Anda di halaman 1dari 4

TEKNOLOGI MEMBRAN

Membran adalah alat pemisah yang bersifat selektif dimana dapatmemisahkan berbagai
zat campuran didalam 2 fase fluid. Fase diantara membran bisa berupa fase cair atau fase gas.
Zat campuran didalam fase tersebut bisa bersifat homogen atau heterogen baik itu berupa
padatan, cairan atau gas (lihatgambar dibawah)
Beberapa keunggulan teknologi membran:
1. Pemisahan dapat dilakukan secara continue2.
2. Konsumsi energi umumnya relatif rendah3.
3. Proses membran dapat dengan mudah digabungkan dengan proses pemisahan lainnya
(hybrid processing)4.
4. Pemisahan dapat dilakukan dengan kondisi operasi yang dapat diatur5.
5. Mudah dalam scale up6.
6. Tidak memerlukan bahan tambahan7.
7. Pemakaiannya mudah diadaptasikan karena material penyusun membranyang bervariasi
Kekurangan teknologi ini antara lain adalah fluks dan selektivitas, karena pada
proses pemisahan menggunakan membran umumnya fenomena yang terjadiadalah fluks
berbanding terbalik dengan selektivitas. Semakin tinggi fluks seringkali berakibat menurunnya
selektivitas, dan sebaliknya. Sedangkan yangdiinginkan dalam proses pemisahan berbasis
membran adalah mempertinggi fluksdan selektivitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
membran antara lain:

