Anda di halaman 1dari 81

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

(IPAL) SEDERHANA PADA BANGUNAN RUKO 3 LANTAI

TUGAS AKHIR

disusun oleh :
ARBASYAROH
NIM : 140309239692

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2017

i
PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
(IPAL) SEDERHANA PADA BANGUNAN RUKO 3 LANTAI

TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU
SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

disusun oleh :
ARBASYAROH
NIM : 140309239692

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2017

ii
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH


(IPAL) SEDERHANA PADA BANGUNAN RUKO 3 LANTAI

Disusun Oleh:
ARBASYAROH 140309239692

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Emil Azmanajaya, ST., MT Totok Sulistyo, ST., MT


NIP: 19770224 201212 1 001 NIP: 19720902 200012 1 003

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Drs. Sunarno, M.Eng Mersianty, ST., MT


NIP: 19770130 201504 2 001
NIP: 19640413 199003 1 015

Ka. Prodi Teknik Sipil

Drs. Sunarno, M.Eng


NIP. 19640413 199003 1 015

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Arbasyaroh

Tempat/Tgl Lahir : Balikpapan, 10 Januari 1996

NIM : 140309239692

Menyatakan bahwa tugas akhir saya yang berjudul “PERANCANGAN


INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) SEDERHANA PADA
BANGUNAN RUKO 3 LANTAI” adalah bukan merupakan hasil karya tulis
orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang kami
sebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan kami buat sebenar benarnya dan apabila pernyataan


ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis.

Balikpapan, Juli 2017

Mahasiswa

Arbasyaroh

140309239692

iv
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda


tangan di bawah ini:

Nama : Arbasyaroh

NIM : 140309239692

Program Studi : Teknik Sipil

Judul TA : Perancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


Sederhana Pada Bangunan Ruko 3 Lantai

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk


memberikan hak kepada Politeknik Negeri Balikpapan, untuk menyimpan,
mengalih media atau memformat-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Balikpapan

Pada tanggal : Juli 2017

Yang menyatakan

(Arbasyaroh)

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini kupersembahkan kepada


Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan
Selamet dan Jaenatun
Saudari-saudari yang kusayangi
Sri Rahayu dan keluarga kecilnya
Sri Astriana dan keluarga kecilnya
dan Siti Nurasyarini

vi
ABSTRACT

The installation of wastewater treatment is a structure designed to remove the


biodegradable waste and chemical from the water so the back possibility of a water results
can be used back in the activities of the other. The wastewater treatment plants can be
designed in accordance with the needs of the building itself.
Wastewater has several characteristics of the physical characteristics and
chemical characteristics of biology. The purpose of wastewater treatment is to reduce
contaminants in wastewater. Based on the quality standard of wastewater that was
obtained, the content of BOD in wastewater 195 mg/l, then wastewater treatment can use
the method of anaerobic.
In the building houses 3 floors generates wastewater 10 m³ every day, from the
water discharge of the waste it takes a wastewater treatment consisting of the separator
fats/oils, condensed early, contactors anaerobic and condensed the end with total length
4,85 m, width 1,4 m and a depth of 2,3 m. The need for a costs that are needed in the
manufacture of wastewater treatment plants simple houses 3 floors is amounting to Rp.
17.976.804.

Keywords: BOD, Method of Anaerobic, The Instalation of a Wastewater Treatment, The


Quality of Wastewater, Wastewater.

vii
ABSTRAK

Instalasi pengolahan air limbah merupakan sebuah struktur yang dirancang untuk
membuang limbah biologis maupun kimiawi dari air sehingga kemungkinan air hasil
olahan dapat digunakan kembali pada aktifitas yang lain. Sistem instalasi pengolahan air
limbah dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan dari bangunan itu sendiri.

Air limbah memiliki beberapa karakteristik diantaranya karakteristik fisik,


karakteristik kimia dan karakteristik biologi. Tujuan dari pengolahan air limbah adalah
mengurangi kontaminan yang terdapat dalam air limbah. Berdasarkan baku mutu air limbah
yang diperoleh, kandungan BOD pada air limbah 195 mg/l, maka pengolahan air limbah
dapat menggunakan metode anaerob.
Pada bangunan ruko 3 lantai menghasilkan debit air limbah 10 m³ perhari, dari
hasil debit air limbah tersebut dibutuhkan bak pengolahan air limbah yang terdiri dari bak
pemisah lemak/minyak, bak pengendapan awal, bak kontaktor anaerob dan bak
pengendapan akhir dengan panjang total 4,85 m, lebar 1,4 m dan kedalaman 2,3 m.
Kebutuhan biaya yang diperlukan dalam pembuatan instalasi pengolahan air limbah
sederhana pada ruko 3 lantai adalah sebesar Rp. 17.976.804.

Kata kunci : Air Limbah, Baku mutu Air Limbah, BOD, Instalasi Pengolahan Air
Limbah, Metode Anaerob.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal tugas
akhir dengan judul “Perancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Sederhana Pada Bangunan Ruko 3 Lantai”. Di dalam penulisan proposal ini,
disajikan pokok-pokok bahasan proposal tugas akhir meliputi perancangan sistem
instalasi pengolahan air limbah sederhana yang di aplikasikan pada bangunan ruko.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal tugas akhir ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ramli, S.E., M.M. selaku Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Bapak Ida Bagus Dharmawan, S.T.,M.T selaku Wakil Direktur I Politeknik
Negeri Balikpapan.
3. Bapak Hadi Hermansyah, S.Si.,M.Si selaku Kepala Bagian Akademik dan
Kemahasiswaan Politeknik Negeri Balikpapan
4. Bapak Drs. Sunarno, M.Eng. sebagai Kepala Jurusan Teknik Sipil
5. Bapak Dr. Emil Azmanajaya, ST., M.T. selaku Dosen Pembimbing I, yang
telah membimbing dan memberikan pengarahan selama pengerjaan Proposal
Tugas Akhir ini.
6. Bapak Totok Sulistyo, ST., M.T. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan pengarahan selama pengerjaan Proposal
Tugas Akhir ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah mengajari kami selama di
Politeknik Negeri Balikpapan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
8. Kedua orang tua yang senantiasa mendukung secara material, moril serta do’a
yang tiada hentinya kepada penulis.
9. Seluruh teman-teman angkatan 2014 Teknik Sipil Politeknik Negeri
Balikpapan yang telah membantu selama penyusunan proposal tugas akhir ini
hingga selesai.
10. Semua pihak yang penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.

ix
Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca, meskipun
penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Proposal Tugas
Akhir ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengarapkan saran dan masukkan yang
bersifat membangun dari pembaca guna menambah ilmu di masa yang akan datang.

Balikpapan, Juli
2017

Penulis

x
DAFTAR ISI
Halaman

JUDUL ................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ............................................................. v
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 2
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Klasifikasi Air Limbah .................................................................................. 4
2.2 Karakteristik Air Limbah ............................................................................... 5
2.2.1 Karakteristik Fisik ................................................................................. 5
2.2.2 Karakteristik Kimia ............................................................................... 6
2.2.3 Karakteristik Biologi ............................................................................. 7
2.3 Baku Mutu Air Limbah Domestik ................................................................. 7
2.4 Pengolahan Air Limbah Domestik................................................................. 8
2.5 Sistem Penyaluran Air Buangan .................................................................... 9

xi
2.6 Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) .......................................... 10
2.6.1 Tahap Pengolahan Air Limbah ............................................................. 11
2.6.2 Pemilihan Jenis Pengolahan .................................................................. 13
2.7 Kriteria Perencanaan IPAL Domestik Individual .......................................... 13
2.8 Penggunaan Material ..................................................................................... 19
2.9 Standar Harga Satuan Pokok Pekerjaan (HSPK) Pekerjaan IPAL ................ 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Data Umum .................................................................................................... 22
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 22
3.3 Studi Kasus .................................................................................................... 23
3.4 Diagram Alir Penulisan.................................................................................. 23
3.5 Proses Penelitian ............................................................................................ 25
3.5.1 Perhitungan Debit Air Limbah .............................................................. 25
3.5.2 Desain Bak Penampung IPAL .............................................................. 26
3.5.3 Analisa Data .......................................................................................... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 27
4.1.1 Gambaran Umum Area Bangunan Ruko ............................................... 27
4.1.2 Gambaran Umum Bangunan Ruko ........................................................ 27
4.1.3 Gambaran Umum Ruang Bangunan Ruko ............................................. 28
4.2 Data Umum Bangunan Ruko 3 Lantai ........................................................... 30
4.2.1 Menghitung Jumlah Penghuni Dalam Bangunan Ruko ........................ 30
4.2.2 Peralatan Plambing ............................................................................... 31
4.3 Menghitung Debit Air Limbah ...................................................................... 31
4.4 Perhitungan Desain IPAL .............................................................................. 31
4.4.1 Kapasitas Desain IPAL yang Direncanakan ......................................... 31
4.4.2 Bak Ekualisasi ....................................................................................... 31
4.4.3 Bak Pengendapan Awal ........................................................................ 33
4.4.4 Bak Kontaktor Anaerob ........................................................................ 35
4.4.5 Bak Pengendapan Akhir........................................................................ 38

