Anda di halaman 1dari 11

.:: PENCEMARAN TANAH | Kerusakan Lapisan Tipis Bumi ::.

Definisi dan Pengertian dari Pencemaran tanah adalah kerusakan lapisan tipis bumi yang
bermanfaat yaitu tanah produktif untuk menumbuhkan tanaman sebagai sumber bahan
makanan. Tanpa tanah yang subur, petani tidak bisa bercocok tanam dan menghasilkan
makanan untuk orang di seluruh dunia
Tanah yang subur dipengaruhi juga oleh organisme pertumbuhan bagi tanaman. Pupuk dan
pestisida dapat membatasi kemampuan organisme tanah untuk menguraikan limbah. Akibat
penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan dapat merusak produktivitas tanah.seperti
bakteri, jamur, dan organisme lain yang menguraikan limbah dalam tanah dan menyediakan
unsur hara. Unsur hara memberikan
Pencemaran tanah disebabkan oleh hasil pembuangan limbah yang mengandung bahan-bahan
anorganik yang sukar terurai dalam tanah seperti plastik, kaca, dan kaleng. Bahan-bahan ini
sukar diuraikan oleh organisme dan mengakibatkan produktivitas tanah akan berkurang.
Jika limbah atau sampah yang dibuang mudah terurai oleh mikroorganisme, bahan-bahan itu
akan mengalami proses pembusukan kemudian terurai dan menyatu dengan tanah sehingga
tidak menimbulkan pencemaran.
Dampak langsung akibat limbah yang dirasakan manusia adalah timbulnya bau yang tidak
sedap dan kotor. Dampak yang tidak langsung diantaranya tempat pembuangan limbah dapat
menjadi tempat berkembangnya organisme penyebab penyakit. Organisme ini dapat
menyebabkan pernyakit ataupun hanya sebagai vektor (pembawa) penyakit yang merugikan
manusia. Adapun penyakit yang dapat berkembang pada daerah berlimbah yang tidak terjada
sanitasinya seperti pes, kaki gajah, malaria, demam berdarah ataupun penyakit yang lain.

Penyebab pencemaran tanah diantaranya sampah-sampah anorganik yang tidak dapat


diuraikan oleh bakteri. Upaya untuk mengurangi penumpukan sampah adalah dengan
melakukan daur ulang sampah anorganik.
Bahan-bahan yang tidak bisa terurai seharusnya dapat dipisahkan kemudian dimasukan dalam
proses daur ulang. Proses daur ulang yang dilakukan membuat limbah diolah kembali
menjadi barang yang dapat dipergunakan. Barang hasil daur ulang dapat berupa barang yang
sama dengan asalnya ataupun dapat memproduksikan barang yang berbeda.
Limbah padat mungkin merupakan bentuk yang paling terlihat dari Pencemaran. Setiap
tahun, orang membuang miliaran ton sampah padat. Limbah padat dari rumah, kantor, dan
toko disebut limbah padat perkotaan. Limbah-limbah termasuk kertas, plastik, kaca, kaleng
logam, sisa makanan, dan sisa pangkasan taman di halaman. Limbah lainnya dibuang terdiri
dari mobil, besi tua, bahan sisa dari proses pertanian, dan limbah pertambangan yang
diketahui
sangat
membahayakan
dan
merusak.
Penanganan limbah padat menjadi masalah karena metode pembuangannya merusak
mencemari lingkungan. Pembuangan terbuka merusak keindahan tanah alam dan
menyediakan persembunyian untuk tikus dan hewan pembawa penyakit. Kedua pembuangan
terbuka dan landfill (daerah penanaman limbah) dapat mengandung racun yang meresap ke
dalam air tanah atau mengalir ke sungai dan danau. Kegiatan Pembakaran limbah padat
menciptakan asap dan Pencemaran udara lainnya. Bahkan pembakaran limbah dapat
melepaskan bahan kimia beracun, abu, dan logam berat berbahaya ke udara.
Limbah berbahaya terdiri dari zat dibuang yang dapat mengancam kesehatan manusia dan
lingkungan. Sumber limbah berbahaya meliputi industri, rumah sakit, dan laboratorium.
Limbah tersebut dapat menyebabkan cedera langsung ketika orang bernapas, menelan, atau
menyentuhnya. Ketika dikuburkankan di tanah atau ditinggalkan di tempat pembuangan
terbuka, beberapa limbah berbahaya dapat mencemari udara, air tanah, dan tanaman
pertanian.
Sejumlah kegiatan manusia lainnya juga dapat merusak tanah. Irigasi tanah di daerah kering
dengan drainase yang buruk bisa menyebabkan genangan air di ladang. Ketika air yang ada
menguap, ia meninggalkan endapan garam, membuat tanah terlalu asin untuk tanaman
bertumbuh.

