Anda di halaman 1dari 2

Ekonomi Pancasila

Ekonomi Pancasila adalah sebuah sistem perekonomian yang didasarkan pada


lima sila dalam Pancasila.[1] Istilah Ekonomi Pancasila baru muncul pada
tahun 1967 dalam suatu artikel Dr. Emil Salim.[2] Ketika itu belum begitu jelas apa
yang dimaksud dengan istilah itu.[2]Istilah itu menjadi lebih jelas ketika pada
tahun 1979, Emil Salim membahas kembali yang dimaksud dengan "Ekonomi
Pancasila".[2] Pada esensinya, Ekonomi Pancasila adalah suatu konsep
kebijaksanaan ekonomi, setelah mengalami pergerakan seperti bandul jam dari
kiri ke kanan, hingga mencapai titik keseimbangan.[2] Ke kanan artinya bebas
mengikuti aturan pasar, sedangkan ke kiri artinya mengalamiintervensi
negara dalam bentuk perencanaan terpusat.[2] Secara sederhana, Ekonomi
Pancasila dapat disebut sebagai sebuah sistem ekonomi pasar dengan
pengendalian pemerintah atau "ekonomi pasar terkendali". [2] Mungkin ada istilah-
istilah lain yang mendekati pengertian "Ekonomi Pancasila", yaitu sistem
ekonomi campuran, maksudnya campuran antara sistem
kapitalisme dan sosialisme atausistem ekonomi jalan ketiga.[2]

Kedua istilah tersebut memiliki banyak variasi di dunia.[2] Sistem ekonomi yang


berlaku di Amerika Utara dan Eropa Barat umpamanya, dapat disebut sebagai
sistem ekonomi campuran, karena sudah tidak asli kapitalis, tetapi bukan pula
sosialis.[2] Namun persepsi umum menilai bahwa sistem ekonomi Amerika Serikat
adalah sebuah model ekonomi kapitalis yang paling representatif, sedangkan
sistem ekonomi di Uni Soviet (dulu sampai 1991) atau Republik Rakyat
Tiongkok adalah model ekonomi sosialis yang paling baku.[2] Model ekonomi
yang mendekati model ekonomi campuran adalah sistem ekonomi Inggris atau
negara-negara Eropa Barat yang lazim disebut juga sebagai negara
kesejahteraan welfare state.[2]

Secara historis, sistem Ekonomi Pancasila bukanlah hal yang baru, baik dilihat
dari segi filosofis, konsepsi, maupun implementasi. [3] Bahkan sistem Ekonomi
Pancasila telah dipraktekkan secara nyata dalam kebijakan pembangunan ekonomi
sejak Indonesia merdeka.[3]
Ekonomi Pancasila merupakan hal pokok dari sistem ekonomi Indonesia yang
telah diamanatkan dalam Konstitusi UUD 1945.[3] Suatu sistem ekonomi yang
digali dan dibangun dari nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat Indonesia.
[3]
 Beberapa prinsip dasar yang ada tersebut antara lain berkaitan dengan
prinsip kemanusiaan,nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi yang diwujudkan
dalam ekonomi kerakyatan, dan keadilan.[3]

Sebagaimana teori ekonomi neo-klasik yang dibangun atas dasar paham liberal


dengan mengedepankan nilai individualisme dan kebebasan pasar (Mubyarto,
2002: 68), Sistem Ekonomi Pancasila juga dibangun atas dasar nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat Indonesia, yang bisa berasal dari nilai-nilai
agama, kebudayaan, adat-istiadat, atau norma-norma, yang membentuk perilaku
ekonomi masyarakat Indonesia.[3]

Ekonomi Pancasila sebenarnya adalah teori dan sistem ekonomi yang bertujuan
menggantikan perekonomian kolonial menjadi nasional.[3] Karena itu, untuk
membumikan ekonomi Pancasila diperlukan pemahaman hakekat perekonomian
kolonial dalam wacana ontologis.[3]

Pasar tradisional merupakan sumber perekonomian bangsa Indonesia, di mana


perekonomian bangsa dibangun terutama banyak masyarakat yang
menggantungkan diri, salah satunya ialah pasar Malang.

Terdapat lima ciri pokok pada konsep Ekonomi Pancasila, yakni:

 Dikembangkannya koperasi;
 adanya komitmen pemerataan;
 lahirnya kebijakan ekonomi yang nasionalis;
 perencanaan yang terpusat; dan
 pelaksanaannya secara desentralisasi.[4]

Anda mungkin juga menyukai