Anda di halaman 1dari 17

2018

Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

BAB II
KONDISI DAERAH STUDI

2.1 KONDISI GEOGRAFIS


Secara hidro geografis Daerah Irigasi DAS Tukad Ayung berada di Kab Tabanan; Kab.
Badung;Kab. Gianyar dan Kota Denpasar, terletak di WS Bali Penida 03.01.A3 224.
Secara administratif DI.DAS Tukad Ayung terletak pada koordinat 8° 29' 27,708" LS dan 115°
14' 28,70" BT dan pada el. 0 s/d +150 m.
Jaringan Irigasi dalam DAS Tukad Ayung yang pengelolaannya menjadi tanggung jawab
Pemerintah dalam hal ini Balai Wilayah Sungai Bali-Penida seperti table dibawah ini :

Tabel 2.1
Jaringan Irigasi pada DAS Tukad Ayung

Wewenang Pjg SU/ Luas


Luas DAS/Baku
No. Nama Sungai BWS Fungsi (km/Ha)
(km 2)/(ha)
BPenida
DAS. Tukad Ayung : 03.01.A3 224 302,19 km 2 71,790 km
1 DI. Mambal 5963 Ha 3032 Ha
2 Di. Kedewatan 3635 Ha 3012 Ha
Jumlah : 9598 Ha 6044 Ha
Sumber : Permen. PU-PR No.:14/PRT/M/2018

Di bawah ini akan diuraikan karakteristik dari sungai-sungai utama dari DI-DI yang diairinya.
Konfigurasi alur (plan-form) dari DAS Tukad. Ayung umumnya bervariasi namun cenderung
meandering channel. Dalam hal geometri alur (bentuk penampang), sungai ini mempunyai
kondisi penampang yang bervariasi tergantung atas sifat aliran yang melewatinya.
DAS Tukad. Ayung ini merupakan sungai yang tergolong sebagai sungai kontinyu, yaitu
sepanjang tahun ada air mengalir di sungai dimana pada musim kemarau maupun musim
hujan dengan mempunyai debit yang cukup besar. Secara non teknis kondisi DAS harus
diperbaiki melalui kegiatan penghijauan terutama pada bagian DAS tengah dan hulu

2.2 KONDISI PENGELOLAAN DAERAH IRIGASI DAS TUKAD AYUNG.


Pada sistem irigasi di Indonesia bahkan secara khusus di Bali dikenal ada Irigasi PU dan Irigasi
Non PU. Irigasi Non PU ini sering disebut sebagai irigasi desa. Dalam hal pengelolaannya
Irigasi PU artinya system irigasi dalam operasi dan pemeliharaannya dibawah kewenangan PU,
sedangkan Irigasi Desa adalah irigasi yang secara langsung dikelola oleh anggota subak yang
merupakan masyarakat petani pemakai air pada system irigasi di Bali.

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

Pada studi yang pernah dilakukan oleh JICA (2006) telah dilakukan survey inventarisasi sarana
dan prasarana irigasi di seluruh Bali. Dari inventarisasi data tersebut baik daerah irigasi PU
maupun daerah irigasi non PU (irigasi desa) yang sekarang sesuain Permen PUPR Nomor
14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status DI yaitu beberapa DI digabung menjadi
satu DI dalam DAS yang menjadi sumber airnya. Dengan demikian DI .DAS Tukad Ayung yang
menjadi wewenang pengelolaan Pemerintah Pusat (Balai Wilayah Sungai Bali-Penida) sesuai
PUPR Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi dengan
luas 9598 Ha terdiri : Daerah Irigasi Mambal dengan luas 5963 Ha, dan Daerah Irigasi
Kedewatanl dengan luas 3635 Ha. Dari Peraturan Menteri PUPR nomor 14/PRT/M/015
tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi serta data yang diperoleh dari Balai
Wilayah Sungai (BWS) Bali - Penida (2015) juga tersedia data sebagai inventarisasi data irigasi
DAS Tukad Ayung seperti tersaji pada gambar 2.1 dan table 2.2 di bawah ini.

