Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH WAWASAN WILAYAH

KEPULAUAN KOTA MATARAM, NUSA


TENGGARA BARAT

DISUSUN OLEH :
WULANDA ANGGI MUNUQY
1726011

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
praktikum Mikrobiologi dan Ekologi Lingkungan ini dengan baik dan
sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Anis Artiyani, ST., MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Lingkungan,
2. Ibu Erni Yulianti, ST., MT, selaku dosen pengajar mata kuliah Wawasan
Wilayah Kepulauan,
3. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan doa dan dukungan serta semangat,
4. Kepada teman - teman Teknik Lingkungan ITN Malang khususnya angkatan
2017,
5. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pengerjaan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak akan sangat membantu dalam terciptanya kesempurnaan makalah
ini, dan dapat bermanfaat nantinya bagi kami dan rekan - rekan pembaca sekalian.

Malang, November 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4


1. Latar Belakang.............................................................................................. 4
1.1 Falsalah Pancasila ........................................................................................ 4
1.2 Aspek Kewilayahan Nusantara..................................................................... 5
1.3 Aspek Sosial Budaya..................................................................................... 6
1.4 Aspek Sejarah............................................................................................... 7
BAB II FUNGSI WAWASAN NUSANTARA .............................................................. 9
2.1 Fungsi Wawasan Nusantara ............................................................................. 9
BAB III TUJUAN WAWASAN NUSANTARA ............................................................ 11
3.1 Tujuan Wawasan Nusantara ...................................................................... 11
BAB IV IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA ............................................... 12
4.1 Kehidupan Politik ....................................................................................... 12
4.2 Kehidupan Ekonomi .................................................................................. 12
4.3 Kehidupan Sosial Budaya ........................................................................... 13
4.4 Kehidupan Pertahanan dan keamanan ..................................................... 13
4.5 Kehidupan Masyarakat Berwawasan Lingkungan ..................................... 13
BAB V PROBLEMATIKA LINGKUNGAN SEKITARNYA ........................................... 14
5.1 Poblematika Kekurangan Pangan............................................................14

5.2 Problematika Kekurangan Air Bersih.......................................................14

5.3 Problematika Polusi dan Pencemaran....................................................15

5.4 Problematika Perubahan Iklim................................................................15

5.5 Problematika Kemiskinan........................................................................16

5.6 Problematika Kesehatan atau Wabah Penyakit......................................16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Nusa Tenggara barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai dengan
namanya, provinsi ini meliputi bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau
terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang
terletak di timur. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Mataram yang berada di pulau
Lombok.
Provinsi Nusa Tenggara Barat secara geografis terletak pada 115o 46
119o5 Bujur Timur dan 8’10 9’5 Lintang Selatan, dengan batas wilayahnya
disebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sebelah utara dengan Laut Jawa dan laut Flores dan sebelah selatan dengan
samudra Indonesia.
Wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat yang beribu kota di Mataram
terbagi dalam 8 kabupaten dan 2 kota, yaitu kabupaten bima, kabupaten Dompu,
Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok
Timur, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa
Barat, Kota Bima, dan Kota Mataram. Kabupaten Sumbawa merupakan wilayah
dengan luas sebesar yaitu 6.643,98 Km2 (32,97%). Sementara kota Mataram
merupakan wilayah dengan luas terkecil yaitu 61,30 Km2 (0,30%).

1.1 Falsafah Pancasila


Pancasila mengandung lima sila sebagai landasan falsafah bangsa
Indonesia. Pancasila terdiri atas lima nilai, yaitu: nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai permusyawaratan, dan nilai keadilan sosial.
Berdasarkan lima nilai dasar tersebut, maka Pancasil;a mencoba untuk merumuskan
makna ontologi hukumnya sebagai sekumpulan norma yang berisi nilai ketuhanan
dan kemanusiaan, dalam sekelompok manusia yang bersatu dan mengutamakan
musyawarah demi tercapaiannya suatu keadilan sosial.
Nilai-nilai Pancasila itu menjadi ruh dan jiwa dari hukum yang akan
dibentuk. Hukum yang berlaku memuat kesadaran akan bertuhan, memuliakan