xii
4.5 Perhitungan Volume Bahan Pembuatan IPAL ............................................... 40
4.5.1 Kebutuhan Pipa Pada IPAL .................................................................. 40
4.5.2 Kebutuhan Bahan Bak IPAL................................................................. 42
4.5.3 Kebutuhan Media Sarang Tawon .......................................................... 43
4.6 Perhitungan Kebutuhan Biaya Bahan Pembuatan IPAL ................................. 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 44
5.2 Saran .............................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45
LAMPIRAN .......................................................................................................... 47

xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sistem Pengolahan Air Limbah Komunal ....................................... 11
Gambar 2.2 Diagram Tahapan Proses IPAL ....................................................... 12
Gambar 2.3 Pipa PVC Tipe D ............................................................................. 19
Gambar 2.4 Penyambung Pipa ............................................................................ 20
Gambar 2.5 Media Biofilter Anaerob ................................................................. 20
Gambar 2.6 Bak Penampung IPAL ..................................................................... 21
Gambar 3.1 Denah Lokasi .................................................................................. 22
Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian ............................................... 24
Gambar 4.1 Denah Lokasi Bangunan Ruko 3 Lantai ......................................... 27
Gambar 4.2 Denah Bangunan Ruko 3 Lantai ..................................................... 28
Gambar 4.3 Denah Ruamg Bangunan Ruko 3 Lantai Lt. 1 ................................ 28
Gambar 4.4 Denah Ruamg Bangunan Ruko 3 Lantai Lt. 2 ................................ 29
Gambar 4.5 Denah Ruamg Bangunan Ruko 3 Lantai Lt. 3 ................................ 30
Gambar 4.6 Denah Bak Ekualisasi...................................................................... 32
Gambar 4.7 Potongan A-A Bak Ekualisasi ......................................................... 32
Gambar 4.8 Potongan B-B Bak Ekualisasi ......................................................... 33
Gambar 4.9 Denah Bak Pengendapan Awal ....................................................... 34
Gambar 4.10 Potongan A-A Bak Pengendapan Awal ........................................ 34
Gambar 4.11 Potongan B-B Bak Pengendapan Awal......................................... 35
Gambar 4.12 Sarang Tawon (Honeycomb Tube) ............................................... 36
Gambar 4.13 Denah Bak Kontaktor Anaerob ..................................................... 37
Gambar 4.14 Potongan A-A Bak Kontaktor Anaerob ........................................ 37
Gambar 4.15 Potongan B-B Bak Kontaktor Anaerob......................................... 38
Gambar 4.16 Desain Bak Pengendapan Akhir .................................................... 39
Gambar 4.17 Potongan A-A Bak Pengendapan Akhir........................................ 39
Gambar 4.18 Potongan B-B Bak Pengendapan Akhir ........................................ 40

xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Tangga ............................................ 7
Tabel 2.2 Baku Mutu Limbah Domestik............................................................... 8
Tabel 2.3 Nilai Rata-Rata Karakteristik Limbah Rumah Tangga......................... 8
Tabel 2.4 Besaran PopulationEquivalen (PE) Untuk Perancangan IPAL
Berdasarkan Jenis Bangunan ................................................................ 14
Tabel 2.5 Harga Satuan Pokok Bahan Pekerjaan IPAL ........................................ 21
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................... 23
Tabel 4.1 Data Umum Bangunan Ruko 3 Lantai ................................................. 31
Tabel 4.2 Kebutuhan Pipa Pada 1 Pintu Ruko ...................................................... 40
Tabel 4.3 Kebutuhan Penyambung Pipa Pada 1 Pintu Ruko ................................ 40
Tabel 4.4 Kebutuhan Pipa Pada 4 Pintu Ruko ...................................................... 41
Tabel 4.5 Kebutuhan Penyambung Pipa Pada 4 Pintu Ruko ................................ 41
Tabel 4.6 Kebutuhan Pipa Penyaluran IPAL ........................................................ 41
Tabel 4.7 Kebutuhan Penyambung Pipa Penyaluran IPAL .................................. 41
Tabel 4.8 Kebutuhan Pipa IPAL ........................................................................... 41
Tabel 4.9 Kebutuhan Bahan Bak IPAL ................................................................ 43
Tabel 4.10 KebutuhanBiaya Bahan Pembuatan IPAL .......................................... 43

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Bestek


Lampiran 2 Gambar Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Sederhana

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan merupakan usaha yang dilakukan oleh manusia untuk
memperbaiki kondisi masyarakat dalam memenuhi aspek kehidupan.
Pembangunan dalam hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan membangun berbagai sarana dan aset penunjang kehidupan
bermasyarakat. Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang berkelanjutan
memperhatikan berbagai pengaruh yang ditimbulkan dari pembangunan tersebut,
baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Dalam perencanaan
pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan dan kemasyarakatan sebagai
objek secara langsung berkenaan dengan pembangunan. Namun pada kenyataannya
banyak bangunan yang didirikan tanpa memperhatikan aturan yang terkait. Hal ini
tentu merusak ekosistem dan kehidupan masyarakat setempat.
Meningkatnya aktivitas perkotaan yang seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk akan semakin terasa dampaknya pada lingkungan. Kualitas sanitasi,
pengolahan sampah serta keterbatasan lahan menjadi masalah yang perlu
diperhatikan. Sistem sanitasi yang diterapkan di perkotaan seharusnya terpadu
dengan penataan instalasi yang rapi, mengingat banyaknya ruko pada daerah
perkotaan sebagai pusat ekonomi dan industri. Pembuangan air limbah pada
pinggiran kota sangat tidak efisien dilakukan, maka dari itu sangat diperlukannya
instalasi pengolahan air limbah sederhana (IPAL) agar mengurangi pencemaran
lingkungan dan merapihkan sistem instalasi pada perkotaan.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan sebuah struktur yang
dirancang untuk membuang limbah biologis maupun kimiawi dari air sehingga
kemungkinan air tersebut dapat digunakan kembali pada aktivitas yang lain. Sistem
IPAL yang akan dirancang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari bangunan
tersebut. Pada bangunan ruko di daerah perkotaan yang tidak memiliki lahan yang
tidak terlalu luas, maka dapat direncanakan sistem IPAL sederhana untuk mengatasi
perbaikan susunan instalasi dan mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana sistem instalasi pengolahan air limbah sederhana pada
bangunan ruko?
2. Berapa kebutuhan biaya bahan yang diperlukan untuk pembuatan sistem
instalasi pengolahan air limbah sederhana pada bangunan ruko?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini antara lain:
1. Air limbah yang dimaksud hanya air buangan dan air bekas cuci, tidak
termasuk limbah septictank.
2. Air hasil dari pengolahan tidak digunakan untuk keperluan air minum.
3. Perhitungan volume pembuatan bak penampung.
4. Perhitungan kebutuhan biaya bahan, tidak termasuk RAB.
5. Kapasitas perencanaan IPAL ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ruko
3 lantai.
6. Sistem IPAL yang digunakan mengacu pada IPAL sederhana skala rumah
tangga.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang akan dicapai antara lain:
1. Merancang sistem instalasi pengolahan air limbah sederhana pada
bangunan ruko 3 lantai di Kota Balikpapan.
2. Menghitung kebutuhan biaya bahan yang diperlukan untuk pembuatan
sistem instalasi pengolahan air limbah sederhana pada bangunan ruko 3
lantai di Kota Balikpapan.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian yang akan dicapai antara lain:
1. Mengetahui sistem instalasi pembuangan air limbah yang baik.
2. Mengurangi tingkat pencemaran lingkungan didaerah perkotaan.
3

3. Mengetahui apa saja material yang dibutuhkan dalam pembuatan instalasi


pembuangan air limbah.
4. Mengetahui besarnya biaya bahan yang akan dikeluarkan dalam
pembuatan sistem instalasi pembuangan air limbah.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Klasifikasi Air Limbah


Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang
berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta air buangan lainnya. Dengan
demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum (Sugiharto,
1987). Air limbah dapat dibedakan menjadi 5 jenis berdasarkan sumbernya, yaitu
sebagai berikut:
1. Air Limbah Industri
2. Air Limbah Kegiatan Pertambangan Dan Migas
3. Air Limbah Kegiatan Pertanian
4. Air Limbah Kegiatan Perikanan
5. Air Limbah Domestik

Kementrian Lingkungan Hidup nomor 112 tahun (2003) mendefinisikan air


limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan
permukiman (real estate) rumah makan (restaurant) perkantoran perniagaan
apartemen dan asrama. sebagai air limbah yang berasal dari perumahan atau
pemukiman, perkantoran, pusat perbelanjaan atau perdagangan, restaurant atau
rumah makan dan tempat rekreasi. Air limbah domestik tidak bisa di buang begitu
saja ke badan air tanpa ada pengolahan terlebih dahulu karena akan mencemari
kualitas air dan air tanah.