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

Gambar 2.1. Peta DI. DAS Tukad Ayung


Sumber : Peta Rupa Bumi, Skala 1 : 25.00

Tabel 2.2 Wilayah Daerah Irigasi DAS Tukad Ayung Wewenang BWS-BP

2.3 K
ON DI
SI

TOPOGRAFI

Tukad Ayung mengalir dari arah Utara ke Selatan bersumber di mata air di Danau Beratan dan
Danau Batur yang memiliki tebing-tebing yang curam dengan beda tinggi rata-rata antara dasar
sungai dengan daerah datar di atasnya  200 s/d 500 meter.
Secara topografi wilayah DI.DAS Tukad Ayung terletak pada koordinat 8° 29' 27,708" LS dan
115° 14' 28,70" BT dan pada el. 0 s/d +150 m, daerah aliran sungai ini terdiri dari dua wilayah
yang mana pada bantaran kiri sungai adalah wilayah Kabupaten Tabanan; Kabupten Badung;
Kabupaten Gianyar, dan pada bantaran kanan sungai berada di wilayah kabupaten Gianyar
dan Kota Denpasar. Tukad Ayung mempunyai luas DAS 302,10 km2 dan panjang sungai utama
71,79 km.
Penampang melintang sungai bagian hulu sangat sempit dan curam, dimana pada bantaran
sungai paling atas memiliki kemiringan antara 45-65% (curam), sedangkan pada tebing bawah
memiliki kemiringan > 65 % (sangat curam). Bagian Muara Tukad Ayung merupakan dataran
yang cukup landai yang bermuara di Pantai Padang Galak (sebelah utara Pantai Sanur), lokasi
muara merupakan daerah yang mempunyai potensi pariwisata.
Daerah kawasan DAS Tk. Ayung secara detail mempunyai kemiringan curam di hulu dengan
kemiringan curam > 40 %. Namun ada beberapa di bagian hulu dekat pemukiman datar (2 % -
8%),mempunyai kemiringan 8 % - 15 % di DAS bagian tengah. kemiringan 2 % - 8 % di bagian
hilir, dan hilirnya langsung bermuara di Pantai Padanggalak.
Peta kemiringan DI DAS Tukad Ayung dapat dilihat pada gambar 2.2. di bawah ini.

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

Sumber : Bakosurtanal (Map Info Bali), 2017.


Gambar 2.2
Peta Kemiringan DAS Tukad Ayung

Dari aspek ketinggian daerah, maka baik DI.DAS Tukad Ayung berada pada ketinggian antara
0 – 50 m dpl. untuk DI – DI di bagian hilir dan pada ketinggian 50 – 200 m dpl. untuk DI – DI di
bagian tengah DAS serta pada ketinggian 200 – 500 untuk DI – DI di bagian hulu.
Peta ketinggian DI.DAS Tukad Ayung dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini.

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

Sumber : Bakosurtanal (Map Info Bali), 2017.


Gambar 2.3
Peta Ketinggian DI.DAS. Tk Ayung

2.4 KONDISI KLIMATOLOGI


2.4.1. Data Iklim
Untuk perhitungan hidrologi seperti perhitungan kebutuhan air tanaman, perhitungan
evapotranspirasi, dan lain-lain diperlukan data klimatologi sebagai parameter iklim. Data iklim
yang diperlukan untuk perhitungan evapotranspirasi meliputi suhu udara, kelembaban udara,
penguapan, kecepatan angin, dan penyinaran matahari.
Kondisi iklim Daerah Irigasi pada keempat sungai tersebut dapat diwakili oleh data yang
tercatat pada Stasiun Klimatologi Tampaksiring. Dari data tersedia menunjukkan besarnya
parameter iklim dalam bentuk rata-rata bulanan dimana dengan temperatur 24,91 oC,
kelembaban relatif 94,18 %, penyinaran matahari 44,24 % dan kecepatan angin 49,59 k/m.

Tabel 2.3
Data Klimatologi Bulanan Stasiun Tampaksiring

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

Sumber : Sta. Klimatologi Tampaksiring, 2017.

2.4.2. Data Curah Hujan


Kondisi hujan di DI-DI pada ketiga DAS tersebut dapat diketahui dari stasiun pencatat hujan
yang terdapat di dalam DAS Tukad Ayung.
Peta stasiun hujan hujan dapat digambarkan pada gambar di bawah ini. Dari peta sebaran sta.
hujan pada peta tersebut dapat diidentifikasi keberadaan stasiun hujan pada DAS Tukad Ayung
sebagai berikut :

 DAS Tk Ayung terdapat Sta. Pelaga, Sta. Abiansemal dan Sta. Tampaksiring
Dari catatan hujan yang tersedia, maka di daerah studi terdapat suatu kondisi hujan
dengan karakteristi sebagai berikut :
 Musim hujan terjadi antara bulan Nopember sampai Maret Pada kondisi ini terjadi
ketersediaan air tanah cukup besar sehingga dapat dilakukan untuk penanaman padi.
 Musim kemarau terjadi antara bulan April sampai Oktober. Pada saat ini terjadi
ketersediaan air tanah sangat kecil sehingga dapat dilakukan untuk penanaman palawija.

Sumber : Pengolahan Data Primer.