4
manusia, mempersatukan beragam golongan, mengutamkan musyawarah, dan adil.
Kesemua nilai menyatu menjadi suatu nilai utama, yaitu gotong royong. Hukum
yang tercipta akan diartikan sebagai hokum gotong royong, suatu hukum yang
membangun segenap komponen bangsa dalam suatu kerjasama tradisional berupa
gotong royong.
Pemikiran Buya Hamka tentang gagasan kebangsaan dan falsafah hidup
manusia Indonesia tertuang secara jelas dalam falsafah Pancasila. Falsafah ini
merupakan bentuk pengakuan manusia atas eksistensi Allah sebagai pengendali dan
pengatur alam semseta. Dalam falsafah ini, manusia mengakui eksistensi Tuhan, ia
mengakui cahaya-cahaya ketuhanan yang tertanam dalam dirinya. Inilah hakikat
Sila Ketuhanan yang Maha Esa.
Falsafah Pancasila menghadirkan konsep manusia monopluralis, manusia
yang memiliki hak individu sekaligus ia tidak terlepas dari kehendak-kehendak
masyarakat yang mengikat perbuatannya. Ia adalah bagian dari dirinya sendiri yang
hak-haknya dilindungi, pada saat yang sama ia menyadari bahwa ia tak terlepas dari
masyarakatnya. Inilah keseimbangan (equilibrium) falsafah Pancasila.

1.2 Aspek Kewilayahan Nusantara


Faktor-faktor kewilayahan yang melatar belakangi filosofi wawasan
nusantara, antara lain:
 Negara indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelago
State) yang inti wilayahnya adalah air/perairan, yang di dalamnya
tumbuh pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau yang satu sama
lainnya dihubungkan oleh air sebagai pengikat atau perekat.
 Kondisi fisik geografis ini merupakan daya tarik tersendiri yang
berportensi rawan terhadap identitas, intergritas, dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Untuk menghadapi,
mengatasi, dan mengantisipasi kerawan-kerawan tersebut
(vertical-horisontal serta regional dan internasional) maka
dibutuhkan suatu wawasan nusantara yang memiliki kemampuan
memanfaatkan keuntungan/peluang dan kekuatan untuk

5
menghindari diri dari tantangan, demi kelangsungan hidup yang
merupakan unsur yang paling fundamental dalam kehidupan
berbangsa dan negara.

Mataram Sebagai salah satu kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, letaknya
diapit antara kabupaten Lombok Barat dan Selat Lombok. Letaknya anatara 08o
33’ an 08o 38’ Lintang Selatan dan antara 116o 04’ – 116o 10’ Bujur Timur.

Wilayah kota Mataram adalah 61,30 Km2, yang terbagi dalam 6 kecamatan.
Kecamatan terluas adalah Selaparang yaitu sebesar 10,77 Km2, disusul Kecamatan
Mataram dengan luas wilayah 10,77 Km2. Sedangkan wilayah terkecil adalah
Kecamatan Ampenan dengan luas 9,4600 Km2.

1.3 Aspek Sosial Budaya


Istilah sosial budaya (sosbud) mencakup dua segi utama kehidupan bersama
manusia, yaitu segi sosial yang mengadakan kerjasama demi kelangsungan
hidupnya; segi budaya yang merupakan keseluruhan tata nilai dan cara hidup uang
manifestasinya tampak dalam tingkah laku dan hasil tingkah laku yang
terlembagakan.
Sosial hakikatnya adalah pergaulan hidup manusia bermasyarakat yang
mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan dan solidaritas
yang merupakan unsur pemersatu.
Budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil, cipta rasa, dan karsa
manusia yang menumbuhkan pikiran/gagasan utama yang menjadi kekuatan
pendukung dalam menggerakan kehidupan. Jadi kebudayaan merupakan seluruh
cara hidup suatu masyarakat yang terwujud dalam tingkah laku yang dipelajari dari
berbagai sumber.

6
Suku Bangsa Sasak memiliki banyak nilai-nilai budaya bangsa yang masih
dipertahankan hingga saat ini. Salah satu budayanya yang merupakan peninggalan
nenek moyang Suku Sasak adalah tradisi peresean. Budaya Peresean ini merupakan
sebuah pertarungan, dimana pemainnya saling pukul dengan menggunakan sebuah
tongkat dari rotan sebagai alat pemukul dan sebuah perisai sebagai pelindung yang
oleh masyarakat Sasak biasa disebut ende.
Tradisi peresean berawal saat Pulau Lombok masih berbentuk kerajaan.
Peresean menjadi salah satu cara untuk memilih prajurit disana. Calon prajurit akan
diadu ketangkasannya terlebih dahulu atau melakukan upacara adat dari luapan
emosi para prajurit kerajaan setelah mengalahkan lawan di medan perang
(id.lombokindonesia.org).