Sedangkan menurut Muhamad Ali Akbar (2015) limbah cair rumah tangga
atau domestik adalah air buangan yang berasal dari penggunaan untuk kebersihan
yaitu gabungan limbah dapur, kamar mandi, toilet, cucian dan sebagainya.
Komposisi limbah cair rata-rata mengandung bahan organik dan senyawa mineral
yang berasal dari sisa makanan, urin dan sabun. Sebagian limbah rumah tangga
berbentuk suspensi lainnya dalam bentuk terlarut. Limbah cair ini dapat dibagi 2
yaitu limbah cair kaskus (black water) dan limbah cair dari mandi-cuci (grey
water). Black water oleh sebagian penduduk dibuang melalui septic tank, namun
sabagian dibuang langsung ke sungai. Sedangkan grey water hampir seluruhnya di

4
5

buang ke sungai melalui saluran terbuka.

Perkembangan penduduk kota-kota besar semakin meningkat pesat, seiring


dengan pesatnya laju pembangunan, sehingga jumlah limbah domestik yang
dihasilkan juga semakin meningkat. Sedangkan daya dukung sungai atau badan air
penerima limbah domestik yang ada justru cenderung menurun dilihat dari terus
menurunnya debit sungai tersebut (Rahmi, 2012).

2.2 Karakteristik Air Limbah


Disamping kotoran yang biasanya terkandung dalam persediaan air bersih, air
limbah mengandung tambahan kotoran akibat pemakaian untuk keperluan rumah
tangga, komersial dan industri. Menurut Puji Rahmi (2012), secara umum sifat air
limbah domestik terbagi tiga karakteristik yaitu karateristik fisik, kimia dan biologi.
2.2.1 Karakteristik Fisik
Menurut Muhamad Ali Akbar (2015) ciri-ciri fisik utama air limbah adalah
kandungan padat, warna, bau dan suhunya.
1) Kandungan padatan terdiri dari bahan tak terlarut atau bahan padat yang
terapung serta senyawa-senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan
padat terlarut ditentukan dengan mengeringkan serta menimbang residu
yang didapat dari pengeringan.
2) Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi
umum air limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari
6 jam. Warna abu-abu muda sampai setengah tua merupakan tanda bahwa
air limbah sedang mengalami pembusukan atau telah ada dalam sistem
pengumpul untuk beberapa lama. Bila warnanya abu-abu tua atau hitam,
air limbah sudah membusuk setelah mengalami pembusukan oleh bakteri
dengan kondisi anaerobik.
3) Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan
zat-zat organik yang menghasilkan gas-gas tertentu juga karena adanya
reaksi kimia yang menimbulkan gas. Penentuan bau menjadi semakin
penting bila masyarakat sangat mempunyai kepentingan langsung atas
terjadinya operasi yang baik pada sarana pengolahan air limbah. Senyawa
utama yang berbau adalah hidrogen sulfida, senyawa-senyawa lain seperti
indol skatol, cadaverin dan mercaptan.
6

4) Suhu air limbah biasanya lebih tinggi daripada air bersih karena adanya
tambahan air hangat pada pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya
bervariasi dari musim ke musim, dan juga tergantung letak geografisnya.
2.2.2 Karakteristik Kimia
Menurut Muhamad Ali Akbar (2015) ciri-ciri kimia air limbah organik yaitu
BOD, COD, minyak dan lemak:
1) BOD (Biological Oxygen Demand)
Pengujian BOD adalah pengujian yang paling umum digunakan
dalam pengolahan air limbah. Jika terdapat oksigen dalam jumlah yang
cukup maka pembusukan biologis secara aerobik dari limbah organik akan
terus berlangsung sampai semua limbah terkonsumsi. Air limbah menjadi
produk akhir sel-sel baru serta bahan-bahan organik stabil dan hasil akhir
lainnya. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban
pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk
mendisain sistem-sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar
tersebut.
2) COD (Chemical Oxygen Demand)
Analisi COD adalah menentukan banyaknya oksigen yang
diperlukan untuk mengoksidasi senyawa organik secara kimiawi. Hasil
analisis COD menunjukkan kandungan senyawa organik yang terdapat
dari limbah. COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen
yang diperlukan agar limbah organik yang ada didalan air dapat teroksidasi
melalui reaksi kimia. Nilai COD merupakan ukuran bagi tingkat
pencemaran oleh bahan organik. Kadar COD dalam limbah berkurang
seiring dengan berkurangnya konsentrasi bahan organik yang terdapat
dalam air limbah, konsentrasi bahan organik yang rendah tidak selalu
dapat direduksi dengan metode pengolahan yang konversional.
3) Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang bersifat cair. Keduanya mempunyai
komponen utama karbon dan hidrogen yang mempunyai sifat tidak larut
dalam air. Sifat lainnya adalah relatif stabil, tidak mudah terkomposisi oleh
bakteri.
7

2.2.3 Karakteristik Biologi


Mikroorganisme yang ditemukan pada air buangan diklasifikasikan dalam
protista (bakteri, jamur, protozoa dan algae), tumbuhan dan binatang. Salah satu
indikator yang paling penting adalah bakteri dari jenis coliform. Setiap manusia
mengeluarkan sekitar 100 sampai 400 milyard coliform perhari ditambah beberapa
macam jenis bakteri. Bakteri coliform terdiri dari Escherchia dan Aerobacter
(Darmasetiawan, 2004).

Tabel 2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Tangga


Komponen Satuan Konsentrasi
Total Solid mg/L 350 – 1200
Total Solid Terlarut mg/L 250 – 850
Suspended Solid mg/L 100 – 350
Settleable Solid mg/L 5 – 20
BOD5 mg/L 110 – 400
Total Organic Carbon mg/L 80 – 290
COD mg/L 250 – 1000
Nitrogen: mg/L 20 – 85
Organik mg/L 8 – 35
Amonia mg/L 12 – 50
Fosfor: mg/L 4 – 15
Organik mg/L 1–5
Anorganik mg/L 3 – 10
Klorida mg/L 30 – 100
Alkalinitas mg/L 50 – 200
Lemak mg/L 50 – 150
Sumber: Metcalf & Eddy, Wastewater Engineering Treatment, 1991

2.3 Baku Mutu Air Limbah Domestik


Dalam pengolahan air limbah terdapat parameter kualitas yang dipergunakan.
Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter
organik, karakteristik fisik dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan
ukuran jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri dari
8

COD, BOC, minyak dan lemak. Karakter fisik dalam air limbah dapat dilihat dari
parameter Total Suspended Solids (TSS), temperatur, warna, dan bau. Sedangkan
kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa organik ataupun
senyawa anorganik (Hidayat, 2008). Baku mutu effluent untuk air limbah diatur
dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003
tentang baku mutu air limbah domestik yang mengisyaratkan bahwa baku mutu
untuk tiap parameter adalah kadar maksimumnya.

Tabel 2.2 Baku Mutu Limbah Domestik


Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH 6-10
BOD mg/L 100
COD mg/L 100
TSS mg/L 100
Lemak dan minyak mg/L 10
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2003

Menurut hasil penelitian Tangahu dan Warmadewanthi (2001) diketahui


bahwa nilai rata-rata karakteristik limbah rumah tangga melampaui dari Baku Mutu
Keputusan Menteri Negara Lingkungan hidup Nomor 12 Tahun 2003.

Tabel 2.3 Nilai Rata-Rata Karakteristik Limbah Rumah Tangga


Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH - 6.92
BOD mg/L 195
COD mg/L 290
TSS mg/L 480
Lemak dan minyak mg/L 29
Sumber: Tangahu dan Warmadewanthi (2001)

2.4 Pengolahan Air Limbah Domestik


Menurut Riya Puji Lestari (2011) prinsip dari pengolahan air limbah adalah
menghilangkan atau mengurangi kontaminan yang terdapat dalam air limbah,
sehingga hasil olahan tidak mengganggu lingkungan. Tujuan utama pengolahan air
limbah adalah mengurangi Biological Oxygen Demand (BOD), partikel campur,
9

membunuh bakteri pathogen, serta mengurangi komponen beracun agar konsentrasi


yang ada menjadi rendah. Tujuan dari pengolahan air limbah sendiri tergantung dari
tipe air limbah yang dihasilkan. Untuk limbah domestik, tujuannya adalah untuk
mereduksi kandungan senyawa berbahaya yang terkandung dalam air limbah.
Salah satu untuk meningkatkan kualitas air yang tercemar adalah secara
biologis, ini adalah cara pengolahan limbah, karena disamping efektif, tidak
menimbulkan efek samping, juga lebih ekonomis. Lingkungan secara alami
mengandung beraneka ragam mikroorganisme. Mikroorganisme diperlukan dalam
penanganan air limbah sebagai pengurai dan mendegradasi bahan organik yang
kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana sehingga dapat di degradasi menjadi
CO2 dan H2O. Dalam proses degradasi tersebut terdapat kondisi lingkungan yang
harus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme (Lestari,
2011).

2.5 Sistem Penyaluran Air Buangan


Menurut Riya Puji Lestari (2011) sistem penyaluran air limbah atau air
buangan pada umumnya dibagi menjadi beberapa sistem penyaluran yang
berdasarkan pada:
1. Jenis Air Limbah
Penyaluran air limbah dilakukan dengan cara air limbah dikumpulkan
kemudian dilakukan tahap pengolahan dan dikeluarkan ke badan air
penerima.
2. Cara Penyaluran Air Limbah
a. Sistem penyaluran campuran, yaitu sistem penyaluran dimana segala
macam air limbah dikumpulkan ke dalam suatu saluran dan dialirkan
keluar tanpa memperhatikan jenis air.
b. Sistem penyaluran terpisah, yaitu sistem penyaluran dimana segala
macam air limbah dikumpulkan dan dialirkan secara terpisah sesuai
jenis air.
3. Cara Pengaliran
a. Sistem gravitasi, yaitu dimana air limbah dari tempat yang lebih tinggi
secara gravitasi dialirkan ke saluran umum yang letaknya lebih rendah.
10

b. Sistem tekanan, yaitu dimana saluran air limbah lebih tinggi sehingga
air limbah dikumpulkan lebih dahulu dalam bak penampung kemudian
dipompa ke tempat pengolahan, biasanya menggunakan pompa yang
digerakkan motor listrik dan bekerja secara otomatis.

2.6 Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


Ketentuan yang berkaitan dengan perencanaan sistem instalasi pengolahan air
limbah yang ada pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Pasal 7 Tahun 1999,
bangunan rumah tinggal dan bangunan non rumah tinggal wajib mengelola air
limbah domestik sebelum dibuang ke saluran umum/drainase kota. Perencanaan
instalasi air limbah domestik yang merupakan utilitas lingkungan atau bangunan
merupakam persyaratan dalam proses penerbitan Surat Ijin Penunjukan
Penggunaan Tanah (SIPPT), Rencana Tata Letak Bangunan (RLTB), Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) dan terbangunnya instalasi air limbah domestik
merupakan persyaratan dalam proses penerbitan Surat Ijin Penggunaan Bangunan
(IPB) dan Kelayakan Menggunakan Bangunan (KMB), serta perijinan operasional
dan instansi yang berwenang terkait operasional dimaksud. Serta Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Pasal 8 Tahun 1999, bangunan rumah tinggal dan non rumah
tinggal yang telah dibangun dan belum memiliki instalasi pengolahan air limbah
domestik yang memenuhi syarat baku mutu air limbah, wajib memperbaiki dan atau
membangun instalasi pengolahan air limbah domestik. Untuk itu harus diikuti
ketentuan yang berlaku.
Instalasi pengolahan air limbah atau yang biasa disebut dengan IPAL adalah
sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis, kimiawi dan
fisik dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktifitas
yang lain (Darmasetiawan, 2004). Fungsi dari IPAL mencakup:
1. Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan
limbah rumah tangga lainnya.
2. Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu
pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
11

3. Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas
manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktifitas
pertambangan.

Gambar 2.1 Sistem Pengolahan Air Limbah Komunal

Martin Darmasetiawan (2004) Tingkat pengolahan yang harus diterapkan


terhadap air limbah tergantung pada karakteristik baik kualitas maupun kuantitas
dari air limbah yang akan diolah serta persyaratan baku mutu effluen yang telah di
tetapkan dengan mempertimbangkan peruntukan badan air penerimanya. Untuk air
limbah domestik parameter kualitas air limbah yang biasa digunakan sebagai
indikator pencemaran adalah Biochemical Oxygen Demand (BOD) serta kandungan
bakteri pathogennya.

2.6.1 Tahap Pengolahan Air Limbah


Menurut Wahyu Hidayat (2005), pengolahan air limbah domestik pada suatu
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dilakukan secara bertahap melalui proses
sebagai berikut:
1) Bak ekualisasi/bak penampung air limbah, bak ini berfungsi untuk
menampung air limbah sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Bak
ini dimaksudkan untuk menangkap benda kasar yang mudah mengendap
yang terkandung dalam air baku, seperti pasir dan sampah padat.
Penggunaan bak ekualisasi selalu ditempatkan pada awal proses
pengolahan air, sehingga dapat dicapai penurunan kekeruhan.
12

2) Bak Pengendap Awal, proses yang terjadi pada bak pengendapan awal ini
adalah mengendapkan partikel lumpur, kotoran organik tersuspensi dan
sebagai bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan.
3) Bak Kontaktor Anaerob, berisi media khusus dari bahan plastik tipe
sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari
satu, sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah.
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh
bakteri anaerobik. Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media
filter akan tumbuh lapisan film mokroorganisme yang akan menguraikan
zat organik yang belum sempat terurai dalam bak pengendap awal.
4) Bak Pengendapan Akhir, dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung
mokroorganisme diendapkan setelah itu air hasil olahan dapat di alirkan
ke badan air.

Gambar 2.2 Diagram Tahapan Proses IPAL


13

Dengan melihat proses pengolahan tersebut maka pengolahan air limbah


tersebut dikelompokkan dalam:
1) Proses pengolahan fisik yang terjadi pada tahap penampung air limbah.
2) Proses pengolahan secara biologis yang terjadi pada tahap filtrasi karena
pada proses tersebut terjadi pengaktifan mikroorganisme secara
anaerobik.
3) Proses pengolahan secara kimia yang terjadi pada pengendapan I dan
pengendapan II karena terjadi pengikatan terhadap unsur maupun
senyawa yang terdapat pada air limbah.

2.6.2 Pemilihan Jenis Pengolahan


Menurut Martin Darmasetiawan (2004) pemilihan jenis sistem pengolahan
yang akan diterapkan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1) Biaya investasi
2) Biaya pengoprasian dan pemeliharaan
3) Ketersediaan lahan
4) Tingkat pengolahan yang diinginkan
5) Karakteristik dan fluktasi kuantitas dan kualitas air limbah

2.7 Kriteria Perncanaan IPAL Domestik Individual


Dalam merancang IPAL yang paling penting adalah menentukan jumlah air
limbah yang akan diolah. Cara yang paling akurat adalah menghitung jumlah rata-
rata air bersih sebenarnya yang digunakan per hari. Berikut adalah tabel besarnya
parameter yang ditetapkan akan menentukan besarnya ipal yang akan digunakan:
14

Tabel 2.4 Besaran Population Equivalen (PE) Untuk Perancangan IPAL


Berdasarkan Jenis Bangunan
Pemakaian Debit Air
No. Peruntukan Bangunan Satuan PE Acuan
Air Bersih Limbah
1. Rumah Mewah 250 200 Liter/penghuni/hari 1,67 Perancangan dan Pemeliharaan
Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
2. Rumah Biasa 150 120 Liter/penghuni/hari 1,00 Study JICA 1990 (proyeksi 2010)
3. Apartment 250 200 Liter/penghuni/hari 1,67 Perancangan dan Pemeliharaan
Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
4. Rumah Susun 100 80 Liter/penghuni/hari 0,67
5. Asrama 120 96 Liter/penghuni/hari 0,80
6. Klinik/Puskesmas 3 2,7 Liter/pengunjung/hari 0,02 Perancangan dan Pemeliharaan
Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
15

