KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena dengan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yamg berjudul “TUMBUH KEMBANG SERTA
KARAKTERISTIK ANAK SEKOLAH DASAR“ ini dengan penuh kemudahan, tanpa
pertolongan-Nya mungkin makalah ini tidak dapat kami selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang pertumbuhan dan
perkembangan serta karakteristik anak sekolah dasar.Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Novitawati, S.Psi yang
telah membimbing kami dalam belajar dan juga pembuataan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya.Hal ini
disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang kami miliki.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan penusunan
selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2.1. Pengertian Individu
2.2.2. Karakteristik Individu
2.2.3. Perbedaan Individu
2.3.3 Macam – macam Keterampilan yang Perlu dimiliki Pada Anak Sekolah Dasar
2.4.1. Hukum Chepalocoudal
2.4.2. Hukum Proximodistal
2.4.3. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan
diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan
bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber
daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada
anggota masyarakatnya; kepada peserta didik.
Dewasa ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola pertumbuhan
maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi kelancaran proses
pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan maupun
perkembangan peserta didikinya maka akan terjadi beberapa hambatan dalam proses
pembelajaran seperti : kurang difahaminya materi yang disampaikan pendidik.
Disamping itu, kami membuat makalah ini dengan harapan agar penulis dapat lebih mendalam
lagi dalam mempelajari perkembangan peserta didik memahami pengertian anak SD dan
pertumbuhan dan perkembangan anak usia SD guna mendukung metode pembelajaran kelak.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.3. TUJUAN
PEMBAHASAN
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan
struktur biologis. Pertumbuhan adalah peruahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam
perjalanan waktu tertentu. “Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah). Hasil pertumbuhan anatra lain berwujud
bertambahnya ukuran kuantitatif seperti panjang. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai
perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan.
Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada,
dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya.
(Hosnan 2016:32).Sedangkan perkembangan adalah perubahan yang berkesinambungan dan
progresif dalam organism, dari lahir sampai mati dan tidak dapat diulang kembali. Pada
dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan
psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari
konsepsi(pembuahan ovum oleh sperma). Sedangkan perubahan psikis keseluruhan karakteristik
psikologis individu seperti perkembangan kognitif, emosi, social dan moral.perkembangan juga
dapat diartikan proses bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh.Sebagai
contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurab kemudian setelah kira-kira 7 bulan
sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat
berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat
berjalan dengan lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari.Maka proses perubahan tarsebut
dinamakan dengan perkembangan.
a. Pertumbuhan fisik
b. Intelek
c. Emosi
d. Sosisal
e. Bahasa
f. Bakat Khusus
g. Sikap, Nilai dan Moral
c. Variasi waktu muncul, lama, dan efek dari tiap tahapan tumbuh kembang
f. Differensiasi
g. Hal yang unik_ setiap individu cendrung mencapai potensi maksimum perkembangannya
h. Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkolerasi dengan aspek lainnya
Dalam aspek fisik terjadi perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh lainnya, dan
aspek psikis adalah semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan
berpikir, mengingat, serta menggunakan imajinatif kreatif.
Dilihat dri sudut fisik terjadi perubahan operasioanl antara kepala, anggota badan, dan anggota
gerak dan pada aspek psikis terjadi perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas, dan
perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada
orang lain(khususnya teman sebaya).
Dalam aspek fisik yaitu tumbuh dan pergantian gigi dan matangnya organ-organ seksual pada
usia remaja, baik primer (menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada pria) maupun sekunder
(membesarnya pinggul dan buah dada pada wanita, dan tumbuhnya kumis serta perubahan suara
pada pria. Dan untuk aspek psikis yaitu berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan, lingkungan alam, nilai-nilai moral dan agama.
- Aspek yang berubah pada pertumbuhan yang berubah adalah aspek fisik saja, sedangkan
pada perkembangan aspek yang berubah adalah aspek fisik dan psikis.
c. Perkembangan terjadi dengan baik jika didukung oleh pertumbuhan yang normal
2.2.1. Pengertian Individu
Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi yang utuh, pilah, dan khas.Ia
sebagai subjek yang merupakan suatu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai kemampuannya
untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan dengan Tuhan yang
menciptakannya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak
yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa
perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Jadi anak
dibantu oleh guru, orangtua, dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkan kapasitas dan
potensi yang dibawanya dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
2.2.2. Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang
diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakana karakteristik keturunan
yang dimiliki sejak lahir , baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial
psikologis. Pada masa lalu ada keyakinan, kepribadian terbawa pembawaan (heredity) dan
lingkungan merupakan dua faktor yang terbentuk karena faktor terpisah, masing-masing
mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya
sendiri-sendiri. Namun kemudian makin disadari bahwa apa yang dipikirkan dan dikerjakan
seseorang, atau apa yang dirasakan oleh seorang anak, remaja atau dewasa, merupakan hasil
perpaduan antara apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh
lingkungan.
Tanpa memperdulikan berapa umur seorang anak, karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan
yang dibawanya ke sekolah akhirnya terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan hal itu tampaknya
mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasilannya di sekolah dan masa perkembangan
hidupnya di kelak kemudian.
Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keluarga ayah
dan garis keluarga ibu. Sejak saat tejadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru itu
secara berkesinambungan dipengaruhi oleh banyak dan bermacam-macam faktor lingkungan
yang merangsang masing-masing perangsang tersebut, baik secara terpisah atau terpadu dengan
rangsang yang lain semuanya membantu perkembangan potensi-potensi biologis demi
terbentuknya tingkah laku manusia yang dibawa sejak lahir. hal itu akhirnya membentuk suatu
pola karakteristik tingkah laku yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu yang
berkarakteristik berbeda dengan individu-individu lain.
2.2.3. Perbedaan Individu
Dalam kajian psikologi, masalah individu mendapat perhatian yang besar, sehingga melahirkan
cabang psikologi yang dikenal denganindividual psychology differential atau psychology, yang
memberikan perhatian besar terhadap penelitian tentang perbedaan antarindividu.
Secara umum, perbedaan individual di bagi menjadi dua, yaitu perbedaan secara vertikal dan
secara horizontal.Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah, seperti
bentuk, tinggi, besar, kekuatan, dan sebagainya.Perbedaan horizontal adalah perbedaan individu
dalam aspek mental, seperti tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi, tempramen, dan
sebagainya.berikut ini akan diuraikan beberapa aspek perbedaan individual peserta didik
tersebut.
1. Perbedaan fisik-motorik
Perbedaan individual dalam fisik tidak hanya berbatas pada aspek-aspek yang teramati oleh
pancaindera, seperti bentuk atau tinggi badan , warna kulit, warna mata atau rambut, jenis
kelamin, nada suara atau bau keringat, melainkan juga aspek-aspek fisik yang hanya dapat
diketahui setelah diperoleh informasi atau diadakan pengukuran usia, berat badan, kecepatan lari,
golongan darah, pendengaran, penglihatan, dan semacamnya yang tidak dapat diamati
perbedaannya dengan penginderaan.
2. Perbedaan Intelegensi
Intelegensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran, atau intelektual dan merupakan bagian
dari proses kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi. Secara ilmu intelegensi dapat dipahami
sebagai kemampuan beradaptasi dengan situasi yang baru secara cepat dan efektif. Untuk
mengetahui tinggi rendahnya intelegensi peserta didik para ahli telah mengembangkan instumen
yang dikenal “tes intelegensi”, yang kemudian lebih popular dengan istilah Intellence
Quotient, disingkat IQ. Berdasarkan hasil tes intelegensi, peserta didik dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
Genius adalah sifat pembawaan luar biasa yang dimiliki seseorang sehingga ia mampu mengatasi
kecerdasan orang-orang biasa dalam bentuk pemikiran dan hasil karya. Sedangkan idiot atau
pandir adalah penderita lemah otak yang hanya memiliki kemampuan berpikir setingkat dengan
kecerdasan anak yang berumur 3 tahun (Murasal, 1981:46).