1.4 Aspek Sejarah


Kata sejarah merupakan terjemahan Indonesia dari kata inggris “history”,
dari bahasa inggris sendiri sebelumnya secara etimologis mengambilnya dari kata
Yunani “historia” yang artinya “inquirity” atau “research”. Jadi, inti kandungan
sejarah dari dulu hingga saat ini sebenarnya adalah suatu disiplin yang merupakan
produk dari suatu penelitian.

Dalam paparan sejarah nampak bahwa Lombok bukan merupakan daerah


yang terasing di kepulauan. Lombok telah didatangi oleh orang-orang luar sejak
jauh di masa lampau, baik dalam hubungan politik, dagang, atau kepercayaan
(agama). Lombok sudah disebut dalam kitab Nagarakretagama (abad ke-14) dengan
nama Lombok Mirah (H. Kern, 1917 :275). Rupanya pada masa itu, telah ada
orang-orang dari majapahit yang datang ke Lombok. Hal ini dapat dimengerti dari
adanya peninggalan di desa Sembalun (Lombok Utara) yang disebut sebagai Bukit

7
Kubur Majapahit (H.J de graaf, Djawa, 1941 : 355). Manuskrip sala-sila Asal-usul
mencatat, ada seorang turunan Prabu Majapahit bernama Dipati Alaga datang di
Lombok. Disana ia dijadikan patih oleh raja (Datu) Selaparang. Akan tetapi ketika
raja tidak menyenanginya, ia pindah ke desa Nyanggi (Pejanggik), dan disana
mengambil istri, serta menurunkan seorang putra bernama Raden Wiracandra (sala-
sila asal usul, Ms. No. 67 Gedong kirtya, Singaraja).

8
BAB II
FUNGSI WAWASAN NUSANTARA

2.1 Fungsi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara Berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta
rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan
perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat indonesia dalam kehidupan bermasyarakat.
a. Secara Umum
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi,
dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan,
keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara negara di pusat dan
daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
b. Menurut Christine, S.T., Kansil S.H., M.H., dkk
Fungsi wawasan nusantara adalah sebagai berikut.
1. Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia.
2. Sebagai ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakan dan strategi
pembangunan nasional.
c. Pandangan Lain
Fungsi wawasan nusantara dibedakan dalam beberapa pandangan
antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional adalah
sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan keamanan, dan
kewilayahan.
2. Fungsi wawasan nasional sebagai pembangunan nasional adalah
mencakup kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik, dan
kesatuan pertahann dan keamanan.

9
3. Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan adalah
pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh
wilayah dan segenap kekuatan negara.
4. Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah
pembatasan negara untuk menghindari adanya sengketa antarnegara
tetangga.

10
BAB III
TUJUAN WAWASAN NUSANTARA

3.1 Tujuan Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di
segala aspek kehidupan rakya Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau
daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan
individu, kelompok, suku bangsa, atau daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut
tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi, selama tidak bertentangan dengan
kepentingan asional atau kepentingan masyarakat banyak. Nasionalisme yang
tinggi di segala bidang kehidupan demi tercapainya tujuan nasuinal tersebut
merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa,paham, dan semangat
keangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan
Wawasan Nusantara.

11
BAB IV
IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

4.1 Kehidupan Politik


1. Pelaksanaan politik diatur dalam UU partai politik, pemilihan umum,
pemilihan presiden yang pelaksanaannya sesuai hukum dan
mementingkan persatuan bangsa. Misalnya, prinsip demokratis dan
keadilan harus dijalankan dalam pemilihan presiden, DPR, dan kepala
daerah agar tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan warga
Indonesia.
2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus sesuai
dengan hukum yang berlaku di Indonesia tanpa pengecualian.
3. Mengedepankan Hak Asasi Manusia (HAM) dan pluralisme dalam
mempersatukan dan mempertahankan berbagai suku, agama, dan
bahasa sehingga menciptakan dan menumbuhkan rasa toleransi.
4. Memperkuat komitmen politik dalam partai politik dan pada lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan kebangsaan, persatuan, dan
kesatuan.
5. Meningkatkan peran Indonesia dalam dunia Internasional dan
memperkuat diplomasin dalam upaya penjagaan wilayah Indonesia,
khususnya pulau terluar dan pulau kosong.
4.2 Kehidupan Ekonomi
1. Harus sesuai berorientasi pada sektor pemerintahan, perindustrian, dan
pertanian.
2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan
keseimbangan antara daerah sehingga adanya otonomi daerah dapat
menciptakan keadilan dalam upaya ekonomi.
3. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat seperti
dengan memberikan fasilitas kredit mikro dalam pembangunan usaha
kecil.