Pemakaian Debit Air


No. Peruntukan Bangunan Satuan PE Acuan
Air Bersih Limbah
7. Rumah Sakit Mewah 1000 80 Liter/jumlah tempat 6,67 Perancangan dan Pemeliharaan
tidur pasien/hari Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
Rumah Sakit Menengah 750 600 Liter/jumlah tempat 5,00 Perancangan dan Pemeliharaan
tidur pasien/hari Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
Rumah Sakit Umum 425 340 Liter/jumlah tempat 2,83 Perancangan dan Pemeliharaan
tidur pasien/hari Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
8. Sekolah Dasar 40 32 Liter/siswa/hari 0,27 SNI 03-7065-2005
9. SLTP 50 40 Liter/siswa/hari 0,33 SNI 03-7065-2005
10. SLTA 80 64 Liter/siswa/hari 0,53 SNI 03-7065-2005
11. Perguruan Tinggi 80 64 Liter/mahasiswa/hari 0,53 SNI 03-7065-2005
16

Pemakaian Debit Air


No. Peruntukan Bangunan Satuan PE Acuan
Air Bersih Limbah
12. Rumah Toko / Rumah 100 80 Liter/penghuni dan 0,67 SNI 03-7065-2005
Kantor pegawai/hari
13. Gedung Kantor 50 40 Liter/pegawai/hari 0,33 SNI 03-7065-2005
14. Toserba (toko serba ada, 5 4,5 Liter/m² luas lantai/hari 0,04 SNI 03-7065-2005
mall, departement store)
15. Pabrik / Industri 50 40 Liter/pegawai/hari 0,33 SNI 03-7065-2005
16. Stasiun / Terminal 3 2,7 Liter/penumpang tiba 0,02 SNI 03-7065-2005
dan pergi/hari
17. Bandara Udara 3 2,7 Liter/penumpang tiba 0,02 Perancangan dan Pemeliharaan
dan pergi/hari Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
18. Restoran 15 13,5 Liter/kursi/hari 0,11 SNI 03-7065-2005
19. Gedung Pertunjukan 10 9 Liter/kursi/hari 0,08 SNI 03-7065-2005
20. Gedung Bioskop 10 9 Liter/kursi/hari 0,08 SNI 03-7065-2005
17

Pemakaian Debit Air


No. Peruntukan Bangunan Satuan PE Acuan
Air Bersih Limbah
21. Hotel Melati s/d Bintang 2 150 120 Liter/tempat tidur/hari 1,00 SNI 03-7065-2005
22. Hotel Bintang 3 keatas 250 200 Liter/tempat tidur/hari 1,67 SNI 03-7065-2005
23. Gedung Peribadatan 5 4,5 Liter/orang/hari (belum 0,04 SNI 03-7065-2005
dengan air wudhu)
24. Perpustakaan 25 22,5 Liter/jumlah 0,19 Perancangan dan Pemeliharaan
pengunjung/hari Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
25. Bar 30 24 Liter/jumlah 0,20 Perancangan dan Pemeliharaan
pengunjung/hari Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
26. Perkumpulan Sosial 30 27 Liter/jumlah 0,23 Perancangan dan Pemeliharaan
pengunjung/hari Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
18

Pemakaian Debit Air


No. Peruntukan Bangunan Satuan PE Acuan
Air Bersih Limbah
27. Klab Malam 235 188 Liter/kursi/hari 1,57 Perancangan dan Pemeliharaan
Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
28. Gedung Pertemuan 25 20 Liter/kursi/hari 0,17 Perancangan dan Pemeliharaan
Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
29. Laboratorium 150 120 Liter/staf/hari 1,00 Perancangan dan Pemeliharaan
Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
30. Pasar Tradisional / 40 36 Liter/kios/hari 0,30 Perancangan dan Pemeliharaan
Modern Sistem Plambing, Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo
Morimura
Sumber: Said, Pengolahan Air Limbah Domestik di DKI Jakarta, 2008
19

2.8 Penggunaan Material


1. Pipa PVC
Instalasi air pada pembangunan rumah tinggal mempunyai beberapa
ukuran dan type pipa PVC, pipa yang biasa digunakan sebagai saluran
pembuangan atau saluran air kotor yaitu pipa PVC tipe D. Pipa tipe D ini
mempunyai ketebalan yang sedang sehingga kuat untuk menahan tekanan
yang tidak terlalu besar.

Gambar 2.3 Pipa PVC Tipe D


2. Penyambung Pipa
Instalasi pipa terdiri dari beberapa pipa yang disambung untuk
mengalirkan air sampai ke outlet terakhir. Penyambung pada pipa juga
memiliki beberapa model dan bentuk, di antaranya:
a. Elbow, untuk menyambung pipa dengan arah 90° atau 45°.
b. Flock shock, untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang sama.
c. Reducer shocket, untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang
berbeda.
d. Tee, untuk menyambung tiga batang pipa deengan diameter yang sama.
e. Valve socket, untuk menyambung pipa dengan kran atau pipa lain yang
memiliki drat dalam.
20

Gambar 2.4 Penyambung Pipa

3. Media Biofilter Anaerob


Pada bak reaktor anaerob diperlukan media biofilter anaerob tipe sarang
tawon yang berfungsi sebagai tempat pengembangbiakan mikroorganisme
anaerob untuk penguraian saat pengendapan.

Gambar 2.5 Media Biofilter Anaerob

4. Bak Penampung IPAL


Bak penampung Instalasi Pengolahan Air Limbah sederhana ini terbuat
dari pasangan batu bata berbentuk bentuk persegi panjang yang terdiri dari
empat bak pengolahan di dalamnya.
21

Gambar 2.6 Bak Penampung IPAL

2.9 Standar Harga Satuan Pokok Pekerjaan (HSPK) Pekerjaan IPAL


Tabel 2.5 Harga Satuan Pokok Bahan Pekerjaan IPAL
No. Nama Bahan Ukuran/Tipe Sat. Harga (Rp)
1. Pipa PVC tipe D ø 3" Pjg 4 m btg 118.800
2. Pipa PVC tipe D ø 4" Pjg 4 m btg 158.950
3. Elbow ø 3" bh 9.950
4. Elbow ø 4" bh 20.250
5. Sock ø 3" bh 5.685
6. Sock ø 4" bh 10.355
7. Tee ø 3" bh 14.995
8. Tee ø 4" bh 21.670
9. Batu Bata Uk. 10 x 10 x 20 cm bh 1.100
10. Pasir Putih/Pasangan m³ 294.800
11. Semen Abu-abu 1 zak = 50 kg zak 69.550
12. Media Sarang Tawon 150 x 150 x 230 cm bh 65.500
Sumber : HSPK Kota Balikpapan Tahun Anggaran 2017
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Data Umum


Data yang dipakai untuk perancangan instalasi pengolahan air limbah
sederhana ini berupa denah ruko 3 lantai di Jalan Balikpapan Baru II. Data ruko 3
lantai bertujuan untuk merencanakan sistem instalasi pengolahan air limbah
sederhana pada bangunan ruko 3 lantai di Balikpapan Baru dan menghitung
kebutuhan biaya bahan yang diperlukan untuk pembuatan sistem instalasi
pengolahan air limbah sederhana pada bangunan ruko 3 lantai di Kota Balikpapan.

Gambar 3.1 Denah Lokasi

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Studi kasus ini dilaksanakan sejak bulan Februari 2017 s/d Juni 2017. Semua
pekerjaan termasuk penyusunan tugas akhir bertempat di Politeknik Negeri
Balikpapan. Dengan data yang didapatkan dari Jalan Balikpapan Baru II berupa
denah ruko 3 lantai.

22
23

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian


Jadwal Penelitian Perancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Februari-Juni
1 2 3 4 5
Persiapan data ruko 3 lantai
Rumusan masalah
Input data
Analisis data
Penyusunan laporan
Hasil dan kesimpulan

3.3 Studi Kasus


Pembangunan Ruko 3 lantai di Jalan Balikpapan Baru membutuhkan
rancangan instalasi pengolahan air limbah sederhana pada instalasi air kotor
bangunannya, mengingat lokasi dari ruko yang berada di lingkungan perkotaan
yang tidak memungkinkan pembuangan limbahnya pada badan jalan. Perancangan
instalasi pengolahan air limbah sederhana ini bertujuan dapat mengolah kembali air
limbah sebelum di buang ke badan air agar tidak merusak ekosistem lingkungan
dan juga bertujuan untuk menghitung dan mengetaui berapa biaya bahan yang
diperlukan dalam pembuatannya. Perancangan dihitung untuk keperluan penghuni
dalam bangunan 300 m².

3.4 Diagram Alir Penulisan


Diagram alir pelaksanaan Perancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Sederhana pada Bangunan Ruko 3 Lantai Balikpapan antara lain sebagai
berikut:
24

Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian


1. Rumusan masalah.
Sebelum melakukan kegiatan selanjutnya yang akan dikerjakan yaitu
merancang sistem instalasi pengolahan air limbah sederhana, maka perlu
dikatahui terlebih dahulu rumusan masalah yang akan dikerjakan.
2. Input Data
Langkah selanjutnya adalah mendapatkan data primer yang berupa denah
gedung ruko dan data sekunder yang berupa jurnal, buku, artikel, makalah
mengenai instalasi pengolahan air limbah yang mendukung dalam perancangan
instalasi pengolahan air limbah sederhana pada bangunan ruko.
25

3. Menghitung Volume Bak Penampung Air limbah


Analisis yang dilakukan setelah input data yaitu menghitung volume bak
penampung air limbah, analisis ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
jumlah/volume bak penampung yang akan diaplikasikan dalam analisis
berikutnya merancang sistem instalasi pengolahan air limbah.
4. Merancang Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah
Dalam analisis ini dilakukan untuk membuat desain istalasi yang diinginkan
dan sesuai dengan persyaratan yang ada. Perancangan sistem instalasi pengolahan
air limbah sederhana pada bangunan ruko 3 lantai dengan Software AutoCAD
untuk menentukan keperluan pipa yang dibutuhkan untuk menyalurkan air
limbah.
5. Menghitung Kebutuhan Biaya Bahan Sistem Instalasi Pengolahan Air
Limbah
Analisis data berikutnya yaitu melakukan perhitungan kebutuhan biaya bahan
sistem instalasi pengolahan air limbah, dalam analisis ini dilakukan agar
mengetahui berapa besaran biaya bahan yang dibutuhkan dalam perencanaan
instalasi pengolahan air limbah pada bangunan ruko 3 lantai.
6. Penyusunan laporan
Setelah melakukan perancangan dan perhitungan pada perancangan instalasi
pengolahan air limbah pada bangunan ruko 3 lantai, langkah selanjutnya yaitu
menulis analisis yang sudah dilakukan sesuai langkah-langkah sebelumnya dalam
penulisan tugas akhir.
7. Kesimpulan dan saran
Selesai melakukan penyusunan laporan, selanjutnya membuat kesimpulan
dan saran dari isi laporan tersebut.

3.5 Proses Penelitian


3.5.1 Perhitungan Debit Air Limbah
Menurut Sugito (2005) bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara
jumlah pemakaian air rata-rata perorangan perhari terhadap air limbah yang
dihasilkan dan dapat dirumuskan secara sederhana sebagai berikut:
Q1 = x . Q .......................................(3.1)
26

Dimana:
Q = konsumsi air bersih per orang per hari
Q1 = timbulan air limbah per orang per hari
x = faktor pengembalian
Dalam perencanaan IPAL ini, digunakan perhitungan jumlah timbulan air
limbah rata-rata per hari adalah 90% dari pemakaian air bersih rata-rata per hari.
3.5.2 Desain Bak Penampung IPAL
Desain bangunan utama IPAL yang direncanakan adalah sebagai berikut:
1) Bak ekualisasi memiliki lubang kontrol pada bagian atas bak. Pada unit
ini, pengendapan secara gravitasi dan tidak ada penambahan bahan kimia.
2) Bak pengendapan awal memiliki kriteria perencanaan menurut standar
JWWA dalam Said (2006) adalah:
a. Waktu tinggal (Retention Time) rata-rata = 3-5 jam
b. Beban Permukaan (Surface Loading) = 20-50 m³/m²/hari.
3) Bak kontaktor anaerob menerapkan pengolahan secara biologi dengan
mengaktifkan mikroorganisme anaerobik sebagai pengurai dalam air
limbah. Kriteria perencanaan menurut standar JWWA dalam Said (2006)
adalah waktu tinggal total rata-rata = 4-6 jam.
4) Bak pengendapan akhir sebagai tampugan dan pengendapan akhir sebelum
air hasil olahan di salurkan ke badan air. Kriteria perencanaan menurut
standar JWWA dalam Said (2006) adalah:
a. Waktu tinggal (Retention Time) rata-rata = 3-5 jam
b. Beban Permukaan (Surface Loading) = 20-50 m³/m²/hari.

3.5.3 Analisis Data


Perhitungan perencanaan dimensi bangunan utama pengolahan air limbah
berdasarkan kriteria perencanaan dan debit air limbah yang direncanakan. Desain
perencanaan berupa gambar teknik IPAL sederhana, dengan perhitungan biaya
pembangunan IPAL sederhana disesuaikan dana yang ada dengan perhitungan
analisis biaya konstruksi/bangunan (Zainal, 2005) dan pedoman standar harga
barang/jasa kota Balikpapan tahun 2017.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Gambaran umum lokasi penelitian dalam tugas akhir ini, antara lain:
4.1.1 Gambaran Umum Area Bangunan Ruko
Gambaran umum area bangunan ruko 3 lantai meliputi:
1) Panjang area bangunan ruko = 30 meter
2) Lebar area bangunan ruko = 25 meter
3) Luas area bangunan ruko =PxL
= 30 m x 25 m
= 750 m²

Gambar 4.1 Denah Lokasi Bangunan Ruko 3 Lantai


4.1.2 Gambaran Umum Bangunan Ruko
Gambaran umum bangunan ruko 3 lantai meliputi:
1) Panjang bangunan ruko = 20 meter
2) Lebar bangunan ruko = 15 meter
3) Tinggi bangunan ruko = 10,4 meter
4) Luas bangunan ruko =PxL
= 20 m x 15 m
= 300 m²

27
28

Gambar 4.2 Denah Bangunan Ruko 3 Lantai

4.1.3 Gambaran Umum Ruang Bangunan Ruko


Gambaran umum ruang bangunan ruko 3 lantai meliputi:
1) Ruang bangunan ruko lantai 1
a. Ruang usaha = 4 ruangan
b. Toilet = 4 ruangan +

Total = 8 ruangan

Gambar 4.3 Denah Ruang Bangunan Ruko 3 Lantai Lt. 1


29

2) Ruang bangunan ruko lantai 2


a. Kamar tidur = 4 ruangan
b. Ruang tamu = 4 ruangan
c. Toilet = 4 ruangan
d. Dapur = 4 ruangan +

Total = 16 ruangan

Gambar 4.4 Denah Ruang Bangunan Ruko 3 Lantai Lt. 2


3) Ruang bangunan ruko lantai 3
a. Kamar tidur = 8 ruangan
b. Toilet = 4 ruangan
c. Ruang lantai 3 = 4 ruangan +

Total = 16 ruangan
30

Gambar 4.5 Denah Ruang Bangunan Ruko 3 Lantai Lt. 3

4.2 Data Umum Bangunan Ruko 3 Lantai


4.2.1 Menghitung Jumlah Penghuni Dalam Bangunan Ruko
Pada ruko 4 pintu ini memiliki jenis usaha yang berbeda dan jumlah penghuni
yang berbeda pada masing-masing tiap pintu ruko:
1) Ruko 1 memiliki jenis usaha rumah kantor dengan jumlah penghuni
sebanyak 4 orang dan pegawai 20 orang. Sehingga jumlah penghuni pada
ruko 1 adalah 4 + 20 = 24 orang.
2) Ruko 2 memiliki jenis usaha rumah toko dengan jumlah penghuni
sebanyak 5 orang dan pegawai 13 orang. Sehingga jumlah penghuni pada
ruko 2 adalah 5 + 13 = 18 orang.
3) Ruko 3 memiliki jenis usaha rumah kantor dengan jumlah penghuni
sebanyak 5 orang dan pegawai 23 orang. Sehingga jumlah penghuni pada
ruko 3 adalah 5 + 23 = 28 orang
4) Ruko 4 memiliki jenis usaha rumah toko dengan jumlah penghuni
sebanyak 3 orang dan pegawai 26 orang. Sehingga jumlah penghuni pada
ruko 4 adalah 4 + 26 = 30 orang.