Kegiatan pertambangan dan peleburan mencemari tanah dengan logam berat beracun.
Banyak ilmuwan percaya bahwa hujan asam juga dapat mengurangi kesuburan tanah.
Beberapa limbah berbahaya serius dapat membahayakan kesehatan manusia, satwa liar, dan
tanaman.
Polutan
ini
termasuk
radiasi,
pestisida,
dan
logam
berat.
Radiasi adalah polutan tak terlihat yang dapat mencemari setiap bagian dari lingkungan.
Kebanyakan radiasi berasal dari sumber-sumber alam, seperti mineral dan sinar matahari.
Para ilmuwan juga dapat menghasilkan unsur-unsur radioaktif dari laboratoriumnya. Radiasi
radio aktif dalam jumlah besar dapat merusak sel dan menyebabkan kanker.
Limbah radioaktif yang dihasilkan oleh reaktor nuklir dan pabrik-pabrik senjata
menimbulkan masalah lingkungan yang serius. Beberapa limbah ini akan tetap bersifat
radioaktif selama ribuan tahun. Penyimpanan limbah radioaktif yang aman sangat sulit dan
mahal.

Pestisida disemprotkan pada tanaman atau di kebun, pestisida dapat ditiup oleh angin ke
daerah lain. Mereka juga dapat mengalir dengan air hujan ke sungai terdekat atau dapat
merembes melalui tanah ke dalam air tanah. Beberapa pestisida dapat tetap berada di
lingkungan selama bertahun-tahun dan lolos dari satu organisme ke organisme lain. Sebagai
contoh, ketika pestisida yang hadir terdapat dalam sungai, ikan kecil dan organisme lain dapat
menyerapnya. Ikan yang lebih besar memakan ikan terkontaminasi, dalam organisme ini
tertimbun sejumlah pestisida yang lebih besar dalam dagingnya. Proses ini disebut
bioakumulasi.
Logam berat termasuk merkuri dan timah menyebabkan pencemaran. Aktivitas
pertambangan, penghasil limbah padat, proses industri, dan kendaraan bermotor semua
dapat melepaskan logam berat ke lingkungan sekitar. Seperti pestisida, dapat bertahan lama
dan menyebar melalui lingkungan. Pestisida dapat terakumulasi dalam tulang dan jaringan
dalam tubuh hewan. Pada manusia, logam berat dapat merusak tulang, berbagai organ, dan
sistem saraf. Banyak juga dapat menyebabkan kanker.
Pencemaran Lingkungan :
1. Macam dan Jenis Pencemaran Lingkungan

2. Berdasarkan Lingkungan Tempat Terjadinya


o pencemaran udara,
o pencemaran air, dan
o pencemaran tanah.
3. Berdasarkan Bahan dan Tingkat Pencemaran
4. Parameter Pencemaran Lingkungan
5. Dampak Pencemaran Lingkungan
6. Usaha Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
DAMPAK PENCEMARAN TANAH TERHADAP LINGKUNGAN

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia


masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat.
Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran
yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di
tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di
atasnya.
Perubahan Fungsi Lahan Dan Pencemaran Tanah
Pergeseran fungsi lahan akibat industrialisasi, dengan merubah fungsi
lahan pertanian telah menyebabkan luas daerah resapan air dibanyak daerah di
Indonesia. Disamping merubah fungsi lahan kegiatan industri ini juga telah
berdampak

pada

terjadinya

pencemaran

tanah

dan

badan

air.

Akibat

pencemaran ini antara lain juga dapat menurunkan kualitas dan kuantitas

hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau


makhluk hidup lain.
Kegaiatan lain yang berdampak pada ikutan kerusakan dan pencemaran tanah,
sedimentasi, erosi serta kekeringan, adalah kegiatan pertambangan. Kerusakan
akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk
permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara
terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.
Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan
menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal
bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.

Terjadinya Pencemaran Tanah


Tanah dikatagorikan subur apabila tanah mengandung cukup nutrisi bagi
tanaman maupun mikro organisme, dan dari segi fisika, kimia, dan biologi
memenuhi

untuk

pertumbuhan.