Kemampuan berbahasa adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam
bentuk ungkapan kata dalam kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan
berbahasa anak didik berbeda-beda , ada yang berbicara lancer, singkat dan jelas, ada pula yang
gagap berbicara, berbelit-belit dan tidak jelas.
Dari hasil beberapa penelitian bahwa faktor natur dan nurture(pembawa dan lingkungan) sangat
memengaruhi perkembangan bahasa anak. Oleh karena itu, tidak heran kalau antara individu
yang satu dengan yang lain berbeda dalam kecakapan bahasanya. Faktor yang memengaruhi
perbedaan kecakapan berbahasa anak yaitu faktor kecerdasan, pembawaan, lingkungan fisik,
terutama orang berbicara, dan sebagainya.
4. Perbedaan Psikologis
Perbedaan psikologis peserta didik juga terlihat dari aspek psikologisnya.Ada anak yang mudah
tersenyum, gampang marah, berjiwa sosial, sangat egois, cengeng, pemalas, rajin, da nada pula
yang pemurung dan seterusnya.
Persoalan psikologis memang sangat kompleks dan sangat sulit dipahami secara tepat, karena
menyangkut apa yang ada di dalam jiwa dan perasaan peserta didik. Bukan brarti seorang guru
mengabaikan kondisi tersebut. Salah satu cara yang mungkin dilakukan adalah dengan
melakukan pendekatan kepada peserta didik secara pribadi. Dengan cara ini, mungkin guru dapat
mengenal peserta didik tersebut lebih dalam, keinginan-keinginannya, kebutuhan-kebutuhannya
yang ingin dicapainya.
2.3. PENGERTIAN ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai
sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua. Banyak ahli menganggap
masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada
masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa, 2006 :
89).
Menurut Wong (2008 : 56), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah
menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas
perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang
lainnya.Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.
Masa anak-anak (late childhood) berlangsung antara usia 6 sampai 12 tahun dengan ciri-ciri
utama sebagai berikut: 1) memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok
sebaya (peer group); 2) keadaan fisik yang memungkinkan/mendorong anak memasuki dunia
permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani; 3) memiliki dorongan
mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang luas.
Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok (gangage), di mana anak mulai mengalihkan
perhatian dan hubungan intim dalam keluarga kerjasama antara teman dan sikap-sikap terhadap
kerja atau belajar (Gunarsa, 2006 : 66).
Dengan memasuki SD salah satu hal penting yang perlu dimiliki anak dalam kematangan
sekolah, tidak saja meliputi kecerdasan dan ketrampilan motorik, bahasa, tetapi juga hal lain
seperti dapat menerima otoritas tokoh lain di luar orang tuanya, kesadaran akan tugas, patuh pada
peraturan dan dapat mengendalikan emosi-emosinya.Pada masa anak sekolah ini, anak-anak
membandingkan dirinya dengan teman-temannya di mana ia mudah sekali dihinggapi ketakutan
akan kegagalan dan ejekan teman. Bila pada masa ini ia sering gagal dan merasa cemas, akan
tumbuh rasa rendah diri, sebaliknya bila ia tahu tentang bagaimana dan apa yang perlu
dikerjakan dalam menghadapi tuntutan masyarakatnya dan ia berhasil mengatasi masalah dalam
hubungan teman dan prestasi sekolahnya, akan timbul motivasi yang tinggi terhadap karya
dengan lain perkataan terpupuklah”industry”.
2.3.3 Macam – Macam Keterampilan yang Perlu dimiliki Pada Anak Sekolah Dasar
Menurut Gunarsa (2006 : 38), dengan memasuki dunia sekolah dan masyarakat, anak-anak
dihadapkan pada tuntutan sosial yang baru, yang menyebabkan timbulnya harapan-harapan atas
diri sendiri (self-expect-action)dan aspirasi-aspirasi baru, dengan lain perkataan akan muncul
lebih banyak tuntutan dari lingkungan maupun dari dalam anak sendiri yang kesemuanya ingin
dipenuhi. Beberapa keterampilan yang perlu dimiliki anak pada fase ini meliputi antara lain :
c. Keterampilan sekolah ( school-skills) : meliputi penguasaan dalam hal akademik dan non
akademik.