Sehingga jumlah penghuni pada keseluruhan bangunan ruko adalah 24 + 18


+ 28 + 30 = 100 orang.
31

4.2.2 Peralatan Plambing


1) Kitchen Sinks = 8 buah
2) Kamar mandi = 12 buah
Tabel 4.1 Data Umum Bangunan Ruko 3 Lantai
Jumlah penghuni 100 orang
Peralatan plambing:
a. Kitchen Sinks 8 buah
b. Kamar mandi 12 buah
Sumber: Data Umum Bangunan Ruko 3 Lantai

4.3 Menghitung Debit Air Limbah


Dalam tabel 2.4 pada sub bab 2.7 kriteria perencanaan IPAL domestik
individual, diketahui besaran debit air limbah pada bangunan rumah toko/rumah
kantor adalah 80 liter/penghuni dan pegawai/hari. Maka debit air limbah yang
dikeluarkan dari ruko pada setiap harinya adalah = 100 x 80 liter/penghuni dan
pegawai/hari = 8000 liter/penghuni dan pegawai/hari. Asumsi perhitungan debit air
limbah perhari 10000 liter/penghuni dan pegawai/hari = 10 m³ per hari.

4.4 Perhitungan Desain IPAL


4.4.1 Kapasitas Desain IPAL yang Direncanakan
Kapasitas yang direncanakan adalah:
1) Kapasitas pengolahan : 10 m³ per hari
2) BOD air limbah rata-rata : 195 mg/l
3) Total efisiensi pengolahan : 90-95 %
4) BOD air olahan : 17,5 mg/l

4.4.2 Bak Ekualisasi


1) Debit air limbah : 10 m³ per hari
: 0.42 m³ per jam
: 6,94 liter per menit
2) Kriteria Perencanaan (Retention Time) : 6 jam
6
3) Volume bak yang diperlukan : hari x 10 m³/hari
24
= 2,5 m³
32

4) Dimensi bak:
a. Panjang : 1,25 m
b. Lebar :1m
c. Kedalaman :2m
d. Tinggi ruang bebas : 0,3 m

Gambar 4.6 Denah Bak Ekualisasi

Gambar 4.7 Potongan A-A Bak Ekualisasi


33

Gambar 4.8 Potongan B-B Bak Ekualisasi


4.4.3 Bak Pengendapan Awal
1) Debit air limbah : 10 m³ per hari
2) BOD masuk : 195 mg/l
3) Efisiensi Pengolahan : 40 %
4) BOD keluar : 117 mg/l
5) Waktu tinggal : 3 – 5 jam
4
6) Volume bak yang diperlukan : hari x 10 m³/hari = 1,67 m³
24
7) Dimensi bak:
a. Panjang : 0,8 m
b. Lebar :1m
c. Kedalaman :2m
d. Tinggi ruang bebas : 0,3 m
Chek:
Waktu tinggal (Retentation Time) rata-rata (T)
0,8 m x 1 m x 2 m
T= x 24 jam/hari = 3,84 jam
10 m3 /hari

10 m3 /hari
Beban Permukaan (Surface Loading) = = 12,5 m³/m².hari
0,8 m x 1 m
34

a) Waktu tinggal pada saat beban puncak = 7,68 jam (asumsi jumlah
jumlah 2x jumlah rata-rata)
b) Beban permukaan rata-rata = 12,5 m³/m².hari
c) Beban permukaan pada saat puncak = 25 m³/m².hari
d) Standar waktu tinggal : 3 – 5 jam
e) Beban permukaan : 20 – 50 m³/m².hari (JWWA)

Gambar 4.9 Denah Bak Pengendapan Awal

Gambar 4.10 Potongan A-A Bak Pengendapan Awal


35

Gambar 4.11 Potongan B-B Bak Pengendapan Awal

4.4.4 Bak Kontaktor Anaerob


1) Debit air limbah : 10 m³ per hari
2) BOD masuk : 117 mg/l
3) Efisiensi Pengolahan : 85 %
4) BOD keluar : 17,5 mg/l
Untuk pengolahan air dengan proses biofilter standar beban BOD per volume
media 0,4 – 4,7 kg BOD /m³.hari. ditetapkan beban BOD yang digunakan 1,0 kg
BOD /m³.hari.
5) Beban BOD dalam air limbah = 10 m³/hari x 117 g/ m³
= 1170 g/hari
= 1,17 kg/ hari
1,17 kg/hari
6) Volume media yang diperlukan =
1,0 kg/m³.hari

= 1,17 m³
7) Volume media = 60% dari total volume reaktor
Volume reaktor yang diperlukan = 100/60 x 1,17 m³
= 1,95 m³
36

1,95 m³
8) Waktu tinggal dalam reaktor = x 24 jam/hari
10 m³/hari

= 4,68 jam
9) Dimensi kontaktor anaerob:
a. Panjang :1m
b. Lebar :1m
c. Kedalaman :2m
d. Tinggi ruang bebas : 0,4 m
e. Jumlah ruangan : dibagi menjadi 2 ruangan
10) Media biofilter
a. Media : Sarang Tawon (Honeycomb Tube)
b. Material : PVC sheet
c. Luas media : 150 cm x 150 cm x 230 cm
d. Diameter lubang : 2 cm x 2 cm
e. Warna : Transparan
f. Berat spesifik : 30 – 35 kg/m³

Gambar 4.12 Sarang Tawon (Honeycomb Tube)


37

Gambar 4.13 Denah Bak Kontaktor Anaerob

Gambar 4.14 Potongan A-A Bak Kontaktor Anaerob


38

Gambar 4.15 Potongan B-B Bak Kontaktor Anaerob

4.4.5 Bak Pengendapan Akhir


1) Debit air limbah : 10 m³ per hari
2) Waktu tinggal : 3 – 5 jam
4
3) Volume bak yang diperlukan : hari x 10 m³/hari = 1,67 m³
24
4) Dimensi bak:
a. Panjang : 0,8 m
b. Lebar :1m
c. Kedalaman :2m
d. Tinggi ruang bebas : 0,4 m
Chek:
Waktu tinggal (Retentation Time) rata-rata (T)
0,8 m x 1 m x 2 m
T= x 24 jam/hari = 3,84 jam
10 m3 /hari

10 m3 /hari
Beban Permukaan (Surface Loading) = = 12,5 m³/m².hari
0,8 m x 1 m

a) Waktu tinggal pada saat beban puncak = 7,68 jam (asumsi jumlah
jumlah 2x jumlah rata-rata)
39

b) Beban permukaan rata-rata = 12,5 m³/m².hari


c) Beban permukaan pada saat puncak = 25 m³/m².hari
d) Standar waktu tinggal : 3 – 5 jam
e) Beban permukaan : 20 – 50 m³/m².hari (JWWA)

Gambar 4.16 Denah Bak Pengendapan Akhir

Gambar 4.17 Potongan A-A Bak Pengendapan Akhir


40

Gambar 4.18 Potongan B-B Bak Pengendapan Akhir

4.5 Perhitungan Volume Bahan Pembuatan IPAL


4.5.1 Kebutuhan Pipa Pada IPAL
Pipa penyaluran air limbah yang direncanakan adalah menggunakan pipa
PVC tipe D, penggunaan pipa jenis ini dikarenakan ukuran pipa yang tidak terlalu
tebal dan tidak terlalu tipis sehingga dapat digunakan untuk tekanan yang tidak
terlalu besar.
1) Kebutuhan pipa untuk 1 pintu ruko
Tabel 4.2 Kebutuhan Pipa Pada 1 Pintu Ruko
No Fungsi Pipa Panjang Pipa (m)
1 Kitchen sinks (3”) 6,65
2 Kamar mandi (3”) 14,18
Total 20,83

Tabel 4.3 Kebutuhan Penyambung Pipa Pada 1 Pintu Ruko


No Jenis Penyambung Pipa Buah
1 Elbow (3”) 2
2 Tee (3”) 3
Total 5
41

2) Kebutuhan pipa untuk 4 pintu ruko


Tabel 4.4 Kebutuhan Pipa Pada 4 Pintu Ruko
No Fungsi Pipa Panjang Pipa (m)
1 Kitchen sinks (3”) 26,6
2 Kamar mandi (3”) 56,72
Total 83,32

Tabel 4.5 Kebutuhan Penyambung Pipa Pada 4 Pintu Ruko


No Jenis Penyambung Pipa Buah
1 Elbow (3”) 8
2 Tee (3”) 12
Total 20

3) Kebutuhan pipa penyaluran IPAL


Tabel 4.6 Kebutuhan Pipa Penyaluran IPAL
No Fungsi Pipa Panjang Pipa (m)
1 Pipa inlet (4”) 21,04
2 Pipa dalam IPAL (4”) 1,2
3 Pipa outlet (4”) 12,2
Total 34,44

