manusia dan hewan.
BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan

 Proses terjadinya erosi diawali dengan pemecahan dan pelepasan partikel


tanah pada lapisan tanah atas oleh pukulan air hujan, kemudian terangkut
oleh aliran permukaan menuju ke sungai disertai dengan hanyutan sedimen
hara tanah.

 Cara mencegah terjadinya erosi ada 4 yaitu;konservasi tanah, membuat


terasering, countor farming, dan melakukan reboisasi

 Degradasi  adalah penurunan atau kemerosotan mutu tanah akibat perilaku


manusia atau aktivitas alam, sehingga kondisi tanah lebih buruk dibanding
sebelumnya.

 Degradasi tanah dapat berdampak pada menurunnya kualitas/ mutu tanah.


Apabila kapasitas fungsi tanah sudah mengalami penurunan dan tidak
dapat berfungsi seperti sediakala, maka tanah tersebut telah mengalami
degradasi.

.B. Saran

Diharapkan kepada pembaca agar senantiasa dapat mengambil pelajaran


dalam makalah ini. Serta dapat menambah wawasannya terkait dengan materi
yang berkaitan dengan erosi. Semoga apa yang kami tulis dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai