TANAH
OLEH:
KELOMPOK 4:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya
masih muda, sehingga didalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu
mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara. Namun seiring
berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan
sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan
dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan. Pembangunan kawasan
industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal
pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk
hidup lain. Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan
sedimentasi, serta kekeringan.
Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk
permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka
meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pencemaran tanah?
2. Apakah penyebab pencemaran tanah?
3. Bagaimana dampak pencemaran tanah terhadap lingkungan sekitar?
4. Bagaimana pencegahan dampak pencemaran tanah?
5. Apa saja langkah penanggulangan dampak pencemaran tanah?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pencemaran tanah?
2. Mengetahui penyebab pencemaran tanah?
3. Mengetahui dampak pencemaran tanah terhadap lingkungan sekitar?
4. Mengetahui pencegahan dampak pencemaran tanah?
5. Mengetahui langkah penanggulangan dampak pencemaran tanah?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Membuang sampah pada tempatnya. Setiap rumah tangga dapat memisahkan sampah
atau limbah atas dua bagian yakni organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme
(biodegradable) dan anorganik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
(nonbiodegradable) dalam dua wadah yang berbeda sebelum diangkut ketempat
pembuangan akhir.
2. Mengolah sampah organik menjadi kompos. Sistem pengomposan memiliki beberapa
keuntungan, antara lain: Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak
merusak lingkungan, Bahan yang dipakai tersedia (tidak perlu dibeli), Masyarakat
dapat membuatnya sendiri (tidak memerlukan peralatan yang mahal), dan Unsur hara
dalam pupuk kompos lebih tahan lama jika dibandingkan dengan pupuk buatan.
3. Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak
4. Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukan proses daur ulang,
seperti kaca, plastik, kaleng, dan sebagainya.
5. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (nonbiodegradable). Misalnya mengganti plastik sebagai bahan
kemasan/pembungkus dengan bahan yang ramah lingkungan seperti dengan daun
pisang atau daun jati.
6. Melakukan proses pemurnian terhadap limbah industri sebelum dibuang ke sungai
atau ke tempat pembuangan.
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Hal yang perlu diketahui sebelum dilakukan remidiasi adalah sebagai
berikut:
1) Jenis pencemar (organic atau anorganik), terdegradasi/tidak, berbahaya/tidak,
2) Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut,
3) Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P),
4) Jenis tanah,
5) Kondisi tanah (basah, kering),
6) Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut,
7) Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu:
1) in-situ (atau on-site), adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah
dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
2) ex-situ (atau off-site), meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian
dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit..
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau
tidak beracun (karbon dioksida dan air). Jenis jenis biomerasi:
a. Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air
atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri
remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
b. Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu
ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering
digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa
hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol
kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal.
Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam
bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing
kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
c. Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang
tercemar.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :
1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan
nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi ph, dsb
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme
yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
3. Penerapan immobilized enzymes
4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah
pencemar.
Proses Biomerasi
Transformasi kimia dari bahan pencemar pestisida melalui proses
bioremediasi ini meliputi beberapa proses, yaitu
1. Detoksikasi, yaitu konversi dari molekul yang bersifat toksik menjadi produk
yangtidak bersifat toksik.
2. Degradasi, yaitu transformasi dari substrat kompleks menjadi produk yang lebih
sederhana.
3. Konjugasi, yaitu pembentukan senyawa kompleks, atau reaksi penambahan, dimana
suatu organisme dapat menghasilkan substrat yang lebih kompleks dan
mengkombinasikannya dengan pestisida dengan sel metabolis. Konjugasi atau
pembentukan senyawa pengkompleks dapat dihasilkan dari organisme yang
menghasilkan suatu asam amino, asam organik, methyl atau senyawa lain yang
bereaksi dengan polutan membentuk substrat lainnya. Konjugasi adalah salah satu
bentuk bioremediasi dari metabolisme mikroorganisme terhadap fungisida sodium
dimethyldithiocarbamate, dimana mikroorganisme mengkompleks pestisida dengan
asam amino pada sel.
4. Aktivasi, yaitu konversi substrat yang nontoksik menjadi molekul toksik seperti
bahan aktif awal dari pestisida. Sebagai contoh, herbisida 4- (2,4-dichlorophenoxy)
butyric acid ditransformasi dan diaktivasi oleh mikroorganisme dalam tanah
menghasilkan senyawa yang bersifat toksik terhadap gulma dan serangga. Proses
aktivasi ini lebih menekankan pada efisiensi penggunaan pestisida, atau aktivasi
residu.
5. Proses defusi, yaitu konversi molekul nontoksik berasal dari pestisida yang sedang
dalam proses aktivasi secara enzimatik, menjadi produk nontoksik yang tidak lagi
dalam proses enzimatik.