Tabel 4.7 Kebutuhan Penyambung Pipa Penyaluran IPAL


No Jenis Penyambung Pipa Buah
1 Elbow (4”) 2
2 Tee (4”) 7
3 Sock (4”) 5
Total 14

Tabel 4.8 Kebutuhan Pipa IPAL


No Diameter Pipa Volume Satuan Jumlah
1 Ø 3" panjang 4 m 83,32 Meter 21 batang
2 Ø 4" panjang 4 m 34,44 Meter 9 batang
Total 30 batang
42

4.5.2 Kebutuhan Bahan Bak IPAL


Dalam perencanaan IPAL pada tugas akhir ini, direncanakan bak IPAL
terbuat dari pasangan batu bata dengan penggunaan 1 bata. Maka perhitungan luas
dinding bak IPAL adalah:
1) Luas seluruh dinding = dinding 1 + dinding 2 + dinding 3 + dinding 4
= 2 x (4,85 x 2,3) + 2 x (2,3 x 1,4) + 2 x (1 x 4,45) + 3 x (2 x 1)
= 22,31 + 6,44 + 8,9 + 6
= 43,65 m²
2) Luas lubang = lubang pipa + lubang tutup
= 5 x (3,14 x 0,057²) + 4 x (0,4 x 0,4)
= 0,051 + 0,64
= 0, 691 m²
3) Luas dinding total = luas seluruh dinding – luas lubang
= 43,65 m² – 0,691 m²
= 42, 959 m² ~ 43 m²
Luas dinding pada rencana bak IPAL adalah 43 m². Untuk mendapatkan
jumlah material yang dibutuhkan seperti batu bata, pasir dan semen yaitu dengan
menggunakan analisa harga satuan SNI 6897:2008 No.6.12 dimana pada 1 m²
dinding 1 bata, campuran spesi 1 PC : 8 PS membutuhkan material: bata merah =
70 bh; pasir pasangan = 0,05 m³; semen = 6,5 kg. Jadi, untuk memasang dinding
batu bata dengan volume dinding 43 m² memerlukan:
a. Batu bata = 70 bh x 43 m² = 3010 buah batu bata.
b. Pasir pasangan = 0,05 m³ x 43 m² = 2,15 m³ pasir.
c. Semen = 6,5 kg x 43 m² = 279,5 kg = 5,59 zak semen.

Pada bak IPAL yang direncanakan, bak ini memerlukan plesteran pada tiap
sisi dindingnya yang bertujuan menghalangi adanya jalan air limbah keluar dari bak
IPAL. Sesuai dengan peraturan SNI 2008, untuk mengerjakan plesteran seluas 1 m²
membutuhkan semen 6,24 kg dan pasir 0,024 m³. Maka kebutuhan semen dan pasir
untuk plesteran adalah:
1) Semen = 6,24 kg x 43 m² = 268, 32 kg = 5,37 zak
2) Pasir = 0,024 m³ x 43 m² = 1,03 m³
43

Pada pekerjaan plesteran dinding memiliki 2 sisi yaitu sisi dalam dan sisi luar,
oleh karena itu kebutuhan semen dan pasir dikalikan 2.
a. Semen = 5,37 zak x 2 = 10,74 zak
b. Pasir = 1,03 m³ x 2 = 2,06 m³

Tabel 4.9 Kebutuhan Bahan Bak IPAL


No Nama Bahan Satuan Volume
1 Batu Bata Bh 3010
2 Pasir m³ 4,21
3 Semen zak 16,33

4.5.3 Kebutuhan Media Sarang Tawon


Media sarang tawon yang diperlukan diletakkan pada bak kontaktor anaerob
dengan luas area media yang diperlukan = 0,46 x 1 x 1,35 = 0,62 m². Sedangkan
luas media sarang tawon adalah = 0,15 x 0,15 x 0,23 = 0,00517 m². Maka banyak
kebutuhan media sarang tawon yang diperlukan adalah = 0,62/0,00517 = 119,92
buah ~ 120 buah.

4.6 Perhitunga Kebutuhan Biaya Bahan Pembuatan IPAL


Tabel 4.10 Kebutuhan Biaya Bahan Pembuatan IPAL
HARGA JUMLAH
NO NAMA BAHAN SATUAN VOLUME SATUAN (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
PEKERJAAN IPAL
1 Pipa PVC tipe D 3" btg 21 118.800 2.494.800
2 Pipa PVC tipe D 4" btg 9 158.960 1.430.640
3 Elbow 3" bh 8 9.950 79.600
4 Elbow 4" bh 2 20.250 40.500
6 Sock 4" bh 5 10.355 51.775
7 Tee 3" bh 12 14.995 179.940
8 Tee 4" bh 7 21.670 151.690
9 Batu bata uk. 10x10x20 cm bh 3010 1.100 3.311.000
10 Pasir putih/pasangan m³ 4,21 294.800 1.241.108
11 Semen abu abu zak 16,33 69.550 1.135.751
12 Media sarang tawon bh 120 65.500 7.860.000
TOTAL 17.976.804
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pada bangunan ruko 3 lantai yang terdiri dari 4 pintu di Jalan Balikpapan
Baru II memiliki jumlah penghuni dan pegawai sebanyak 100 orang.
Dengan jumlah penghuni tersebut, menghasilkan debit air limbah 10 m³
pada setiap harinya.
2. Rencana dimensi bak Instalasi Pengolahan Air Limbah sederhana
berdasarkan jumlah debit air limbah yang dihasilkan yaitu: panjang 4,85
m; lebar 1,4 m dan kedalaman 2,3 m.
3. Kebutuhan biaya yang diperlukan dalam pembuatan Instalasi Pengolahan
Air Limbah sederhana pada Ruko 3 lantai di Jalan Balikpapan Baru II
adalah sebesar Rp. 17.976.804.

5.2 Saran
Dalam penyusunan tugas akhir ini, terdapat beberapa kekurangan yang
membuat hasil belum optimal. Berikut ini saran dari penulis agar perencana
selanjutnya mendapatkan hasil yang lebih baik, diantaranya:
1. Menambahkan alat ukur pada saluran inlet dan outlet IPAL agar
pengukuran debit air limbah lebih akurat.
2. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya memiliki data yang lebih lengkap
agar dapat memberikan solusi yang tepat.
3. Apabila kadar BOD pada air limbah tinggi, dianjurkan menggunakan
proses kombinasi biofilter Anaerob-Aerob.

44
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. A. (2015). Evaluasi Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


Komunal Berbasis Masyarakat di Kecamatan Panakukang Kotamadya
Makassar. Makasar.

Darmasetiawan, I. M. (2004). Sarana Sanitasi Perkotaan. Jakarta: Ekamitra


Engineering.

Dinas PU Kota Balikpapan. (2016). Harga Satuan Pokok Pekerjaan Kota


Balikpapan Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2016.

Hidayat, W. (2008). Teknologi Pengolahan Air Limbah.

Lestari, R. P. (2011). Pengujian Kualitas Air di Instalasi Pengolahan Air Limbah


(IPAL) Mojosongo Kota Surakarta. Surakarta.

Menteri Negara Lingkungan Hidup. (2003). Baku Mutu Air Limbah Domestik.

Metcalf, Eddy. (1991). Wastewater Engineering Treatment. New Delhi.

Peraturan Pemerintah. (1999). Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan


Laut.

Rahmi, P. (2012). Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Domestik. Medan.

Rheni Ratnawati, Muhammad Al Kholif, Sugito. (2015). Desain Instalasi


Pengolahan Air Limbah (IPAL) Biofilter Untuk Mengolah Air Limbah
Poliklinik Unipa Surabaya. Surabaya.

Said, I. N. (2006). Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit. Jakarta.

Said, I. N. (2008). Pengolahan Air Limbah Domestik di DKI Jakarta. Jakarta: Pusat
Teknologi Lingkungan.

Sugiharto. (1987). Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: UI Press.

Sugito. (2005). Mengukur Kepuasan Pelanggan.

Tangahu, B. V., Warmadewanthi, I.D.A.A.,. (2001). Pengolahan Limbah Rumah


Tangga Dengan Memanfaatkan Tanaman Cattail. Jurnal Purifikasi.
Tchobanoglous, G. (1985). Teknik Sumber Daya Air. Jakarta: Terjemahan oleh
Djoko Sasongko, 1991. Erlangga.

Wahyu Hidayat, Nusa Idaman Said. (2005). Rancang Bangun Paket IPAL Rumah
Sakit Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob.

Zainal, A. Z. (2005). Analisis Bangunan: Menghitung Anggaran Biaya Bangunan.


Jakarta: Gramedia Pusaka Utama.
LAMPIRAN 1
GAMBAR BESTEK
LAMPIRAN 2
GAMBAR PERENCANAAN
INSTALASI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH SEDERHANA

Anda mungkin juga menyukai