Menurut Hurlock, orang tua, pendidik, dan ahli psikologis memberikan berbagai label kepada
periode ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari periode anak usia sekolah,
yaitu sebagai berikut:
Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak
dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya.
Suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan
kamarnya sangat berantakan.Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai kerapihan
dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau orang tua
mengharuskan melakukannya dan mengancam dengan hukuman.
Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan memiliki rasa keingintahuan yang
besar terhadap lingkungan sekitar.Hal ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan
mereka.Rasa ingin tahu tersebut memberikan kesempatan kepada anak dalam belajar mengenal
sesuatu.
Interaksi anak dengan lingkungannya misalnya dengan teman seumuran maupun guru akan
membuat anak belajar untuk mengembangkan aspek sosial dan emosi mereka. Interaksi dengan
teman sebaya akan memberikan pengalaman dalam bersosialisasi dan berkomunikasi, seperti
bermain bersamasama, mau berbagi, mau mengalah dan sebagainya. Sedangkan interaksi anak
dengan lingkungan alam akan memberikan perasaan santai dan rileks. Kondisi inilah yang sangat
dibutuhkan anak dalam proses belajar dan bermain.
Bagi setiap makhluk hidup, sejak kelahirannya dan dalam menjalani kehidupan seterusnya
terdapat dasar-dasar dan pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dangan jenisnya.Di
samping itu terdapat pula pola-pola yang berlaku khusus sehubungan dengan sifat-sifat
individualnya.Pola-pola ini mempunyai arti yang universal yang bisa berlaku di mana-mana.Pola
kehidupan yang dimaksudkan bisa dipergunakan sebagai patokan untuk mengenal ciri
perkembangan anak-anak, misalnya anak-anak di Amerika, anak-anak di Asia, dan juga bagi
anak-anak di Indonesia.Itu semua karena ciri dan sifatnya yang universal. Lingkungan dan latar
belakang kebudayaan masing-masing bangsa mempengaruhi pola pertumbuhan dan
perkembangan bangsaitu, dan dengan demikian, akan terjadi atau terbentuk karakteristik-
karakteristik yang menjadi pola khusus bangsa yang bersangkutan. Di antara pola-pola khusus
itu, dan bahkan antara pribadi dengan pribadi, juga terdapat perbedaan-perbadaan tertentu.
Perbedaan tersebut akan lebih jelas apabila dibandingkan secara keseluruhan pribadi bangsa-
bangsa itu.
2.4.1. Hukum Chepalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai
dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-
bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin.Seorang bayi
yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih “matang”
daripada bagian-bagian tubuh lainnya.Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat
daripada anggota badan lainnya.Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal, maupun anak-
anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama
perbandingan ini makin besar.
2.4.2. Hukum Proximodistal
Hukum proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum
ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.Alat-alat tubuh yang terdapat
di pusat, seperti jantung, hati dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota
tubuh yang ada di tepi.Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat
itu lebih vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa
melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila
terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.
Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu faal masih banyak lagi ketentuan
yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi, serta kefaalan anggota tubuh.
Misalnya dalam hal kematangan, anggota-anggota tubuh akan tumbuh, berkembang, dan
berfungsi yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Contohnya terlihat pada kelenjar-kelenjar
kelamin, yang baru mulai berfungsi (matang) ketika anak memasuki masa remaja.Pada saat ini
terjadi perubahan besar pada bentuk tubuh, yang bahkan juga mempengaruhi perubahan pada
kehidupan psikis nya.
Pada setiap aspek terjadi proses pekembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian
secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi seperti
dikemukakan oleh Werner. Anak lebih dahulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah,
tepuk tangan terlebih dahulu daripada menggerakkan jari-jari tangannya. Anak akan mampu
lebih dahulu menggerakkan tubuhnya sebelum ia bisa mempergunakan kedua tungkainya untuk
menyangga batang tubuhnya, melangkahkan kaki dan berjalan.
