Anda di halaman 1dari 3

BIOOPTIK

1.  Optika Geometri dan Optika Fisik


A. Optika Geometri
Optika geometri disebut juga dengan optik sinar yang merupakan sinar suatu
perambatan cahaya tegak lurus dengan gelombang cahaya. Optika geometri juga
menjelaskan sifat cahaya dengan pendekatan paraksial atau hampiran sudut kecil
dengan penjabaran yang linear, sehingga komponen ini dan sistem kerja cahayanya
seperti ukuran, posisi, pembesaran subjek lebih sederhana.
B. Optika fisik
Optika fisik adalah studi cahaya yang mempelajari sifat cahaya yang tidak
terdefinisikan oleh optik geometris dengan pendekatan sinarnya. Definisi sifat cahaya
dilakukan dengan pendekatan frekuensi tinggi. Optika fisik mampu menjelaskan
gejala cahaya seperti dispersi (penyebaran cahaya), interferensi (penyebaran
gelombang), dan polarisasi (getaran cahaya) yang tidak dapat dijelaskan oleh optika
geometri.
2.  Lensa
a) Pengertian Lensa
Lensa adalah benda bening yang di bentuk sedemikian rupa sehingga dapat
membiaskan atau meneruskan hampir semua cahaya yang melaluinya.
b) Jenis-jenis Lensa
 Lensa cembung (konveks)
Lensa cembung memiliki permukaan lebih tebal pada bagian
tengahnya daripada bagian tepinya. Lensa cembung bersifat mengumpulkan
cahaya sehingga disebut lensa konvergen. Lensa cembung terdiri atas 3 macam
bentuk, yaitu lensa bikonveks, lensa plankonveks, dan lensa konkaf konveks.
 Lensa cekung (konkaf)
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada
bagian tepinya. Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut
juga lensa divergen. Lensa cekung terdiri atas 3 jenis, yaitu bikonkaf, lensa
plankonkaf, dan lensa konveks konkaf.

c) Hukum yang Berlaku pada Lensa


1.   Hukum Snellius I
Adapun bunyi Hukum Snellius I adalah :
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut
adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis
tersebut terletak dalam satu bidang datar.
2.   Hukum Snellius II
Adapun bunyi Hukum Snellius II adalah :
“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai
konstanta dinamakan indeks bias(n).”
3.   Mata
1) Daya Akomodasi Mata
Daya akomodasi mata adalah kemampuan lemsa mata untuk memfokuskan objek.
Pada saat mata melihat jauh, maka tidak terjadi akomodasi. Semakin dekat benda yang
kita lihat maka semakin besar pula daya akomodasinya. Daya akomodasi ini bergantung
pada usia. Semakin tua, maka daya akomodasi semakin menurun.

2) Bagian – Bagian Mata


 Kornea, merupakan lapisan terluar dari mata yang bersifat kuat dan tembus cahaya.
Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata serta
melindungi bagian mata yang sensitif dibawahnya. Kornea mata, Memiliki fungsi
menerima cahaya dari sumber cahaya serta meneruskannya ke dalam bagian mata
yang akan lebih dalam dan akan berakhir di retina.
 Aqueous humor, merupakan cairan kornea dan lensa mata. berfungsi untuk
membiaskan cahaya kedalam mata
 Lensa kristalin, lensa mata yang berperan penting mengatur letak bayangan agar tepat
jatuh di bintik kuning. Lensa mata memiliki fungsi untuk memfokuskan serta
meneruskan cahaya yang akan masuk ke mata supaya jatuh tepat di retina.
 Iris, selaput yang membentuk celah lingkaran di tengah-tengahnya. Iris memberikan
warna pada mata dan berfungsi untuk mengatur besar-kecil pupil untuk membatasi
jumlah cahaya yang masuk. Iris,  terletak pada tengah-tengah bola mata, yang ada di
belakang kornea. Sebuah warna dari iris ini dapat dipengaruhi jenis ras ataupun
bangsa.
 Pupil, celah yang dibentuk oleh iris berfungsi sebagai tempat masuk
cahaya. Pupil,memiliki  fungsi untuk dapat mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk. Fungsi dari anak mata ataupun pupil ini sama dengan fungsi dari diafragma
yang ada pada alat potret. Pupil merupakan celah bulat yang terdapat di tengah-tengah
iris.
 Otot mata, otot yang menyangga lensa kristalin dan mengatur besar kecilnya lensa.
 Vitreus humor, cairan bening yang mengisi rongga mata. fungsinya adalah
meneruskan cahaya dari lensa ke retina.
 Retina, lapisan pada dinding belakang bola mata tempat bayangan dibentuk. Retina
atau yang biasa di sebut dengan selaput jala merupakan bagian yang cukup peka
terhadap cahaya. Dan Khususnya pada bitik kuning. Pada Retina ini berfungsi
menangkap serta meneruskan cahaya dari lensa hingga ke saraf mata. Dan di dalam
selaput jala ini terdapat sebuah ujung-ujung saraf untuk menerima.
 Bintik kuning, lengkungan pada retina yang merupakan bagian yang paling peka pada
retina.
 Syaraf optik, penerus rangsang cahaya dari retina ke otak. Saraf mata ataupun yang
biasa di sebut dengan saraf optik ini memiliki fungsi untuk meneruskan sebuah
rangsang cahaya hingga ke otak. Semua informasi yang akan dibawa oleh saraf
nantinya diproses di otak. Dan Dengan demikian kita bisa melihat suatu benda.
3) Kelainan Optik Mata
Myopia
Myopia adalah bentuk mata terlalu lonjong sehingga benda berjauhan tak
terhingga akan tergambar tajam di depan retina. Penderita myopia dianjurkan untuk
menggunakan kaca mata berlensa negatif.
Hipermetrop
Hipermetrop merupakan penyimpangan penglihatan dimana bola mata agak
gepeng dari normal. Mata yang demikian itu tanpa akomodasi bayangan tak terhingga
akan terletak di belakang retina. Penderita hipermetrop dianjurkan menggunakan kaca
mata dengan lensa positif.
Presbio
Pada mata presbio biasanya menggunakan lensa positif dan negatif. Biasanya
presbio ini terjadi pada orang-orang yang sudah tua.
Astigmati (silindris)
Astigmati merupakan sesuatu sesatan lensa yang disebabkan oleh suatu titik
benda membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada
dua yaitu primer dan sekunder. Astigmati disebabkan oleh kornea yang tidak
berbentuk sferis.

Anda mungkin juga menyukai