Anda di halaman 1dari 1

Debit air Sungai Brantas kini meningkat.

Ini tampak dari debit dan elevasi air di


beberapa waduk yang merupakan aliran dari Sungai Brantas, seperti Waduk Sutami
yang kini elevasinya mencapai 266,05 meter dengan debit atau volume air 83,51
juta meter kubik. Tidak hanya itu, elevasi Waduk Selorejo yang juga bagian dari
aliran Sungai Brantas mencapai 617,97 dengan volume 25,38 juta meter kubik,
Waduk Bening 106,29 meter dengan volume 16,60 juta meter kubik dan Wonorejo
mencapai 164,80 meter dengan volume 46,00 juta meter kubik. Kepala Bagian
Pengelolaan Data dan Laboratorium (PDL) Perum Jasa Tirta I, Ir Asfi Fitrianintyas
ST, Selasa (2/2) mengatakan, kini debit air di waduk-waduk tersebut sudah mulai
naik. Angka tersebut melebihi angka normal, dimana Waduk Sutami jika normal
elevasinya mencapai 265,10 meter dengan volume 82,70 juta meter kubik. Angka
elevasi dan debit air tersebut berdasarkan dari hasil pantauan Jasa Tirta bulan
ini.Ini terjadi akibat hujan yang turun terus menerus, namun demikian tidak sampai
terjadi banjir, katanya. Sementara elevasi dan volume air normal untuk Waduk
Selorejo 619,09 dengan volume 15,08 juta meter kubik. Untuk Waduk Bening
103,08 meter dengan volume 8,17 juta meter kubik dan Wonorejo 187,20 meter
dengan volume 53,22 juta meter kubik. Meski demikian, ada beberapa anak sungai
Kali Brantas seperti Kali Kuncir dan Kali Kresek tidak mampu menampung air hujan.
Ini karena hutan-hutan di sekitar bantaran kali sudah banyak berkurang, akibat
pembalakan liar. Namun kini masih belum sampai membanjiri kawasan penduduk.
Sebelumnya curah hujan yang tinggi sejak sepekan terakhir, menjadi ancaman
warga yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS). Brantas di Malang dan
sekitarnya. Ancaman banjir dan tanah longsor dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa
diduga sebelumnya. Untuk mengantisipasi bencana yang dapat terjadi, sekitar
bantaran sungai diperkuat dengan plengsengan-plengsengan yang dapat menahan
arus sungai deras. Pemkot Malang belum lama ini juga telah melakukan
plengsengan di sepanjang DAS Brantas sepanjang 300 meter. Sementara Januari
lalu, Selasa (1/1). status Sungai Brantas di Mojokerto juga sempat ditetapkan
menjadi siaga merah atau siaga banjir, Hal tersebut ditetapkan oleh Sub Divisi Jasa
Tirta I Mojokerto. Status tersebut ditetapkan setelah tiga hari terakhir debit air
Sungai Brantas meningkat tajam. Ketetapan itu diberikan setelah debit air sudah
mencapai 335 meter kubik per detik. Padahal kondisi normalnya adalah 300 meter
kubik per detik. Di Pintu Air Rolak Songo, Mojokerto, debit air bahkan sempat
mencapai 1.012 meter kubik per detik atau lebih tinggi dari kondisi normal yang
hanya 800 meter kubik per detik. Terhadap kondisi ini, Kepala Sub Divisi Tirta I
Mojokerto, Wibowo Prasetyo, meminta masyarakat mewaspadai tingginya curah
hujan. Terutama masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Brantas dan Sungai
Porong. Kondisi tersebut menurutnya bisa mengakibatkan banjir bandang ataupun
tanah longsor
http://kominfo.jatimprov.go.id/watch/16137

Anda mungkin juga menyukai