6. Perubahan spektrum toksisitas. Contoh bioremediasi bagi lingkungan yang tercemar
minyak bumi. Yang pertama dilakukan adalah mengaktifkan bakteri alami pengurai
minyak bumi yang ada di dalam tanah yang mengalami pencemaran tersebut. Bakteri
ini kemudian akan menguraikan limbah minyak bumi yang telah dikondisikan
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam
waktu yang cukup singkat kandungan minyak akan berkurang dan akhirnya hilang,
inilah yang disebut sistem bioremediasi.
Manfaat Biomerasi
1. Bidang Lingkungan
Pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah limbah
tersebut menjadi ramah lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan yakni
telah membantu mengurangi pencemaran dari pabrik, misalnya saat 1979, supertanker
Exxon Valdez di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli mentah mengalir, tetapi bakteri
pemakan oli membantu mengurangi pencemaran laut yang lebih jauh lagi.
2. Bidang Industri
Bioremediasi telah memberikan suatu inovasi baru yang membangkitkan
semangat industri sehingga terbentuklah suatu perusahaan yang khusus bergerak
dibidang bioremediasi, contohnya adalah Regenesis Bioremediation Products, Inc., di
San Clemente, Calif.
3. Bidang Ekonomi
Bioremediasi menggunakan bahan bahan alami yang hasilnya ramah
lingkungan, sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan limbah
memerlukan modal dan biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan
solusi ekonomi yang lebih baik.
4. Bidang Pendidikan
Penggunaan microorganisme dalam bioremediasi, dapat membantu penelitian
terhadap mikroorganisme yang masih belum diketahui secara jelas.Pengetahuan ini
akan memberikan sumbangan yang besar bagi dunia pendidikan sains.
5. Bidang Teknologi
Bioremediasi memberikan tantangan baru bagi teknologi untuk terus
memberikan inovasi yang lebih baik bagi lingkungan.
6. Bidang Sosial
Bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang mudah dijangkau dan mudah
dilakukan baik bagi rumah tangga dan industri. Dengan begini, limbah rumah tangga
dapat dikelola jauh lebih baik.
7. Bidang Kesehatan
Dengan pengelolaan limbah yang baik, pencemaran dapat diminimalisir
sehingga kualitas hidup manusia jauh meningkat.
8. Bidang Politik
Isu lingkungan dapat lebih ditekan sehingga para petinggi dapat memfokuskan
masalah ke lingkup lain, Bahkan bioremediasi dapat membantu memperbaiki masalah
yang berkesinambungan didalamnya.
Keunggulan Biomerasi
Meminimalisasi terinfeksinya pekerja lapangan
Perlindungan kesehatan masyarakat yang berjangka panjang
Proses pelaksanaan dapat dilakukan langsung di daerah tersebut dengan lahan yang
sempit sekalipun.
Menghilangkan zat-zat berbahaya
Menggunakan proses yang bersifat alami
Mengubah polutan bukan hanya memindahkannya
Proses degradasi dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang cepat
3. Fitoremediasi
Fitoremediasi adalah teknologi pembersihan, penghilangan atau pengurangan polutan
berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan senyawa organik beracun dalam tanah atau air
dengan menggunakan bantuan tanaman (hiperakumulator plant). Tanaman hiperakumulator
mampu menyerap lebih dari 10.000 ppm Mn, Zn, Ni Lebih dari 1.000 ppm untuk Cu dan Se
Lebih dari 100 ppm untuk Cd, Cr, Pb, dan Co. Contoh Tanaman Hiperakumulator:
Thlaspi caerulescens menyerap Zink (Zn) dan Kadmium (Cd)
Proses Fitoremediasi
1. Phytoacumulation : tumbuhan menarik zat kontaminan sehingga berakumulasi
disekitar akar tumbuhan
6. Phytovolatization : transpirasi zat contaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang telah
menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya
Keuntungan Fitoremediasi
Biaya operasi lebih murah
Tanaman yang mampu menyerap unsur bernilai ekonomi seperti emas (au) dan nikel
(ni) bisa digunakan untuk pertambangan.
A. Kesimpulan
Pencegahan dan penanggulangan Dampak Pencemaran Tanah merupakan dua
tindakan yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti kedua tindakan dilakukan untuk saling
mengisi, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan
tindakan penanggulangan. Pada prinsipnya tindakan pencegahan adalah berusaha untuk
tidak menyebabkan terjadinya pencemaran misalnya membuang sampah pada tempatnya,
mengolah sampah organic menjadi kompos, dan lain lain.
Ada beberapa cara untuk menanggulangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya
dengan remediasi, bioremidiasi, dan fitoremediasi. Remediasi yaitu dengan cara
membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Bioremediasi dengan cara proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Sedangkan, Fitoremediasi adalah teknologi pembersihan, penghilangan atau pengurangan
polutan berbahaya.