Contoh penahapan dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi: masa pra-lahir, masa
jabang bayi (0 - 2 minggu), masa bayi (2 minggu - 1 tahun), masa anak pra-sekolah (1 – 5 tahun),
masa sekolah (6 – 12 tahun), masa remaja (13 – 21 tahun), masa dewasa (21 – 65 tahun), dan
masa tua ( 65 tahun ke atas).
Dalam praktek sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan
perkembangan mental, yakni:
a) Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggl dari patokan umum,
tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu.
Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat kemtangan fungsi-fungsi.
Pada saat itu terlihat adanya selingan di antara cepat dan lambatnya perkembangan, yang kurang
lebih tetap/konstan sifatnya.Inilah yang disebut sebagai irama perkembangan.
Setiap perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat, akan tetapi menurunkan suatu
pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula,yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari
dalam diri anak. Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh seorang pendidik untuk mengubah,
mempercepat atau memperlambat tempo dan irama perkembangan tersebut.
2.5. KARAKTERISTIK UMUM ANAK USIA SD
Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yan berlangsung dari usia enam tahun
hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Kaakteristik utama siswa sekolah dasar
adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di
antaranya, perbedaan dalam integlasi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan
kepribadiaan dan pekembangan fisik anak.
Menurut Erikson perkembangan psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak mulai
memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Pristiwa penting pada tahap ini anak
mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan teknologi masyarakat, di samping itu roses
belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah.
Sedang menurut Thornburg anak sekolah dasar meruakan individu yang sedang berkembang,
barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap anak sekolah dasar sedang berada
dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik.Tingkah laku mereka dalam
menghadapi lingkungan sosial mupun non sosial meningkat.
Piaget menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpristasikan
dan beradaptasi dengan lingkngannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak
memiliki struktur kognitif yang disebutschemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran
sebagai hasil pemahaman terhadap objek dengan konsep yang ada dalam lingkunganya.
Pemahaman tentang objek tesebut belangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek
dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-
konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus
menerus, akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuaan baru menjadi seimbang. Dengan
cara seperti itu, secara betahap anak dapat membangun pengetahuaan melalui interaksi dengan
lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut maka prilaku anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek
dari dalam dirinya dan lingkungannya. Konsep tersebut tidak dapat di pisahkan karena memang
proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lngkungannya.
Berdasarkan uraian di atas anak pada usia sd berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang
usia tersebut, anak menunjukan prilaku belajar sebagai berikut :
5. Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar luas, dan berat.
1. Konkret
Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret, yakni yang dapat
dlihat, di dengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dngan titik penekanan pada pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar.
2. Integratif
Pada konsep ini, anak memandang sesuatu yang di pelajari sebagai suatu keutuhan, mereka
belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara
berfikir anak yang deduktif, yakni dari halumum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada konsep ini cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dai hal-hal yang sederhan
ke hal-hal yang lebih kompleks.
1. Senang bermain,
Dunia anak adalah dunia bermain (playing is the world of children). Bermai merupakan aktivitas
utama yang dilakukan dalam kehidupan anak.Anak melaukan kegiatam bermain dengan
sungguh-sungguh.Karena bermain memberi kesenangan dan kebahagiaan dalam diri anak.
Kegiatan bemain akan memberi manfaat positif untuk pengembangan potensi anak dalam
pengembangan anak.
Sebagai calon guru sd kita harus mengetahui karakter anak sehingga dalam penerapan metode
atau model pembelajaran bisa sesuai dan memncapai sasaran, misalnya model pembelajaran
yang santai namun serius, bermain sambil belajar, karena anak pada usia ini mudah bosan
apabila terlalu dipaksakan belajar, maka dari itu belajar sambil bermain pada usia ini sangat di
perlukan.