 
1. Ukuran molekul.
2. Bentuk molekul3.
3. Bahan membran4.
4. Karakteristik larutan5.
Parameter operasional (tekanan, suhu, konsentrasi, pH, ion strength, polarisasi). Pada
sistem pengolahan air, kedua fase diantara membran adalah fase cairuntuk memfilter molekul,
ion, atau partikel padat terlarut. Air yang akan difilter
oleh membran biasanya disebut “ feed-stream ” dan air bersih yang sudah difilterdisebut “
permeate ”, sedangkan air yang mengandung kotoran partikel disebut“ retentate ” atau
“concentrate”. Membran terdiri atas 2 jenis: membran biologis dan membran sintetis. Dalam
tulisan ini, hanya akan dijelaskan mengenaimembran sintetis.Membran sintetis dibuat oleh
manusia untuk kepentingan pemisahan(filtration) baik dilaboratorium atau industri, bisa juga
disebut membran artifisial.Sejak pertengahan abad kedua puluh, membran sintetis banyak
digunakan untuk kepentingan proses industri skala kecil atau besar. Membran diproduksi
darimaterial organik seperti polimer ataupun material anorganik, dan saat ini
yang paling banyak diproduksi dan digunakan adalah jenis membran polimer, yang dapat
dibedakan berdasarkan kimia permukaan (surface chemistry), struktur bulk (bulk structure),
morfologi, dan metode produksi. Karakteristik kimia dan fisika pada  membran sintetis
dan partikel yang difilter menentukan pemilihan gayadorong (driving force). Untuk proses
pemisahan menggunakan membran umumnya menggunakan gaya dorong tekanan (pressure
driving force) dan perbedaan konsentrasi(concentration gradients driving force), yang disebut
filtrasi membran atau“ membrane filtration ”. Teknik pemisahan yang biasa menggunakan filtrasi
membran adalah sebagai berikut: 
1. Microfiltration (MF, Mikrofiltrasi)
 Istilah microfiltration berasal dari “micro” artinya  kecil, bisa ditujukan padaukuran
membran pori skala mikro, mikroorganisme atau mikropartikel, dan “filtration” artinya
pemisahan, sehingga teknologi mikrofiltrasi dapat memisahkan mikroorganisme seperti bakteri
didalam air. Selain itu, membran mikrofiltrasidapat menyaring padatan terlarut yang berukuran
sekitar 0.05-10 microns.Penggunaan mikrofiltrasi sangat cocok untuk menurunkan kekeruhan
(turbidity)yang disebabkan oleh partikel terlarut dan mikroorganisme. Material membranyang
digunakan dapat berasal dari polimer organik seperti polipropilen atau polikarbonat, keramik,
dan metal alloy. Terdapat 2 mekanisme pemisahan:1. Dead-end Microfiltration Biasa disebut
juga “conventional process”. Aliran air mengarah langsung ke membran dan partikel padatan
akan terakumulasi diatas permukaan membran hingga dilakukan backwash (cuci terbalik), jika
tidak ada backwash maka laju alirdapat menurun hingga nilainya 0 karena semua partikel
padatan menyebabkan  blocking  (penutupan pori)  sampai  menutup
semua pori membran. Setelah dilakukan backwash, padatan yang terakumulasi diatas permukaan
membran akandibersihkan dan kemudian ditampung untuk dibuang. .2. Cross-flow
MicrofiltrationAliran air pada cross-flow microfiltration secara turbulen sepanjangmembran
sehingga dapat mencegah terjadinya akumulasi partikel padatan diatas permukaan
membran. Jenis membran yang digunakan biasanya berbentuk tabung(misal: tubular membrane,
holow fiber membrane). Air yang tidak terfiltrasi danmengandung partikel padatan (retentate)
akan dialirkan keluar atau difilter kembali. Istilah “cross-flow” digunakan karena aliran air
umpan (feed) dan aliran air terfiltrasi (permeate) mengarah sudut 90 derajat (tangential). Prosess
inisangatlah banyak digunakan dan hasilnya bagus untuk air umpan yang memilikikonsentrasi
tinggi partikel padatan.
2. Ultrafiltration (UF, Ultrafiltrasi)
Kemampuan pemisahan pada ultrafiltrasi jauh lebih baik dibandingkan mikrofiltrasi.
Istilah “ultra” secara bahasa berarti  yang teramat sangat, dimana semua mikroorganisme dapat
terpisah sempurna termasuk juga makromolekulseperti protein yang biasanya dihasilkan oleh
mikroorganisme, adapun air dan molekul rendah akan melewati membran. Pada beberapa
industri, teknik pemisahan dan pemurnian makromolekul (103-106Dalton) dalam larutan akan
menggunakan ultrafiltrasi. Secara prinsipnya, ultrafiltrasi sama denganmikrofiltrasi dimana
terdapat 2 proses mekanisme: dead-end dan cross-flow.Perbedaan utamanya adalah ukuran pori
membran yang jauh lebih kecildibandingkan mikrofiltrasi.Umumnya material yang digunakan
untuk membran ultrafiltrasi adalah polimerseperti polysulfone, polypropylene, cellulose acetate,
dan polylactic acid, akantetapi ada juga yang menggunakan membran keramik untuk aplikasi
suhu tinggi.Gambar dibawah adalah aplikasi membran ultrafiltrasi yang membedakan
denganmembran mikrofiltrasi. Hasil akhir berupa air bersih yang masih mengandunggaram-
garam terlarut.
3. Nanofiltration (NF, Nanofiltrasi)
 Penggunaan istilah “nano” mengacu pada pori membran yang berukuran nano(artinya pangkat –
9), yaitu 1-5 nm. Membran nanofiltrasi memiliki kemampuan menahan ion divalen seperti ion
kalsium (Ca 2+) dan ion magnesium(Mg2+), akan tetapi dapat melewatkan ion monovalen
seperti ion natrium (Na+)dan ion kalium (K + ) . Untuk senyawa organik dengan berat molekul
200-300dapat difilter dengan sempurna seperti sukrosa (gula pasir). Kemampuannya yangsangat
spesifik dalam filtrasi menjadikan nanofiltrasi sebagai pilihan yang tepatterkait dengan
efektifitas, kelayakan, dan ekonomis. Penggunaan nanofiltrasi meliputi demineralisasi,
penghilangan senyawa warna, dan desalting. Designmembran biasanya seperti membran reverse
osmosis dalam bentuk spiral wound
4. Reverse Osmosis (RO, Osmosis terbalik)
Peristiwa osmosis banyak terjadi dialam karena disebabkan oleh perbedaan
tekanan yang dipisahkan oleh membran semipermeabel dimana cairanyang sedikit mengandung
zat terlarut (larutan encer) akan mengalir ke cairan yang banyak mengandung zat terlarut (larutan
pekat). Jika aliran air berlawanan dengan  peristiwa  osmosis  dimana  air  mengalir  dari larutan 
pekat ke larutan encer karenadiberikan gaya dorong (driving force) maka disebut osmosis
terbalik atau reverseosmosis, yang disingkat RO (lihat gambar dibawah).Membran RO mampu
memfilter mulai dari bakteri hingga ion monovalenyang terkandung didalam air. Ukuran porinya
yang sangat kecil kurang dari 1 nmdapat secara efektif menghasilkan air murni, akan tetapi
membutuhkan energi yang besar dengan tekanan sekitar 50 bar tergantung dari jumlah
komponen zatterlarut dalam air, dengan demikian teknologi RO sedikit berbeda denganteknologi
filtrasi membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, atau nanofiltrasi, karenagaya dorong bukan hanya
dipengaruhi oleh tekanan tapi konsentrasi zat terlarutmelalui proses difusi. Teknologi membrane
RO banyak digunakan untuk pemurnian  air  minum  dari air  laut,  penghilangan  garam  dan
material terlarutlainnya dalam air. Design membran RO berbentuk spiral wound dan
gambardibawah sebagai ilustrasi proses filtrasi yang dilakukan oleh membran RO

Anda mungkin juga menyukai