Tanah

dapat

rusak

karena

terjadinya

pencemaran tanah.
Pencemaran tanah merupakan keadaan di mana materi fisik, kimia,
maupun biologis masuk dan merubah alami lingkungan tanah. Pencemaran
dapat terjadi karena kegiatan rutin manusia maupun akibat keceroban, seperti
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan yang tercemar dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan armada pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Apabila diklasifikasikan maka pencemaran tanah dapat terjadi karena halhal di bawah ini, yaitu:

Pencemaran langsung : Pencemaran ini misalnya terjadi karena penggunaan


pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan pembuangan limbah yang
tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol, dan lain-lainnya.

Pencemaran

melalui

air

Air

yang

tercemar

(mengandung

bahan

pencemar/polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu


jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.

Pencemaran melalui udara : Udara yang tercemar akan menurunkan hujan


yang mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.

Bahan-bahan kimia termasuk pestisida dan berbagai bentuk detergen


disamping

bermanfaat

apabila

dipergunakan

secara

berlebihan

akan

menimbulkan berbagai bentuk pencemaran terhadap lingkungan termasuk


tanah. Beberapa jenis polutan tersebut menyebabkan jenis pencemaran yang
relatif permanen karana bersifat sulit terurai di alam.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara
di atasnya.

Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah


Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:
Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe
polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.
Kromium,

berbagai

macam

pestisida

dan

herbisida

merupakan

bahan

karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak,


karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh
populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa)
dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan
tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat
dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut
yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta
penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan
yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk
paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar,
pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
Pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.


Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia
asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni
piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi
DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat
Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang
pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman
tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini
memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia
derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah
Terdapat beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran
tanah, antara lain dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan
cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi
dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak
beracun (karbon dioksida dan air).
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan
ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah

tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan
di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.
Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak
menggunakannya. Cara ini merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama
tanah mengakibatkan hasil produksi menurun.
Cara yang dapat ditempuh antara lain pengaturan jenis tanaman dan
waktu tanam, Memilih varietas tanaman yang tahan hama, menggunakan musuh
alami untuk hama, menggunakan hormon serangga, pmandulan (sterilisasi),
serta memanfaatkan daya tarik seks untuk serangga
Penting untuk diperhatikan adalah prosedur penggunaan dan perlakuan
terhadap penggunaan bahan kimia seperti pestisida dan bahan kimia lainnya.
Karakteristik pestisida ini terbagi menurut struktur kimia dan komposisi materi
penyusunnya,

sehingga

prosedur

penyimpanan

dan

penggunaan

harus

disesuaiakan dengan prosedur.


Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, google, serta pakain
kerja yang memadai penting dilakukan agar bahan tidak kontak langsung
dengan tubuh dan lingkungan sehingga mencemari lingkungan. Sedangkan
perlakukan yang harus diterapkan pada sampah hasil kegiatan, sebagaimana
prinsip penanganan sampah lainnya harus selalu diperhatikan, misalnya dengan
prinsip Reuse, Recycling, Reducing, dengan metode-metode sanitary landfill,
dumping, grinding, composting, incineration, atau derngan metode pirolisis.
Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk
saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan,
maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian pada dasarnya kita semua
sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan
dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik
secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.

Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya


pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam
bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan
sebagai berikut:
Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk
tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi
terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme
antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah
secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses
pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan
tanah.
2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar
sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara
individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman,
sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat
dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian
dikubur.
3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat
yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
4) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak
berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau
karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
5) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan
namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.

6) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik


yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
Langkah penanggulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan
terhadap pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya
mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau
mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan
terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah.
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan
oleh pencemaran tanah. Diantaranya adalah :
1.

Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk

membersihkan

permukaan

tanah

yangtercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan exsitu

(atau

off-site).

Pembersihan

on-site

adalah

pembersihan

di

lokasi.

Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah
aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan
ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak
yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site
ini jauh lebih mahal dan rumit.
2.

Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracunatau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Kita juga dapat melakukan penanganan-penanganan seperti:

Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah


cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah,
agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang

bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan,


plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu,
kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi
ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.

Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata,
berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur
dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan
penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di
tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke
dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.

Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk
tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.

Nurmeitha mega putri


Nurhaliza
Shidqi R.
M. iqbal tri
M. farros

Anda mungkin juga menyukai