Gambar 2.4
Grafik Hitogram hujan Rata-rata di DI-DI DAS. Tukad. Ayung

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

Wilayah DAS Tukad Ayung umumnya mempunyai iklim tropis dengan pergantian musim antara
musim penghujan berkisar antara bulan November sampai dengan bulan Maret, selebihnya
dari periode Mei sampai Oktober merupakan musim kemarau.
Sesuai dengan periode tanam di sawah, maka pada saat musim hujan (Nopember – Maret)
disebut sebagai musim ketersediaan air dalam tanah yang cukup besar dan sangat sesuai
untuk penerapan tanam padi. Sedangkan pada musim kemarau (April – Oktober) merupakan
musim kemarau artinya ketersediaan air dalam tanah tidak cukup/sedikit dan cocok untuk
penerapan tanam palawija.
Dalam studi ini kondisi hujan dapat diketahui dari stasiun pencatan hujan yang berpengaruh
dan terdapat di dalam DAS. Tukad Ayung adalah Sta. Tampaksiring, Sta. Pelaga, dan Sta.
Abiansemal Namun dari survey yang dilakukan ditemukan data hujan yang konsisten
pencatatannya pada ke 3 (tiga) stasiun tersebut. berupa data hujan 15 harian (setengah
bulanan) selama 20 tahun. Data hujan tersebut disajikan seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. 4
Data Hujan Stasiun Abiansemal

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

Sumber : BMG Tuban, 2011

Tabel 2. 5
Data Hujan Stasiun Pelaga

Sumber : BMG Tuban, 2011

Tabel 2. 6
Data Hujan Stasiun Tampaksiring

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

Sumber : Bakosurtanal (Map Info Bali), 2017.

Gambar 2.5
Peta Stasiun Hidroklimatologi di DAS Tukad. Ayung

2.5 KONDISI DAERAH IRIGASI


2.5.1. Cakupan Daerah Irigasi
Pada awalnya daerah irigasi di DAS Tukad Ayung merupakan daerah irigasi (DI) baik yang
dikelola pemerintah dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali dan Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Gianyar maupun daerah irigasi (DI) yang dikelola oleh subak sendiri.
Dari data BWS Bali-Penida (2014) total luas daerah irigasi dan dengan dikeluarkannya Permen
PUPERA No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria Penetapan Status Daerah Irigasi pada masing-
masing DAS daerah studi sebagai berikut : DI. DAS Tukad Ayung dengan luas 9598 Ha
terdapat 2 (dua) yaitu daerah irigasi Mambal seluas 5963 ha, dan daerah irigasi Kedewatan
seluas 3012 ha dikelola oleh Pemerintah Pusat (Balai Wilayah Sunga Bali-Penida
Yang menjadi objek penelitian dalam studi ini adalah daerah irigasi yang mengambil air secara
langsung Tukad Ayung . Sebagaimana yang tercantum sesuai dengan table 2.7 Skema Irigasi
Daerah Irigasi . DAS Tukad Ayung dapat dijabarkan seperti gambar dibawah ini.

Tabel 2.7

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

DI-DI di DAS Tukad Ayung

2.5.2. Sistem Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Pada saat ini dalam pengelolaan langsung system irigasi tingkat petak tersier dilakukan oleh
masing-masing anggota Subak. Agar air irigasi cukup untuk seluruh subak maka perlu
dilakukan pengaturan pola tanam.
Pada umumnya pola tanam yang berlaku di sebagian besar Subak adalah padi I-padi II-padi III
karena ketersediaan air cukup besar. Untuk subak-subak lainnya yang ketersediaan airnya
relatif cukup dapat menerapkan pola tanam padi I-padi II-palawija.

Tabel 2.8
Rencana Pola Tanam di DI-DI DAS Tk. Ayung

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

Gambar Skema Jaringan Irigasi DI. Mambal


Gambar 2.6

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

Gambar 2.7 Skema Jaringan Irigasi DI Kedewatan

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

2.6 TATA GUNA LAHAN


Jenis penggunaan lahan pada suatu daerah aliran sungai (DAS) secara keseluruhan dapat
berupa kawasan pantai di hilir, daerah rawa, pemukiman, lahan kering, perkebunan yang
diolah, daerah irigasi lahan basah, daerah irigasi tadah hujan, daerah industry atau pabrik,
rerumputan dan semak-semak di daerah pinggiran sungai terutama di hulu.
Secara deskriptif Jenis Penggunaan Lahan DAS Tk. Ayung sebagai berikut :
 Didominasi hutan lindung di hulu dengan kondisi sangat subur dengan luasan relatif
kecil
 Daerah perkebunan lahan kering cukup luas di bagian DAS hulu
 Daerah irigasi tersebar dari hulu sampai hilir sesuai dengan ketersediaan lahan
potensial untuk irigasi
 Pemukiman penduduk lebih terpusat di bagian hilir di Kabupaten Badung dan
Denpasar

II-15
2018
Laporan Pendahuluan
Inventarisasi dan Kondisi Jaringan Irigasi DI DAS Tukad Ayung di Provinsi Bali

Gambar 2.8 Tata Guna Lahan DAS Tukad Ayung

II-15

Anda mungkin juga menyukai