12
4.3 Kehidupan Sosial Budaya
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sifat batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan
menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup
sekaligus karunia pencipta.
4.4 Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
Implementasi wawasan nusantara dalamkehidupan hankam akan
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa yang lebih lanjutnya
membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara Indonesia.
4.5 Kehidupan Masyarakat Berwawasan Lingkungan
Perilaku manusia tidak hanya ditentukan oleh lingkungan dan sebaliknya,
melainkan kedua hal tersebut saling berperan, serta tidak dapat dipisahkan. Perilaku
sangat tergantung sekali dimana manusia berada akan menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang ada. Sebaliknya lingkungan akan mempengaruhi perilaku manusia
hal ini tidak terlepas sumber kehidupan yang ada pada lingkungan.
Menurut Zimbardo (2001: 10), perilaku berwawasan lingkungan adalah
perilaku manusia itu adalah tindakan atau perbuatan nyata dari seseorang untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam konteks perlakuan dan sosial
tertentu (behavior and social setting). Dengan strategi pembangunan dibutuhkan
suasana yang terbuka, jujur dan semua pihak yang terlibat senantiasa memperoleh
informasi. Dalam konteks pembangunan berperilaku wawasan lingkungan dapat
difungsikan sebagai medium untuk membangun manusia sehat jasmani dan rohani
yang kemudian dengan kekuatan kolektif bersama manusia-manusia lain dapat
membangun lingkungan hidup kemanusiaan yang sehat pula.

13
BAB V

PROBLEMATIKA LINGKUNGAN SEKITARNYA

5.1 Problematika Kekurangan Pangan


Dalam perkembangan Dunia saat ini, masalah pangan telah menjadi sebuah
isu menarik yang terus di bahas saat ini. Berapa tidak hal ini merupakan kebutuhan
primer bagi jutaan jiwa penduduk yang ada di dunia, sebab dari asupan panganlah
mereka mampu mempertahankan hidup. Maka tidak heran persoalan pangan
mencuat menjadi isu global yang harus dicarikan solusinya. Terlebih ketika pangan
telah mengalami ancaman berupa krisis pangan yang telah menjalar ke beberapa
Negara khususnya bagi negara berkemang termasuk Indonesia.
Nusa Tenggara Barat dipastikan terhindar dari kemungkinan krisis pangan
pada tahun 2011, karena ketersediaan bahan yang melebihi kebutuhan. Menurut
kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Padi, jagung dan
ubi tersedia cukup banyak, neraca bahan makanan saat ini mencapai 480 ribu ton
kalori per kapita/perhari. Pertumbuhan pangan di NTB mencapai 5-7 persen
sehingga dapat membantu daerah lain yang tingkat krisis pangannya tinggi seperti
Nusa Tenggara Timur dan Bali.
5.2 Problematika Kekurangan Air Bersih
Berdasarkan data yang dimiliki PDAM Giri Menang Mataram, jumlah
kepala keluarga yang belum mendapatkan air bersih di Kota Mataram sebanyak 25
persen dari total jumlah penduduk. Ditargetkan semua masyarakat kota Mataram
akan memperoleh air bersih sekitar tahun 2019 mendatang.
Demikian disampaikan Direktur Utama PDAM Giri Menang H. Lalu
Ahmad Zaini kepada Global FM Lombok di Mataram. Ia mengatakan, pada tahun
2016 PDAM Giri Menang Mataram akan mengajukan sambungan gratis kepada
pemerintah pusat sebanyak 4000 sambungan. Selama ini, sambungan gratis yang
dierikan kepada masyarakat kota Mataram maupun Kabupaten Lombok Barat
bersumber dari hibah pemerintah Australia. Pada tahun ini, sambungan gratis yang
dipasang yaitu sebanyak 3000 sambungan.