2. Unik.
Artinya sifat anak berbeda beda satu sama lain, anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan
latar belakang kehidupan masing masing. Meskipun terdapat pola urutan umum dalam
perkembangan anak yang dapat dipredeksi, pola perkembangan belajar tetap memiliki pebedaan
satu sama lain.
3. egosentrisme.
Anak lebih cenderung melihat dan memahami Sesutu dari sudut pandang dan kepentingan
sendiri. Bagi anak, sesuatu itu akan penting sepanjang terkait akan dirinya.
Anak lazimnya senang melakukan berbagai aktifitas. Selama terjaga dari tidur, anak seolah-olah
tidak pernah lelah, tidak pernah bosan, dan tidak berhenti dai aktivitas, terlebih lagi anak
dihapkan dengan aktivitas baru dan menantang.
Anak cnderung banyak memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang
sempat dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal-hal baru.
Terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat, anak lazimnya senang menjelajah, memncoba, dan
mempelajari hal-hal baru.Anak senang membongkar pasang alat-alat mainan yang baru
dibelinya. Kadang-kadang iaterlibat secara intensif dalam kegiatan memperhatikan, memainkan,
dan melakukan sesuatu denagn benda-benda yang dimilkinya.
7. Spontan.
Prilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak ditutup tutupi sehingga
mereflesikanapa yang ada dalam perasaan dan pikirannya.Ia akan marah kalau ada yang
membuatnya jengkel, ia akan menangis kalau ada yang membuatnya sedih, dan ia pun akan
memperlihatkan, wajah ceria kalau ada yang membuatnya bergembira, tidak peduli di mana dan
dengan siapa ia berada.
Anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. Anak tidak saja senang terhadap cerita-cerita hayal
yang disampaikan oleh orang lain, tetapi ia sendiri juga senang bercerita kepada orang lain.
Kadang-kadang ia bercerita memlebihi pengalaman aktualnya atau kadang-kadang bertanya
tentang hal-hal yanggaib sekalipun
9. Masih mudah frustasi.
Umumnya anak masih mudah frustasi, atau kecewa bila menghadapi sesuatu yang tidak
memuaskan.Ia mudah menangis atau marah bila keinginannya tidak terpenuhi. Kecenderungan
prilaku anak ini terkait dengan sifat egosentrisme yang masih kuat, sifat spontanitasnya yang
masih tinggi, serta rasa empatinya yang masih terbatas.
Sesuai dengan perkembangan anak cara berfikirnya, anak lazimnya belum memiliki rasa
pertimbangan yang matang. Termasuk berkenaan dengan hal-hal yang membahayakan.Ia
kadang-kadang melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya dan orang lain.
Anak pada lazimnya memiliki daya perhatian yang pende, kecuali terhadap sesuatu hal-hal yang
secara intrensik menarik dan menyenangkan.Ia masih sangat sulit untuk duduk dan
memperhatikan sesuatu dalam jangka waktu yang lama.
Anak senang melakukan berbagai aktiviatas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah
laku pada dirinya.Ia senang mencari tahu tentang berbagai hal, mempraktikan berbagai
kemampuan keterampilan, serta mengembangkan konsep dan keterampilan baru. Namun tidak
seperti orang dewasa, anak cenderung banyak belajar dari pengalaman melalui interaksi dengan
benda dan atau orang lain daripada belajar dari symbol.
Seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman sosial, anak semakin berminat terhadap
orang lain. Ia pun mulai menunjukkan kemampuanya untuk bekerjasama dan berhubungan
dengan teman-temanya. Ia memiliki pengusaan perbendaharaan kata yang cukup untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
3.2.SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini, kami dan semua pembaca dapat memahami tentang
konsep pertumbuhan dan perkembangan, karakteristik individu serta
pertumbuhan/perkembangan anak usia sekolah dasar dengan karakteistik umumnya. Dan kami
berharap pembaca dapat menyerap, mengambil nilai positif dan dapat mengamalkan atau
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari apa saja yang terdapat dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, S., & Sugandhi. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Putri, EWS. 2010. Karakteristik Anak SD.http://evie4210.blogspot.co.id/. (Online, diakses 17
februari 2017)