14
5.3 Problematika Polusi dan Pencemaran
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tak memungkiri bahwa empat sungai besar
di Mataram, rawan pencemaran limbah. Terutama limbah e-coli yang bersumber di
kotoran ternak, manusia dan lainnya. Demikian disampaikan kepala DLH Kota
Mataram.
Masyarakat menganggap sungai sebgai tempat membuang limbah. Selain
itu, limbah sisa pembakaran tahu-tempe di kekalik, juga berpengaruh terhdap
pencemaran dan kualitas air sungai.
Dikatakan penangan limbah tidak saja dilakukan oleh instansinya. Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), juga memiliki program sama.
Pemkot Mataram sedang meyiapkan regulasi penanganan limbah secara terpadu.

5.4 Problematika Perubahan Iklim


Perubahan iklim sudah menjadi sebuah isu yang paling sering
diperbincangkan dalam rentang waktu dua sadarwasa terakhir ini. Kenaikan suhu
permukaan bumi memengaruhi banyak hal, bukan hanya dari sisi lingkungan hidup
taoi samoai kepada perubaan sosial dan ekonomi masyarakat, terutama disektor
ketahanan lingkungan, energi dan pangan.
Menurut data dari BMKG kota mataram mengalami musim cerah berawan
pada pagi dan malam hari dan hujan di siang hari.

15
5.5 Problematika Kemiskinan
Nusa Tenggara Barat memiliki kekayaan alam yang melimpah, mulai dari
sumber daya hutan, lahan sawah, perkebunan daerah, pertambangan, kelautan, dan
pariwisata, di Nusa Tenggara Barat belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga
belum menjamin kesejahteraan bagi masyarakat wilayah Nusa Tenggara Barat.
Kualitas kesejahteraan masyarakat berpengaruh pada tingkat kemiskinan di wilayah
itu sendiri. Tingkat kemiskinan di Nusa Tenggara Barat berada di atas rata-rata
nasional. Kemiskinan dipengaruhi oleh jumlah penduduk, ingkat pendidikan, dan
pengangguran.

5.6 Problematika Kesehatan atau Wabah Penyakit


Tingkat resiko malaria pada tahun 2010-2015. Diketahui pada tahun 2010
nilai resiko pada masing-masing kabupaten/kota cenderung mengalami penurunan.
Adapun tahun 2015 seluruh wilayah mengalami penurunan nilai resiko. Beriku
merupakan analisis perubahan wilayah risiko penularan penyakit malaria

16
DAFTAR PUSTAKA

Gramedia Pustaka Utama, 2001. Pendidikan kewarganegaraan.


Moteiro, Josef M. S.H.,M.H. 2015. Pendidikan kewarganegaraan
Salamah, 2016. Super TOP NO.1 Tes CPNS Sistem CAT
Supriyoko, Ki, 2005. Pendidikan Multikultural dan revitalisasi Hukum adat dalam
perspektif sejarah
Wasitaatmadja Fokky Fuad, 2018. Falsafah PancasilaEpistemologi Keislaman
Bangsa
https://globalfmlombok.com/read/2015/08/29/25-persen-penduduk-kota-mataram-
belum-nikmati-air-bersih.html Diakses tanggal 28 oktober pukul 18:45 WIB
https://www.google.co.id/amp/s/www.suarantb.com/kota.mataram/2018/07/258797/
Sungai.di.Mataram.Rawan.Pencemaran.Limbah/ Diakses tanggal 28 oktober
pukul 19.00 WIB
https://jurnal.polban.ac.id/index.php/proceeding/article/download/766/pdf Diakses
tanggal 30 Oktober pukul 13.15 WIB

http://www.mataramkota.go.id/file/KOTA%20MATARAM.pdf Diakses tanggal 30


Oktober pukul 15.35 WIB

https://pengetahuanhijau.com/berita/workshop-ahli-perubahan-iklim-di-mataram-
nusa-tenggara-barat Diakses Tanggal 29 Oktober pukul 17.25 WIB

http://pulau-lombok.karya-ilmiah.web.id/id1/2360-2248/Pulau-Lombok_25599_pulau-
lombok-karya-ilmiah.html Diakses tanggal 29 Oktober pukul 18.00 WIB

https://sipadu.isi-ska.ac.id/mhsw/laporan/laporan_4257151122161652.pdf Diakses
tanggal 1 november pukul 20.21 WIB

17

Anda mungkin juga menyukai